Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Rudi Sang Penakluk

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Update...

Tante Lia (2)


POV Rudy

Tepat pukul dua malam, jam dinding berdentang keras sebanyak dua kali, mendadak aku terbangun dari tidurku di atas lantai ruang tengah itu. Dengan mata yang masih agak redup akibat bangun dari tidur, aku melihat tubuh bugil Tante Lia disampingku. Pandangan mataku begitu nanar ketika menatap kearah selangkangan Tante Lia. Bukit nonoknya begitu mengembung indah dan ditutupi oleh rimbunnya bulu2 jembut yang begitu lebat. Sementara di dadanya menggantung dua susu besar yang padat dan sekal dengan pentilnya yang besar berwarna coklat kehitaman.

Melihat pemandagan tersebut, nafsuku bangkit kembali. Perlahan aku mulai menjilati kedua susu Tante Lia. Secara bergantian kedua pentilnya kujilati dan kuisap. Merasa ada yang mengerjai kedua susunya, Tante Lia pun perlahan membuka matanya. Saat melihat aku sedang menjilati kedua susunya, dia tersenyum.

“Aaaaahhh... enak Ruuuuud...!!! Iya Rud, isap yang kuat Ruuuuud...!!!” Tante Lia mendesah sambil menekan kepalaku dengan kuatnya.

Aku terus mencium dan menjilat kedua susu besar Tante Lia secara bergantian. Sesekali pentilnya aku isap2 dengan kuat. Dan terkadang aku masukan dalam2 susu Tante Lia ke dalam mulutku sambil aku jilati pentilnya. Akibat jilatan dan sedotanku pada kedua pentil susu Tante Lia, pentil susu tersebut lama kelamaan menjadi membesar dan mengencang.

“Aaaaahhh... Iya begitu Rud. Aaaaahhh... eeenaaak... Ruuuuud...!!! Iya, gigit pelan2 pentil... Aaaaahhh... Ruuuuud...!! Dua2nyaaa.... Aaaaahhh... Ssssshhh...!!! Iya begitu. Teeeruuus... Ruuuuud...!!! Merahin saja susuku... Uuuuuhhh...!!! Teeeruuus... Ruuuuud... isap teeeruuus... Aaaaahhh...!!!” tak henti2nya mulut Tante Lia mengeluarkan suara rinrihan dan erangan.

Tiba2 Tante Lia membalikkan tubuhku sehingga kini tubuhnya berada di atas tubuhku. Kemudian dia menggeser kebagian bawah tubuhku sehingga kepalanya berada di antara selangkanganku. Dengan cepat tangannya mulai memegang kontolku yang masih lembek dan kemudian mengocoknya dengan lembut.

“Kontol kamu memang luar biasa Rud, belum ngaceng aja sudah segede ini. Pantas saja liang nonokku terasa penuh ketika kontol ini masuk ke dalam liang nonokku” kata Tante Lia.

Akibat kocokan dan remasan tangan Tante Lia tersebut kontolku perlahan2 mulai tegang dan mengeras. Kini Tante Lia berganti menjilati kontolku.

“Ooooohhh... Taaaaannn... enak banget Taaaaannn... Hhhmmmmm... isap terus Taaaaannn... Aaaaahhh...” gantian kini aku yang mendesah menikmati ciuman, jilatan dan isapan Tante Lia di kontolku.

Kontolku keluar masuk mulut Tante Lia, membuat gerakanku pun semakin tidak karuan. Semakin cepat dan cepat serta semakin kuat dan kuat Tante Lia mengisap kontolku.

”Aduuuuuhhh... Taaaaannn... enn... naaaaakkk... Aaaaahhh...” aku terus menggeram saat Tante Lia memajumundurkan kepalanya sehingga kontolku keluar masuk mulutnya.

Kemudian Tante Lia melepas kulumannya pada kontolku. Tante Lia berdiri sambil menarik tanganku hingga kami sama2 berdiri. Setelah aku berdiri, Tante Lia berlutut dan kemudian mulai menggarap kontolku menggunakan kedua susunya yang besar dan empuk itu.

“Aaaaahhh... eeenaaak... Ruuuuud... Ayooo.... Ruuuuud... kontol kamu aku tetekin nih!!! Ayooo... sayaaangg...!!! Tante nenenin ya??? Ssssshhh...” Tante Lia terus mendesah2 dengan suara yang keras sambil pentil susunya digesek2kan di kepala kontolku.

Rasanya geli banget tapi nikmat, saat lubang kencingku digesek2 sama pentil susu Tante Lia yang besar dan sudah keras itu. Lubang kencing itu tak ubahnya seperti mulut bayi yang sedang disusui.

Puas dengan menggesek2kan pentilnya ke lubang kencingku, Tante Lia kemudian menjepit kontolku di antara dua susunya yang besar itu sambil kedua tangannya menekan kedua susu tersebut. Terlihat dari atas, kepala kontolku timbul tengelam di antara belahan susu Tante Lia, seiring dengan gerakan tubuh Tante Lia yang naik turun. Rasanya sungguh sangat nikmat. Selama aku ngentot dengan beberapa perempuan sebelumnya, kontolku belum pernah merasakan dijepit dengan kedua susu. Hal yang selama ini hanya aku lihat dalam adegan di film2 bokep, kini aku mengalaminya dengan Tante Lia. Sepertinya Tante Lia sangat berpengalaman dalam semua hal yang berhubungan dengan ngentot.

“Ssssshhh... aku tau Heni pasti belum pernah melakukan seperti ini kan??? Karena Heni telah menceritakan semuanya padaku tentang semua yang kamu dan dia lakukan saat ngentot. Ssssshhh... aduh enak baaangeeet... Ruuuuud... geeeliiiii...!!!” jelas Tante Lia sambil sesekali mendesah.

Oooo... itu rupanya, kenapa dia tau kontol aku belum pernah diperlakukan seperti itu. Wah Mbak Heni ternyata telah menceritakan semuanya termasuk kebiasaan yang kami lakukan saat kami ngentot berdua. Aku benar2 menikmati gesekan kontolku dengan kulit susu Tante Lia yang mulus tersebut.

Tante Lia ternyata sangat pandai melakukan permainan dalam persetubuhan seperti ini. Sepertinya Tante Lia sangat berpengalaman. Semula Tante Lia hanya bergerak naik turun sambil menjepit kontolku dengan kedua susu besarnya tersebut. Namun tiba2 Tante Lia menundukkan kepalanya. Dan ternyata setiap kali kepala kontolku yang dijepit dengan kedua susu Tante Lia tersebut muncul dipermukaan, langsung disambut dengan lidahnya yang dengan lincah menjilati kepala kontolku. Rasanya luar biasa nikmat.

“Aaaaahhh... eeenaaak... baaangeeet... Taaaaannn...!!! Teeeruuus... Taaaaannn...!!! Aaaaahhh... Taaaaannn... enak Taaaaannn...!!!” rintihan kenikmatanku merasakan semua aksi Tante Lia pada kontolku.

Saat Tante Lia bergerak naik, aku tahan pantatnya dengan kedua tanganku, lalu tangan kiriku mulai mengelus2 dan mengobel2 liang nonok dan itil Tante Lia, terasa nonoknya sudah basah kembali.

Mulut Tante Lia asih penuh dengan kontolku yang keluar masuk mulutnya. Sesekali tanganku juga meremas kedua susu montok Tante Lia sehingga dia merasa geli yang hebat. Tante Lia melepas kontolku dari mulutnya. Dia kocok kontolku naik turun dengan kedua tangannya, lalu diisap lagi. Begitu seterusnya berulang2 sampai mulutnya mulai kepayahan. Kemudian Tante Lia meremas dan mengelusi biji kontolku hingga aku merasa kegelian dan saat itu aku kobel liang nonoknya dalam2.

“Aow... Aaaaahhh... Ruuuuud... geliiii...” kata Tante Lia saat aku kobel liang nonoknya dalam2.

Kemudian akupun ikut berlutut seperti Tante Lia, lalu kudorong tubuh Tante Lia hingga posisinya terlentang. Kemudian aku lumat pentil susu Tante Lia. Kini dia yang mendesah keenakan. Setiap isapanku pada pentil susunya nafsu Tante Lia terus meningkat. Jariku pun bergerak makin liar di dalam nonok Tante Lia, membuat dia juga semakin liar. Desahan dan erangan Tante Lia makin keras. Pantat Tante Lia sesekali terangkat karena kobelan jariku di liang nonok dan itilnya, sambil bergantian kedua susu dan pentilnya aku jilat dan aku isap2 pentilnya serta beberapa kali aku kecup juga daerah sekitar dada dan lehernya.

“Ssssshhh... Ooooohhh... nikmat sekali Rud. Aku sudah gak tahan, Rud. masukin kontol kamu Rud. Ooooohhh...” erang Tante Lia ingin segera aku entoti.

“Rud, kita terusin di kamarku saja Rud” ajak Tante Lia sambil berjalan menarik tanganku masuk ke dalam kamarnya. Sesampainya di tepi ranjang, aku dorong tubuh montok Tante Lia hingga rebah di atas ranjang dan aku pun bersimpuh di lantai kamar, kemudian kutarik pantat sekal Tante Lia hingga kini belahan nonoknya tepat di depan mulutku.

Perlahan kusibakkan bibir nonok Tante Lia dengan kedua ibu jariku sehingga bibir nonoknya merekah. Begitu bibir nonok itu merekah, itil Tante Lia yang besar itu nongol keluar. Wajahku kugerakkan ke nonok Tante Lia, sambil tanganku kembali meremas2 susu montoknya. Kujilati itil Tante Lia yang merah dan besar itu sambil satu tanganku memilin2 pentil susunya.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... Iya betul di situ Ruuuuud... di situ Rud, isap itilnya Ruuuuud... Ooooohhh... eeenaaak... Ruuuuud...” Tante Lia mendesah2 sambil matanya merem melek.

Aku meneruskan permainan lidahku dengan melakukan jilatan2 panjang dari lubang pantat Tante Lia sampai ke itilnya, membuat nonoknya semakin basah oleh lendir birahinya hingga sebagian lendir tersebut mengalir sampai mencapai lubang pantatnya. Sesekali Tante Lia menggoyangkan pinggulnya. Di saat pinggul Tante Lia bergoyang, aku remas kuat2 pantatnya sambil ujung lidahku kutusukkan ke dalam liang nonoknya.

“Ooooohhh... Ruuuuud... eeenaaak... sekaaaliiii... Ruuuuud... masukin kontol kamu Ruuuuud... Ssssshhh... aaakuu gak tahan laagiiiii... Ooooohhh... Ruuuuud...” Tante Lia terus mengerang dengan kerasnya.

Kumasukkan jari tengahku ke dalam liang nonok Tante Lia. Dan setelah masuk kubengkokkan jariku tersebut ke atas tepat di belakang itilnya dan aku tekan sambil aku korek2 dengan lembut bagian tersebut.

”Aaaaahhh... Ruuuuud... eeenaak... bangeeet... Ruuuuud... Ssssshhh... Uuuuuhhh... eenaak... Ruuuuud...” Tante Lia melolong sambil menyentakkan pantatnya ke atas sampai2 jari tanganku yang sudah terbenam di dalam liang nonoknya terlepas.

Ternyata jari2ku tersebut tepat mengenai daerah G-Spot Tante Lia sehingga dia merasakan rangsangan yang teramat. Aku masukkan kembali jariku ke dalam liang nonok Tante Lia dan melakukan gerakan yang sama dan di tempat yang sama. Kali ini aku sambil minjilati dan menyedot2 itil Tante Lia. Itil Tante Lia kini semakin bengkak dan menonjol sehingga gampang bagiku untuk menjilati dan mengisapnya. Itil Tante Lia terus kugelitik dengan lidahku serta kuisap2 lembut sambil jariku terus bermain di dalam liang nonok Tante Lia, membuat dia semakin keras merintih dan pinggulnya menggeyol ke kiri dan ke kanan.

“Aaaaahhh... Uuuuuhhh... Ruuuuud... niiikmaaat... sekaaaliiiii... Ooooohhh...” desah Tante Lia sambil menahan kenikmatan yang semakin menjadi2.

Permainan jari dan lidahku di nonok Tante Lia semakin liar. Sambil terus mengerang dan menggeliat2, Tante Lia meremas2 kedua susunya sendiri. Gerakan pinggul Tante Lia pun semakin liar. Kadang Tante Lia mengangkat pinggulnya, kadang menggoyang2kan pinggulnya mengejar setiap gerakan lidahku di itilnya.

Aku raih pinggul Tante Lia dan menekan kepalaku ke arah nonoknya. Aku tekan mulutku ke itilnya. Aku jilati itil Tante Lia tersebut dan aku sedot2 dengan kuat. Tidak lama kemudian Tante Lia menjerit panjang.

“Aaaaaaaaaaahhh... Ruuuuud... aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” jerit Tante Lia. Tangannya menekan kuat kepalaku dan pahanya menjepit erat kepalaku yang ada di antara kedua pahanya. Tante Lia telah mencapai orgasmenya. Badannya mengejang dan liang nonoknya semakin kuat berkedut2 menyedot dan memijit2 kontolku. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasme Tante Lia menyembur membasahi kontolku yang ada di dalam liag nonoknya.

Melihat hal itu aku berhenti menjilati nonok Tante Lia, dan aku kemudian membiarkannya sesaat supaya Tante Lia dapat menikmati orgasmenya. Aku lihat mata Tante Lia terpejam dengan tubuh tergolek lemas tak berdaya. Aku pun langsung naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Tante Lia. Aku dapat melihat nafas Tante Lia yang masih terengah2. Aku peluk Tante Lia dengan mesra sambil mengecup bibirnya. Tante Lia membuka matanya dan mata kami saling berpandangan.

Entah siapa yang memulai, kami bersua sudah beradu bibir. Dengan penuh nafsu Tante Lia melumat, mengisap bibir dan lidahku. Aku pun membalas lumatan bibir Tante Lia tersebut dengan tak kalah liarnya. Aku sedot2 lidahnya. Tidak hanya itu, sambil berciuman tanganku kembali meremas2 kedua susu Tante Lia dan memilin2 pentilnya. Tiba2 Tante Lia membalikkan tubuhku hingga sekarang tubuhku yang berada di bawahnya dan Tante Lia pun melepaskan bibirnya dari bibirku.

”Sekarang giliran aku bikin kamu keenakan” ujar Tante Lia sambil beringsut ke bawah lalu mendekatkan wajah ke arah selangkanganku.

Tante Lia memegang batang kontolku dan mengelus2nya lalu mengocok kontolku dengan lembut. Setelah puas mengocok kontolku, Tante Lia langsung memasukan kontolku ke dalam mulutnya. Tampaknya Tante Lia sangat menikmatinya. Terlihat Tante Lia seperti seoarang anak kecil yang sedang mengulum permen lolipop.

Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp...

”Hhhmmmmm...” suara Tante Lia di sela2 kulumannya pada kontolku.

Aku mengelus2 rambut Tante Lia yang sedang mengulum kontolku.

”Tante, sepongan Tante enak banget” bisikku dengan mesrah di telinganya. Seketika Tante Lia berhenti mengulum kontolku. Lalu dia memandangku. Aku pun tersenyum dan Tante Lia pun ikut tersenyum.

Tak lama kemudian, Tante Lia pun sudah mengulum kontolku kembali yang semakin mengeras dan mengkilat kepalanya, hingga batang kontolku amblas semua di dalam mulut Tante Lia.

”Aaaaahhh... eeenaaak... Taaaaannn...” desahku merasakan kuluman Tante Lia pada kontolku tersebut membuat nafsuku semakin menggebu. Aku sangat menikmati sensasi kuluman yang Tante Lia berikan pada kontolku.

Aku masih mengamati Tante Lia yang sedang asyik mengulum kontolku. Ada rasa bahagia melihat Tante Lia yang sedang mengulum kontolku. Sungguh aku tidak pernah membayangankan kalau akhirnya aku dapat ngentot denga Tante Lia. Bagaimanapun juga dia adalah Tanteku, yang harus aku hormati, hingga tak ada sedikit pun terlintas berbuat macam2 padanya. Walapun sejak awal bertemu dengannya, timbul nafsuku untuk dapat ngentoti dirinya. Namun semua itu berubah akibat cerita Mbak Heni yang ternyata justru membuat penasaran Tante Lia untuk ngentot denganku dan akhirnya tadi malam aku pun dapat ngentot dengan Tante Lia.

“Ayo Rud... Aku sudah gak tahan lagi... liang nonokku sudah gatal banget ingin segera digaruk pakai kontol kamu. Masukin kontol kamu Rud, sekarang!!!“ pinta Tante Lia.

Karena aku pun juga sudah tak sabar pingin merasakan kembali nikmatnya empotan nonok Tante Lia, maka aku pun bangkit dan turun dari ranjang. Aku tarik tubuh Tante Lia hingga posisi pantatnya tepat di pinggir ranjang. Kedua kaki Tante Lia kuangkat dan kuletakkan di atas bahuku.

Aku genggam kontolku yang sudah ngaceng sempurna itu kemudian kuarahkan ke permukaan liang nonok Tante Lia yang tampak sudah sangat basah oleh lendir birahinya akibat desakan nafsunya. Setelah ujung kepala kontolku tepat berada di permukaan mulut liang nonok Tante Lia, aku tekan pinggulku. Dan bleeeeesss... kepala kontolku yang besar membelah bibir nonok Tante Lia dan batang kontolku yang panjang itu menyeruak masuk ke dalam liang nonoknya.

Kepala Tante Lia mendongak ke atas menatap langit2 kamarnya, saat kontolku masuk ke dalam liang nonoknya. Tampak Tante Lia begitu menikmati gesekan demi gesekan yang timbul antara kulit kontolku dengan dinding liang nonoknya.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... eeenaaak... Ruuuuud..." desah lirih Tante Lia dengan suara bergetar hebat.

"Ssssshhh... Aaaaahhh... Taaaaannn..." aku pun mengerang ketika kontolku merasakan ketatnya jepitan liang nonok Tante Lia yang hangat serta empotan liang nonok Tante Lia yang terasa bagai menyedot dan memijit2 kontolku tersebut.

Sedikit demi sedikit dengan penuh perasaan aku terus mendorong masuk kontolku ke dalam liang nonok Tante Lia, hingga akhirnya seluruh kontolku amblas di dalam liang nonok Tante Lia. Aku diamkan sejenak kontolku, lalu sambil memegangi kedua paha Tante Lia, aku mulai menarik pantatku ke atas dan kontolku pun ikut tertarik ke luar dari liang nonok Tante Lia hingga tinggal kepala kontolku yang masih tertinggal di dalam liang nonok Tante Lia. Lalu aku kembali menekan pantatku hingga kontolku amblas semuanya di dalam liang nonok Tante Lia. Kemudian aku tarik lagi, kutekan lagi sampai amblas, demikian kulakukan secara terus menerus.

Akibat banyaknya lendir yang membasahi liang nonok Tante Lia, gerakan keluar masuk kontolku di liang nonoknya jadi semakin lancar. Mungkin juga setelah tadi malam aku entot liang nonoknya dengan kontolku, otot2 liang nonok Tante Lia sudah beradaptasi dengan besarnya kontolku.

Di antara gerakkan kontolku yang keluar masuk liang nonok Tante Lia yang mulai lancar, Tante Lia pun menggoyang2kan pinggulnya mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku tersebut.

Aku pun mulai mempercepat gerakan keluar masuk kontolku di liang nonok Tante Lia.

“Ssssshhh... Taaaaannn... eeenaaak... sekaaaliiiii... Nonok Tante nikmat baaangeeet...” aku kembali mengerang merasakan nikmatnya liang nonok Tante Lia.

“Aku juga Rud. Enak sekali kontol kamu. Ooooohhh... Terus Ruuuuud... teeeruuus... entot terus nonokku. Ssssshhh... Aaaaahhh... niiikmaaat..” Tante Lia pun ikut mengerang merasakan nikmatnya kontolku yang keluar masuk liang nonoknya.

Aku semakin meningkatkan lagi kecepatan keluar masuk kontolku di liang nonok Tante Lia. Gak lama kemudian, Tante Lia merintih2. Sepertinya dia akan mendapatkan orgasmenya kembali.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... teeeruuus... Ruuuuud... Aku gak tahan Ruuuuud... aaakuuu... maaauuu... keeeluuuaaarrr... Ruuuuud...” rintih Tante Lia sambil memegangi kedua lenganku. Matanya sayu memandang ke arahku.

Tatapan Tante Lia tersebut seakan memberikan semangat padaku sehingga aku pun mempercepat gerakan keluar masuk kontolku di liang nonoknya. Sesekali aku sodokan kontolku dengan kuat ke dalam liang nonok Tante Lia hingga akhirnya Tante Lia mengerang dan mendesah keras.

“Aaaaahhh... Eeenaaak... Ruuuuud... akuuu... gak taaahaaan... laaagiiiii... aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” teriak Tante Lia.

Liang nonok Tante Lia dengan sangat kuatnya menjepit kontolku. Tante Lia meremas lenganku dengan sangat kuatnya. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Kembali liang nonoknya menyemburkan cairan orgasmenya. Tampak mata Tante Lia membeliak2 dan tubuhnya mengejang. Liang nonoknya berdeyut2 dengan kutnya. Terasa kontolku bagai disedot dan dipijit2 oleh dinding liang nonok Tante Lia.

Aku hentikan genjotanku untuk memberikan waktu bagi Tante Lia menikmati orgasmenya sambil menikmati empotan nikmat dari liang nonoknya. Tante Lia memejamkan matanya beberapa saat menikmati orgasmenya. Kontolku yang sudah tegang luar biasa kubiarkan diam tertanam di dalam liang nonok Tante Lia.

Beberapa saat kemudian, Tante Lia pun mulai pulih tenaganya setelah badai orgasme melandanya. Ditariknya kepalaku dan dia pun mulai melumat bibirku dengan panas.

Menyadari nafsu birahi Tante Lia yang mulai bangkit kembali, aku pun mengajak ganti posisi. Aku suruh Tante Lia tengurap di tengah ranjang. Kemudian aku posisikan diriku tepat di antara kedua kaki Tante Lia. Aku renggangkan kedua kaki Tante Lia tersebut. Dalam posisi tersebut nonok Tante Lia tampak merah merekah dan basah berada tepat di bawah pantatnya yang super besar.

Melihat pemandangan tersebut nafsuku tambah menggelora. Perlahan2 kusodokkan kontolku ke dalam liang nonok Tante Lia dari belakang melewati belahan pantatnya yang besar tersebut.

“Ooooohhh... eeenaaak... baaangeeet... Aaaaahhh...” desahku ketika kurasakan sebagian kontolku mulai melesak masuk menyusuri hangatnya liang nonok Tante Lia dan sebagian lagi terjepit oleh belahan di antara kedua pantat Tante Lia yang besar tersebut.

Dalam posisi ngentot seperti ini, aku benar2 merasakan dua kenikmatan sekaligus yang dialami oleh kontolku. Kenikmatan pertama terjadi akibat sebagian kontolku yang terjepit erat di liang nonok Tante Lia. Sedangkan kenikmatan kedau terjadi akibat sebagian lagi kontolku yang terjepit oleh belahan di antara kedua pantat Tante Lia yang besar tersebut.

Tidak hanya itu, dalam posisi ngentot seperti ini, liang nonok Tante Lia terasa menjadi lebih sempit sehingga gesekan kontolku yang sedang bergerak keluar masuk liang nonoknya semakin terasa nikmat.

Sambil menggerakkan pinggulku maju mundur, aku peluk tubuh Tante Lia dari belakang sambil menciumi belakang telinga dan lehernya. Tante Lia merasa nikmat yang luar biasa. Apalagi ketika aku lesakkan seluruh kontolku di dalam liang nonoknya lalu aku putar2 kontolku di dalamnya.

“Aaaaahhh... enak banget kontol kamu Ruuuuud... Sampai mentok. Uuuuuhhh... Ruuuuud... Ssssshhh... luar biasa nikmatnyaaaaa... Ruuuuud... Aaaaahhh...!!!” desah Tante Lia.

Tidak tahu berapa lama aku menggenjot nonok Tante Lia dengan gaya seperti itu. Aku cabut kontolku, lalu aku tarik ke atas pinggul Tante Lia, sehingga kini posisinya menjadi nungging.

”Ooooohhh... Ruuuuud... aku sudah gak kuat... laaagiiiii... cepat masukkin lagi kontol kamu ke memekkuuuu... Aaaaahhh...!!! Ayo Ruuuuud... buruan dong...!!!” perintah Tante Lia agar aku segera memasukkan lagi kontolku ke dalam liang nonoknya.

Aku berlutut di di belakang Tante Lia, sejenak kupandangi nonok Tante Lia yang sudah basah kuyu oleh lendir birahi dan cairan orgasmenya. Kemudian dengan perlahan kutuntun kontolku menuju liang nonok Tante Lia. Sambil memegang pinggang Tante Lia, aku dorong ke depan pinggulku dan sedikit demi sedikit kontolku masuk kembali ke dalam liang nonok Tante Lia hingga akhirnya seluruh kontolku masuk ke dalam liang nonoknya.

Lalu kuayunkan pinggulku maju mundur dengan kecepatan sedang. Tante Lia mengikutinya dangan memajumundurkan pantatnya. Sesekali Tante Lia memutar2 pinggulnya.

“Aaaaahhh... enak banget kontol kamu Rud. Ssssshhh... kontol gede kamu eeenaaak... Ruuuuud...!!! Terasa nikmat di nonokku. Rasanya nikmaaat... bangeeeet... Ruuuuud...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!! Kontol kamu sudah bikin Heni sayang banget samaaa... kamuuu... Ruuuuud...!!! Aku juga Rud, sayaaangg bangeeet samaaa... kamuuu...!!!” kembali Tante Lia mendesah dan mengerang menikmati pompaan kontolku di liang nonoknya.

Sementara itu, aku terus memompa kontolku keluar masuk liang nonok Tante Lia dengan cepat. Dan Tante Lia pun mengimbangi dengan memajumundurkan pantatnya menyambut setiap sodokan kontolku masuk ke dalam liang nonoknya.

”Teruuus... Ruuuuud... genjot lebih cepat lagi sayaaangg... Aaaaahhh... lebih kuuuaaat... Ssssshhh... Aaaaahhh... akuuu gak tahaaan... lagiiii... Ruuuuud... akuuu... mauuu... keluuuaaarrr...lagiiiii...!!! yang keraaas... Ruuuuud...!!!” Tante Lia tak henti2inya meracau dan mendesah. Namun desahannya itu semakin membuat birahiku semakin tinggi.

Aku pompa kontolku di liang nonok Tante Lia dengan cepat dan semakin cepat serta dengan hentakan2 yang kuat. Sampai timbul bunyi plok... plok... plok... akibat tumbukan antara pangkak pahaku dengan pantat Tante Lia. Tidak hanya itu, sambil memompa kontolku di liang nonoknya, aku remas2 susu dan itil Tante Lia dengan liar. Dan saat aku medorong pinggulku ke depan, Tante Lia menyodokkan pantatnya ke belakang dan tangannya langsung menahan pantatku agar tidak bergerak.

"Aaaaahhh... Ruuuuud... Aaakuuu... keeeluuuaaarrr... laaagiii... nikmat sekali rasanya. Aaaaahhh...!!!!!!" jerit Tante Lia. Akhirnya Tante Lia mendapatkan orgasmenya kembali. Tubuhnya kejang2. Liang nonoknya berkedut2 dengan kuat dan Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmenya pun menyembur semakin memenuhi liang nonoknya hingga merembes dan menetes keluar dari nonoknya.

Karena aku pun juga merasakan sesuatu yang mendesak ingin keluar dari ujung kontolku serta kepala kontolku yang sudah berdenyut2 pertanda bahwa pejuhku akan segera keluar dari kontolku. Kali ini aku tidak memberi waktu istirahat bagi Tante Lia untuk menikmati orgasmenya. Kupompa kontolku keluar masuk liang nonok Tante Lia lebih cepat lagi hingga akhirnya dengan satu hentakan yang kuat aku hujamkan seluruh kontolku ke dalam liang nonok Tante Lia. Aku pegang kuat2 pinggul Tante Lia dengan kedua tanganku.

“Aaaaaaaaaaaahhhhh...!!! Taaaaannn... Aaakuuu... keeluuuaaaaarrr... juuugaaaaa...!!! Aaaaahhhhhh...!!!” aku benar2 berteriak saat aku ejakulasi. Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuhku nyemprot di dalam liang nonok Tante Lia berulang2 dan banyak sekali. Sambil menikmati sisa2 pejuhku yang masih menyemprot, aku jatuhkan tubuhku menelungkup di atas punggung Tante Lia. Dan akhirnya tubuh Tante Lia pun menelungkup di atas tempat tidur hingga tubuh kami pun saling berimpitan di atas tempat tidur dengan kontolku yang masih menancap di dalam liang nonok Tante Lia.

Setelah beberapa saat lamanya, aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari dalam liang nonok Tante Lia dan aku gulingkan tubuhku di sisi tubuh Tante Lia. Tampak kontolku yang berlumuran cairan dari dalam liang nonok Tante Lia. Cairan yang terdiri dari campuran antara pejuhku, cairan birahi Tante Lia dan cairan orgasme Tante Lia. Lalu wajah kami saling berhadapan. Aku belai lembut rambut Tante Lia. Dan aku beri kecupan lembut di keningnya.

"Nonok Tante memang luar biasa nikmatnya. Nikmat banget rasanya kontolku dijepit di dalam liang nonok Tante. Kerasa sekali gesekannya dikontolku" kataku dengan nafas yang masih terengah2.

"Gimana Tan? enak?" aku bertanya pada Tante Lia setelah kami istirahat beberapa saat.

"Enak sekali Rud, rasanya nikmat sekali, nonokku sampe sesek kemasukan kontol kamu, habis gede banget sih" jawab Tante Lia.

”Saat pertama kali aku melihat kamu, aku pikir Heni bohong waktu dia cerita tentang kehebatan kontol kamu Rud. Ternyata Heni gak bohong” lanjut Tante Lia;

Tubuh kami berdua masih terkapar di ranjang karena kelelahan. Tak lama kemudian kami tertidur lagi.

===000===


POV Tante Lia

Saat kami terbangun, hari sudah hampir pagi. Dalam keadaan telanjang, karena ingin kencing, aku pun bangkit menuju ke kamar mandi. Kemudian aku pun langsung duduk di atas kloset dan dari nonokku menyemburlah air kencingku. Setelah selesai kencing aku semprotkan sower kearah nonokku sambil membersihkan nonokku dengan tangan kiriku.

Selesai membersihkan nonokku, aku pun menggosok gigi. Dengan masih bertelanjang bulat, Rudy pun menyusulku ke kamar mandi. Aku lihat kontol Rudi yang panjang itu menjuntai begitu besarnya. Aku pandangi kontol yang luar biasa tersebut, kontol yang semalam dan dini hari tadi telah memberikan aku kepuasan berkali2.

Rudi berdiri di dekat kloset, memegang kontolnya dan dari ujung kontolnya mengucurlah air kecingnya masuk ke dalam kloset. Setelah itu, dia pun segera menggosok gigi di sebelahku.

Sambil menggosok gigi, pandangan Rudy tak lepas dari bagian2 sensitif tubuhku terutama ke nonokku. Aku lihat kontol Rudy mulai ngaceng melihat tubuh telanjangku. Segera Rudy membersihkan busa odol yang ada di mulutnya dan setelah bersih dia pun langsung menghampiriku dan memelukku tubuhku yang sedang berjalan ke arah shower. Kontol Rudi menempel di pantatku.

"Tan, sarapan yuk" ajak Rudy sambil meremas2 susuku.

Rudy menciumi leher, tengkuk dan pundakku dengan penuh nafsu. Ciuman tersebut membuat nafsuku juga bangkit dengan cepat. Segera aku bersihkan busa odolku. Kemudian Rudy menarikku ke arah kloset.

Rudy mendudukkan aku di atas kloset. Kemudian jongkok sehingga wajahnya tepat menghadap ke nonokku. Lalu kedua belah kakiku diangkatnya dan diletakkan di atas punggungnya. Dalam posisi tersebut, otomatis belahan nonokku terlihat jelas olehnya.

Rudy menatap sejenak nonokku, dengan liangnya yang mulai basah dan itilku yang besar tampak memerah siap untuk dijilat oleh lidanya. Rudy semakin mendekatkan mulutnya ke nonokku, lalu dia menjulurkan lidahnya dan langsung menjilati itilku. Rudy tahu bahwa itilku merupakan titik paling sensitif di tubuhku. Apabila itilku sudah dirangsang maka dengan cepat nafsu birahi akan bangkit.

”Aaaaahhh... eeenaaak... Ruuuuud... Ssssshhh... Ooooohhh...” Lagi lagi aku mengerang nikmat.

Sebentar saja aku telah kembali bernafsu di pagi ini. Aku terus mengerang kenikmatan. Lendir nonokku mengalir terus. Rasa nikmat dan gatal mendera itilku yang tegang terangsang.

”Ooooohhh... Ruuuuud... enak Ruuuuud... Udah maininnya nonokku. Masih banyak waktu nanti buat main2 dengan nonokku. Ayo Rud, cepetan kamu entotin nonok aku. Aku juga udah nggak tahan pingin dientot lagi sama kamu” kataku sambil memegang kepala Rudy dan menjauhkan dari nonokku.

Rudy menarikku untuk berdiri, lalu dia yang gantian duduk di atas kloset. Kemudian dia memutar tubuhku hingga membelakanginya. Perlahan Rudy menarikku untuk duduk dalam pangkuannya dalam posisi membelekanginya. Aku arahkan kontol Rudy ke belahan bibir nonokku dengan menggunakan tangannya, aku gesek2kan ujung kontol Rudi ke belahan bibir nonokku. Aku tempelkan ujung kontol Rudi ke ujung itilku dan aku gesek2kan kepala kontol Rudi naik turun di itilku.

Nonokku kembali mengeluarkan cairan birahiku. Kemudian kontol Rudi yang sudah tegang dan keras tersebut aku masukkan ke dalam liang nonokku. Bleeeeesss... perlahan2 aku turunkan pantatku hingga kontol Rudi menerobos liang nonokku.

Aku sengaja memelankan gerakan turunnya pantatku, sehingga kontol Rudi pun secara perlahan pula masuk ke dalam liang nonokku. Namun dengan begitu justru gesekan kontol Rudi jadi semakin terasa nikmat di liang nonokku. Gerakan pantatku terhenti ketika pantatku menempel erat di paha Rudi.

Pada posisi begini maka aku yang harus aktif mengocok kontol Rudi di dalam liang nonokku dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku. Kontol Rudi yang besar dan panjang tersebut terasa sekali menggesek2 dinding liang nonokku.

“Aaaaahhh... Ooooohhh... kooontoool... kaaamuuu.. enaaak... Ruuuuud... Aaaaahhh... Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... akuuu... suka kooontoool... kaaamuuu... Ooooohhh... Ruuuuud...” desahku sambil menaikturunkan pantatku sehingga kontol Rudi yang besar dan panjang tersebut keluar masuk dengan nikmat di dalam liang nonokku.

Dalam posisi ngentot seperti ini, aku pun bisa lebih leluasa mengatur kontraksi otot2 di dinding liang nonokku sehingga bisa meremas2 dan memijit2 kontol Rudi di dalam liang nonokku. Aku terus menaikturunkan pantatku. Sesekali saat aku tekan pantatku ke bawah dan kontol Rudi berada semuanya di dalam nonokku aku putar2 pantatku.

“Ooooohhh... Taaaaannn... nonok Tante nikmat sekaaaliiiii... Ssssshhh... Aaaaahhh... Taaaaannn... empotannya terasa banget, enak banget ngentot dengan Taaaaannn... Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Terus Taaaaannn... Goyang terus Tan!!!” desah Rudi sambil tangannya meremas2 susuku.

Aku masih terus menaikturunkan pantatku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, maka kontol Rudi terasa sekali menusuk dalam2 di liang nonokku mentok menembus hingga rahimku. Saat itu aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa.

“Ooooohhh... Ruuuuud... nikmaaaaattt... Uuuuuhhh...!!!” desahku.

Nonokku semakin lama semakin basah sehingga keluar masuknya kontol Rudi semakin lancar karena liang nonokku semakin licin. Begitu perkasanya stamina Rudi walaupun sudah sekian lama liang nonokku melumat kontolnya, namun belum ada tanda2 kontolnya akan menyemprotkan pejuhnya. Kontolnya masih tetap tegang dan keras. Justru aku merasakan orgasmeku yang semakin dekat. Hingga akhirnya aku pun sudah tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk di pangkuan Rudi dalam posisi kontolnya masih tertancap di dalam liang nonokku. Goyanganku makin liar dan...

”Ooooohhh... Ruuuuud... eenaaak... kontol kaaamuuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” teriakku sambil menekan pantatku kuat2. Aku orgasme. Tubuhku mengejang, pantatku aku tekan ke bawah memasukan seluruh kontol Rudi di dalam liang nonokku. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... liang nonokku menyemburkan cairan orgasmeku yang pertama di pagi ini. Mataku merem melek menikmati orgasmeku. Saat aku orgasme kedutan2 liang nonokku akan semakin kuat. Otomatis kontol Rudi yang ada di alam liang nonokku pasti merasakannya.

Setelah badai orgasmeku selesai, aku kembali manaikturunkan pantatku dengan cepat, karena liang nonokku semakin licin sehingga gerakan kontol Rudi pun semakin lancar keluar masuk liang nonokku. Aku tekan pantatku erat2 di pangkal paha Rudi sambil aku goyang2kan pantatku mengulek kontolnya di liang nonokku sambil duduk di pangkuannyai.

Sementara itu kedua tangan Rudi yang sejak tadi asyik meremas kedua susuku dan memilin2 pentilku, kini satu tangannya berpindah mengais2 itilku. Aksi kedua tangan Rudi tersebut menimbulkan sensasi tersendiri bagiku sehingga gerakan naik turun dan goyangan pantatku pun semakin liar dan empotan liang nonokku pun semakin sering seiring dengan semakin meningkatnya kenikmatan yang aku rasakan di liang nonokku. Dan semua itu membuat Rudi merasakan kenikmatan yang luar biasa.

"Aaaaahhh... Taaaaannn... goyang terus, nonok kamu enak baaangeeet... Taaaaannn... Aaaaahhh... Aduuuh... Taaaaannn... empotan nonok Tante niiikmaaat... baaangeeet... Aaaaahhh... nikmat sekaaaliiiii... Aaaaahhh... Ooooohhh... terasa benget mijit2 kontolku... Ooooohhh... Taaaaannn... aaakuuu... mauuu... keluuuaaar!!!" seru Rudi sambil tetap memilin2 pentilku dan mengais2 itilku.

Saat pantatku bergerak turun, Rudi memegang pantatku, mengangkatnya sedikit ke atas dan kemudian gantian dia yang menggerakkan kontolnya keluar masuk liang nonokku. Sodokan kontol Rudi semakin kuat dan semakin cepat. Sehingga membuatku merasakan nikmat yang semakin menjadi2 dan sepertinya aku akan mendapatkan orgasmeku kembali.

"Aaaaahhh... terus Ruuuuud... Aku juga sudah gak tahan lagi!!! " kataku sambil merasakan nikmatinya kontol Rudi keluar masuk liang nonokku.

”Tahan, Tan!!! Aku juga Aaaaahhh... mauuu... keluuuaaarrr...!!! Kita keluar barengan!!!” Rudi pun mengerang disela2 kesibukannya menyodokkan kontolnya keluar masuk liang nonokku.

Sepertinya Rudi sudah benar2 tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Sambil berdiri, Rudi memelukku dari belakang, mendorongku ke arah wastafel. Dengan berpegangan pada wastafel aku menungging membelakangi Rudi dengan kontolnya masih menancap di dalam liang nonoknya.

Rudi mulai memompa kembali kontolnya keluar masuk liang nonokku. Plok... plok... plok... bunyi kedua kelamin kami yang saling berbenturan.

“Aaaaahhh... Aaaaahhh... Aaaaahhh...“ erangku.

Aku hanya bisa merintih sambil memejamkan mataku. Sementara itu pompaan kontol Rudi di liang nonokku lebih cepat dan semakin cepat.

“Uuuuuhhh... Ruuuuud... eeenaaak... Aaaaahhh... Akuuu... gak kuuuaaat... Ruuuuud...“ Ujarku merasakan kenikmatan tersebut.

“Ssssshhh... Aaaaahhh... Akuuu... juuugaaa... Aaaaahhh... Taaaaannn...“ desah Rudi.

Plok... plokkk... plokk... plok... Suara benturan kelamin kami semangkin keras. Rudi semangkin bersemangat memompa kontolnya di liang nonokku. Ritmenya pun semangkin cepat. Aku imbangi dengan memaju mundurkan pantatku menyambut setiap sodokan kontol Rudi tersebut.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... Aku mau keeeluuuaaarrr... Ssssshhh... Aaaaahhh... gaaak... kuuuaaat... Ruuuuud...” ujarku

“Ooooohhh... Akuuu... juuugaaa... Taaaaannn...” jawab Rudi.

Sambil kedua tangannya memegangi pantatku, pompaan kontol Rudi di liang nonokku semakin tidak beraturan. Begitu juga dengan gerakan da goyangan pinggulku.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... aaakuuu... keluaaarrr... laagiiiii...!!! Aaaaahhh...!!!” teriakku. Tubuhku kejang2. Liang nonokku kedutan2 liang nonokku semakin kuat seiring dengan keluarnya cairan orgasmeku. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmeku menyembur dari dalam liang nonokku menyiram kontol Rudi yang berada di dalamnya.

Rudi mempercepat pompaan kontolnya di liang nonokku. Dan tiba2 saja dia menyodokkan kontolnya kuat2 sehingga seluruh kontolnya masuk ke dalam liang nonokku.

”Aaaaahhh... Taaaaannn... aku juga keeeluuuaaarrr...!!!” teriak Rudi sambil memegangi pantatku erat2.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuh Rudi muncrat keluar dari kontolnya memenuhi liang nonokku. Aku merasakan kontok Rudi berkedut2 di dalam liang nonokku. Terasa sekali semburan hangat pejuh Rudi menerpa dinding rahimku. Lebih dari lima kali tembakan pejuh Rudi memenuhi rahimku. Sejenak Rudi mendiamkan kontolnya menikmati ejakulasinya.

Nikmat sekali rasanya. Kami keluar dalam waktu hampir bersamaan hingga liang nonokku kembali penuh dengan cairan orgasme kami berdua dan saking penuhnya hingga tidak tertampung seluruhnya di dalam nonokku, sehingga cairan itu meleleh keluar dari dalam nonokku dan membasahi pahaku.

Lima menit kemudian terasa kontol Rudi mulai mengecil di dalam liang nonokku lalu dia pun segera mencabut kontolnya dari dalam liang nonokku. Kemudian kami pun melanjutkan mandi bersama.

Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing, aku segera memakai baju kerjaku. Sementara dengan tubuh hanya terbalut handuk, Rudi keluar dari kamarku untuk kembali ke kamarnya dan berganti pakaian kerja. Setelah kami berdua berpakaian rapi, kami berdua berbincang di meja makan menikmati sarapan yang sudah disiapkan oleh Mbak Lastri, asisten rumah tanggaku.

”Rud, nanti kamu di kantor jangan genit2 ya?!” kataku

”Ah Tante, gimana aku bisa genit, kan ada Tante yang mengawasiku. Hehehe...” jawab Rudi sambil ketawa kecil.

”Dan satu lagi. Kamu sekali2 jangan sampai ngentot dengan perempuan lain tanpa seijin aku” tegasku

”Waduh... Terus kalau aku lagi pingin gimana?” tanya Rudi dengan wajah polosnya.

“Kalau itu, kapan pun kamu mau, kamu tinggal bilang saja sama aku” jawabku.

“Kamu mau kan?” aku balik bertanya pada Rudi.

“Ya pasti maulah, Tan! Siapa yang bisa nolak nikmatnya nonok Tante yang luar biasa itu” jawab Rudi.

“Kalau begitu jika kamu mau, kamu beritahu aku. Dan sebaliknya jika aku mau, kamu juga harus melayaniku” jelasku.

”Siap Bu Bos” ujar Rudi dengan gaya seperti orang yang sedang menghormat bendera.

”Ya udah, yuk kita berangkat biar tidak terlambat sampai kantor” ajakku.

Setelah selesai sarapan, kami pun berangkat kerja bersama2.

Setelah kejadian malam itu, setiap ada kesempatan aku dan Rudi selalu ngentot bareng. Dan kami berdua pun makin lengket dan mesra bagaikan suami istri. Kami berdua saling panggil ”Sayang”, kecuali kalau sedang di kantor.

Setiap sudut rumahku telah menjadi arena pergulatan nafsu kami berdua. Jika di rumah kita bisa ngentot dimanapun dan kapanpun kita mau. Kita sudah tidak perduli lagi dengan keberadaan asisten rumah tanggaku. Dan asisten rumah tangga pun sepertinya sudah maklum dengan kegiatan kami tersebut yang suka ngentot dimana saja, di seluruh tempat yang ada di rumah.

Bahkan sampai di kantor tempat kami berdua bekerja pun juga telah menjadi salah satu tempat ngentot kami. Biasanya hal itu kami lakukan di ruanganku disaat keadaan kantor lagi sepi dan nafsu kami sudah sama2 tinggi sehingga tidak kuat menahannya untuk melakukannya di rumah.

Setelah hubunganku dengan Rudi berjalan cukup lama. Aku mulai memperkenalkan Rudi dengan teman2ku untuk menikmati tubuhnya. Dan bahkan kadang2 kami main bertiga. Aku, dia dan temanku.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
makasih updatnya suhu.
dan makasih sudah memberikan cerita yang sangat menghibur.
tetep semangat dan teruslah berkarya.
dinanti karya-karya cerita terbarunya.
Tks juga atas motivasinya...
 
Berawal dgn 3some, berakhir juga dgn 3some, sungguh:mantap: dah hu.

Berharap sih cerita Rudi terus berlanjut dgn judul yg berbeda, siapp menanti karya suhu selanjutnya.
 
Berawal dgn 3some, berakhir juga dgn 3some, sungguh:mantap: dah hu.

Berharap sih cerita Rudi terus berlanjut dgn judul yg berbeda, siapp menanti karya suhu selanjutnya.
Tunggu saja, semoga segera selesai serial baru dari saya. Tapi bkan cerita ttg Rudi. Tapi tak kalah menariknya dgn kisah Rudi,
 
Plok plok plok... Mantab Lo Rud! Top banget dah! Ditunggu cerbung berikutnya ya...
 
Update...

Tante Lia dan Tante Tuti (1)


POV Rudy

Malam ini adalah malam Minggu. Malam Minggu begini biasanya aku habiskan dengan Tante Lia untuk makan di luar dan jalan2. Begitu mendekati tengah malam biasanya Tante Lia mengajakku untuk clubing dan setelah puas clubing acara selanjutnya adalah ritual rutin di tempat tidur alias ngewe.

Seperti biasanya malam itu aku sudah rapi bersiap2 jalan dengan Tante Lia, aku keluar dari kamarku dan masuk ke kamarnya. Dengan hanya mengenakan CD model G-String dia sedang mengangkat HP-nya sebentar kemudian HP tersebut didekatkan di telinganya. Dengan menggunakan CD model tersebut, bagian nonoknya hanya tertutupi sedikit saja pada bagian tengahnya, sehingga jembutnya yang sangat lebat tersebut tidak tertutupi semuanya. Sebagian jembut itu keluar dari sisi kanan, kiri dan atas CDnya. Sedangkan pada bagian dadanya, dua susu yang besar dan montok menggantung indah menantang, seakan2 menunggu untuk dijamah. Nafsuku bangkit ketika melihat pemandangan yang merangsang tersebut. Dan kontolku pun mulai menggeliat.

Aku berjalan mendekat kearah Tante Lia yang masih memegang HPnya dan tak lama kemudian dia mulai percakapan dengan lawan bicara yang akhirnya aku tahu teman bicaranya tersebut bernama Tuti.

“Malem Tuti, lagi ngapain kamu?” tanya Tante Lia.

“Malem Lia, aku lagi bengong sendiri nih di rumah. Suami dan anak2ku lagi week end ke Bandung. Tadinya aku mo ikutan tapi males karena kemarin barusan datang dari Medan. Tapi begitu mereka pada pergi sepi juga di rumah sendirian” jawab Tante Tuti. Karena posisiku begitu dekat dengannya maka jawaban dari lawan bicara Tante Lia tersebut terdengar juga olehku.

“Emang Marni kemana???” tanya Tante Lia lagi.

“Karena aku tidak ikut, aku minta Marni ikut jagain anak2” jawab Tante Tuti.

“Lah, kamu sendiri lagi ngapain Lia?” Tante Tuti balas bertanya.

“Aku sih mau jalan sama Rudy. Biasa acara rutin tiap malam mingguan” jawab Tante Lia.

“Enak ya kamu ada yang nemenin...” ucap Tante Tuti

“Eh Lia si Rudy bisa aku pinjam nggak malam ini...???” celetuk Tante Tuti

“Enak aja kamu Tut, kalau Rudy sama kamu, akunya dong yang kedinginan...” balas Tante Lia.

“Pelit banget sih kamu Lia... Kalau kamu nggak mau ditinggal ya sudah kamu ikut saja kerumahku. Gimana...??? Mumpung rumah aku lagi sepi, aku jadi pingin merasakan kontol gedenya Rudy seperti yang pernah kamu ceritkan padaku” kata Tante Tuti memohon kepada Tante Lia.

Mendengar pembicaraan kedua perempuan tersebut di telepon, kontolku yang dari tadi mulai menggeliat melihat tubuh montok Tante Lia yang hampir bugil tersebut, semakin bertambah besar dan keras, terasa begitu mengganjal di dalam celena panjangku. Kurapatkan tubuhku dengan tubuh Tante Lia. Kupeluk erat tubunya dari belakang sambil kedua tanganku meremas2 kedua susunya dan sesekali kupilin2 pentilnya serta kuciumi belakang telinganya. Lama kelamaan Tante Lia mulai terangsang juga oleh ulahku. Dia gosokkan belahan pantatnya yang sekal dan padat itu tepat dibagian kontolku yang sudah sangat menonjolan di dalam celana panjangku sambil melenguh,

“Aaaaahhh... Sayaaaaang...” desah Tate Lia.

Tiba2 dari telepon terdengar suara Tante Tuti dengan nada tinggi.

“Lia, jangan gila dong!!! Jangan bikin aku jadi panas dingin. Emang kamu lagi diapain sama si Rudy???” ujar Tante Tuti

Sambil terus menggosokkan belahan pantatnya ke tonjolan kontolku, Tante Lia menjawab pertanyaan Tante Tuti.

“Ooooohhh... Tuuuuuttt... Enak gila...!!! Susuku diremas2 dan pentilku dipilin2 sama Rudy... Ooooohhh... Ruuuuuddd... enak Ruuuuuddd... terus... iya kamu gosok2 itilku... Ooooohhh... Ruuuuuddd... nikmaaaaattt...” jawab Tante Lia sambil mendesah menikmati remasan tanganku pada susunya dan kemudian berpindah mengusap2 nonoknya. Pada saat aku mengusap2 nonoknya tersebut, jempol tanganku menggosok2 itilnya.

“Sialan kamu Lia. Itilku jadi ikut nyut2an. Nonokku mulai basah nih ngebayangin apa yang sedang kalian lakukan berdua” kata Tante Tuti

“Gimana dengan tawaranku yang tadi Lia??? Kalau kamu gak mau ke rumahku, biarin aku aja yang gabung di rumah kamu??? Masa aku harus ngewe pakai jari sendiri sih!!!” celoteh Tante Tuti.

Mendengar suara Tante Tuti yang agak parau tersebut, menandakan kalau dia lagi terangsang. Hal itu membuat aku semakin bernafsu. Tanganku makin aktif mengerayangi nonok Tante Lia. Kadang jari tengahku kutusukan ke liang nonoknya sedangkan jempolku menggosok2 itilnya. Kini nonok Tante Lia makin basah akibat lendir birahinya yang terus2an keluar membasahi nonoknya.

“Ooooohhh... Tuuuuuttt... Nimat Tuuuuuttt... nonokku dientot tangan Rudy. Aaaaahhh... Enak Tuuuuuttt... ” kata Tante Lia. Lalu tiba2 Tante Lia menahan aksi tanganku yang sedang mengerjai nonoknya.

“Ok Tut, kamu boleh gabung kok. Biar nanti aku & Rudy saja yang ke rumah kamu. Biar ada suasana baru. Aku sama sekali nggak keberatan kok kalau kamu pingin ngentot sama Rudy. Yah itung2 kasih bonus buat dia. Karena selama ini dia sudah memberikan kepuasan yang selama ini belum pernah aku rasakan” jawab Tante Lia.

“Makasih Lia. Aku tunggu ya??? Jangan lama2!!!” jawab Tante Tuti.

“Ok Tut. Pokoknya tunggu saja nanti yah. Sekarang sambil nunggu aku dan Rudy, kamu masturbasi aja dulu. Kan kata kamu, nonokmu sudah basah dan itilmu juga sudah nyut-nyutan. Tanggung kan. Ha... Ha... Ha...” ledek Tante Lia sambil tertawa.

“Sialan kamu Lia. Ya sudah sekarang mendingan kamu tuntasin ngewe dengan Rudy. Daripada nanti kamu uring2an di rumahku karena tidak tuntas, ogah akunya” jawab Tante Tuti

“Bye Lia. Selamat ngewe dan tolong sisain tenaganya Rudy untukku ya???” lanjut Tante Tuti dan kemudian mengakhiri pembicaraan teleponnya dengan Tante Lia.

Begitu pembicaraan itu selesai, Tante Lia melemparkan HPnya ke atas ranjang dan segera membalikkan tubuhnya sehingga kini kami saling berhadapan.

"Ok Rud, sesuai janjiku padamu. Aku akan mengenalkan kamu dengan temen aku. Dan kamu boleh ngentot dengannya. Kamu pasti senang kan, dapat merasakan nonok lain selain nonokku??? Lagi pula aku ingin lihat apa kamu nanti sanggup memuaskan kami berdua" kata Tante Lia sembari memandang sayu padaku. Aku tersenyum padanya.

“Akhirnya aku akan dapat merasakan nonok yang lain di kota ini” kataku dalam hati.

Saat aku tengah asyik membayangkan dapat ngentot dengan dua perempuan, tiba2 Tante Lia melumat bibirku dengan ganasnya. Lidahnya mencari2 lidahku dan segera kusambut dengan lidahku. Kini lidahku dan lidah Tante Lia saling belit. Aku layani isapan2 Tante Lia dengan penuh nafsu juga. Sementara itu dengan cekatan tangan Tante Lia mulai membuka pakaianku satu persatu hingga tubuhku kini benar2 bugil. Tampak kontolku yang sudah keras, tegak berdiri.

Sambil terus berciuman, aku dorong tubuh Tante Lia ke dinding kamar dekat dengan tempat tidur hingga tubuhnya kini bersandar pada dinding. Kini tangan kananku meremasi kedua susu Tante Lia, sambil mengisap bibirnya. Kadang pentilnya kupilin2. Sedangkan tangan kiriku berusaha menurunkan CD Tante Lia. Setelah melewati pahanya, CD tersebut langsung melorot ke bawah dengan sendirinya, kemudian Tante Lia mengangkat satu persatu kakinya sehingga CD tersebut sekarang teronggok di lantai. Dan kini Tante Lia pun sudah sama2 bugil.

”Aaaaahhh...” aku melenguh sambil melepaskan lumatan bibir Tante Lia, ketika kurasakan tangan Tante Lia sudah memegang kontolku kemudian dengan lembut mengocok2 kontolku.

Deru nafas kami semakin jelas terdengar. Kutatap wajah Tante Lia dan dia pun tersenyum.

“Bagaimana Say? kita teruskan?” tanyaku

“Atau kita teruskan nanti di rumah Tante Tuti?” sambungku sambil tanganku mengusap rambutnya. Tante Lia tidak menjawab pertanyaanku tersebut, tapi dia malah melumat bibirku dengan penuh nafsu. Sepertinya dia menginginkan aku meneruskan permainan ini sampai tuntas.

Aku hentikan ciuman Tante Lia, lalu aku pun jongkok sehingga wajahku tepat berada diselangkangannya.

“Wow Say, jembutmu sudah basah kuyup. Kamu pasti sudah nafsu banget pingin aku entot ya Say???” kataku.

Tangan Tante Lia membuka selangkangannya lebar-lebar sambil menumpangkan paha kirinya di atas pundakku. Kulihat nonoknya merekah kemerahan bibirnya terlihat mengkilat, itilnya sudah membesar dan memerah, nonoknya telah begitu basah oleh lendir birahinya.

Aku dekatkan mulutku ke arah nonok Tante Lia yang telah merekah tersebut dan sambil menyibakkan bulu2 jembutnya, aku mulai menjilat bagian kiri dan kanan nonoknya. Tante Lia menggeliat merasakan gelombang kenikmatan yang menjalari tubuhnya sambil tangannya memegangi kepalaku. Jilatan lidahku semakin bergerak ke atas menuju itil Tante Lia. Dia pegang kepalaku dan dia mulai merintih2 kenikmatan.

Beberapa lamanya lidahku menjilati itil Tante Lia yang sudah semakin membengkak. Rasa nikmat yang mendera Tante Lia, membuat dia menggoyang2kan pinggulnya. Sesekali dia angkat pinggulnya dan sesekali dia goyangkan ke kiri dan ke kanan. Aku terus menjilati itil Tante Lia. Sesekali aku sedot2 itilnya dan sesekali kugigit pelan itilnya. Karena merasakan kenikmatan yang luar biasa, gerakan pinggul Tante Lia makin tak terkendali.

“Yaaaaang... aduh... Yaaaaang... Aku mau keluuuaaaaar.... Yaaaaang...” Tante Lia menekan kuat kepalaku sehingga mulutku menempel erat2 di nonoknya. Sepertinya Tante Lia akan mendapatkan orgasmenya.

Aku semakin inten menjilati belahan nonok Tante Lia dan menyedot2 itilnya. Hingga sebentar kemudian dia menjerit kuat.

”Aaaaahhh... Yaaaaang... Akuuuuu keluuuaaaaarrr... Yaaaaang... Aaaaahhh...!!!” jerit Tante Lia.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan bening dan kental keluar dari dalam liang nonok Tante Lia dan langsung aku sedot masuk ke dalam mulutku. Belahan nonok Tante Lia berkedut2 dengan kuatnya. Terasa lidahku seperti dipijit2. Sementara itu semua cairan yang keluar dari dalam liang nonok Tante Lia terus aku sedot dan jilat tanpa ada yang tersisa. Setelah badai orgasmenya reda, Tante Lia mengendorkan tekanan tangannya pada kepalaku dan aku pun segera melepaskan mulutku dari nonoknya.

Aku berdiri. Kemudian aku menyuruh Tante Lia jongkok di depan selangkanganku dan kemudian sambil memegang kepalanya, aku sorongkan kontolku kemulutnya.

”Gantian Say... Aku ingin kamu isap kontolku” Kataku.

Dengan cekatan Tante Lia menggenggam kontolku. Kontolku terasa penuh dan keras dalam genggamannya. Kemudian dia pun mulai memdekatkan mulutnya ke kontolku. Dia jilati berkali2 kontolku dengan lidahnya mulai dari pangkal terus ke atas hingga ke kepala kontolku. Dia ulas2 kepala kontolku dengan lidahnya sambil tangannya dengan lembut mengocok batang kontolku. Lalu jilatnnya balik lagi ke bawah dan sesampainya di pangkal kontolku, dengan lembut dia jilati kedua buah pelirku dan sesekali dia kenyot2 sambil tangannya mengurut2 batang kontolku. Dengan telaten Tante Lia menjilati seluruh bagian kontolku. Seluruh bagian kontolku, mulai dari kepala, batang hingga pangkal kontolku tak ada yang terlewat dari jilatan lidahnya. Bahkan kantong dan biji pelirku pun tak luput dari jilatan.

“Aaaaahhh... Enak banget Yaaaaang... Ssssshhh... Ooooohhh...” aku pun mendesis merasakan nikmatnya jilatan lidah dan kocokan tangan Tante Lia.

Puas menjilati seluruh bagian kontolku, Tante Lia langsung menyergap kontolku dengan kuluman mautnya. Dia sedot2 batang kontolku yang berada di dalam mulutnya sambil lidahnya menjilati kepala kontolku sedangkan pangkal kontolku dia elus2 dengan jari2 tangan kirinya.

“Ooooohhh... Sayang, kontol kamu... Eeeemmggghh... Enaaaaak... Yaaaaang...” ujar Tante Lia disela2 aktivitas mulutnya yang sedang menyedot2 kontolku sambil memajumundurkan kepalanya mengocok kontolku di dalam mulutnya.

Aku merasakan kenikmatan luar biasa. Tante Lia mengigit2 lembut batang kontolku yang sudah sangat tegang dan keras seperti batang kayu. Kepalanya mengangguk2 seiring keluar masuknya batang kontolku di mulutnya. Sambil mulutnya mengisap batang kontolku, biji pelirku terus dia elus2.

”Aaaaahhh... Yaaaaang... nikmat bangeeeeettt... Yaaaaang...” erangku sambil memegang kepala Tante Lia dan mendorong kontolku keluar masuk mulutnya dengan pelan.

Suara desahanku ternyata membuat Tante Lia tidak tahan menahan nafsunya. Dia sudahi permainan di kontolku, dia kembali berdiri kemudian menarikku ke arah ranjangnya dan mendorong tubuhku hingga aku telentang di atas ranjang. Kemudian dia menempatkankan dirinya di atas tubuhku dengan posisi setengah jongkok sehingga kontolku persis di depan liang nonoknya.

“Yang, aku masukin ya, aku sudah gak tahan. Nonokku sudah pingin sekali dirojok pakai kontol kamu” kata Tante Lia.

aku hanya tersenyum. Tante Lia memegang kontolku, ditempelkannya kepala kontolku pada bibir nonoknya, diusap2kannya sebentar kepala kontolku di itilnya. Kemudian kepala kontolku dia selipkan tepat dicelah liang nonoknya. Tubuhnya terlihat bergetar. Beberapa detik dia tidak bergerak, tangannya masih memegangi kontolku. Seluruh bagian kepala kontolku telah menancap erat di dalam liang nonok Tante Lia. Kurasakan kedutan2 kecil di dalam liang nonoknya.

Tante Lia mengangkat sedikit pinggulnya. Terasa gesekan ujung kontolku yang sangat besar dengan bibir dalam nonoknya dan juga itilnya. Kemudian Tante Lia mendorong pinggulnya ke bawah sehingga kontolku semakin dalam masuk ke dalam liang nonoknya. Separuh kontolku sudah melesak masuk ke dalam liang nonoknya. Perlahan tapi pasti Tante Lia terus menurunkan pinggulnya hingga akhirnya seluruh batang kontolku masuk ke dalam liang nonoknya.

"Ooooohhh... sungguh nikmaaaaattt... Aaaaahhh...” erangku

“Uuuuuhhh... Yaaaaang... Aku jugaaaaa...” Tante Lia mendesah, merasakan sensasi kenikmatan yang hampir bersamaan denganku.

Meskipun sudah janda, nonok Tante Lia masih terasa sempit dan jepitan dinding liang nonoknya masih terasa kuat. Terasa sekali lumatan liang nonoknya di kontolku. Kurasakan liang nonoknya meremas2 dengan lembut dan beraturan. Nonok Tante Lia sungguh luar biasa nikmatnya.

Tante Lia mulai menaikturunkan pinggulnya sehingga kontolku keluar masuk liang nonoknya. Terasa sekali gesekan yang ditimbulkan oleh batang kontolku dengan dinding liang nonok Tante Lia. Sesekali dia jepit kontolku dengan otot2 di dalam liang nonoknya, kemudian dilepaskan kembali. Begitu berulang2.

“Ooooohhh... Yaaaaang... jepitan nonok kamu nikmat sekaliiiii... Uuuuuhhh... ” aku mendesis2 merasakan nikmatnya empotan nonok Tante Lia sambil meremas kedua susunya yang bergoyang2 seiring dengan gerakan naik turun pinggulnya. Aksiku tersebut membuatnya merintih2.

"Ssssshhh... Yaaaaang... Nikmat sekaliiiii... Yaaaaang... Uuuuuhhh... nikmat Yaaaaang..." rintih Tante Lia.

Saat Tante Lia menarik pinggulnya ke atas, aku pegang kedua pantatnya dan aku tahan agar tetap pada posisi tersebut. Kemudian aku mulai menyodokkan kontolku dari bawah dengan cepat.

“Yaaaaang... teruuuuusss... Yaaaaang... nikmaaaaattt... Yaaaaang... Ooooohhh... teruuuuusss... sodok terus Yaaaaang... Uuuuuhhh... Yaaaaang... Ssssshhh... nikmatnyaaaaa...” Tante Lia terus merintih, mendesis, mendengus.

Dari posisi duduk, kini tubuh Tante Lia ambruk di atas badanku. Susunya menempel di dadaku, perutnya melekat dengan perutku. Dia dekap diriku erat2. Sementara itu kedua tanganku meremas pantatnya yang besar tersebut. Dia semakin keenakan. Sambil terus merintih dia goyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol besarku yang sedang menyodok2 dari bawah.

“Yaaaaang... Eeenggghhh... Ooooohhh... Yaaaaang... Aduuuuuhhh... Yaaaaang... Aduuuuuhhh... Akuuuuu... mo keluuuaaaaarrr... Eeenggghhh... Yaaaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh...” erang Tante Lia. Gerakan maju mundur pinggulnya semakin liar dan aku pun semakin menggila menyodok2kan kontolku.

“Akuuuuu... keluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” Tante Lia menjerit saat dia sampai ke puncak kenikmatannya.

Tubuh Tante Lia menegang kencang sambil memelukku erat2. Dia tekan kuat2 nonoknya ke kontolku. Terasa kedutan liang nonoknya yang kuat sekali. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... dari dalam liang nonoknya terasa cairan hangat, menyemprot membasahi kontolku. Beberapa menit dia terdiam di atasku, dan kontolku masih memenuhi liang nonoknya. Kurasakan nonoknya masih berkedut dan makin lama makin lemah. Kucium bibirnya dengan bibirku. Dia tidak menyia2kannya. Dengan sisa2 tenaga dan penuh nafsu dia julurkan lidah kecilnya untuk kunikmati dan kami saling berpagutan. Dia isap mulutku hingga aku hampir kehabisan nafas.

“Sayang, nikmat banget kontolmu. Besar, panjang dan keras lagi. Liang nonokku sampai sesak rasanya, penuh dengan kontol kamu” kata Tante Lia setelah aku menyudahi ciumannya.

“Aku belum keluar, Say” ujarku sambil meremas2 kedua susunya. Kemudian mulutku mulai mengisap2 kedua pentilnya secara bergantian dan kurasakan pentilnya mulai mengeras lagi.

“Ooooohhh... Sayaaaaang... ayo entot lagi memek aku, yang” rengek Tante Lia memintaku untuk ngentoti dirinya kembali.

Dengan tanpa melepas kontolku dari dalam liang nonok Tante Lia, kugulingkan tubuhnya sehingga posisiku sekarang di atas tubuhnya. Kudorong perlahan pinggulku ke depan dan Bleeeeesss... kontolku perlahan melesak masuk ke dalam liang nonok Tante Lia.

“Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaang... enak Yaaaaang... Genjot terus Yaaaaang...” erang Tante Lia.

Aku pandangi wajahnya sambil tersenyum, lalu aku tekan kontolku sekuat2nya sampai semua kontolku masuk ke dalam liang nonoknya sampai terasa mentok.

“Ooooohhh... Yaaaaang... nikmaaaaattt... sayaaangg... Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Eeenggghh...” aku pun mengerang menikmati eratnya jepitan liang nonok Tante Lia pada kontolku.

Kemudian aku setengah berdiri dengan bertumpu pada kedua dengkulku. Kurenggangkan kedua kaki Tante Lia, lalu kusodokkan kontolku keluar masuk liang nonoknya. Crok... crok... crok... bunyi yang timbulkan akibat rojokan kontolku di liang nonok Tante Lia semakin memancing gairah kami berdua.

"Aaaaahhh... Aaaaahhh... Sayaaangg... Ooooohhh... Yaaaaang... Aaaaahhh... Eeengghhh... Ssssshhh... Aaaaahhh..." Tante Lia mulai merintih lagi ketika kontolku mulai memompa liang nonoknya.

Sesekali Tante Lia mengimbangi gerakan pinggulku dengan ikut menggoyangkan pinggulnya.

”Eeengghhh... Hhhmmmmm... nonok kamu nikmaaat... sekaliiiii... Yaaaaang... Ssssshhh... Uuuuuhhh...” aku mengerang menahan laju perputaran pinggul Tante Lia. Aku merasakan nikmat yang luar biasa saat dia menggerakkan pinggulnya. Sesekali dia diam, sambil mengatur kontraksi otot2 dinding liang nonoknya sehingga kontolku terasa dipijit2.

Karena merasakan nikmat yang amat sangat pada kontolku, aku mulai merasakan sesuatu yang mengumpul pada ujung kontolku, pertanda kontolku akan segera menyemprotkan pejuhnya.

“Aaaaahhh... Ooooohhh... Ssssshhh... Uuuuuhhh... Sayaaangg... Aku mau keluaaarrr... Aaaaahhh...” aku mengerang merakan ejakulasyiku yang sebentar lagi akan keluar.

Aku peluk Tante Lia sambil mengisap2 kedua susunya. Sementara itu, Tante Lia memelukku kuat2 sambil menggoyang2kan pinggulnya.

“Ooooohhh... Yaaaaang... Aku juga mau keluar lagiiiii... Ssssshhh... Aaaaahhh...” balas Tante Lia.

Aku genjot kontolku keluar masuk liang nonok Tante Lia dengan keras dan cepat.

“Sayaaangg... Akuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” jeritku.

“Iya sayang. Keluarin. Keluarin sayang. Aduuuuuhhh... Sayaaangg... Aku juga keluuuaaaaarrr...!!! Ooooohhh... Aduuuuuhhh... Sayaaangg... Akuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Aaaaahhh...!!!” jerit Tante Lia. Tubuhnya menggelinjang lalu kembali menegang. Kepalanya menengadah.

Sementara itu aku peluk erat2 tubuh Tante Lia sambil menikmati puncak kenikmatanku. Kubenamkan dalam2 kontolku di dalam liang nonok Tante Lia. Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuhku nyemprot banyak sekali di dalam rahim Tante Lia seiring dengan puncak kenikmatan yang diraihnya. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasme Tante Lia kembali menyembur bercampur dengan pejuhku di dalam liang nonoknya.

Aku memeluknya erat demikian pula dia. Beberapa saat kami saling terdiam, kontolku masih di dalam liang nonok Tante Lia sambil menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja kami rasakan. Kemudian kutarik keluar kontolku yang mulai melemas dari dalam liang nonok Tante Lia yang nikmat itu lalu merebahkan badanku disebelahnya. Aku tersenyum puas.

“Gimana Say, puas?” tanyaku pelan.

“Banget...!!!” jawab Tante Lia

”Kamu memang hebat, Say. Hampir sejam kamu ngentoti aku, kamu belum juga keluar. Sampai aku tiga kali keluar baru kamu ngecrot. Ngentot sama kamu gak ada bosennya. Bikin nagih” kata Tante Lia dengan senyum khasnya.

“Makasih ya sayang” sambungnya.

“Iya sayang, sama2. Makasih juga sudah memberi kenikmatan padaku” balasku. Aku memeluk Tante Lia lama sekali sambil beristirahat melepas lelah.

“Say buruan, kita harus ke rumah Tuti. Bukannya tadi kita sudah janji mau kerumahnya???” kata Tante Lia mengingatkan kalau kita punya janji dengan Tante Tuti.

Tante Lia lalu mengajakku ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri, sambil berpakaian tiba2 timbul pikiranku untuk menggoda Tante Lia.

“Ayo say cepetan. Aku udah gak sabar pingin ngerasain nonoknya temen kamu. Bikin aku penasaran” candaku.

“Hehehe... penasaran ya, sayang?” balas Tante Lia

“Ya iya lah, ayo dong buruan...!!!” ajakku

“Santai sayang. Nafsu amat sih kamu sayang” kata Tante Lia

“Kan kamu tahu nafsuku emang tinggi. Apalagi mau dapat nonok baru. Hehehe...” jawabku

“Ih mulai genit ya???” Tante Lia mencubitku.

“Tapi nggak apa2, say. Aku juga sudah mulai kewalahan melayani ini kamu” lanjut Tante Lia sambil meremas kontolku.

Dan akhirnya setelah rapi, kami pun berangkat menuju ke rumah temen Tante Lia tersebut.


Bersambung...
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ini repost ya bos, seperti udah pernah tayang
 
Update...

Tante Lia dan Tante Tuti (2)


POV Rudy

Dalam waktu kurang lebih 1 jam, kami telah sampai di rumah Tante Tuti. Begitu kami sampai langsung disambut oleh Tante Tuti. Begitu ketemu dengannya aku terpesona melihat kecatikan dan bentuk tubuhnya. Di usianya yang ke 35, Tante Tuti masih terlihat cantik dan bahkan lebih catik dari Tante Lia. Rambutnya hitam panjang terikat dengan rapi.

Malam itu Tante Tuti mengenakan gaun malam yang sangat seksi. Bagian punggung terbuka sehingga menampakkan kulitnya yang putih mulus. Sedangkan bagian depannya terdapat belahahan yang cukup lebar dan panjang sehingga dari belahan tersebut aku dapat melihat belahan kedua susunya dan pada saat dia melangkah mendekatiku dan Tante Lia, terlihat jelas pentil susunya yang menonjol dibalik gaunnya. Ternyata Tante Tuti tidak mengenakan BH. Bagian bawah gaun tersebut sangat mini sehingga kulit pahanya yang putih mulus dapat terlihat jelas, dan wow betisnya berbulu. Biasanya jika wanita yang banyak bulunya, maka bulu jembutnya pun lebat.

“Wow... Sempurna” pujiku dalam hati.

Kemudian Tante Tuti memeluk Tante Lia.

“Sori Tut, nunggunya kelamaan ya?” kata Tante Lia sekaligus membuyarkan lamunanku.

”Habis nanggung kalau gak dituntaskan. Hehehe...” jelas Tante Lia lalu tersenyum.

“Sudah kuduga.” sahut Tante Tuti

”Justru aku kira, kalian malah gak jadi datang karena keasyikkan ngentot jadi lupa deh” lanjut Tante Tuti.

“Iya Tuti, tadi kita istirahat bentar. Kecapekan habis ngentot” jawab Tante Lia.

”Apalagi si Rudy kuat banget ngentotnya. Aku udah 3 kali keluar, dia belum juga keluar2” sambung Tante Lia

Mendengar pembicaraan mereka berdua yang begitu vulgar dan tanpa basi basi itu, membuatku kaget dan belum hilang rasa kagetku, tiba2 Tante Tuti sudah memelukku sambil mencium pipi kanan dan kiriku.

“Halo Rudy, selamat datang di rumahku” sapa Tante Tuti

“Halo juga Tan” jawabku.

Susu Tante Tuti yang besar tersebut menempel erat di dadaku. Terasa lembut dan kenyal, membikin kontolku mulai meronta di dalam celanaku.

Setelah saling say helo, kami masuk ke dalam rumah dan langsung menuju lantai 2. Kemudian kami duduk di sofa yang ada ruang tersebut. Sepertinya ruang tersebut adalah ruang keluarga yang biasa dipakai keluarga Tante Tuti untuk bersantai. Aku dan Tante Lia duduk berdampingan di sofa panjang sedangkan Tante Tuti duduk persis di depanku.

Kemudian tanpa basa basi Tante Tuti bertanya padaku

“Gimana Rud, sudah siap belum???” tanya Tante Tuti

“Siap apaan Tan...???” tanyaku pura2 tidak tahu apa yang sedang ditanyakan oleh Tante Tuti tersebut. Padahal sebenarnya aku tahu maksud pertanyaaan Tante Tuti tersebut adalah siap untuk ngentot. Sepertinya Tante Tuti sudah pingin dientot olehku. Sejak pertama kali bertemu, sebenarnya aku juga sudah pingin merasakan ngentot dengannya.

“Ah kamu pura2 aja, Rud. Maksud Tuti, ya siap ngentoti kami berdua. Dia sudah gak sabar pingin ngerasain kontolmu yang gede ini” jawab Tante Lia sambil tangannya mengelus kontolku yang masih terbungkus celana panjang dan matanya melirik Tante Tuti.

Kemudian tanpa malu2 Tante Lia mulai menciumi bibirku di hadapan Tante Tuti sambil tangannya mengelus2 selangkanganku tepat di kontolku. Aku pun membalas ciuman Tante Lia sambil meraba2 susu dari balik kaos ketat Tante Lia. Sejenak kemudian Tante Lia melepaskan kulumannya di bibirku dan mengajak Tante Tuti untuk bergabung.

“Ayo sini Tut. Kamu mau ini kan???” ajak Tante Lia sambil tangannya terus mengelus2 kontolku dari luar celanaku.

Tante Tuti masih duduk termanggu di tempatnya melihat perbuatan kami. Tante Lia kembali menciumku dengan penuh nafsu. Aku pun membalasnya sambil tanganku berusaha menaikkan kaos ketat yang dikenakan Tante Lia hingga lepas melewati kepalanya dan karena Tante Lia tidak memakai BH maka kedua susu besarnya langsung terlihat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku langsung menciumi dan menjilati kedua susu Tante Lia dengan rakusnya secara bergantian serta aku isap2 pentilnya.

Sejenak mataku sempat melirik kearah Tante Tuti. Aku lihat dia mulai terangsang melihat Tante Lia yang sedang aku gumuli. Tampak tangan kanan Tante Tuti meraba2 susunya sendiri sedang tangan kirinya menggosok2 nonoknya dari balik bajunya.

Jari tanganku kini mulai meraba bibir nonok Tante Lia dari bawah rok mininya. Sejak dari rumah tadi Tante Lia memang sengaja tidak memakai CD sehingga jariku langsung merasakan bibir nonoknya yang dipenuhi dengan jembut yang lebat.

”Aaaaahhh...” Tante Lia pun melenguh nikmat ketika jariku menemukan itilnya.

Sementara itu, susu Tante Lia masih terus aku jilati dan aku isap2 pentilnya. Tante Lia yang sudah sangat bernafsu tersebut kemudian membalikkan tubuhku sehingga kini dia berbalik menindih tubuhku. Dengan cepat Tante Lia melucuti semua kancing kemejaku. Lalu diisapnya pentilku, sambil tangannya berusaha membuka celanaku.

“Aku buka dulu ya Sayang” kata Tante Lia sambil bangkit dari duduknya dan membuka seluruh pakaianku. Kini aku tinggal memakai CD, dan tampak kontolku yang sudah ngaceng tersebut mencuat keluar tak mampu tertampung di dalam CDku.

“Tut, sini dong. Lihat nih kontol Rudy gede banget dan panjang lagi” kata Tante Lia sambil mengelus-elus kontolku dari balik CDku. Kemudian Tante Lia pun membuka CDku sehingga kontolku yang sudah tegang dan keras tersebut tampak berdiri tegak di hadapannya.

“Lihat Tut, gede banget kan kontol Rudy. Bikin aku nafsu lagi” kata Tante Lia sambil menundukkan kepalanya mulai menjilati kontolku dan kemudian mengulumnya. Sementara itu Tante Tuti pun semakin terangsang melihat adegan kami berdua dan terus meraba2 susu dan nonoknya sendiri.

“Tut. Ayo sini?!” kata Tante Lia di antara aksinya mengisap kontolku. Sementara itu aku elus2 rambut Tante Lia. Dan terkadang tanganku berpindah meremas2 susu Tante Lia yang besar tersebut serta memilin2 pentilnya.

“Ooooohhh... Sayaaang... Enak banget Sayaaang...” desahku merasakan mulut dan lidah Tante Lia yang terus menjilati kontolku.

Aku menghela nafas panjang menikmati sedotan mulut Tante Lia pada kontolku. Hingga tidak menyadari bahwa Tante Tuti sudah di dekatku. Dia lihat kontolku yang besar, panjang dan berbulu tersebut tampak tegak berdiri dengan kerasnya, membuat gelora birahi semakin membara.

Aku lihat Tante Tuti langsung melepaskan bajunya dan begitu baju tersebut terlepas dari tubuhnya, maka tubuhnya pun langsung telanjang bulat. Karena di balik bajunya Tante Tuti memang tidak mengenakan BH dan CD. Mataku terbelalak seketika, saat melihat permukaan nonok Tante Tuti yang tertutup rapat oleh rimbunnya bulu2 jembutnya. Aku sampai menelan ludahku menahan nafsu saat melihat pemandangan tersebut. Terbayang olehku Tante Tuti pasti punya nafsu yang sangat besar. Aku sudah membuktikan kepada Mbak Meti dan Tante Lia serta Mbak Heni, perempuan berjembut lebat yang sangat luar biasa besarnya nafsu seks mereka.

Tante Tuti segera mendekati aku dan dia pun berjongkok di depanku dan langsung mengambil alih kontolku dari Tante Lia. Kemudian Tante Tuti pun menciumi batang kontolku. Karena tujuan utama kita ke rumah Tante Tuti ingin agar Tante Tuti ikut merasakan ngentot denganku, maka Tante Lia pun memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Tante Tuti. Sehingga dia pun merelakan saat kontolku diambil alih oleh Tante Tuti.

"Gila... panjang dan gede banget kontol kamu Rud" kata Tante Tuti sambil menggoyang2kan kontolku dengan tangannya.

Kemudian Tante Tuti pun menciumi kembali kontolku mulai dari pangkal sampai ke kepala kontolku. Lalu perlahan2 Tante Tuti mengulurkan ujung lidahnya lalu mulai menjilat2 kontolku. Sentuhan nikmat aku rasakan ketika ujung lidah Tante Tuti mulai turun dan menyapu bagian pangkal kontolku. Tubuhku seketika gemetar.

Dari pangkal kontolku, Jilatan ujung lidah Tante Tuti semakin lama semakin bergerak ke atas hingga samapi ke kepala kontolku. Lalu jilatnnya kembali turun hingga ke pangkal kontolku. Sesekali kantong biji pelirku pun tak luput dari jilatan lidah Tante Tuti. Termasuk lipatan di antara paha bagian dalam dengan selangkanganku. Tubuhku pun langsung menggeliat dan kepalaku mendongak ke atas memandang langit2 ruangan.

"Uuuuuhhh... Niiikmaaat... Taaaaannn..." rintihku dengan suara gemetar menahan nikmat akibat jilitan lidah Tante Tuti pada kontolku dengan mata terpejam.

"Ssssshhh... Aaaaahhh... Taaaaannn..." desahku kembali terdengar setelah baru saja aku selesai mengerang akibat jilitan pada bagian kontolku yang peka, tiba2 aku merasakan kontolku masuk liang yang sangat lembut dan hangat. Perlahan2 aku menurunkan kepalaku dan melihat ke bawah ingin tahu apa yang membuat kontolku terasa nikmat seperti ini.

Dengan mata agak terbelalak, aku melihat hampir separo dari kontolku berada di dalam mulut Tante Tuti, seorang perempuan yang sangat cantik di antara perempuan yang pernah aku temui. Dalem banget kontolku masuk di dalam mulut Tante Tuti hingga kepala kontolku menyentuh sesuatu yang lembut di dalam mulut Tante Tuti. Mulut Tante Tuti tampak penuh dengan kontolku.

Melihat pemandangan tersebut, nafsu birahiku menjadi semakin tinggi dan kontolku jadi semakin tegang dan keras sehingga kontoku menjadi semakin besar. Begitu besar dan panjangnya kontolku, mulut Tante Tuti tak mampu menampung seluruh kontolku.

Saat Tante Tuti hendak menarik mulutnya dari kontolku, dengan perasaan gemas, aku tahan dan aku tekan kepala Tante Tuti sehingga tidak bisa bergerak dan kontolku pun masuk sedalam2nya di mulutnya. Karena kepala tidak bisa bergerak, Tante Tuti pun hanya bisa mengisap2 kepala kontolku.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Eeenaaak... Taaaaannn...” desahku merasakan betapa nikmatnya isapan mulut Tante Tuti pada kontolku. Tiba2 Dan tak lama kemudian, Tante Tuti menepuk2 tanganku agar melepaskan tanganku dari kepalanya karena dia seperti mau muntah akibat kontolku sampai ke tenggorokannya dan Tante Tuti pun mngeluarkan kontolku dari mulutnya.

”Kontolmu enak, Rud. Bikin aku gemes” kata Tante Tuti sambil meremas2 dan mengurut2 batang kontolku.

Sementara itu, Tante Lia yang juga sudah telanjang bulat ikut bergabung kembali dan dengan lembut Tante Lia mengambil alih kontolku dari genggaman Tante Tuti dan,

“Ooooohhh... Enaaak.. Sayaaang...” erangku ketika Tante Lia mulai mengulum kepala kontolku dan dijilatinya lubang kencingku. Kemudian seperti halnya yang dilakukan oleh Tante Tuti barusan, Tante Lia pun memasukkan lebih dalam lagi kontolku ke dalam mulutnya hingga mulutnya tidak sanggup lagi menampung kontolku, lalu dia kulum dan dia sedot2 kontolku dengan sangat bernafsu.

Ketika Tante Lia mengeluar masukkan kontolku dengan mulutnya, Tante Tuti menjilati kantong biji pelirku dan terkadang kedua biji pelirku tersebut dikenyot2nya. Aku benar2 merasakan nikmat yang luar biasa, saat kedua perempuan cantik tersebut mengerjai kontolku. Aku mengusap2 rambut kedua perempuan tersebut dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangan penuh birahi. Saat Tante Tuti mengisap biji pelirku, susunya yang gede sekal seperti papaya itu bergoyang-goyang menyentuh pahaku. Aku teringat dengan aksi Tante Lia yang menjepit kontolku dengan kedua susunya.

“Tante Tuti, jepit kontolku pakai susu Tante” pintaku pada Tante Tuti. Mendengar permintaanku tersebut, maka Tante Lia harus merelakan kembali kontolku kepada Tante Tuti. Kemudian Tante Tuti langsung meletakkan kontolku di belahan susunya dan segera menjepit kontolku dengan kedua susunya yang besar tersebut lalu tubuhnya bergerak naik turun sehingga kontolku bergerak naik turun di antara kedua susunya tersebut.

“Aaaaahhh... Taaaaannn... Enak bangeeet... Ssssshhh... Aaaaahhh...” aku pun kembali mengerang tak kuasa menahan rasa nikmat yang melanda kontolku.

Setelah beberapa lama, Tante Lia mulai mendekatkan bibirnya dari arah samping siap untuk mengulum kembali kontolku dengan mulutnya.

”Gantian Tut!!!” pinta Tante Lia dan Tante Tuti pun melepas jepitan kedua susunya pada kontolku. Dan setelah kontolku bebas dari jepitan kedua susu Tante Tuti, Tante Lia dengan segera mengulum dan mengisap kontolku dengan penuh nafsu. Setelah beberapa lama, dia berikan kembali kontolku pada Tante Tuti. Dengan sigap, Tante Tuti pun kembali mengisapi kontolku dengan lahapnya. Demikian berlangsung terus menerus. Secara bergantian Tante Lia dan Tante Tuti mengisap kontolku.

Kali ini aku harus menyerah dengan kepiawaian kedua Tante cantik mengoral kontolku.

“Aaaaahhh... Taaaaannn... akuuu... mauuu... keluaaar...!!!” kataku saat kurasakan ada sesuatu bergerak dari pangkal kontolku dan berkumpul di ujung kontolku, siap untuk keluar.

“Keluarin di dalam mulutku aja, Rud!!!” kata Tante Tuti.

Tante Tuti pun dengan bersemangat mengulum dan menyedot2 kepala kontolku sambil mengocok2 batang kontolku. Sementara itu, di bagian bawah, Tante Lia pun tak kalah bersemangatnya menjilati kantong biji pelir dan sesekali dikenyot2nya kedua biji pelirku di dalam mulutnya. Tante Lia juga menjilati bagain antara kantong biji pelirku dengan anusku.

Aksi kedua Tante tersebut, membuat desakan pejuhku semakin kuat untuk keluar dari ujung kontolku. Dan ketika Tante Tuti mengisap kuat2 kepala kontolku, muncratlah pejuhku keluar dari ujung kontolku.

”Ssssshhh... Aaaaahhh... Taaaaannn... aku keluuuaaarrr...!!! Aaaaaaaaaaaahhhhh...!!!” teriakku dan crooooottt... crooooottt... crooooottt... keluarlah pejuhku menyemprot dari ujung kontolku dan langsung masuk ke dalam mulut Tante Tuti.

Seketika tubuhku mengejang. Kontolku berkedut2 seiring dengan menyemprotnya pejuhku dari dalam kontolku. Pejuh hangat dan kental tersebut langsung memenuhi rongga mulut Tante Tuti. Tante Tuti dan Tante Lia pun tak ragu2 secara bergantian menyedot dan menjilati pejuhku yang muncrat ke dalam mulut mereka hingga kontolku tidak lagi menyemprotan pejuhnya.

"Aaaaaaaaahhh..." desahku dan kemudian tubuhku terkulai lemas tergolek di atas sofa yang aku duduki, sesaat setelah kepala kontolku tercabut dari mulut Tante Tuti.

Luar biasa nikmatnya permainan oral kedua Tante cantik tersebut. Untuk sementara tubuhku lemas tak berdaya menikmati kenikmatan yang baru saja aku peroleh ditambah lagi sore tadi aku habis ngentoti Tante Lia.

"Luar biasa pejuh kamu, Rud. Banyak sekali, baunya wangi dan gurih rasanya" kata Tante Tuti seraya tangannya membelai2 kontolku yang masih tegang walaupun sudah menyemprotkan pejuhku.

Setelah sejenak beristirahat, kemudian Tante Tuti langsung mendekatkan susunya ke arah mulutku.

"Ayo Rud, kamu isap susuku dan kamu kenyot pentilnya" kata Tante Tuti seraya menyodorkan pentil susu kanannya ke mulutku.

Melihat susu besar Tante Tuti yang menggantung seperti buah pepaya itu, sontak kontolku mulai mengeras. Saat aku mulai menjilati dan mengisap2 pentil susu Tante Tuti yang besar dan berwarna agak kecoklat2tan, kontolku pun semakin tegang dan keras kembali.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... terus jilat... Sayaaang... Uuuuuhhh... Enak sekali. Terus Ruuuuud... Iyaaa... terus isap pentilnya. Ooooohhh... Sayaaang...” Tante Tuti terus meracau ketika susunya aku jilati dan pentilnya kuisap kuat2.

Nafas Tante Tuti tersengal2l, dan matanya terpejam2. Ketika pentil susu kanannya selesai kujilati dan kuisap, lalu Tante Tuti menyodorkan pentil susu kirinya yang langsung aku jilati dan aku isap2. Tubuh Tante Tuti menggeliat2 seperti cacing kepanasan, ketika secara bergantian kedua pentil susunya itu aku isap dan aku kenyot2.

Setelah puas susu dan pentilnya aku jilati dan aku isap2, Tante Tuti merubah posisinya. Tante Tuti berdiri dan mengarahakn nonoknya tepat di depan mukaku. Kedua kakinya direntangkannya lebar2.

"Sekarang kamu jilati nonokku, Rud!!!" perintah Tante Tuti sambil memegang kepalaku dan diarahkannya nonoknya yang ditutupi jembut lebat itu kemulutku.

Dengan sebelah kaki yang ditumpangkan di pundakku, maka bibir nonoknya semakin terlihat merekah merah dan basah. Bau khas nonok segera menyergap hidungku. Mataku melihat dengan jelas bibir dalam nonok Tante Tuti yang berwarna merah dan berkilat akibat lendir birahi yang terus keluar dari liang nonoknya seiring dengan birahi yang semakin menggelora. Sementara itu tampak pula itil Tante Tuti yang besar tampak mulai membengkak menunggu untuk segera dijilat dan dikenyot2. Aku pun jadi semakin bernafsu untuk segera menjilati nonok dan itil Tante Tuti.

Segera kujulurkan ujung lidahku mengulas2 bagian tepi bibir nonok Tante Tuti dan dia pun menggeliat2 merasakan nikmat.

"Ooooohhh... Ssssshhh... terus Ruuuuud... Ooooohhh... Ssssshhh...” desis Tante Tuti sambil kedua tangannya menekan kepalaku sehingga mulutku semakin erat menempel di permukaan nonoknya yang tengah aku jilati.

Melihat Tante Tuti menggeliat2 dan mendesis2, semangatku semakin bergelora. Aku lumat seluruh yang ada di nonok Tante Tuti. Termasuk itilnya yang semakin membengkak akibat nafsu Tante Tuti yang semakin meninggi.

”Ssssshhh... Uuuuuhhh... Ruuuuud... Iyaaa... Sayaaang... itikuuuuu... Aaaaahhh... terus isap yang kuat Ruuuuud... Ssssshhh... Ooooohhh... niikmaaatnyaaa...” erang Tante Tuti yang semakin menjadi2 saat itilnya kuisap kuat2.

”Masukin yang dalam lidahmu Ruuuuud...!!! Nikmat banget rasanya liang nonokku dientot sama lidahmuuu... Ooooohhh... Ruuuuud... teeeruuus... masukkan lidahmuuu... Iya gitu Rud!!! Aaaaahhh... jilat dan isaaap... Aaaaahhh... itiknyaaa... niiikmaaat... Ruuuuud...” Tante Tuti terus mengerang saat lidahku mulai keluar masuk liang nonoknya sambil sesekali aku jilat dan isap2 itilnya. Lendir birahinya semakin banyak keluar dari dalam liang nonoknya sampai jembut disekitar liang nonoknya menjadi basah kuyup.

Saat aku sedang menjilati nonok dan itil Tante Tuti, Tante Lia mengunakan kesempatan tersebut untuk mengulum dan menjilati kontolku kembali kontolku sehingga kontolku kini jadi semakin tambah tegang dan keras.

Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp... suara mulut Tante Lia yang sedang mengulum dan mengisap2 kontolku. Semakin nikmat sedotan dan kenyotan mulut Tante Lia pada kontolku, maka semakin bernafsu pula aku menjilat dan menyedot nonok dan itil Tante Tuti. Tante Tuti pun mengimbangi jilatan dan sedotan mulutku dengan semakin menekankan pantatnya ke depan sambil digoyang2 mengulek2 mulutku dengan nonoknya. Dan setelah kontolku benar-benar ngaceng, tiba-tiba Tante Lia menarik pantat Tante Tuti.

”Ayo Tut, kamu masukin kontol Rudy ke nonokku. Daripada pakai lidah mendingan pakai kontol Rudy” katanya.

Agar posisiku lebih enak dan lebih leluasa saat ngentot, maka setelah nonok Tante Tuti lepas dari mulutku, aku pun turun dari sofa yang aku duduki dan berbaring di permadani tebal yang ada di depan TV. Tante Lia memegangi kontolku dan di arahkannya tepat di bibir dalam nonok Tante Tuti.

”Sekarang kamu turunin pantat kamu, Tut!!!” seru Tante Lia sambil menggenggam batang kontolku dan membimbingnya hingga kepala kontolku tepat menempel di permukaan liang nonok Tante Tuti.

Kemudian dengan posisi membelakangiku, perlahan2 Tante Tuti menurunkan tubuhnya. Sleeeeeppp... bleeeeesss... kepala kontolku membelah bibir dalam nonok Tante Tuti dan menyeruak masuk ke dalam liang nonoknya.

“Duuuuuhhh... sudah masuk Ruuuuud... Ooooohhh... kontol kamu emang gede sekali, Rud. Sampai susah begini masuknyaaa... Ooooohhh... eeenaaak... baaangeeeeetttt... Sayaaang... Ssssshhh... Ooooohhh... liang nonokku penuh banget sama kontol kaamuuu... Sayaaang... gesekan kontol kamu terasa banget di liang nonokkuuu... Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... Bikin aku puas malam ini dengan kontol supermuuu... Aaaaahhh...” suara rintihan dan desah kenikmatan Tante Tuti mulai terdengar kembali.

Akibat kontolku yang sangat gede tersebut, liang nonok Tante Tuti terasa sempit walaupun liang nonoknya sudah pernah dilewati dua anak diumurnya yang ke 38 tahun tersebut sehingga kontolku pun agak susah masuk ke dalam liang nonoknya. Namun sedikit demi sedikit kontolku berhasil masuk ke dalam liang nonok Tante Tuti seiring dengan semakin ditekannya pantat Tante Tuti ke bawah.

“Ooooohhh... Ruuuuud... Besar banget kontol kamuuu... Sayaaang... Aaaaahhh... nikmaaat... Sayaaang... mentok sampai ke rahimku... Uuuuuhhh...” desah Tante Tuti ketika semua kontolku telah berhasil masuk ke dalam liang nonoknya.

Liang nonok Tante Tuti pun langsung berdenyut2 menyambut kontolku yang berada seluruhnya di dalam liang nonoknya. Walaupun tidak sekuat denyutan liang nonok Tante Lia, namun karena ketatnya jepitan liang nonok Tante Tuti maka kedutan2 di liang nonoknya tetap terasa nikmat olehku.

“Ooooohhh... Taaaaaannn... nonok Tante juuugaa... niiikmaaaaattt... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak banget Taaaaannn...” erangku merasakan nikmatan jepitan liang nonok Tante Tuti.

“Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” erang Tante Tuti saat dia mulai memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya. Aku bangkit dari posisi tidurku. Kini aku duduk sambil memeluk tubuh Tante Tuti dari belakang sambil tanganku meremas2 kedua susunya. Sementara itu Tante Tuti terus memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya yang sudah sangat basah tersebut.

“Gimana Tut... Enak kan kontol Rudy???” tanya Tante Lia menggoda Tante Tuti yang sedang bergerak naik turun di atas selangkanganku. Mulut Tante Lia kini menjilati itil Tante Tuti dan batang kontolku yang sedang keluar masuk liang nonok Tante Tuti.

”Aaaaahhh... niiikmaaaaattt...” erangku merasakan nikmat yang luar biasa. Nikmat karena jepitan liang nonok Tante Tuti dan nikmat karena jilatan lidah Tante Lia pada kontolku.

“Hhhmmmmm... Ssssshhh... Liiiaaaaa... Eeenaaaaak.... Aaaaahhh... Kontol Rudy gede banget Lia. Enak banget liang nonokku dientot sama kontol Ruuudyyy... Aaaaahhh... Liiiaaaaa... Aku mau dientot Rudy sampai paaagiiiii... Aaaaahhh... enak banget Liiiaaaaa...” Tante Tuti pun mengerang merasakan nikmatnya kontolku seakan2 berusaha menjelaskan ke Tante Lia, betapa nikmatnya liang nonoknya dientot sama kontolku.

Sementara Tante Lia masih terus menjilati itil Tante Tuti dan batang kontolku.

“Ooooohhh... Liiiaaaaa... terus Lia!!! Terus jilat itilkuuu... Uuuuuhhh... jilat itilku... Ssssshhh... niiikmaaaaattt...” suara erangan Tante Tuti makin kencang terdengar.

Gerakan kontolku yang keluar masuk di liang nonok Tante Tuti semakin lancar akibat kucuran lendir yang selalu keluar dari pelupuk liang nonoknya dan menjadi pelumas sehingga mempermudah keluar masuknya kontolku di liang nonoknya.

Crok... crok... crok... crok... bunyi gesekan antara kontolku dengan dinding liang nonok Tante Tuti yang sudah sangat becek tersebut memberikan sensai tersendiri dan semakin membangkitkan gairah bagiku.

Aku rebahkan tubuhku kembali, lalu aku tahan pantat Tante Tuti dengan kedua tanganku kemudian aku pacu gerakan kontolku keluar masuk liang nonok Tante Tuti dari bawah. Sesekali aku hempaskan pantat Tante Tuti kuat2 ke bawah sehingga kontolku masuk sampai mentok di liang nonok Tante Tuti.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... enak banget kontol kamu Sayaaang... Teruuus... Sayaaang... sodok terus nonokku dengan kontol kaaamuuu... Ooooohhh... Sayaaang... teeeruuus... Sayaaang... sodok lebih kuat laaagiii... Aaaaahhh... Ruuuuud...” rintih Tante Tuti.

Aku pun semakin mempercepat gerakan keluar masuk kontolku. Dan sodokan2 kontolku pun kuga semakin kuat.

“Remas susu Tante, Rud” desah Tante Tuti sambil meremas2 susunya sendiri.

Aku pun segera menuruti kemauan Tante Tuti tersebut. Aku kembali bangkit dari tidurku dan memeluk Tante Tuti dari belakang sambil meremas2 kedua susu Tante Tuti dan memilin2 pentilnya.

Begitu tanganku lepas dari pantatnya, Tante Tuti pun langsung menaikturunkan pantatnya dengan cepat dan semakin cepat. Sehingga kontolku pun keluar masuk liang nonok Tante Tuti dengan cepat dan semakin cepat pula. Sesekali Tante Tuti menggoyang dan memutar2 pantatnya. Saat Tante Tuti memompa kontolku di liang nonoknya, tanganku pun meremas2 sepasang susunya dan memilin2 pentilnya.

“Ooooohhh... Ruuuuud... Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmaaat... Sayaaang... Akuuu... gak kuuuaaat... Sayaaang... Akuu mauuu... keluuuaaarrr... Ssssshhh... Ooooohhh...!!!” jerit Tante Tuti sambil memegang tanganku yang sedang meremas2 kedua susunya.

Tante Tuti mempercepat gerakan turun naik pantatnya memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya. Makin lama gerakan turun naik pantat Tante Tuti semakin cepat dan goyang2an semakin tidak teratur. Kedutan otot2 liang nonoknya pun semakin kuat. Dan tanganku pun masih terus meremas2 kedua susunya serta memilin2 pentilnya. Hingga tak lama kemudian Tante Tuti mendesakkan pantatnya kuat2 sehingga kontolku masuk seluruhnya ke dalam liang nonoknya.

“Oooohhhh... Sayaaang... akuuuu... keeeluuuuaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” teriak Tante Tuti. Tubuhnya kejang2 akibat orgasmenya yang luar biasa nikmatnya. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmenya menyiram hangat dan membasahi batang kontolku. Bagitu banyaknya cairan yang terkumpul di dalam liang nonok Tante Tuti hingga sebagian meleleh keluar dari nonoknya.

Tubuh Tante Tuti menelungkup di atas kedua kakiku. Dalam posisi seperti orang nungging tersebut, terlihat pantat Tante Tuti yang montok dan padat terlihat sangat menggemaskan. Diantara pantatnya yang montok itu, tampak nonok tembem Tante Tuti yang merah merekah merangsang dengan liangnya yang sedang terisi penuh oleh kontol besarku. Pangkal kontolku terlihat mengkilat berlumuran lendir birahi yang bercampur dengan lendir orgasme Tante Tuti.

Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama2, maka aku perlahan aku putar2 kontolku di dalam liang nonok Tante Tuti. Seakan paham dengan apa yang aku inginkan, Tante Tuti bangkit dan langsung aku peluk dari belakang dan tanganku kembali meremas2 susu indah miliknya serta memilin2 pentilnya yang menjulang menantang. Dan saat Tante Tuti menoleh ke belakang, aku sergap bibirnya dengan penuh nafsu sambil tanganku terus meremas2 kedua susu Tante Tuti dan memilin2 pentilnya.

Mendapat perlakukan seperti itu, nafsu Tante Tuti bangkit kembali. Tanpa mencabut kontolku dari dalam liang nonoknya, Tante Tuti mutar tubuhnya sehingga kini tubuhnya berhadapan denganku. Walaupun dengan tenaga yang masih lemah, Tante Tuti pun mulai menaikturunkan pantatnya memonpa kontolku keluar masuk liang nonoknya.

Tante Lia yang melihat kontolku keluar masuk liang nonok Tante Tuti tersebut, tiba2 mendekatkan wajahnya tepat di bawah pantat Tante Tuti. Kemudian Tante Lia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati area dimana terjadi pertemuan antara kontolku dengan mulut liang nonok Tante Tuti. Sontak aku dan Tante Tuti pun mengerang.

“Aduh Sayaaang... geeeliii... Sayaaang... enak banget rasaaanyaaa... Aaaaahhh...“ aku mengerang merasakan kenikmatan yang luar biasa pada kontolku akibat jepitan dan gesekan liang nonok Tante Tuti dan sekaligus jilatan lidah Tante Lia.

“Aaaaahhh... Liiiaaaaa... Ssssshhh... Hhhmmmmm... Liiiaaaaa... teeeruuus... jiiilaaat... Ssssshhh... Ooooohhh... eeenaaak... baaangeeet... Liiiaaaaa...” erang Tante Tuti yang mendapat kenikmatan ganda pada nonoknya akibat entotan kontolku di liang nonoknya dan jilatan lidah Tante Lia di bibir nonoknya.

Seakan mendapatkan energi baru, gerakan naik turun pantat Tante Tuti menjadi semakin mantap dan cepat. Ditambah lagi saat mulutku mulai menyedot kedua pentil susu Tante Tuti secara bergantian. Kini tiga sumber kenikmatan dirasakan sekaligus oleh Tante Tuti. Sehingga gerakan turun naik pantatnya pun semakin liar dan sesekali dia menggoyang2kan dan memutar2kan pantatnya.

Aku imbangi gerakan pantat Tante Tuti tersebut dengan menyodokkan kontolku keluar masuk liang nonoknya dari bawah sambil memeluk erat tubuh Tante Tuti.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... Aku sudah gak tahan laaagiii... Ssssshhh... Sayaaang... akuuu... maaauuu... keeeluuuaaar... laaagiii...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” jerit Tante Tuti.

Kemudian Tante Tuti bangkit dan kembali menggerakan pantanya naik turun memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya. Semakin lama goyang pinggul Tante Tuti semakin liar dan menghentak2 dan hanya dalam tempo beberapa saat saja sejak dirinya mendapatkan orgasme pertamanya, tubuh Tante Tuti mengejang dan menggelinjang2. Tante Tuti pun kembali menggapai nikmat orgasmenya.

“Aaaaahhh... Ruuuuud... ampun Rud. Aku gak kuat!!! Ampuuun... Sayaaang... duuuh... kontol... kontol kaaamuuu... niiikmaaat... Aaaaahhh... Aku keluar lagi Ruuuuud...!!! niiikmaat... Sayaaang... kontol kamu nikmat!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... Aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... niiikmaaat... Ruuuuud...!!!” Tante Tuti berteriak2 lepas dan meracau tak karuan saat mencapai orgasmenya kembali ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding liang nonoknya pada kontolku.

Tubuh Tante Tuti jatuh menelungkup di atas tubuhku. Tangannya memelukku dengan sangat kuat. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasme Tante Tuti kembali menyembur memenuhi memenuhi liang nonoknya, hangat menyiram kontolku yang masih berada di dalam liang nonoknya. Kudiamkan sejenak kontolku di dalam liang nonok Tante Tuti ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku juga sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan2 dinding liang nonoknya pada kontolku.

Setelah kedutan dan cengkraman dinding liang nonok Tante Tuti melemah, aku cabut kontolku dari dalam liang nonok Tante Tuti. Walaupun sejujurnya aku masih sangat ingin ngentoti nonok Tante Tuti. Namun aku kasihan melihat Tante Lia yang dari tadi setia menunggu untuk dapat merasakan liang nonoknya dientot kontolku.

Begitu kontolku lepas dari nonok Tante Tuti, segera sasaranku berpindah ke Tante Lia kemudian aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada sandaran sofa. Pantat Tante Lia yang putih mulus terlihat begitu menggoda.

Aku membenamkan wajahku ke nonok Tante Lia dan hidungku tepat berada di lubang anusnya. Lidahku terjulur menjilati belahan nonok Tante Lia yang berlendir. Sesekali aku jilati juga anus Tante Lia. Aku begitu asyik menjilati nonok dan anus Tante Lia dengan bernafsu.

"Ampuuun... Sayaaang... buruan entot nonok aku sekarang!!!" jerit Tante Lia tidak mampu bertahan dari rasa nikmat yang sedang dia rasakan.

Aku segera bangun dan berdiri tepat di belakang Tante Lia. Aku remas pantatnya yang besar tersebut. Tangan Tante Lia meraih kontolku yang menempel di nonoknya dan mengarahkannya pada liang nonoknya.

Begitu kontolku tepat di liang nonok Tante Lia, aku langsung mendorong kontolku dengan cukup kuat menobos masuk liang nonoknya hingga seluruh kontolku masuk ke dalam liang nonoknya mentok sampai dasar nonoknya. Sejenak kemudian, aku pun memompa liang nonok Tante Lia dengan cepat. Karena liang nonok Tante Lia yang sudah cukup basah, maka kontolku dapat dengan lancar keluar masuk liang nonoknya. sehingga aku tidak kesakitan. Rasanya nikmat sekali.menerobos masuk liang nonoknya. memberi kesempatan Syifa beristirahat, Satria menggenjot memek Syifa dengan cepat secepat yang dia bisa sehingga tubuh Syifa bergoyang mengikuti hentakan kontolnya.

“Aduuuh... Yaaaaang... Enak banget kontol kamuuu... Sayang enak baaangeeet... Ssssshhh... Uuuuuhhh... entot terus nonokku!!! Ooooohhh... Sayaaang... entot nonokku!!! Teeeruuus... Yaaaaang... Aku suka dientot sama kontol kaaamuuu...!!!” erang Tante Lia ketika aku menggenjot liang nonoknya. Sementara itu tubuh Tante Tuti masih tergolek lemas berbaring di karpet sambil menyaksikan aku sedang ngentoti Tante Lia.

“Ooooohhh... Sayaaang... liang nonokmu memang enak banget, Sayang” kataku.

Tanganku memegang pinggul Tante Lia, terkadang dengan gemas aku remas pantatnya yang bulat besar tersebut. Susu Tante Lia tampak bergoyang2 menggemaskan seiring dengan sodokan kontolku. Tanganku meraih kedua susu Tante Lia dan kemudian meremas2nya dan memilin2 pentilnya. Sementara itu untuk menambah rangsangan, satu tanganku aku gunakan untuk mengais2 itil Tante Lia. Dan usahaku tersebut membuat Tante Lia merintih dan mengerang keenakkan.

”Aaaaahhh... Sayaaang... enak banget. Terus Yaaaaang... remas terus susuku... Ssssshhh... Aaaaahhh... Iyaaa... Terus Sayaaang... gosok terus itilku. Uuuuuhhh... nikmaaat... sekaaaliii...” suara erangan Tante Lia.

Bosan dengan posisi ini, tanpa mencabut kontolku dari liang nonoknya, aku tarik pinggul Tante Lia dan aku pun bergerak mendekati sofa yang ada di dekatku kemudian dengan posisi Tante Lia membelakangiku, aku entoti Tante Lia sambil duduk. Kedua kaki Tante Lia berada di sisi kanan dan kiri pahaku.

Tante Lia menggerak2kan pantatnya naik turun, sehingga batang kontolku keluar masuk di dalam liang nonok Tante Lia yang terasa hangat tersebut. Udara dingin akibat AC di ruangan tersebut tak terasa lagi. Justru yang kami rasakan kehangatan dari kenikmatan yang kami rasakan sehingga membuat kami mulai berkeringat.

Tante Lia terus mengerang merasakan nikmatnya kontolku yang keluar masuk liang nonoknya. Eranga2 Tante Lia tersebut membuat Tante Tuti menjadi kembali bernafsu. Sementara tubuh Tante Lia bergerak naik turun, tangan Tante Tuti yang berada di hadapannya dengan lembut meremas2 dan memilin2 pentil susu Tante Lia.

Erangan Tante Lia pun semakin keras, merasakan kenikmatan pada susu dan nonoknya. Tante Tuti terus menambah rangsangan pada kedua susu Tante Lia, aku tahu agar Tante Lia cepat mencapai orgasme sehingga dia dapat menggantikannya. Aku pun mulai menyodok2kan kontolku dari bawah dengan kuat dan cepat. Tante Lia mengimbanginya dengan meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk liang nonoknya.

“Sayaaang... terus sodok yang kuat!!!” perintah Tante Lia.

Tanpa menunggu perintah kedua kalinya, aku pun menyodok2 liang Tante Lia lebih kuat sehingga terdengar bunyi crok... crok... crok, akibat nonok Tante Lia yang sudah basah sekali.

“Ayooo... teeruuus... Sayaaang...” seru Tante Lia dengan nafas yang sudah tersengal2.

Sodokan kontolku semakin cepat dan kuat. Sedangkan Tante Tuti terus meremas2 susu Tante Lia. Namun kali ini satu tangannya menggosok2 anus Tante Lia. Kontan saja semua itu membuat Tante Lia tidak mampu bertahan lebih lama lagi... , dan akhirnya...

“Sayaaang... Akuuu... mauuu... keluuuaaarrr... Yaaaaang... Yaaaaang... Aaaaahh...!!!” erang Tante Lia. Pantatnya naik turun semakin cepat dan saat kontolku berada seluruhnya di liang nonoknya, sambil memelukku, Tante Lia memutar2 pantanya dengan liarnya dan...

”Sayaaang... aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” pekik Tante Lia. Tubuhnya mengejang dalam dekapanku. Tante Lia mendapatkan orgasmenya. Liang nonok Tante Lia kurasakan berdenyut2 dengan kuat dan Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan hangat keluar dari liang nonoknya.

Aku menghentikan sodokan kontolku. Setelah beberapa saat lamanya Tante Lia menikmati badai orgasmenya, tubuhnya pun kemudian lunglai di atas pangkuanku dengan liang nonok yang masih terisi oleh kontolku. Kulihat butir keringat mengalir di wajah Tante Lia. Dari samping kulihat susunya naik turun seirama dengan helaan nafasnya.

Setelah ejakulasiku yang pertama, maka biasanya butuh waktu yang lama untuk mendapatkan ejakulasiku berikutnya. Dan karena aku masih belum ejakulasi, maka aku ingin kembali ngentoti liang nonok Tante Lia. Aku meremas2 susu Tante Lia dengan bernafsu sambil menciumi leher, tengkuk dan punggungnya.

”Aaaaahhh... geli Sayaaang...” desah Tante Lia.

Aku makin bernafsu ingin segera ngentoti liang nonok Tante Lia. Aku sudah gak sabar lagi merasakan nikmatnya kontolku keluar masuk liang nonok Tante Lia. Kudorong tubuh Tante Lia hingga posisinya nungging kembali. Kuputar tubuh Tante Lia agar menghadap sofa sehingga ada pegangan buat dirinya. Kemudian aku mulai lagi menggenjot nonoknya sambil sesekali meremas susunya yang bergoyang seirama gerakan pantatnya yang bergerak maju mundur menyambut sodokan kontolku.

“Aaaaahhh... Saaayaaang... nonok kamu nikmat sekali Saaayaaang... Empotannya terasa nikmat di kontolku. Aaaaahhh... Enak banget ngentot dengan kamu. Aaaaahhh... Saaayaaang...” Aku mendesah menikmati keluar masuknya kontolku di liang nonok Tante Lia.

“Ooooohhh... Iyaaa... Saaayaaang... kontol kamu beeesaaar... baaangeeet... Saaayaaang... Ooooohhh... enak Saaayaaang... sodok yang kuuuaaattt... Aaaaahhh... Ayo Saaayaaang... Kamu entot terus nonok aku. Saaayaaang... Ooooohhh... Saaayaaang... enak banget kontol kaaamuuu... Saaayaaang... Ooooohhh... enaaaknyaaa...” Tente Lia terus merintih.

Kemudian Tante Lia memutar pantatnya yang semok tersebut, sehingga empotan liang nonoknya semakin terasa. Kontolku serasa disedot2 dan dipijit2 di dalam liang nonok Tante Lia membuatku semakin bersemangat memompa kontolku semakin cepat.

Kontolku terus menghujam ke luar masuk di liang nonok Tante Lia. Aku merasakan kepala kontolku terasa semakin mekar dan gatal. Aku rasakan pejuhku mulai mengumpul dan semakin mendesak di ujung kontolku untuk segera keluar. Gerakan maju mundur pantatku semakin kupercepat, kurasakan bahwa pejuhku akan segera keluar, dan...

”Aaaaahhh... Saaayaaang... akuuu... keeeluuuaaar...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” Aku berteriak. Tubuhku kejang2 sambil memeluk erat tubuh Tante Lia dari belakang.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... nyemprotlah pejuhku di dalam liang nonok Tante Lia. Kontolku berdenyut2 masih menyemprotkan pejuh hangat dan kental yang memenuhi liang nonok Tante Lia, sedangkan tubuhku yang semula tegang menjadi lemas.

Walaupun sudah menyemprotkan pejuhku banyak sekali di liang nonok Tante Lia, namun kontolku masih tetap tegang dan keras berdenyut2 di dalam liang nonok Tante Lia.

Akibat denyutan2 kontolku di dalam liang nonoknya, membuat Tante Lia pun merasakan kenikmatan sehingga otot2 liang nonoknya kembali berdenyut2. Denyutan2an pada liang nonok Tante Lia makin lama semakin kuat dan gerakan patatnya semakin liar.

"Uuuuuhhh... Saaayaaang... akuuu... juuugaaa... keluuuaaarrr... laaagiiiii...!!!" Tante Lia menjerit sambil menyodokan pantatnya kuat2 kearah tubuhku. Ditekannya pantatnya kebelakang kencang2 dan kemudian, Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali nonoknya mengeluarkan cairan orgasmenya hangat menyembur dan semakin memenuhi liang nonoknya.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmat banget Saaayaaang..." rintih Tante Lia menikmati semburan sisa2 orgasmenya. Tubuh Tante Lia menjadi semakin lemas dan beberapa saat kemudian dia mencabut kontolku dari liang nonoknya lalu membaringkan tubuhnya di atas karpet. Dan aku pun kemudian menyusul Tante Lia, membaringkan tubuhku disampingnya.

===000===

POV Tante Tuti

Setelah beberapa saat lamanya Rudy dan Lia beristirahat, aku langsung memburu kontol Rudy. Aku berjongkok dan langsung mengenggam batang kontolku yang tampak mengkilat berlepotan lendir dari liang nonok Lia. Dengan nafsu birahi yang sudah sedemikian tinggi aku langsung menjilati sisa2 lendir yang ada di kontol Rudy dan mengulum2 kepala kontolnya.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... " desah Rudy merasakan nikmat pada kontolnya akibat jilatan lidah dan kuluman mulutku.

Jilatanku tersebut berhenti setelah batang kontol Rudy bersih dan tak ada sedikitpun sisa cairan di kontolnya akibat jilatanku tersebut. Semua cairan yang menempel di kontol Rudy aku telan.

”Capek ya Rud, kita istirahat dulu” kataku sambil melepaskan genggaman tanganku di kontol Rudy. Lalu aku meninggalkan Rudy dan Lia yang masih tergolek di permadani. Sebentar kemudian aku kembali ke tempat Rudy dan Lia dengan segelas dua gelas susu. Satu gelas buat Lia dan satugelas buat Rudy. Namun susu buat Rudy sudah aku campur dengan madu dan telur ayam kampung setengah matang. Dan tak lupa juga membawa sebutir pil suplemen di tanganku untuk Rudy minum agar staminanya tetap terus fit.

”Silakan kamu minum dulu yang ini Rud, dan setelah itu kamu minum yang ini, biar stamina kamu tetap fit. Dan ini buat kamu, Lia” kataku.

”Itu emang mau kamu Tut, kamu masih ingin merasakan dientot kontol Rudy kan???” sahut Lia

”Apa kataku. Sekali nonok kamu merasakan entotan kontol Rudy, kamu pasti ketagihan pingin lagi, lagi dan lagi. Kamu pasti ingin kontol itu terus berada di nonok kamu kan?!” sambung Lia kembali sambil meminum susu yang aku berikan.

”Tahu aja kamu, Lia. Kalau aku masih ingin dientot Rudy sampai pagi” ujarku lalu tersenyum malu ke arah mereka berdua.

Setelah kita beristirahat selama kurang lebih setengah jam sambil melihat TV. Aku lihat sepertinya tubuh Rudy sudah kembali fit. Mungkin pengaruh dari minuman dan suplemen yang aku berikan tadi.

”Yuk kita lanjutin di kamarku saja. Laing nonokku sudah gatal nih ingin dirojok sama kontol kamu lagi” ajakku sambil berdiri dan menarik tangan rudy dan Lia. Lalu kita bertiga menuju ke kamarku.

Begitu tiba di dalam kamarku, aku langsung mendorong tubuh Rudy hingga terlentang di atas ranjang empuk yang sering aku dan suamiku gunakan untuk tidur dan ngentot berdua. Kemudian aku dan Lia pun saling berebut mengisap dan menjilat kontol Rudy. Seperti yang pernah aku lakukan sebelumnya, maka ketika aku menjilati dan mengisap kontol Rudy, Lia pun menjilati kantong dan biji pelir Rudy. Begitu sebaliknya saat Lia menjilati dan mengisap kontol Rudy, maka aku pun menjilati kantong dan biji pelir Rudy. Demikian seterusnya aku dan Lia secara bergantian mengerjai kontol Rudy.

“Uuuuuhhh... Taaaaannn... Enak banget Taaaaannn...” desah Rudy acapkali merasakan jilatan dan isapan kami berdua tersebut menyentuh bagian peka kontol Rudy. Akibat aksi kami berdua, nafsu Rudy pun sepertinya semakin tinggi.

Dengan gemas Rudy menarik pantatku. Sepertinya dia ingin agar bisa menjilati nonokku. Setelah posisi nonokku tepat di atas mulut Rudy, dia sibakkan bulu jembutku yang rimbun dan dia bentangkan bibir nonokku dengan kedua tangannya sehingga bulu jembut yang rimbun itu tampak membelah dan memperlihatkan liang nonokku membuat dia jadi semakin bernafsu. Ketika liang nonokku tersebut terkuak, dia langsung mendekatkan mulutnya, dan kemudian ujung lidahnya mulai bergerak menjilati bibir nonokku.

"Aow!!!" pekikku ketika Rudy mulai menjilati dan mengisap itilku.

Aku pun semakin menempelkan nonokku pada mulut Rudy ketika merasakan betapa nikmatnya sentuhan lembut ujung lidahnya menjilati nonokku dan menggelitik itilku. Tubuhku bergetar menahan kenikmatan akibat rangsangan pada nonok dan itilku.

Rudy terus melumat dan mengisap nonok dan itilku yang sudah basah oleh lendir birahiku akibat semakin tingginya nafsuku. Melihat kondisi nonokku tersebut semakin membuat Rudy gemas dan dengan bernafsu pula dia lumat setiap bagian di nonokku tanpa ada yang terlewatkan.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Ruuuuud... Aaaaahhh... Ssssshhh..." aku hanya bisa mendesis dan tubuhku menggeliat2.

“Aaaaahhh... enak Saaayaaang...” erang Rudy lagi. Saat Lia menjilati lubang kencingnya dan kemudian mengulum2 kontolnya dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolnya aku kocok2 sambil sesekali kuremas perlahan biji pelirnya.

Sepertinya Rudy keenakan ketika Lia mengeluarmasukkan kontol Rudy di mulutnya, ditambah lagi dengan jilatan2ku pada kantong pelirnya serta kenyotan mulutku pada kedua biji pelirnya.

Sementara itu aku merasakan kalau jari telunjuk Rudy telah masuk ke dalam liang nonok dan setelah seluruh ruas jarinya masuk ke dalam liang nonokku, dia arahkan ujung jarinya ke area yang berada tepat di balik itilku dan ternyata area tersebut merupakan area paling sensitif di nonokku. Mungkin itu yang disebut titik g-spot. Rudy kembali menjilati itiku, namun kali ini sambil jari2 keluar masuk dan menggesek2 area tersebut.

“Terus Ruuuuud... terus jilat itilkuuu... Iyaaa... Ruuuuud... itilkuuu... Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” kataku terus berulang2.

Rudy semakin bersemangat menghisap itilku dengan lembut dan gerakan keluar masuk jarinya semakin cepat dan semakin sering memijit2 dan mengorek2 g-spotku sehingga aku tidak bisa menahan orgasmeku lebih lama lagi.

“Aaaaahhh... Rudy. Aku keeeluuuaaarrr...!!! Hhhmmmmm... aduuuh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Ruuuuud... Aaaaahhh...!!!” jeritku keras sekali memenuhi ruangan kamarku. Tubuhku bergetar hebat serta pantatku menekan kuat di mulutnya. Pahaku menjepit erat kepala Rudy. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan hangat menyembur dari dalam liang nonokku. Cairan itu pun langsung Rudy jilati dan dia sedot semuanya masuk ke dalam mulutnya dan dia telan.

Aku meraih orgasme yang entah keberapa kalinya. Akhirnya jepitan pahaku melemah dan pelan2 aku mulai tenang kembali lalu diam tergolek lemah di atas tubuh Rudy dengan bibir tersungging senyuman kepuasan walaupun baru lewat jari dan mulut Rudy. Aku masih ingin merasakan kepuasan maksimal. Kepuasan yang aku peroleh dari kontol Rudy. Maka aku pun segera menungging di samping tubuh Rudy.

”Buruan Rud... kamu entot aku. Masukin kontolmu ke liang nonokku” pintaku sambil mengelus2 belahan nonokku.

”Sudah Rud, buruan kamu entot tuh nonok si Tuti. Paling juga bentar saja dia akan kelojotan lagi” sahut Lia.

Begitu Lia selesai bicara, Rudy pun bangun dan segera memposisikan dirinya dibelakang pantatku. Melihat nonokku yang merah merekah dari belakang, pelan2 Rudy mencolok liang nonokku dengan jari tengahnya dan mengocok liang nonokku yang sudah sangat basah tersebut lalu itiku dia kobel2.

”Entot nonokku pakai kontol kamu Rud. Bukan pakai jari!!!” perintahku agar Rudy segera ngentoti diriku dengan kontolnya.

Kemudian Rudy pun memposisikan kontolnya tepat di bibir nonokku dan perlahan2 dia dorong pantatnya dan dia tarik pantatku sehingga kontolnya membelah bibir nonokku untuk kemudian bleeeeesss... kontolnya masuk ke dalam liang nonokku.

Sementara itu Lia terlentang di depanku dengan posisi kedua kakinya dikangkangkan lebar2.

”Ayo Tut, kamu jilati nonokku. Biar gue juga ngerasain enak. Tidak kamu aja yang enak” pinta Lia sambil menggosok2kan tangannya di belahan nonoknya. Tampak bulu jembut yang tumbuh lebat tersebut telah basah kuyup akibat lendir birahi dan cairan orgasmenya yang membanjiri nonoknya tersebut.

Aku gak mau dikatakan teman yang gak tahu diri, karena Lia sudah mau berbagi denganku. Maka akhirnya aku pun mengabulkan permintaan Lia tersebut. Aku mendekatkan mulutku ke belahan nonok Lia yang basah dan merekah tersebut. Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp... terdengar jelas suara mulutku yang dengan penuh nafsu menjilati nonok Lia yang sudah sangat basah tersebut.

Sementara itu, kontol Rudy mulai melesak masuk ke dalam liang nonokku dan kini liang nonokku terisi penuh dengan kontol besar Rudy. Karena lendir nonokku yang terus mengalir membuat kontol Rudy dapat bergerak lancar, membuat sekujur tubuhku merasakan kenikmatan yang teramat dahsyat.

"Uuuuuhhh... enak bangeeet... Ruuuuud..." desahku disela2 jilatanku pada nonok Lia.

Walaupun ruangan kamarku cukup dingin, namun karena aktifitas kami yang sangat menguras tenaga, maka keringat pun menguncur membasahi tubuh bugilku yang mulus.

Dengan kecepatan konstan Rudy memajumundurkan pantatnya sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku. Demikian yang Rudy lakukan terus menerus. Dia entoti liang nonokku dengan kontol besarnya tersebut. Kontol Rudy yang menghujam liang nonokku dari belakang, makin lama makin cepat dan kencang. Terdengar bunyi crok... crok... crok... yang sangat menggairahkan birahi. Bunyi yang ditimbukan akibat sodokan kontol Rudy di liang nonokku yang sudah sangat becek tersebut.

Gerakan maju mundur pantat Rudy dari dari belakang pantatku kuimbanginya dengan goyangan2 pantatku yang menimbulkan sensasi nikmat pada kontol Rudy.

"Uuuuuhhh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Uuuuuhhh... Taaaaannn..." desah Rudy akibat kenikmatan yang dirasakan pada kontolnya.

Sodokan dan gerakan maju mundur pantatku semakin cepat. Dan goyangan pantatku pun semakin cepat pula. Bunyi decakan akibat pergesekan kontol dengan dinding liang nonokku semakin terdengar kencang.

Dan beberapa saat kemudian...

"Ooooohhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... Aaakuuu... keeeluuuaaarrr...!!!" jeritku dan Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku berdenyut2 menyemburkan cairan hangat membasahi kontol Rudy dan menambah banjir liang nonokku. Aku telah mencapai orgasmemku dan nikmat sekali.

Akibat denyutan2 liang nonokku yang cukup kuat tersebut, liang nonokku seperti menyedot2 dan memijit2 kontol Rudy. Sejenak Rudy menghentikan genjotan kontolnya sambil menikmati denyutan2 liang nonokku dan begitu denyutan tersebut berhenti, Rudy pun mencabut kontolnya dari liang nonokku. Sepertinya dia akan kembali ngentoti Lia yang sedari tadi sudah menunggu giliran untuk dientot sama Rudy.


POV Tante Lia

Begitu Rudy telah mencabut kontolnya dari nonok Tuti, Rudy pun langsung menaiki tubuhku. Aku genggam kontolnya yang masih basah oleh cairan orgasme Tuti dan mengarahkannya tepat di mulut nonokku yang merekah dan basah oleh air liur Tuti serta lendir birahi sendiri.

”Masukin kontol kamu, Yang. Puasin aku lagi Saaayaaang... Aku gak tahan lagi pingin kontol kamu!!!” pintaku yang sudah gak sabar dari tadi nunggu giliran kontol Rudy yang besar tersebut kembali keluar masuk liang nonokku.

Sleeeeeppp... Kepala kontol Rudy yang besar tersebut membelah bibir nonokku bersamaan dengan pinggulnya yang dia tekan ke bawah.

Bleeeeesss... perlahan2 kontolnya pun mulai melesak masuk ke dalam liang nonokku.

Rudy semakin menekan lagi pinggulnya sehingga bleeeeesss... 2/3 kontolnya sudah ada di dalam nonokku.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Saaayaaang... teruuus... tekan yang kuat Yaaaaang... masukin kontolmu semuanyaaaaa..." desahku dengan mata terpejam2, merasakan setiap gesekan kontol Rudy yang bergerak masuk secara perlahan2 ke dalam liang nonokku.

Walaupun kontol tersebut telah beberapa kali memasuki liang nonokku, namun kontol Rudy masih saja susah untuk langsung masuk seluruhnya ke dalam liang nonokku. Liang nonokku terlalu sempit untuk dimasukin kontol Rudy yang begitu besarnya tersebut. Aku goyangkan pinggulku agar kontol Rudy semakin mudah menusuk liang nonokku.

Dan dengan dorongan yang kuat, bleeeeesss... kontol Rudy pun telah berada seluruhnya di dalam liang nonokku. Otot2 liang nonokku langsung berkontraksi menyambut kontol Rudy yang memenuhi liang nonokku tersebut. Begitu penuhnya sehingga tidak menyisakan celah sedikitpun.

"Aaaaahhh... Ooooohhh... Saaayaaang... nonok kamu memang luar biasa enaknya... Ooooohhh... Saaayaaang... empotannya enak sekali Saaayaaang..." suara Rudy merasakan empotan liang nonokku saat semua kontolnya telah amblas terbenam di dalam liang nonokku.

Kemudian secara perlahan, Rudy mulai menggerkan pantatnya ke atas dan ke bawah sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku. Crok... Crok... Crok... Terdengar bunyi akibat gesekan kontol Rudy dengan dinding liang nonokku yang sudah sangat becek. Suara tersebut semakin membuat semangat birahi kami meninggi.

Sementara Tuti yang telah pulih tenaganya, langsung mendekatkan mulutnya ke susuku dan langsung kedua susu dan pentilku masuk ke dalam mulutku. Dia dijilati dan dia isap susu dan pentilku.

Sekarang aku merasakan kenikmatan pada dua bagian sensitifku sekaligus. Kenikmatan pertama dari nonokku akibat entotan kontol Rudy. Dan kenikmatan kedua dari susuku akibat lumatan mulut dan jilatan lidah Tuti di kedua susu dan pentilku. Mendapat dua kenimatan sekaligus tersebut membuat aku semakin blingsatan, goyangan pinggulku yang mengikuti gerakan pantat Rudy yang naik turun semakin cepat dan tidak teratur.

"Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... entoti aku Saaayaaang... terus Saaayaaang... entotin akuuu...!!! Aaaaahhh... terus Saaayaaang... Ooooohhh... enak Saaayaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh..." erang nikmat keluar dari mulutku.

Akibat goyangan pinggulku yang semakin liar, kontol Rudy pun merasakan nikmat. Empotan liang nonokku terus menerus menyedot2 dan meremas2 kontol Rudy yang ada di dalam liang nonokku.

"Aaaaahhh... Saaayaaang... terus goyang Saaayaaang... nikmat banget Saaayaaang... nonok kamu enak banget mijit2 kontol akuuu... Saaayaaang... Aaaaahhh... ” erangan Rudy merasakan nikmatnya empotan liang nonokku.

Menghadapi dua kenikmatan yang bertubi2, kenikmatan dari kontol Rudy yang terus menerus memompa liang nonokku dan kenikmatan dari mulut Tuti yang tak henti2nya melumat, menjilat serta mengisap susu dan pentilku, membuat aku semakin tidak mampu untuk menahan orgasmeku.

Ketika Rudy menyodokkan kontolnya masuk ke dalam liang nonokku, saat itu pula aku sambut dengan hentakan kuat pantatku ke belakang dan seketika itu seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... cairan hangat menyembur keluar dari liang nonokku dan denyutan liang nonokku pun semakin kuat.

"Ooooohhh... Saaayaaang... Aaakuuu... keeeluuuaaarrrr...!!!" pekikku. Tubuhku bergetar dengan hebatnya. Pantatku mengejat2. Liang nonokku yang masih terisi penuh oleh kontol Rudy tersebut, masih berkedut2 dengan kuatnya.

Dengan berakhirnya semburan cairan orgasmeku, berakhir pula badai orgasme yang aku alami dan sekujur tubuhku pun menjadi lemas. Dan karena tidak mampun lagi menahan tubuhku, aku pun ambruk menelungkup di ranjang. Plop, terengar bunyi saat kontol Rudy terlepas dari jepitan liang nonokku.

Namun kondisiku tersebut bertolak belakang dengan apa yang dialami oleh Rudy. Setelah berisitirahat sejenak agar aku dapat menikmati orgasmeku, Rudy memiringkan tubuhku. Sambil berlutut, dia angkat kaki kiriku dan dia tempatkan kedua kakinya di kiri dan kanan paha kananku. Kemudian Rudy kembali memasukkan kontolnya ke liang nonokku.

Sedikit demi sedikit kontol Rudy kembali memasuki liang nonokku. Lalu sambil memegangi kaki kiriku, Rudy kembali memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku. Gerakan keluar masuk kontol Rudy makin lama makin cepat dan sodokannya makin mantap dan kuat. Sementara aku hanya pasrah menerima hujaman kontol Rudy yang bertubi2 pada liang nonokku. Dan tak lama kemudian...

”Aaaaaaaaaaahhhhh... akuuu... keluuuaaarrr... Saaayaaang...!!!” teriak Rudy sambil menekan kuat2 kontolnya di dalam liang nonokku. Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuh hangat dan kental menyemprot dari kontol Rudy. Sambil memegang kaki kiriku kuat2, tubuh Rudy menegang hingga akhirnya pegangannya melemah seiring berhentinya semprotan pejuhnya di liang nonokku.

Rudy mencabut kontolnya dari liang nonokku. Kemudian merebahkan tubuhnya di samping tubhku. Dia memeluk erat tubuh montokku sambil membelai rambutku dan kami pun saling berciuman.

Sementara itu Tuti merapatkan tubuhnya di sebelah tubuh Rudy yang masih memelukku. Tuti memeluk tubuh kami, dan katika Rudy mengalihkan ciumannya pada bibir Tuti, Tuti pun menyambutnya.

"Kamu memang laki2i hebat Rud. Malam ini aku benar2 mendapatkan kepuasan yang belum pernah aku dapatkan sebelum2nya. Terima kasih ya Rud..." kata Tuti setelah Rudy menghentikan ciumannya sambil mengecup lembut kening Rudy.

”Sama2 Tan. Aku juga senang dapat ngentoti Tante berdua. Tante berdua juga hebat, aku benar2 mendapatkan sensasi baru bersama Tante berdua” jawab Rudy.

"Sekarang aku harus mengakui ketangguhanmu. Malam ini aku telah membuktikannya dan luar biasa kamu dapat memuaskan kami berdua. Kamu telah membikin kami berdua kelelahan. Tapi nikmat" kataku dengan tubuh yang masih dalam pelukan Rudy, sambil mengusap lembut kepalanya.

"Ya, aku setuju dengan kamu Lia. Aku jadi ingin kenikmatan seperti ini terulang lagi” sambung Tuti

“Lain kali kalau ada kesempatan kita ngentot lagi yah Rud” lanjut Tuti

"Boleh Tan. Kebetulan bulan depan ada libur tiga hari" Jawab Rudy.

"Dasar kamu!!! Tapi boleh juga sih. Aku pun merasa kewalahan melayani nafsu kamu sendirian, sayang” kataku.

POV Rudy

Kemudian aku membaringkan tubuhku di antara Tante Lia dan Tante Tuti. Akhirnya dua Tante cantik tersebut tertidur pulas penuh kepuasan. Dan aku pun kemudian juga tertidur dalam pelukan dua Tante cantik yang montok dengan membawa sejuta kenikmatan.

=== THE END ===
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd