***
Aku penasaran dengan ekpresinya, maka aku buka mata dan tatap wajah juju. Keningnya berkerut sepertinya sedikit kesakitan. Mendadak aku merasa kasihan. Aku lepas ciumanku di bibirnya. “Pegang punyaku,” bisikku ke Juju. Juju menggeleng lemah sambil sesekali mendesah. Aku tak peduli. Aku tuntun tangannya ke kontolku. Aku pakai celana panjang bahan, jadi gampang untuk membukanya. Pelan Juju genggam kontolku yang sudah mengeras dari tadi. Tanpa diperintah Juju langsung mengocok kontolku perlahan.
Makin lama genggaman Juju di kontolku semakin keras. Aku berusaha melepas celana dalam Juju. Celana panjang yang dia pakai sudah melorot sampai mata kakinya. Sekilas aku bisa melihat memek Juju yang basah dibalik jembut tipisnya. Memeknya memerah, entah karena memang aslinya begitu atau akibat gesekan jariku. Juju kembali menggeleng. Lirih dia mendesah “Pak Dani, ehmmmm, ja…ehmmm..ngan Pak, uhhghhh.”
Sebenarnya aku makin bernafsu dengan desahan ini, tapi melihat matanya yang sayu, aku tidak tega bertindak lebih jauh. Aku akhirnya hanya tekan itil Juju lebih keras dan makin becek memeknya dengan lendirnya. “ahhkkkk,” Juju mendesah sambil membuat kocokan tangannya di kontolku makin cepat. Pertahananku runtuh. Akhirnya lahar panasku menyembur kencang di perut Juju. Aku bisa lihat pejuku mengalir turun perlahan ke jembutnya. Menyatu dengan cairan kental yang keluar dari liang surgawi yang sedari tadi aku obok-obok dengan jari tengahku.
Juju agak mundur sedikit. Dia ambil kertas tissue yang memang disediakan di mejaku. Lalu perlahan menyeka ujung kontolku dengan kertas tissue itu sampai bersih. Dia lakukan semua itu bahkan sebelum menaikkan celananya ke posisi semula. Setelah menyeka kontolku, Juju lalu membersihkan peju yang menempel di perutnya. Anehnya ia tidak menyeka bagian sekitar memeknya. Ia biarkan begitu saja membasahi celana dalamnya dan terlihat jelas basahannya menembus celana dalamnya yang tipis. Aku mengambil uang ratusan ribu di kantong bajuku lalu aku sodorkan padanya. Pikirku akan jadi semacam uang tutup mulut. Tapi dengan lembut Juju menolaknya. Sambil agak menunduk Juju merapikan celananya lalu permisi keluar dari ruanganku sambil lirih berkata, “Terimakasih, Pak”.
***
Jadian bersama Juju terjadi sore hari sepulang sekolah. Keesokan harinya kami bertemu di kantin. Kali ini Juju sedikit lebih diam dari biasanya dan agak menunduk kalau kami beradu pandang. Aku berpikir dalam hati apa jangan-jangan dia keberatan dengan perlakuanku kemarin. Lalu dengan alasan aku minta di antar teh manis dan gorengan, aku minta Juju ke ruangan.
Sampai di ruangan, aku langsung tanya ke Juju, “Kamu marah? Kok jadi agak gimana gitu sama saya?”
Tanpa menatap langsung ke aku, Juju menimpali, “Ga lah Pak, emang saya siapa bisa marah ke Bapak? Lagian bukan karena Bapak kok. Noh si Alliya, cemburu tuh kemarin saya kelamaan di sini,” Aku heran soal kata-kata dia barusan. Karena setauku malah Alliya tidak terlalu respon kalau aku ajak ngobrol.
Setelah meletakkan camilan dan minumku, Juju bergegas keluar ruangan. Sesaat sebelum dia buka pintu, aku sempat tarik lengannya lalu mendekatkan tubuhnya padaku. Kemudian aku cumbu bibirnya sambil remas tete di balik kaosnya. Ah, agak kosong. Sepertinya BH yang ia kenakan hari ini sedikit lebih besar dari ukuran tetenya. Aku jadi kurang nyaman. Hanya sekejap lalu aku biarkan Juju keluar ruangan.
Seharian aku kepirikan kata-kata Juju, apa benar Alliya cemburu. Pada jam makan siang aku beranikan sedikit terlambat masuk ruangan. Biasanya Alliya akan membersihkan area kantin setelah jam makan siang. Juju akan ke ruang kelas untuk membantu guru kelas 1 memandu murid-murid. Benar saja, Alliya ada di situ. “Al, ikut saya ke ruangan, Bu Merlin tadi minta antar kertas karton ke kelasnya. Agak banyak jadi saya butuh bantuan,” perintah saya. Memang sebelumnya Merlin minta barang tersebut, tapi sebenarnya aku bisa bawa sendiri, tapi ya supaya ada alasan saja. “Siap, Pak,” jawab Alliya singkat.
Penampakan Alliya
https://www.imagebam.com/view/ME1R11K
BERSAMBUNG
Bonus penampakan Juju sama pacarnya
https://www.imagebam.com/view/ME1R15K