Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Rudi Sang Penakluk

denjo

Semprot Holic
Daftar
13 Apr 2012
Post
392
Like diterima
989
Bimabet
Index cerita:
3 Some (Mbak Asti dan Mbak Meti)
Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (1)
Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (2)
Tante Lia (1)
Tante Lia (2)
Tante Lia dan Tante Tuti (1)
Tante Lia dan Tante Tuti (2)



3 Some (Mbak Asti dan Mbak Meti)


POV Rudy

USIA bukan merupakan penghalang bagi dua orang yang saling mencintai. Demikian pula halnya denganku dan Mbak Yayuk. Aku, yang baru menginjak remaja, mencintai Mbak Yayuk, seorang janda cantik yang berusia jauh lebih tua dariku. Kami saling berjanji tidak akan menyerahkan tubuh masing2 kepada perempuan atau lelaki lain. Namun ternyata janji itu sulit ditepati, Mbak Yayuk menyerahkan tubuhnya kepada Mas Jojo, rekan sekerjanya. Dan kemudian terpaksa pula monyerahkan tubuhnya pada pak Kadir, Kepala bagiannya, dengan pertimbangan kuatir Pak Kadir bertindak macam2 yang mengganggu reputasi kerja Mbak Yayuk, jika kehendak lelaki itu tidak dipenuhi.

Demikian pula denganku.

Perempuan kedua yang pernah kuentot adalah Mbak Meti, janda cantik yang tinggalnya lebih kurang tiga ratus meter dari rumahku. Mbak Meti memang sudah lama menaruh perhatian padaku. Suatu hari, waktu aku pulang sekolah dipanggilnya dengan alasan minta tolong memindahkan lemari. Namun yang terjadi selanjutnya sesudah memindahkan lemari, aku dan Mbak Meti bergumul diranjang.

Perempuan ketiga yang kuentot, adalah Mbak Asti, yang sebenarnya sudah punya suami, tetapi tidak puas dengan suaminya. Mbak Asti berhubungan denganku, melalui perantaraan Mbak Meti.

Bahkan lebih seringnya aku entot Mbak Meti dan Mbak Asti bersamaan alias 3 some.

Seperti yang terjadi hari ini, setelah mengerjai Mbak Asti, sampai perempuan cantik itu kepayahan, aku memindahkan sasaranku kepada Mbak Meti. Janda centil ini aku entot sampai kepayahan. Lalu ganti Mbak Asti yang terangsang kembali. Dia jilati dan dia kulum kontolku dengan sangat luar biasa sehingga perlahan2 kontolku mulai ngaceng kembali.

Disaat Mbak Asti sedang asyik mengerjai kontolku dengan tangan dan mulutnya, Mbak Meti terbangun dari tidurnya yang cuma beberapa saat. Mbak Meti yang sudah segar kembali, mendekati Mbak Asti yang sedang asyik menjilati dan mengulum kontolku.

“Asti! Udah dong! Aku juga kepingin!” ujar Mbak Meti sambil mengambil alih kontolku yang semakin ngaceng itu.

Kini gantian Mbak Meti yang menjilati dan mengulum kontolku. Agaknya Mbak Asti masih juga belum puas. Maka saat Mbak Meti mengulum kepala kontolku, maka Mbak Asti menjilati batang kontolku. Dan jika Mbak Meti menjilati batang kontolku, maka Mbak Asti ganti mengulum dan menyedot2 kepala kontolku.

“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... nikmat Mbaaaaakkk...” Aku mendesah menikmati sebuah sensasi ketika batang kontolku di kulum oleh dua perempuan cantik yang sangat berpengalaman dalam memanjakan laki2.

Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp...

Tampaknya kedua perempuan tersebut sangat menikmati tugas memuaskan diriku di bagian kontolku. Tidak ada sedikit pun bagain kontolku yang luput dari jilatan lidah kedua perempuan tersebut. Semua bagian kontolku di jilat habis.

Kontolku terus menerus dicumbu oleh kedua perempuan cantik tersebut. Sungguh nikmat apalagi yang mencumbu termasuk perempuan yang berpengalaman, mau tidak mau pertahananku goyah juga. Aku berusaha bertahan agar dapat lebih lama. Namun pertahananku semakin goyah juga, sampai akhirnya tibalah saat yang dinantikan kedua perempuan cantik dan syarat pengalaman itu.

“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... aku mau keluar Mbaaaaakkk...” ujarku sambil membelai lembut rambut kedua perempuan tersebut. Kontolku rasanya semakin mengencang dan otot2ku juga turut mengikutinya. Kedua perempuan tersebut semakin cepat mengocok, mengulum dan menjilati semua bagian kontolku.

“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... Ooooohhh... Mbaaaaakkk... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Mbaaaaakkk... Aaaaahhh...!!!” jeritku dengan keras.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... semburan demi semburan pejuhku keluar dari kontolku. Aku masih merem melek menikmati tiap tetes pejuh yang masih terus keluar dari kontolku. Kedua perempuan tersebut terus menggerakkan tangannya maju mundur untuk mengeluarkan semua cairan pejuhku. Kedua perempuan cantik tersebut berebutan, bergantian mengisap dan mereguk cairan pejuhku yang menyembur tersebut.

Banyak sekali pejuh yang disemburkan oleh kepala kontolku dan semuanya direguk habis oleh kedua perempuan tersebut. Setelah semburan pejuhku berhenti, kedua perempuan cantik tersebut menyudahi permainannya pada kontolku.

“Hhhmmmmm... enak sekali pejuhmu, Rud” ujar Mbak Meti.

“Pejuhmu gurih dan wangi" sambung Mbak Asti.

Aku tidak berkata apa2. Kontolku masih tegang dan keras walaupun baru saja menyemprotkan pejuhku. Sementara itu Mbak Meti dan Mbak Asti membaringkan tubuhnya masing2 di samping kiri dan kananku. Begitu Mbak Asti berbaring, dengan cepat aku bangun dari berbaringku dan langsung menyergap dan menindih tubuh Mbak Astinya. Begitu cepatnya, sehingga Mbak Asti tak sempat lagi menghindar.

"Auw! Rudy! Jangan aku, Rud! Meti saja! Meti lebih kuat dari pada aku!" jerit protes Mbak Asti

Namun aku tidak menghiraukan ucapan Mbak Asti. Dengan cepat aku menahan kedua paha Mbak Asti dengan kedua pahanya yang kukuh. Mbak Asti tidak dapat lagi berkutik. Selangkangannya terkangkang selebar-lebarnya. Dan Mbak Asti tak Mampu lagi menolak Masuknya kontol Rudy yang sangat luar biasa itu.

"Aduh Rud! Jangan diteruskan! Udah Rud. Ampun! Cabut lagi, Rud! Meti saja yang kamu entotl" protes Mbak Asti kembali sambil terus meronta. Aku tahu Mbak Asti pasti ingin istirahat lebih lama lagi setelah aku entot habis2an bergantian dengan Mbak Meti. Namun karena liang nonok Mbak Asti lebih legit ketimbang liang nonok Mbak Mati, maka aku ingin merasakan kembali legitnya liang nonok Mbak Asti

"Nggak mau! Aku kepingin ngentotin Mbak Asti. Kan barusan kata Mbak Asti kepingin jadi pacarku" ujarku sambil menahan rontaan Mbak Asti. Dengan cepat aku sudah berhasil memesaukkan kontolku ke dalam liang nonok Mbak Asti namun baru sebatas leher kontolku dan membiarkan mulut liang nonok Mbak Asti mencekik leher kontolku. Mbak Asti hanya dapat berkelojotan tanpa mampu malepaskan diri.

"Aku barusan bohong, Rudy. Sungguh. Tobat Rud, aku masih capek. Aku masih belum sanggup kalau sekarang harus melayani nafsu kamu. Ayolah Rudy, jangan entot aku dulu” pinta Mbak Asti dengan suara mengiba memohon agar aku tidak ngentoti dirinya dulu.

"Tanggung Mbak" ujarku dengan tenang.

"Lagian kontolku juga sudah keburu masuk liang nonok Mbak Asti" lanjutku

"Cabut saja lagi, Rud. Cabut saja. Aku... aku... aku... Aaaaahhh..." protes Mbak Asti sambil terus meminta agar aku tidak ngentoti dirinya. Sesekali Mbak Asti menjerit kecil saat aku mendorong pinggulku, sehingga kotolku melesak masuk ke dalam liang nonoknya.


POV Mbak Asti

“Aaaaaaaaaahhh... Ruuuuuuuuuud...” desah panjangku saat seluruh kontol besar Rudy masuk ke dalam liang nonokku.

Sepertinya kali ini aku harus rela dan menikmati nonokku kembali dientot oleh kontol Rudy. Sekuat apapun aku meronta dan memohon, Rudy tidak akan mencabut kontolnya. Lagi-lagi aku heran dengan kontol Rudy. Walaupun kontol tersebut baru saja habis2an dikerjain oleh diriku dan Meti, dan baru saja menyemprotkan pejuh yang cukup banyak, masih saja tegang dan keras. Akhirnya aku pasrah, liang nonokku kembali ditusuk dan dijelajahi kontol Rudy yang besar dan panjang tersebut.

Sementara itu disisi kami, Meti dengan gembira memberikan semangat padaku agar memberikan perlawanan berarti dan tidak kalah begitu saja dalam persetubuhan kali ini.

"Ayo Asti, lawan! Jangan biarkan Rudy seenaknya mempecundangi dirimu. Ayo Asti. Setidaknya, kamu harus lebih lama bertahan dibandingkan yang pertama tadi" ujar Meti.

Rupanya ada gunanya juga dorongan semangat dari Meti. Kali ini aku dapat bertahan sedikit lebih lama. Setelah beberapa menit liang nonokku dientot dengan kontol Rudy, akhirnya aku pun orgasme.

”Ooooohhh... Ruuuuud... a... a... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” jeritku saat aku mendapatkan orgasmeku. Tak sadar kedua kakiku menjepit erat pinggang Rudy dan memeluk tubuhnya erat2.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... dari dalam liang nonokku menyembur cairan orgasmeku dan menyiram kontol Rudy yang ada di dalamnya.

Sejenak Rudy menghentikan gerakannya untuk memberi waktu bagiku menikmati orgasmeku. Kemudian setelah itu, dia kembali menggerakkan pinggulnya sehingga kontolnya keluar masuk kembali di liang nonokku. Aku masih terkulai pasrah membiarkan kontol Rudy ngentoti liang nonokku. Tidak hanya itu, sambil ngentot Rudy juga mulai menjilati kedua susuku dan mngisap2 pentilnya. Karena terus2an liang nonokku dientot dengan kontol Rudy dan kedua susuku diisap2nya, nafsukupun mulai banglit kembali dan seperti mendapatkan tenaga baru untuk mengimbangi permainan Rudy.

”Ooooohhh... Ssssshhh... enaaaaakkk.. seeekaaaliiiii... kontol kamu Ruuuuud... Ooooohhh... teeeruuuuusss... Ruuuuud... teruuuuusss.. Hhhmmmmm... Aaaaahhh...” rintihku merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin hebat di liang nonokku.

Tanpa sadar akupun menggoyang2kan pinggulku mengimbangi sodokkan kontol Rudy. Dan ternyata akibat goyangan pinggulku tersebut membuat Rudy merintih nikmat.

”Hhhmmmmm... nonokmu... juga niiikmaaaaattt... seeekaaaliiiii... Mbaaaaakkk... Uuuuuhhh... Aaaaahhh...” Rudy pun mendesah merasakan nikmatnya liang nonokku.

Dibandingkan dengan Meti, agaknya perlawananku masih belum memadai. Maklum karena baru pertama kali inilah aku menghadapi Rudy yang ternyata memiliki kontol yang sangat luar biasa. Sehingga baru juga beberapa saat lamanya setelah aku mendapatkan orgasme sebelumnya, tiba2 aku merasakan akan mendapatkan orgasmeku kembali.

Aku merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, mengalir ke seluruh tubuhku mulai dari ujung kaki sampai ke ubun2 terutama sekali di sekitar nonokku. Hingga akhirnya tubuhku mengejang sambil memeluk tubuh Rudy erat sekali.

”Aaaaahhh... Ruuuuud... Hhhmmmmm... akuuu... keeeluuuaaaaarrr... laaagiiiii... Aaaaahhh...!!!” jeritku.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali cairan orgasmeku menyembur dari dalam liang nonokku.


POV Mbak Meti

Akhirnya setelah Asti sama sekali tak berdaya, karena berkali2 orgasme, Rudy memindahkan sasaran ngentotnya kepada diriku dan akupun menerimanya dengan senang hati.

Aku menelentang sambil mengangkangkan kedua pahaku aku gemgam kontol Rudy dan menuntunnya serta meletakkan kepala kontolnya yang luar biasa ngacengnya itu tepat pada mulut liang nonokku.

“Ayo sayang, tusuk liang nonok aku dengan kontol kamu” perintahku agar Rudy segera memasukkan kontolnya ke dalam liang nonokku yang sudah sangat gatal ingin digaruk dengan kontol besar miliknya.

Tanpa membuang2 waktu lagi, dengan sekali hentakan yang kuat, Rudy mendorong kontolnya hingga masuk seluruhnya di dalam liang nonokku. Aku tersentak karena tidak menyangka Rudy akan memasukan seluruh kontolnya sekaligus ke dalam liang nonokku.

”Ouuugghhh...!!!” jeritku terlonjak kaget saat menerima tusukan maut kontol Rudy memang terasa lebih istimewa dibandingkan dengan kontol mantan suamiku maupun kontol laki2 lain yang pernah memasuki liang nonokku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.

Aku mengangkat kedua belah pahaku dan mengempit pinggang Rudy erat2 untuk selanjutnya aku mulai mengoyang2kan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Rudy.

Pada detik berikutnya permainan yang penuh dengan romantika terus berlanjut. Aku benar2 sudah mampu mengimbangi permainan Rudy. Terus terang aku semakin ketagihan dengan hunjaman2 maut dari kontol Rudy yang perkasa tersebut.

Sudah beberapa waktu lamanya, Rudy melakukan hujaman2 kontolku ke dalam liang nonokku yang semakin basah dan licin akibat cairan birahiku yang terus keluar dari liang nonokku. Setiap kali Rudy menghujamkan kontolnya, aku merasakan nikmat yang amat sangat di sekujur tubuhku.

“Aduuuuuhhh.... enaaaaakkk... seeekaaaliiiii... Ooooohhh... Ruuuuud... kontol kaaamuuuuu... enak sekaliiii... Ruuuuud... Hhhmmmmm...” aku terus meracau sambil menikmati kontol Rudy yang keluar masuk liang nonokku dan menggesek syaraf2 kenikmatan yang ada di dalam liang nonokku.

Sementara itu Rudy terus menyodokkan kontolnya yang panjang, besar dan keras itu keluar masuk liang nonokku sampai ke pangkal kontolnya hingga mengeluarkan suara berdecak2, crok... crok... crok... seperti suara bebek menyosor lumpur seiring dengan keluar masuknya kontol Rudy di dalam liang nonokku.

Suara2 itu membuatku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding liang nonokku menerima gesekan2 dari kontol Rudy yang sangat luar biasa tersebut.

“Aaaaahhh... akuuuuu... gak tahaaaaannn... laaagiiiii... Ruuuuud... Ooooohhh... Ruuuuud... akuuuuu... mau keeeluuuaaaaarrr... Uuuuuhhh... enaaaaakkk... sekaaaliiiii... kontol kaaamuuuuu... Aaaaahhh... Ruuuuud... akuuuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” aku mengerang dan menjerit2 penuh kenikmatan.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku berdenyut2 saat mengeluarkan cairan orgasmeku. Akhirnya aku mendapatkan orgasmeku. Badanku mengejang seiring badai orgasme yang melandaku.

"Rudy sayang....!" ujarku sambil menciumi bibir Rudy dengan bernafsu dan punuh kasih sayang setelah badai orgasmeku mereda.

"Kamu jangan pernah bosan kemari ya. Kapan saja kamu mau kesini, aku siap menerimamu sayang. Aku akan melayanimu dengan sepenuh hati" lanjutku

Rudy membalas ciuman2ku tak kalah hangatnya sambil tak henti2nya menghujamkan kotolnya keluar masuk liang nonokku yang semakin becek dan licin. Crok... crok... crok... bunyi akibat gesekan kontol Rudy dengan dinding2 liang nonokku yang sudah sangat becek tersebut semakin nyaring terdengar.

“Tapi Mbak. Aku khawatir pacar Mbak akan marah” ujar Rudy sambil terus menggenjot kontolnya keluar masuk liang nonokku.

“Kamu gak parlu khawatir sayang. Toh pacarku juga jarang kesini. Dia hanya akan menemui aku kalau kebetulan ada bisnis di sini. Walau jarang ketemu tapi aku masih butuh dia. Tapi sebenarnya yang aku butuhkan dari dia hanya uangnya. Jadi kamu gak perlu khawatir. Tapi khusus kamu, aku tidak butuh uang" kataku sambil tersenyum pada Rudy.

"Terus apa yang Mbak butuhkan dariku?” tanya Rudy,

"Aku cuma butuh kontol kamu. Tusukan mautmu telah membuatku mendapatkan kepuasan yang belum pernah aku dapatkan dari laki2 manapun" ujarku

"Ooooohhh... Hhhmmmmm... enaknyaaaaa... Tusukan kontol yang begini belum pernah aku peroleh dari laki2 lain selain kamu Rud. Ayo sayang. Teruuuuusss... Hujamkan kontolmu kuat2. Sekarang nonokku sudah cukup kuat menerima kontolmu ini. Ssssshhh... Hhhmmmmm... Iya... begitu... Eeengghhh... Hhhmmmmm... Eeengghhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” lanjutku dengan tersendat2 sambil mangimbangi genjotan kontol Rudy di liang nonokku.

Rudy terus menggerakan kontolnya keluar masuk liang nonokku. Sesekali dia benamkan seluruhnya kontolnya dalem sekali mentok di dalam liang nonokku. Irama keluar masuk kontol Rudy semakin cepat. Aku pun mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kiri Rudy menjalar ke susuku dan meremas2nya, sambil terus memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku semakin cepat. Aku pun semakin tidak tahan lagi menahan orgasmeku yang sudah tinggal sebentar lagi.

“Rudy... Rudy... Hhhmmmmm... Aaaaahhh... aku gak tahan lagi Ruuuuud... Aku sudah mau keluuuaaaaarrr... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... akuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” jeritku.

Seluruh tubuhku menegang selama beberapa saat dan kemudian terkulai lemas. Liang nonokku berkedut2 kencang saat aku mengalami kontraksi dan seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... cairan orgasmeku kembali menyembur dari dalam liang nonokku.

Kali ini Rudy tidak memberikan kesempatan istirahat bagiku untuk menikmati orgasmeku. Justru dia menggenjotkan kontolnya keluar masuk liang nonokku dengan semakin cepat dan keras. Nikmat sekali rasany baru juga orgasme sudah dienjot dengan keras. Rudy terus saja menggenjot liang nonokku dengan cepat dan keras.

“Mbaaaaakkk... aku mau keluuuaaaaarrr... Ssssshhh... udah gak kuuuaaaaattt... laaagiiii... Mbaaaaakkk...” desah Rudy lalu dengan satu hentakan kuat, dia benamkan seluruh kontolnya di dalam liang nonokku.

“Aaaaahhh... Mbaaaaakkk... aaakuuuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” teriak Rudy agak keras bersamaan dengan itu pejuhku keluar dan menyemprot di dalam liang nonokku. Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... lebih kurang lima kali kontol Rudy menyemprotkan pejuhnya.

Seelah semburan pejuhku berhenti, Rudy mencabut kontolnya dari liang nonokku yang banjir tersebut, lalu rebah disamping tubuhku. Aku peluk dengan mesra tubuh Rudy.

"Rudy. Aku mencintaimu, sayang" bisikku lalu menciumi bibir Rudy dengan mesra pula.

Sementara itu Rudy cuma menarik napas panjang. Sambil menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari dua perempuan cantik tersebut.

===000===

Besoknya sekitar pukul sepuluh siang, aku mendatangi rumah Asti, dia baru saja selesai belanja dari tukang sayur yang lewat.

"Tahu gak Met, semalaman aku nggak bisa tidur" ujar Asti sambil meletakkan belanjaannya di meja dapur.

"Nonokku perih. Emang luar biasa kontol si Rudy itu. Sama sekali aku nggak pernah berpikir bakalan dientot kontol segede itu" lanjut Asti.

Aku ketawa.

"Tapi kamu puas kan?” ledekku sambil mendekatkan badanku ke badan Asti.

“Iya sih. Puas banget. Jujur, selama menikah dengan suamiku, aku belum pernah merasakan kenikmatan dan kepuasan seperti yang aku rasakan saat ngentot dengan Rudy” jawab Asti.

“Apa yang kamu alami saat ini, dulu pernah aku alami juga, As. Saat pertama kali nonokku dientot sama kontol si Rudy, selama dua hari jalanku ngegang seperti orang habis disunat. Rasanya kontol Rudy masih tertinggal di nonokku” jelasku

“Bener tuh, Met. Aku juga. Sialan juga tuh si Rudy. Sampai saat ini, rasanya masih ada yang ngeganjal di dalam nonokku. Sampai2 jalanku ngegang” ujar Asti

“Met kamu tahu gak, suamiku sempat bertanya kenapa jalanku agak lain. Kubilang saja, pahaku keseleo. Padahal, sih...hi-hi-hi, Kalau dia tahu apa yang terjadi sebenarnya, dapat pingsan dial!” jelas Asti lalu kami pun berdua tertawa.

"Aku benar2 kapok ngentot sama si Rudy, Met. Amit2 deh!" ujar Asti kemudian.

“Sekarang kamu bisa bilang begitu, As. Tapi nanti, kamu pasti akan ketagihan dengan kontol si Rudy yang luar biasa tersebut" bantahku.

“Ketagihan?!” Asti membelalakan mataya

“Bagaimana aku bisa ketagihan?! Kalau kuulangi lagi ngewe dengan si Rudy, bisa2 nonokku robek oleh kontolnya" sambung Asti

Aku kembali ketawa mendengar omongan Asti barusan.

“Dulu awalnya aku juga berpikiran begitu, As. Tapi setelah aku mengulangi lagi ngentot dengan Rudy, eh... anehnya nonokku nggak sakit lagi, As. Malah... hi... hi... enak gila. Lebih enak dibandingkan ngentot dengan laki2 lain yang sebelumnya pernah ngentot denganku" jelasku

"Ah, Masa?!" kata Asti tak percaya.

"Bener, As. Nggak percaya?! Buktinya aku. Setelah aku dientot si Rudy untuk kedua kalinya, aku jadi kepingin lagi dan lagi. Rasanya liang nonokku selalu gatal pingin dientot terus sama kontol si Rudy. Coba deh, kamu ulangi lagi ngentot dengan si Rudy, aku jamin kalau pasti akan ketagihan kontol si Rudy” jelasku.

Sepertinya Asti mulai kemakan juga dengan omonganku. Tampak dia sedang berpikir. Mudah2an dia mau untuk mengulangi lagi ngentot dengan Rudy seperti yang aku sarankan. Kalau dia mau, aku jadi punya tandem untuk melayani keperkasaan si Rudy.

"Aku mau sih. Tapi nonokku masih perih, Met" ujar Asti sambil meraba2 selangkangannya. Benar dugaanku, Asti mulai tertarik untuk ngentot degan si Rudy kembali.

"Ya, jangan sekarang. Tunggu saja dua tiga hari lagi. Sampai perihmu hilang, ok?” sahutku.

"Kita lihat saja nanti. Aku akan kabari kamu kalau aku sudah siap" ujar Asti.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Cerita tersebut sudah pernah aku tulis di forum ini yang lama.
Tapi mungkin sempat ke delete dari momod saat perubahan forum ini dari versi lama ke versi baru.
 
Idenya gue suka! Tinggal ngeraciknya harus lebih halus & mateng lagi... Detail desahannya masih bisa ditambah lagi Suhu. Posisi juga bisa ditambahkan lagi. Apalagi Mety kayaknya udah jadi hyper gitu, bisa dieksplor lubang pantatnya.
 
Makasih para suhu atas semua masukkannya...
Tapi mohon maaf, jika tidak dapat terakomodasi semuanya :ampun:
Mudah2an dalam waktu dekat bisa segera update...
 
Rud.......ditungguin mbak Meti tuh......:adek::adek:
 
Update...

Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti (1)


POV Mbak Meti

TAPI ternyata janji dua tiga hari lagi itu mulur sampai seminggu, berhubung aku dan Asti sama2 punya kesibukan yang menyita waktu. Setelah seminggu berlalu, barulah kami berdua punya kesempatan.

Siang itu aku mengajak Rudy untuk mampir di rumahku. Ternyata ajakanku tersebut disambut gembira oleh Rudy. Aku tahu, sudah seminggu lebih nafsu Rudy tidak tersalurkan. Karena sudah seminggu ini pula aku belum pernah mengajaknya untuk ngentot bareng. Dan aku pun tahu kalau Rudy tidak punya teman kencan selain aku, Yayuk dan Asti. Yayuk sudah lama pindah ke kota lain. Sedangkan Asti pasti juga belum pernah ngentot lagi dengan Rudy sejak peristiwa minggu lalu. Jadi aku yakin selama seminggu ini Rudy pasti belum pernah ngentot lagi. Makanya dia dengan gembira menyambut ajakanku tersebut. Sambil merangkul tubuh bahenolku, Rudy pun masuk ke dalam rumahku.

“Mbak kangen sama kamu, Rud" ujarku setelah Rudy masuk ke dalam rumahku. Rudy senyum2 sambil duduk di kursi ruang tamu.

“Sama Mbak. Aku juga kangen” balas Rudy.

"Yang bener Rud. Kamu kangen sama aku atau Mbak Meti?" sahut Asti yang keluar dari kamarku.

Mendengar suara Asti tersebut tampak Rudy terkejut. Dia pasti tidak mengira kalau ternyata di rumahku ada Asti juga. Aku dan Asti sengaja akan memberi kejutan bagi Rudy. Setelah seminggu dia tidak ngentot, siang ini dia dapat ngentot dengan dua orang perempuan sekaligus yaitu aku dan Asti. Sesuai pengakuan Rudy padaku, dia bilang kalau aku dan Asti sama2 cantik dan sama2 mempunyai tubuh yang aduhai yang bisa membangkitkan nafsu setiap pria yang memandangnya.

“Kangen dua2nya” jawab Rudy dengan wajah tertunduk malu. Wajahnya merona merah. Aku gak tahu pasti apakah karena malu atau karena menahan nafsu.

“Rud, sekarang kamu jawab secara jujur. Selama kamu ngentot dengan aku dan Asti, nonok siapa yang lebih enak?" tanyaku dengan kata2 vulgar sengaja memancing nafsunya, sambil menggelendot manja pada Rudy.

"Jujur, Mbak. Nonok Mbak Meti sama Mbak Asti sama enaknya kok, Mbak. Membuat Rudy ketagihan ngentoti Mbak berdua” jawab Rudy malu2.

"Terang saja dia bilang sama enaknya, Met. Soalnya kamu nanyanya di depanku. Coba saja kalau nggak ada aku, pasti dia akan jawab lebih enak nonok kamu” potong Asti sambil menjewer kuping Rudy.

“Rudy kan ada maunya tuh. Supaya dia bisa ngentoti kita berdua" lanjut Asti

Rudy mengaduh2 lantaran kupingnya dijewer sama Asti kelewat keras.

"Ampun Mbak. Ampun! Tapi apa yang kubilang barusan jujur kok. Mbak Meti dan Mbak Asti nonoknya sama2 enaknya kok. Biarpun nggak di depan Mbak Asti atau Mbak Meti, aku tetap jawab begitu. Nonok Mbak berdua bikin Rudy ketagihan" jawab Rudy sambil mengelus2 telinganya bekas jeweran Asti.

"Benar begitu, Rud!" tegas Asti dengan mata melotot ke arah Rudy.

"Bener, kok Mbak!” jawab Rudy lirih sambil memegangi kedua telinganya takut kalau2 Asti tiba2 menjewer lagi telinganya.

Melihat hal itu, aku dan Asti saling pandang lalu sama2 tersenyum penuh arti.

“Ayo Rud, kita ulangi lagi seperti apa yang pernah kita lakukan bertiga waktu itu, Rud. Nonokku sudah gatel pingin digaruk kontolmu yang gede itu" kata Asti tiba2 dan tanpa malu2 dia melepaskan pakaiannya satu persatu.

Sementara itu aku lihat Rudy seperti orang bingung. Mungkin dia tidak mengira kalau aku dan Asti benar2 akan memintanya untuk ngentoti kita berdua. Namun gak lama kemudian diapun menyambut gembira ajakan kita.

Melihat Asti sudah menelanjangi dirinya, maka aku pun melepaskan pakaianku. Kini aku dan Asti telah benar2 bugil, lalu kita berdua dengan tak sabar melepaskan pakaian Rudy. Kini tubuh Rudy pun sudah dalam keadaan bugil. Melihat tubuh montok aku dan Asti yang sudah bugil tersebut, Rudy pun mulai naik birahinya dan langsung terangsang. Kontolnya terlihat sudah ngaceng namun belum begitu keras.

"Siapa dulu nih?" tanya Rudy dengan penuh percaya diri.

"Aku Rud!!!” kataku sambil memeluk erat tubuh Rudy dan Rudy pun kemudian mengangkat tubuh montokku dan dibawanya ke dalam kamar tidurku yang diikuti juga oleh Asti.

Rudy membaringkan tubuh montokku di atas tempat tidurku. Lalu dia mulai menggerayangi setiap jengkal tubuhku. Dirabanya bagian2 sensitip pada tubuhku. Mulai dari kedua susuku yang mengkal indah hingga ke nonokku yang berjembut lebat tersebut. Sambil mengeyot kedua pentil susuku secara bergantian, tangan Rudy mencolok2 liang nonokku dan sesekali itilku diusap2 dan digosok2 dengan jempol tangannya.

"Ooooohhh... Ruuuuud... entot aku Rud!!! Ooooohhh... aku enggak kuat lagi. Nonokku sudah ingin dirojok sama kontol kamu yang luar biasa ini. entoti aku Ruuuuud... Uuuuuhhh...” aku terus merengek2 agar Rudy segera ngentoti nonokku dengan kontolnya.

Aku terus menggeliat2 menikmatai setiap rabaan dan elusan tangan Rudy yang makin liar pada nonokku. Rudy terus menggumuli tubuh montokku yang tidak henti2nya mengerang dan mengeluh.

"Ayo entot aku Rud!!! Uuuuuhhh... cepaaaaattt... Ruuuuud... aku sudah ingin merasakan tusukan kontol kamu Rud" aku mendesah2

"Jangan khawatir Mbak, aku akan bikin Mbak puas hari ini" kata Rudy sambil terus menyedot dan mempermainkan pentil susuku yang berwarna hitam dan besar itu dalam mulutnya.

Rudy terus menjilati dan menyedot2 pentil susuku yang kiri kemudian berpindah ke pentil susu yang kanan secara bergantian. Tubuhku terkejang2 seperti orang yang terkena setrum listrik. Sementara pinggulku berputar2. Tanganku pun mulai liar mengocok kontol Rudy yang semakin ngaceng tersebut.

"Ooooohhh... Ruuuuud... besar sekali kontolmu. Pasti enak kalau masuk ke dalam liang nonokku. Ayo cepat entot aku, Rud. Buruan Aaaaahhh... Hhhmmmmm..." pintaku. Napasku mulai panas dan memburu hebat.

Dari susu kini jilatan Rudy mulai beralih ke bawah tubuhku. Kini Rudy beralih menjilati perutku, kemudian turun ke arah selangkanganku dan akhirnya sampai ke nonokku yang berjembut hitam lebat. Nonokku terasa sudah basah akibat lendir birahiku yang terus keluar membasahi celah dan liang nonokku. Aku yakin, Rudy pasti dapat melihat celah nonokku yang basah tersebut.

Dengan kedua tangannya Rudy mulai menyibakkan bulu2 jembutku yang menutupi liang nonokku dan dengan pelan tapi pasti dia mulai mendekatkan wajahnya pada permukaan nonokku. Seolah tak sabar pingin segera merasakan sensasi lidah Rudy pada nonokku, aku menekan kepala Rudy seolah2 memberi perintah agar dia segera menjilati nonokku. Dalam jarak yang sedekat itu, aku yakin Rudy pasti dapat mencium bau nonokku yang sudah basah oleh lendir birahiku tersebut. Dan itu membuat nafsunya semakin tinggi dan kontolnya pun semakin tegak dan keras. Kemudian dengan bernafsu Rudy pun mulai menjilati nonokku.

"Ooooohhh... Enaaaaakkk... Ruuuuud...” erangku lirih sambil melihat lidah Rudy yang sedang menjilati nonokku.

"Bau nonok Mbak Meti bikin Rudy jadi tambah terangsang" kata Rudy sambil lidahnya kembali menjilati setiap belahan nonokku.

Aku semakin mendorong kepala Rudy kearah belahan nonokku sehingga kapala Rudy semakin terjepit diantara kedua pahaku.

"Ooooohhh... Ruuuuud... terus jilati nonokku Ruuuuud... Ooooohhh... terus Ruuuuud... teruuuuusss... sedot iya sedot... Aaaaahhh... it... it... itilkuuuuu... Aaaaahhh... sedot itilku Ruuuuud... Ooooohhh... enaaaaakkk... iya... iya... jilat lendirku Rud, jilat yang bersiiiiihhh... Aaaaahhh..." aku terus meracau menikmati jilatan lidah Rudy pada belahan nonok dan itilku.

Dengan bibir dan lidanya, Rudy menjilati dan menyedot lendir birahiku yang terus keluar membasahi nonokku ke dalam mulutnya. Dijilat dan disedot habis lendir birahiku tersebut. Jilatan Rudy terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam nonokku yang sudah dibukanya dengan kedua tangannya.

“Aaaaahhh... iya Ruuuuud... jilat nonokkuuuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... jilat itilku Ruuuuud... Ssssshhh... Ooooohhh... nikmat sekaaaliiiii... Ruuuuud...” Aku terus merintih dan mengerang saat itilku dijilat dan dikenyot2 Rudy. Tubuhku menggelepar2 seperti orang sekarat menahan nikmatnya gelora birahi yang sedang dipermainkan oleh Rudy. Rudy terus mengerjai nonok dan itilku dengan bibir dan lidahnya.

Aku semakin tidak tahan diperlakukan seperti itu oleh Rudy. Dan dengan cepat aku merubah posisiku sehingga aku kini berada di atas Rudy. Aku mengulek mulut Rudy dengan nonokku.

"Ruuuuud... aku gak kuat lagi!!! Jilat teruuussss... Aaaaahhh... Ruuuuud..." desahku.

Aku menghujamkan nonokku ke wajah Rudy lalu memutar2 pinggulku. Rudy pun menyambut gerakanku dengan menjulurkan lidahnya dan lidahnya yang dikeraskan tersebut menerobos keluar masuk liang nonokku yang sudah sangat basah tersebut.

Lendir yang keluar dari nonokku banyak sekali membuat nonokku semakin becek dan basah. Bulu2 jembutku pun sudah basah kuyup oleh lendir tersebut.

"Ssssshhh... Aduh Ruuuuud... enak sekaliiiii... Ssssshhh... Ooooohhh...” aku terus meracau sambil terus menggosok2kan permukaan nonokku ke mulut Rudy. Tampak Rudy pun semakin rakus menjilati dan menyedot2 belahan nonokku yang hangat dan basah itu.

Sementara itu, Asti yang sedari tadi melihat Rudy yang sedang mengerjai nonokku dengan mulutnya, menjadi semakin terangsang birahinya. Asti melihat kontol Rudy yang sudah tegang dan keras itu nganggur, maka dengan segera dia mulai mengemut kontol gede dan panjang itu. Sontak membuat Rudy pun merasakan kenikmatan yang luar biasa saat kontolnya mulai menerobos mulut Asti. Tak hanya itu, lidah Asti pun menjalar diseluruh bagian kontol Rudy.

"Uuuuuhhh... nikmat banget Mbaaaaakkk... terus isep yang kuat kontol aku Mbaaaaakkk..." desah Rudy disela2 aktivitasnya yang sedang mengerjai nonokku. Sementara itu, Asti pun semakin asyik mengulum dan menjilati kontol Rudy dengan ganasnya sambil tangannya memainkan biji pelir Rudy.

"Ssssshhh... Ooooohhh... Mbaaaaakkk... enak banget Mbaaaaakkk... Terus kocok kontol aku pake mulut kamu Mbak" Rudy mendesah kembali merasakan nikmatnya mulut Asti yang sedang mengulum dan menjilati kontolnya. Mendengar suara erangan Rudy tersebut, Asti pun semakin bergairah mengulum, menjilat dan mengocok kontol Rudy.

Saat sedang asyik2nya kami bertiga bergumul, tiba2 pintu kamarku terbuka dan seseorang yang sangat aku kenal, telah berdiri diambang pintu yang terbuka tersebut. Astaga ternyata aku lupa mengunci pintu kamarku

“Hah...!!!” ujar orang tersebut dengan ekspresi wajah kaget dan mulutnya pun ternganga.

Aku, Asti dan Rudy pun tidak kurang kagetnya.

"Heni...!!!" Aku menyebut nama perempuan yang berdiri di ambang pintu tersebut.

"Kalian sedang ngen…?!" Heni tidak melanjutkan ucapannya.

Seperti dikomando, aku dan Asti melompat dari tempat tidur, lalu bersama2 menarik lengan Heni sehingga Heni pun masuk ke dalam kamarku dan kemudian aku mengunci pintu kamarku tersebut.

“Ayo Hen, kamu mesti ikut ngentot bersama kami!!!" ujarku.

Lalu dengan segera aku dan Asti membukai satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Heni. Heni pun terus meronta2 berusaha menolak aksi yang aku dan Asti lakukan.

“He?! Kalian gila ya!!!" seru Heni.

"Sudahlah Hen ikut saja ngentot dengan kami. Rugi kalau tidak ikut merasakan kontol Rudy yang luar biasa itu" ujarku sambil mencopot BH Heni dan Asti membuka CD Heni.

“Ayo, Rudy! Kamu entot dulu teman kami ini!" aku memberi perintah pada Rudy agar ngentoti Heni terlebih dulu.



POV Mbak Heni

Tidak perlu dikomando dua kali dengan bantuan Asti dan Meti, Rudy segera mendorong tubuh bahenolku ke atas tempat tidur. Aku yang meronta2 di atas tempat tidur Meti, akhirnya tak berdaya karena kedua tanganku masing2 dipegang erat2 oleh Meti dan Asti, sedangkan kedua pahaku ditahan oleh paha Rudy yang kekar.

“Ssssshhh... Hhhmmmmm...” Aku pun mendesah dan tubuhku menggelinjang2 saat tangan Rudy mulai menggerayangi tubuhku yang mulus.

Rudy menciumi ketiakku yang berbulu lebat dan sudah pasti Rudy mencium bau ketiakku. Lalu Rudy meremas2 sepasang susuku yang putih montok dengan pentil yang tegak menantang kemerahan. Aku mulai merasakan kenikmatan sentuhan demi sentuhan yang dilakukan oleh Rudy. Apalagi ketika Rudy mulai menggosok2kan kontolnya yang besar dan panjang tersebut di pangkal pahaku. Dan aku menjadi tambah terangsang saat jari2 tangan Rudy mulai menggosok2 belahan nonokku.

“Uuuuuhhh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Gila!!! Ssssshhh... Ooooohhh... Gilaaaaa...!!! Sssshhhh... Aaaaahhh...” Aku mendesah2 ketika celah dan liang nonokku dikobel2 oleh jari2 tangan Rudy.

"Aaaaahhh... Ssssshhh... Gila!!! Aaaaahhh... aku paling gak tahan kalau nonokku sudah dimainin. Ssssshhh... Uuuuuhhh... enaaaaakkk... Ssssshhh... Aaaaahhh..." Aku terus mendesah merasakan kenikmatan akibat nonokku yang sedang dikerjai oleh Rudy.

Sejenak kemudian sambil menekan pahaku dengan kedua tangannya, tampak pandangan Rudy tertuju tepat di tengah selangkanganku. Dipandanginya jembutku yang hitam dan super lebat menutupi liang nonokku. Dan saat bulu2 jembutku tersebut dia sibakkan, terpampanglah nonokku yang berbentuk elips. Dan jika dibandingkan dengan nonok Meti dan Asti, nonokku agak mumbul ke atas. Garis belahan nonokku pun lebih panjang. Dan tatapan mata Rudy jadi semakin nanar saat melihat liang nonokku yang tampak merekah merah dan mengkilap basah. Ketika Rudy mencoba memasukkan jari tangannya ke dalam liang nonokku tersebut, sontak otot2 liang nonokku menjepit dan menyedot jari tersebut. Hal itu cukup sebagai jaminan buat Rudy akan kenikmatan yang bakal dia peroleh saat kontolnya nanti masuk ke dalam liang nonokku yang basah dan hangat tersebut.

"Ayo, Rud! Buruan kamu tusuk nonok Mbak Heni dengan kontolmu. Lihat tuh nonok Mbak Heni sudah basah kepingin dientot tuh!" ujar Meti sambil terus memegangi tanganku.

"Biar Mbak Heni juga ikut merasakan kontolmu yang luar biasa itu, Rud. Ayo buruan kamu tusuk nonoknya dengan kontolmu!” sambung Asti.

Mendengar provokasi dari Meti dan Asti serta pengematannya pada seluruh tubuhku, Rudy pun segera menggenggam kontol besarnya. Kemudian digosok2kannya kepala kontolnya yang sudah sangat bengkak itu ke itil dan belahan nonokku yang sudah basah dan mengkilat oleh lendir birahiku pertanda aku sudah sangat terangsang. Aku menelan ludah berkali2 menunggu tusukan kontol Rudy yang gede tersebut. Lalu Rudy menempatkan kepala kontonya tepat di mulut liang nonokku yang sudah mekar siap menerima tusukan dari kontol Rudy.

Perlahan2 Rudy mulai menekan pinggulnya sehingga kontolnya melesak masuk ke dalam liang nonokku.

"Aaaaahhh...!!!" jeritku. Tubuhku tersentak ke atas saat kontol Rudy yang bukan main besar dan panjangnya itu melesak masuk ke dalam liang nonokku yang sempit. Mataku terbelalak karena kaget. Kulihat Meti dan Asti berpandangan sambil tersenyum.

"Gimana Hen?" tanya Asti

"Ampun, As!!! Gede banget kontolnya!!! Uuuuuhhh...” jawabku sambil memejamkan matanya menikmati kontol Rudy yang berada di dalam liang nonokku.

Rudy mendorong lagi kontolnya semakin melesak ke dalam liang nonokku. Kembali tubuhku kelojotan.

"Gimana, Rud?" kali ini Meti yang bertanya pada Rudy.

"Ooooohhh... Enak Mbaaaaakkk... nonok Mbak Heni legit banget" ujar Rudy seraya mendesah2. Ada rasa bangga mendengar jawaban Rudy tersebut, itu berarti bahwa nonokku lebih nikmat ketimbang nonok Meti dan Asti.

“Liang nonok Mbak Heni menjepit erat dan bisa mijit2 kontolku. Enak banget pokoknya Mbak” sambung Rudy

"Aduuuuuhhh...!!! Ampuuuuunnn...!!! Saaaaa... kiiiiittt...!!! Rasanya nonokku penuh!!!" Aku menjerit dan merintih sambil kepalaku menggeleng ke kiri dan ke kanan saat Rudy menekan kontolnya semakin dalam masuk ke liang nonokku.

Otot2 liang nonokku mungkin belum beradaptasi dengan besarnya kontol Rudy, lagi pula baru pertama kali ini liang nonokku dimasukin benda sebesar kontol Rudy karena sampai saat ini aku pun belum pernah melahirkan. Jadi wajar kalau nonokku terasa sakit saat kemasukan kontol Rudy yang besar tersebut.

Mendengar rintihanku tersebut, Rudy sempat menghentikan genjotan kontolnya di liang nonokku. Padahal pelan2 aku pun sudah mulai menikmati entot kontol Rudy.

"Terusin, Rud! Ayo tancap! Sodok terusssss...!!!" perintahku agar Rudy meneruskan genjotan kontolnya di liang nonokku.

Rudy pun kembali melesakkan kontolnya ke dalam liang nonokku dengan pelan dan penuh perasaaan. Lebih dari separo kontol Rudy telah berada di dalam liang nonokku. Sepertinya Rudy sangat meresapi nikmatnya jepitan dan empotan otot2 dinding liang nonokku yang bagaikan hidup memijit2 dan menyedot2 kontolnya yang ada di dalam liang nonokku.

Sejenak aku alihkan pandanganku ke Meti dan Asti. Wajah mereka berdua tampak gelisah memandangi keluar masuknya kontol Rudy di dalam liang nonokku. Mungkin nafsu mereka semakin terangsang menyaksikan pemandangan tersebut. Aku yakin mereka dapat melihat mulut luar nonokku yang ikut melesak ke dalam dan menjadi kempot saat kontol Rudy yang besar dan panjang itu ditusukkan ke dalam liang nonokku dan mulut luar nonokku yang ikut tertarik ke luar dan menjadi monyong saat kontol Rudy di tarik dari dalam liang nonokku.

"Aduuuh... Rud! Sssaakiittss...! Ssssshhh... Aaaaahhh... ampuuun... Rud...! Pelan2. Baru kali ini liang nonokku dientot kontol yang segede dan sepanjang ini" erangku.

Walaupun mulutku berkali2 bilang sakit dan meminta ampun, namun pinggang, pinggul dan bokongku borgoyang memutar, mengimbangi masuknya kontol Rudy ke dalam liang nonokku. Jujur aku pun juga mulai menikmati entotan kontol Rudy sehingga reflek pinggulku jadi ikut bergoyang menikmati tusukan kontol Rudy dan aku pun sudah tidak berontak lagi sehingga Meti dan Asti akhirnya melepaskan pegangan pada kedua lenganku. Begitu tanganku terbebas dari pegangan Meti dan Asti, aku pun langsung mendekap erat tubuh Rudy.



POV Rudy

Aku agak heran juga dengan tingkah Mbak Heni. Walaupun mulutnya terus menerus bilang sakit, namun ternyata Mbak Heni justru mampu mengimbangi serangan2ku. Mungkin benar kata Mbak Heni bahwa dirinya belum pernah merasakan kontol yang segede dan sepanjang kontolku dan itu terasa pula olehku betapa masih sempitnya liang nonok Mbak Heni. Mungkin itu pula yang menyebabkan Mbak Heni berkali-kali bilang sakit saat aku menggenjotkan kontolku masuk ke dalam liang nonoknya. Namun begitu Mbak Heni merasakan gesekan kontolku pada dinding liang nonoknya, Mbak Heni pun kembali merintih nikmat.


POV Mbak Heni

“Aduuuuuh... Ruuuuud... terus Ruuuuud..." kataku agar Rudy terus memasukkan kontol besarnya tersebut lebih dalam lagi ke dalam liang memekku. Aku penasaran gimana rasanya kalau kontol sepanjang itu masuk semuanya ke dalam liang nonokku.

"Kalau sakit, aku cabut kontolnya ya Mbak?” ujar Rudy sambil bersikap hendak mencabut kontolnya.

"Jangan!!! Jangan dicabut Rud!!!" cegahku sambil memeluk tubuh Rudy lebih erat lagi, khawatir kalau dia akan benar2 mencabut kontolnya.

"Habis, Mbak Heni aduh2 terus sih...!” goda Rudy.



POV Rudy

Terasa olehku nonok Mbak Heni lebih enak dibanding nonok Mbak Meti dan Mbak Asti. Maka aku jadi senang sekali dan lebih bersemangat menghujamkan kontolku ke dalam liang nonok Mbak Heni. Mata Mbak Heni sebentar terpejam sebentar terbuka menikmati setiap tusukan kontolku yang besar dan panjang ini.

"Mbak benar2 sakit?!" tanyaku penasaran ingin tahu saat melihat ekspresi wajah Mbak Heni.

“Aku cabut aja kontolnya ya Mbak???” ujarku lagi.

"Jangan Rud!!! Jangan!!! Jangan dicabut. Sakit tapi Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaaaakkk... Ruuuuud... Tancap saja terus Rud! Tekan lebih kuat lagi! Ssssshhh... Aaaaahhh... enaaaaakkk... Ruuuuud...!!! Jangan dicabut ya?" Mbak Heni melepaskan napasnya tiap aku menekan masuk lebih dalam lagi kotolku yang luar biasa panjang dan besar ini ke dalam liang nonoknya.

“Baru pertama kali ini liang nonokku kemasukan benda sebesar kontol kamu, Rud” jelas Mbak Heni.

“Emang Mbak belum pernah melahirkan?” tanyaku lebih lanjut.

“Belum, Rud. Kan kamu juga tahu kalau aku belum punya anak” jawabku

“Pantes saja, liang nonok Mbak Heni sempit banget” pujiku. Mungkin itu yang membuat Mbak Heni merintih sakit saat aku tekan kontolku ke dalam liang nonoknya.

“Tahan ya Mbak. Aku jamin nanti Mbak pasti akan merasakan nikmat” lanjutku memberi semangat pada Mbak Heni.

“Iya Rud. Pelan2. Ssssshhh... Ooooohhh... nikmaaaaattt... Mbaaaaakkk...” balasku.

“Siap Mbak. Mbak tenang saja. Mbak harus rilek dan jangan tegang agar otot2 liang nonok Mbak Heni tidak tegang. Aku jamin nanti Mbak akan merasakan kenikmatan yang luar biasa” kataku mencoba menyakinkan Mbak Heni agar dia lebih rilek sehingga dia dapat menikmati persetebuhan ini.

Sisa sedikit lagi kontolku yang belum masuk ke dalam liang nonok Mbak Heni. Aku tekan lagi kontolku ke dalam liang nonok Mbak Heni dan kini seluruh kontolku telah masuk menancap di dalam liang nonok Mbak Heni yang disambut dengan empotan otot2 dinding liang nonoknya membuat kontolku serasa disedot2 dan diremas2 di dalam liang nonoknya.

“Ssssshhh... Uuuuuhhh... dalem banget Ruuuuud...” spontan keluar erangan Mbak Heni saat seluruh kontolku sudah berada di dalam liang nonoknya.

“Tapi gak sakit kan Mbak? Tanyaku menggodanya.

“Enggak kok Rud, malah nikmat banget rasanya” jawab Mbak Heni dengan nafas terengah2 menahan rasa nikmat yang sedang menderanya.

Setelah kontolku masuk semuanya di dalam liang nonok Mbak Heni, aku diamkan sejenak dan kemudian dengan perlahan aku mulai menggerakkan kontolku keluar masuk liang nonok Mbak Heni.

“Gimana Mbak rasanya? Gak sakit kan?” tanyaku

“Gak sakit Rud. Enak malah Rud. Geli sampe ke dalem2 sini” jawab Mbak Heni sambil mengusap2 perut atasnya.

“Apanya yang enak, Mbak?” godaku

“Eeengghhh... kontol kamu Ruuuuud... Aaaaahhh...” jawab Mbak Heni yang sudah tidak malu2 lagi berkata vulgar.

Aku makin gencar menggenjotkan kontolku keluar masuk liang nonok Mbak Heni sehingga dia semakin menggeliat2 keenakan.

“Ruuuuud... enak Ruuuuud... Duuuuuhhh... dalem banget masuknya Ruuuuud... Aaaaahhh... Ayo terus Ruuuuud... Aduuuuuhhh enak bangeeeeettt... Ruuuuud...” erang Mbak Heni.

Aku terus menggenjotkan kontolku dengan penuh nafsu sambil melumat habis bibir mungil Mbak Heni dan meremas2 kedua susunya yang pentilnya sudah mengeras. Ciumanku pindah ke leher Mbak Heni membuat dia mendesah keenakan.

Aku lihat Mbak Asti dan Mbak Meti saling berpandangan. Lalu mereka sama2 tersenyum lagi.

“Brengsek juga kamu Hen. Kamu ternyata kuat juga ngimbangi Rudy” celoteh Mbak Asti.

“Ternyata kamu yang kelihatannya seorang perempuan pendiam, ternyata dalam urusan ranjang kamu lebih tangguh dari kami” puji Mbak Asti kemudian.

“Kupikir kamu akan kelojotan dan kepayahan. Eh, nggak tahunya, kamu malah keenakan! Huh dasar!” sambung Mbak Meti.

Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Mbak Heni, Mbak Asti dan Mbak Meti... (2)

Iseng-iseng Asti mengintip dari arah pantat Rudy. Menyaksikan keluar-masuknya kon tol Rudy di belahan no nok Heni membuat ia jadi terangsang. Lebih-lebih menyaksikan goyangan bokong Heni yang begitu erotis dan mendengar desahan dan erangan yang keluar dari mulut Heni. Baru saja Asti mencari akal, bagaimana caranya melampiaskan nafsunya yang tertahan itu, Meti telah mendahuluinya. Meti mengangsurkan selangkangannya ke wajah Rudy yang sedang asyik mengen tot tubuh Heni. Rudy mengerti apa yang diingini Meti. Meti yang sudah dalam kondisi konak berat, ingin agar no noknya dicumbui olehnya.

Rudy mencabut kon tolnya dari no nok Heni.

“Kok dicabut sih Rud kon tolnya... lagi tanggung nih...!” protes Heni karena dia baru enak-enaknya.

“Sebentar mbak, aku ingin mbak yang diatas. Kasihan tuh mbak Meti dan mbak Asti…” kata Rudy sambil merebahkan dirinya sehingga posisinya jadi menelentang dibawah, “Mbak Meti sudah konak tuh... Biar Rudy jilati dulu no noknya yang sudah gatel pingin dien tot... sambil menunggu giliran” sambung Rudy.

Kemudian Heni memegang kon tol Rudy dan sekejap kemudian sleeeeb... sleeeeb... bleeeesssss... kon tol Rudy telah melesak kedalam no noknya. Heni dengan bersemangat memacu tubuhnya diatas Rudy dan sesekali ia memutar-mutar pantatnya.

“Uuuuufh... akhhhhh... sssshhhh...” desah Rudy dengan suara serak parau. Tangan Rudy menarik pantat Meti sehingga belahan no nok Meti tepat diatas mulutnya. Lalu kedua tangan Rudy menarik bibir-bibir no nok Meti kekiri dan kekanan, sehingga tampaklah bagian dalam no nok Meti yang sudah basah, lengkap dengan lubang no nok dan 1t1lnya yang nyempil disudut atas dua bibir no noknya. Pemandangan tersebut membuat Rudy semakin bernafsu. Hidungnya segera saja dibenamkam didalam belahan no nok Meti yang sudah benar-benar mekar itu. Meti mendasah-desah seraya meliuk-liukkan pinggangnya. Dan ia makin menekankan bokongnya dan menggosok-gosokkan no noknya ke wajah Rudy.

"Ouhh Rud... ayo jilati no nokku sayang... ouh ssshhh... eeennak..." Meti sambil terus merintih.

"Hmm..." Rudy terus menciumi no nok Meti. Perlahan namun pasti, akhirnya semakin menyeruaklah bau khas yang dikeluarkan dan ditebarkan oleh lendir yang mulai keluar dari no nok Meti itu.

Kedua paha Meti terbuka maksimal, jadi bentuk no noknya merekah merah manambah nafsu birahi Rudy. Sedikit demi sedikit Rudy terus menjilati bibir no nok Meti yang semakin basah. Meti membuka pahanya semakin lebar, sehingga semakin terkuaklah bibir luar no nok Meti memperlihatkan lubang no noknya yang menganga dan di sudut atas no nok tersebut 1t1l Meti bertengger dengan indahnya seolah bergetar tak sabar menunggu keliaran dari lidah dan mulut Rudy.

"Ouhh Rud... sssshhhhh... Ayo terusss sayanghhhh...! Jilat 1t1lku sayanghhh..." Meti terus meliuk-liukkan pinggangnya.

“Ya... ya... gitu. Sssshhhh... Oooohhh... aaahhhhh!!!! Sssshhh... enaaaakkkkk... Rud!!! Terussss, Rud!!! Oooohhh... enaaaaaakkk... bangettt... sssshhh... Rud!!!" dari mulut Meti pecah rintihan keras begitu lidah Rudy menjelajahi bagian dalam lubang no noknya dan mengenyot 1t1lnya yang sedari tadi dia harapkan. Setiap milimeter apa yang ada di liang no nok Meti tidak ada yang terlewat dari jilatan Rudy dan Rudy terus menjilati no nok Meti.

Meti tambah kelonjotan saat lidah Rudy menjilati 1t1lnya dan menerobos masuk ke dalam lubang no noknya dan mengulas-ulas bagian dalam no noknya. Lalu lidah Rudy kembali menjilati bibir no noknya terus ke atas sampai menyentuh 1t1lnya. Saat Rudy memainkan 1t1lnya, erangan Meti makin keras dan tubuhnya semakin bergetar hebat. Rudy pun mengimbanginya dengan mulai menggigit-gigit kecil bibir no nok Meti dengan bibir dan giginya.

"Ooohhh... Ruuuudddd... kamu hebat Sayang... Oooohhhh... terus... Ooohhh... Ruuuuddd... Ssshhh... Aaahh... teruss... Sayang..." Erang Meti.

Bibir Rudy kembali menghisap 1t1l Meti di dalam mulutnya, sambil diemut-emut seperti layaknya ngemut permen. 1t1l yang ada di dalam mulut Rudy itu diemut dengan lembut sementara lidahnya mengulas-ulas bagian ujungnya.

"Ooohhh... Ruuuuddd... Yahh teruss... hisap 1t1lku...!!! Oooohhh... Ssshhh... yang kuat Ruuuud!!! Terus... yahh terus... ooooohhhhh Rud... aku belum pernah merasakan jiltan seenak ini. Aduuhh... pintar banget kamu Rud... Sssshhhhh...Ooohhhh..." rintih Meti yang seperti memberi semangat buat Rudy untuk terus menjilati dan menghisap 1t1lnya lebih kuat.

Tubuh Meti berkelonjotan ke sana ke mari sambil tanganya memegang erat kepala Rudy. Lidah Rudy pun makin ganas dan liar menghisap dan mengemut 1t1l Meti, tiba-tiba, Sruutt... sruutt... gleekk... sruutt... sruutt... mulut Rudy dibanjiri lendir yang begitu banyaknya yang keluar dari no nok Meti. Rudy tidak mampu lagi menghindarinya karena Meti membenamkan belahan no noknya di wajah Rudy kuat-kuat, sementara kedua pahanya menjepit kuat kepala Rudy.

"Teruss... Sayang... aaaaahh... sssshhhh... Oooohh... aku gak kuat sayang... ssssshhhhh... nikmat sekali… sssshhh... Oooohhh... aku keluaaaarrrr... aaaaahhhhh!!!!" jerit Meti

Seerr... seeerr... seerrrr... glekk. Seerr... seerrr... gllekk.

Mau tidak mau lendir yang disemburkan dari lubang no nok Meti itu ditelan oleh Rudy, karena Meti membenamkan kuat-kuat belahan no noknya ke mulut Rudy serta kedua pahanya menjepit dengan kuat kepala Rudi. Entah sudah berapa kali Meti menyemburkan lendir kenikmatan yang keluar membanjiri masuk ke dalam mulut Rudy. Dan entah berapa kali Rudy menelannya. Karena setiap Rudy mengisap 1t1l Meti, saat itu pula lendir no noknya menyembur kuat masuk ke dalam mulut Rudy dan terus masuk ke dalam kerongkongan Rudy yang berarti otomatis tertelan oleh Rudy.

Tapi ternyata Rudy begitu menyukai rasa lendir yang dikeluarkan oleh no nok Meti tersebut, Rudy jadi malah tambah bernafsu untuk menghisap habis lendir yang terus membanjiri mulutnya.

Aroma lendir yang keluar dari no nok Meti ini menambah gairah Rudy untuk tambah menyodok-nyodokkan kon tolnya didalam no nok Heni dan hal ini diimbangi Heni dengan semakin menaik turunkan pantatnya sehingga kon tol Rudy keluar masuk no noknya dengan cepat.

"Oooohhh... enakk sayang... sodok yang kuat sayang...!" desah Heni.

Setelah mendapatkan orgasmenya, perlahan-lahan tubuh Meti melemas dan jepitan pahanya pada kepala Rudy pun mengendor kemudian dia merebahkan tubuhnya di samping tubuh Rudy. Dengan kon tol masih tetap menancap didalam no nok Heni, Rudy membalikkan posisi sehingga kini tubuhnya kembali berada diatas tubuh Heni. Kemudian dengan bersemangat dia menghujamkan dalam-dalam kon tolnya kedalam no nok Heni. Dan Henipun menyambut dengan mengangkat pantatnya sambil menggoyangkan bokongnya.

Sementara itu Asti yang menyaksikan pergumulan antara Rudy dan Heni sama sekali tak menyangka bahwa Heni bukan saja dapat mengimbangi permainan Rudy tapi juga dapat mengimbangi kekuatan Rudy.

“Kamu hebat Hen, dapat mengimbangi keperkasaan Rudy” puji Asti pada Heni.

Pergumulan Rudy dan Heni telah berlangsung lebih dari setengah jam namun belum ada tanda-tanda pertahanan keduanya akan bobol. Hanya keringat saja yang meleleh dari kedua tubuh tersebut. Akhirnya setelah pergumulan itu berlangsung empat puluh lima menit barulah tampak tanda tanda pertahanan Heni mulai goyah.

“Oooohhhh... Ruuuuud...!!! Tusuk yang kuat sayang... terus sayang... Oooohhh... Aku... mau... keluarrrrr... Ssssshhhh... Oooohhh...” Heni terus mengerang menikmati enjotan kon tol Rudy dan dia merasakan sebentar lagi akan mendapatkan orgasmenya yang pertama.

Rudy pun menghujamkan kuat-kuat kon tolnya kedalam no nok Heni sehingga batang kon tolnya amblas sedalam dalamnya didalam no nok Heni. Heni merima sodokan tersebut dengan mengangkat bokongnya.

“Terus... Ruuuddd...!!! Lebih kuat lagi... Ruuuddd!!! Sssshhh... Aaaaaahhhhh... Aku keluuuuaaaarrrr!!!!!!” jerit Heni begitu dia mandapatkan orgasmenya. Tubuh Heni yang menelentang dibawah tubuh Rudy berkelojotan. Kepalanya terhempas kesana kemari sambil tangannya merangkul erat-erat tubuh Rudy.

Seeerr... seeerr... seerrrr... seerrr... seeeeeerrrrr... seerrr... no nok Heni berdenyut denyut dan menyemburkan lendir orgasmenya. Akibat orgasmenya tersebut denyutan no nok Heni semakin kuat memijit-mijit kon tol Rudy membuat pertahanan Rudypun goyah dan akhirnya,

“Oooohhh... Mbaaaakkkk... aku juga keluarrrrrrr... Aaaaahhhhh...!!!” teriak Rudy.

Croot... crott... crott... croooooottttt... kontol Rudy menyemprotkan pejuhnya yang sangat banyak memenuhi rongga dalam no nok Heni. Kali ini Rudy tidak kuasa untuk menahan agar pejuhnya tidak keluar dulu, pertahanan Rudy pun bobol akibat nikmatnya empotan no nok Heni yang bagai meremas, menyedot dan memijit kon tolnya.

Dalam rentang waktu yang telah diarungi mereka berempat, Rudy telah memberi kepuasan pada dua orang perempuan sekaligus. Pertama adalah Meti yang mendapat kepuasan akibat permainan lidah Rudy pada no noknya. Kedua adalah Heni yang mendapatkan kepuasan akibat dien tot kon tol Rudy yang besar dan panjang.

Rudy melorot dari tubuh Heni dan terlentang disamping Heni yang masih lemas karena habis dia en tot. Sedangkan Asti yang dari tadi menyaksikan pergumulan yang penuh birahi, baik antara Rudy dan Meti maupun Rudy dan Heni, sedari tadi mengharapkan agar pergumulan tersebut cepat selesai sehingga dirinya dapat segera menikmati kon tol Rudy yang gede dan panjang tersebut memuasi dirinya.

Melihat kedua temannya telah terkapar lemas, Asti mendekati tubuh Rudy lalu dengan penuh nafsu kon tol Rudy yang masih berlepotan campuran cairan pejuh Rudy dan cairan orgasme Heni dikulumnya. Kon tol Rudy tersebut dikenyot-kenyot didalam mulut Asti sambil tangan Asti meremas-remas biji peler Rudy. Mendapat rangsangan tersebut, kon tol Rudypun mulai tegak dan ngaceng kembali. Setelah kon tol Rudy cukup tegang, kemudian Asti telentang disamping Rudy. Ia mengakangkan pahanya lebar lebar, memperlihatkan belahan no noknya yang telah mekar tersebut. Asti sudah tidak sabar pingin buru-buru no noknya ditimpa kon tol super Rudy.

“Ayo Rud...!!! Sekarang giliran aku kamu en tot...!!! Udah gatel nih no nokku pingin digaruk sama kon tolmu...” Ujar Asti sambil mengusap usap belahan no noknya yang sudah mekar dan basah akibat nafsu birahinya yang sudah memuncak.

“Sabar Mbak, aku capek banget...!!!” Ujar Rudy sambil menarik nafas panjang. Rudy memang capek sekali setelah mengalami pertempuran yang panjang melawan Heni. Kali ini Rudy baru menemukan lawan yang sebanding. Heni benar benar telah menguras tenaga Rudy. Rupanya Asti yang sudah benar-benar dalam birahi tinggi tidak mau menerima alasan Rudy.

“Kamu sih terlalu lama ngen toti Heni?! Dan lagi kamu juga serakah atas bawah main...” balas Asti. Memang waktu dia ngen tot Heni tadi, dalam waktu yang bersamaan, bagian bawah Rudy yakni kon tolnya mengerjai no nok Heni sedangkan bagian atas Rudy yakni mulutnya mengerjai no nok Meti.

“Ayo Rud...! Cepetan aku sudah kepingin dien tot sama kamu nikh! Lihat nikh no nokku sudah mekar begini. Kalau kamu biarkan terus begini, aku bisa mati menahan birahi” Asti terus merengek rengek agar Rudy segera menimpanya.

Walaupun Rudy masih merasa capek, tetapi karena kasihan sama Asti yang sudah kepingin sekali ditimpa olehnya maka Rudypun bangun dari berbaringnya dan merangkak di atas tubuh Asti yang sudah siap menerimanya. Rudy menggosok gosokkan kepala kon tolnya dibelahan no nok Asti.

“Ooohhh... Rud... Aku sudah tidak tahan lagi. Buruan masukin kon tolmu Rud. Ooohhh... sekarang Rud... Ssssshhhhh...” pinta Asti agar Rudy segera ngen toti dirinya.

Rudy pun kemudian menempatkan kon tolnya agar posisinya tepat di atas lubang no nok Asti. Lalu ditekannya kon tolnya kedalam no nok Asti yang disambut oleh Asti dengan mengangkat bokongnya. Dan... blessss... melesaklah kon tol Rudy yang bukan main besarnya itu kedlam no nok Asti sampai Asti tersendat.

“Auwwww Rud... sssssshhhhh... enaaaak Rud... oooohhhh..." Asti mulai mendesah sambil merem-melek menikmati tusukan kon tol Rudy.

“Ayo Rud... enjot yang kuat... jangan ragu Rud... Tusuk yang dalam... egh...! Ssshhh... mmmm... egh...!” Seakan gak sabar, Asti meminta Rudy untuk semakin cepat dan kuat mengenjotkan kon tolnya didalam no noknya.

Rudy pun mengayun-ayunkan pantannya sehingga kon tolnya yang luar biasa gedenya itu menghujam bertubi-tubi ke belahan no nok Asti.

"Ouuhhh Rud... nikmatnya... batang kon tolmu udah gede panjang lagi, masukknya dalem banget. No nokku sampe sesek rasanya" kata Asti.

"Tapi enak kan Mbak...!!!" potong Rudy.

"Enak banget Rud, terus enjot yang kuat Rud... biar tambah nikmat... sssshhh... oooohhhh..." sambung Asti.

Rudy terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk no nok Asti. Sewaktu kon tolnya ditarik keluar, yang tersisa di no nok Asti hanya tinggal kepala kon tolnya saja. Kemudian dienjotkan kedalam no nok Asti sekaligus sehingga kon tolnya nancap dalam-dalam di no nok Asti.

"Enak Rud... enjot yang cepat Rud..." rengek Asti lagi sambil terus mengempot-empotkan otot no noknya. Rudy pun menjadi blingsatan karena remasan otot no nok Asti sehingga enjotannya menjadi makin cepat dan makin keras.

"Iya... gitu Ruuuuud... aduuuuuh... enak banget Ruuuud... terus Ruuuud... terasa banget gesekan kon tolmu di no nokku, nancepnya dalem banget... terus Rud... yang cepat... sssshhhh... aaaahhhh..." kata Asti terengah-engah keenakan. Rudy mempercepat enjotan kon tolnya membuat Asti menjadi semakin liar, pantatnya menggelinjang saking nikmatnya dan Asti terus merintih kenikmatan sampai akhirnya dia tidak dapat menahan lebih lama,

"Ruuuud... aku gak tahan lagi Ruuuud... aku keluuuaaarrr Ruuuddd... aaaaahhhhh...!" jerit Asti. Tubuh Asti mengejang. Dengan nafas yang terengah engah.

Seerr... seeerr... seerrrr... seeeeerrrr... no nok Asti menyemburkan cairan orgasmenya banyak sekali membasahi batang kon tol Rudy. Terasa oleh Rudy no nok Asti berkedut-kedut kuat sekali meremas kon tolnya yang masih keras itu. Asti memeluk tubuh Rudy erat-erat sementara kon tol Rudy masih tetep nancep di no noknya. Asti menikmati enaknya orgasme oleh enjotan kon tol Rudy. Rudy menahan gerakan kon tolnya di dalam no nok Asti. Rudy membiarkan Asti menikmati orgasmenya yang sudah lama ditahan. Pelan pelan tubuh Asti lunglai, lemas. Sehingga pelukannya pun makin melemah.

Begitu Asti telah mencapai puncak orgasmenya dan perlawanan Asti mulai melemah, Meti yang birahinya naik kembali karena menyaksikan adegan persetubuhan antara Rudy dan Asti buru-buru menarik pantat Rudy sehingga mau tidak mau kon tol Rudy copot dari no nok Asti.

“Ayo Rud gentian!!! Dari tadi no nokku belum merasakan kon tolmu” kata Meti sambil menunggingkan bokongnya. Meti pingin ditusuk Rudy dari belakang. Dan Rudypun mulai menyelipkan kepala kon tolnya yang masih berlepotan dengan lendir dari no nok Asti ke celah di antara bibir no nok Meti.

"Aaaaahhhhh... Ruuuud!!!" rintih Meti.

Rudy menarik kon tolnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar no nok Meti ikut terdorong bersama kon tol Rudy. Perlahan-lahan Rudy menarik kembali kon tolnya.

"Enak Mbak?" Tanya Rudy menggoda Meti yang sedang menikmati sodokan kon tol Rudy di no noknya.

"Enaaaaak banget Rud..." jawab Meti. Rudy mengenjotkan kon tolnya dengan cepat sambil meremas bongkah bokong dan juga susu Meti.

"Aow... Ruuuud!" rintih Meti ketika kon tol Rudy kembali menghunjam no noknya. Walaupun no noknya telah beberapa kali dimasuki oleh kon tol lelaki, tapi no noknya terasa sesak saat kemasukan kon tol Rudy yang besar dan panjang itu. Rudy memegang pinggul Meti dengan erat dan kon tolnya keluar masuk no nok Meti dengan cepat dan keras.

"Ouuuhhhh Rud... terus Ruuudd... sodok yang kuat... Ruuuddd... aku mau nyampe Rud...!!!" teriak Meti.

"Sama Mbak aku juga mau. Kita barengan ya Mbak" kata Rudy sambil mempercepat enjotannya.

"Ruuuuuud! Aku keluaaaarrr Ruuuud... aaaaahhhh...!!!" jerit Meti saking nikmatnya.

Seerr... seeerr... seerrrr... seeeeerrrr... no nok Meti menyemburkan cairan orgasmenya. No nok Meti mengejang-ngejang ketika dia mendapatkan orgasmenya. Rudy merasakan nikmat pada kon tolnya akibat empotan no nok Meti tersebut sehingga dia tidak bisa lagi menahan pejunya agar tidak bobol.

"Aaaaahhh Mbak.... aku keluaaaarrr Mbaaaak!!! Aaaaahhh...!!!" Rudy mengerang.

Croot... crott... crott... croooooottttt... kon tol Rudy menyemburkan penjunya beberapa kali di no nok Meti. Dengan nafas yang terengah tengah dan badan penuh dengan keringat, Rudy mendekap tubuh Meti dari belakang sementara kon tolnya masih tetep nancep di no nok Meti. Rudy dan Meti menikmati orgasmenya masing-masing. Setelah gak ngos-ngosan, Rudy mencabut kon tolnya dari no nok Meti. Kon tolnya berlumuran lendir no nok Meti dan pejunya sendiri. Dengan sisa – sisa tenaganya dia membaringkan tubuhnya diantara tubuh Heni dan Asti yang terkapar lemas setelah puas mencapai puncak kenikmatan.

Begitulah Rudy ganti berganti telah memuaskan nafsu ketiga perempuan cantik itu hingga mereka benar-benar puas. Rudy meninggalkan mereka bertiga dengan tubuh lunglai ketika matahari hampir tenggelam. Berjam-jam lamanya dia telah memeras tenaga memuaskan nafsu ketiga perempuan tersebut dan dirinyapun mendapat kepuasan dari ketiganya. Ada rasa bangga dalam dirinya ketika dia berhasil memuaskan mereka.

Kini empat perempuan sudah berhasil ditaklukkan oleh Rudy. Mula mula Yayuk, lalu Meti dan Asti, akhirnya Heni. Namun diantara keempat perempuan itu, Rudy harus mengakui bahwa Yayuk berada diurutan teratas dari keempatnya. Mulai dari bentuk tubuhnya, wajahnya dan no noknya, Yayuk lebih bagus dari ketiga perempuan lainnya. Bentuk belahan no nok Yayuk juga paling bagus diantara keempatnya. Jembutnya lebih lebat namun tertata rapi, Yayuk betul-betul mengurus jembut hitam dan lebatnya tersebut, sehingga kesannya tambah merangsang dan tidak jorok.

Mengenai rasa, no nok Yayuk juga berada diurutan paling atas diantara keempatnya. No nok Yayuk memiliki empotan yang ternikmat. Dinding dinding no noknya bagaikan hidup, memijit dan meremas-remas batang kon tol yang masuk kedalamnya. Dan seakan-akan dinding no noknya punya perekat, sehingga waktu ditusuk dan ditarik seakan-akan ikut terus melekat. Kelebihan no nok Yayuk lainnya adalah no noknya yang keset dan tidak becek sehingga walaupun ditimpa terus menerus tidak memberikan rasa bosan.

Sedangkan terhadap ketiga perempuan lainnya, satu sama lain punya kelebihan dan kekurangan yang berimbang. Heni memiliki daya tahan yang kuat. Walaupun no noknya dienjot habis-habisan ia tetap bisa bertahan. Meti memiliki goyangan yang maut banget. Kalau saja bukan Rudy yang digoyang pasti sudah KO duluan dalam beberapa kali goyangan saja. Sedangkan Asti, no noknya lebih legit ketimbang dua temannya tersebut. Dan lubang no noknya dalam sekali, sehingga walaupun no noknya telah banjir, namun no noknya masih terasa enak.

Menyetubuhi keempat perempuan tersebut bagi Rudy memang sangat menyenangkan. Keempatnya memiliki ekpresi yang berlainan saat disetubuhi.

Yayuk sifatnya yang keibuan selalu memberikan kasih saying dalam setiap dekapannya. Dan dalam mengekspresikan puncak kenikmatan yang didapatpun Yayuk lebih tenang dan tidak liar. Sehingga Rudy selalu merasa nyaman bercumbu dengannya. Meti, perempuan yang semula lemah lembut itu jika disetubuhi akan berubah menjadi beringas. Napasnya mendengus-dengus dan ketika mencapai puncak selalu menghujamkan kukunya kuat-kuat dipunggung lelaki yang menggaulinya. Heni, napasnya napas kuda. Dari awal dien tot hingga akhir tetap sama. No noknya yang lebih mungil dibanding Meti dan Asti tetap stabil mengurut-urut kon tol cowok yang menggaulinya. Asti, saat akan mencapai puncak kenikmatan merengek-rengek dan meronta-ronta seperti sapi disembelih. Tubuhnya berkelejotan saat menikmati puncak orgasmenya.

Sedangkan bagi Meti, Asti dan Heni, sosok Rudy sangat berkesan bagi mereka. Rudy, pemuda perkasa yang memiliki kon tol yang gede dan panjang itu telah memberikan sensasi persetubuhan yang belum pernah mereka rasakan dari cowok-cowok lain yang pernah menggauli mereka. Bagi mereka Rudy memiliki banyak kelebihan. Dari segi stamina, Rudy memiliki stamina yang luar bisaa prima. Dari segi kemaluan, Rudy memiliki kon tol yang luar bisaa gede, panjang dan kalau sudah ngaceng tegangnya minta ampun kerasnya. Dari cara menggauli lawan jenisnya, Rudy mempunyai banyak variasi permainan. Sehingga bagi cewek yang belum berpengalaman, sekali ditancap kon tol Rudy, pasti langsung bobol dan akan ketagihan untuk terus, terus dan terus merasakan enaknya dien tot kon tol Rudy. Seperti juga yang dirasakan oleh Meti, Asti dan Heni yang selalu ketagihan untuk bisa mengulangi untuk dien tot oleh Rudy.

Begitulah Rudy, ia disenangi oleh ketiga perempuan tersebut. Ia mampu menaklukkan perempuan-perempuan tersebut dan iapun mampu memuaskan mereka. Kini Rudy telah menjadi pemuda yang disenangi oleh wanita terutama bagi wanita yang telah merasakan keperkasaannya.

======

Kisah selanjutnya berlanjut saat Rudi hijrah ke kota...
Tunggu lanjutan kisah Rudi ya agan2 semua...

Tante Lia 1
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd