Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Satu Malam Bersama Ratu Gelembung

loveislie

Suka Semprot
Daftar
3 Jun 2018
Post
17
Like diterima
428
Bimabet
Halo semua salam kenal. Mohon izin, saya seorang pemula dalam hal menulis cerita membagikan cerita karangan saya, semoga berkenan dan bisa dinikmati. Sebelumnya, saya sampaikan disclaimer dulu ya:
  • Cerita ini murni fiksi dan berasal dari imajinasi penulis.
  • Cerita ini tidak bermaksud menyudutkan atau menjatuhkan nama baik siapapun
  • Apabila cerita ini dirasa meyinggung pihak yang namanya disebut dalam cerita ini, penulis bersedia jika cerita ini dihapus
Demikian, semoga dapat menjadi perhatian. Selamat menikmati.......Oh iya tersedia bonus episode jika cerita ini ramai ^^v

Satu Malam Bersama Ratu Gelembung



Prolog

"Jadi gimana nih, Pak? Kita belum milih model buat set sportswear baru yang rilis bulan depan?" tanya kepala marketing kepadaku.

Mendengar pertanyaannya, kepalaku yang sedari tadi terpaku ke layar ponsel mendongak.

Sebelum aku sempat menjawab, kepala marketing yang masih cukup muda itu mengungkapkan keluhannya. Katanya, respons dari perilisan set sportswear sebelumnya tidak sesuai harapan.

"Banyak yang komentar kalau sportswear kita kurang hot, Pak. Padahal dari tim desain sudah merancang mode terbaru yang terinspirasi tren luar. Tapi kalau menurut kami dari marketing, mungkin permasalahannya di modelnya, Pak. Kurang bisa menonjol gitu," ujar dia.

Aku setuju dengannya. Model yang kami pakai kemarin memang terlalu kalem. Bentuk badannya pun bukan yang sintal, padahal orang-orang di sini lebih terpikat pada body bahenol.

Dada membusung, bokong kencang, dan wajah yang dihiasi bibir tebal. Ya, seperti itulah yang diharapkan dari model sportswear. Sosok yang menjadi simbol tubuh ideal.

Tunggu...bahenol? Aku teringat sesuatu. Kubuka lagi aplikasi Instagram. Aku scroll tab explore hingga muncul sosok yang tadi sempat membuatku menelan ludah sebelum si kepala marketing ini menyambangiku.

"Kalau ini bagaimana?" tanyaku sembari menyodorkan ponsel ke kepala marketingku.

Sambil memandangi layar ponselku, pria yang masih berusia awal 30-an itu bergumam: "Selera bapak boleh juga,"

"Oke, hubungi manajernya ya. Kita jadwalkan sesi pemotretan. Kalau bisa minggu depan beres. Jadwal rilis kita udah mepet soalnya," kataku sembari tersenyum simpul.

Kepala marketingku mengangguk dan pamit undur diri. Tak lupa ia kembalikan ponselku yang masih membuka profil dari selebgram yang tengah naik daun: Monica Ardhea.

Gelembung itu bulat

"Cekrek-cekrek....cekrek-cekrek...cekrek-cekrek...." suara kamera bergema berulang-ulang di studio pemotretan ini. Di depanku Monica dengan lihai berpose, memakai setelan pakaian olahraga yang didesain untuk menonjolkan kesintalan tubuh pemakainya.

Aku menelan ludah, dan kuyakin semua laki-laki di dalam studio ini juga berpikiran sama. Namun, aku harus lebih sigap untuk mengamankan targetku ini.

Sudah bukan rahasia lagi jika dunia selebritis, entah itu TV atau media sosial, lekat dengan urusan perlendiran. Maka ketika aku memutuskan memakai jasa Monica Ardhea sebagai model sportswear perusahaanku, aku sebenarnya juga mengincar kesempatan untuk menikmati tubuhnya.

Tubuhnya yang sintal dan pose-pose foto serta konten-konten videonya yang jelas menjual keseksian, membuatku yakin bahwa ada servis plus-plus yang bisa ditebus. Tentu saja semua itu butuh modal dan kesempatan.



Meski usiaku kini menginjak kepala empat, namun gairah seksualku tidak pernah turun. Justru semakin membuncah hingga membuat istriku kewalahan dan memaklumi jika pada akhirnya aku harus mencari lubang lain untuk menyalurkan birahi.

Monica adalah sosok yang membayangi fantasiku belakangan ini, dan hari ini aku harus bisa mengamankan tubuh semoknya yang akan menjadi pemuas nafsuku.

Sesi pemotretan usai. Setelah basa-basi dengan kru yang bertugas aku mulai melancarkan aksiku. Kuhampiri Monica yang duduk sendirian dan sedang memperhatikan ponselnya.

"Halo Monica...makasih ya udah mau jadi model kita. Cakep banget tadi hasil fotonya...harusnya aku pilih kamu aja ya jadi model buat set yang kemarin," kataku sembari menyodorkan segelas jus jeruk.

"Ah makasih Om..." Monica menerima jus jeruk itu dan meneguknya. Mataku tak lepas mengikuti gerakannya. Bibir tebalnya yang menyucup ujung gelas, tenggorokannya yang naik-turun, hingga bulir keringat di atas dadanya yang separo terbuka.

Monica menangkap arah mataku, dan ia langsung paham bahwa percakapan ini bukan sekadar basa-basi. Ada servis lain yang kuinginkan darinya.

"So..setelah ini ada project lain enggak Om? tanya Monica.

Kusodorkan ponselku ke arahnya. "Sementara aku butuh masukan sih, kamu kan sering work out, mungkin bisa kasih saran buat desain baru," ujarku.

Tentu saja omongan soal desain baru itu hanya alibi agar orang lain tak curiga. Di layar ponselku, terbuka aplikasi notes yang sedang dibaca Monica.

"Are you free tonight? Meet me at xxxx room xxx. I have something for you," tulisku.

Tanpa permisi, ia meraih ponselku dan mengetik sesuatu di bawah pesan yang kutulis. Sebelum aku sempat membacanya, Monica sudah berdiri dan berpamitan.

"Thanks ya Om...kalau ada project baru kabarin aku yaa," kata Monica.

Kubaca pesan yang ia tulis di ponselku. Senyum mengembang di bibirku, dan kurasakan desir-desir darah mengalir cepat ke seluruh tubuhku.

"Sure...sampai jumpa nanti Om <3"

Buih-buih birahi

Aku dan Monica duduk di ranjang hotel. Aroma sabun menguar dari tubuh wanita sintal di sebelahku ini. Untuk beberapa saat tak ada yang berbicara, kami hanya menunduk, menghitung mundur dalam hati, detik demi detik sebelum libido memuncak dan mengambil alih kendali raga kami.

Lalu momen itu tiba. Kuhela napas dalam dan memandang wajahnya. Ia tersenyum, aku tersenyum, dan tanganku bergerak merayapi pahanya yang terbungkus bathrobe. Kujamah tubuh yang selama ini hanya ada dalam mimpiku.

Tanganku bergerak semakin naik, hingga mencapai tujuanku. Gunung kembar menjulang yang masih terbungkus kain putih. Kuremas pelan, kupilin putingnya dari luar bathrobe, kunikmati susu empuk idamanku itu.

Monica mendesah tertahan. Tangannya tak tinggal diam. Ia merangkul leherku, menarik tubuh kami semakin rapat. Kuremas semakin keras dadanya, dan lenguhan jelas keluar dari bibir seksinya.

"Ahh Om...iyahhh remesin...kencengin lagi remesnya...terus kencengin lagi sayaaaangg. Arghhh...ahhh..ahhh.ahhhhh..hhh.hhh..."

Aku tak tahan. Kupagut bibir tebalnya itu. Lidah kami bertautan, saling melumat, menyedot. Kugigit bibir bawahnya. Ia balas menyedot dalam lidahku. Slurrp...slurpp...slurrpp. Kami saling bertukar ludah, dan tanganku semakin keras meremas-remas toket biadabnya.

Ciuman panas itu berlangsung beberapa menit. Monica yang semakin terbawa birahi meremas leherku, mengacak rambutku. Ia mainkan kedua puting susuku dengan jari-jari lentiknyaa. Kini giliran aku yang mendesah. Monica melepas ciumannya lalu mendorongku rebah di kasur. Ia singkap bagian atas bathrobeku, dan menindihku.

"Ehemm..shhh.ahhh..***ntian aku cumbuin ya Om". Lidah Monica turun menjilat puting kananku, sedang tangan kanannya asyik memainkan puting kiriku. Jilat-pilin, jilat-pilin, jilat-pilin. Kombinasi serangannya membuat desahanku semakin tak terkendali.

"Ohhh sayangg...enak bangett sayangggg. Gigit putingku bebb. jilatin... mainin," kataku meracau.

Menuruti permintaanku, Monica mulai menggigit-gigit kecil putingku, bergantian kiri dan kanan. Lidahnya berputar-putar memberikan rangsangan tambahan, dan perlahan kejantananku tegak berdiri, menyodok paha Monica yang menindihku.

Monica merasakan itu. Ia hentikan serangannya pada putingku. Lalu dengan perlahan, ia menjilat dadaku, turun ke pusar. Ia lepaskan tali bathrobe di pinggangku. Tangannya merambat turun hingga ke pahaku. Kepalanya tepat menghadap kejantananku.

Monica terpaku. Aku melihat matanya terbeliak melihat penisku yang tegak berdiri. Dengan panjang dan diameter melebihi rata-rata pria Indonesia, pusaka inilah yang membuat banyak wanita tak bisa lepas dari pelukanku.

"Ihhh gede banget Om...Uratnya keliatan lagi..ehmm Monica ngicip yaa". Tanpa menunggu jawabanku, si selebgram binal itu mengecup kepala kontolku. Perlahan, ia membuka mulutnya dan menelan centi demi centi batang kejantananku. Aku melenguh merasakan kehangatan mulutnya. Ia mencoba menelan kontolku seutuhnya namun tak bisa. Kontolku mentok di kerongkongannya. Bibir tebalnya masih belum mencapai pangkal penisku.

Namun, Monica tak berhenti beraksi. Lidahnya membelit batang kontolku yang terjebak di mulutnya. Ia naik turunkan kepalanya dan sesekali menyedot kepala kontolku dalam-dalam, lalu menelan penisku hingga mentok. Hentakan kontol dan kerongkongan terdengar jelas di kamar ini, membuatku yang sedari tadi pasif tak tahan lagi.

Kupegang erat kepala Monica dengan kedua tangan. Kupaksa ia menelan kontolku hingga mentok, lalu kulepas, begitu berulang-ulang. Kemudian aku berdiri sambil masih memegang kepalanya dengan dua tangan. "Buka mulut yang lebar sayang" kataku.



Monica menurut. Ia kini bersimpuh di hadapan kejantananku. Mulutnya mangap lebar, dan liurnya menetes di leher dan dadanya. Pelan-pelan kudorong kontolku memasuki mulutnya, centi demi centi. Monica mencengkeram erat pahaku, namun aku tak peduli, terus kudorong kontolku hingga hampir tertelan sepenuhnya. Kulihat mata Monica mendelik, tangannya menepuk-nepuk pahaku, tapi aku semakin bernapsu. Dengan satu sentakan terakhir kupaksa ia menelan kepala hingga pangkal kontolku.

"Gurghh..gurgghhh.gurgghhh...gurghghhh". Kunikmati ekspresi Monica. Wajahnya yang memerah. Matanya yang mendelik-delik panik, tangannya yang semakin liar menepuk pahaku, dan kehangatan mulutnya. Gag reflex-nya yang berusaha mendorong kontolku keluar, terasa seperti pijatan-pijatan lembut.

"Jadi begini rasanya ngentotin mulut selebgram yang jadi bacol banyak orang," batinku.

Ketika kurasa cukup, kutarik kontolku keluar dan kulepaskan pegangan tanganku di kepala Monica. Ia tersedak-sedak dan memegangi lehernya. Wajahnya masih merah dan air mata serta keringatnya bercucuran. Rambutnya kini acak-acakan.

"Ohokk..ohokk.ohokkk...hahhh.hhaahhh.haahhh....anjinggg gede banget sih Om kontolnya. Mau mati rasanya...ohokkk.ohokk...hahh.hhahh," keluh Monica.

Tapi kamu suka kan, jawabku. Ia tersipu sambil masih terbatuk-batuk. Kuelus kepalanya dan kubelai rambutnya. Tak lupa aku mendaratkan ciuman-ciuman kecil di ubun-ubun, dahi, hidung dan pipinya. Monica perlahan bergerak membelakangiku. Pantanya diangkat tinggi-tinggi, sedang kepalanya rata menempel di kasur. Tangannya membuka lebar kedua pahanya. Memperlihatkan vagina dan lubang anusnya yang menggoda.

"Om...masukin sekarang yaa..Monica udah enggak tahann...pengen disodok sama kontol gede Om...pengen dientot...aku pengen dikenthu Om...". Monica yang semakin birahi mulai memperlihatkan sifat binal wanita Jawa dalam dirinya.

Namun, aku tak ingin buru-buru. Malam masih panjang dan selebgram binal ini harus mengakui keperkasaanku. Aku ingin membuatnya ketagihan hingga merelakan dirinya menjadi budak seks yang siap melayaniku kapan saja. Kuraih pantat Monica dan kubuka lebar. Langsung kucaplok memek dan lubang boolnya. Ia terpekik terkejut.

"Aughhh Om...diapain lagi iki memekku...ahhh aku uwes becek Om...enggak usah dijilat...auhhh.ahhh.ahhh.hhhhh.aahhhh....langsung dikenthu wae Om...aku pengen disodok...aku pengen dientott..araghhhhh". Tak kuhiraukan rintihan Monica. Kujilat naik turun dari sunhole sampai ke miss v-nya. Kusedot-sedot memeknya yang semakin banjir. Puncaknya, kugigit kecil itilnya yang menonjol seperti kacang itu.

"Ahsuuuu....enakk...enakk.ahhh...ahhh....iki memekku diapakne Om...ahhh..ahhh.ahhh...lonte...enak banget Om". Berbagai pisuhan keluar dari mulut yang baru saja kusodok kontol itu. Tubuh Monica bergetar. Tangannya semakin erat mencengkeram kasur hingga seprainya berantakan tak karuan. Namun, aku belum berniat mengakhiri seranganku. Kuludahi jari tengah tangan kiriku, lalu mulai kubelai lembut lubang pantat Monica yang berkedut-kedut. Perlahan aku colok-colok boolnya. Kutekan-tekan, kubelai, kupijat, kubuat lubang pembuangan itu siap dipenetrasi. Monica menyadari seranganku di lubang pantatnya. Ia mencoba mencegah jariku melakukan penetrasi.

"Hhh..hhhh..hhh...Om jangan Om...pantatku mau diapain Om...jangan di situ...aku enggak mau dia--ARGGHHHHHH". Sebelum Monica menuntaskan omongannya, kutusukkan dua jari tangan kananku ke memeknya. Aku sodok keluar masuk. Aku tekan-tekan G-spotnya. Monica yang semakin lemas tak mampu lagi mencegahku menusuk boolnya. Blesss, jari tengah tangan kiriku akhirnya berhasil menyodok lobang pantatnya. Kuputar-putar, kukorek-korek, dan di saat yang sama tangan kananku tak berhenti menyerang memeknya.

Tubuh Monica menggelinjang hebat, berkelojotan menerima serangan di dua lubang bawahnya. Mulutnya meracau semakin tak terkendali. Sumpah-serapah keluar dari bibir lacurnya, membuatku semakin bernafsu mengerjainya. Ya, inilah yang kumau. Wanita bertubuh sintal dengan wajah binal, dan mulut kotor yang cocok dijejali kontol. Inilah wanita yang cocok menjadi lonte pribadiku.

"ARGHHHHH....ADUH...ADUH...ADUH...OMMM.ARGHHH....SILITKU DIAPAKNE OMMM...SILITKU DIAPAKNE....ASUUU...KONTOLLL...SILITKU KOK DISODOK-SODOK...LONTEEE...ARGHHH...MEMEKKK...ENAK BANGETTT ASUUU,"

Aku tak memberi ampun pada Monica. Aku berniat menghajarnya dengan kenikmatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Clok..Clokk.Clokkk.Clokkk. Suara jariku bertemu memeknya yang banjir memenuhi ruangan. Tak lama kemudian, pertahanan Monica mulai jebol. Badannya menegang, jari kakinya ditekuk kaku, dan kepalanya mendongak menampakkan urat-urat leher dan kepala yang bertonjolan. Kupercepat kocokanku hingga akhirnya jebol juga pertahanan Monica.

Mulutnya menganga dalam teriakan tanpa suara. Bola matanya terbalik. Seluruh tubuhnya tegang. Kuhentakkan dalam-dalam jari-jariku yang ada di memek dan boolnya, lalu kucabut di saat bersamaaan.

"Bruutt..bruttt..brutttt...bruttt....prrhhtt...prhhhttt....prrhhthtttt". Monica orgasme dari kedua lobangnya. Memeknya muncrat-muncrat menyemburkan cairan cinta, squirting yang membuat seprei di bawahnya basah kuyup. Lobang boolnya yang baru pertama kali dipenetrasi, tak kuasa menahan gelombang kenikmatan hingga turut terkentut-kentut bersamaan dengan orgasme bertubi-tubi yang melandanya.

Selama beberapa saat, Monica kehilangan kendali atas tubuhnya. Surga dunia menghampirinya dan membuat badannya seolah tak bertulang. Kupandangi tubuh yang berkelojotan itu dengan puas. Satu lagi wanita masuk dalam koleksi, batinku. Tubuh Monica ambruk begitu gelombang orgasme berlalu. Memeknya banjir. Punggungnya bergerak naik turun, dan mulutnya terengah-engah mencari napas. Ia kemudian membalikkan badannya, toket brutalnya naik turun dalam gerakan yang menghipnotis.

"hhhh....hhhhh.hhhh...hhh....edan...aku mbok apain Om sampai banjir gini....enak banget sumpah...huft..huft...huft....sampai muncrat-muncrat....istirahat dulu ya Om...masih lemes banget aku," kata Monica dengan mata separo terpejam.

Aku tersenyum. Justru inilah saatnya aku beraksi sayang, batinku. Kudekati tubuh Monica yang telentang terengah-engah. Kulebarkan kedua pahanya. Monica yang separuh kesadarannya masih di awang-awang hanya bisa pasrah. Namun, ketika kuposisikan kepala kontolku di lubang memeknya, ia mulai bereaksi.



Eh...ehh...jangan dimasukin sekarang Om...., katanya. Please Om....lima menit lagi deh...Monica masih lem--EEUUGHHHH SHITT..FUCKKKK....ASUUU...KONTOLLLL, Monica melolong ketika kusodokkan kontolku ke memek beceknya. Kudiamkan sejenak, lalu kudorong seluruh batang kontolku dalam satu sentakan. Monica meraung. Dadanya membusung. Permainan ini baru dimulai sayang, kataku.

Kugenggam pinggang Monica lalu mulai kugerakkan kontolku keluar masuk memeknya. Aku sengaja tidak langsung tancap gas. Kubuat Monica merasakan hentakan-hentakan kuat dan dalam. Heugh....heughhh...heughhh....Ia mulai mendesah...vaginanya semakin rapat menjepit kontolku...ughhh. Kusodok Monica dalam tempo itu selama beberapa menit sebagai pemanasan. Setelah itu, kuraih kakinya dan kulebarkan. Kugunakan kedua tanganku untuk menahan tubuhnya. Dalam posisi ini, Monica tak punya pilihan lain selain pasrah.

Sodokanku mulai kupercepat. Cplookk cplook cplook cplookk cploook. Suara kelamin kami yang beradu bersahutan dengan desahan-desahan yang keluar dari bibir. Jepitan memek Monica begitu legit. Vaginanya kurasakan mengempot kontolku. Kusodok semakin keras, semakin cepat. Payudaranya yang membusung bergerak tak karuan. Kuraih dua buah susu super itu lalu kuremas-remas. Kumainkan kedua putingnya sambil menyodoki memeknya. Monica melenguh-lenguh, tubuhnya kembali mendaki tangga kenikmatan.

Kukenyot bergantian toketnya. Kugigit-kugigit. Kubuat cupang-cupang sebagai bukti bahwa Monica Ardhea sudah takluk olehku. Nafsuku semakin memuncak dan kontolku semakin keras menghajar memeknya. Aku tak tahan lagi, kucengkeram lehernya dengan kedua tanganku. Monica yang terkejut megap-megap. Mulutnya mangap mencari udara. Saat itulah kuludahi mulut perek binal ini berulang-ulang.

"Suka kamu dientot kasar gini hahhh...juuhh...juhhh...juhhh...!!??"

"Augh...aughhh...iyaa Om...Monica suka....Monica suka dientot...Monica doyan kontol...Monica pengen dikenthuni Om...dikenthu kontol gede...Oughhh"

"Doyan kontol kowe hah? Seneng dikenthu kontol gede, iyo? Nyoh rasakno iki, enak to dikenthu kasar...lonteee...seneng dikenthu kasar iyo?"

"OUGHHHH....IYOOO OMMMM...AKU LONTEMUUU SAYANGGG...KENTHU AKU....ENTOT AKU...KONTOL...KONTOLLL..KONTOLLLL....KONTOLLLMUU GEDEE SAYANGG AKU KETAGIHANN...ASUUU..ENAAKKK KONTOL GEDEEE....PEJUHI AKU SAYANGGG...AKU PENGEN PEJUH..."

Seks brutal ditambah kata-kata kasar yang saling kami lontarkan membuatku semakin beringas. Kutunggangi tubuh montok Monica sejadi-jadinya. Ia pun meraung semakin tak terkendali. Beberapa menit kemudian, kurasakan sperma mulai mengalir dari zakar menuju batang kontolku. Kutindih tubuh Monica, dada kami saling menempel, mulut kami berpagutan, dan jemari kami saling menggenggam. Lalu puncak itu tiba. Punggung Monica melengkung hingga dada kami berhimpitan, ia melolong seperti aku yang juga meraungkan puncak birahiku.

"HOUOOHHHHH...RASAKNO PEJUHKU IKI LONTEEEE!!!". Kuhentakkan kontolku hingga mentok ke mulut rahimnya. "ARGHHHHH AKU KELUARRR SAYANGGGG". sahut Monica sembari kedua tangannya mencengkeram punggungku.

CROOOTT..CROOOOT..CROOTTTTT....CROOOTTTTT....CROOOTTTT....CROOTTTTTT

Tubuh kami terkunci. Memek Monica mengempot dahsyat sedang kontolku membalas dengan menyemburkan sperma kental berulangkali. Kami benar-benar menggapai puncak kenikmatan, seluruh cairan tubuhku serasa tersedot dan kutumpahkan ke rahim Monica.

Beberapa saat kemudian, gelombang kenikmatan itu memudar. Tulang-tulangku serasa dilolosi dan aku ambruk menindih Monica. Kami sama-sama terengah-engah, seolah baru saja berlari maraton. Pendingin ruangan di hotel ini sudah tak berasa lagi. Tubuh kami bersimbah peluh dan kuah-kuah cinta.

"Enak banget Om...aku lemes...huftt..huftt," kata Monica.
"Kamu juga enak banget sayangg....Om gak kuat bangun nih haha," balasku.

Ya udah sini kupeluk, jawab Monica sambil merapatkan tubuh kami. Dadanya yang montok menjadi bantal empuk bagi kepalaku. Helaan-helaan napas menjadi sunyi ketika kami terlelap sambil beperlukan. Sedangkan di bawah sana, kelamin kami masih meneteskan cairan cinta.
 
Terakhir diubah:
Lnjuttttttknnjj
siap suhu
Monica siapa sih ini
cek Instagramnya hu, Monica Ardhea
Ada yang baru.
selamat datang hu, semoga suka ceritanya ya
Mantap hu, ane juga follow nih ig nya, mantap banget memang
Bener hu, ugh konten-kontennya emang bikin puyeng kepala bawah haha
Bagus nih ceritanya, semoga di lanjutin dengan beberapa selebgram lagi
Siap, terima kasih hu. Rencananya mau saya habisin dulu nih si Monica baru ganti selebgram (kalau ada ide lagi)
 
Mantap nih cewek emang dah lama follow ig nya , lanjutkan gan kalo bole request bisa ada versi incest nya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd