Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Runtuhnya Kesetiaan Zaujah (Kisah Nyata)

cx7

Kakak Semprot
Daftar
27 May 2023
Post
178
Like diterima
2.199
Bimabet
Atas desakan kawan-kawan di grup ini yang ingin mengetahui lebih detail tentang hubungan saya dengan mbak Fika (Ummahat) maka akan saya bagikan dalam bentuk cerita.

Disclaimer
  • Cerita yang saya sampaikan ini adalah kisah nyata yang benar-benar saya alami sendiri, diceritakan melalui sudut pandang orang ketiga (serba tahu) dan sudut pandang orang pertama sehingga keakuratan cerita ini adalah 90% karena dibutuhkan improvisasi untuk melengkapi cerita yang saya tuangkan.​

  • Nama dan Tempat terkait mbak Fika sudah pasti disamarkan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.​

  • Mulai pada chapter 04 dan seterusnya akan digunakan sudut pandang dari mbak Fika (POV tambahan) agar lebih memudahkan penulis menuangkan cerita, semua yang berasal dari sudut pandang mbak Fika adalah apa yang pernah mbak Fika sampaikan pada penulis dan disertai dengan pengembangan untuk kebutuhan cerita.​
 
Terakhir diubah:
Pengenalan Tokoh :


Fiona Kharisma Aulia (Fika)
, seorang wanita berusia 33 tahun, yang memutuskan berhijrah ditahun 2019 dan aktif dalam kajian sunnah. Dari pernikahan dengan Budi Adriawan pada tahun 2015, mereka memiliki seorang buah hati yang bernama Nanda dan saat ini berusia 7 tahun, duduk di kelas 1 sebuah sekolah dasar berbasis Islam sunnah di mana Fika dan Suaminya sering mengikuti kajian.

Budi Adriawan (Budi), seorang pria berusia 34 tahun. Saat ini bekerja sebagai seorang guru honorer. sebelum hijrah di tahun 2019, Budi adalah seorang Supervisor disebuah bank BUMN. Namun atas desakan istrinya, mengingat track record Budi maka mereka mantap untuk berhijrah. Budi resign dari Bank tersebut dan kemudian mencari pekerjaan pengganti yang lebih baik.

Rezki Oktaviano Suwondo (Kiky), pemuda berusia 27 tahun, berasal dari sebuah kota di ujung timur pulau Jawa. Semenjak lulus SMA memutuskan untuk mondok di sebuah ponpes berhaluan sunnah di kota Malang sembari dia melanjutkan kuliah S1 di Prodi Sastra Inggris dan kemudian melanjutkan studi S2 pada prodi Ilmu Komunikasi. Sedari muda sudah menjadi remaja yang mandiri meskipun lahir dari keluarga yang berkecukupan. Untuk mendukung finasialnya selama menempuh pendidikan di kota Malang, Kiky juga memberikan bimbel privat dan uang bulanan dari orang tuanya disimpan untuk modal akhirnya dia dapat membuka sendiri sebuah lembaga Kursus Bahasa Inggris. Kiky juga merupakan seorang mahasiswa berprestasi yang rutin mendapatkan beasiswa selama kuliah dan bahkan menjadi salah satu peserta kegiatan pertukaran mahasiswa ke negeri Gajah Putih.





01. Prolog

POV Author:


Sebelum kita membahas cerita utama, ada baiknya kita mengenal lebih jauh latar belakang mengapa hal ini dapat terjadi. Sebab tidak akan ada asap tanpa adanya api, memahami akar permasalahan akan membuat kita mampu menelaah secara objektif tanpa harus menghakimi apa yang menjadi pilihan orang lain. Pernikahan Fika dan Budi awalnya sangatlah harmonis, hingga suatu ketika Budi yang sangat mapan finasialnya mulai bertingkah dengan aktif berkomunikasi dengan lawan jenis (rekan kerja sekantor) di satu tahun masa pernikahan mereka, tepatnya di tahun 2016, dan di mana saat itu Fika baru beberapa bulan pasca persalinan. Meskipun hubungan ini baru sebatas PDKT seperti intens chat ataupun si wanita mengirimkan PAP harian, namun tentu hal tersebut tidaklah etis dilakukan apalagi si wanita juga sudah berkeluarga. Fika yang mengetahui hal tersebut sontak marah besar, dikarenakan Fika saat itu bucin dengan Budi yang pernah dia katakan sebagai penyelamat harga dirinya sebagai wanita. Hal ini dikarenakan sebelum menikah dengan Budi, saat masa kuliah gaya berpacaran Fika sudah sangatlah diluar batas kewajaran. Keperawanan Fika sendiri dia serahkan kepada mantan pacarnya, Dayat seorang oknum pegawai Adhyaksa yang dia kenal dari kakak sepupunya saat Diklat Prajabatan. Oleh Dayat, Fika dipermak habis-habisan dari seorang gadis lugu dari kota kecil menjadi seorang layaknya gadis ibukota. Tak terhitung berapa kali Dayat menggauli Fika saat mereka pacaran, karena dari cerita Fika, dia setiap weekend selalu diajak untuk bermalam bersama, entah di Songgoriti ataupun ke rumah dinasnya di Kota Pasuruan, dan Fika baru diantarkan pulang hari Senin pagi hari. Sehingga dapat dipastikan selama durasi waktu Jum’at malam – Senin malam itu Fika digarap habis-habisan oleh Dayat. Mengapa Fika mau saja mengikuti kehendak Dayat, menurut hemat penulis adalah karena Fika tipikal wanita yang akan bucin setiap kali dia jatuh cinta dan akan menjadi benci ketika dia disakiti. Dayat ketahuan kembali menjalin hubungan dengan mantan pacarnya, sehingga akhirnya hubungan Fika dengan Dayat harus berakhir dengan kebencian yang mendalam di hati Fika dan itu akhirnya merubah cara pandang Fika dalam memahami cinta hingga akhirnya Fika bertemu dengan Budi yang merupakan kakak kelas saat SMA dulu.



Ketika Budi ketahuan (masih tahap awal) berselingkuh, Fika masih berbesar hati memaafkan apa yang dilakukan suaminya. Dia tutup rapat aib itu dari keluarganya mengingat usia pernikahan mereka masih seumur jagung dan kasihan dengan anak mereka seandainya mereka berpisah. Kehidupan mereka kembali berjalan normal, namun pada tahun 2019 Budi berulah kembali. Budi menjadi pribadi yang emosian, tertutup, hingga akhirnya melakukan KDRT. Ketika itu Fika masih berusaha memperbaiki hubungannya dengan Budi, mendoakan dengan tulus agar Budi berubah, namun ternyata penyebab perubahan Budi adalah perselingkuhannya dengan seorang Bidan bahkan hingga mereka tidur bersama.



Kekecewaan Fika begitu mendalam ditambah dengan respon dari orang tua Budi (mertuanya) yang seolah-olah justru terkesan membela anaknya dan menyalahkan Fika dan keluarganya. Kini lengkap sudah rasa cinta itu tergerus dari hati Fika untuk suaminya, dia mantap saat itu untuk bercerai dengan Budi. Namun perceraian itu urung terjadi karena Budi bersikeras untuk berubah dan meninggalkan selingkuhannya. Mungkin pada tahap ini, Budi sadar bahwa keluarganya adalah segalanya dan dia tidak siap kehilangan semua itu.



Fika dengan berat menerima kembali Budi, namun demi kebaikan buah hati mereka, Fika bersedia mengalah dan kembali menjalani pernikahan mereka. Akan tetapi Fika mengajukan sebuah syarat jika untuk kembali bersama adalah Budi harus resign dari pekerjaan yang sekarang karena menurut Fika pekerjaan suaminya ini tidak membawa keberkahan. Akhirnya Budi resign dan mencari pekerjaan lain yaitu sebagai guru honorer.



Pada tahap ini (awal rujuk dengan Budi), Fika masih dipenuhi oleh keyakinan bahwa kehidupan mereka akan membaik suatu saat nanti dengan pendapatan suami yang tentunya terjun bebas saat ini. Keduanya juga aktif mengikuti kajian, menuntut ilmu bersama-sama. Akan tetapi hal ini tidak berjalan lama, Fika berasal dari keluarga yang berada, terbiasa hidup enak, dan keluarga besarnya juga sama, seolah mereka kompak mulai mengomentari hidup Budi dan Fika. Fika yang awalnya teguh pada pendirian mulai goyah, mulai mendengarkan omongan bupuhnya, tantenya, omnya, hingga akhirnya Fika dan Budi mulai sering ribut yang ujung pangkalnya adalah kesejahteraan keluarga.



Fika sendiri seorang sarjana Akuntansi (kita satu almamater) sebelum akhirnya memutuskan resign dia adalah seorang auditor internal di perusahaan multinasional. Alasan dia resign sepele, karena tidak kunjung hamil setelah menikah. Namun memang benar, saat itu dia bucin dengan Budi, jadi dia mengiyakan apa yang disuruh suaminya untuk resign. Sebagai gantinya, tidak lama Fika mengandung. Fika sedari muda adalah perempuan yang energik, penuh semangat, semasa kuliah aktif di kegiatan BEM dan UKM, hobinya adalah bernyanyi dan mendengarkan musik. Di mana hobi ini yang sulit dia tinggalkan meskipun sudah mengenal kajian sunnah. Diam-diam Fika masih rutin mendengarkan musik ketika suaminya kerja, dan inilah celah dimana akhirnya Fika lambat laun futur hingga mempengaruhi dirinya meskipun mengaku telah hijrah dan mengaji.





POV Rezky :



Hari itu aku cukup terkejut, Rizal datang ke tempat kursus yang sekaligus tempat aku tinggal seusai shalat subuh untuk menyampaikan suatu hal yang aku rasa sangat penting.



“Ki, temani aku ke kota X ya hari ini? Aku mau menemui keluarga besar karena ingin meminta restu mereka sebab dalam waktu dekat aku akan menikah” ujar Rizal tanpa basa basi seperti biasa.



Rizal adalah kawan terbaikku selama aku tinggal di Kota Malang, dia berasal dari luar Jawa karena dulu ibunya pindah dari Jawa untuk ikut suaminya. Rizal ada di Malang semenjak lulus SMA dan melanjutkan pendidikan di sini serta sesekali ketika liburan dia mengunjungi keluarga besarnya di kota X.



“lho, berarti nadzhornya sukses dong?” ujarku antusias



“hehe iya Ki, Alhamdulillah kita cocok. Namun ya itu, pihak keluarga wanita meminta agar segera dilaksanakan pernikahan, jadi aku agak keteteran” sahut Rizal sambil menghela nafas namun aku dapat melihat ada raut kelegaan bahwa akhirnya dia menemukan jodohnya.



“wis, santai aja kalau gitu zal, aku siap membantu, kita sebagai sesama orang perantauan memang sudah seperti saudara sendiri” ujarku memberikan semangat



“iya Ki, terimakasih banyak sudah membantu aku sampai saat ini” ucap Rizal dengan rasa haru



“ya udah kalau gitu aku tak mandi dan siap-siap” habis itu kita segera berangkat mumpung masih pagi.





Pagi itu kami berangkat berdua menggunakan Jimny tua milik ayahku yang memang sengaja aku bawa dari rumah untuk moda transportasi sehari-hari di Malang. Tidak terasa mobil Jimny yang aku kendarai akhirnya tiba di sebuah rumah dengan arsitektur Belanda yang cukup besar di mana di rumah itulah rencananya kami akan bermalam beberapa hari dan di rumah itu juga keluarga besar Rizal akan berkumpul karena sebelum berangkat, Rizal sudah menginformasikan melalui Wa grup keluarga jika dirinya hendak berkunjung dan meminta keluarga besar berkumpul karena ada hal penting yang hendak disampaikan.



Dari arah dalam rumah, aku melihat seorang anak kecil berlari keluar menyongsong mobilku yang oleh Rizal diarahkan langsung untuk ke halaman belakang (depan dapur, ciri rumah lama bagian dapur terpisah dengan bangunan utama). Tidak lama disusul oleh seorang wanita yang aku taksir dari wajahnya, usianya tidak jauh dari kami, mengenakan kerudung lebar warna kuning dengan daster gamis warna senada disertai kaus kaki tengah memegangi anak kecil tersebut.



“berangkat dari Malang jam berapa dik? Jam masih pagi sudah sampai sini” ucapnya menyambut Rizal ketika selesai menutup pintu mobil.



“tadi mbak, sebelum jam 6 berangkat dari Malang, nunggu Rezky siap-siap dulu” balas Rizal sambil menunjuk ke arahku sekaligus memperkenalkan diriku padanya.



“oh, ini yang namanya mas Rezky ya yang sering kamu ceritakan itu” sambungnya lagi



“iya mbak, saya Rezky kawannya Rizal di Malang” sahutku sambil otomatis mengatupkan telapak tangan sebagai ganti tanda bersalaman karena aku melihat kakak sepupu Rizal ini adalah orang yang sudah ngaji jika melihat outfit yang dia kenakan saat itu adalah ukhtiable banget.



“saya Fika kakak sepupunya Rizal” balasnya sambil mengatupkan kedua telapak tangannya dengan senyum yang manis



at first sight , mbak Fika adalah seorang wanita cantik, ramah, dan kulitnya putih (terlihat dari telapak tangannya yang mulus terawat, dan nanti akhirnya aku buktikan setelah berhasil membuatnya menanggalkan satu demi satu pakaiannya)



“mari masuk dulu kita ngobrol di dalam sambil menunggu keluarga yang lain datang nanti” sambung mbak Fika dan kemudian dia mendahului kami berjalan bersama anak kecil tadi.



Dari belakang, aku dapat melihat pantat montok mbak Fika bergoyang ke kiri dan ke kanan seiring kakinya melangkah. Mungkin, memang mbak Fika menggunakan kerudung lebar, namun kerudung lebar itu tidak sampai menutupi bagian pantat sehingga masih nampak kemontokannya serta kalau mata kita tajam masih nampak jelas siluet dari garis celana dalam yang mbak Fika pakai. Sementara aku sibuk berusaha mengkondisikan mata, Rizal masih berkutat dengan barang bawaan karena ternyata dia kesulitan membuka pintu mobil tua yang aku bawa.





POV Author:







Suasana hangat dan kekeluargaan sangat terasa ketika Rezky, Rizal dan Fika mengobrol, sementara Itu Nanda (anak Fika dan Budi) tengah asyik bermain mobil-mobilan remote control bersama mereka. Di sini Rizal sedikit menceritakan latar belakang dari Rezky, seperti pendidikan terakhir, aktivitas keseharian, kemudian usaha yang dijalani, sedikit banyak membuat Fika tertarik. ditambah lagi ketika Fika mengajukan beberapa pertanyaan dapat Rezky jawab dengan sangat baik sehingga Fika menarik kesimpulan bahwa Rezky adalah pemuda yang cerdas apalagi Rezky dapat memberikan beberapa masukan terkait ide-ide usaha yang sekiranya dapat Fika kembangkan ternyata sangat membekas di hatinya. Diam-diam, Fika mulai membandingkan pencapaian yang diraih oleh Budi dengan Rezky. Budi yang secara usia lebih tua ternyata tidak memiliki kedewasaan pemikiran sebagaimana Rezky. Fika pun cukup terkejut ketika ternyata dia sudah memfollow akun milik Rezky yang memang isinya penuh dengan postingan dakwah dan kata-kata nasehat kehidupan. Akhirnya, Rezky pun memfollow balik akun sosmed milik Fika karena ternyata dia saat ini berada di rumah orang yang mem-follownya.





POV Rezky



“ya ampun, ternyata ini mas Kiky ya yang saya follow” ucap Fika terkejut karena akun tersebut memiliki puluhan ribu follower dan sedikit sekali yang akufollow balik



“iya mbak Fika” balasku sambil malu-malu



“ya udah, saya ijin follow mbak Fika juga kalau gitu, gak enak tuan rumah soalnya “ kelakarku dan kemudian disambut tawa oleh Rizal dan mbak Fika



“eh, ngomong-ngomong mas Budi kemana mbak?” tanya Rizal



“oh, mas Budi hari ini ada rapat guru dik, jadi tidak di rumah” mbak Fika menimpali



“eh dik, katanya kamu mau nikah ya? Siapa calonnya? orang mana?” tanya Fika penuh penasaran



“iya mbak, insyaallah. Namanya Arum mbak, rumahnya di kota Y, tapi dia ngajar di ITN” jelas Rizal.



“Dosen ya? Alhamdulillah ternyata jodohnya orang dekat, masih kota sebelah jadi keluarga kita gak jauh-jauh” ucap Mbak Fika penuh syukur.



“Oia mbak, Rizal mau minta tolong sama mbak Fika nih” pinta Rizal.



“iya dik? Gimana? Apa yang bisa mbak Fika bantu?” tanya mbak Fika yang penasaran.



“mmmm” Rizal tampak ragu menyampaikan



“itu lho mbak, Rizal minta tolong dibantu menyiapkan seserahan buat acara khutbah” potongku karena Rizal tampak gelagepan pengen mengatakan sesuatu tapi seolah tertahan.



“oalah, gampang kalau itu dik nanti mbak Fika bantu carikan” katanya penuh semangat.



“tapi gini mbak, uang Rizal kan terbatas, apakah mbak Fika dapat mencarikan seserahan dengan budget Rp. 4 juta?” kata Rizal dengan pelan dan berhati-hati



“gampang itu dik, insyaallah cukup dengan budget segitu dan masih dapat kembalian” seru mbak Fika menenangkan kekhawatiran Rizal



“nah, bener kan Zal apa kataku. Serahkan urusan itu pada perempuan karena sudah berpengalaman menjadi menteri keuangan keluarga” sahutku memuji mbak Fika.



“ah bisa aja mas Kiky ini” balas mbak Fika tersenyum malu-malu.



Obrolan kami bertiga cukup seru, dan selama obrolan ini aku beberapa kali curi pandang pada mbak Fika yang nampak anggun dan keibuan, hingga suatu ketika kedua mata kami saling bertatapan dan membuat kami berdua salah tingkah.



Akhirnya, keluarga besar Rizal mulai berdatangan dimulai dari orang tua mbak Fika, bupuhnya Rizal, om dan tantenya Rizal. Rizal memperkenalkan aku pada keluarga besarnya, sambutan mereka sangat hangat kepadaku, terutama orang tuanya mbak Fika dan bupuhnya Rizal. Dari sini pula aku juga mengetahui jika bapaknya Rizal sebenarnya belum sepakat jika Rizal menikah dalam waktu dekat karena belum genap 1 tahun dari meninggalnya mendiang ibunya Rizal. Sehingga akhirnya Rizal memiliki ide untuk meminta bantuan pada keluarga besar guna membujuk bapaknya agar memberikan restu untuk pernikahannya.



Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd