Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 68 21,1%
  • Indah

    Votes: 40 12,4%
  • Vera

    Votes: 20 6,2%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,6%
  • Azizah

    Votes: 125 38,8%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    322
Ora umum ora umum maneh....
Josss gandoss Bosku @Cikouna makin menantang alur cerita
Semakin banyak misteri yg tak terduga...
Semangat trs Hu...
💪💪💪🙏🙏🙏
 
SG 90 – A Weird Request


3 hari kemudian..

Di dalam satu ruangan yang ada di rumah kediaman keluarga Tojo..

Tadashi Tojo sedang duduk bersila dan menatap foto mendiang cucunya yang terpajang di altar ruang keluarga rumahnya. Entah sudah berapa lama dia diam dalam posisi ini. Di dalam hatinya penuh dengan kesedihan dan kemarahan yang luar biasa.

Baru kemarin, ia selesai melakukan prosesi Ososhiki (upacara tradisi pemakaman orang J) untuk cucu laki-laki satu-satunya yang ia miliki ini. Banyak orang-orang penting yang melayat ke rumah kediaman Tojo. Diantaranya adalah partner-partner bisnis dan pejabat negri J yang datang dan menyampaikan rasa belasungkawa mereka atas tragedi yang menimpa klan Tojo.

Namun Tadashi memutuskan untuk tidak menemui para tamu tersebut dan hanya memilih untuk berdiam diri sendirian di ruangan ini. Ia hanya keluar ketika menyambut seorang perwakilan dari perdana mentri J dan juga ketika dua pemimpin klan Yakuza lain yang memiliki status dan pengaruh yang sama dengan klan Tojo datang menghadiri prosesi pemakaman Hideki.

Kedua orang pimpinan klan Yakuza tersebut bahkan menyatakan kesiapan mereka untuk membantu klan Tojo mencari keadilan atas tewasnya penerus dari klannya itu dan kalau klan Tojo berniat untuk berperang dengan keluarga Li yang otomatis akan melibatkan juga The Qilin Brotherhood, sebagai organisasi besar yang ada di belakang keluarga Li.

Tadashi sangat mengapresiasi tawaran dari kedua pemimpin klan Yakuza tersebut yang notabene merupakan rival bisnis dari klan Tojo dan juga dalam hal perebutan daerah kekuasaan di negara J. Namun dalam hal yang menyangkut musuh bersama seperti ini, klan-klan di J tetap mengedepankan rasa nasionalisme dan persatuan mereka untuk bersama menghadapi ancaman dari luar.

Tadashi hanya mengucapkan terima kasih atas tawaran mereka tersebut dan belum memutuskan apa yang akan klan Tojo lakukan ke depannya. Sebagai seorang pemimpin klan besar, ia tau apa akibat dari keputusanya itu, jika ia memutuskan untuk berperang dengan TQB. Lagipula sekarang, ia dan klannya masih dalam masa berkabung dan baru saja menyelesaikan prosesi pemakaman Hideki, sehingga mereka belum memutuskan apa-apa lagi.

Kematian cucunya yang sangat ia sayangi itu memang membuatnya benar-benar merasa terpukul. Tidak dapat ia bayangkan sebelumnya, bahwa cucu yang rencananya akan menjadi penerusnya sebagai pemimpin klan Tojo, harus meninggal dalam usia muda dan dengan cara yang sangat mengenaskan.

Klan Tojo dan bisnisnya, yang diwarisinya dari kakek buyutnya dulu, yang akhirnya menjadi salah satu klan Yakuza terkuat di negri J saat ini pada masa kepemimpinannya, rencananya akan diwariskannya pada Hideki, cucunya itu.

Dari semejak Hideki kecil, Tadashi memang sudah mempersiapkan dan mendidik Hideki untuk menjadi seorang pemimpin yang akan menggantikannya kelak suatu saat ketika ia sudah meninggal dunia. Malah Tadashi Tojo berencana untuk pensiun lebih cepat dan menyerahkan posisinya kepada Hideki dalam waktu dekat.

Hideki dan adiknya Natsu, merupakan 2 orang terakhir yang dimiliki Tadashi, yang merupakan keturunan langsung darinya. Tadashi hanya memiliki 1 orang putra dari mendiang istrinya. Putranya itu menikah dengan seorang wanita dari keluarga biasa-biasa dan dari pernikahan mereka, memberikan 2 orang cucu untuk Tadashi.

Namun malangnya, ketika Hideki dan Natsu masih kecil, kedua orang tua mereka itu tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter. Sejak saat itu, Tadashi merawat sendiri kedua cucunya itu dan sudah mendidik Hideki sejak dini dengan harapan cucunya tersebut dapat menjadi penerus bisnis dan pemimpin klan Tojo di masa depan.

Itu sebabnya seminggu yang lalu, ia mengirim Hideki ke HK dengan harapan cucunya itu bisa mendapatkan pengalaman untuk menjalankan bisnis keluarga mereka yang juga memiliki beberapa lini usaha di HK.

Klan Tojo sendiri memang memiliki beberapa kerja sama bisnis dengan beberapa keluarga mafia di HK. Dengan beberapa orang anak buahnya yang menjaga dan melindungi Hideki, Tadashi awalnya yakin itu akan bisa menjamin keselamatan Hideki di luar negri, walaupun ia tau bahwa di HK, keluarga Tojo tidak memiliki pengaruh yang besar seperti yang mereka miliki di J.

Dari informasi yang diperolehnya, perseteruan yang terjadi antara Li Guang dan Hideki, cucunya, justru diawali oleh kekurangajaran Li Guang yang telah melecehkan dan mengggoda tunangan dari cucunya.

Karena tidak terima wanitanya dilecehkan oleh orang lain, Hideki naik pitam dan akhirnya terlibat perkelahian dengan Li Guang dan anak buahnya sampai Li Guang babak belur.

Kejadian itu membuat Li Guang merasa dipermalukan, sehingga ia mengumpulkan banyak anak buahnya lalu mencegat rombongan Hideki yang berniat untuk menuju bandara dan meninggalkan HK.

Karena kalah jumlah, Hideki dan anak buahnya kalah lalu disekap oleh Li Guang dan dibawa ke sebuah tempat. Di depan Hideki, Li Guang memperkosa tunangannya.

Lalu ia menyiksa Hideki dengan sadis sampai beberapa jarinya putus serta kedua testikelnya remuk setelah disiksa dan dihajar habis-habisan oleh anak buah Li Guang atas perintahnya. Hideko pun tewas ketika dalam perjalanan ke rumah sakit akibat kehilangan banyak darah.

Jenazah Hideki langsung dikirimkan ke J, malam itu juga. Setelah melihat kondisi mayat Hideki, sontak membuat klan Tojo marah besar. Tadashi pun langsung mengumpulkan anak-anak buahnya dan berniat membalaskan dendam dengan menyerang rumah keluarga Li di HK lalu menangkap Li Guang.

Namun baru saja rombongannya itu mau pergi ke bandara untuk terbang ke HK, rumah kediaman keluarga Tojo didatangi oleh beberapa orang perwakilan dari The High Table yang dipimpin oleh seorang wanita yang ternyata berkedudukan sebagai adjudikator dari THT, yang dikirim langsung dari Headquarter THT di eropa.

Wanita tersebut lalu mengajak Tadashi untuk berbicara empat mata. Dalam pembicaraan mereka itu, wanita itu berusaha membujuk Tadashi untuk tidak bertindak gegabah dan mengancamnya atas apa yang terjadi kalau klan Tojo sampai berperang dengan keluarga Li.

Bukan hanya itu akan menyebabkan THT dan TQB akan berperang juga, namun konflik ini bisa merembet dan mengakibatkan peperangan besar antar negara. Hal ini juga disampaikan oleh perwakilan staf perdana mentri negara J ketika melayat ke kediaman keluarga Tojo kemarin.

Dalam negosiasi tersebut, Tadashi akhirnya mengalah namun ia tetap menuntut keluarga Li bertanggung jawab atas kematian cucunya dengan menyerahkan Li Guang kepada klan Tojo. Keluarga Li menolak tuntutan mereka itu dan hanya mengirimkan uang ganti rugi dalam jumlah yang cukup besar.

Tentu saja uang tersebut tidak membuat klan Tojo puas. Mereka menuntut bahwa darah harus dibayar dengan darah pula dan tidak cukup hanya dengan kompensasi materiil seperti ini.

Akan tetapi, Tadashi pada hari itu tetap memutuskan untuk menahan diri dan tidak jadi menyerang HK, karena ia merasa dengan banyaknya mata yang menyorot dan mengawasi kedua keluarga tersebut, akan membuat penyerangan klan Tojo ke keluarga Li tidak akan berhasil. Malah sangat mungkin, keluarga Li sudah bersiap-siap mengumpulkan orang-orang mereka dan menyiapkan jebakan untuk klan Tojo, kalau mereka berani menyerang HK saat itu.

Jadi saat ini, Tadashi memilih untuk bersabar sementara waktu sambil menunggu kesempatan yang lebih baik untuk membalaskan dendamnya itu dan menghancurkan keluarga Li.

SREETTT

Tadashi mendengar pintu di belakangnya digeser terbuka. Lalu seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut dan setelah menutup pintu kembali, orang itu duduk berlutut di belakangnya.

Tadashi tidak perlu membalik badannya untuk tau siapa orang yang baru masuk itu. Sudah beberapa kali cucunya, Natsu, berusaha membujuknya untuk makan. Dan kali ini juga sama.

“Ojiisan.. Aku sudah menyiapkan makanan untuk kakek. Sudah dari tadi malam kakek belum makan”, ujar Natsu lembut kepada kakeknya.

“Aku masih belum lapar. Kamu duluan saja yang makan”, jawab Tadashi.

“Kakek tidak boleh begitu. Kalau kakek begini terus, kakek nanti bisa jatuh sakit. Kakek harus menjaga kesehatan. Orang-orang kita sangat memerlukan keberadaanmu, terutama di masa-masa kritis seperti saat ini.”, Natsu berusaha membujuk kakeknya lagi. Namun Tadashi hanya diam saja dan tidak menjawab.

Natsu mencoba lagi,

“Apa kakek sudah tidak sayang sama, Natsu? Aku sudah kehilangan oniisan, apa kakek tega meninggalkanku juga? Bagaimana klan kita bisa membalaskan dendam oniisan kalau kakek sampai sakit?”

Kali ini perkataan Natsu membuat Tadashi tergerak. Ia menghela nafas dan berkata pelan kepada Natsu sambil menundukkan kepalanya,

“Maafkan aku yang tidak berguna. Aku belum bisa membalaskan dendam untuk kakakmu..”

“Apa karena wanita dari The High Table itu? Kalau THT tidak mau membantu kita atau malah menghalangi kita untuk berperang dengan keluarga Li, aku rasa.. Klan Tojo lebih baik keluar dari keanggotaan THT. Orang-orang kita tidak takut dan sudah siap untuk mati demi bisa membalaskan dendam oniisan..”, ujar Natsu dengan suara bergetar.

“Tidak sesimpel itu.. Masalah ini bukan hanya berefek pada klan Tojo, tapi juga pada seluruh negri J.. Lagipula, keluarga Li didukung oleh TQB dan punya kekuatan yang jauh lebih besar dari kita”, jawab Tadashi seraya menggelengkan kepalanya.

“Kalau soal jumlah orang, bukankah kedua pemimpin klan Sumiyoshi dan Inagawa sudah menyatakan niat mereka untuk membantu kita? Dan kalau itu belum cukup..”, Natsu berhenti sesaat lalu melanjutkan,

“Aku sudah memutuskan untuk menerima lamaran dari Rigen Yamaguchi. Aku rasa ditambah dengan bantuan dari klan Yamaguchi, kekuatan kita sudah cukup besar untuk bisa mengalahkan TQB.”

“Huh? Kau rela berkorban sampai sejauh itu?”, tanya Tadashi sambil membalik badannya dan menatap Natsu tak percaya.

“De-demi bisa membalaskan dendam oniisan, aku rela berkorban apa saja”

Tadashi kembali menghela nafas saat melihat cucu perempuannya itu sampai rela berbuat seperti itu. Setelah terdiam beberapa saat, ia berkata,

“Tidak, Natsu.. Aku tidak akan mengizinkanmu untuk menikahi bajingan itu. Aku tau kamu sangat membenci laki-laki itu. Aku tidak mau mengorbankan kebahagiaan cucuku satu-satunya. Dendam kakakmu pasti akan kita balaskan.. Tapi sekarang waktunya belum tepat.. Bersabarlah bersamaku, Natsu.. Kita harus sabar menunggu kesempatan untuk bisa mengalahkan mereka.”

Tadashi dan cucunya sama-sama terdiam setelah perkataan Tadashi itu. Namun tiba-tiba pintu ruangan itu bergeser terbuka dan seorang anak buah Tadashi muncul dan membawakan pesan,

“B-Boss.. Ada dua orang laki-laki yang datang dan mengatakan mau menemuimu..”, kata anak buahnya itu dengan terbata karena takut membuat Tadashi marah.

“Bukankah sudah kubilang, aku tidak mau menemui siapa-siapa hari ini? Suruh mereka pergi..”, bentak Tadashi kepada anak buahnya itu.

“Ta-tapi boss..”

“Tidak ada tapi-tapian.. Aku sedang tidak mau menemui siapapun hari ini. Bahkan kalau orang yang datang itu adalah seorang kaisar..”, ujar Tadashi dengan nada dingin.

“B-baik boss..”, jawab anak buahnya itu lalu buru-buru mau menutup pintu lagi. Namun Natsu mencegahnya,

“Tunggu.. Memangnya siapa yang datang?”, tanya Natsu penasaran karena anak buah Tadashi ini sampai berani mengabaikan perintah Tadashi tadi untuk tidak mengganggunya hari ini.

“Kami sudah menyelidikinya. Salah seorang dari dua orang itu adalah anak buah dari Rudy Zhao dari negara I. Dia mengatakan bisa membantu klan kita untuk mengalahkan keluarga Li..”, jawab anak buahnya itu.

“Eh?? Utusan dari Keluarga Zhao?”, mata Tadashi seketika melebar setelah mendengar jawaban dari anak buahnya itu.

..

Tadashi saat ini ditemani oleh cucunya dan beberapa anak buahnya di dalam ruangan untuk menyambut tamu. Karena penasaran, tadi ia akhirnya memutuskan untuk menemui kedua utusan keluarga Zhao. Di sebrangnya, ia melihat seorang pria tambun yang terlihat jelas kegugupannya dan seorang pria muda yang berkharisma dan memiliki wajah yang jelas bukan berasal dari negri J.

Pria muda itu dengan santai membalas tatapan matanya dan terlihat sama sekali tidak merasa terintimidasi oleh keberadaan Tadashi dan anak-anak buahnya yang bertampang seram. Di dalam hatinya, Tadashi cukup mengagumi keberanian pria muda ini, yang berani datang ke markas klan Yakuza yang ditakuti di negri ini.

“Ada perlu apa utusan dari keluarga Zhao datang kemari?”, tanya Tadashi dengan suara dingin.

“Ma-maafkan atas kedatangan kami yang mendadak ini Tojo-san.. Tapi kami disini bukan sebagai utusan dari keluarga Zhao. Saya menemani master saya kesini untuk membicarakan beberapa hal..”, jawab pria tambun itu gugup sambil menunjuk hormat kepada pria muda di sebelahnya.

“Hm?”, Tadashi sontak heran dengan jawaban pria tambun itu. Ia langsung menoleh ke arah pria muda yang ternyata merupakan atasan dari pria tambun itu dan menatapnya tajam. Tadashi melihat pria muda itu membungkukkan badannya lalu berkata,

“Pertama-tama izinkan saya mengucapkan rasa belasungkawa saya yang besar atas meninggalnya cucu anda, Tojo-san.”

“Hm”, jawab Tadashi datar menerima ucapan belasungkawa pria itu sambil memberinya kode untuk melanjutkan.

“Maksud kedatangan saya kesini adalah untuk memberikan kesempatan kepada klan Anda agar bisa membalaskan dendam kepada keluarga Li sekaligus menawarkan kepada klan Tojo untuk menggantikan TQB sebagai penguasa daerah HK dan sekitarnya”, ujar pria muda itu dalam bahasa J yang tata bahasanya kurang baik namun masih bisa dimengerti.

Sontak perkataannya itu membuat semua orang dalam ruangan ini terkejut. Tadashi mengerutkan keningnya dan berniat membalas perkataan pria muda di depannya ini namun keduluan oleh anak buahnya yang duduk di sampingnya.

“APA?? BERANI-BERANINYA KELUARGA ZHAO MENGIRIMKAN UTUSANNYA KESINI DAN MEMBUAT LELUCON DALAM KONDISI KAMI YANG SEDANG BERKABUNG SEPERTI INI !!”, bentak seorang pria tua yang terlihat berumur sedikit di bawah tadashi. Pria tua yang duduk di sebelah Tadashi ini bernama Ryu dan merupakan sepupu dari Tadashi yang dipercaya untuk mengepalai divisi finansial klan Tojo.

Dibentak seperti itu oleh Ryu, Tadashi cukup heran karena ia melihat pria muda itu masih terlihat santai dan percaya diri.

“Tenanglah Ryu.. Biarkan dia bicara dulu..”, ujar Tadashi.

Lalu Tadashi mendengar pria muda itu melanjutkan,

“Saya juga memiliki dendam yang sama dengan Anda, Tojo-san.. Dalam waktu dekat, saya akan membuat kekacauan di HK dan melemahkan kekuatan TQB dengan cara menghabisi keluarga Zhao dan keluarga Kwok. Dengan bantuan klan Tojo, kalau kalian berhasil menghabisi keluarga Li, maka kekuatan TQB di HK akan semakin melemah. Klan-klan Yakuza di J, termasuk klan Tojo, akan menggantikan TQB menguasai HK..”

“OMONG KOSONG!! Kakak, aku yakin kedua orang ini dikirim oleh keluarga Zhao hanya untuk mengolok-olok kita. Pengawal, seret kedua orang ini keluar dan beri mereka pelajaran”, Ryu semakin geram setelah mendengarkan perkataan pria muda itu dan langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengusir kedua orang itu. Beberapa pria berbadan kekar langsung berdiri untuk melaksanakan instruksi Ryu.

“Tunggu..”, Tadashi mengangkat tangannya untuk mencegah anak buahnya. Lalu ia berkata kepada pria muda itu dengan nada mengancam,

“Perkataanmu barusan sangat jumawa dan tidak masuk di akal anak muda. Aku memberimu kesempatan untuk menjelaskan. Tapi aku harap kau sudah siap menerima konsekuensinya kalau penjelasanmu nanti ternyata hanyalah omong kosongmu belaka.”

“Saya tidak mungkin berani bicara omong kosong dengan Anda, Tojo-san.. Kalau Anda mau mengetahui rencana saya, lebih baik saya menceritakan kepada Anda dengan memegang tangan saya. Bahasa J saya kurang lancar, jadi lebih baik saya menggunakan cara ini untuk membuat Anda mengerti”, ujar pria muda itu santai sambil mengulurkan tangan kanannya.

“Kurang ajar! Kak, aku yakin orang ini punya niat mencelakaimu. Pengawal cepat tangkap mereka dan buat mereka mengatakan niatan mereka yang sebenarnya”, Ryu memerintahkan anak buahnya lagi. 3 orang anak buahnya yang bertubuh besar langsung berjalan menghampiri kedua orang itu.

Tadashi melihat pria muda itu menghela nafas lalu menoleh ke arah ketiga anak buahnya yang mau meringkusnya. Pria muda itu kemudian terlihat menggumamkan sesuatu sambil melambaikan tangannya ke arah anak-anak buahnya itu. Dan..

BRUK BRUKK

Ketiga anak buah Tadashi itu langsung ambruk ke lantai. Kejadian ini langsung membuat mata Tadashi terbelalak. Sesaat, semua orang seolah terbengong dengan aksi pria muda itu yang bisa melumpuhkan ketiga orang yang berbadan besar itu tanpa menyentuh mereka.

Namun kemudian anak buah Tadashi yang lain, langsung tersadar dan dengan cepat mengeluarkan pistol dari balik pakaian mereka lalu menodongkannya ke arah pria muda itu.

“Tunggu..”, Tadashi kembali mengangkat tangannya untuk mencegah anak buahnya menembak pria itu. Lalu dia bertanya kepadanya,

“Apa yang sudah kamu lakukan kepada mereka?”

“Tenang saja, Tojo-san. Saya hanya membuat mereka tertidur. Saya memiliki kekuatan yang mungkin terdengar tidak masuk di akal. Tojo-san akan mengerti setelah memegang tangan saya”, jawab pria muda itu sambil mengulurkan tangannya lagi ke arah Tadashi.

“Kak, jangan.. orang ini..”, Ryu berusaha memperingatkan Tadashi.

“DIAM!”, bentak Tadashi kepada Ryu yang langsung membuat Ryu tutup mulut.

Kemudian ia mengulurkan tangannya kepada pria muda itu sambil berkata,

“Mendekatlah..”

Lalu dengan masih dalam todongan pistol, pria muda itu dengan santai menghampiri Tadashi dan menggenggam tangannya. Setelah itu, dia berkata,

“Saya akan menceritakan beberapa memori saya ke dalam pikiran Anda, Tojo-san. Tutup mata Anda, rileks saja dan jangan dilawan..”, ujar pria itu.

Tadashi menatap tajam mata pria muda yang sedang memegang tangannya itu. Sesaat kemudian, ia mengangguk dan menutup matanya.

Kemudian tiba-tiba dalam pikirannya, Tadashi menerima dan membaca serangkaian memori pria muda itu. Awalnya Tadashi terkejut karena memori-memori itu tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya, seolah-olah ia sendiri yang sudah mengalami dan menyaksikan kejadian-kejadian dari memori itu. Namun lama kelamaan, ia dapat beradaptasi dengan situasi yang dialaminya saat ini.

Beberapa saat kemudian, Tadashi membuka matanya. Pria muda itu pun melepaskan genggaman tangannya di tangan Tadashi. Tadashi terlihat masih cukup syok dan terkejut setelah menerima dan membaca memori baru dalam pikirannya itu.

“Kak.. Apa kau baik-baik saja?”, Ryu bertanya dengan nada khawatir di sebelahnya. Suara Ryu itu langsung membuat Tadashi tersadar dari syoknya lalu menjawab,

“Aku tidak apa-apa.. Apa yang dikatakan laki-laki ini benar.. Dia memiliki kekuatan untuk mengendalikan orang lain. Dan saat ini, dia sudah berhasil mengontrol Rudy Zhao”

“Apa??”, Ryu dan anak buahnya yang lain pun terkejut setelah mendengar perkataan Tadashi itu. Namun Ryu masih tidak percaya dan bertanya curiga,

“Kak.. A-apa mungkin orang ini tadi hanya memanipulasi pikiran kakak.. Mungkin orang ini sebenarnya adalah ahli hipnotis yang bisa mempengaruhi orang lain”

“Tidak, Ryu.. Aku yakin saat ini aku masih sepenuhnya sadar dan tidak dalam pengaruh siapa-siapa. Tapi aku sendiri juga masih tidak mempercayai klaim orang ini dan harus melihat kekuatannya secara langsung”, jawab Tadashi yakin. Lalu ia berpikir selama beberapa saat, kemudian membalikkan badannya dan menoleh ke arah cucunya, Natsu, seraya berkata,

“Berikan sehelai rambutmu..”, perintah Tadashi kepada cucunya itu. Natsu terlihat heran dengan perintah kakeknya, namun ia tetap menurut dan memberikan sehelai rambutnya.

Setelah itu, Tadashi kembali menghadap kepada pria muda itu dan mengulurkan tangan yang memegang sehelai rambut cucunya itu seraya berkata,

“Aku masih tidak mempercayai kekuatanmu itu anak muda. Ini.. Gunakan rambut ini dan buat cucuku tunduk kepadamu. Kalau kau berhasil, aku berjanji akan mengikuti rencanamu itu. Dan aku akan menjamin, klan Tojo akan memberikan bantuan sepenuhnya kepadamu mulai saat ini”

“Eh?”, kali ini giliran pria muda itu yang terkejut dengan perintah Tadashi. Pria itu refleks melirik ke arah sehelai rambut yang dipegang Tadashi, lalu ke arah Natsu, cucunya.

“Tojo-san.. Kalau aku menggunakan kekuatanku untuk cucumu itu..”, pria muda itu berusaha membujuk Tadashi, namun Tadashi tetap bersikeras,

“Tunjukkan kekuatanmu sekarang juga dan buat cucuku ini menjadi budakmu. Atau jangan salahkan aku kalau anak-anak buahku menghabisimu saat ini juga”, ancam Tadashi dengan nada yang terdengar jelas tidak main-main.

“Eh? Ojiisan..”, Tadashi mendengar suara Natsu memprotesnya di belakangnya namun ia tidak menghiraukan cucunya itu dan lebih berfokus pada pria muda di depannya.

Pria itu masih terlihat ragu dengan perintah Tadashi. Namun sesaat kemudian, pria itu menghela nafas dan berkata dengan pasrah,

“Baiklah..”, ujar pria itu lalu mengambil sehelai rambut Natsu yang dipegang Tadashi..



….

….

….
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd