Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 69 21,1%
  • Indah

    Votes: 42 12,8%
  • Vera

    Votes: 20 6,1%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,3%
  • Azizah

    Votes: 127 38,8%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    327
SG 67 – What a Slave Should be Like (2)



POV Yolanda


Sesampainya mereka di dalam kamar, Yolanda menutup pintu kamar itu. Lalu ia membalik badannya sehingga kini ia berhadap-hadapan dengan Reza. Dilihatnya Reza sedang menatapnya dan terlihat jelas Reza menunggu dengan bersemangat apa yang akan dilakukan Yolanda.

Tanpa berkata apa-apa, Yolanda merangkulkan tangannya ke lehernya lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Reza sambil menutup mata. Reza pun langsung sedikit membungkukkan lehernya lalu mencium lembut bibir Yolanda. Mereka berdua pun langsung saling melumat dengan lembut.

Perlahan, ciuman mereka berubah menjadi semakin panas. Selain bibir mereka yang masih saling hisap, lidah mereka pun kini saling membelit mesra.

“Mhh”, Yolanda mendesah lirih.

CUPP CUPP CUPPP

Dengan bernafsu, Yolanda melepaskan rangkulannya lalu mendorong tubuh Reza ke arah dinding. Kemudian sambil masih melumat bibir Reza, tangannya bergerak turun ke sabuk yang dipakai Reza dan membukanya. Ia juga membuka kancing jeans Reza dan menurunkan resletingnya.

Reza membantunya melepaskan jeans itu. Ciuman mereka terlepas. Yolanda dengan tergesa melepaskan CD yang dipakainya. Reza juga melakukan hal yang sama.

Setelah itu, Yolanda mengangkat kaos yang dipakai Reza ke atas lalu mulai mencumbu dada Reza. Lidahnya menggelitik puting Reza. Reza meloloskan kaosnya melewati kepalanya lalu membuang kaosnya itu sembarang.

Kemudian Reza mendongakkan kepalanya ke atas sedikit untuk memberi akses kepada Yolanda untuk menghujaminya dengan sapuan lidah dan hisapan bibirnya di leher Reza.

Yolanda pun membelai batang kejantanan Reza yang sudah agak menegang dan mengurutnya lembut dengan tangan kirinya, sehingga penis itu menjadi semakin keras dan tegak. Ia juga jadi agak terkejut menyadari penis itu ternyata lebih besar di luar dugaannya.

“Punya Reza gede banget.. nnghh”, batin Yolanda.

Yolanda melenguh kecil ketika ia merasakan kedua belah bokongnya diremas lembut oleh Reza dari luar dress yang dipakainya. Kembali ia mencium bibir Reza dengan bernafsu bahkan sampai menggigit kecil bibir Reza hingga sedikit berdarah. Ciuman mereka seketika terlepas lagi setelah Yolanda menjilat dengan gemas, sedikit darah yang menetes di bibir Reza.

“Aw”, Reza mengaduh kecil. Tapi terlihat Reza juga menyukai tingkah Yolanda ini. Reza seperti sedang membiarkan Yolanda untuk mendominasi permainan mereka.

Lalu Yolanda memegang tangan Reza yang sedang mencengkram bokongnya, kemudian menarik Reza menuju ranjang dan mengarahkannya untuk berbaring telentang. Penis Reza berdiri tegak dan menegang sempurna. Yolanda melepaskan bra-nya tapi tanpa melepas dressnya. Bra-nya itu diloloskan lewat celah leher dan ketiak dressnya.

Yolanda yang merasakan nafsunya yang sudah memuncak, dengan perlahan naik ke atas tubuh Reza dan mengarahkannya tepat ke liang senggamanya. Walaupun vaginanya dirasakan Yolanda sudah becek dan licin, ia masih merasa kesulitan untuk memasukkan penis itu di vaginanya.

Ia mendesis lirih sambil menggit bibir bawahnya ketika penis Reza itu mulai membelah dan membuka lebar liang cintanya. Penis itu jauh lebih besar ketimbang milik mantan suaminya atau mantan pacarnya dulu ketika kuliah.

“Sshhh.. mmhhh”

Dengan menumpukan telapak tangannya di dada bidang Reza dan lututnya yang bertumpu pada ranjang, Yolanda menaikkan sesaat pinggulnya lalu menurunkan lagi sehingga pusaka Reza itu menembus lebih dalam. Ia naikkan lagi perlahan lalu turun lagi. Begitu seterusnya, sampai akhirnya penis besar itu mentok dan hampir ambles seluruhnya di dalam vagina Yolanda. Yolanda pun mendesah panjang dengan kepalanya terdongak ke atas,

“Ouhhhh… Sshhh… Nghhh”

Matanya terpejam erat meresapi penis Reza yang penuh sesak di dalam liang senggamanya itu. Urat-urat yang menonjol pada penis itu memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan penis lain yang pernah dirasakannya dulu.

Tak lama kemudian, Yolanda mulai menggoyangkan pinggulnya. Diawali dengan gerakan maju mundur yang pelan dan sesekali dengan gerakan memutar, batang perkasa Reza mengaduk-aduk vagina Yolanda yang melambungkan libidonya semakin ke puncaknya.

“Ohhh kenapa bisa seenak ini.. mmmhhh”, pikirnya dalam hati.

Yolanda sudah lama tidak merasakan kenikmatan bercinta sejak ia bercerai dengan suaminya. Bahkan kali ini, Yolanda merasakan penis Reza lebih nikmat dan lebih merangsang titik-titik saraf di dinding vaginanya.

“Mmhh.. ahhhn.. ouhhh”

Semakin lama gerakan Yolanda semakin liar dan binal. Ia tak kuasa lagi untuk tidak mendesah erotis. Kepalanya masih mendongak ke atas. Bibirnya yang terbuka mengeluarkan desahan yang semakin lama semakin merdu dan nyaring.

Lalu sampai satu saat, paha Yolanda menjepit kencang. Punggungnya melengkung dan pinggulnya menyentak-nyentak. Ia pun mendesah panjang dengan mulut yang membentuk huruf ‘O’.

“Oouhhhhhhh”

Tangan Reza yang dari tadi diam tak bergerak, sekarang meremas-remas payudaranya dari luar dressnya yang tipis. Putingnya pun tak lupa dipilin dengan jempol dan telunjuk Reza.

Yolanda menggeliat meresapi badai orgasmenya yang dahsyat. Cairan cintanya keluar sangat banyak dan bahkan mengalir keluar, membasahi pahanya dan paha Reza.

Beberapa saat kemudian, tubuh Yolanda pun ambruk menindih tubuh Reza. Reza melepaskan cengkramannya pada susu Yolanda dan membelai lembut punggungnya. Payudaranya yang besar itu kini menempel erat di dada Reza sambil naik turun akibat nafasnya yang ngos-ngosan.

“Udah puas?”, bisik Reza di telinga Yolanda.

“He eh.. enak banget”, jawab Yolanda sambil masih terengah-engah. Lalu ia melanjutkan,

“Kamu belum keluar kan? Mau lanjut lagi?”, tanya Yolanda menggoda.

“Bukannya tadi mau diceritain dulu?”, tanya Reza balik.

“nghh.. ya udah cerita dulu..”, jawab Yolanda.

“Ya udah turun atuh.. masa mau sambil begini aja?”, tanya Reza sambil mencubit gemas bokong Yolanda.

“He eh enak gini aja.. eh tapi kamu sesek ya pasti?”, tanya Yolanda sambil bangkit dari tubuh Reza tapi Reza menahannya.

“Gpp kok kalo kamu suka begini”, ujar Reza sambil menahan punggung Yolanda dan mengarahkannya lagi untuk rebahan lagi di dadanya. Yolanda pun menurut lalu berebah mesra dalam pelukan Reza.

Ketika Reza merasakan nafas Yolanda sudah lebih teratur, ia mulai bercerita. Tidak secara detail memang. Reza hanya bercerita singkat tentang kehidupannya sebelumnya, tentang dendamnya dan pertemuannya dengan Yolanda, kemudian tentang ia yang tau-tau kembali ke masa lalu, ke timeline yang dijalaninya saat ini, lalu tentang suara yang memberinya the slave system.

Yolanda sampai saat ini, masih diam menyimak cerita Reza tanpa berkomentar apa-apa. Lalu Reza melanjutkan ceritanya tentang kekuatan yang dimilikinya saat ini yang berniat digunakannya dalam rencana balas dendamnya itu.

Reza juga sekilas menceritakan tentang mas Teguh dan Vera dan juga tentang drama makan malam di rumah Bramono yang berakhir dengan Reza yang berhasil menjadikan Bramono sebagai budaknya dan bisa mengontrolnya sepenuhnya.

“Teguh? Jangan-jangan.. itu Teguh Wiranata yang anaknya diperkosa oleh..”, Yolanda memotong cerita Reza.

“Wiratama.. Dia ayah dari gadis itu. Yang kasus persidangannya dikepalai oleh mendiang ayahmu”, ujar Reza mengoreksi.

“Jadi kamu menjadikan istri Bramono sebagai budakmu yang pertama?”, tanya Yolanda.

“Mantan istri”, koreksi Reza lagi lalu melanjutkan,

“Nggak.. slave-ku yang pertama adalah Indah, adik kandung istriku”

Yolanda langsung mencubit pinggang Reza sambil berkata,

“Dasar pria mesum.. Adik ipar sendiri juga disikat”

Reza hanya terkekeh dan membela diri,

“Sampai saat ini, aku belum pernah berhubungan sex dengan Indah selain di dalam dream room, dan awalnya aku hanya berniat coba-coba.. Lia, istriku, juga sudah kuceritakan tentang semuanya. Malam sebelum aku ke kota J untuk menyelamatkan kamu dan Adrian, kami baru saja membahas hal ini. Respon Lia jauh lebih baik daripada yang aku bayangkan sebelumnya, dan aku sekarang yakin Lia akan mengerti nantinya."

Reza dan Yolanda sama-sama terdiam selama beberapa saat sebelum Yolanda berkata,

“Berarti.. biar misi kamu selesai dan kekuatanmu bertambah, aku harus bersedia jadi budak kamu? Bukannya aku sudah memberikanmu semuanya ya.. hatiku, kepercayaanku dan akhirnya tubuhku..”, tanya Yolanda dengan lembut.

Reza terlihat berpikir sesaat sebelum berkata,

“Hmm.. aku gak tau sih. Soalnya sistem belum mengabariku tentang keberhasilan misiku. Tapi menurutku, sepertinya itu karena kamu keliru 1 hal Yolie..”, jawab Reza sambil mengarahkan tubuh Yolanda untuk rebahan di kasur. Reza melakukan itu dengan penis yang masih tertancap di vagina Yolanda.

Walaupun sekarang penis itu tidak sekeras sebelumnya, tapi dengan cepat batang kejantanan Reza itu mulai mengeras sempurna kembali ketika posisi Reza sudah berasa di atas Yolanda.

Yolanda melihat Reza memejamkan matanya sesaat dan tiba-tiba ia merasakan tubuhnya yang sudah sensitif menjadi semakin sensitif dan panas. Yolanda merasa seperti ada getaran listrik yang menggelitik seluruh saraf kenikmatannya. Ia pun menggelinjang sesaat. Lalu..

Dengan gerakan yang sangat perlahan, Reza mulai memompa penisnya di dalam vaginanya yang sudah sangat basah akibat orgasmenya yang pertama tadi.

“Menjadi sexslave-ku.. bukan sekedar menyerahkan hati dan tubuhmu, Yollie.. ”, kata Reza masih sambil mengayunkan penisnya dengan gerakan ayunan yang panjang namun sangat pelan.

“Enghhh.. enak zaa.. lebih kenceng..”, ujar Yolanda dalam desahnya sambil sesekali menggoyang pinggulnya. Namun Reza kali ini menghiraukan permintaan Yolanda ini dan tetap memompa dengan tempo sangat lambat. Mata Yolanda terpejam erat meresapi rangsangan di dinding vaginanya.

Lalu Reza melanjutkan,

“Tapi soal pemasrahan total.. kamu adalah budakku.. dan aku adalah mastermu.. satu-satunya hal yang seharusnya kamu inginkan dalam hatimu saat ini adalah.. keinginan untuk memuaskanku.. sehingga akhirnya kamu juga bisa mendapatkan kenikmatan yang sesungguhnya..”, kata Reza dengan kalimat yang masih terpotong-potong sambil memaju mundurkan pinggulnya dengan tempo yang sama.

“Ahhhh.. iya zaa.. katakan.. ahhh.. apa yang harus kulakukan.. mmhhh”, ujar Yolanda semakin larut dalam kenikmatan permainan Reza yang sangat lembut namun membuaikan.

Tapi perlahan Reza mempercepat sedikit tempo genjotannya dan meneruskan,

“Mulai saat ini.. kamu tidak akan bisa.. memperoleh kenikmatan bercinta dari orang lain.. Hanya aku yang bisa membuatmu mencapai puncak kenikmatan..”

“Iya zaa.. ohhh.. hatiku dan tubuhku.. nngghhhh.. cuma untuk kamu zaa.. sshhhh”, Yolanda membuka matanya dan menatap sayu ke arah Reza.

“Tidak Yollie.. kamu masih berasumsi salah.. tubuhmu mulai saat ini.. hanya akan bisa merasakan kepuasan.. dari sentuhan dan cumbuanku.. liang cintamu ini hanya akan bisa mencapai puncak klimaksnya.. hanya dengan batang perkasaku..”

“Ohh zaaa.. terusss.. iyaahh.. mmhh”, desahan Yolanda terdengar semakin erotis.

“Dari tadi... Aku sudah mengaktifkan salah satu skill-ku Yolliee.. ngh.. kamu tidak akan bisa orgasme tanpa izinku..”

“Ehh?? .. ahh kenapa zaa.. oohh.. pleasee.. jangan siksa aku zaa.. katakan.. mmhhh.. aku harus apaahh”

Reza tersenyum menyeringai melihat Yolanda yang sudah semakin pasrah dan binal. Reza mempercepat lagi tempo genjotannya.

“Sebagai budakku.. ketika kita sedang bercinta.. kamu harus melepaskan semua.. egomu.. gengsimu.. semuanya.. lebih pasrah Yollie.. lebih lepas.. dan lebih ingin didominasi olehku.. mastermu…”

“Ahh.. ahhhn… ok zaa.. udaah za pleasee.. aku nyerah… mmhh.. ssh.. ohhh..”, Yolanda tidak kuat dan meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan tangannya.

“Panggil aku master, Yollie.. dan katakan.. bahwa kamu bersedia menjadi budakku.. dengan begitu.. baru aku akan.. mengizinkanmu untuk mencapai klimaks..”, ujar Reza dengan intonasi yang menuntut dan tegas.

“iya zaa.. Ohhh.. masteerr.. nghhh.. aku mau jadi budakmu.. mmhhh.. ahh.. buat aku orgasme, masteerr… ahhhn”

“Memohonlah.. dengan lebih baik.. budakku”, Reza semakin mempercepat temponya, lalu ia menepis tangan Yolanda yang sedang memegang susu besarnya itu dan menggantikan tangan itu dengan tangannya sambil mengaktifkan skill [Golden Finger].

“Ahhn.. pleasee.. kumohoonn.. ahhh.. izinkan akuuh.. ahh.. untuk.. orgasmeeehh… ahhhh”

Reza menyeringai puas. Dan…

..

POV Reza

“Ouhhhhhhh.. ahhhhhhhhhh”, Yolanda mendesah panjang. Keningnya berkerut dan matanya terpejam rapat. Bokongnya diangkat setinggi-tingginya untuk membuat penis Reza melesak lebih dalam dan mendorong dinding rahimnya. Pinggulnya berkedut-kedut dan vaginanya menyemburkan cairan cintanya dengan dahsyat. Lebih dahsyat dan lebih nikmat daripada klimaksnya yang pertama tadi.

Bersamaan dengan Yollie yang sedang menggelepar keenakan dalam badai orgasmenya…

..

“” Trringg..Mission 6 (New Target) accomplished ””

“” Calculating score … “”

“” Evaluation : S “”

“” Final Score : 98 “”

“” Reward 1 (Mission Completion) .. Slave Contract obtained “”

“” Detail : Kontrak yang sakral antara master dan budaknya. Aktifkan perintah ‘Slave’s Emotion’ sambil berfokus pada slave yang di pilih sehingga Master bisa merasakan perasaan dan pemikiran slave saat itu. Ucapkan perintah ini lagi untuk menonaktifkan “”

“” Reward 2 (S Evaluation) .. 10 points obtained “”

“” Reward 3 (Amazing Slave’s Quality) .. 5 additional points obtained “

“” Reward 4 (Slave obtained without using SRA) .. 1 Draft of Slave’s Contract (male) obtained “”

“” Detail : Sebuah draf kontrak untuk budak (laki-laki). Ketika seseorang (laki-laki) menyetujui untuk menandatangani kontrak ini, maka hidup dan matinya akan berada di tangan si Master. Master secara otomatis akan merasakan perasaan dan pemikiran slave. Ketika slave dirasakan memberontak atau melakukan perbuatan yang tidak disenangi oleh master, maka master bisa mengaktifkan/menonaktifkan perintah ‘System – Punishment’ untuk menghukum slave tersebut. Hukuman yang diterima oleh slave dengan durasi yang lama, bisa menyebabkan kematian.“”

“” Reward 5 (Total Domination) .. New Skill [Room of Silence] obtained ””

“” Skill Detail : Menciptakan sebuah ruangan kedap suara dalam radius maksimal 10 meter dari posisi master sesuai keinginan master. Orang yang berada di luar radius ruangan, tidak akan bisa mendengar suara apapun dari dalam room of silence.“”

“” Congratulation on gaining a new slave, Master “”

….



Aku mengabaikan suara sistem yang mengabarkan tentang keberhasilan misiku dan hanya menghela nafas lega karena 1 reward yang diberikan oleh sistem, sesuai dengan yang aku harapkan. Dengan sebuah draf kontrak baru, rencanaku untuk bisa mengontrol Rudy Zhao bisa kujalankan.

Kulihat Yollie sudah berbaring lemas di atas kasur dan sedang berusaha mengatur nafasnya yang tersengal. Aku tersenyum kepadanya dan merebahkan tubuhku menindihnya dengan bertumpu pada sikuku.

Lalu aku mulai melumat bibirnya lagi. Yollie tampak sudah sangat pasrah dan membalas ciumanku. Beberapa saat kemudian aku melepaskan bibirku di bibirnya dan bertanya,

“Enak?”, tanyaku sambil menyeringai puas.

“Ngghh kamu jahat..”, jawabnya manja. Lalu ia melanjutkan,

“Berarti aku sekarang harus memanggilmu master?”

Aku tertawa mendengus mendengar pertanyaannya itu dan menjawab,

“Hanya kalau kita sedang bercinta berdua, Yollieku sayang.. Aku justru gak mau kamu berubah.. tetaplah jadi dirimu sendiri kalau kita lagi di tempat umum, Yollie.. karena aku juga suka kamu yang seperti itu”, ujarku lembut.

“Tapi kalau sedang seperti ini..”, lanjutku tapi perkataanku sengaja tidak kuselesaikan karena aku mulai mencumbu pipi dan lehernya.

“Ahh masteer.. tunggu sebentar pleaasee.. masih capeek”, rengeknya manja.

Tapi aku tidak peduli. Bibir dan lidahku terus bermain di lehernya dan perlahan merayap turun ke arah dadanya. Lalu dengan bernafsu aku membenamkan wajahku ke belahan payudara jumbonya itu dan menghirupnya dalam-dalam.

Kemudian dari luar kain tipis dressnya itu, puting Yollie yang tegak dan tercetak samar, aku gigit dengan bibirku dan menyedotnya dengan rakus. Tangan kananku bergerak menangkup payudara kirinya dan meremasnya sambil memilin-milin putingnya.

“Nghh.. mmhhh”, Yollie melenguh menerima seranganku di kedua putingnya.

Aku masih membiarkan penisku tertancap di vaginanya yang masih berkedut-kedut memijat lembut rudal kebanggaanku. Secara bergantian, kedua balon payudara Yollie menerima hisapan mulut dan remasan tanganku.

Tak berapa lama kemudian, aku memegang kedua pergelangan tangan Yollie dan merenggangkannya ke atas. Aksi mulutku pun beralih menjilat dan menciumi ketiak Yollie yang putih bersih sehingga membuatnya semakin menggelinjang geli.

“Nngghh.. geli master sayangghh..”, Yollie mendesah kegelian.

Setelah puas bergerilya di area ketiaknya, aku mengangkat wajahku dan menatapnya seraya bertanya,

“Ganti posisi?”, tanyaku yang dijawab dengan anggukan lemah Yollie.

Lalu aku mencabut penisku perlahan dari dalam vaginanya diiringi lenguhan lirihnya. Kemudian aku mengarahkan Yollie untuk menungging. Sekilas aku melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 3 kurang.

“Aku tidak punya banyak waktu”, ujarku membatin.

Yollie sekarang sudah dalam posisi menungging dengan bertumpu pada kedua sikunya. Wajahnya pun sedikit dibenamkan ke kasur. Mungkin ia tidak mau suara desahannya nanti terlalu terdengar, mungkin karena takut terdengar oleh Adrian dari seberang kamar.

Aku tersenyum menyeringai melihat reaksinya itu. Lalu aku mengarahkan penisku ke liang cintanya lagi. Pelan, mili demi mili, batangku kembali membelah vaginanya sampai setengah penisku yang terbenam.

Tanganku mencengkram pinggang Yollie. Lalu dengan satu hentakan kasar, aku mendorong penisku dalam-dalam sampai mentok lagi.

“Ohhhhh”, sontak kepala Yollie terdongak dan ia mendesah nyaring. Yollie berniat untuk membenamkan kembali wajahnya ke kasur. Namun dengan sigap aku menjambak rambutnya dengan tangan kiriku, sehingga kepalanya semakin terdongak.

Lalu aku mulai menggenjot dengan tempo sedang sembari berkata,

“Kamu tidak perlu malu untuk mendesah ketika bercinta denganku, budakku.. mendesahlah lepas, yollie.. lepaskan semua hasratmu”, perintahku kepadanya.

“Mmhhh.. masteer.. nggh.. nanti Adrian dengeer.. mmhh”, Yolanda masih berusaha menahan desahannya dengan merapatkan kedua bibirnya.

Aku mempercepat tempoku dan bertanya,

“Kamu mau aku mengaktifkan skill itu lagi?”, ancamku dengan nada menggoda.

“Ahhh.. jangannh master.. uuhhh.. iyaa masterr.. ahhhh”, Yollie mendesah cemas karena takut aku akan menyiksanya lagi dengan mengaktifkan skill [Stop Climax].

Aku terkekeh puas dengan reaksinya lalu meneruskan genjotanku dengan lebih bernafsu diiringi dengan suara desahan Yollie yang memenuhi ruangan. Aku memang tidak berusaha untuk menahan klimaksku karena kami sudah tidak punya banyak waktu lagi. Sebentar lagi, Indah akan datang untuk menemani Adrian.

Dengan gagahnya, penisku keluar masuk di liang surgawi Yollie dan menyundul-nyundul dinding rahimnya. Yolanda tak kuasa menahan desahannya ketika aku mendorong batangku dan mendesis lirih ketika batangku sedikit tertarik keluar.

“Aahhh.. sshh.. ouhh.. ngghh.. ahhh.. mmh.. aahhhn”

Beberapa saat kemudian aku merasakan yollie sepertinya akan mencapai klimaksnya lagi. Namun diam-diam aku tetap mengaktifkan skill [Stop Climax]-ku, karena aku merasa sedikit lagi aku juga akan mencapai puncak pendakian birahiku.

Sekarang aku sedang memompa dan menggenjot dengan ritme yang lebih cepat. Suara desahan Yollie juga semakin sering terdengar. Lalu pada akhirnya..

“Arghhh”, aku menggeram dan melesakkan penisku sedalam-dalamnya sambil menonaktifkan skill-ku. Tepat pada saat penisku menyemburkan spermaku ke dalam vaginanya, Yollie pun mengejang dan menghentak-hentakkan pinggulnya menyambut sodokanku.

“Ouhhhhh”, kembali ia mendesah panjang dan bola matanya mendelik ke atas. Kurasakan cairan cintanya membanjir hangat dan bercampur dengan spermaku yang menyembur deras.

Aku dan Yollie mencapai klimaks bersamaan. Setelah kepala penisku memuncratkan spermaku yang terakhir, aku mencabut penisku sambil meremas gemas bokongnya.

Kulihat cairan spermaku yang bercampur dengan cairan cintanya, menetes dari celah liang senggamanya dan jatuh ke kasur. Sebagian mengalir ke paha Yollie.

Aku merebahkan tubuhku di samping Yollie yang juga sudah terkulai lemas menyamping dan memunggungiku. Nafasku dan Yollie sama-sama masih terengah-engah. Lalu aku memeluknya dari belakang dan berbisik kepadanya,

“Kita harus segera bebersih.. hah.. hah.. sebentar lagi temanku yang akan menemani Adrian nyampek..”, kataku sambil berusaha mengatur nafasku yang masih ngos-ngosan.

“Indah?”, tanyanya.

“Iya”, jawabku singkat.

“Ya udah bentar.. hah.. hah.. aku ngambil nafas dulu.. hah hah”, pintanya dengan nafas tersengal sama sepertiku. Aku hanya tersenyum lalu mengecup lembut pipinya.

Tak lama kemudian, Yollie bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi. Aku juga berdiri dan mencari sprei baru dari dalam lemari yang ada di kamar ini. Setelah Yollie keluar dari kamar mandi, ranjang tempatku dan Yollie tadi bercinta sudah beres aku ganti dengan sprei yang baru.

Aku membawa sprei yang kotor dan meletakkannya di keranjang cucian di dekat dapur. Lalu aku gantian membersihkan diriku di kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku keluar dari kamar mandi lalu duduk di sofa dan mengirimkan pesan kepada Indah untuk menanyakan posisinya sekarang. Indah langsung membalas pesanku dan mengatakan bahwa ia sudah dekat.

Aku menoleh ke arah Yolanda yang sudah mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana training.

Sekitar 15 menit kemudian, terdengar pagar dibuka oleh seseorang. Aku pun bangkit dan berjalan ke arah pintu depan. Aku membuka pintu itu dan melihat Indah yang berjalan ke arahku.

“Mas..”, sapanya ramah lalu memelukku sesaat dan melepaskannya. Aku tidak membalas pelukannya dan hanya bisa diam terpaku di tempat.

“Indah masuk dulu ya”, kata Indah melanjutkan lalu berjalan melewatiku yang terpatung di depan pintu. Aku dengar di belakangku, Indah sedang berkenalan ramah dengan Yollie.

Tapi aku tidak terlalu mempedulikannya, karena fokusku kini ada pada seseorang yang ternyata juga ikut bersama Indah.

“Kenapa? Kamu gak seneng aku disini?”, tanya orang itu.

Aku seketika tersadar setelah mendengarkan perkataannya lalu refleks menggelengkan kepalaku,

“Nggak li.. aku justru seneng kamu disini. Kamu akan lebih aman disini. Makasih udah mau membantu aku”, ujarku pelan.

Lia menatapku dengan pandangan sendu. Lalu ia berjalan dengan cepat dan memelukku erat. Aku langsung membalas pelukannya sambil mencium kepalanya yang terbalut hijab.

Aku tidak tau harus berkata apa lagi. Dan Lia juga sama denganku. Kurasakan air matanya menetes dan membasahi bajuku. Tapi kami tetap sama-sama terdiam dan hanya saling memeluk hangat. Karena memang tidak ada yang perlu kami katakan pada saat ini.

Meminta maaf? Apakah itu penting?

Aku bisa mengerti perasaan Lia saat ini dan aku juga yakin Lia sudah mengerti kondisiku. Lia tau aku sangat mencintainya dan aku juga tau betapa besar cinta Lia kepadaku.

Beberapa saat kemudian, aku berbisik kepada Lia,

“Aku harus pergi, sayang”, ujarku lirih.

“Hmm.. sebentar.. aku harus berkenalan dulu dengan wanitamu yang lain setelah Vera”, jawab Lia sambil melepaskan pelukannya dan menghapus sisa-sisa air matanys. Aku tidak tau kenapa Lia tidak menyebut nama Indah, tapi aku tidak mungkin berani menyinggung soal itu.

Aku juga tidak tau apa saja yang sudah mereka berdua bicarakan. Jadi aku hanya bisa berharap semuanya akan baik-baik saja ke depannya.

Kulihat Lia menoleh ke arah dalam rumah dan menatap tajam ke arah Yollie. Lia berjalan melewatiku dan melangkah menuju Yollie sambil mengulurkan tangannya dan berkata,

“Hai. Kenalin.. aku Lia, istri Reza”, kata Lia dengan nada sedikit ketus.

Dan aku seketika langsung cemas, karena tidak seperti Indah dan Vera yang tidak berani membantah atau bahkan menatap mata Lia, Yolanda hanya tersenyum dan balas menatap tajam ke mata Lia sambil mengulurkan tangannya juga.

“Aku Yolanda”, kata Yollie cuek.

Lalu mereka berjabat tangan dengan genggaman yang keras. Yollie dan Lia saling menatap mata dengan tatapan tajam dan agak dingin. Dan karena tinggi badan mereka hampir sama, pandangan mereka sejajar.

Masih sambil berjabat tangan, Lia berkata,

“Kamu cantik juga, sayang agak sedikit..”, kata Lia sambil melirik ke tubuh Yollie.

“Kamu juga gak kalah cantik.. tapi..”, Yollie membalas dan meledeknya sambil melirik ke arah dadanya Lia dan agak membusungkan dadanya sendiri.

“Huh. Tapi Reza lebih mencintaiku”, balas Lia.

“Oh ya?”, Yollie tak mau kalah.

“……”

Aku langsung terbengong dengan mulut terbuka setelah melihat tingkah mereka ini. Situasi seperti ini, aku membayangkan kalau ini digambarkan dalam buku komik, sudah ada arus listrik yang menyambar dari mata mereka lalu bertemu tepat di tengah-tengah mereka dan menimbulkan percikan api.

“Oh noo..”, batinku langsung panik membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya dan situasi seperti ini yang pasti akan terulang nanti di masa depan..



….

….

….
 
Terakhir diubah:
Apakah ini awalnya knapa di masa depan Lia bisa selingkuh dengan Bramono di saat Reza pergi ke HK???
Menarik,,,
Apakah TS akan mulai menambahkan NTR dalam ceritanya??🤔🤔

Tidak sabar untuk menunggu episode berikutnya 😁
Kacau lu bro.. nyebarin hoax lg.. nt yg laen pada salah kaprah lg, ribet ane jelasinnya 🤣🤣

Ayo dong gans.. diisi polingnya 🤭
 
Biar keliatan suhu, mana yg baca cerita suhu secara detail dan mana yg baca cuma nyari sex scene.
Padahal cerita suhu bagus dan idenya juga menarik tapi sayang yg komentar tentang jalan ceritanya sedikit, kebanyakan cuma minta update dan jadi silent reader.
Ayo dong agan" semua, hargailah sebuah karya dengan rajin berkomentar. Bagi para penulis itu adalah sebuah apresiasi yg sangat menyenangkan.

Fans garis keras Lia telah memilih suhu 😚
 
Bimabet
Mas Bro @Cikouna, Ini salah satu karya terbaik yang pernah saya baca.
Alurnya keren dan feel nya dapat banget.
Penggambaran tokoh - tokohnya juga mengena dan seolah pembaca ikut larut dalam ceritanya.
Reza, Lia, Indah, Vera, Yollie, Teguh, terus siapa itu nama hareem istrinya Nuha.? Saya jadi gak sabar bagaimana tentang dia nantinya.
Ente keren dan ane salut banget..
:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd