Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 69 21,1%
  • Indah

    Votes: 42 12,8%
  • Vera

    Votes: 20 6,1%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,3%
  • Azizah

    Votes: 127 38,8%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    327
SG 49 – Punishment Negotiation



Malam harinya,

Aku sedang bersantai di kamarku sambil men-stalking kembali target slave yang menjadi incaranku. Seorang wanita cantik bernama Yolanda Dyah Atmitri, yang memiliki aset depan dan belakang berukuran jumbo.

Aku berharap dengan keputusanku menjadikan wanita ini sebagai slave target-ku selanjutnya, bisa membuat sistem merubah misi terbarunya yang diberikan padaku pagi tadi.

Aku cukup yakin bahwa kualitas wanita ini tidak kalah dari istri Nuha Paredan itu. Walaupun dari sisi kecantikan, wanita ini kalah dari Azizah, tapi dari sisi lain banyak kelebihan yang dimiliki oleh wanita ini.

Wanita ini adalah seorang jaksa muda yang pada kehidupanku sebelumnya menawariku program perlindungan saksi sehingga aku bisa bebas dari penjara, asal aku mau memberikan kesaksianku untuk menjerat Bramono lalu menjebloskannya ke dalam penjara.

Kenapa aku mengincar wanita baik-baik ini katamu kawan? Hah.. Itu semua karena kesalahan wanita inilah yang membuatku dan Lia sampai mengalami kejadian memilukan itu.

Awalnya, aku tidak mau menerima tawaran dari wanita ini. Aku saat itu sudah tau pengaruh Bramono dan Rudy Zhao yang besar, yang tidak segan-segan untuk menghabisi orang-orang yang menghalangi jalan mereka.

Karena aku sangat takut dengan keselamatan keluargaku, aku terpaksa pasrah dan mengikuti kemauan mereka. Dengan cara blackmail dan intimidasi, mau tak mau aku dan juga beberapa pejabat harus rela menjadi kambing hitam atas kasus korupsi yang hasilnya dinikmati oleh Rudy Zhao dan kelompoknya.

Memang ada sebagian uang dari korupsi itu yang ditransfer ke dalam rekeningku, tapi sungguh aku tidak menginginkan sedikitpun uang haram itu.

Namun dengan terpaksa aku dan beberapa orang pejabat, harus mengakui kejahatan korupsi yang kami dijebak dan dipaksa melakukannya tanpa harus membawa dan melibatkan Bramono ataupun Rudy Zhao.

Mereka memberikan ‘jaminan’ kepadaku, bahwa keluargaku akan dijaga dan kehidupanku selama di penjara pun akan dilindungi oleh orang-orangnya. Selain itu mereka juga menjanjikan akan mencoba mengajukan remisi untuk mengurangi masa tahananku, sehingga aku bisa bebas jauh lebih cepat dari semestinya lama tuntutan yang diberikan hakim padaku.

Jadi ketika pada suatu hari wanita ini datang menjengukku di penjara lalu menawarkan padaku program perlindungan saksi itu, aku langsung menolak mentah-mentah. Aku hanya ingin menjalani sisa waktu kurunganku yang mungkin tinggal 2-3 tahun lagi.

Lalu aku akan kembali berkumpul dengan Lia dan keluargaku, memulai semuanya dari nol dan pergi jauh dari pengaruh dan jangkauan Bramono dan orang-orangnya.

Namun wanita jaksa muda ini tidak menyerah dan terus menerus datang menjengukku. Ia pun menceritakan kepadaku tentang kejahatan-kejahatan Bramono dan Rudy Zhao yang termasuk di dalamnya human trafficking.

Wanita ini menunjukkan foto-foto gadis-gadis muda yang diduga diculik ataupun dibujuk untuk diberangkatkan sebagai TKW ke luar negri, padahal itu hanyalah sebagai kedok untuk menjerat mereka sebagai wanita pekerja seks di club malamnya Rudy di HK.

Dengan argumen dan persuasi yang gigih, yang berusaha mengusik hati nuraniku sebagai seorang manusia, wanita ini akhirnya berhasil meyakinkanku. Rencananya dengan aku yang bersedia menjadi saksi, wanita ini yang mengatakan juga bahwa dirinya bekerja sama dengan interpol, berusaha akan menangkap Bramono.

Lalu dengan tertangkapnya Bramono, mereka akan berusaha membuat Bramono menjadi saksi kunci untuk menjerat Rudy Zhao.

Wanita ini juga berjanji kepadaku, bahwa organisasi yang ada di belakangnya akan melindungi keluargaku, terutama Lia, serta mereka akan menempatkanku di luar kota dan melindungiku sampai waktu persidangan tiba.

Sebagian memang salahku sehingga aku bisa diculik lagi oleh anak buah Bramono yang berujung dengan kisah tragisku dan Lia. Namun tetap saja, wanita itu sudah melanggar janjinya padaku untuk menjaga Lia.

Kalau saja hanya akulah yang harus mati, aku tidak akan menyalahkan wanita ini. Tapi membuat Lia sampai harus mengalami kejadian seperti itu, membuatku mendendam juga pada wanita ini. Makanya di kehidupanku yang sekarang, aku bertekad untuk menjadikannya sebagai budakku.

Lagipula aku memang membutuhkan wanita ini dan koneksinya dengan interpol untuk bisa menghancurkan Rudy Zhao dan kelompoknya. Hanya interpol yang memiliki banyak aset di seluruh negara di dunia, yang bIsa membantuku dalam rencanaku di HK.

Rencananya besok aku akan menemui wanita ini. Lalu aku akan berusaha mendapatkan sehelai rambut wanita ini sebelum aku melakukan aksiku seperti biasa untuk menaklukkan wanita ini dengan menggunakan SRA.

Aku sudah mengetahui beberapa kebiasaan wanita ini sehari-harinya. Salah satunya adalah kebiasaan wanita ini bekerja sambil ngopi di coffee shop yang berada di dekat kantornya. Aku akan mencoba mendekati wanita ini besok pagi di sana.

..

Kembali di kamar istriku saat ini,

Aku dan Lia sedang bersiap untuk tidur. Lia sedang di kamar mandi sedangkan aku berbaring menyender di kepala ranjang dan bersiap untuk mengaktifkan dream room.

Aku punya janji kepada Indah untuk menceritakan kejadian pagi tadi tentang penyelamatan dan negoisasiku dengan Nuha. Hmm.. mungkin Vera juga akan kuajak. Lalu seperti biasa, kami bertiga akan melakukan kegiatan ‘farming’ di dalam dream room.

Hipotesaku ternyata benar. Setelah melakukan sesi-sesi panas bersama kedua budakku itu, aku mendapatkan beberapa poin atribut. Selama beberapa hari ini, atribut str-ku bertambah 3 dan stamina serta tech-ku pun bertambah masing-masing 1 poin, hanya dengan ‘farming’ panas dan liar bersama Indah dan Vera di dalam dream room.

..

“” Status “”

“” Name : Master Reza Renjani“”

“” Total Slaves : 2 “”

“” Total Score : 282 “”

“” Title : Adorable Master (Unique), Threesome Addict “”

“” Charm : 65 “”

“” Stamina : 51 “”

“” Technique : 85 “”

“” Strength : 39 “”

“” Int : 73 “”

“” Luck : 16 “”

“” Remaining points : 0 “”

“” Skills : [Change Body Posture + Lock], [Golden Finger], [Mesmerizing Gaze], [Slave’s Emotion], [Stop Climax], [Lull (1 charge, 2 in CD)], [Strong like a Bull (Passive)] “”


..


Selain dengan penambahan +1 pada semua poin atributku, title [Threesome Addict] yang kudapatkan setelah pertama kali melakukan threesome bersama dengan kedua budakku, poin staminaku juga sudah melewati check point 50.

Atas keberhasilanku itu, sistem akhirnya memberikan skill pasif baru kepadaku, [Strong like a Bull], yang memberiku 30% ekstra endurance. Yang artinya, ketahanan tubuhku dalam bercinta menjadi 30% lebih kuat. Dalam arti lain, aku lebih lama 30% untuk mencapai klimaks.

Efek dari skill ini sudah kuuji coba dan aku berhasil meng-KO Indah dan Vera. Dalam 2 hari ini, mereka gelagapan menerima seranganku yang bertubi-tubi serta staminaku yang seolah tak habis-habis.

Dan malam ini akan menjadi sesi ‘farming’-ku selanjutnya. Namun sebelum itu, aku harus mengecek persiapanku sebelum rencanaku besok pagi mengambil sehelai rambut Yolanda dan mengintegrasikannya dengan SRA.

Dengan sekejap aku mengaktifkan perintah ring dan langsung mendapati diriku berada di dalam ruangan dimensional. Sekilas aku melihat gelembung yang berisi pil yang merupakan reward str booster dari sistem yang belum kupakai.

Aku juga melihat beberapa barang yang kubawa dari dunia luar, yang kususun rapih di salah satu dinding ruangan ini. Aku menoleh ke arah hologram yang berada di tengah ruangan. Ketika sedang tidak memiliki target, hologram SRA ini hanya berbentuk seperti manequin tanpa wajah.

Aku berjalan ke arah hologram itu dan berusaha menyentuhnya. Namun tiba-tiba ada tulisan bersinar merah yang mendadak muncul menyilang di hologram itu yang bertuliskan ‘BANNED’.

“Wtf..”, pikirku heran. Kaget dengan temuanku ini, aku berteriak kepada sistem,

“Apa maksudnya ini, sistem??”, teriakku dalam benakku. Sebenernya aku mengira sistem tidak akan menjawab pertanyaanku seperti biasa. Tapi tiba-tiba,

“” Sebagai hukuman karena menolak misi dari sistem, maka sistem memutuskan untuk mem-Ban penggunaan SRA, sampai master berhasil mendapatkan slave baru tanpa bantuan SRA “”, suara robot itu tiba-tiba bergema di kepalaku.

“………..”

“Fckkk!!”, batinku mengutuk. Lalu aku mencoba bernegosiasi dengan sistem.

“Tapi sistem.. aku sudah menentukan target baru yang akan kujadikan sebagai slave. Dan aku yakin, kualitas slave ini tidak kalah dengan istri Nuha itu”, ujarku berusaha membujuk sistem untuk membatalkan hukumannya ini.

“” Tetap tidak bisa. Master harus menjalani hukuman ini “”, jawab suara itu datar.

“Kutu kupret, he*****t beureum, t****k mambu, $##@%”, aku mengumpat kepada suara itu..

Emosiku tidak bisa kutahan setelah menyadari hukuman dari sistem ini menggagalkan rencanaku semula. Bagaimana bisa aku membuat wanita jaksa muda itu tunduk dan menjadi budakku kalau aku tidak bisa menggunakan SRA.

Setelah emosiku sedikit mereda, aku lalu mencoba memikirkan cara untuk bernegoisasi dengan sistem. Kalaupun aku tidak bisa menggunakan SRA untuk mengirimkan rangsangan dari jarak jauh kepada target, tapi setidaknya…

“Sistem!! Bagaimana aku bisa mendapatkan budak baru tanpa SRA. Setidaknya aku harus bisa melihat status dari target dan juga menambahkan poin sensitivitynya”, ujarku berusaha menego sistem.

Suara itu diam tidak menjawab permintaanku yang membuatku semakin cemas. Namun diiringi dengan aku menghembuskan nafas lega, suara itu akhirnya menjawabku,

“” Permission Granted.. status dan poin sensitivity target dapat digunakan kembali, tapi sebelumnya master tetap harus mendapatkan sehelai rambut dari target “”, kata suara itu.

Aku terdiam beberapa saat sambil menganalisa kondisiku saat ini, lalu berusaha membuat rencana baru. Tak lama kemudian aku berkata kepada sistem,

“OK Sistem. Challenge accepted!! Akan kubuktikan padamu aku juga bisa menaklukkan wanita itu tanpa SRA. Aku juga punya senjata lain untuk menundukkannya seperti yang dulu pernah aku lakukan kepada Lia”, ujarku yakin kepada sistem.

“” Good luck, Master “”, suara sistem itu terdengar seperti sedang mengejekku.

“Heh liat saja nanti. Dengan skill SSI-ku akan kubuat targetku itu luluh lalu bersedia dengan sukarela untuk menjadi budakku”, batinku mencibir.

Aku tadinya berniat menanyakan kepada sistem, kalau aku bisa menggunakan dream room untuk target slave-ku itu. Tapi aku tau itu percuma. SRA saja sudah di-ban oleh sistem, apalagi dream room.

Tapi aku yakin aku tetap akan bisa menggunakan dream room untuk melanjutkan ‘farming’-ku bersama Indah dan Vera. Dengan bergegas aku berjalan ke arah dream room untuk mencobanya.

Namun tiba-tiba..

CKLEK

Aku mendengar suara pintu yang terbuka. Refleks aku membuka mataku dan menoleh ke arah pintu kamarku di dunia nyata. Dan aku sedikit terkaget melihat Lia masuk ke dalam kamar dengan mengenakan lingerie yang baru pertama kali ini kulihat. Lalu Lia tersenyum menggodaku.

Aku membalas senyumnya sambil membatin,

“Baiklah.. Saatnya menunaikan kewajibanku sebagai seorang suami terlebih dahulu”. Lalu dengan gairahku yang mulai bangkit, aku berjalan mendekati Lia..



….

….

….
 
Terakhir diubah:
SG 50 – Forced Permission



“Huff hahh hahh”, aku berusaha mengatur ritme nafasku setelah pergumulanku dengan Lia tadi. Lalu aku merebahkan tubuhku ke ranjang.

Aku melirik ke arah istriku yang saat ini sedang berbaring menyamping dan memunggungiku. Kulihat Lia juga sedang mengatur ritme nafasnya yang tersengal lemah.

Sebenarnya aku belum mendapatkan klimaksku dalam permainan panasku bersama istriku tadi. Sedangkan Lia sendiri kuduga sudah mendapatkan orgasmenya 4 atau 5 kali.

Hal itu bisa kurasakan dalam beberapa posisi gaya yang tadi kupraktekkan dengan Lia, dan berujung dengan tubuhnya yang mendadak menegang dan bergetar lalu aku yang merasakan semburan hangat cairan cintanya itu di rudal kebanggaanku.

Lia memang kulihat sudah berupaya untuk bertingkah binal dan erotis untuk membuatku mencapai puncak kenikmatan juga. Namun ketahanan dalam bercinta-ku yang sekarang mungkin sudah jauh di atas rata-rata pria normal, membuatku masih belum meraih orgasme.

Lia sendiri dari sejak awal menjadi istriku, lalu mulai merasakan kenikmatan bercinta bersamaku, tidak pernah mau untuk melakukan oral kepadaku. Alasannya karena memang dia merasa jijik dan tidak suka perbuatan seperti itu. Dan aku pun tidak mempermasalahkan hal itu.

Dulu ketika kami masih berpacaran, paling jauh aku dan Lia hanya berciuman atau sekedar ber-cuddling mesra. Aku sendiri memang tipe cowok yang agak konservatif, yang sudah bertekad untuk menjaga kesucian calon istriku sampai akhirnya dia sudah sah menjadi istriku.

Tadinya aku masih berniat melanjutkan aksiku kepada Lia. Aku sudah membuatnya terlentang pasrah setelah dia mendapatkan orgasmenya yang keempat atau kelima.

Tapi ketika aku mau menjebloskan kembali penisku ke dalam vaginanya, kulihat Lia sudah sangat kecapean dan lemas. Nafasnya sudah tersengal lemah dan matanya terpejam sayu. Tubuhnya pun terlihat sudah mandi keringat.

Lalu karena kasihan kepadanya, aku tidak jadi melanjutkan aksiku. Dan aku juga sama sekali tidak mempermasalahkan apalagi menyalahkan Lia karena aku juga paham ini semua gara-gara status atribut dan skill baru yang kudapatkan dari sistem.

Lagipula malam masih panjang kawan!. Sebentar lagi juga aku akan menikmati layanan ekstra dari kedua budakku, Indah dan Vera, di dalam dream room. Lalu dengan bersemangat membayangkan apa yang nanti akan kulakukan dengan mereka, aku bersiap untuk tidur dan mengaktifkan dream connection.

Namun baru saja mataku terpejam beberapa saat, aku mendengar suara tangisan terisak di sampingku. Refleks aku membuka kembali mataku dan menoleh ke arah Lia.

Dan benar saja, kulihat Lia sedang menangis terisak sambil masih memunggungiku.

“Eh??”, aku seketika terkaget dengan reaksi Lia itu. Lalu dengan cepat aku memikirkan kesalahan apa yang telah kuperbuat, sehingga Lia sampai menangis. Apa aku lupa kalau hari ini ulang tahunnya atau ulang tahun pernikahan kami?

Tidak.. Hari ulang tahun Lia dan pernikahan kami masih lama lagi. Lalu apa?? Apa jangan-jangan Lia sudah mengetahui affair-ku dengan Vera? Kalau dengan Indah kurasa tidak mungkin, karena selama ini aku hanya bercinta dengan Indah di dalam dream room. Dan tidak mungkin Indah juga menceritakan semuanya kepada kakaknya.

Kemudian dengan berhati-hati, aku memiringkan tubuhku menghadapnya lalu memegang pundaknya lembut seraya berkata,

“Sayang.. kamu kenapa?”, ujarku lirih.

Kulihat Lia menggeleng sambil berusaha mengusap air matanya. Aku menghela nafas panjang lalu bertanya kembali dengan lembut kepadanya,

“Aku ada salah apa? Aku minta maaf kalau aku sudah membuatmu kecewa”, kataku lembut sambil mengecup pundaknya lalu membiarkan mulutku menempel di pundaknya itu.

Lia menggeleng lebih keras kali ini. Aku tak menyerah lalu bertanya lagi,

“Trus ada masalah apa? Bukannya dulu kita sudah sama-sama berjanji untuk saling terbuka dan obrolin semua?” tanyaku sambil mengutuk diriku sendiri.

Karena akulah yang sebenarnya menyembunyikan banyak hal pada Lia di kehidupanku yang kedua ini. Namun aku sengaja tidak menceritakan tentang kondisiku atau bahkan rencana balas dendam yang sedang kujalani saat ini.

Selain karena aku tidak mau membuatnya khawatir, aku juga tidak mau kalau Lia bisa sampai berhasil membujukku untuk tidak melanjutkan rencanaku lalu melanjutkan hidupku secara normal.

Tidak.. Satu-satunya alasan aku kembali ke kehidupanku yang sekarang adalah untuk membalaskan dendamku dan menghancurkan Rudy Zhao dan kelompoknya yang menjadi cancer di dunia ini dan sudah semestinya dibasmi. Dan aku juga tetap berusaha untuk melibatkan sedikit mungkin orang lain dalam rencanaku ini.

Aku memang sudah berniat untuk menceritakan semuanya kepada Lia. Tapi kalau semua ini sudah berakhir. Kalau rencanaku menghancurkan Rudy Zhao dan kelompoknya sudah berhasil. Dan untuk saat ini, aku masih akan menutupi kenyataannya pada Lia.

Aku merasakan tubuh Lia sedikit gemetar dan berusaha membalik tubuhnya untuk menghadapku. Aku memundurkan sedikit posisiku untuk memberinya sedikit ruang. Lalu Lia berbalik dan menghadapku. Matanya kulihat merah dan berkaca-kaca. Lalu dia berkata,

“Zaa..”, ujarnya lirih.

“Oh ow..”, batinku seketika panik mendengar Lia memanggilku begitu. Sejak menikah denganku, Lia tidak pernah memanggilku seperti itu lagi. Aku seketika teringat, terakhir kali Lia memanggilku dengan namaku adalah ketika aku masih berpacaran dengannya.

Waktu itu raut wajahnya sama seperti ini. Lia juga memanggilku dengan namaku yang membuatku seketika sadar ada persoalan yang sangat serius yang harus kami bicarakan berdua.

Lalu saat itu Lia mulai menceritakan padaku bahwa dirinya sedang berusaha dijodohkan oleh bapaknya dengan anak dari temannya. Kemudian dengan masih berlinang air mata, Lia menatapku tajam dan mengeluarkan perkataan yang sampai detik ini pun masih terukir jelas dalam ingatanku.

“Lamar aku secepatnya za.. atau kamu akan kehilangan aku selamanya.”

..

Saat ini, aku berusaha menenangkan diriku. Jantungku mulai kurasakan berdetak lebih kencang. Lalu aku perlahan mengangkat tanganku dan membelai lembut pipinya, seraya menghapus sisa air matanya yang berlinang. Kemudian aku menunggu dengan sabar apa yang mau dikatakan oleh Lia.

Setelah beberapa saat, kulihat Lia sudah memantapkan hatinya lalu berkata dengan diiringi isak tangisnya lagi,

“Maafin aku za.. Aku sudah tidak bisa memberikanmu anak dari rahimku.. trus..trus.. sekarang aku sudah tidak bisa memberikan kepuasan biologis untuk suamiku..huu hiks..hiks”, Lia menangis semakin kencang dan kali ini menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“Fyuhhh”, seketika aku menghembuskan nafas lega karena ternyata ini sangat berbeda dari apa yang kutakutkan. Lalu seketika pula aku memahami perkataan Lia tadi.

Sambil tersenyum, aku mengecup keningnya sekali lalu memeluk erat Lia.

“Sshh.. shh.. Bukannya dari dulu aku tidak pernah mempermasalahkan soal ini.. Kita juga dulu sudah sering berdiskusi, kalau soal anak bukannya kita sudah setuju untuk mengadopsi anak kalau kita berdua sudah sama-sama siap”, bisikku pada Lia sambil membelai rambutnya.

“Kalau soal bercinta, ini mungkin gara-gara vitamin kesehatan yang baru-baru ini aku konsumsi. Tapi aku puas kok dan sama sekali tidak merasa kecewa sama kamu”, lanjutku berbohong kali ini.

“Kalau kamu mau, aku akan berhenti minum vitamin itu, lalu kondisinya juga akan kembali normal lagi”, ujarku berusaha meyakinkannya.

Kulihat Lia menggeleng sambil agak mendorong tubuhku menjauh. Lalu Lia menatapku tajam sambil mengelus pipiku. Aku sudah paham dengan tatapan istriku ini. Kalau Lia sudah menatapku seperti itu, maka apapun permintaan yang terucap dari mulutnya selanjutnya, dengan terpaksa aku akan menurutinya.

“Ngga za.. itu hak kamu..”, Lia berhenti beberapa saat sebelum melanjutkan,

“Zaa.. kalo kamu benar-benar kecewa padaku dan berniat mencari istri baru dan menceraikanku.. a-aku ikhlas zaa.. aku relaa.. Kalau kamu juga.. berniat untuk berpoligami, aku juga siap za..”, katanya sambil berusaha membuat suaranya terdengar mantap seraya tersenyum. Padahal kulihat air matanya berlinang lagi.

“Oh my…”, batinku bingung harus mengeluh atau bersorak senang setelah mendengar perkataannya.

Kalau dalam kondisi normal, suami manapun yang mendengar perkataan itu dari istrinya, aku yakin akan langsung bersorak dalam hatinya lalu berselebrasi layaknya baru saja memenangkan world cup.

Namun dengan kondisiku sekarang.. Aku harus apa kawan?? Kenyataannya sekarang aku sudah berpoligami secara tidak sah. Bahkan aku masih berusaha menambah jumlah harem-ku.

Aku hanya bisa menatap Lia dengan tatapan penuh cinta seraya berusaha untuk merangkai kata-kata yang pas. Aku memang benar-benar sangat sangat mencintai Lia. Baik di kehidupanku sebelumnya ataupun di kehidupan keduaku sekarang.

Bahkan, kalau tidak terjadi tragedi tragis yang kualami di kehidupanku dulu, aku pasti akan memilih untuk tidak mengkhianati istriku ini. Aku akan lebih memilih untuk tetap setia pada Lia, tidak peduli seberapa hot dan cantikpun wanita lain yang ditawarkan kepadaku.

Namun kesempatan kedua yang ditawarkan sistem kepadaku, ditambah dengan dendamku yang membara, membuatku harus memilih jalan ini. Jalan seorang slave master, yang mau tak mau harus bisa menundukkan banyak wanita lalu kujadikan sebagai budakku yang patuh.

Setelah beberapa saat, aku kembali menghela nafas panjang lalu berkata kepada Lia,

“Kamu tau, sampai detik ini pun aku sangat sangat mencintai kamu. Tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiranku untuk menceraikan kamu”, ujarku yakin dan berharap Lia bisa melihat kejujuran dan keyakinanku dari mataku.

“Kalau untuk berpoligami, walaupun syarat dan kondisinya sudah diperbolehkan dalam syariat, aku tidak mau kita buru-buru memutuskan hal seperti ini. Keputusan berpoligami artinya aku sudah sangat siap untuk bisa berlaku adil dan bertanggung jawab sepenuhnya atas istri-istriku. Dan hal seperti itu tidak bisa diputuskan secara grasak-grusuk. Wanita pilihannya pun tidak boleh sembarangan. Sampai saat ini aku tidak menemukan wanita sebaik dan secocok kamu untukku”, jawabku panjang dan berbohong kepada Lia seraya berusaha sekuatnya menyembunyikan kemunafikan di balik suaraku.

Lalu aku memajukan wajahku dan mencium bibir Lia dengan penuh perasaan. Aku memagut dan menghisap lembut bibirnya. Lama kelamaan, Lia mulai menikmati cumbuanku dan membalas ciumanku.

Cukup lama kami saling berpagutan dan bercumbu. Kurasakan ciuman kami terasa agak asin karena air mata Lia.

Setelah beberapa saat, Lia melepaskan bibirnya dari bibirku lalu berkata,

“Tapi za..”, ujarnya lirih.

“Shh.. gak ada tapi-tapian. Saat ini aku sudah cukup puas hanya dengan kamu. Aku tidak mau yang lain”, jawabku memotong perkataannya.

“Boong..”, kata Lia sambil menusuk perutku dengan jarinya. Tapi bisa kulihat sekarang dia lebih tenang, dan senyumnya tidak sepasrah tadi.

“Aghh.. hehe.. siapa sih suami yang nolak kalau istrinya sudah mengizinkan suaminya itu berpoligami”, kataku membela diri. Lalu aku melanjutkan,

“Tapi keputusan ini tidak boleh kita ambil secara terburu-buru. Harus dengan kepala dingin. Wanitanya pun harus diseleksi, emang kamu sudah ada calonnya? Kalau aku sih maunya yang putih, soalnya kan kulitku agak hitam, jadi biar anakku nanti putih cakepan dikit”, kataku seraya bercanda.

“Hngg maunyaa”, jawab Lia yang sekarang sudah terlihat jauh lebih tenang.

“Tapi kalau soal anak, jujur sekarang aku masih belum siap. Mungkin tahun-tahun depan, kita bisa obrolin lagi soal ini”, kataku mantap.

“Dan untuk urusan berpoligami, kamu harus memikirkan juga masak-masak. Karena yang ber-impact lebih terasa itu kamu yang akan menjalaninya. Kalau aku sih enak-enak aja. Tapi tanpa poligami pun aku gak masalah..”, kataku bercanda lagi untuk membuatnya tersenyum.

Dan memang kulihat Lia langsung tersenyum mendengarkan perkataanku. Tapi terlihat juga Lia seperti sedang memikirkan sesuatu. Apa dia lagi mikirin calon-calon wanita yang akan ditawarkan kepadaku untuk kuperistri? Entahlah..

Lagipula aku sudah punya 2 calon sendiri yang nantinya akan kuceritakan pada Lia. Aku tidak tahu bagaimana nanti reaksi Lia, tapi aku tidak mempedulikan hal itu untuk saat ini.

Aku mengecup bibir Lia lagi sesaat lalu berbisik lirih, “Mau lagi?”

Lia seketika langsung menggeleng dan berkata lemah sambil wajahnya terlihat mau menangis lagi,

“ngghh.. aku udah capek banget.. maafin aku zaa..”

“Shhh.. udah jangan nangis lagi atuh. Iya aku gpp kok.. ya udah tidur aja yuk, udah malem”, bujukku menenangkannya lalu memeluknya hangat.

Sambil menepuk-nepuk pelan pahanya sambil sesekali membelai rambutnya, kurasakan Lia perlahan menjadi lebih rileks dalam pelukanku. Lia memejamkan matanya dan perlahan tampaknya dia mulai tertidur.

Aku pun memejamkan mataku dan bersiap untuk mengaktifkan dream connection. Tapi kali ini, niatku berbeda dari sebelumnya. Saat ini aku perlu menceritakan persoalanku dan Lia kepada Indah dan meminta pendapatnya. Indah yang paling paham dengan kondisiku sekarang.

Sedangkan Vera? Ya mungkin nanti kalau mood-ku membaik, aku akan memanggil kesadarannya ke dalam dream room. Lalu kami akan beraktifitas seperti biasanya.

Aku menunggu selama beberapa saat sampai Lia benar-benar terlelap lalu mengaktifkan perintah dream connection..



….

….

….
 
Bimabet
Fyuuhh.. gak kerasa udah sampe ch 50 gans 🤣🤣
Jujur ane gak pernah nyangka bisa nulis sampe 50 ch. Padahal ini perdana bgt ane nulis cerita di platform manapun..
Prediksi ane sih btr lg tamat sih series ini.. semoga semuanya masih sabar dan setia nunggu kelanjutannya ya 😁🙏
Sampe skrg sih ane ngerasa alur ceritanya masih seru, semoga makin seru ya menjelang tamat season 1 nya hehehe..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd