Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 69 21,0%
  • Indah

    Votes: 42 12,8%
  • Vera

    Votes: 21 6,4%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,3%
  • Azizah

    Votes: 127 38,7%
  • Natsu

    Votes: 9 2,7%

  • Total voters
    328
SG 78 – A Difficult Consideration


“Ahhh”, aku mendesah puas sambil mendorong penisku dalam-dalam ke vagina Yollie lalu menyemburkan banyak cairan spermaku di dalam lubang kenikmatannya itu.

Ini adalah orgasmeku yang kedua di siang hari ini setelah sesi farming-ku bersama Yollie dan Vera di dalam dream room.

Setelah beberapa saat, aku mencabut penisku dari dalam vagina Yolie sehingga cairan spermaku sampai meleleh keluar membasahi ranjang yang telah menjadi saksi atas pergulatan panas kami tadi.

Kulihat Yollie sudah sangat lemas setelah beberapa kali mendapatkan squirt dan orgasmenya bersamaku. Nafasnya terlihat tersengal-sengal dengan kepalanya yang terkulai lemah menyamping.

Vera juga kulihat sedang berbaring di samping Yollie dengan posisi menyamping sambil menatapku sayu.

“Ah enak banget sayang-sayangku.. makasih.. nanti malem lanjut lagi boleh?”, ujarku puas kepada kedua budakku ini.

“Eh? Nanti malem lagi?? Udah cape banget sayang..”, Yollie tersentak kaget dan langsung memprotesku.

“Ini belum seberapa mba Yol.. biasanya mas Reza bisa lebih tahan lama dari ini. Tapi nanti malem sama Indah juga kan mas?”, kata Vera lirih di sebelahnya.

Aku tersenyum dan menjawabnya,

“Iya.. nanti mas minta tolong ke Indah juga”, ujarku kepada Vera seraya tersenyum. Lalu aku menoleh ke arah Yollie dan berkata,

“Tenang aja sayang.. kalau kamu terbangun nanti, justru tubuhmu akan terasa segar bugar dan penuh energi. Kamu malah harus beraktifitas aktif supaya nanti malam kamu bisa cepat tidur lagi.. Tadi aku membuatmu tidur dengan perintah ‘lull’. Jadi mungkin kamu baru akan terbangun sekitar 4 jam lagi”, kataku pada Yollie.

“Sekarang aku akan menjemput Lia, Indah dan Adrian. Sekalian mau menjenguk mas Teguh di rumah sakit. Kamu istirahat di rumah aja nemenin Vera ya?”, lanjutku.

“Ok”, jawab Yollie singkat.

“Ya udah aku bangun dulu ya.. Abis itu mandi dan langsung pergi menjemput mereka”, kataku yang dijawab dengan anggukan oleh kedua wanitaku ini.

Aku menonaktifkan perintah ‘dream connection’ lalu membuka mataku. Seperti yang kukatakan kepada Yollie tadi, setelah sesi panas di dalam dream room, aku merasakan tubuhku segar bugar.

Refleks, aku langsung mengecek statusku dan menemukan atribut str-ku sudah menjadi 40 poin. Berarti sesi panasku tadi bersama Vera dan Yollie hanya menambahkan 1 poin str.

“Hahhh”, aku menghela nafas pasrah karena menyadari beberapa hari ke depan akan menjadi hari-hari yang melelahkan namun menggairahkan. Aku berusaha meningkatkan semangatku dengan membayangkan bisa bercinta bersama ketiga budakku nanti malam.

Kemudian aku langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Setelah mandi, aku berganti pakaian lalu keluar dari dalam kamar. Aku sedikit terkejut ketika melihat Vera sedang duduk menungguku di ruang tengah. Ia tersenyum manis lalu berdiri dan berjalan menghampiriku. Kemudian Vera memelukku manja seraya berkata,

“Mas mau pergi sekarang?”, tanya Vera masih sambil memelukku.

“Iya.. kamu gak mandi dulu?”, tanyaku balik sambil membalas pelukannya.

“Pengennya sih gitu. Tapi kan baju Vera di rumah semua”, jawabnya lesu.

“Oh iya, ya udah mas ambilin.. kamu mau pake baju yang mana? Mas pilihin sembarang aja ya”, ujarku.

“Gak usah mas.. nanti Vera minta tolong sama Kopral Lusi aja buat bantuin Vera. Sekalian ambilin baju juga buat mba Yollie”, jawabnya.

“Ya udah kalo gitu.. mas langsung berangkat ya”, kataku berpamitan kepada Vera.

“Iya mas hati-hati”

Lalu aku keluar dari rumahku dan masuk ke dalam mobilku. Sambil menunggu mesin mobilku panas, aku mengirimkan pesan kepada Lia,

A : Sayang.. rencana kita berhasil.. Rudy Zhao sdh berhasil aku kendalikan.. Aku sekarang mau jenguk mas Teguh dl di rmh sakit.. sore nt, kalian ak jemput

Aku menunggu beberapa saat sebelum Lia membalas pesanku.

L : Alhamdulilah.. syukurlah rencana km brjalan lancar. Ok.. km jemput Indah sama Adrian dan bawa mereka plg.

Aku terkejut setelah membaca pesannya itu. Namun sebelum aku menanyakannya, Lia mengirimkan pesannya lagi.

L : Malam ini ak mau nginep di rmh Ita, temenku.. Abis itu besoknya, mungkin aku tidur dulu di rumah Alvin552 (eh salah.. maksud ane ‘di rumah ibu’- TS). Tlg beri aku beberapa hari utk berpikir. Aku sdg mencoba memahami semuanya dulu..

Aku langsung menghela nafas panjang dan mendadak lesu. Aku tidak tau bagaimana harus menjawab pesannya ini. Beberapa kali aku mencoba menulis, tapi aku hapus lagi sebelum mengirimkannya.

Akhirnya setelah beberapa saat memikirkan kata-kata yang tepat, aku mengirimkan pesan balasanku kepadanya.

A : Baiklah Li.. aku mengerti.. btw, aku berencana menjalankan rencanaku dan pergi ke HK dlm waktu dkt.. bisakah km berada disisiku sebelum itu? Aku membutuhkanmu Li.. please, aku sungguh2 sangat mencintaimu dan gak mau kehilangan km..

L : Aku tau Za.. aku sdh mengerti kondisi km.. tapi aku masih belum bisa menempatkan diriku sendiri bersama wanita-wanita lain yang ada disisimu skrg.. beri aku sdkit waktu, mungkin seminggu, aku akan memberimu jawaban atas keputusanku..

A : ok aku akan menunggumu, Li.. nanti setelah semua ini berakhir, aku berjanji akan melakukan apapun yg kamu mau.. I will always love you, Lia Rahayu..

L : iya.. kamu juga pasti sudah tau betapa besar cintaku padamu za..

Setelah pesan Lia itu, aku tidak membalasnya lagi. Aku tidak tau harus mengatakan apa lagi. Aku kembali mengambil dan menghela nafas panjang. Aku tau, semua ini pasti sulit untuk Lia. Makanya aku setuju memberinya waktu untuk menenangkan pikirannya dan berharap ia akhirnya bisa menerimaku lagi.

Setelah termenung cukup lama, aku lalu mengendarai mobilku dan pergi menuju rumah sakit tempat mas Teguh dirawat.

..

Aku menjenguk mas Teguh di sebuah rumah sakit militer yang ada di pinggiran kota J. Kondisinya sudah membaik dan dokter juga mengatakan akan mengizinkannya pulang dalam waktu dekat. Aku menceritakan padanya tentang kejadian di rumah Bramono dan tentang keberhasilan kami bisa mengendalikan Rudy Zhao.

Kulihat ia jadi lebih bersemangat setelah mendengarkan ceritaku. Malah ia langsung menanyakan kapan waktunya kami harus berangkat ke HK. Awalnya aku mengatakan kepadanya, kalau memang mas Teguh masih belum fit, aku akan pergi ke HK bersama dengan Bramono dan Letnan Geri.

Tapi mas Teguh tetap bersikeras untuk menemaniku ke HK. Rencananya memang masih sekitar 2 minggu lagi aku akan berangkat ke HK untuk menjalankan rencana akhirku. Dan mas Teguh mengatakan bahwa ia sudah akan pulih sebelum keberangkatan kami itu. Akhirnya aku hanya bisa menyerah dan mengizinkannya untuk tetap ikut bersamaku nanti ke HK.

Aku berada di rumah sakit tempat mas Teguh dirawat itu selama kurang lebih 1 jam. Setelah itu, aku izin pamit kepadanya untuk menjemput Indah dan Adrian dan membawa mereka pulang ke kota B.

Ketika aku sudah sampai di safe house tempat Adrian kusembunyikan, Lia sudah tidak ada disana. Indah mengatakan bahwa kakaknya tadi sudah pergi naik taksi untuk menuju rumah temannya. Indah juga sudah diceritakan oleh Lia tentang keberhasilan misi kami tadi pagi dan juga tentang rencana Lia beberapa hari ke depan.

Aku hanya bisa tersenyum pasrah. Indah juga tidak berkata apa-apa lagi. Tapi aku tau, ia juga merasa bersalah kepada Lia dan mungkin juga sedang mempertimbangkan tentang hubunganku dengannya saat ini.

Aku sendiri tidak tau harus bagaimana. Aku sadar bahwa hubunganku dan Indah adalah sebuah kesalahan. Berawal dari aku yang sudah gegabah dan tidak memikirkan masak-masak ketika aku menjadikannya target slave-ku. Kemudian berlanjut dengan sesi-sesi ‘training’-ku dengannya.

Dan harus kuakui semenjak bersama dengan Indah, bahkan sebelum aku berhasil menjadikannya sebagai budakku, aku sudah sangat menyukai momen-momenku dengannya. Bahkan aku sesaat seperti melupakan rasa dendamku yang sebelumnya sangat menggebu-gebu di dadaku.

Terlebih setelah Indah berhasil kutaklukkan dan memulai hubungan terlarangku dengannya di dalam dream room, aku merasa Indah lah yang membuatku tetap bisa berfikir jernih dan tetap bisa mempertahankan jati diriku yang sebenarnya.

Tanpa adanya Indah, aku yakin kepribadianku pasti sudah berubah akibat sistem yang kumiliki saat ini. Mungkin saja aku sudah menjadi seorang yang haus seks dan tenggelam dalam dendamku. Aku mungkin sudah tidak mempedulikan hal-hal lain di sekitarku, dan hanya mempunyai keinginan untuk memiliki sebanyak-banyaknya budak wanita untuk memuaskan nafsu hewaniahku.

Kalau sudah begitu, dapat kupastikan aku akan kehilangan semua hal indah yang kumiliki sekarang. Cinta Lia, hati nuraniku, persahabatanku dengan mas Teguh, dan banyak hal baik lain yang kumiliki saat ini yang mungkin saja akan kulewatkan kalau aku pada awalnya menyerah total dan hanya menjadi budak nafsuku belaka.

Sampai dengan saat ini, aku pun masih belum tau bagaimana sebenarnya perasaanku pada Indah. Yang jelas aku sangat menyayanginya dan bertekad sepenuh hatiku untuk melindungi dan berusaha membuat Indah bahagia.

Tapi perasaan cinta?? Bukankah rasa sayang dan cinta itu sama saja?

Tentu saja beda, sobat!..

Perasaan sayang kita pada seseorang, menurutku lebih pada perasaan posesif untuk memiliki orang tersebut selamanya. Lebih kepada sifat egois kita sendiri yang berharap ia selalu berada di sisi kita dan tidak akan rela melepaskannya untuk orang lain.

Tapi kalau perasaan cinta? Kusadari terkadang, ketika kita benar-benar mencintai seseorang, kita bisa saja berada dalam situasi dimana untuk membuat orang yang kita cintai itu lebih bahagia, kita harus rela melepaskannya pergi. Bukankah ada kata-kata bijak yang mengatakan cinta itu tidak harus memiliki??

Demi kebahagiaannya, kita harus ikhlas memendam cinta kita sendiri dan membiarkan orang itu meraih kebahagiaannya dengan orang lain.

Dan perasaanku pada Indah? Aku benar-benar tidak tau, sob.. Apa aku rela melepaskannya? Apa aku ikhlas membiarkannya untuk meraih kebahagiaannya sendiri?

Dengan pemikiran-pemikiran seperti itu dalam lamunanku, aku membawa Indah dan Adrian pulang ke kota B. Ketika dalam perjalanan ke kota B, aku sesaat berniat untuk bicara dengan Indah tentang hubunganku dengannya.

Tapi langsung kuurungkan, karena aku merasa waktunya belum tepat atau justru aku yang sebenarnya takut untuk memulai obrolan itu. Aku takut akan kehilangan Indah.. Aku takut ia akan kecewa denganku.. Aku takut Indah akan menyalahkanku atas semua yang terjadi padanya akibat kekuatanku.. Aku takut..

Aku melirik ke arah Indah yang terlihat sedang melamun juga sambil menatap keluar jendela samping. Untuk mencairkan suasana, aku mulai menceritakan tentang detail kejadian kemarin padanya. Lalu aku juga menceritakan tentang rencanaku mem-farming poin atributku di dalam dream room dan memintanya untuk membantuku.

Seperti biasa, Indah akan tersenyum dan langsung menuruti kemauanku. Walaupun senyumnya itu terlihat sama dengan senyum yang biasa ia berikan untukku, namun aku merasakan ada sesuatu yang berbeda, seperti ia sedang memikirkan sesuatu yang penting.

Namun karena ia tidak mau mengatakan apa-apa, aku juga tidak mau memaksanya. Sesampainya di kota B, Indah memintaku untuk langsung mengantarkannya ke rumah ibu, dan tidak ikut ke rumah Bramono. Aku menuruti keinginannya itu dan mengantarkannya pulang ke rumah mertuaku.

Ketika turun dari mobil, Indah berkata,

“Indah tunggu nanti malam ya mas..”, ujarnya sambil tersenyum manis kepadaku. Aku hanya bisa membalas senyumannya. Lalu Indah langsung masuk ke dalam rumah.

Setelah itu aku mengendarai mobilku dan membawa Adrian ke rumahku..

..

3 Hari kemudian di rumah Bramono..

Sudah 3 hari berlalu semenjak kejadian penjebakan Rudy Zhao itu di rumah ini. Dan dalam 3 hari ini, aku dengan rajin mem-farming poin atribut di dalam dream room bersama dengan ketiga wanitaku.

Entah sudah berapa kali aku mendapatkan orgasmeku dan entah sudah berapa kali pula budak-budakku menggelepar nikmat ketika mencapai puncak klimaks mereka. Indah pun kulihat bersikap normal seperti biasa. Malah aku merasakan Indah seperti sedang berusaha semaksimalnya membantuku dan memberikan kepuasan kepadaku.

Indah mau melakukan apa saja untukku dan kulihat juga ia semakin liar dalam permainan ranjangnya denganku. Jepitan nikmat dinding vaginanya, goyangan-goyangan binalnya serta suara desahannya yang begitu erotis selalu bisa membuatku sangat bergairah dan pertahananku juga cepat runtuh.

Ditambah dengan aksi-aksi dari Yollie dan Vera yang semakin buas ketika bercinta denganku, membuatku benar-benar merasakan puncak kepuasan dalam 3 hari ini.

Poin atributku pun sudah mulai bertambah banyak. Aku berhasil mendapatkan 3 poin stamina, 1 poin tehnik dan 4 poin str setelah sesi-sesi farming-ku bersama ketiga budak wanitaku itu.

Saat ini, aku, mas Teguh dan ketiga orang wanitaku sedang duduk di sofa di ruang tengah sambil mengobrol santai. Beberapa hari ini, aku sudah menceritakan secara detail kepada mereka tentang planning-ku nanti di HK.

Bramono sedang berada di kota J untuk mengurus bisnisnya dan juga mempersiapkan dokumen-dokumen untuk keberangkatan kami nanti ke HK. Sedangkan Adrian, kemarin Yollie memutuskan untuk mengantarkan Adrian ke rumah tantenya yang ada di kota J dan tinggal selama beberapa hari di sana sampai rencana kami nanti di HK beres.

Tadi pagi, Indah datang main ke rumah Vera dengan sambil membawa pesan dari Lia. Lia memintaku bersama dengan Vera, Yollie dan juga Indah, untuk janji berkumpul di rumahku 3 hari lagi.

Sepertinya ia sudah membuat keputusannya dan mau mendiskusikan bersama soal masalah keluarga kami ini. Aku dan Vera langsung menyetujui permintaan Lia itu. Sedangkan Yollie tidak berkomentar apa-apa.

Ketika sedang asik mengobrol bersama, tiba-tiba kami mendengar suara bel rumah Bramono berbunyi. Mas Teguh langsung berdiri dari sofanya untuk melihat siapa orang yang sudah memencet bel, namun Vera mencegahnya,

“Biar Vera aja mas”, ujarnya lalu berjalan menuju pintu depan rumah. Tak berapa lama kemudian, suara Vera terdengar dari lorong yang memisahkan ruang tamu dan ruang keluarga ini,

“Mas Reza ada tamu”, panggilnya kepadaku.

“Eh? Siapa?”, tanyaku sambil berdiri dan berniat berjalan ke pintu depan. Namun seketika aku berhenti dan berdiri mematung, ketika Vera masuk lagi ke ruangan tengah ini diikuti oleh seorang wanita berparas jelita.

DEGG

Aku langsung mengenali wanita cantik itu. Penampilan wanita yang sedang berjalan mengikuti Vera itu sangat anggun, terbalut gamisnya yang berwarna hijau muda dan menjuntai sampai menyentuh lantai serta hijabnya yang panjang menutupi dadanya.

“Eh? Mau apa wanita ini kemari?”, batinku heran dengan kedatangannya yang tiba-tiba ke rumah ini. Wanita ini adalah Azizah, janda dari mendiang Nuha Paredan yang baru saja meninggal dunia beberapa hari yang lalu.

Setelah memandu Azizah, Vera duduk lagi di sofa sambil menawarkannya untuk duduk juga.

“Ayo mba, silakan duduk..”, kata Vera ramah.

Namun Azizah seperti tidak mendengar perkataan Vera itu. Ia hanya diam sambil menatap tajam ke arahku. Pandangan kami bertemu yang langsung membuat detak jantungku berdegup lebih kencang karena tatapan matanya yang indah itu.

Namun aku juga melihat sesuatu yang tidak asing lagi bagiku di balik tatapannya itu. Aku sudah sering melihat tatapan mata seperti itu ketika aku sedang bercermin atau ketika aku melihat mata mas Teguh. Tatapan mata Azizah itu juga sama.

Aku dan Azizah sama-sama berdiri mematung dan saling menatap dalam diam yang semakin membuat jantungku berdetak tak karuan.

“Oh ow..”, batinku mulai cemas melihat perilaku wanita cantik ini...



….

….

….
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd