Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Runtuhnya Kesetiaan Zaujah (Kisah Nyata)

05. Kembali, Melangkah Maju

POV Fika :


“ma, papa mau ngomong?”

Menjelang tidur, aku cukup kaget tatkala mas Budi mendadak memanggilku. Aku sudah berpikir bahwa ini adalah obrolan yang cukup serius, mengingat sebelumnya dia tidak mengajak aku berbicara dan baru setelah Nanda tidur, dan lampu kamar sudah dimatikan, dia mengajakku berbicara.

“apa?” jawabku dengan singkat.

“Apakah hubungan kita ini tidak bisa diperbaiki lagi?”

Sudah kuduga apa yang hendak disampaikan mas Budi tidak jauh dari perdebatan kita tempo hari.

“apa yang mau diperbaiki? Kita sudah sama-sama gak ada rasa, keluargamu dan orang tuamu juga sudah tidak menerima aku, kita juga sudah sangat lama tidak pernah berhubungan badan”

“itu kan persepsi kamu saja ma kalau kita tidak ada perasaan, papa sangat mencintai kamu ma” sanggah mas Budi dengan nada suara yang mulai naik.

“bohong banget kamu mas, kalau memang kamu sangat mencintai aku, gak akan mungkin kamu dulu berselingkuh saat aku hamil, gak akan mungkin pula kamu kemudian berselingkuh dengan si Bidan apalagi sampai kamu 3x berhubungan badam dengan dia”
ujarku dengan kesal.

“iya, papa sadar papa salah ma. Dan dulu kan juga hubungan kita tetap baik-baik saja selama 2 tahun terakhir” mas Budi kembali menyanggah argumentasi yang aku berikan namun dengan nada bicara yang lebih pelan karena sadar dia terpojok.

Memang tidak bisa dipungkiri, setelah mas Budi ketahuan berselingkuh itu dia memohon-mohon padaku untuk dimaafkan dan diberikan kesempatan meskipun aku sudah mengatakan rasa cinta itu telah sirna. Bahkan dia juga mengatakan bahwa dia yang akan mencintaiku meskipun aku tidak ada rasa dengan dia.

Melihat kegigihannya saat itu dan mempertimbangkan kondisi psikis Nanda yang masih batita, akhirnya aku mengalah dan memaafkannya kembali dengan catatan-catatan yang tertuang dalam kesepakatan bersama dihadapan lawyer yang aku tunjuk agar mas Budi sadar bahwa kali ini aku tidak main-main apabila suatu saat dia kumat watak berselingkuhnya.

Namun kini, setelah 2 tahun aku mencoba untuk menerimanya kembali, keadaan justru semakin sulit. Ujian ekonomi yang tak kunjung stabil, ujian mertua yang selalu menilai ku dan keluarga buruk, ujian orang tua dimana mamaku qadarullah sakit akhirnya membuatku merasakan kejenuhan dan berimbas pada perasaanku pada mas Budi yang lambat lain semakin pudar.

“semua sudah terlambat mas, gak ada lagi yang dapat diperbaiki” ujarku berterus terang

“tak ada lagi perasaanku padamu di hatiku”

“ma, dulu papa ingat mama pernah berkata kalau, jika suatu hari mama berbuat salah apapun maka papa harus memaafkan mama”
suamiku mulai membahas apa yang pernah aku katakan yang saat itu aku ucapkan karena sedang kesal mengingat kelakuannya

“terus?” tanyaku keheranan

“mmm, papa tau mama ada rasa dengan Rezky. Kelihatan kok ma dari cara mama berkomunikasi di direct message Instagram kemarin”

“maksud papa, seandainya mama mau tetap berkomunikasi dengan Rezky, atau bahkan lebih dari itu papa rela ma, asalkan kita tetap bersama-sama”
ujar suamiku melanjutkan penjelasannya

“apa maksud mas dengan bahkan lebih dari itu?” tanyaku dengan sinis

“mmm maksud papa, misal mama mau jalan dengannya tidak mengapa, atau mama mau pacaran dengan dia silahkan dan bahkan mau nginap pun papa rela ma asalkan kita tetap bersama” jawab mas Budi

“mas udah gila ya?” sahutku tidak percaya dengan apa yang kudengar.

“enggak ma, papa serius ngomong kayak gini. Papa gak mau pisah sama mama. Makanya papa akan ijinkan mama, dan bahkan papa yang akan membackup nanti andaikata ada orang yang lihat mama pas jalan sama Rezky, papa janji akan menutupi itu semua”

Mendengar hal itu sebenarnya hatiku sangat senang sekali, artinya aku dapat bebas menjalin hubungan dengan mas Kiky. Namun akal sehatku masih jalan, mas Budi yang sebelum menentang hal ini kenapa sekarang berubah drastis. Aku takut jika mengiyakan apa yang dia katakan nanti suatu saat akan dia jadikan sebagai bukti bahwa aku ternyata berselingkuh.
Aku jadi ingat 2 tahun setelah lahirnya Nanda, mas Budi memang pernah mengajak aku untuk berfantasi ketika kami berhubung badan. Dia pernah menyampaikan padaku ditengah-tengah batang penisnya melesak masuk diliang senggamaku.

“ma, berfantasi yuk”

“fantasi apa sih pa, ahhh’'

“tapi janji mama jangan marah ya?”

“akhhh... iyaaa apa pahhh”

“bayangin kalau sekarang ini yang tengah menggenjot mama bukan papa”

“ahhh, gila kamu pahhh”

“enggak mah, papahh seriusss”

“ayo mahhhh, pleasee”

“ahhh ahhh’ siapa pahhh?”

“terserah mama, mama pengen membayangkan siapahh?”

“emmmmhh, tapii janji papah jangan marahhhh, akhhh enak pah”

“iyyyaaa papa janji gak akan marahh ma, jadi siapa orangnya?”

“mmmasss Rahmat pahhh”

“Rahmat yang ketua OSIS angkatan papa itu?”

“iyyya paahhh”

“kenapa dia ma?”

“papah kan tau kalau dulu mama ngefans banget sama mas Rahmattt pahhh”

“jadii mama penasaran bagaimana rasanya ketika bersenggama dengan masshh Rahhmattt pahhh”

“baiklah, kalau gitu bayangin sekarang Rahmat lagi main ke rumah dan kemudian papa tinggal keluar sebab dirumah snacknya habis jadi tinggal mamah sama Rahmat aja di rumah”

“papa pengen tau gimana caranya mamah godain siapa”

“mmmass, Fika tau dulu sebenarnya mas Rahmat ada perasaan sama Fika kan. Namun karena mas gak enak sama mas Budi jadi mas Rahmat pilih mundur. Sekarang, mas Budi sedang keluar, hanya ada kita berdua. Fika merasa bersalah dengan mas Rahmat, jadi mumpung mas Budi keluar, ijinkan Fika untuk bertanggung jawab karena pernah mengecewakan mas Rahmat...”


Memang saat itu aku mengiyakan apa yang mas Budi katakan, namun ketika usia berhubungan badan, dan akal sehatku pulih, aku merasa malu melakukan hal itu dan aku meminta agar mas Budi berhenti seperti itu. Akhirnya, mas Budi mengalah namun tetap saja ketika kita berhubungan badan kembali mas Budi mengutarakan fantasinya yakni ingin aku menjadi seorang dosen dan menjalin affair dengan salah seorang mahasiswaku.

“entahlah mas, namun saat ini aku dengan Rezky gak ada hubungan apapun apalagi perasaan apapun” kilahku.

“dan tidak mungkin juga kan Rezky akan menyukai mama yang seperti ini, dia muda, wirausahawan, dan orang tuanya juga pasti menolak” entah kenapa saat itu aku berujar demikian.

selain itu mas, jika aku memang ingin dengan seorang lelaki, tidak akan dengan cara yang seperti itu mas” tegasku untuk menutupi malu.

“lebih baik mas segera istirahat karena besuk masih harus kerja, aku udah ngantuk gak ada waktu bahas aneh-aneh” tegasku lagi.

Itulah percakapannya terakhir sebelum kemudian aku meninggalkan dia untuk tidur.

Keesokan paginya, seperti biasa beberapa jam sebelum subuh aku sudah terbangun untuk menunaikan Qiyamullail, dan aku menyempatkan diri membuka Instagram, untuk melihat apakah mas Kiky mengirimkan pesan rahasianya.

“mbak, aku kangen pengen peluk”

Pesan yang sangat singkat namun tegas menunjukkan hasrat kerinduan.

“iya, sini pelukk 🤗 balasku

Setelah aku pastikan smartphone dalam kondisi terkunci, maka aku tinggal ke belakang untuk mengambil wudhu. Aku tidak ingin mengambil resiko kecerobohan meninggalkan smartphone dalam kondisi terbuka yang nanti dapat diakses oleh mas Budi.

Setelah beberapa saat aku kembali, ternyata mas Kiky membalas pesan tersebut namun melalui DM dengan akun baru.

“serius mbak, aku kangen mbak Fika pengen meluk, boleh kan?”

Aku tidak membalas pesan itu tersebut karena aku ragu itu adalah mas Kiky. Sebab kita yang biasanya berkomunikasi dengan private instastory, namun kini ada akun baru yang mengirimkan pesan, apalagi pesan itu terkesan ofensif dan lugas. Aku takut, aku curiga ini adalah perbuatan mas Budi yang memancing untuk mencari-cari kesalahanku.

“Sialan” batinku

Maka aku abikan direct message itu. Namun kemudian, mas Kiky seolah menghilang hari itu sama sekali tidak ada kabar apapun darinya hingga malam hari. Karena itu pula seharian itu aku merasa tersiksa, apapun yang aku lakukan terasa tidak nyaman, bukan hanya mas Budi bahkan Nanda pun ikut terkena dampak mood burukku.

Sebelum tidur aku sempatkan mengirimkan private message pada mas Kiky
“sampaikan mas agar aku mengerti”

“agar aku tidak semakin memperburuk keadaan”

“Aku orang yang sangat sensitif terhadap perubahan, sekecil apapun itu”

“Ibaratnya, aku disodorin buku kosong dan tidak diberi clue, tidak diberi perintah harus bagaimana, tetapi disuruh mengisi buku itu”

“apabila ada perubahan dalam diri mas. Aku hanya mengandalkan dari hasil perasaan dan pengamatan”

“Sesulit itu mas, tetapi aku berusaha, agar apa yang aku beri sesuai”

“maafkan aku mas karena tidak mengetahui jika mas memiliki second akun”

“please tolong jangan diam begini”


Sent ...

.
.
.

“Iya mas boleh, peluk aja kan?” Bismillah, aku memberanikan diri membalas pesan itu dan semoga itu memang second akunnya mas Kiky.

Ting

“kalau yang lain mbak?” pesan balasan dari seberang dalam waktu yang singkat.

Aku mengamati mas Budi yang tengah tertidur, dan aku merasa lega karena kulihat smartphonenya ada di atas meja.

“apa mas?” tanyaku

“kiss”

Aku sejujurnya ragu, namun aku takut jika tidak membalasnya padahal aku sudah berjanji saat mengirim private instastory jika aku akan berusaha memahaminya agar dia tidak mendiamkan aku lagi.

“iyaa mas boleh”

“tapi...”
sambungku tidak lama setelah pesan sebelumnya terkirim

“tapi apa?”

“aku takut khilaf mas”
balasku, karena aku sadar bahwa akupun merasakan perasaan yang sama dan bahkan mungkin lebih besar dibandingkan yang mas Kiky rasakan. aku merasakan begitu jatuh cinta, sama seperti yang aku alami dulu saat bersama Dayat, jatuh cinta yang begitu dalam hingga akhirnya aku khilaf, ya aku begitu bernafsu ketika Dayat berhasil memancing gairahku dengan berciuman.

“we'll see” sebuah balasan singkat darinya

“baiklah mas”

Ah, entah kenapa aku tak kuasa menolak apa yang dia mau.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd