Update...
Tante Lia dan Tante Tuti (2)
POV Rudy
Dalam waktu kurang lebih 1 jam, kami telah sampai di rumah Tante Tuti. Begitu kami sampai langsung disambut oleh Tante Tuti. Begitu ketemu dengannya aku terpesona melihat kecatikan dan bentuk tubuhnya. Di usianya yang ke 35, Tante Tuti masih terlihat cantik dan bahkan lebih catik dari Tante Lia. Rambutnya hitam panjang terikat dengan rapi.
Malam itu Tante Tuti mengenakan gaun malam yang sangat seksi. Bagian punggung terbuka sehingga menampakkan kulitnya yang putih mulus. Sedangkan bagian depannya terdapat belahahan yang cukup lebar dan panjang sehingga dari belahan tersebut aku dapat melihat belahan kedua susunya dan pada saat dia melangkah mendekatiku dan Tante Lia, terlihat jelas pentil susunya yang menonjol dibalik gaunnya. Ternyata Tante Tuti tidak mengenakan BH. Bagian bawah gaun tersebut sangat mini sehingga kulit pahanya yang putih mulus dapat terlihat jelas, dan wow betisnya berbulu. Biasanya jika wanita yang banyak bulunya, maka bulu jembutnya pun lebat.
“Wow... Sempurna” pujiku dalam hati.
Kemudian Tante Tuti memeluk Tante Lia.
“Sori Tut, nunggunya kelamaan ya?” kata Tante Lia sekaligus membuyarkan lamunanku.
”Habis nanggung kalau gak dituntaskan. Hehehe...” jelas Tante Lia lalu tersenyum.
“Sudah kuduga.” sahut Tante Tuti
”Justru aku kira, kalian malah gak jadi datang karena keasyikkan ngentot jadi lupa deh” lanjut Tante Tuti.
“Iya Tuti, tadi kita istirahat bentar. Kecapekan habis ngentot” jawab Tante Lia.
”Apalagi si Rudy kuat banget ngentotnya. Aku udah 3 kali keluar, dia belum juga keluar2” sambung Tante Lia
Mendengar pembicaraan mereka berdua yang begitu vulgar dan tanpa basi basi itu, membuatku kaget dan belum hilang rasa kagetku, tiba2 Tante Tuti sudah memelukku sambil mencium pipi kanan dan kiriku.
“Halo Rudy, selamat datang di rumahku” sapa Tante Tuti
“Halo juga Tan” jawabku.
Susu Tante Tuti yang besar tersebut menempel erat di dadaku. Terasa lembut dan kenyal, membikin kontolku mulai meronta di dalam celanaku.
Setelah saling say helo, kami masuk ke dalam rumah dan langsung menuju lantai 2. Kemudian kami duduk di sofa yang ada ruang tersebut. Sepertinya ruang tersebut adalah ruang keluarga yang biasa dipakai keluarga Tante Tuti untuk bersantai. Aku dan Tante Lia duduk berdampingan di sofa panjang sedangkan Tante Tuti duduk persis di depanku.
Kemudian tanpa basa basi Tante Tuti bertanya padaku
“Gimana Rud, sudah siap belum???” tanya Tante Tuti
“Siap apaan Tan...???” tanyaku pura2 tidak tahu apa yang sedang ditanyakan oleh Tante Tuti tersebut. Padahal sebenarnya aku tahu maksud pertanyaaan Tante Tuti tersebut adalah siap untuk ngentot. Sepertinya Tante Tuti sudah pingin dientot olehku. Sejak pertama kali bertemu, sebenarnya aku juga sudah pingin merasakan ngentot dengannya.
“Ah kamu pura2 aja, Rud. Maksud Tuti, ya siap ngentoti kami berdua. Dia sudah gak sabar pingin ngerasain kontolmu yang gede ini” jawab Tante Lia sambil tangannya mengelus kontolku yang masih terbungkus celana panjang dan matanya melirik Tante Tuti.
Kemudian tanpa malu2 Tante Lia mulai menciumi bibirku di hadapan Tante Tuti sambil tangannya mengelus2 selangkanganku tepat di kontolku. Aku pun membalas ciuman Tante Lia sambil meraba2 susu dari balik kaos ketat Tante Lia. Sejenak kemudian Tante Lia melepaskan kulumannya di bibirku dan mengajak Tante Tuti untuk bergabung.
“Ayo sini Tut. Kamu mau ini kan???” ajak Tante Lia sambil tangannya terus mengelus2 kontolku dari luar celanaku.
Tante Tuti masih duduk termanggu di tempatnya melihat perbuatan kami. Tante Lia kembali menciumku dengan penuh nafsu. Aku pun membalasnya sambil tanganku berusaha menaikkan kaos ketat yang dikenakan Tante Lia hingga lepas melewati kepalanya dan karena Tante Lia tidak memakai BH maka kedua susu besarnya langsung terlihat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku langsung menciumi dan menjilati kedua susu Tante Lia dengan rakusnya secara bergantian serta aku isap2 pentilnya.
Sejenak mataku sempat melirik kearah Tante Tuti. Aku lihat dia mulai terangsang melihat Tante Lia yang sedang aku gumuli. Tampak tangan kanan Tante Tuti meraba2 susunya sendiri sedang tangan kirinya menggosok2 nonoknya dari balik bajunya.
Jari tanganku kini mulai meraba bibir nonok Tante Lia dari bawah rok mininya. Sejak dari rumah tadi Tante Lia memang sengaja tidak memakai CD sehingga jariku langsung merasakan bibir nonoknya yang dipenuhi dengan jembut yang lebat.
”Aaaaahhh...” Tante Lia pun melenguh nikmat ketika jariku menemukan itilnya.
Sementara itu, susu Tante Lia masih terus aku jilati dan aku isap2 pentilnya. Tante Lia yang sudah sangat bernafsu tersebut kemudian membalikkan tubuhku sehingga kini dia berbalik menindih tubuhku. Dengan cepat Tante Lia melucuti semua kancing kemejaku. Lalu diisapnya pentilku, sambil tangannya berusaha membuka celanaku.
“Aku buka dulu ya Sayang” kata Tante Lia sambil bangkit dari duduknya dan membuka seluruh pakaianku. Kini aku tinggal memakai CD, dan tampak kontolku yang sudah ngaceng tersebut mencuat keluar tak mampu tertampung di dalam CDku.
“Tut, sini dong. Lihat nih kontol Rudy gede banget dan panjang lagi” kata Tante Lia sambil mengelus-elus kontolku dari balik CDku. Kemudian Tante Lia pun membuka CDku sehingga kontolku yang sudah tegang dan keras tersebut tampak berdiri tegak di hadapannya.
“Lihat Tut, gede banget kan kontol Rudy. Bikin aku nafsu lagi” kata Tante Lia sambil menundukkan kepalanya mulai menjilati kontolku dan kemudian mengulumnya. Sementara itu Tante Tuti pun semakin terangsang melihat adegan kami berdua dan terus meraba2 susu dan nonoknya sendiri.
“Tut. Ayo sini?!” kata Tante Lia di antara aksinya mengisap kontolku. Sementara itu aku elus2 rambut Tante Lia. Dan terkadang tanganku berpindah meremas2 susu Tante Lia yang besar tersebut serta memilin2 pentilnya.
“Ooooohhh... Sayaaang... Enak banget Sayaaang...” desahku merasakan mulut dan lidah Tante Lia yang terus menjilati kontolku.
Aku menghela nafas panjang menikmati sedotan mulut Tante Lia pada kontolku. Hingga tidak menyadari bahwa Tante Tuti sudah di dekatku. Dia lihat kontolku yang besar, panjang dan berbulu tersebut tampak tegak berdiri dengan kerasnya, membuat gelora birahi semakin membara.
Aku lihat Tante Tuti langsung melepaskan bajunya dan begitu baju tersebut terlepas dari tubuhnya, maka tubuhnya pun langsung telanjang bulat. Karena di balik bajunya Tante Tuti memang tidak mengenakan BH dan CD. Mataku terbelalak seketika, saat melihat permukaan nonok Tante Tuti yang tertutup rapat oleh rimbunnya bulu2 jembutnya. Aku sampai menelan ludahku menahan nafsu saat melihat pemandangan tersebut. Terbayang olehku Tante Tuti pasti punya nafsu yang sangat besar. Aku sudah membuktikan kepada Mbak Meti dan Tante Lia serta Mbak Heni, perempuan berjembut lebat yang sangat luar biasa besarnya nafsu seks mereka.
Tante Tuti segera mendekati aku dan dia pun berjongkok di depanku dan langsung mengambil alih kontolku dari Tante Lia. Kemudian Tante Tuti pun menciumi batang kontolku. Karena tujuan utama kita ke rumah Tante Tuti ingin agar Tante Tuti ikut merasakan ngentot denganku, maka Tante Lia pun memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Tante Tuti. Sehingga dia pun merelakan saat kontolku diambil alih oleh Tante Tuti.
"Gila... panjang dan gede banget kontol kamu Rud" kata Tante Tuti sambil menggoyang2kan kontolku dengan tangannya.
Kemudian Tante Tuti pun menciumi kembali kontolku mulai dari pangkal sampai ke kepala kontolku. Lalu perlahan2 Tante Tuti mengulurkan ujung lidahnya lalu mulai menjilat2 kontolku. Sentuhan nikmat aku rasakan ketika ujung lidah Tante Tuti mulai turun dan menyapu bagian pangkal kontolku. Tubuhku seketika gemetar.
Dari pangkal kontolku, Jilatan ujung lidah Tante Tuti semakin lama semakin bergerak ke atas hingga samapi ke kepala kontolku. Lalu jilatnnya kembali turun hingga ke pangkal kontolku. Sesekali kantong biji pelirku pun tak luput dari jilatan lidah Tante Tuti. Termasuk lipatan di antara paha bagian dalam dengan selangkanganku. Tubuhku pun langsung menggeliat dan kepalaku mendongak ke atas memandang langit2 ruangan.
"Uuuuuhhh... Niiikmaaat... Taaaaannn..." rintihku dengan suara gemetar menahan nikmat akibat jilitan lidah Tante Tuti pada kontolku dengan mata terpejam.
"Ssssshhh... Aaaaahhh... Taaaaannn..." desahku kembali terdengar setelah baru saja aku selesai mengerang akibat jilitan pada bagian kontolku yang peka, tiba2 aku merasakan kontolku masuk liang yang sangat lembut dan hangat. Perlahan2 aku menurunkan kepalaku dan melihat ke bawah ingin tahu apa yang membuat kontolku terasa nikmat seperti ini.
Dengan mata agak terbelalak, aku melihat hampir separo dari kontolku berada di dalam mulut Tante Tuti, seorang perempuan yang sangat cantik di antara perempuan yang pernah aku temui. Dalem banget kontolku masuk di dalam mulut Tante Tuti hingga kepala kontolku menyentuh sesuatu yang lembut di dalam mulut Tante Tuti. Mulut Tante Tuti tampak penuh dengan kontolku.
Melihat pemandangan tersebut, nafsu birahiku menjadi semakin tinggi dan kontolku jadi semakin tegang dan keras sehingga kontoku menjadi semakin besar. Begitu besar dan panjangnya kontolku, mulut Tante Tuti tak mampu menampung seluruh kontolku.
Saat Tante Tuti hendak menarik mulutnya dari kontolku, dengan perasaan gemas, aku tahan dan aku tekan kepala Tante Tuti sehingga tidak bisa bergerak dan kontolku pun masuk sedalam2nya di mulutnya. Karena kepala tidak bisa bergerak, Tante Tuti pun hanya bisa mengisap2 kepala kontolku.
"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Eeenaaak... Taaaaannn...” desahku merasakan betapa nikmatnya isapan mulut Tante Tuti pada kontolku. Tiba2 Dan tak lama kemudian, Tante Tuti menepuk2 tanganku agar melepaskan tanganku dari kepalanya karena dia seperti mau muntah akibat kontolku sampai ke tenggorokannya dan Tante Tuti pun mngeluarkan kontolku dari mulutnya.
”Kontolmu enak, Rud. Bikin aku gemes” kata Tante Tuti sambil meremas2 dan mengurut2 batang kontolku.
Sementara itu, Tante Lia yang juga sudah telanjang bulat ikut bergabung kembali dan dengan lembut Tante Lia mengambil alih kontolku dari genggaman Tante Tuti dan,
“Ooooohhh... Enaaak.. Sayaaang...” erangku ketika Tante Lia mulai mengulum kepala kontolku dan dijilatinya lubang kencingku. Kemudian seperti halnya yang dilakukan oleh Tante Tuti barusan, Tante Lia pun memasukkan lebih dalam lagi kontolku ke dalam mulutnya hingga mulutnya tidak sanggup lagi menampung kontolku, lalu dia kulum dan dia sedot2 kontolku dengan sangat bernafsu.
Ketika Tante Lia mengeluar masukkan kontolku dengan mulutnya, Tante Tuti menjilati kantong biji pelirku dan terkadang kedua biji pelirku tersebut dikenyot2nya. Aku benar2 merasakan nikmat yang luar biasa, saat kedua perempuan cantik tersebut mengerjai kontolku. Aku mengusap2 rambut kedua perempuan tersebut dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh erangan penuh birahi. Saat Tante Tuti mengisap biji pelirku, susunya yang gede sekal seperti papaya itu bergoyang-goyang menyentuh pahaku. Aku teringat dengan aksi Tante Lia yang menjepit kontolku dengan kedua susunya.
“Tante Tuti, jepit kontolku pakai susu Tante” pintaku pada Tante Tuti. Mendengar permintaanku tersebut, maka Tante Lia harus merelakan kembali kontolku kepada Tante Tuti. Kemudian Tante Tuti langsung meletakkan kontolku di belahan susunya dan segera menjepit kontolku dengan kedua susunya yang besar tersebut lalu tubuhnya bergerak naik turun sehingga kontolku bergerak naik turun di antara kedua susunya tersebut.
“Aaaaahhh... Taaaaannn... Enak bangeeet... Ssssshhh... Aaaaahhh...” aku pun kembali mengerang tak kuasa menahan rasa nikmat yang melanda kontolku.
Setelah beberapa lama, Tante Lia mulai mendekatkan bibirnya dari arah samping siap untuk mengulum kembali kontolku dengan mulutnya.
”Gantian Tut!!!” pinta Tante Lia dan Tante Tuti pun melepas jepitan kedua susunya pada kontolku. Dan setelah kontolku bebas dari jepitan kedua susu Tante Tuti, Tante Lia dengan segera mengulum dan mengisap kontolku dengan penuh nafsu. Setelah beberapa lama, dia berikan kembali kontolku pada Tante Tuti. Dengan sigap, Tante Tuti pun kembali mengisapi kontolku dengan lahapnya. Demikian berlangsung terus menerus. Secara bergantian Tante Lia dan Tante Tuti mengisap kontolku.
Kali ini aku harus menyerah dengan kepiawaian kedua Tante cantik mengoral kontolku.
“Aaaaahhh... Taaaaannn... akuuu... mauuu... keluaaar...!!!” kataku saat kurasakan ada sesuatu bergerak dari pangkal kontolku dan berkumpul di ujung kontolku, siap untuk keluar.
“Keluarin di dalam mulutku aja, Rud!!!” kata Tante Tuti.
Tante Tuti pun dengan bersemangat mengulum dan menyedot2 kepala kontolku sambil mengocok2 batang kontolku. Sementara itu, di bagian bawah, Tante Lia pun tak kalah bersemangatnya menjilati kantong biji pelir dan sesekali dikenyot2nya kedua biji pelirku di dalam mulutnya. Tante Lia juga menjilati bagain antara kantong biji pelirku dengan anusku.
Aksi kedua Tante tersebut, membuat desakan pejuhku semakin kuat untuk keluar dari ujung kontolku. Dan ketika Tante Tuti mengisap kuat2 kepala kontolku, muncratlah pejuhku keluar dari ujung kontolku.
”Ssssshhh... Aaaaahhh... Taaaaannn... aku keluuuaaarrr...!!! Aaaaaaaaaaaahhhhh...!!!” teriakku dan crooooottt... crooooottt... crooooottt... keluarlah pejuhku menyemprot dari ujung kontolku dan langsung masuk ke dalam mulut Tante Tuti.
Seketika tubuhku mengejang. Kontolku berkedut2 seiring dengan menyemprotnya pejuhku dari dalam kontolku. Pejuh hangat dan kental tersebut langsung memenuhi rongga mulut Tante Tuti. Tante Tuti dan Tante Lia pun tak ragu2 secara bergantian menyedot dan menjilati pejuhku yang muncrat ke dalam mulut mereka hingga kontolku tidak lagi menyemprotan pejuhnya.
"Aaaaaaaaahhh..." desahku dan kemudian tubuhku terkulai lemas tergolek di atas sofa yang aku duduki, sesaat setelah kepala kontolku tercabut dari mulut Tante Tuti.
Luar biasa nikmatnya permainan oral kedua Tante cantik tersebut. Untuk sementara tubuhku lemas tak berdaya menikmati kenikmatan yang baru saja aku peroleh ditambah lagi sore tadi aku habis ngentoti Tante Lia.
"Luar biasa pejuh kamu, Rud. Banyak sekali, baunya wangi dan gurih rasanya" kata Tante Tuti seraya tangannya membelai2 kontolku yang masih tegang walaupun sudah menyemprotkan pejuhku.
Setelah sejenak beristirahat, kemudian Tante Tuti langsung mendekatkan susunya ke arah mulutku.
"Ayo Rud, kamu isap susuku dan kamu kenyot pentilnya" kata Tante Tuti seraya menyodorkan pentil susu kanannya ke mulutku.
Melihat susu besar Tante Tuti yang menggantung seperti buah pepaya itu, sontak kontolku mulai mengeras. Saat aku mulai menjilati dan mengisap2 pentil susu Tante Tuti yang besar dan berwarna agak kecoklat2tan, kontolku pun semakin tegang dan keras kembali.
“Aaaaahhh... Ruuuuud... terus jilat... Sayaaang... Uuuuuhhh... Enak sekali. Terus Ruuuuud... Iyaaa... terus isap pentilnya. Ooooohhh... Sayaaang...” Tante Tuti terus meracau ketika susunya aku jilati dan pentilnya kuisap kuat2.
Nafas Tante Tuti tersengal2l, dan matanya terpejam2. Ketika pentil susu kanannya selesai kujilati dan kuisap, lalu Tante Tuti menyodorkan pentil susu kirinya yang langsung aku jilati dan aku isap2. Tubuh Tante Tuti menggeliat2 seperti cacing kepanasan, ketika secara bergantian kedua pentil susunya itu aku isap dan aku kenyot2.
Setelah puas susu dan pentilnya aku jilati dan aku isap2, Tante Tuti merubah posisinya. Tante Tuti berdiri dan mengarahakn nonoknya tepat di depan mukaku. Kedua kakinya direntangkannya lebar2.
"Sekarang kamu jilati nonokku, Rud!!!" perintah Tante Tuti sambil memegang kepalaku dan diarahkannya nonoknya yang ditutupi jembut lebat itu kemulutku.
Dengan sebelah kaki yang ditumpangkan di pundakku, maka bibir nonoknya semakin terlihat merekah merah dan basah. Bau khas nonok segera menyergap hidungku. Mataku melihat dengan jelas bibir dalam nonok Tante Tuti yang berwarna merah dan berkilat akibat lendir birahi yang terus keluar dari liang nonoknya seiring dengan birahi yang semakin menggelora. Sementara itu tampak pula itil Tante Tuti yang besar tampak mulai membengkak menunggu untuk segera dijilat dan dikenyot2. Aku pun jadi semakin bernafsu untuk segera menjilati nonok dan itil Tante Tuti.
Segera kujulurkan ujung lidahku mengulas2 bagian tepi bibir nonok Tante Tuti dan dia pun menggeliat2 merasakan nikmat.
"Ooooohhh... Ssssshhh... terus Ruuuuud... Ooooohhh... Ssssshhh...” desis Tante Tuti sambil kedua tangannya menekan kepalaku sehingga mulutku semakin erat menempel di permukaan nonoknya yang tengah aku jilati.
Melihat Tante Tuti menggeliat2 dan mendesis2, semangatku semakin bergelora. Aku lumat seluruh yang ada di nonok Tante Tuti. Termasuk itilnya yang semakin membengkak akibat nafsu Tante Tuti yang semakin meninggi.
”Ssssshhh... Uuuuuhhh... Ruuuuud... Iyaaa... Sayaaang... itikuuuuu... Aaaaahhh... terus isap yang kuat Ruuuuud... Ssssshhh... Ooooohhh... niikmaaatnyaaa...” erang Tante Tuti yang semakin menjadi2 saat itilnya kuisap kuat2.
”Masukin yang dalam lidahmu Ruuuuud...!!! Nikmat banget rasanya liang nonokku dientot sama lidahmuuu... Ooooohhh... Ruuuuud... teeeruuus... masukkan lidahmuuu... Iya gitu Rud!!! Aaaaahhh... jilat dan isaaap... Aaaaahhh... itiknyaaa... niiikmaaat... Ruuuuud...” Tante Tuti terus mengerang saat lidahku mulai keluar masuk liang nonoknya sambil sesekali aku jilat dan isap2 itilnya. Lendir birahinya semakin banyak keluar dari dalam liang nonoknya sampai jembut disekitar liang nonoknya menjadi basah kuyup.
Saat aku sedang menjilati nonok dan itil Tante Tuti, Tante Lia mengunakan kesempatan tersebut untuk mengulum dan menjilati kontolku kembali kontolku sehingga kontolku kini jadi semakin tambah tegang dan keras.
Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp... suara mulut Tante Lia yang sedang mengulum dan mengisap2 kontolku. Semakin nikmat sedotan dan kenyotan mulut Tante Lia pada kontolku, maka semakin bernafsu pula aku menjilat dan menyedot nonok dan itil Tante Tuti. Tante Tuti pun mengimbangi jilatan dan sedotan mulutku dengan semakin menekankan pantatnya ke depan sambil digoyang2 mengulek2 mulutku dengan nonoknya. Dan setelah kontolku benar-benar ngaceng, tiba-tiba Tante Lia menarik pantat Tante Tuti.
”Ayo Tut, kamu masukin kontol Rudy ke nonokku. Daripada pakai lidah mendingan pakai kontol Rudy” katanya.
Agar posisiku lebih enak dan lebih leluasa saat ngentot, maka setelah nonok Tante Tuti lepas dari mulutku, aku pun turun dari sofa yang aku duduki dan berbaring di permadani tebal yang ada di depan TV. Tante Lia memegangi kontolku dan di arahkannya tepat di bibir dalam nonok Tante Tuti.
”Sekarang kamu turunin pantat kamu, Tut!!!” seru Tante Lia sambil menggenggam batang kontolku dan membimbingnya hingga kepala kontolku tepat menempel di permukaan liang nonok Tante Tuti.
Kemudian dengan posisi membelakangiku, perlahan2 Tante Tuti menurunkan tubuhnya. Sleeeeeppp... bleeeeesss... kepala kontolku membelah bibir dalam nonok Tante Tuti dan menyeruak masuk ke dalam liang nonoknya.
“Duuuuuhhh... sudah masuk Ruuuuud... Ooooohhh... kontol kamu emang gede sekali, Rud. Sampai susah begini masuknyaaa... Ooooohhh... eeenaaak... baaangeeeeetttt... Sayaaang... Ssssshhh... Ooooohhh... liang nonokku penuh banget sama kontol kaamuuu... Sayaaang... gesekan kontol kamu terasa banget di liang nonokkuuu... Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... Bikin aku puas malam ini dengan kontol supermuuu... Aaaaahhh...” suara rintihan dan desah kenikmatan Tante Tuti mulai terdengar kembali.
Akibat kontolku yang sangat gede tersebut, liang nonok Tante Tuti terasa sempit walaupun liang nonoknya sudah pernah dilewati dua anak diumurnya yang ke 38 tahun tersebut sehingga kontolku pun agak susah masuk ke dalam liang nonoknya. Namun sedikit demi sedikit kontolku berhasil masuk ke dalam liang nonok Tante Tuti seiring dengan semakin ditekannya pantat Tante Tuti ke bawah.
“Ooooohhh... Ruuuuud... Besar banget kontol kamuuu... Sayaaang... Aaaaahhh... nikmaaat... Sayaaang... mentok sampai ke rahimku... Uuuuuhhh...” desah Tante Tuti ketika semua kontolku telah berhasil masuk ke dalam liang nonoknya.
Liang nonok Tante Tuti pun langsung berdenyut2 menyambut kontolku yang berada seluruhnya di dalam liang nonoknya. Walaupun tidak sekuat denyutan liang nonok Tante Lia, namun karena ketatnya jepitan liang nonok Tante Tuti maka kedutan2 di liang nonoknya tetap terasa nikmat olehku.
“Ooooohhh... Taaaaaannn... nonok Tante juuugaa... niiikmaaaaattt... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak banget Taaaaannn...” erangku merasakan nikmatan jepitan liang nonok Tante Tuti.
“Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” erang Tante Tuti saat dia mulai memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya. Aku bangkit dari posisi tidurku. Kini aku duduk sambil memeluk tubuh Tante Tuti dari belakang sambil tanganku meremas2 kedua susunya. Sementara itu Tante Tuti terus memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya yang sudah sangat basah tersebut.
“Gimana Tut... Enak kan kontol Rudy???” tanya Tante Lia menggoda Tante Tuti yang sedang bergerak naik turun di atas selangkanganku. Mulut Tante Lia kini menjilati itil Tante Tuti dan batang kontolku yang sedang keluar masuk liang nonok Tante Tuti.
”Aaaaahhh... niiikmaaaaattt...” erangku merasakan nikmat yang luar biasa. Nikmat karena jepitan liang nonok Tante Tuti dan nikmat karena jilatan lidah Tante Lia pada kontolku.
“Hhhmmmmm... Ssssshhh... Liiiaaaaa... Eeenaaaaak.... Aaaaahhh... Kontol Rudy gede banget Lia. Enak banget liang nonokku dientot sama kontol Ruuudyyy... Aaaaahhh... Liiiaaaaa... Aku mau dientot Rudy sampai paaagiiiii... Aaaaahhh... enak banget Liiiaaaaa...” Tante Tuti pun mengerang merasakan nikmatnya kontolku seakan2 berusaha menjelaskan ke Tante Lia, betapa nikmatnya liang nonoknya dientot sama kontolku.
Sementara Tante Lia masih terus menjilati itil Tante Tuti dan batang kontolku.
“Ooooohhh... Liiiaaaaa... terus Lia!!! Terus jilat itilkuuu... Uuuuuhhh... jilat itilku... Ssssshhh... niiikmaaaaattt...” suara erangan Tante Tuti makin kencang terdengar.
Gerakan kontolku yang keluar masuk di liang nonok Tante Tuti semakin lancar akibat kucuran lendir yang selalu keluar dari pelupuk liang nonoknya dan menjadi pelumas sehingga mempermudah keluar masuknya kontolku di liang nonoknya.
Crok... crok... crok... crok... bunyi gesekan antara kontolku dengan dinding liang nonok Tante Tuti yang sudah sangat becek tersebut memberikan sensai tersendiri dan semakin membangkitkan gairah bagiku.
Aku rebahkan tubuhku kembali, lalu aku tahan pantat Tante Tuti dengan kedua tanganku kemudian aku pacu gerakan kontolku keluar masuk liang nonok Tante Tuti dari bawah. Sesekali aku hempaskan pantat Tante Tuti kuat2 ke bawah sehingga kontolku masuk sampai mentok di liang nonok Tante Tuti.
“Aaaaahhh... Ruuuuud... enak banget kontol kamu Sayaaang... Teruuus... Sayaaang... sodok terus nonokku dengan kontol kaaamuuu... Ooooohhh... Sayaaang... teeeruuus... Sayaaang... sodok lebih kuat laaagiii... Aaaaahhh... Ruuuuud...” rintih Tante Tuti.
Aku pun semakin mempercepat gerakan keluar masuk kontolku. Dan sodokan2 kontolku pun kuga semakin kuat.
“Remas susu Tante, Rud” desah Tante Tuti sambil meremas2 susunya sendiri.
Aku pun segera menuruti kemauan Tante Tuti tersebut. Aku kembali bangkit dari tidurku dan memeluk Tante Tuti dari belakang sambil meremas2 kedua susu Tante Tuti dan memilin2 pentilnya.
Begitu tanganku lepas dari pantatnya, Tante Tuti pun langsung menaikturunkan pantatnya dengan cepat dan semakin cepat. Sehingga kontolku pun keluar masuk liang nonok Tante Tuti dengan cepat dan semakin cepat pula. Sesekali Tante Tuti menggoyang dan memutar2 pantatnya. Saat Tante Tuti memompa kontolku di liang nonoknya, tanganku pun meremas2 sepasang susunya dan memilin2 pentilnya.
“Ooooohhh... Ruuuuud... Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmaaat... Sayaaang... Akuuu... gak kuuuaaat... Sayaaang... Akuu mauuu... keluuuaaarrr... Ssssshhh... Ooooohhh...!!!” jerit Tante Tuti sambil memegang tanganku yang sedang meremas2 kedua susunya.
Tante Tuti mempercepat gerakan turun naik pantatnya memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya. Makin lama gerakan turun naik pantat Tante Tuti semakin cepat dan goyang2an semakin tidak teratur. Kedutan otot2 liang nonoknya pun semakin kuat. Dan tanganku pun masih terus meremas2 kedua susunya serta memilin2 pentilnya. Hingga tak lama kemudian Tante Tuti mendesakkan pantatnya kuat2 sehingga kontolku masuk seluruhnya ke dalam liang nonoknya.
“Oooohhhh... Sayaaang... akuuuu... keeeluuuuaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” teriak Tante Tuti. Tubuhnya kejang2 akibat orgasmenya yang luar biasa nikmatnya. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmenya menyiram hangat dan membasahi batang kontolku. Bagitu banyaknya cairan yang terkumpul di dalam liang nonok Tante Tuti hingga sebagian meleleh keluar dari nonoknya.
Tubuh Tante Tuti menelungkup di atas kedua kakiku. Dalam posisi seperti orang nungging tersebut, terlihat pantat Tante Tuti yang montok dan padat terlihat sangat menggemaskan. Diantara pantatnya yang montok itu, tampak nonok tembem Tante Tuti yang merah merekah merangsang dengan liangnya yang sedang terisi penuh oleh kontol besarku. Pangkal kontolku terlihat mengkilat berlumuran lendir birahi yang bercampur dengan lendir orgasme Tante Tuti.
Aku yang belum mencapai puncak, tidak ingin berlama2, maka aku perlahan aku putar2 kontolku di dalam liang nonok Tante Tuti. Seakan paham dengan apa yang aku inginkan, Tante Tuti bangkit dan langsung aku peluk dari belakang dan tanganku kembali meremas2 susu indah miliknya serta memilin2 pentilnya yang menjulang menantang. Dan saat Tante Tuti menoleh ke belakang, aku sergap bibirnya dengan penuh nafsu sambil tanganku terus meremas2 kedua susu Tante Tuti dan memilin2 pentilnya.
Mendapat perlakukan seperti itu, nafsu Tante Tuti bangkit kembali. Tanpa mencabut kontolku dari dalam liang nonoknya, Tante Tuti mutar tubuhnya sehingga kini tubuhnya berhadapan denganku. Walaupun dengan tenaga yang masih lemah, Tante Tuti pun mulai menaikturunkan pantatnya memonpa kontolku keluar masuk liang nonoknya.
Tante Lia yang melihat kontolku keluar masuk liang nonok Tante Tuti tersebut, tiba2 mendekatkan wajahnya tepat di bawah pantat Tante Tuti. Kemudian Tante Lia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati area dimana terjadi pertemuan antara kontolku dengan mulut liang nonok Tante Tuti. Sontak aku dan Tante Tuti pun mengerang.
“Aduh Sayaaang... geeeliii... Sayaaang... enak banget rasaaanyaaa... Aaaaahhh...“ aku mengerang merasakan kenikmatan yang luar biasa pada kontolku akibat jepitan dan gesekan liang nonok Tante Tuti dan sekaligus jilatan lidah Tante Lia.
“Aaaaahhh... Liiiaaaaa... Ssssshhh... Hhhmmmmm... Liiiaaaaa... teeeruuus... jiiilaaat... Ssssshhh... Ooooohhh... eeenaaak... baaangeeet... Liiiaaaaa...” erang Tante Tuti yang mendapat kenikmatan ganda pada nonoknya akibat entotan kontolku di liang nonoknya dan jilatan lidah Tante Lia di bibir nonoknya.
Seakan mendapatkan energi baru, gerakan naik turun pantat Tante Tuti menjadi semakin mantap dan cepat. Ditambah lagi saat mulutku mulai menyedot kedua pentil susu Tante Tuti secara bergantian. Kini tiga sumber kenikmatan dirasakan sekaligus oleh Tante Tuti. Sehingga gerakan turun naik pantatnya pun semakin liar dan sesekali dia menggoyang2kan dan memutar2kan pantatnya.
Aku imbangi gerakan pantat Tante Tuti tersebut dengan menyodokkan kontolku keluar masuk liang nonoknya dari bawah sambil memeluk erat tubuh Tante Tuti.
“Aaaaahhh... Ruuuuud... Aku sudah gak tahan laaagiii... Ssssshhh... Sayaaang... akuuu... maaauuu... keeeluuuaaar... laaagiii...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” jerit Tante Tuti.
Kemudian Tante Tuti bangkit dan kembali menggerakan pantanya naik turun memompa kontolku keluar masuk liang nonoknya. Semakin lama goyang pinggul Tante Tuti semakin liar dan menghentak2 dan hanya dalam tempo beberapa saat saja sejak dirinya mendapatkan orgasme pertamanya, tubuh Tante Tuti mengejang dan menggelinjang2. Tante Tuti pun kembali menggapai nikmat orgasmenya.
“Aaaaahhh... Ruuuuud... ampun Rud. Aku gak kuat!!! Ampuuun... Sayaaang... duuuh... kontol... kontol kaaamuuu... niiikmaaat... Aaaaahhh... Aku keluar lagi Ruuuuud...!!! niiikmaat... Sayaaang... kontol kamu nikmat!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... Aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh... niiikmaaat... Ruuuuud...!!!” Tante Tuti berteriak2 lepas dan meracau tak karuan saat mencapai orgasmenya kembali ditandai dengan remasan dan jepitan yang kuat dari dinding liang nonoknya pada kontolku.
Tubuh Tante Tuti jatuh menelungkup di atas tubuhku. Tangannya memelukku dengan sangat kuat. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasme Tante Tuti kembali menyembur memenuhi memenuhi liang nonoknya, hangat menyiram kontolku yang masih berada di dalam liang nonoknya. Kudiamkan sejenak kontolku di dalam liang nonok Tante Tuti ketika dia menikmati sensasi orgasmenya, karena pada saat itu aku juga sangat menikmati cengkraman, jepitan dan kedutan2 dinding liang nonoknya pada kontolku.
Setelah kedutan dan cengkraman dinding liang nonok Tante Tuti melemah, aku cabut kontolku dari dalam liang nonok Tante Tuti. Walaupun sejujurnya aku masih sangat ingin ngentoti nonok Tante Tuti. Namun aku kasihan melihat Tante Lia yang dari tadi setia menunggu untuk dapat merasakan liang nonoknya dientot kontolku.
Begitu kontolku lepas dari nonok Tante Tuti, segera sasaranku berpindah ke Tante Lia kemudian aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada sandaran sofa. Pantat Tante Lia yang putih mulus terlihat begitu menggoda.
Aku membenamkan wajahku ke nonok Tante Lia dan hidungku tepat berada di lubang anusnya. Lidahku terjulur menjilati belahan nonok Tante Lia yang berlendir. Sesekali aku jilati juga anus Tante Lia. Aku begitu asyik menjilati nonok dan anus Tante Lia dengan bernafsu.
"Ampuuun... Sayaaang... buruan entot nonok aku sekarang!!!" jerit Tante Lia tidak mampu bertahan dari rasa nikmat yang sedang dia rasakan.
Aku segera bangun dan berdiri tepat di belakang Tante Lia. Aku remas pantatnya yang besar tersebut. Tangan Tante Lia meraih kontolku yang menempel di nonoknya dan mengarahkannya pada liang nonoknya.
Begitu kontolku tepat di liang nonok Tante Lia, aku langsung mendorong kontolku dengan cukup kuat menobos masuk liang nonoknya hingga seluruh kontolku masuk ke dalam liang nonoknya mentok sampai dasar nonoknya. Sejenak kemudian, aku pun memompa liang nonok Tante Lia dengan cepat. Karena liang nonok Tante Lia yang sudah cukup basah, maka kontolku dapat dengan lancar keluar masuk liang nonoknya. sehingga aku tidak kesakitan. Rasanya nikmat sekali.menerobos masuk liang nonoknya. memberi kesempatan Syifa beristirahat, Satria menggenjot memek Syifa dengan cepat secepat yang dia bisa sehingga tubuh Syifa bergoyang mengikuti hentakan kontolnya.
“Aduuuh... Yaaaaang... Enak banget kontol kamuuu... Sayang enak baaangeeet... Ssssshhh... Uuuuuhhh... entot terus nonokku!!! Ooooohhh... Sayaaang... entot nonokku!!! Teeeruuus... Yaaaaang... Aku suka dientot sama kontol kaaamuuu...!!!” erang Tante Lia ketika aku menggenjot liang nonoknya. Sementara itu tubuh Tante Tuti masih tergolek lemas berbaring di karpet sambil menyaksikan aku sedang ngentoti Tante Lia.
“Ooooohhh... Sayaaang... liang nonokmu memang enak banget, Sayang” kataku.
Tanganku memegang pinggul Tante Lia, terkadang dengan gemas aku remas pantatnya yang bulat besar tersebut. Susu Tante Lia tampak bergoyang2 menggemaskan seiring dengan sodokan kontolku. Tanganku meraih kedua susu Tante Lia dan kemudian meremas2nya dan memilin2 pentilnya. Sementara itu untuk menambah rangsangan, satu tanganku aku gunakan untuk mengais2 itil Tante Lia. Dan usahaku tersebut membuat Tante Lia merintih dan mengerang keenakkan.
”Aaaaahhh... Sayaaang... enak banget. Terus Yaaaaang... remas terus susuku... Ssssshhh... Aaaaahhh... Iyaaa... Terus Sayaaang... gosok terus itilku. Uuuuuhhh... nikmaaat... sekaaaliii...” suara erangan Tante Lia.
Bosan dengan posisi ini, tanpa mencabut kontolku dari liang nonoknya, aku tarik pinggul Tante Lia dan aku pun bergerak mendekati sofa yang ada di dekatku kemudian dengan posisi Tante Lia membelakangiku, aku entoti Tante Lia sambil duduk. Kedua kaki Tante Lia berada di sisi kanan dan kiri pahaku.
Tante Lia menggerak2kan pantatnya naik turun, sehingga batang kontolku keluar masuk di dalam liang nonok Tante Lia yang terasa hangat tersebut. Udara dingin akibat AC di ruangan tersebut tak terasa lagi. Justru yang kami rasakan kehangatan dari kenikmatan yang kami rasakan sehingga membuat kami mulai berkeringat.
Tante Lia terus mengerang merasakan nikmatnya kontolku yang keluar masuk liang nonoknya. Eranga2 Tante Lia tersebut membuat Tante Tuti menjadi kembali bernafsu. Sementara tubuh Tante Lia bergerak naik turun, tangan Tante Tuti yang berada di hadapannya dengan lembut meremas2 dan memilin2 pentil susu Tante Lia.
Erangan Tante Lia pun semakin keras, merasakan kenikmatan pada susu dan nonoknya. Tante Tuti terus menambah rangsangan pada kedua susu Tante Lia, aku tahu agar Tante Lia cepat mencapai orgasme sehingga dia dapat menggantikannya. Aku pun mulai menyodok2kan kontolku dari bawah dengan kuat dan cepat. Tante Lia mengimbanginya dengan meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan kontolku yang keluar masuk liang nonoknya.
“Sayaaang... terus sodok yang kuat!!!” perintah Tante Lia.
Tanpa menunggu perintah kedua kalinya, aku pun menyodok2 liang Tante Lia lebih kuat sehingga terdengar bunyi crok... crok... crok, akibat nonok Tante Lia yang sudah basah sekali.
“Ayooo... teeruuus... Sayaaang...” seru Tante Lia dengan nafas yang sudah tersengal2.
Sodokan kontolku semakin cepat dan kuat. Sedangkan Tante Tuti terus meremas2 susu Tante Lia. Namun kali ini satu tangannya menggosok2 anus Tante Lia. Kontan saja semua itu membuat Tante Lia tidak mampu bertahan lebih lama lagi... , dan akhirnya...
“Sayaaang... Akuuu... mauuu... keluuuaaarrr... Yaaaaang... Yaaaaang... Aaaaahh...!!!” erang Tante Lia. Pantatnya naik turun semakin cepat dan saat kontolku berada seluruhnya di liang nonoknya, sambil memelukku, Tante Lia memutar2 pantanya dengan liarnya dan...
”Sayaaang... aaakuuu... keeeluuuaaaaarrr...!!!” pekik Tante Lia. Tubuhnya mengejang dalam dekapanku. Tante Lia mendapatkan orgasmenya. Liang nonok Tante Lia kurasakan berdenyut2 dengan kuat dan Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan hangat keluar dari liang nonoknya.
Aku menghentikan sodokan kontolku. Setelah beberapa saat lamanya Tante Lia menikmati badai orgasmenya, tubuhnya pun kemudian lunglai di atas pangkuanku dengan liang nonok yang masih terisi oleh kontolku. Kulihat butir keringat mengalir di wajah Tante Lia. Dari samping kulihat susunya naik turun seirama dengan helaan nafasnya.
Setelah ejakulasiku yang pertama, maka biasanya butuh waktu yang lama untuk mendapatkan ejakulasiku berikutnya. Dan karena aku masih belum ejakulasi, maka aku ingin kembali ngentoti liang nonok Tante Lia. Aku meremas2 susu Tante Lia dengan bernafsu sambil menciumi leher, tengkuk dan punggungnya.
”Aaaaahhh... geli Sayaaang...” desah Tante Lia.
Aku makin bernafsu ingin segera ngentoti liang nonok Tante Lia. Aku sudah gak sabar lagi merasakan nikmatnya kontolku keluar masuk liang nonok Tante Lia. Kudorong tubuh Tante Lia hingga posisinya nungging kembali. Kuputar tubuh Tante Lia agar menghadap sofa sehingga ada pegangan buat dirinya. Kemudian aku mulai lagi menggenjot nonoknya sambil sesekali meremas susunya yang bergoyang seirama gerakan pantatnya yang bergerak maju mundur menyambut sodokan kontolku.
“Aaaaahhh... Saaayaaang... nonok kamu nikmat sekali Saaayaaang... Empotannya terasa nikmat di kontolku. Aaaaahhh... Enak banget ngentot dengan kamu. Aaaaahhh... Saaayaaang...” Aku mendesah menikmati keluar masuknya kontolku di liang nonok Tante Lia.
“Ooooohhh... Iyaaa... Saaayaaang... kontol kamu beeesaaar... baaangeeet... Saaayaaang... Ooooohhh... enak Saaayaaang... sodok yang kuuuaaattt... Aaaaahhh... Ayo Saaayaaang... Kamu entot terus nonok aku. Saaayaaang... Ooooohhh... Saaayaaang... enak banget kontol kaaamuuu... Saaayaaang... Ooooohhh... enaaaknyaaa...” Tente Lia terus merintih.
Kemudian Tante Lia memutar pantatnya yang semok tersebut, sehingga empotan liang nonoknya semakin terasa. Kontolku serasa disedot2 dan dipijit2 di dalam liang nonok Tante Lia membuatku semakin bersemangat memompa kontolku semakin cepat.
Kontolku terus menghujam ke luar masuk di liang nonok Tante Lia. Aku merasakan kepala kontolku terasa semakin mekar dan gatal. Aku rasakan pejuhku mulai mengumpul dan semakin mendesak di ujung kontolku untuk segera keluar. Gerakan maju mundur pantatku semakin kupercepat, kurasakan bahwa pejuhku akan segera keluar, dan...
”Aaaaahhh... Saaayaaang... akuuu... keeeluuuaaar...!!! Ssssshhh... Aaaaahhh...!!!” Aku berteriak. Tubuhku kejang2 sambil memeluk erat tubuh Tante Lia dari belakang.
Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... nyemprotlah pejuhku di dalam liang nonok Tante Lia. Kontolku berdenyut2 masih menyemprotkan pejuh hangat dan kental yang memenuhi liang nonok Tante Lia, sedangkan tubuhku yang semula tegang menjadi lemas.
Walaupun sudah menyemprotkan pejuhku banyak sekali di liang nonok Tante Lia, namun kontolku masih tetap tegang dan keras berdenyut2 di dalam liang nonok Tante Lia.
Akibat denyutan2 kontolku di dalam liang nonoknya, membuat Tante Lia pun merasakan kenikmatan sehingga otot2 liang nonoknya kembali berdenyut2. Denyutan2an pada liang nonok Tante Lia makin lama semakin kuat dan gerakan patatnya semakin liar.
"Uuuuuhhh... Saaayaaang... akuuu... juuugaaa... keluuuaaarrr... laaagiiiii...!!!" Tante Lia menjerit sambil menyodokan pantatnya kuat2 kearah tubuhku. Ditekannya pantatnya kebelakang kencang2 dan kemudian, Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... kembali nonoknya mengeluarkan cairan orgasmenya hangat menyembur dan semakin memenuhi liang nonoknya.
"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... nikmat banget Saaayaaang..." rintih Tante Lia menikmati semburan sisa2 orgasmenya. Tubuh Tante Lia menjadi semakin lemas dan beberapa saat kemudian dia mencabut kontolku dari liang nonoknya lalu membaringkan tubuhnya di atas karpet. Dan aku pun kemudian menyusul Tante Lia, membaringkan tubuhku disampingnya.
===000===
POV Tante Tuti
Setelah beberapa saat lamanya Rudy dan Lia beristirahat, aku langsung memburu kontol Rudy. Aku berjongkok dan langsung mengenggam batang kontolku yang tampak mengkilat berlepotan lendir dari liang nonok Lia. Dengan nafsu birahi yang sudah sedemikian tinggi aku langsung menjilati sisa2 lendir yang ada di kontol Rudy dan mengulum2 kepala kontolnya.
"Uuuuuhhh... Ssssshhh... " desah Rudy merasakan nikmat pada kontolnya akibat jilatan lidah dan kuluman mulutku.
Jilatanku tersebut berhenti setelah batang kontol Rudy bersih dan tak ada sedikitpun sisa cairan di kontolnya akibat jilatanku tersebut. Semua cairan yang menempel di kontol Rudy aku telan.
”Capek ya Rud, kita istirahat dulu” kataku sambil melepaskan genggaman tanganku di kontol Rudy. Lalu aku meninggalkan Rudy dan Lia yang masih tergolek di permadani. Sebentar kemudian aku kembali ke tempat Rudy dan Lia dengan segelas dua gelas susu. Satu gelas buat Lia dan satugelas buat Rudy. Namun susu buat Rudy sudah aku campur dengan madu dan telur ayam kampung setengah matang. Dan tak lupa juga membawa sebutir pil suplemen di tanganku untuk Rudy minum agar staminanya tetap terus fit.
”Silakan kamu minum dulu yang ini Rud, dan setelah itu kamu minum yang ini, biar stamina kamu tetap fit. Dan ini buat kamu, Lia” kataku.
”Itu emang mau kamu Tut, kamu masih ingin merasakan dientot kontol Rudy kan???” sahut Lia
”Apa kataku. Sekali nonok kamu merasakan entotan kontol Rudy, kamu pasti ketagihan pingin lagi, lagi dan lagi. Kamu pasti ingin kontol itu terus berada di nonok kamu kan?!” sambung Lia kembali sambil meminum susu yang aku berikan.
”Tahu aja kamu, Lia. Kalau aku masih ingin dientot Rudy sampai pagi” ujarku lalu tersenyum malu ke arah mereka berdua.
Setelah kita beristirahat selama kurang lebih setengah jam sambil melihat TV. Aku lihat sepertinya tubuh Rudy sudah kembali fit. Mungkin pengaruh dari minuman dan suplemen yang aku berikan tadi.
”Yuk kita lanjutin di kamarku saja. Laing nonokku sudah gatal nih ingin dirojok sama kontol kamu lagi” ajakku sambil berdiri dan menarik tangan rudy dan Lia. Lalu kita bertiga menuju ke kamarku.
Begitu tiba di dalam kamarku, aku langsung mendorong tubuh Rudy hingga terlentang di atas ranjang empuk yang sering aku dan suamiku gunakan untuk tidur dan ngentot berdua. Kemudian aku dan Lia pun saling berebut mengisap dan menjilat kontol Rudy. Seperti yang pernah aku lakukan sebelumnya, maka ketika aku menjilati dan mengisap kontol Rudy, Lia pun menjilati kantong dan biji pelir Rudy. Begitu sebaliknya saat Lia menjilati dan mengisap kontol Rudy, maka aku pun menjilati kantong dan biji pelir Rudy. Demikian seterusnya aku dan Lia secara bergantian mengerjai kontol Rudy.
“Uuuuuhhh... Taaaaannn... Enak banget Taaaaannn...” desah Rudy acapkali merasakan jilatan dan isapan kami berdua tersebut menyentuh bagian peka kontol Rudy. Akibat aksi kami berdua, nafsu Rudy pun sepertinya semakin tinggi.
Dengan gemas Rudy menarik pantatku. Sepertinya dia ingin agar bisa menjilati nonokku. Setelah posisi nonokku tepat di atas mulut Rudy, dia sibakkan bulu jembutku yang rimbun dan dia bentangkan bibir nonokku dengan kedua tangannya sehingga bulu jembut yang rimbun itu tampak membelah dan memperlihatkan liang nonokku membuat dia jadi semakin bernafsu. Ketika liang nonokku tersebut terkuak, dia langsung mendekatkan mulutnya, dan kemudian ujung lidahnya mulai bergerak menjilati bibir nonokku.
"Aow!!!" pekikku ketika Rudy mulai menjilati dan mengisap itilku.
Aku pun semakin menempelkan nonokku pada mulut Rudy ketika merasakan betapa nikmatnya sentuhan lembut ujung lidahnya menjilati nonokku dan menggelitik itilku. Tubuhku bergetar menahan kenikmatan akibat rangsangan pada nonok dan itilku.
Rudy terus melumat dan mengisap nonok dan itilku yang sudah basah oleh lendir birahiku akibat semakin tingginya nafsuku. Melihat kondisi nonokku tersebut semakin membuat Rudy gemas dan dengan bernafsu pula dia lumat setiap bagian di nonokku tanpa ada yang terlewatkan.
"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Ruuuuud... Aaaaahhh... Ssssshhh..." aku hanya bisa mendesis dan tubuhku menggeliat2.
“Aaaaahhh... enak Saaayaaang...” erang Rudy lagi. Saat Lia menjilati lubang kencingnya dan kemudian mengulum2 kontolnya dengan bernafsu. Sementara itu batang kontolnya aku kocok2 sambil sesekali kuremas perlahan biji pelirnya.
Sepertinya Rudy keenakan ketika Lia mengeluarmasukkan kontol Rudy di mulutnya, ditambah lagi dengan jilatan2ku pada kantong pelirnya serta kenyotan mulutku pada kedua biji pelirnya.
Sementara itu aku merasakan kalau jari telunjuk Rudy telah masuk ke dalam liang nonok dan setelah seluruh ruas jarinya masuk ke dalam liang nonokku, dia arahkan ujung jarinya ke area yang berada tepat di balik itilku dan ternyata area tersebut merupakan area paling sensitif di nonokku. Mungkin itu yang disebut titik g-spot. Rudy kembali menjilati itiku, namun kali ini sambil jari2 keluar masuk dan menggesek2 area tersebut.
“Terus Ruuuuud... terus jilat itilkuuu... Iyaaa... Ruuuuud... itilkuuu... Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” kataku terus berulang2.
Rudy semakin bersemangat menghisap itilku dengan lembut dan gerakan keluar masuk jarinya semakin cepat dan semakin sering memijit2 dan mengorek2 g-spotku sehingga aku tidak bisa menahan orgasmeku lebih lama lagi.
“Aaaaahhh... Rudy. Aku keeeluuuaaarrr...!!! Hhhmmmmm... aduuuh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Ruuuuud... Aaaaahhh...!!!” jeritku keras sekali memenuhi ruangan kamarku. Tubuhku bergetar hebat serta pantatku menekan kuat di mulutnya. Pahaku menjepit erat kepala Rudy. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan hangat menyembur dari dalam liang nonokku. Cairan itu pun langsung Rudy jilati dan dia sedot semuanya masuk ke dalam mulutnya dan dia telan.
Aku meraih orgasme yang entah keberapa kalinya. Akhirnya jepitan pahaku melemah dan pelan2 aku mulai tenang kembali lalu diam tergolek lemah di atas tubuh Rudy dengan bibir tersungging senyuman kepuasan walaupun baru lewat jari dan mulut Rudy. Aku masih ingin merasakan kepuasan maksimal. Kepuasan yang aku peroleh dari kontol Rudy. Maka aku pun segera menungging di samping tubuh Rudy.
”Buruan Rud... kamu entot aku. Masukin kontolmu ke liang nonokku” pintaku sambil mengelus2 belahan nonokku.
”Sudah Rud, buruan kamu entot tuh nonok si Tuti. Paling juga bentar saja dia akan kelojotan lagi” sahut Lia.
Begitu Lia selesai bicara, Rudy pun bangun dan segera memposisikan dirinya dibelakang pantatku. Melihat nonokku yang merah merekah dari belakang, pelan2 Rudy mencolok liang nonokku dengan jari tengahnya dan mengocok liang nonokku yang sudah sangat basah tersebut lalu itiku dia kobel2.
”Entot nonokku pakai kontol kamu Rud. Bukan pakai jari!!!” perintahku agar Rudy segera ngentoti diriku dengan kontolnya.
Kemudian Rudy pun memposisikan kontolnya tepat di bibir nonokku dan perlahan2 dia dorong pantatnya dan dia tarik pantatku sehingga kontolnya membelah bibir nonokku untuk kemudian bleeeeesss... kontolnya masuk ke dalam liang nonokku.
Sementara itu Lia terlentang di depanku dengan posisi kedua kakinya dikangkangkan lebar2.
”Ayo Tut, kamu jilati nonokku. Biar gue juga ngerasain enak. Tidak kamu aja yang enak” pinta Lia sambil menggosok2kan tangannya di belahan nonoknya. Tampak bulu jembut yang tumbuh lebat tersebut telah basah kuyup akibat lendir birahi dan cairan orgasmenya yang membanjiri nonoknya tersebut.
Aku gak mau dikatakan teman yang gak tahu diri, karena Lia sudah mau berbagi denganku. Maka akhirnya aku pun mengabulkan permintaan Lia tersebut. Aku mendekatkan mulutku ke belahan nonok Lia yang basah dan merekah tersebut. Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp... terdengar jelas suara mulutku yang dengan penuh nafsu menjilati nonok Lia yang sudah sangat basah tersebut.
Sementara itu, kontol Rudy mulai melesak masuk ke dalam liang nonokku dan kini liang nonokku terisi penuh dengan kontol besar Rudy. Karena lendir nonokku yang terus mengalir membuat kontol Rudy dapat bergerak lancar, membuat sekujur tubuhku merasakan kenikmatan yang teramat dahsyat.
"Uuuuuhhh... enak bangeeet... Ruuuuud..." desahku disela2 jilatanku pada nonok Lia.
Walaupun ruangan kamarku cukup dingin, namun karena aktifitas kami yang sangat menguras tenaga, maka keringat pun menguncur membasahi tubuh bugilku yang mulus.
Dengan kecepatan konstan Rudy memajumundurkan pantatnya sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku. Demikian yang Rudy lakukan terus menerus. Dia entoti liang nonokku dengan kontol besarnya tersebut. Kontol Rudy yang menghujam liang nonokku dari belakang, makin lama makin cepat dan kencang. Terdengar bunyi crok... crok... crok... yang sangat menggairahkan birahi. Bunyi yang ditimbukan akibat sodokan kontol Rudy di liang nonokku yang sudah sangat becek tersebut.
Gerakan maju mundur pantat Rudy dari dari belakang pantatku kuimbanginya dengan goyangan2 pantatku yang menimbulkan sensasi nikmat pada kontol Rudy.
"Uuuuuhhh... Aaaaahhh... Ssssshhh... Uuuuuhhh... Taaaaannn..." desah Rudy akibat kenikmatan yang dirasakan pada kontolnya.
Sodokan dan gerakan maju mundur pantatku semakin cepat. Dan goyangan pantatku pun semakin cepat pula. Bunyi decakan akibat pergesekan kontol dengan dinding liang nonokku semakin terdengar kencang.
Dan beberapa saat kemudian...
"Ooooohhh... Aaaaahhh... Ruuuuud... Aaakuuu... keeeluuuaaarrr...!!!" jeritku dan Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonokku berdenyut2 menyemburkan cairan hangat membasahi kontol Rudy dan menambah banjir liang nonokku. Aku telah mencapai orgasmemku dan nikmat sekali.
Akibat denyutan2 liang nonokku yang cukup kuat tersebut, liang nonokku seperti menyedot2 dan memijit2 kontol Rudy. Sejenak Rudy menghentikan genjotan kontolnya sambil menikmati denyutan2 liang nonokku dan begitu denyutan tersebut berhenti, Rudy pun mencabut kontolnya dari liang nonokku. Sepertinya dia akan kembali ngentoti Lia yang sedari tadi sudah menunggu giliran untuk dientot sama Rudy.
POV Tante Lia
Begitu Rudy telah mencabut kontolnya dari nonok Tuti, Rudy pun langsung menaiki tubuhku. Aku genggam kontolnya yang masih basah oleh cairan orgasme Tuti dan mengarahkannya tepat di mulut nonokku yang merekah dan basah oleh air liur Tuti serta lendir birahi sendiri.
”Masukin kontol kamu, Yang. Puasin aku lagi Saaayaaang... Aku gak tahan lagi pingin kontol kamu!!!” pintaku yang sudah gak sabar dari tadi nunggu giliran kontol Rudy yang besar tersebut kembali keluar masuk liang nonokku.
Sleeeeeppp... Kepala kontol Rudy yang besar tersebut membelah bibir nonokku bersamaan dengan pinggulnya yang dia tekan ke bawah.
Bleeeeesss... perlahan2 kontolnya pun mulai melesak masuk ke dalam liang nonokku.
Rudy semakin menekan lagi pinggulnya sehingga bleeeeesss... 2/3 kontolnya sudah ada di dalam nonokku.
"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Saaayaaang... teruuus... tekan yang kuat Yaaaaang... masukin kontolmu semuanyaaaaa..." desahku dengan mata terpejam2, merasakan setiap gesekan kontol Rudy yang bergerak masuk secara perlahan2 ke dalam liang nonokku.
Walaupun kontol tersebut telah beberapa kali memasuki liang nonokku, namun kontol Rudy masih saja susah untuk langsung masuk seluruhnya ke dalam liang nonokku. Liang nonokku terlalu sempit untuk dimasukin kontol Rudy yang begitu besarnya tersebut. Aku goyangkan pinggulku agar kontol Rudy semakin mudah menusuk liang nonokku.
Dan dengan dorongan yang kuat, bleeeeesss... kontol Rudy pun telah berada seluruhnya di dalam liang nonokku. Otot2 liang nonokku langsung berkontraksi menyambut kontol Rudy yang memenuhi liang nonokku tersebut. Begitu penuhnya sehingga tidak menyisakan celah sedikitpun.
"Aaaaahhh... Ooooohhh... Saaayaaang... nonok kamu memang luar biasa enaknya... Ooooohhh... Saaayaaang... empotannya enak sekali Saaayaaang..." suara Rudy merasakan empotan liang nonokku saat semua kontolnya telah amblas terbenam di dalam liang nonokku.
Kemudian secara perlahan, Rudy mulai menggerkan pantatnya ke atas dan ke bawah sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku. Crok... Crok... Crok... Terdengar bunyi akibat gesekan kontol Rudy dengan dinding liang nonokku yang sudah sangat becek. Suara tersebut semakin membuat semangat birahi kami meninggi.
Sementara Tuti yang telah pulih tenaganya, langsung mendekatkan mulutnya ke susuku dan langsung kedua susu dan pentilku masuk ke dalam mulutku. Dia dijilati dan dia isap susu dan pentilku.
Sekarang aku merasakan kenikmatan pada dua bagian sensitifku sekaligus. Kenikmatan pertama dari nonokku akibat entotan kontol Rudy. Dan kenikmatan kedua dari susuku akibat lumatan mulut dan jilatan lidah Tuti di kedua susu dan pentilku. Mendapat dua kenimatan sekaligus tersebut membuat aku semakin blingsatan, goyangan pinggulku yang mengikuti gerakan pantat Rudy yang naik turun semakin cepat dan tidak teratur.
"Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... entoti aku Saaayaaang... terus Saaayaaang... entotin akuuu...!!! Aaaaahhh... terus Saaayaaang... Ooooohhh... enak Saaayaaang... Ssssshhh... Aaaaahhh..." erang nikmat keluar dari mulutku.
Akibat goyangan pinggulku yang semakin liar, kontol Rudy pun merasakan nikmat. Empotan liang nonokku terus menerus menyedot2 dan meremas2 kontol Rudy yang ada di dalam liang nonokku.
"Aaaaahhh... Saaayaaang... terus goyang Saaayaaang... nikmat banget Saaayaaang... nonok kamu enak banget mijit2 kontol akuuu... Saaayaaang... Aaaaahhh... ” erangan Rudy merasakan nikmatnya empotan liang nonokku.
Menghadapi dua kenikmatan yang bertubi2, kenikmatan dari kontol Rudy yang terus menerus memompa liang nonokku dan kenikmatan dari mulut Tuti yang tak henti2nya melumat, menjilat serta mengisap susu dan pentilku, membuat aku semakin tidak mampu untuk menahan orgasmeku.
Ketika Rudy menyodokkan kontolnya masuk ke dalam liang nonokku, saat itu pula aku sambut dengan hentakan kuat pantatku ke belakang dan seketika itu seeeeerrr... seeeeerrr... seeeeerrr... cairan hangat menyembur keluar dari liang nonokku dan denyutan liang nonokku pun semakin kuat.
"Ooooohhh... Saaayaaang... Aaakuuu... keeeluuuaaarrrr...!!!" pekikku. Tubuhku bergetar dengan hebatnya. Pantatku mengejat2. Liang nonokku yang masih terisi penuh oleh kontol Rudy tersebut, masih berkedut2 dengan kuatnya.
Dengan berakhirnya semburan cairan orgasmeku, berakhir pula badai orgasme yang aku alami dan sekujur tubuhku pun menjadi lemas. Dan karena tidak mampun lagi menahan tubuhku, aku pun ambruk menelungkup di ranjang. Plop, terengar bunyi saat kontol Rudy terlepas dari jepitan liang nonokku.
Namun kondisiku tersebut bertolak belakang dengan apa yang dialami oleh Rudy. Setelah berisitirahat sejenak agar aku dapat menikmati orgasmeku, Rudy memiringkan tubuhku. Sambil berlutut, dia angkat kaki kiriku dan dia tempatkan kedua kakinya di kiri dan kanan paha kananku. Kemudian Rudy kembali memasukkan kontolnya ke liang nonokku.
Sedikit demi sedikit kontol Rudy kembali memasuki liang nonokku. Lalu sambil memegangi kaki kiriku, Rudy kembali memompa kontolnya keluar masuk liang nonokku. Gerakan keluar masuk kontol Rudy makin lama makin cepat dan sodokannya makin mantap dan kuat. Sementara aku hanya pasrah menerima hujaman kontol Rudy yang bertubi2 pada liang nonokku. Dan tak lama kemudian...
”Aaaaaaaaaaahhhhh... akuuu... keluuuaaarrr... Saaayaaang...!!!” teriak Rudy sambil menekan kuat2 kontolnya di dalam liang nonokku. Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... pejuh hangat dan kental menyemprot dari kontol Rudy. Sambil memegang kaki kiriku kuat2, tubuh Rudy menegang hingga akhirnya pegangannya melemah seiring berhentinya semprotan pejuhnya di liang nonokku.
Rudy mencabut kontolnya dari liang nonokku. Kemudian merebahkan tubuhnya di samping tubhku. Dia memeluk erat tubuh montokku sambil membelai rambutku dan kami pun saling berciuman.
Sementara itu Tuti merapatkan tubuhnya di sebelah tubuh Rudy yang masih memelukku. Tuti memeluk tubuh kami, dan katika Rudy mengalihkan ciumannya pada bibir Tuti, Tuti pun menyambutnya.
"Kamu memang laki2i hebat Rud. Malam ini aku benar2 mendapatkan kepuasan yang belum pernah aku dapatkan sebelum2nya. Terima kasih ya Rud..." kata Tuti setelah Rudy menghentikan ciumannya sambil mengecup lembut kening Rudy.
”Sama2 Tan. Aku juga senang dapat ngentoti Tante berdua. Tante berdua juga hebat, aku benar2 mendapatkan sensasi baru bersama Tante berdua” jawab Rudy.
"Sekarang aku harus mengakui ketangguhanmu. Malam ini aku telah membuktikannya dan luar biasa kamu dapat memuaskan kami berdua. Kamu telah membikin kami berdua kelelahan. Tapi nikmat" kataku dengan tubuh yang masih dalam pelukan Rudy, sambil mengusap lembut kepalanya.
"Ya, aku setuju dengan kamu Lia. Aku jadi ingin kenikmatan seperti ini terulang lagi” sambung Tuti
“Lain kali kalau ada kesempatan kita ngentot lagi yah Rud” lanjut Tuti
"Boleh Tan. Kebetulan bulan depan ada libur tiga hari" Jawab Rudy.
"Dasar kamu!!! Tapi boleh juga sih. Aku pun merasa kewalahan melayani nafsu kamu sendirian, sayang” kataku.
POV Rudy
Kemudian aku membaringkan tubuhku di antara Tante Lia dan Tante Tuti. Akhirnya dua Tante cantik tersebut tertidur pulas penuh kepuasan. Dan aku pun kemudian juga tertidur dalam pelukan dua Tante cantik yang montok dengan membawa sejuta kenikmatan.
=== THE END ===