Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

krimpaikental

Senpai Semprot
Daftar
22 May 2017
Post
872
Like diterima
680
Bimabet
Cerbung ini mengisahkan pengalaman Robby - seorang wiraswasta berumur 49 yang masih beristri dan memiliki 2 anak remaja - dengan sejumlah MILF yang pernah berlabuh dalam kehidupan seksnya. Yang dimaksud MILF disini adalah ibu / mama / mommy dari yang berusia muda hingga setengah baya dengan berbagai profesi dan status.

Chapter 1 - page 1
Chapter 2 - page 2
Chapter 3 - page 4
Chapter 4 - page 5
Chapter 5 - page 7
Chapter 6 bag 1 - page 10
Chapter 6 bag 2 - page 13
Chapter 6 bag 3 - coming soon
 
Terakhir diubah:
Chapter 1. Mabuk berlanjut…

Gw lebih senang memanggil mereka Asisten Rumah Tangga, lebih elegen karena pembantu itu sebenarnya sebuah profesi yang cukup krusial dalam kehidupan ibukota yang super sibuk. Gw punya 3 asisten, satu untuk masak, satu untuk cuci setrika dan satu untuk bersih-bersih. Seperti umumnya dilema yang mungkin terjadi di banyak tempat, asisten-asisten ini suka berhenti kerja setelah 1-2 tahun, alasannya klasik, karena akan menikah, jauh dari suami, blah blah blah. Dari 3 posisi asisten itu ada 2 yang awet. Yang satu bernama Tika umur 28 tahun, sudah bekerja dari sejak gadis hingga menikah dan sekarang sudah punya 1 balita. Yang satu lagi Nita umur 36 tahun, sudah mengabdi 4-5 tahun di rumahku. Cerita ini fokus ke Nita dulu ya, nanti baru cerita mengenai Tika di chapter berikutnya.

Peristiwa ini terjadi sekitar 2 tahun lalu, malam itu gw harus entertain makan malam beberapa tamu bisnis orang jepang. Tak terasa malam itu kami menghabiskan cukup banyak sake hingga gw sudah setengah mabuk ketika sampai rumah jam 10an. Waktu itu Nita yang membuka pintu garasi karena dia masih menonton TV. Gw melangkah agak terhuyung karena pengaruh alkohol dan ketika harus naik tangga dari basement garasi gw terhenti sebentar. Nita agak khawatir, memegangi lenganku dan bertanya “Pak Robby gak apa-apa kan?”. Gw menghela nafas panjang dan menjawab “Nit tolong tuntun saya ke atas ya”. Perawakan Nita cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia, kira-kira sama dengan gw yang 170cm. Berat badannya proporsional dan bentuknya agak atletis.

Tangan kiri Nita merangkul di punggungku sedangkan tangan kanannya memegangi lengan kananku. Dia perlahan menahan dari belakang samping ketika gw menapak naik tangga. Pada saat itu gw dapat merasakan gundukan kenyal teteknya menekan daerah punggungku serta lenganku. Tiba-tiba hormon andrenalin mengalir dalam tubuhku dan gw malah terangsang, apalagi pada saat itu bini gw sedang tamasya 8 hari ke LN bersama keluarganya. Setiap kali teteknya yang kenyal menabrak atau menekan tubuhku, penisku semakin mengeras. Setiap tapak anak tangga membangkitkan birahiku dan kamarku terletak di lantai 3.

Setibanya depan pintu kamar dia melepaskan tubuhku perlahan tapi gw malah meraih lengannya dan menariknya masuk kamar. Dia tidak memberontak. Gw semakin berani karena gejolak libido. Gw lalu menghempaskan badan ke atas ranjang dan meminta padanya “Nit tolong ambilin baju ganti bapak dong”. Nita yang bertugas sebagai tukang cuci setrika hafal dimana letak baju2ku dan seragam tidurku yang berupa kaos dan celana pendek longgar.

Gw bangkit duduk di pinggir ranjang, membuka kemeja dan menggantinya dengan kaos. Gw lalu mempeloroti celana sekaligus dengan CD hingga menonjolkan kontol tebal panjang 17cm yang sudah setengah keras. Gw memang sengaja dan melirik untuk melihat ekspresi Nita. Dia berdiri membeku tak bergerak namun matanya berkali-kali melirik ke arah kontolku. Gw berdiri seakan ingin memakai celana pendek itu tapi malah berjalan mendekatnya. Dia masih termangu tak bergerak. Gw semakin berani apalagi gw tau Nita pernah mempergoki gw sedang bercinta dengan istriku Lina. Sekitar 2 minggu sebelumnya gw sedang bersenggama dengan Lina di kamar mandi posisi doggy sambil berdiri di pagi hari. Ketika sedang panas-panasnya menggenjot belahan vagina, gw melihat Nita sudah berada di kamar. Nita biasanya mengambil baju kotor di pagi hari dan sebelum masuk dia selalu mengetuk pintu. Saat itu karena sedang sibuk bercinta di kamar mandi, gw dan Lina tidak mendengar ketukan itu dan Nita masuk ke kamar. Gw sengaja tidak kaget dan belagak seakan tidak tau Nita berada di kamar tapi dari sudut mata gw melihatnya terkesima beberapa saat sebelum perlahan beranjak keluar kamar. Sejak itu Nita sering tersenyum janggal ketika berpapasan denganku. Nita masih bersuami dan biasanya dia pulang kampung setiap 6 atau 8 minggu. Di umur yang sedang tinggi-tingginya birahi ditambah jarang disentuh, gw cukup yakin Nita terangsang melihat kontol yang mulai mengeras tersaji di hadapannya.

Gw dengan langkah mantap mendekatnya berkata lirih “Nita kamu udah pernah liat bapak ngentot sama bu Lina kan… sekarang kamu mau cobain nggak?”. Nita salah tingkah mendengar pertanyaanku yang vulgar. Gw lalu menarik tangannya, mengarahkannya ke penis hingga menyentuh telapak tangannya. Bukannya menarik tangan Nita malah mulai menggenggam erat batang penisku yang sudah mengeras penuh. Dia perlahan mengelus penisku naik turun hingga ke daerah skrotum. Sentuhannya membuatku semakin terangsang. Kami hanya terpaut 30cm. Mukanya menunduk pasrah. Gw lalu menekan tubuhnya untuk berlutut dan menyodorkan penis tegang ke mulutnya. Nita mulai mengecup palkonku dan perlahan memasukkannya kedalam mulutnya yang basah. Gw membiarkan Nita melakukan blowjob yang semakin panas. Dia pintar mengemut palkon sambil mengocok batang penisku dikombinasi dengan sekali-sekali menelannya dalam-dalam. Gw dengan gemas memegang kepala Nita lalu bergerak maju mundur perlahan mengentoti mulutnya. Nita bergumam lirih hhhhmmm… hhhmmm… sambil mencengkeram erat pantatku.

Gw lalu menuntun Nita berdiri, melucuti kaosnya, menampakkan teteknya yang berbentuk mangga ranum. Nita tidak mengenakan BH saat itu. Lingkar dada Nita berkisar 36 dengan ukuran cup B. Kulit Nita sawo muda dan licin, sungguh eksotik. Parasnya tidak cantik tapi tidak juga jelek. Tulang pipinya agak tinggi, hidungnya tipis mancung, bibirnya tipis dengan bola mata besar. Rambutnya panjang tersanggul ke atas. Masih sambil berdiri gw mendekapkan wajah ke dadanya dan mengulum pentil teteknya yang kenyal berwarna coklat tua. Dia melirih sambil melingkarkan kedua tangannya di leherku. Kedua tanganku menyusup ke dalam celananya dan meremas gemas bantalan pantatnya yang sekal. Jariku berlanjut menelusuri belahan pantatnya hingga menyentuh belahan memeknya yang sudah mulai lembab, meraba-raba bibir memeknya hingga basah. Nita terus mengerang lirih karena rangsangan yang bersamaan terjadi di tetek dan belahan vaginanya. Ooooh… ssshhh… ooohhh…

Gw juga merasakan rangsangan hebat lalu melucuti kaosku dan celana Nita. Sekarang kami sudah telanjang bulat dan gw bisa menikmati posturnya yang rada atletis. Perutnya masih datar dengan sedikit lemak, pinggulnya lebar berisi, jembutnya halus panjang lebat. Kakinya panjang dengan paha padat. Gw lalu mendorongnya hingga ke tembok, memeluknya erat, menjilati teteknya dengan rakus, mengangkat kaki kanannya hingga melingkar di pinggulku sambil mencolok-colok jari tengah ke dalam vaginanya. Tubuh Nita semakin menggeliat. Ujung saraf di otot vaginanya menerima rangsangan hebat akibat gesekan jariku yang lincah menerobos keluar masuk vaginanya. Nita membiarkan diriku memperlakukannya seperti perempuan jalang dan tampak sungguh menikmati foreplay itu.

Setelah puas beradegan di posisi itu, gw menuntun Nita ke ranjang dan menyuruhnya berbaring. Kedua pahanya gw buka lebar lalu gw mulai menjilati seluruh mulut vaginanya. Labia Nita tipis berwarna kecoklatan. Klitorisnya sudah mengeras dan tampak menyembul. Jembut halus menghiasi sekitar mulut vaginanya hingga ke belahan pantat. Gw menjilat vaginanya dari bagian bawah menelusuri belahan memek hingga ke klitoris lalu turun lagi ke bawah, demikian gw ulang-ulang seperti gerakan sedang mengecat. Tangan Nita meremas erat rambutku dan seprei ranjang. Gw memang suka jilmek jadi kalau sudah memberikan oral seks ke lawan main gw sanggup berlama-lama dengan sabar hingga tidak jarang lawan mainku orgasme.

Nita mengerang lirih dan badannya menggeliat setiap kali lidahku menjilat dan menyingkap labianya. Apalagi ketika gw melumat bibir memeknya dengan nafsu, kakinya mengejang otot pahanya mengeras hingga satu ketika seluruh tubuhnya mengejang dan memeknya merapat karena dia mencapai orgasme. Bukannya memperlahan jilatan gw semakin bernafsu mengerjai belahan memeknya. Nita mengerang arrrhh… dan mencoba menjauh tapi gw langsung memegang erat pahanya hingga muka gw terbenam di selangkangannya dan melumat bibir vaginanya. Gw memasukkan lidahku ke dalam vaginanya dan merasakan cairan kental agak asin. Dia mengempit kedua pahanya kuat-kuat. Desis dan erangan lirih berbaur dengan suara gw melumat slerp.. sleerp… Air liurku menyatu dengan cairan vaginanya hingga mengalir ke belahan pantatnya. Jembut halus di seputar mulut vaginanya basah. Selama gw melakukan oral seks itu Nita terus menikmati orgasmenya yang meledak-ledak. Rangsangan ujung saraf di dinding vaginanya bergetar hingga ke ubun-ubunnya. Seluruh tubuhnya merinding karena rangsangan.

Gw lalu rebahan di ranjang dan memandu Nita pindah di posisi WOT. Dia memegang kontolku, mengarahkannya ke belahan vaginanya, dan perlahan mendorongnya masuk. Otot vaginanya masih terasa mencengkeram erat walaupun sudah basah, penisku dengan agak susah menerobos masuk hingga mentok dan Nita menggenjot perlahan. Gw melihat ekspresi wajahnya yang menghayati setiap rangsangan di terowongan cintanya ketika bergesekan dengan penis. Matanya terpejam, mulutnya terkatup rapat. Gw lalu menjulurkan tangan kanan memijit klitorisnya sedangkan tangan kiri memilin pentilnya. Mulutnya setengah membuka, dia merintih perlahan… oooohhh… tangannya memegang erat tanganku. Dengan penis yang tertanam mentok dia menggerakkan pinggulnya maju mundur, terkadang bergerak berputar. Lendir vaginanya menetes membasahi area selangkanganku.

Gw lalu bangkit duduk agar leluasa menghisap kedua pentil teteknya bergantian. Jari tengahku menjelajah ke belahan pantatnya, menstimulasi daerah anusnya yang basah karena lendir vagina lalu mencolok perlahan masuk kedalam duburnya. Nita menggeliat dan mendesis. Ssssshh.. ooohh.. Gw hanya memasukkan setengah jari kedalam duburnya, cukup untuk menambah kenikmatan bagi Nita yang mengalami rangsangan hebat bersamaan di tetek, vagina dan anusnya. Nita bergerak semakin liar dan memelukku erat. Kami terus bercinta di posisi itu setidaknya 5 menit, Nita kemudian mengerang panjang, vaginanya tiba-tiba basah, seluruh tubuhnya kejang, dia memelukku semakin erat. Nita kembali orgasme dan kali ini lebih lama dari yang pertama. Dia terus menggoyang pinggulnya maju mundur, mengulek penisku dalam memeknya. Kedua tanganku sekarang meremas teteknya dan mulutku aktif menghisap-hisap pentil teteknya. Orgasme yang masih menyisakan rasa ngilu di seluruh tubuhnya semakin terangsang oleh gesekan penis dalam vaginanya dan kemutan di pentil teteknya.Tidak sampai 2 menit sejak orgasme sebelumnya Nita kembali klimaks. Dia memeluk erat, wajahnya dibenamkan di pundakku, menggigit perlahan dan mengerang panjang aaaaarrrhhh. Gw merasakan otot vaginanya berkedut menyedot penisku. Pada saat bersamaan cairan vaginanya kembali tumpah melumuri penisku. Gw juga dapat merasakan geli ngilu menyerang seluruh penisku hingga berkedut.

Gw mendorong tubuh Nita hingga terbaring, kakinya gw buka dan bertumpu di pundakku. Penisku kembali membelah lobang vaginanya. Palkon gw yang sudah sensitif dapat merasakan belahan vaginanya yang masih masih lumayan rapat. Cairan vaginanya menjadi pelumas alami sehingga kontolku bergerak keluar masuk dengan leluasa. Kontolku terasa agak kebas akibat pengaruh alkohol, gw terus menggenjot vaginanya dengan buas semakin lama semakin cepat ceplok.. ceplok.. ceplok setiap kali penis tergelincir masuk vagina basahnya.

Gw lalu menyelipkan bantal di bawah bokong Nita hingga vaginanya menyorong ke atas dan kembali menerobosnya. Dengan sudut miring ke atas begitu, palkonku leluasa menggesek erat daerah G-Spot Nita yang membuatnya terangsang hebat. Kepala Nita bergerak kiri kanan, matanya terpejam erat, mulutnya terbuka, dirinya tak kuasa menahan erangan lirih aaaahhh…. aaahhh… “Ngilu pak… ngiluuuu…” Tangannya menyilang didada. Dia menggigit gemas tangannya sendiri akibat rasa ngilu yang terus mendera memeknya.

Gw mencabut penis, mengemut klitorisnya kuat, Nita semakin mengejang dan mengerang. Gw penetrasi lagi memeknya, menggesek erat G-Spotnya. Gw sengaja melakukannya berulang-ulang hingga Nita semakin tak berdaya menahan rangsangan dan kembali orgasme. Ketika dia klimaks gw menancapkan penis hingga mentok lalu mengulek vaginanya selama 1 menit membuatnya menatap kosong dan merintih sepanjang orgasme. Gw memindahkan bantal dari bawah bokongnya hingga Nita terbaring rata di ranjang. Penis gw masih tertanam dalam vaginanya lalu kedua kaki Nita gw rapatkan sehingga vaginanya menjepit erat penisku. Walaupun mencengkeram erat penisku, gw masih leluasa menggenjot memeknya karena cairan memeknya yang licin. Batang penisku dapat merasakan eratnya otot vagina Nita. Setiap kali penisku keluar masuk, kami berdua mendesis dan mengerang. Oooohhhh…. sssshhh…. ooohhh… Otot vagina Nita memerah cairan pejuh dari testis menjelajahi saluran kemihku. Gumpalan pejuh mendesak dan menggelitik ujung saraf penisku menciptakan rasa ngilu geli yang begitu nikmat.

Gw lalu membuka paha Nita dan bercinta dengannya dengan gaya missionary. Tubuh kami rapat berdekapan. Kulit kami bersentuhan. Dadaku menekan teteknya yang kenyal. Birahi kami terbakar membara. Penisku terus keluar masuk lobang vaginanya, semakin lama terasa semakin ngilu. Testisku tersedot naik memompa air mani, satu milimeter demi satu milimeter terdesak ke lobang palkon. Gw dapat merasakan desakan hebat dan penisku mulai berkedut hebat. Ooooh nikmatnya vagina Nita… hingga akhirnya gw dapat merasakan detik-detik mencapai klimaks bersenggama gw mencabut penis, mengocoknya dan memuntahkan air mani di tubuh Nita. Muncratan pertama begitu kuat hingga mencapai dagu dan lehernya, diikuti muncratan kedua hingga daerah payudaranya. Muncratan selanjutnya adalah gumpalan air mani kental yang berceceran di perutnya. Kontraksi hebat orgasme menghantamku setidaknya 6-7 kali, diikuti kontraksi-kontraksi yang semakin melemah. Walaupun pada saat bersenggama dengannya gw terdorong nafsu kuat untuk keluar dalam memeknya, gw menahan diri dan memilih ejakulasi diluar vaginanya, sekedar jaga-jaga karena gw enggak tau apakah Nita menggunakan kontrasepsi. Gw hanya tidak ingin maid ini hamil.

Air mani yang sudah 5 hari belum dikeluarkan itu mebasahi sekujur tubuh Nita. Gw memang masih rajin bercinta setidaknya 2x seminggu dengan istri tapi karena dia sedang pergi tamasya maka gw harus puasa dulu. Setelah kontraksi orgasme mereda, gw sengaja membalur penisku dengan cairan air mani lalu memasukkannya ke dalam mulut Nita. Tanpa rasa jijik dia mengemut kontolku hingga rasa ngilu kembali menyerang dan membuatku mengerang panjang. Oooohhhh…. Gw lalu mengarahkan penis ke bibir memeknya, menguleknya perlahan di daerah labia dan mulut vaginanya untuk menikmati sisa rasa ngilu hingga tuntas. Setelah itu gw mengambil kemeja, memberikannya ke Nita untuk melap pejuh yang berceceran ditubuhnya lalu menghempaskan badan tergeletak tak berdaya di ranjang. Kami berbaring lemas di ranjang setelah sesi bercinta yang intens itu. Jam di nakas ranjang menunjukkan jam 11:43 ketika Nita beranjak dari ranjang, mengenakan pakaiannya, mohon diri dan melangkah gontai keluar dari kamarku. Malam itu bisa saja kami berlanjut ke sesi bercinta yang lebih panjang tapi Nita tidak ingin teman2nya curiga kalau menghilang kelamaaan. Gw tertidur pulas hingga esok pagi.

- Selesai -
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd