Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Runtuhnya Kesetiaan Zaujah (Kisah Nyata)

12. Cinta di Mobil Tua (part 1)

Sebelumnya ...
Tangan mbak Fika halus ya?” Fika terdiam seribu bahasa, dan itu disadari oleh Kiky.


“mm halus apaan sih mas, tangan yang biasa didapur kok halus” balas Fika sambil tersenyum simpul

“iya halus banget, apalagi ....” kembali Kiky memutuskan kalimatnya.

“apalagi apa mas?” kejar Fika dengan penasaran

“waktu megang ‘ini’ tadi pagi” jawab Kiky sementara arah matanya menunjukkan pada selangkangannya yang sudah tegak dan keras.​


POV Fika

Mendengar kata-kata mas Kiky membuatku terdiam, kembali ingatan pagi itu semakin kuat terbayang dalam pikiranku. Dimana dengan sadarnya, aku pasrah mengikuti setiap perlakuannya karena begitu besar rasa sayang dihatiku untuknya. Tak bisa kupungkiri, jika persetubuhan yang aku lakukan dengan mas Kiky memang atas dasar cinta yang tulus dan bukan sekedar nafsu belaka. Karena aku pernah merasakan indahan persetubuhan seperti ini sebelumnya ketika aku melakukannya dengan mas Dayat, lelaki yang pernah menjadi orang yang sangat kupercaya kelak akan menjadi imam dalam keluarga kecilku nanti.
Ah mas Kiky, mengapa pesonamu begitu sulit untuk kutepis, aku yang selama ini begitu menjaga jarak dengan lelaki yang bukan mahram, mengapa begitu lemah ketika melihat paras rupawanmu. Pandanganku menerawang jauh ke depan, melihat jalanan yang cukup lengang hingga tanpa sadar tangan mas Kiky sudah mendarat diatas paha kananku.

“mas...” dan kulihat dia hanya tersenyum, namun tangannya perlahan mulai mengelusi paha kananku yang tertutup gamis.

Elusan tangan mas Kiky di atas pahaku tak urung membuatku perlahan bergairah hingga dapat kurasakan jika liang senggamaku mulai menghangat karenanya. Tidak tau kenapa jika dengannya aku seperti membiarkan saja perlakuannya. Dan karena aku memang tidak menolak, elusan tangannya mulai sedikit demi sedikit menarik kain gamis yang aku kenakan ke atas. Gamis yang sebelumnya menutup auratku dengan sempurna, kini telah tersingkap hingga menampakkan kedua betisku yang tertutup dengan kaus kaki. Dan mas Kiky nampak terkejut melihatku tidak menggunakan celana legging dibalik gamis yang aku pakai.

“mbak???” panggilnya dalam tanya

“gak tau, pengen aja hari ini” jawabku santai seolah tau kemana arah pertanyaannya yang ingin bertanya mengapa aku tidak memakai celana legging seperti biasanya meskipun belum terucapkan olehnya.

Kulihat mas Kiky tersenyum sipul sambil pandangannya tetap fokus ke depan, namun meski demikian tangan kiri mas Kiky tak urung masih aktif bermain mengelusi pahaku dan berusaha terus menyibak ujung gamisku setinggi-tingginya dan hanya sekali beralih ketika dia memindahkan tuas perseneling. Kubiarkan tangan nakal itu berbuat sesukanya, dan sebagai gantinya tangan kananku kutopangkan di atas tangan kirinya dan kuleus perlahan seolah memang aku merestui apapun yang dia lakukan.

Akhirnya ujung gamisku telah tersingkap hingga atas, kini telah terpampang jelas kemulusan paha dan sedikit celana dalam yang masih mengintip malu-malu. Tangan mas Kiky yang sebelumnya hanya menyentuh kain gamis, kini dapat kurasakan jari jemarinya telah mengelusi secara langsung pahaku, tangannya dengan lincah mengelusi setiap bagian pahaku yang telah terbuka itu dan perlahan elusan tangannya bergerak menuju bagian pangkal paha dan saat ini liang senggamaku bukan menghangat lagi, namun sudah basah dirangsang dengan elusan tangan mas Kiky.

“aahhhh massshh” pekikku ketika tangannya telah sampai dan mengelusi liang senggamaku namun masih diluar celana dalam. Bukannya aku menolak, justru aku malah memperbaiki posisiku duduk dan kemudian sedikit menggeser kedua pahaku agar memudahkan tangan mas Kiky.

“sudah basah ini mbak” ujar mas Kiky santai.

“mas sih tangannya nakalll” cubitku manja pada lengan kekarnya.

“tapi mbak suka kan, hayooo jujur” goda mas Kiky.

“ihhh nakal ah mas iniii” rajukku dengan manja.

Aku yang sedari tadi menikmati elusan dan rangsangan mas Kiky sampai tidak menyadari ada dimana kita saat ini. Mobil yang dikendarai mas Kiky telah berhenti dan kulihat di depan kami nampak jalan kecil yang relatif sepi dari lalu lalang aktivitas manusia, sementara di kiri kanan terbentang hamparan hijau persawahan yang ditanami padi.

“ahhh masssshh akhh aahhhh” aku mendesah begitu ujung jarinya berhasil menyingkap tepian celana dalam dan jarinya menyentuh bibir liang senggamaku. Mas Kiky memasukkan jari telunjukknya mengaduk-aduk liang senggamaku, rasanya geli dan nikmat.

“ashhhh ahhhhh masshhhhh, oouuhhhhh”
aku melenguh panjang ketika ujung jarinya menusuk dalam-dalam keliang senggamaku, dan kini ibu jarinya juga ikut menggesek-gesek klitorisku. Aku menggelinjang dirangsang sedemikian rupa.

“aku kangen dengan seponganmu mbak” sahut mas Kiky secara vulgar tiba-tiba sambil menurunkan resleting celana yang dia pakai. Dan sekarang disebelahku, sudah mengacung tegak dan kokoh batang penis yang pernah memberikanku kepuasan. Nampak jelas sekali tonjolan urat pada permukaan batangnya, Pantas saja aku merasakan liang senggamaku sangat sesak oleh hujamannya ketika tadi pagi menyetubuhiku. Tanpa ragu, aku arahkan tangan kananku untuk membelai batang mas Kiky yang sudah ereksi dengan maksimal, aku elus dengan telapak tanganku yang halus dan lembut sehingga membuatnya kegelian.

“mbaakk geli banget sumpah, gila mbakk tanganmu lembut banget” Kata-kata pujian dari mas Kiky barusan semakin menggodaku, kugenggam batangnya yang kokoh, perlahan aku kocok batang mas Kiky dan membuatnya semakin keenakan. Sementara tangan mas Kiky tidak berhenti menusuk-nusuk liang senggamaku, bahkan kini semakin cepat, membuatku meracau keenakan.

“aasshhhh massshh Kikyyyyyy nikmmaattttt ahhhh”, racauku dengan manja

Melihat kondisi yang cukup aman tersebut, mas Kiky dengan tenang menyingkap sepenuhnya ujung gamisku keatas memperlihatkan selakanganku yang masih tertutup celana dalam berwarna beige tengah menggembung karena tangan mas Kiky mengaduk-aduk liang senggamaku. Mas Kiky dengan perlahan menarik turun celana dalamku, dan aku membantunya dengan mengangkat sedikit pantat ku agar dia mudah melolosi celana dalam yang kukenakan. Kulihat celana dalam itu dengan cepat meluncur menyusuri paha dan betiku. Kini dihadapannya terpampanglah liang senggamaku, yang seharusnya hanya dapat dinikmati oleh mas Budi, namun kini terhidang untuk dinikmati oleh Mas Kiky, sahabat baik dari adik sepupuku.

“indah sekali liang senggamamu mbak, tembam dan memerah” ujar mas Kiky memujiku.

Pipiku memerah akibat sanjungan yang diberikannya kepadaku, aku ingin diberikan kenikmatan seperti tadi pagi, maka ku gapai kepala mas Kiky dan sedikit kutekan kearah selakanganku, rupaya dia mengerti maksudku. Aku ubah posisi kursiku sehingga agak rebah, dan oleh mas Kiky, kakiku diangkat sehingga posisiku kini rebah kearahnya dengan kakiku yang terbuka lebar-lebar. Dan yang kutunggu pun akhirnya tiba.

“asssshhhhh” desahku perlahan karena kurasakan sebuah sapuan hangat pada bibir liang senggamaku yang tembam itu. mas Kiky dengan semangat menjilati liang senggamaku, berkali-kali lidahnya menusuk-nusuk, berusaha menerobos sempitnya liang senggamaku ini, sehingga aku terus-terusan mendesah karenanya.

“giiilaaaaa maassss Kiky inihh ennnaaaaaaaakkkkk”

“teruussss masshhhh terruuuussss, yang dhaalamm maasss Kikyyhh”


Mas Kiky terus memberikanku kenikmatan dengan permainan lidahnya itu, hingga akhirnya aku seperti ada yang ingin keluar, ya aku hendak meraih orgasmeku dari jilatan lidahnya pada liang senggamaku. Tangan mas Kiky yang satunya menyusup kedalam baju gamisku yang sresleting dibagian depan sudah terbuka entah kapan dia melakukannya dan itu memudahkan mas Kiky menggapai payudaraku yang tertutup BH dengan warna serupa, lalu diremasinya payudaraku dengan gemas.

“iiyyaa masshh ittu milikmuuh mashh, tubuh Fikkkaa sepenuhnya milikkh massh Kikyyy” racauku tidak berhenti karena dorongan birahiku yang kuat, ketika payudaraku itu diremasi oleh mas Kiky. Belum pernah aku mendapatkan kenikmatan seperti ini ketika bersetubuh dengan mas Budi, suamiku. Mas Kiky memang pandai dalam memberikan kepuasan seksual kepadaku, mampu memancing birahiku hingga membuatku terbakar, panas dingin karenanya. Aku sudah tidak ingat lagi dengan suam dan bahkan pernikahanku, serta dengan perlakuannya itu yang ada ganti rasa birahi yang ingin dipuaskan olehnya, mas Kiky yang kucinta sepenuh hati.



Bersambung ...


terima kasih atas penantian dengan sabar oleh kawan-kawan semua, maaf baru dapat mengupdate cerita karena kondisi real life memang belum memungkinkan untuk mengerjakannya sebab kondisi ditempat kerja sedang ramai-ramainya ditambah dengan kegiatan di pondok yang juga harus diutamakan.​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd