Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ROMANSA KISAH SI KUCING GARONG

znlHbr7.jpg



ROMANSA KISAH SI KUCING GARONG

MALAM PEKAT

6YPiVYT.jpg



GUNAWAN

5DVTOeL.jpg


SARI

Cerita yang lalu..

Rupanya malam itu Sari sedang berada pada nafsu tertingginya sehingga jadi tak tanggung-tanggung dalam mengulum. Malah dia membawa tangannya mas Gun ke buah dadanya agar kembali meremas-remas.

“Mhhh… pijit yang keras, Mas!“ Sari meliuk-liukkan tubuh, sambil tangannya memegangi penis mas Gun yang terlihat mengkilap oleh air liurnya.

“Terus, Sar. Kulum lagi! Ayo, rasakan betapa besar kontolku!“ Dengan penuh nafsu mas Gun meremas-remas; dia merengkuh buah dada Sari dengan tangan kanan, sedang tangan kirinya merapikan rambut panjang Sari yang sedikit awut-awutan.

Sari kembali menghisap, semakin keras dan kuat. Mas Gun jadi sedikit kewalahan menghadapinya. Apalagi sambil menghisap, Sari juga mengocok-ngocoknya lembut, sesekali diperas-peras, lalu dimasukkan lagi ke dalam mulutnya dalam posisi setengah membungkuk.

Mas Gun hanya bisa mengerang sambil terus meremas-remas buah dada yang berada di dalam genggaman tangannya

“Diteruskan apa nggak, mas e?” Sari menghentikan kulumannya dan memandang ragu. “Sepertinya Mas sudah nggak kuat,”

Dia ingin melepaskan genggaman tangannya di selangkangan Mas Gun, namun gagal karena lelaki itu keburu meremas-remas buah dadanya gemas.

Mas Gun memutar-mutar putingnya, lalu meremas lagi buah dada yang berukuran besar itu. Mas Gun merasa beruntung bisa menggauli dan menyebutuhi wanita secantik Sari, yang ternyata sangat haus dan lapar akan belaian lelaki.

“Ughh… Sar! Terus! Jangan berhenti!” mas Gun mendesis tak karuan karena Sari kembali asyik mengulum batang penisnya.

Tampak benda panjang itu memenuhi seluruh mulutnya, bergerak keluar-masuk, sambil kadang-kadang dikocok lalu dimasukkan lagi, bahkan buah zakar mas gun juga tak lepas dari jilatan lidah nakal Sari. Giginya yang sesekali menyentuh di ujung penis membuat Mas Gun menengadah ke atas. Dia hanya bisa merapikan rambut Sari yang hanya sebahu itu agar tidak menganggu.

“Kamu sungguh nafsuin, Sar.” erang mas Gun.
“Pelan-pelan aja ngemutnya, lakukan dengan penuh perasaan… jangan terburu-buru begitu.“

Dia meremas buah dada Sari yang sebelah kiri, dan perempuan itu pun melenguh keras, “Auhh…mas! Hmm… mmm…“ rintih Sari dengan napas memburu.

Dia seperti penasaran ingin memaksa Mas Gun agar lekas muncrat. Dikeluarkannya penis lelaki itu dan dikocok-kocoknya gemas, setelah itu dimasukkan lagi dan disedot-sedot rakus.

“Ughh… Sar! Sialan kau!” erang Mas Gun sambil mencoba untuk rileks. Dia menjatuhkan badannya ke belakang, sekarang telentang di atas kasur, sementara Sari terus memacu batang penisnya dengan mengulum sangat buas.

“Aku nggak tahan, Sar! Terus! Oohh… aku mau…“ Mas Gun merasakan penisnya serasa mau jebol.

Mengetahui hal itu, Sari buru-buru menghentikan kulumannya. Dia memencet penis Mas Gun kuat-kuat sambil berkata, “Jangan dulu, mas. Lebih baik masukkan ke dalam memekku, ntar keluarin di sana.” katanya sambil merangkak menindih.

Mas Gun,lantas memberikan ciuman mesra di bibir Sari, sambil tangannya meremas gemas dada perempuan cantik itu. “Aku suka bentuk buah dadamu, Sar. Padat dan besar sekali,“ katanya memuji.

“Masak sih?” Sari menggelinjang suka. “Emang punya mbak berta kecil? Kayaknya juga besar deh,”

“Memang besar, tapi sudah turun.” mas Gun mendesah. “Ayo, Sar, cepat adu kontolku sama memekmu.” desaknya tak sabar.

“Iya, Mas. Maksa amat,” Sari tertawa menggoda. “Tapi sebentar ya,” Dengan genit dia berdiri dan berjalan keluar. Masih dengan tubuh telanjang, Sari melangkah ke depan untuk mengunci semua pintu dan jendela, lalu balik lagi tak lama kemudian.



=== oOo ====


“Sudah siap, mas?” tanyanya sambil memamerkan keindahan tubuhnya yang memang sangat menggairahkan.

Tanpa ragu mas Gun mengangguk mengiyakan. Matanya menatap tak berkedip, jakunnya turun-naik, sementara batang penisnya terlihat semakin mengeras panjang. “Ayo, Sar, cepetan!” lambainya penuh semangat.

Lagi-lagi Sari menanggapinya dengan tertawa genit. “Silakan nikmati tubuhku kalau memang mas suka. Malam ini menjadi milik kita berdua. Mas akan kupuaskan, asal tiap kali orgasme ditukar dengan tunggakan satu bulan sewa rumah.”

“Terserah kamu, Sar. Pokoknya beri aku kenikmatan, dan apapun yang kamu minta pasti akan kupenuhi.” Lengan mas Gun menggapai, meraih tubuh molek Sari dan menjatuhkannya ke dalam pelukan.

“Kupegang kata-kata mase,loh“, ujar Sari sambil kembali mengocok penis, bisa dirasakannya benda itu sudah sangat ngaceng dan keras, malah lebih keras dari sebelumnya. “Kok gede banget, mas?“ katanya dengan khawatir

“Iya, biar enak saat mengoyak memekmu.“ jawab mas gun sambil mengangkat badan telanjang Sari dan menggulingkannya telentang, lalu ia tindih dengan gemas. Bibirnya kembali memberikan ciuman, dan Sari membalas pagutan itu dengan tak kalah ganas.

“Eghh… mas!” rintihnya ketika tangan mas gun bekerja meremas-remas gundukan buah dadanya. Sari menggelinjang tak karuan, bibirnya semakin kewalahan melayani lumatan mas Gun, sampai-sampai dia mendorong kepala laki-laki itu agar dapat sedikit bernapas.

Namun belum ada tiga detik lepas, Mas Gun kembali menyerbunya, akibatnya Sari jadi benar-benar tak dapat bergerak. Dia bernapas pendek-pendek, sekedar memberi ruang pada paru-parunya, sementara kakinya naik menjepit pinggul mas Gun hingga batang penis laki-laki tua itu terhimpit erat di antara selangkangannya. Sari meraih dan memegangnya, mencoba untuk memasukkan, tapi lekas ditahan oleh Mas Gun.

“Belum, Sar! Sebelum aku menjilati memekmu, tak akan kumasukkan penisku ke lubangmu!“ kata mas Gun sambil kembali menyerbu bibir.

Dari bibir, kepalanya turun menciumi leher jenjang Sari. Dia memberi pagutan ringan di sana, lalu turun menuju buah dada Sari yang bulat besar. Lantas mas Gun meremas-remasnya gemas, sebelum kemudian mulutnya mulai mengulum puting Sari yang berwarna coklat muda.

“Agghh… Pak!” Sari tentu menggelinjang, apalagi saat Nas Gun menggigit pelan sambil sesekali menghisap-hisap rakus. Dari yang kanan, dia berpindah ke buah dada sebelah kiri, sedang tangannya terus meremas-remas kuat, mengusap dan memijiti keduanya tanpa henti.

“Mas! Ooh… enak sekali! Oghh… terus, Mas! Remas yang keras!“ Sari mengerang. Desahan dan lenguhannya terdengar memenuhi seluruh sudut kamar.

Mas Gun masih bermain-main di buah dada itu selama beberapa saat, sebelum kemudian mulai turun ke perut. Gemas dia menjilati pinggang Sari yang masih nampak langsing, juga ia tarik kedua kaki perempuan cantik itu agar lebih mengangkang. Tak berkedip dipandanginya belahan memek Sari yang sudah sangat becek namun tertutup agak rapat.

Dia bisa melihat dengan jelas pintu gua yang dihiasi oleh jembut lebat, yang walau begitu rimbun namun tak dapat menyembunyikan keindahannya. Aroma khas kewanitaan tercium kuat, menyengat di hidung. Tapi Mas Gun justru menyukainya. Inilah yang ia cari, dan tanpa menunggu lama mulai ia jilati. Lidahnya bergerak dari atas ke bawah, menyapu selembut mungkin, menyusuri belahan serta lorongnya yang terasa licin dan lengket.

“Aughh! Geli, mas!” Sari menggelinjang ke sana kemari. Tangannya meremas sprei, sementara bibirnya digigit perlahan. “Sshh… aghh…“ erangnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Mas Gun menguak lubang mungil itu dengan menggunakan lidahnya, disingkapnya sedikit demi sedikit hingga terlihat lorongnya yang begitu sempit dan gelap. Setiap lidahnya menerobos, tubuh molek Sari langsung mengejang hebat; badannya meliuk-liuk, sementara desahan serta rintihan tak kunjung berhenti keluar dari mulutnya yang tipis.

Dia terus menjilat dan menghisap-hisap, bahkan dia melakukannya dengan lebih keras agar dapat membuat Sari menjerit, dan harapan itu pun langsung terkabul.

“Aaaaaaaah… e-enaak, mas!!“ jerit perempuan cantik itu penuh rasa suka.

Sesekali Mas Gun juga menyentil-nyentil permukaan klitoris Sari dengan ujung lidah, dan akibatnya Sari kini menaikkan pinggulnya sambil tangannya meraih-raih mencoba mencari pegangan

“Arghh… nghf… sshh…” Sari menekan kepala Mas Gun, namun tak lama kemudian melepaskannya saat Mas Gun mencucup rakus. Berpegangan pada bantal dan sprei, Sari hanya bisa menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri untuk mengimbangi.

“Ohh… s-saya nggak tahan, mas! Ahh.. uuh… hu-huhu…“ mengerang kalut, Sari segera menjepit kepala Mas Gub dengan kedua pahanya yang putih mulus. Dari lubang vaginanya memancar cairan orgasme yang sangat deras, bahkan sampai menyemprot ke muka Mas Gunawan yang masih terus menghisap nakal.

“Ughh… hhh… ahh…” Sambil mengejan, Sari membiarkan Mas Gunawan meremas-remas gundukan buah dadanya. Dia hanya bisa menegang kaku, lalu tubuhnya yang lemas jatuh berdebam ke atas ranjang.

Mas Gunawan tersenyum memandanginya, dengan tangan terus asyik meremasi buah dada. Dibiarkannya Sari menikmati orgasmenya sejenak. Perempuan itu terpejam, dan saat membuka mata hanya terlihat warna putihnya saja. Mas Gun berbaring di sampingnya dengan bertelekan tangan miring.

“Enak, Sar?” tanyanya tanpa ragu.

Sari hanya bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban.

“Mau diterusin?” Mas Gun tersenyum menggoda.

Sari mengangguk lagi.

“Tapi, kamu kudu janji,“

“Janji apa?” tanya Sari dengan dahi berkerut.

“Bilang kalau kamu suka kontolku!“ goda Mas Gunawan mengerjainya.

“Ogah ah,Mas.“ Sari menggeleng merajuk.

Mas Gun tetap diam tak memberi rekasi, dia hanya memandang kesintalan tubuh Sari yang tanpa busana itu. Karena lama tak memberi jawaban, akhirnya Sari membuka suara.

“Baiklah, Mas,” desahnya lirih. “Saya suka penis mas Gun.., Cepat masukin kontol bapak ke lubang memekku. Sodok yang keras ya!” ujarnya sambil mengangkangkan kaki, minta untuk dinaiki

Dia segera memposisikan diri. Sambil memegangi penisnya, dia berjongkok di depan selangkangan Sari. Diarahkannya benda hitam panjang itu ke lubang kemaluan Sari yang sudah merekah indah dan terlihat sangat becek. Lubang itu sempit, dan Mas Gun merasa kesulitan saat berusaha mengoyaknya.

“Ihh, kontol mas gedhe. Bikin sakit… tapi, pasti nanti juga bikin ketagihan!” ujar Sari dengan nada genit.

“Aku pastikan, Sar, kamu akan selalu rindu sama kontolku,” sahut mas Gun sambil memajukan batangnya, terus menekan dan mendorong.

“Auw! Pelan-pelan aja, Mas e!” Sari meringis kesakitan ketika penis Mas Gun mulai mendesak masuk. “Ini kontol apa mentimun sih?” godanya.

“Hmm… terserah kamu menyebut apa,” Mas Gun ikut meringis merasakan penisnya yang seperti dijepit erat, padahal baru masuk kepalanya saja. “Ngomong-ngomong, berapa sih kontol yang sudah masuk ke memekmu ini, Sar?” tanyanya sambil meremas buah dada Sari yang montok dan besar. Ketika ditangkup, telapak tangannya terlihat tak cukup melingkupi semua bongkahannya.

“Ehm… tiga!” Sari memandang mesra. “Eh, empat… kalau suamiku ikut dihitung juga.”

“Berarti aku yang ke lima, ya?” tanya Mas Gun, tangannya perlahan mengelus paha Sari yang putih dan mulus.

“Ke lima dan seterusnya… karena saya sudah memutuskan kontol Mas yang nantinya akan rajin keluar masuk di dalam memekku. Bagaimana lagi saya bisa membayar uang sewa kalau nggak begini?” Sari berkata sambil mulai menggerakkan pantatnya, menjemput batang penis Mas Gun agar menerobos lebih dalam lagi.

“Kamu memang nakal, Sar.” Mas Gun membiarkan batang penisnya ditelan. “Tapi nggak apa-apa. Aku suka ngeseks sama wanita berbuah dada besar seperti kamu.“ Dia meremas kembali bongkahan payudara Sari, lalu memilin-milin kedua putingnya..

“Ohh.. Mas!” Sari menengadah menikmati remasan tangan itu. “Saya juga suka dengan kontol Mas yang besar, meski susah masuknya.” rintihnya menahan ngilu karena penis Mas Gun sudah tenggelam setengah.

“Ahh… lubangmu aja yang terlalu sempit, padahal sudah sering disodok sama kontol.“ Mas Gun berbisik gemas dan mulai menghujamkan pinggulnya naik-turun agar penisnya semakin amblas.

“Uugghh… Paakkk!!” teriak Sari saat benda panjang itu meluncur, dan tak lama kemudian tenggelam seluruhnya.

“Ooh… memekmu benar-benar menjepit keras, Sar!” pekik mas Gun takjub. Ia peluk perempuan cantik itu, dan kemudian melingkarkan kaki kiri Sari ke arah pinggangnya.

“mas…” Sari merintih berbinar. “kontol Mas benar-benar luar biasa, bukan sembarang kontol. S-saya suka!!“ ujarnya jorok.

Mas Gunawan tersenyum bangga, tak tahu kalau Sari berkata begitu hanya untuk menyenangkan hatinya saja. “Ayo, Sar, bersiap ya… mulai kugoyang sekarang!”

Dengan penis menancap nikmat, Nas Gunmeremas-remas buah dada Sari sebentar. Ia tindih tubuh perempuan itu dan melumat bibirnya, dinikmatinya juga pijatan memek Sari pada batang penisnya yang terasa sangat lembut dan enak sekali.

“Ohh… cepat lakukan, Pak! S-saya sudah nggak tahan!” Dia mengejar bibir Mas Gunawan dengan rakus, membalas setiap lumatannya dengan desah napas memburu.

Sambil tangannya tetap bekerja di buah dada Sari bergantian, Mas Gun mulai bergerak naik-turun menggenjotkan tubuhnya. Dia nikmati tubuh Sari yang montok dan sintal, juga sedikit basah oleh keringat. Rambut Sari yang berantakan malah semakin mempercantik penampilannya, dan gelinjang perempuan cantik itu benar-benar bikin kucing garong yang satu ini kelimpungan.

Berpagut kembali, keduanya saling memuaskan dengan mengimbangi setiap genjotan. Kepala Sari menggeleng ke kanan dan ke kiri, berusaha menahan serbuan mas Gun ke segenap penjuru tubuhnya. Matanya merem melek, dan dia memekik saat Mas Gub semakin cepat mengerjai buah dada dan lorong vaginanya.

“Pak! S-saya… nggg… nggak t-tahan!“ Sari menjerit. Tubuhnya yang montok nampak mulai kepayahan.

“Iya, keluarin aja, Sar!” bisik mas Gun.
“Oh, betapa bodohnya suamimu meninggalkan istri sebahenol kamu.” Dan kembali tangannya mencubiti puting Sari satu per satu.

“Sshh… jangan sebut-sebut dia, Pak!” Sari meminta.

“Saya lebih suka Bapak yang menyetubuhiku.
Ughh… kontol mas gun dua kali lipat lebih gedhe dari punya suami saya yang jelek itu.“ kata Sari, kembali mengumbar kebohongan.

Tapi Mas Gun sepertinya tidak tersadar. Dia terus memacu pinggulnya dengan irama tak teratur; kadang cepat kadang lambat, sesekali juga memutar-mutar, dan Sari menjawab dengan gerakan yang sama. Kedutan yang ia keluarkan membuat penis Mas Gun serasa seperti diremas-remas, nikmat sekali.

“Ooh… aku mau nyampai, Pak! S-sebentar lagi!” pekik Sari dengan tubuh menegang.

“Iya, Sar. Aku juga,” mas Gun buru-buru mempercepat genjotan.

Dipacunya tubuh bahenol istri orang itu sambil memegangi gundukan buah dadanya, sampai vagina Sari jadi menjepit lebih keras dan tak lama kemudian tubuh perempuan itu pun menggelinjang kuat. Kedutannya yang bertubi-tubi membuat Mas Gun harus bersusah payah menahan diri agar tidak turut muncrat.

“Auww… s-saya…. aarghhh!!” Sari menjerit. Tangannya meremas sprei, tubuhnya kelojotan saat memuncratkan lahar kenikmatannya. Cairan itu membasahi penis hitamnya yang masih terbenam jauh, geli sekali rasanya.

Mas Gun terdiam di atas tubuh telanjang Sari, ia berikan ciuman mesra di bibir perempuan cantik itu. Sari hanya bisa menutup mata menikmati orgasmenya, lemas tak dapat bergerak. Mereka saling memeluk dengan posisi terus bertindihan selama beberapa saat.

“mas, belum keluar ya? Ayo dong keluarin. ******* lewat kontol bapak ya, keluarkan di dalam.“ pinta Sari sambil mengelus-elus pipi serta mengelap dahi mas Gun

“Tapi janji ya.. kalo aku ngajak lagi, kamu nggak boleh nolak.“ tawar Mas Gun tersenyum

“Siap, mas. Mana mau aku melepaskan kontolmu yang besar ini.“ Mata Sari berbinar dan memberikan ciuman mesra.

Lantas mas Gun mencabut penisnya dan berguling ke samping, lalu ia duduk di samping Sari. Digelimpangkannya tubuh molek perempuan itu ke depan sehingga posisi Sari sekarang membelakanginya. Lalu ia angkat kakinya sehingga Sari jadi sedikit mengangkang. Indah sekali. Kemudian pelan, Mas Gun mulai mengarahkan penisnya ke lubang memek perempuan itu dari arah belakang.

“Ughhh,” rintih Sari saat penis hitam,besar yang panjang dan berurat kasar masuk menembus ke dalam lubangnya yang becek. Sekali lagi laki-laki itu berkuasa atas tubuh montok dan seksinya. Dengan gaya menungging seperti ini, Sari jadi leluasa meremasi buah dadanya sendiri di saat Mas Gun mulai menggoyang.

“Ohh, Mas.. panjang dan besar sekali kontolmu. Sodok terus, maa.. sodok… keluarkan manimu.“ rintih Sari penuh nafsu.

Dengan Semangat 45, mas gun terus memaju-mundurkan pantatnya, genjotannya membuat Sari menggelinjang tak karuan. Tangannya menjulur, dengan bebas dia meremas-remas buah dada Sari yang besar, padat, kenyal, dan bahkan cenderung keras itu.

“mas, enak… ngggggg… auww! Ooh… konto mas… kontol bapak memang hebat!!“ jerit Sari keras hingga memenuhi seluruh sudut kamar.

Mas Gun semakin kuat dan mantap menggenjotkan pinggulnya. Ia nikmati tubuh molek Sari yang sangat bahenol itu dengan penuh nafsu. Diremas-remasnya bokong Sari yang indah dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya memegangi buah dada Sari yang menjuntai indah. Mereka terus berpacu di malam yang dingin itu dengan napas tersengal. Mas Gun masih merasa kuat, tidak mungkin muncrat duluan

“Pak, penismu… eh, kontolmu hebat!. Ayo, Pak, terus!!” ajak Sari sambil memandang genit dan menggoda.

Mas gun memacu pinggulnya lebih cepat sehingga tubuh molek Sari jadi tergoncang-goncang, buah dadanya ikut bergerak terpental-pental ke sana-kemari. Mas segera menangkap dan meremasnya lagi erat-erat. Jepitan pada penisnya terasa semakin kuat saja, tanda kalau Sari sudah mau orgasme. Wanita itu ternyata gampang sekali mencapai klimaks

“Ughh… saya nggak kuat lagi, Pak… saya mau keluar. Ayo!“ ajaknya dengan melawan gerakan maju-mundur penis mas gun.
"Ohh… auww! Gila, saya bisa pingsan, Pak. Auww… enak! Enak!“ jerit Sari penuh kenikmatan.

Jepitan vaginanya pada penis mas Gun terasa semakin erat, yang dibalas oleh laki-laki itu dengan menggenjot semakin keras. Penis yang hitam dan berurat-urat terlihat keluar-masuk dengan lancar di lubang kemaluan Sari yang memerah basah.

“Mas, s-saya mau keluar… Gimana d-dengan mas e?“ ujar Sari terbata-bata.

“Keluarkan saja, aku belum.“ sahutnya

“Aduh, Mas. Sudah, saya sudah capek! Aowww… s-saya sampai, mas Gun…..!!“ Dengan tubuh menegang, Sari mencapai orgasme. Cairannya yang hangat menyembur keluar, deras sekali, padahal belum ada sepuluh menit yang lalu ia klimaks.

“Sial.. basah sekali, Sar!!“ dengus Mas Gun.

“Iya. Kontol Mas terlalu besar, jadi aku gampang keluar.“ ujar Sari perlahan, sementara Mas Gun masih terus menggenjotnya dalam posisi menungging. “Sudah, mas. Cepat keluarin! Saya sudah capek.“ rintihnya berbisik.

“Sebentar lagi, aku akan muncrat di memekmu.“

“Cepetan ya, Mas. Melawan kontol bapak butuh tenaga ekstra. Saya nyerah deh.“

“Ayo minta ampun.“ kata mas Gun dengan senyum penuh kemenangan

“Iya, Mas. Ampuni aku! Tapi, ntar tambah lagi ya,“ Sari menggangguk dan tersenyum nakal.

Mas gun terus menggenjot kuat. Tangannya juga terus bermain-main di gundukan payudara Sari yang mengkal dan indah. Di luar, malam kian merambat, menyisakan pekat yang tak lagi hangat.

Suara salakan anjing di kejauhan dikalahkan oleh jerit nikmat mas gun yang mencapai klimaksnya tak lama kemudian. Spermanya menyembur kencang, memenuhi lorong memek Sari hingga ke sudut yang terdalam.

Dia menggelepar, dan akhirnya lemas. Dipeluknya tubuh telanjang Sari sambil diciuminya penuh rasa sayang. Setelah puas, Mas Gun membalikkan tubuh dan telentang. Sari terdengar masih terengah-engah di sebelahnya, lalu kemudian diam.

Kesunyian yang merambat membuat Sang kucing garong ini terheran-heran. Meski masih penat, pelan dia berusaha membuka mata, dan langsung terhenyak.


=== oOo ===


Tepat di depannya, tepatnya di ambang pintu, terlihat sosok yang menggantung lemas. Mata sosok itu melotot dan lidahnya menjulur keluar, ada tali yang membelit di lehernya.

Tanpa perlu melihat pun Mas Gunpaham itu adalah Sari, kesintalan tubuhnya tak mungkin tidak ia kenali.

Lalu, siapa yang sekarang tidur di sebelahnya?

Tak ingin tahu, Mas Gun langsung menjerit-jerit histeris. Dia lari tunggang langgang, meninggalkan seonggok batang pisang yang barusan ia keloni. Teriakannya membahana,membangunkan seisi kampung.


=== oOo ====​



Hahaha…..
Kena batunya Sang Kucing Garong kali ini…

Kwwkwkk Kwkwkkwk
Hati Hati sama Gedebok Pisang
Jangan Buat coli sembarang apalagi Nge crott

HAHAHHAHAHHAHA…..


Pesen Paitun Jangan Banyak Tanya


Nikmati Saja Colii nya yang bisa Coli
Yang gak Bisa Perlu di bawa ke dokter Specialis
Hahhahhahhahhaha




Apa yang terjadi selanjutnya???


Next episode….
Coming soon….. Coming Itu datang soon itu disun alias dicium HAHAHAHA
AYO SEGERA DI SUN SEGERA….

MzzqvQS.jpg

 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd