Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SERI PETUALANGAN SURADI

Semoga aja 2 koper yg di curi si umang itu isi nya duit semua bukan narkoba...

Si Ugi jd milyuner tapi tetep rendah hati dan tidak sombong,cuma makin mesum aja...

Hatur nuhun sob @Sumandono buat update rajin nya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
28

Pertemuan itu berlangsung selama 1 jam. Pak Suradi tak berminat ke Pub seperti yang ditawarkan oleh Bu Linda.
"Terimakasih, Lin. Saya akan pulang dan langsung kerja."
"Oh, begitu? Kenapa tidak nyantey dulu, Sur. Nikmati malam minggunya biar rileks..."
"Lin, kalau targetnya satu bulan, itu artinya pekerjaan saya sudah telat 1 minggu. Soal nyantey gampang, kalau semua kerja sudah selesai."
"Okelah, terserah dirimu saja. Goodluck ya semoga sukses."
"Sama-sama juga atas jobnya Lin."

Di mobil, Bosnya berkata, "Gi, telpon semua orang. Suruh kumpul besok, kita akan ke Majalengka, ke Kertajati, ada pekerjaan sebulan penuh."
"Siap, bos."
"Kalau bisa, Pak Tono suruh datang malam ini juga. Biar dia menyiapkan peralatan dan kamu mempersiapkan kendaraan."
"Siap, bos."

29

Ugi dan kawan-kawan melewati hari-hari yang panjang dan meletihkan di lokasi proyek tanpa jeda selama hampir 30 hari. Setelah target selesai, semua bersorak dan mendapatkan haknya dengan senyum gembira. Mereka semua pulang ke keluarga masing-masing dengan membawa hasil kerja keras mereka.

Kecuali Ugi.

Ugi merasa heran kenapa Mami tidak menelponnya. Ternyata Mami terkena kaker payudara dan sudah dirawat, dia dibawa ke rumah sakit oleh saudara terdekatnya. Anak-anaknya juga sudah ada yang datang.

Akhirnya Ugi pulang ke rumahnya di Cileunyi. Cici langsung memeluknya dan menciuminya tanpa malu-malu. Sekarang semua orang tahu bahwa Cici dan Ugi saling mencintai. Mang Otong dan Bi Popong serta emaknya tidak keberatan, bahkan mereka berniat menikahkan mereka. Namun, niat itu harus ditunda, menunggu Cucu dilamar dulu oleh Gugun. Cici tidak boleh ngerunghal (melewati) kakaknya, takut nanti kualat. Walau mereka tahu siapa Cici dan Cucu yang sebenarnya, tapi warga sekitar tidak. Untuk menghindari omongan jelek tetangga, Cici harus bersabar. Semuanya akan indah pada waktunya.
 
30

Kampung Cigendir merupakan salah satu kampung termiskin di Kabupaten Bandung.

Di kampung yang terdiri dari 2 RW tersebut, 7 dari 10 Rumah tangga, masih menggunakan kayu bakar sebagai alat untuk memasak. Menurut mereka, memasak dengan menggunakan kayubakar jauh lebih murah dari pada menggunakan gas LPG. Soalnya kayu bakar tidak perlu dibeli. Mereka bisa mendapatkannya secara gratis dengan memungutinya di berbagai kebon, atau pinggiran gunung manglayang atau juga dari sisa-sisa sampah bangunan. Di Kampung ini adalah lumrah jika orang menyimpan atau menumpuk kayu bakar di dalam rumah (biasanya di dapur yang lantainya masih berupa tanah) atau di halaman. Baik halaman depan, samping atau belakang.

Demikian juga dengan rumah Mak Pupung, Bi Popong dan Ceu Enah, mereka menumpuk persediaan kayubakar mereka di halaman belakang. Ketika Ugi pulang, halaman belakang itu penuh dengan tumpukan kayu bakar. Bekas kandang ayam itu juga sudah di bongkar oleh emaknya dan Cici. Ugi lupa bahwa dia pernah menyimpan koper yang dia bungkus dengan karung, di bawah kandang ayam itu. Lagi pula dia berpikir bahwa koper itu hanya berisi pakaian yang kurang berharga.

Konon, menurut kabar selentingan dari mulut ke mulut warga RW 04 dan 05, sebulan yang lalu, selama satu minggu; ada sejumlah orang tak dikenal melakukan sweeping dari rumah ke rumah, untuk mencari sesuatu. Warga menduga bahwa orang-orang tersebut sedang mencari barang bukti hasil transaksi narkoba, yang telah dicuri oleh salah seorang warga mereka yaitu Umang.

Namun hal tersebut dibantah oleh Ketua RW 04 dan Ketua RW 05 yang mendampingi orang-orang tak dikenal tersebut. Keduanya secara tegas dan senada, mengatakan bahwa orang-orang tersebut adalah petugas kementrian desa yang ingin melihat langsung kondisi kemiskinan di kampung tersebut.
"Mereka ingin melihat langsung dari satu rumah ke rumah secara teliti, tanpa terkecuali, agar mereka dapat menyimpulkan dan mencari solusi pemecahannya dengan tepat." Begitulah kata ke dua ketua RW tersebut.
 
31

Ugi tiba di rumahnya pada Sabtu malam sekitar Jam 9. Sepanjang perjalanan, dia mengeluh dan merasa khawatir, jika nanti dia pulang dan rumahnya penuh dengan para pemain kartu, dia kemungkinan akan sulit beristirahat karena berisik.

Namun kekhawatiran Ugi tidak terbukti.

Tiba di depan halaman rumahnya, suasana sepi. Lampu boglam 5 watt berpendar suram di langit-langit teras. Cici langsung membuka pintu dan ke luar rumah begitu mendengar suara motor. Dia memeluk Ugi dengan erat, tapi tangannya bau minyak kelapa. Rupanya Cici sedang mengerok punggung emak yang mengeluh masuk angin.
"Kang, motornya langsung di masukin ke dalam." Kata Cici.
"Entar dulu, mesinnya masih panas. Emak kenapa?" Tanya Ugi kepada emaknya.
"Emak masuk angin, Gi. Udah dua hari badan ini bawaannya terasa enggak enak." Kata Emaknya. Ugi melihat punggung emaknya merah-merah bekas kerokan.
"Mak, Ugi beliin beras 10 kilo sama saos sambal kesukaan emak."
"Kamu enggak usah repot kayak gitu, nyiar-nyiar piatoheun wae (nyari-nyari kegembiraan aja)." kata emak dengan wajah berseri. "Bi Popong dibeliin juga tidak? Dia juga adik emak, kamu harus kasih dia kalau punya rejeki."
"I ya mak, bi Popong dibeliin 5 kg sama saos sambal dan kecap." Kata Ugi. "Ngomong-ngomong koq sepi, Mak? Pada ke mana tuh para pemain kartu?"

Emaknya tertawa kering.
"Salah seorang suami yang main di sini ada yang ngelaporin ke polisi, jadi kita ditegur tidak boleh lagi mengadakan permainan kartu." Kata Emak. "Padahal mah, selama ini tidak pernah ada keributan dan percekcokan. Ini cuma hiburan murah meriah." Katanya sambil mengenakan kaos belelnya yang biasa digunakan untuk tidur.
"Ya, udah, Mak. Enggak apa-apa." Kata Ugi. "Ci, kresek yang warna hitam itu tolong bawa buat Bi Popong." kata Ugi lagi kepada Cici yang baru saja mencuci tangan di kamar mandi.
"I ya, Kang."
"Gi, apa bener kamu sama Cici saling menyukai?"
"Emak tahu dari mana?"
"Cici yang bilang sendiri."
"Oh. I ya mak, bener mak."
"Kamu jangan permainkan perasaan perempuan ya. Jangan plin plan kayak bapak kamu." Kata Emak. "Emak sih setuju-setuju saja kamu sama Cici. Dia itu cantik, Gi. Beda dengan orang kampung sini. Dia juga baik sama emak."
"I ya, Mak."
"Udah, emak mau istirahat dulu. Tadi sudah minum obat, sekarang terasa ngantuk."
"I ya, Mak. Istirahat dulu aja."

Cici datang lewat pintu belakang, dalam keadaan sudah berdandan. Dia tersenyum menatap Ugi.
"Kata Mamah, makasih."
"Sama-sama."
"Sekarang masukin motornya, Kang."
"I ya. Ini juga mau."

Ketika Ugi ke halaman dan mendorong motornya masuk ke dalam, Ceu Lilis terlihat olehnya sedang menyapu teras. Sekilas tampak Ceu Lilis melirik Ugi. Saat itu, Ugi sudah melepaskan jaketnya. Dia mengenakan safari biru tua yang rapi. Diam-diam Ceu Lilis terkesima.
 
32

"Ini kresek apa aja, Kang?" Tanya Cici seraya mengambil kantong-kantong kresek itu dari kaitan tebeng motor.
"Yang besar, beras. Yang kecil, saus, kecap dan garam ."
"Kalau yang ini?"
"Buka aja sendiri." Kata Ugi.
"Ini kaos yang bagus, akang beli di mana?"
"Di kaki lima."
"Buat emak?"
"Bukan. Buat kamu."
"Sungguh?"

Ugi mengangguk.

Cici memeluk kaos itu dan menatap Ugi dengan lembut.
"Tapi, kang, Cucu enggak dibeliin?"
"Buat Cucu sama Bi Popong di kresek satu lagi."
"Wak Pupung enggak dibeliin?"
"Emak nanti dikasih uangnya aja."

Ugi duduk di kursi tua rumahnya. Dia melepas sepatu dan kaos kaki. Cici duduk di sebrang meja. Di luar terdengar suara Cucu.
"Ceu Lilis mau kemana?" Dalam bahasa Sunda yang halus.
"Mau ke warung."

Cici bangkit dari duduknya, pergi ke pintu dan melihat Cucu jalan bergandengan tangan dengan Gugun.
"Cu, sini dulu sebentar." Kata Cici. Cucu mendekat dan masuk ke rumah.
"Eh, ada Kang Ugi."
"Baru sampai nih Cu."
"Ini ada oleh-oleh dari Kang Ugi, buat Cucu sama mamah." Kata Cici
"Wah, makasih kang." Katanya. "Eh, Ceu Lilis itu aneh ya. Masa mau ke warung aja pake dandan segala."
"Ah, Cucu mah kerjaannya ngegosip melulu." Kata Cici. "Udah cepet bawa, kasiin ke mamah."
"Kamu sendiri?"
"Cici di sini dulu mau melepas kangen."
"Huu, dasar."
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd