Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SALAH SASARAN - Ipar-Iparku yang Ahhh... Sudahlah (NO SARA!)

CHAPTER 32



Saat baru saja selesai berkunjung di rumah mantan bosku, aku juga mengcheck pesan yang masuk di ponselku. Rupanya masih belum ada pesan dari Nira. Aku juga sempat menanyakan padanya, mengenai rencanaku untuk pulang bareng, tapi ia menjawab dengan mengatakan jika suaminya sudah datang 10 menitan yang lalu buat menjemputnya bersama dua orang teman suaminya yang lain.

Ya sudahlah, memang sudah seharusnya aktivitasku hari ini ku close aja dan segera menuju ke rumah buat memejamkan mata dari penak dan banyaknya pikiranku yang sejak tadi amat sangat di ganggu oleh berbagai masalah.

Saat berada di perjalanan tak lupa ku hubungi istriku.

“Assalamualaikum, bunda….”

“Wa’alaikumsalam.”

“Udah di rumah sayang?” begitu tanyaku pada istri di telfon.

“Ini masih ada 2 rumah lagi yang bakal kami kunjungi.”

“Jiah…. kalo ayah sih udah kelar bertamu di rumah Pak Rusli. Ini mau pulang juga malas, mau mampir ke tempat bunda ma yang lain, juga….” belum juga ku lanjutkan istri menyela.

“Pasti males juga. Hahahah bunda tau kok ayah kek gimana. Malas ngumpul-ngumpul apalagi nungguin emak-emak yang lagi ngerumpi”

“Nah itu tau”

“Ya udah kalo ayah belum mau pulang, mampir aja cari kopi atau apa kek…. hehehe jangan ngambek loh ya karena bunda ma dedek lambat pulangnya”

“Iya sayang rencananya gitu, nanti aja lah. Kalo emang males di luar, ayah kayaknya bakal langsung pulang dan tidur aja”

“Iya terserah ayah aja” balas istriku, kemudian ia melanjutkan, “Eh iya, masih sama kak Nira?”

“Gak sih, tadi setelah mengantarnya ayah langsung ke rumah Pak Rusli, pas ayah nawarin buat menjemputnya dia bilang dia udah di jemput ama bang Anton”

“Ohhh gitu”

“Iya…. eh iya, bunda masih sama yang lain kan?” begitu tanyaku.

“Masih sih yah. Masih ama mama, dedek juga,”

“Loh Azizah?”

“Barusan pulang, katanya ngantuk dan gak sanggup buat lanjutin ke dua rumah lainnya”

“Oalah…”

“Ya mungkin karena dia lagi hamil makanya dia cepet capek”

“Iya sih.” balasku. Dan setelah berbasa-basi singkat bersama istri, aku pun menyudahinya dan mengatakan sepertinya aku ingin ngopi dulu sejenak di cafe baru pulang. Istriku sih tidak mempermasalahkan. Toh! Dia juga emang dari awal sudah menyuruhku buat ke cafe biar aku gak ngambek karena lama di tinggal.







Dan yah! Akhirnya di sinilah aku berada. Di sebuah cafe yang menurutku sangat representatif buat ngopi sambil nyantai karena letaknya berada di samping sebuah supermarket yang nyambung dengan sebuah hotel. Aku yakin, yang tinggal di Bandung pasti paham di mana cafe yang ku maksudkan ini yang letaknya di jalan Riau.

Sambil ngopi, sambil ngudud, aku membuka-buka HP buat membunuh sepi. Wong! Aku hanya sendiri, tapi di cafe ini ada 3 orang pengunjung lainnya.

Aku pun tertarik buat melihat story-story WA pada kontak ponselku.

Setelah beberapa saat melihat, tibalah aku pada story yang sepertinya baru di posting. Bukan Story Nira. Hahahaha! Pasti kalian berharap, itu adalah statusnya akhwat bercadar kakak iparku itu bukan? Kalian salah bro.

Yang ku lihat adalah statusnya Azizah.

“Again….” begitu statusnya. Iseng, aku pun mengomentari dengan mengirimnya chat.

“Again apaan dek?” begitu tanyaku.

Cukup lama, barulah ia membalasnya.

“Dimana kak?”

Jiah! Bukannya menjawab, dia malah bertanya lain padaku.

“Nih di cafe ABX” balasku menyebut nama cafe tempatku ngopi. “Kamu belum menjawab pertanyaan kakak, again? Emangnya kenapa denganmu?”

Azizah malah membalas dengan emoticon menangis. Aku malah semakin di buat penasaran. Maka aku kembali mengirimnya pesan, “Loh malah mewek. Emangnya ada apa dek?”

“Ini kak, bang Rafiq. Orang udah lelah habis pulang dari rumah bik Jum, eh pas nyampe rumah bukannya biarin adek beristirahat malah minta jatah. Tapi bukan itu yang bikin adek kesal. Toh! Adek memang tak pernah ada niat buat menolak selama adek mampu”

“Trus yang buat kesalnya dimana?” aku bertanya.

“Belum juga mamenit udah keluar….. kan, sekarang adek malah sulit beristirahat, mana dia udah tepar dan ngorok di kamar, malah ngebiarin adek sendirian buat menurunkan nafsu yang belum adek selesaikan…. gara-gara dia juga kan, kalo dia gak minta jatah kan adek sejak tadi bisa beristirahat”

Oalah!

Eh tunggu…..

Gak dapat kakaknya, mungkin saja untuk sekarang, ku lampiaskan aja kali ke adiknya. Toh, ‘pelangganku’ yang bontot ini, sudah menjadi langganan tetapku alias bakal repeat order selangkangan lagi nih. Hahahaha!

Maka tanpa menunggu lama, aku pun membalasnya dengan, “Mau kakak bantu? Gantiin tugas Rafiq?”

“Mauuuuuuuuuuuuuuu bangeeeeeeeeeetttttt… kakakkkkuuu sayang” jiahhh! Aku langsung nepok jidat pas membaca balasan dari Azizah.

“Hmmm wait” begitu balasku. Aku lantas memikirkan jalan keluar agar bisa ku setubuhi adik iparku lagi. Karena sebelumnya, hanya ia yang mendapatkan orgasme saat kami mengulang perbuatan kami dua harian yang lalu. Tapi tidak denganku, aku malah kentang karena tidak sampai klimaks.

“Kalo kamu keluar sendiri dari rumah, emang bisa?” ku tanyakan padanya buat memastikan kondisi yang ada.

“Bisa kak.” balasnya. “Sekarang adek mau siap-siap aja deh. Lagian dedek di perut bundanya udah kangen ama ayah kandungnya. Hihihih” dasar!

Aku pun semakin memeras otakku buat berfikir cemerlang. Dan yah! Akhirnya ku putuskan untuk mengajaknya ke hotel saja, toh, hanya hotellah tempat yang paling aman buat berasyik masyuk dengan adik iparku dengan sebebas-bebasnya tanpa ada gangguan seperti sebelumnya.

Pas juga, tempatku nongkrong, di sebelahnya ada hotel yang lumayan bagus.

Tanpa menunggu lama, aku pun bergegas ke sebelah setelah menyelesaikan pembayaran bill minumanku pada kasir di depan sana.

Setelah itu, aku ke resepsionis hotel, sedangkan mobil masih ku parkir di basemant di bawah supermarket, toh! Aku juga tak berniat untuk seharian di hotel, mungkin dengan cara short time aja meski pembayaran di hotelnya tetap terhitung full time 24 jam.









Sesampainya di kamar, ku rebahkan tubuhku di kasur sambil menonton televisi. Dan begitu ku tengok jam pada dinding, rupanya sudah jam 4 sore lewat dikit. Hingga kemudian aku dikejutkan dengan getar di ponselku.

Drrttt……!

Sebuah notifikasi chat WA. Kubuka WA, rupanya dari Azizah yang menanyakan nomor kamarku. Aku pun menyebutkannya.

Azizah?

Betapa senang hati ini, kami bakal melanjutkan petualangan gila kami saat ini.

Tak begitu lama, pintu di ketuk dari luar.

Segera tanpa membuang banyak waktu aku menuju ke pintu dan membukanya. Tampak lah Azizah di depan pintu dengan wajahnya yang masih berniqab.

Hasrat dalam diriku menginginkan aku segera menarik dan memeluknya.

Aku pun menariknya segera buat masuk.

Setelah itu, ku tutup pintu, menguncinya, dan kini, adik iparku tak lagi bisa lari. Masih dalam penguasaanku, ku angkat niqabnya dan….

Ku kecup bibirnya. Bukan lagi mengecup tapi mengecap, menikmati inci demi inci lekuk bibir mungil adik iparku ini.

Beberapa kali bibirnya dengan intensitas semakin liar, hingga akhirnya jadilah kami saling melumat dengan buas di belakang pintu kamar yang telah tertutup rapat.

“Mhhpppphhhh….. ssllrrppp……”

Suara dari rongga mulut yang berpadu dengan liur dan permainan lidah memenuhi kamar hotel ini. Kedua tanganku memegang samping kepalanya sedangkan Azizah merangkul pinggangku dengan erat. Niqabnya seharusnya menganggu proses ini, tapi aku tak peduli. Ku biarkan saja lembar kain tipis itu menggantung, menengger di wajah kami yang lagi menyatu dalam peraduan dua bibir yang saling memuaskan ini.



BERSAMBUNG CHAPTER 33
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd