14. Pillow Talk
Sebelumnya ...
Sebelumnya ...
POV Fika :
Bertambah kekagumanku pada pria yang tengah memegang kemudi di sampingku ini, bagiku mas Kiky terlihat sebagai seorang lelaki yang begitu ingin banyak menghabiskan waktu dan senantiasa ingin bercinta dengan pasangannya. Padahal belum ada setengah hari, sudah dua kali mas Kiky menyetubuhiku habis-habisan, kini dia kembali mengambil kesempatan dengan mengajakku staycation.
Aku berusaha berpikiran positif, mungkin mas Kiky sama denganku bahwa meskipun persetubuhan kami di sumur belakang rumah dan di mobil barusan harus kuakui sangatlah luar biasa, namun jujur persetubuhan seperti ini jika dibandingkan dengan dilakukan di dalam sebuah kamar yang tertutup, terprivasi maka rasa yang didapatkan akan lebih luar biasa.
“pengen bercinta lebih romantis lagi dengan mbak Fika” jawabnya sederhana, namun tatapan mata yang memandangku sepintas membuat liang senggamaku kembali terasa hangat. Karena terbayang bagaimana panasnya persetubuhan kami nanti bila ditempat yang tepat. Ah mas Kiky, kamu tak henti-hentinya membuat aku mengagumimu.
---
Sebuah hotel bintang tiga dipinggiran kota dipilihnya menjadi tujuan kami, hotel yang mengusung konsep Stylish Cabin ini memang menawarkan fasilitas yang sangat lebih dari cukup untuk kebutuhan kami saat ini. Ya, kami hanya butuh tempat yang terprivasi untuk dapat saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Meskipun dalam artian, aku sendiri tidak tau akan bagaimana hubungan kami selanjutnya, sebab aku sendiri masih berstatus seorang ibu dan istri sah secara hukum agama dan negara dari mas Budi. Begitu juga dengan mas Kiky, seorang pemuda yang tampan parasnya, gagah postur tubuhnya, serta visioner pemikirannya tentu orang tuanya akan keberatan apabila kami memutuskan menjalin hubungan lebih serius, belum lagi pandangan keluarga besar nanti. Memang jodoh orang siapa yang tau, akan tetapi pasti orang-orang akan mengkaitkan seandainya aku dan mas Budi jadi berpisah lalu kemudian menikahi mas Kiky, mereka akan menganggap jika memang mas Kiky adalah orang ketiga dalam hubungan rumah tangga aku dengan mas Budi.
Ada rasa gugup melanda ketika mobil yang kami tumpangi telah sampai di area parkiran hotel, bagaimana jika ada yang melihat, bagaimana jika ada yang mengenaliku. Memang betul, ketika dalam kondisi gugup akal sehat tidaklah jalan, sehingga aku lupa jika aku sebelum berangkat tadi memakai niqab.
“ayang masuk sendiri dulu ya buat check in-nya" aku meminta mas Kiky tanpa menyebutkan alasanku
“iya, nanti mbak masuk setelah urusan di resepsionis beres ya” tangannya mengelus pipiku
Kulihat pria yang kucintai itu melangkahkan kakinya dan menghilang dari pandangan begitu dia masuk kedalamnya.sementara itu, aku yang masih menunggu di mobil sibuk dengan menata hati, karena meskipun ini bukan kali pertama aku ke hotel untuk berselingkuh, namun itu adalah cerita yang sudah sangat lama dan terjadi di tahun pertama – kedua pernikahanku dengan mas Budi, di mana saat itu Dayat yang kembali hadir dan mengusik ketenangan hidupku beberapa hari sebelum akad pernikahan.
“kamar 515 mbak” sebuah pesan masuk dalam whatsapp messenger dari mas Kiky.
Dengan memantapkan hati, aku berjalan masuk ke dalam hotel meuju resepsionis dan menanyakan kamar yang sudah dipesan oleh mas Kiky, hatiku berdegub begitu kencang dan entah kenapa rasanya elevator ini bergerak begitu cepat sehingga sebentar saja pintu elevator itu terbuka di lantai 5. begitu ku langkahkan kaki keluar dari elevator, kulihat kembali paras pemuda tampan itu tersenyum menungguku tidak jauh dari pintu masuk elevator berada. Kusambut tangan kirinya yang dijulurkan kepadaku, dan kami berjalan dengan bergandengan tangan menuju kamar 515.
Begitu pintu terbuka, kami memasuki kamar dan mas Kiky kembali menutup pintu tersebut. Praktis, saat ini kami benar-benar dalam kondisi berdua di sebuah ruang tertutup. Dari belakang, mas Kiky memeluk pinggangku dan aku memalingkan wajah untuk memandangnya. Sebuah kecupan-kecupan kecil kami lakukan dengan bibir kami yang saling bertemu.
Ketika mas Kiky mengarahkan tangannya ke bawah, namun alih-alih aku melarangnya karena aku ingin ke kamar mandi dahulu untuk setidaknya membasuh area kewanitaan karena tadi hanya sempat dibersihkan dengan tisue seusai persetubuhan kami, justru aku mengajaknya untuk mandi bareng.
“yang, mandi yuk” ajakku pada mas Kiky
“tapi bareng ya?” tanyanya
“iyaaa, mandi bareng mas sayang” sambil aku kecup bibirnya
POV Author :
“ahhh ahhh ahhhh”, Di bawah guyuran shower kamar mandi hotel, desahan Fika terdengar begitu lepas dibandingkan dengan ketika saat dia disetubuhi oleh Rezky di sumur belakang rumah ataupun di dalam mobil beberapa saat sebelumnya. Rupanya ummahat cantik yang dimabuk asmara itu kembali merengkuh kenikmatan dari pujaan hatinya. Payudara Fika bergucang tiada henti, sementara sang pujaan hati tengah menyetubuhinya dari belakang. Tangan Rezky memegangi pinggul sang ummahat dan sesekali memainkan payudara Fika dengan meremasnya gemas, desahan demi desahan keluar dari mulut keduanya, namun desahan Fika lah yang paling santer terdengar memenuhi ruangan berukuran 2 x 3 meter itu.
“gakk nyangka, mbak Fika ternyata hot banget” puji Rezky, sementara batang besarnya tidak berhenti sama sekali mengobok-obok liang surgawi istrinya mas Budi itu.
“ah, sayaang godain Fika teruss ahhhhh” rajuk Fika namun tertahan karena deru kenikmatan yang terus dia dapatkan dari gesekan antara batang nan keras dengan dinding liang senggamanya.
“beneran mbak, karena dari wajah mbak Fika itu kalem orangnya”
“apalagi...” Rezky sengaja tidak meneruskan perkataannya
“aappahh yaang? Kok gak diterusiin? Ah ah ahh” kejar Fika yang berusaha mengaur nafas
“janji jangan marah yaaa?” Rezky membuat penawaran
“iyaa ayaangg, apa tadi???” Fika nampak begitu penasaran
“mbak Fika itu ummahat idaman lho. Kiky yakin banyak lelaki diluar sana yang ingin melakukan seperti ini ke mbak” jawab Rezky jujur.
“ahh ayaang ini gombal mulu dari tadi” yang entah karena Fika terpengaruh oleh apa yang Rezky katakan, dia tersenyum sendiri .
Di bawah shower itu, Fika benar-benar dieksploitasi habis-habisan oleh Rezky. Berbagai gaya bercinta yang Rezky tau, dia coba terapkan kepada ummahat cantik tersebut. Dan Fika dengan senang hati mengikuti apa yang pujaan hatinya itu inginkan sebagaimana ketika dia bucin dulu dengan mantan pacarnya.
Fika dan Rezky berdiri berhadap-hadapan, sehingga mereka dapat saling memandang satu sama lain. Dan kemudian Rezky mengangkat kaki Kiri Fika untuk dilingkarkan pada pinggangnya sehingga otomatis posisi Fika kini mengangkang dengan bertumpu pada satu kakinya dan untuk menjaga keseimbangan Fika bersandar pada dinding sehingga meskipun liang senggamanya digempur sedemikian rupa, Fika tidak akan dapat menghindar. Setelah itu Rezky meminta Fika untuk untuk berbalik menghadap pada dinding dan dengan posisi tubuh sedikit membungkuk kedua tangan Fika bertumpu pada dinding, setelah merasa posisinya pas Rezky kembali menghujamkan batangnya pada liang senggama Fika dengan sesekali Rezky meremas pantat bahenol Fika dengan gemas. Dan terakhir, Rezky mengajak Fika untuk bercinta di depan wastafel. Dengan posisi yang sama, namun kini mereka berdua dapat saling memandang satu sama lain melalui cermin meskipun posisi Fika membelakangi Rezky. Rezky dapat melihat Fika yang nampak malu-malu melihat dirinya ternyata begitu “binal” saat menikmati batang Rezky yang tengah menyetubuhinya, desahan demi desahan tak berhentinya keluar dari bibir ummahat cantik yang setiap kali dia keluar rumah menggunakan setelan gamis dan hijab lebar plus cadarnya itu. Dari cermin juga nampak Rezky tersenyum puas karena dapat menikmati tubuh Fika yang merupakan ummahat alim tersebut, terlebih dengan status Fika sebagai istri orang.
Akhirnya, persetubuhan dikamar mandi itu diakhiri dengan Fika mendapatkan dua kali orgasme, ketika di bawah shower dan di depan cermin. Tubuh Fika begitu letih, setelah mendapatkan dua kali orgasme barusan, meskipun demikian hatinya merasakan kebahagiaan ketika dapat melakukan percintaan itu dengan orang yang dia sayangi. Dengan berbalut handuk, keduanya keluar dari kamar mandi, dan mereka berdua memutuskan untuk tiduran masuk kedalam selimut. Di sana, Fika membelakangi Rezky, sementara dibelakangnya Rezky memeluk Fika dan sesekali tangannya bermain di payudara montok Fika.
“mbak sayang, boleh gak sih Kiky tau lebih jauh tentang mbak Fika?” Rezky dengan tangan nakalnya tidak berhenti memainkan payudara Fika
“maksud ayang?” tanya Fika penasaran
“Janji ya jangan marah kalau Kiky tanya ini?”
“iyaa ayangg, Janji Fika gak akan marah?” balasnya yang kemudian berbalik badan yang akhirnya mereka dapat saling bertatap wajah satu sama lain.
“Kiky pengan tau yang mbak Fika tadi pagi ceritakan tentang sosok lelaki yang menjadi bahan fantasi mbak Fika ketika bermasturbasi” (baca chapter 09. Kuserahkan Milikku Kepadamu)
“mbak Fika tidak keberatan kan?” imbuhnya karena melihat Fika tidak kunjung memberikan tanggapan namun hanya memandang wajah Kiky dengan tatapan yang dalam.
“apa yang akan Fika katakan ini, bahkan mas Budi pun tidak banyak mengetahuinya sayang. Fika akan jujur pada mas karena rasa sayang Fika yang begitu dalam pada mas Kiky, dan apapun penilaian mas Kiky nantinya Fika akan menerima karena memang itulah Fika pada saat itu. Fika hanya tidak ingin, mas Kiky menilai Fika sebagai sosok yang munafik karena enggan mengakui masa lalu” jelas Fika dimana tangan kanannya mengelus mesra rambut dan pipi Rezky.
Bersambung ...
