Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Shinta Nadya, Si Penggoda Yang Doyan Eksib

Keep on waiting for Shinta Nadya the slutty lady. :tkp:
Ayo cepat kembali.
 
Cerita ini akan tetap saya kawal seperti paspampres mengawal presiden.
Semoga kembali update dan lancar rezekinya bung :mantap:
 
Part 7

—————————————————

Aku telepon papa ku yg lagi di luar negeri untuk minta dia bilang ke tante dina supaya aku boleh nginep di rumahnya lebih lama. Aku alesan aja bilang bahwa aku takut di villa sendirian, xixixixi. Begitu tante dina dan om rudi sampe rumah, kami ngobrol dan tante dina dengan tangan terbuka justru malah sangat welcome mengizinkan ku nginep di rumahnya,

“Kamu mau nge-kos di sini juga boleh, nadya” ucap tante dina disambut tawa kami bertiga. Selama ngobrol singkat itu aku dan om rudi saling curi2 pandang dan bertatapan penuh arti. Entah apa yg ada di pikirannya sekarang, keponakannya yg baru saja ia cumbui malah meminta untuk tinggal di rumahnya lebih lama. Uhhh kode keras banget bahwa aku pingin lebihh.. hihihihi

Minusnya, aku belum mandi 2 hariii, rasanya gerahhh, ditambah lagi tadi om rudi menciumi dan menjilati tubuhku, air liurnya sampe skrng masih nempel di tubuhku, eeuuhhhh. Soalnya kamar mandi di atas lagi rusak, sedangkan toilet dapur tidak ada showernya, satu2nya kamar mandi yg bisa digunakan cmn yg ada di kamar tante dina… untung tante dina pengertian dan segera memanggil tukang untuk benerin kamar mandi atas begitu tahu aku pingin nginep di rumahnya lebih lama. Baik banget tante ku itu. Hihihi

Aku memutuskan hari ini akan pulang ke villa sebentar untuk ngambil baju dan pernak-pernik lainnya, sekaligus pingin mandi di sana. Tante dina nyuruh om rudi buat nganterin aku, sementara dia di rumah buat nungguin tukang. Pikiran ku langsung ke mana-mana membayangkan apa yg akan terjadi ketika kami berduaan nanti, hihihihi.

Sebelum berangkat ke villa aku ganti baju dulu di kamar ku, ehh ada suara langkah kaki naik tangga, aku buru-buru melepas pakaian, siapa tau om rudi. Trus tok tok tok, pintu diketuk, aku berpikir untuk menyuruh siapapun itu untuk langsung masuk aja. Toh kalo itu tante dina, ya gak masalah dong kan dia bibi ku sendiri, tapi kalo ternyata itu om rudi, yaa justru baguss, aku memang pingin kasih dia pemandangan tubuh indah ku ini. Hihihi

“Masuk” ucap ku menjawab ketukan sambil memunggungi pintu sehingga siapapun itu akan melihat tubuh telanjang ku dari belakang. “Krieek” suara pintu terbuka. Aku berdiri di samping jendela kamar di mana sinar matahari masuk menerangi tubuhku. Aku menungging memamerkan bokong ku sambil memakai celana dalam semi transparan dengan gerakan sangat perlahan, memamerkan tubuh indah ku kepada orang di belakang ku yg aku yakin itu adalah om rudi, karena dia diam saja, mungkin lagi ngiler ngeliat pemandangan di hadapannya sekarang, hiihihi.



Setelah selesai menunjukan adegan seksi memakai celana dalam, aku menoleh ke belakang. Oh my goddd, siapaa merekaa?? Ada 2 orang asing di kamar ku berdiri memandangi tubuh telanjang ku. Dari perkakas yg mereka bawa bisa aku tebak mereka tukang yg dipanggil tante dina untuk benerin kamar mandi di kamar ku. Ahh gilaaa, aku baru saja beraksi layaknya striper di depan dua tukang ledeng di rumah bibi ku. Gawatt inii, maluu bangett akuu. Tapi aku berusaha pura2 tenang biar tidak menimbulkan kegaduhan, hihihi.

“Lho, bapak berdua siapa?” Tanya ku pelan
“Ini neng, mau benerin kamar mandinya” jawab salah satu dr mereka

“Kok sembarang masuk aja?” Tanya ku lagi
“Tadi udah ngetok neng suruh masuk” jawabnya lagi

“Aku kira tadi om rudi” jawab ku spontan
“Emang udah biasa telanjang depan om nya neng?” Celetuk bapak yg satunya lagi

Ohh shitt, aku keceplosan.. gak mau berpanjang lebar, aku diam saja dan langsung balik badan mengambil kaos yg tergeletak di kasur, memberikan mereka kesempatan untuk menikmati pemandangan tubuh telanjang ku dari depan. Aku tutupi dada ku dengan kaos tsb sambil menahannya dengan 1 tangan tanpa memakainya. Aku berjalan dengan wajah ketus lewat depan mereka dengan jarak yg sangat dekat sampai badan ku harus bersenggolan dengan mereka untuk menuju pintu kamar mandi yg ada di belakang mereka.

Aku buka pintu kamar mandi, “ini pak kamar mandinya” ucap ku ketus.

“permisi ya neng” ucap bapak tukang yg 1 sambil melangkah masuk ke kamar mandi. Sedangkan tukang yg 1 nya lagi malah duduk di kasur ku sambil terus memandangi tubuh ku. Aku risih diliatin kayak gitu. Aku pelototin dia, ehh dia malah meremas area selangkangannya sambil terus ngeliatin aku. Sungguh kurang ajar. Tapi kelakuannya itu ngingetin aku pada almarhum pak bopal…

“Kerja dulu , don” kata bapak yg di dalam kamar mandi.

Si don ini kemudian berdiri lalu membuka jaketnya. Dia menghampiri ku, badannya tinggi besar, tinggi ku hanya se dada nya,
“Tolong lipetin ya manis” ucapnya sambil memberikan ku jaketnya. Aku turuti saja biar dia gak macem-macem.

“Nadya, udah siap belum?” Teriak tante dina dari bawah.

aku harus buru-buru berpakaian. Oh shittt, satu2ny pakaian ku yg kemarin aku pake aku gantung di dalem kamar mandi, terpaksa aku harus masuk ke sana.

“Permisi, pak. Mau ngambil baju” ucap ku dengan bertelanjang dada dan hanya pake cd.
“Masuk aja neng” ucap si bapak tukang.

Kamar mandinya sempit, hanya untuk shower, wastafel, dan kloset. Pakaian ku aku gantung di belakang pintu, sehingga untuk mengambilnya aku harus masuk dulu lalu menutup pintu dari dalam karena kondisi saat ini 2 bapak tukang tadi sedang di dalam kamar mandi ku dengan pintu terbuka. biar gak bertele-tele aku langsung masuk aja ke kamar mandi sempit itu di mana sedang ada 2 orang tukang ngotak ngatik dari wastafelnya sampai showernya.

Ketika aku melangkah masuk, mereka berhenti kerja dan fokus memperhatikan gerak gerik ku. Aku tutup daun pintu supaya aku bisa mengambil pakaian yg digantung di belakangnya dengan leluasa, tapi gak sampe rapet nutupnya.

“Neng ini air shower nya mau sederas apa?” Tanya bapak tukang yg tadi sedang ngotak ngatik shower. Aku tau pertanyaan itu hanya modus saja supaya aku berlama-lama di situ.

“Dibikin yg enak aja, pak” jawab ku singkat tanpa menoleh.

“Yg enak mah yg kayak neng ini” ucapnya lagi.

Aku sudah selesai mengambil pakaian ku dan bisa saja langsung keluar dari kamar mandi. Tapi tatapan kurang ajar mereka ini bikin aku kesel sekaligus horny juga lama-lama.

Aku keluar kamar mandi, buka pintu kamar lalu teriak “bentar tante, nadya siap-siap dulu”. Aku tutup lagi pintu kamar lalu kembali ke kamar mandi masih dalam keadaan hanya mengenakan celana dalam. Cekrek. Kali ini aku tutup rapat pintu kamar mandinya.

“Nadya numpang gosok gigi bentar ya bapak-bapak” ucap ku lembut

“Lama-lama juga gpp neng” jawab bapak yg dipanggil don tadi.

Bapak yg satunya lagi sedang betulin wastafel dengan posisi tiduran terlentang di bawah wastafel tersebut, sehingga untuk menggunakan wastafel aku harus berdiri di atasnya dengan merentangkan kaki, otomatis dia bisa melihat selangkangan ku dari bawah. Bapak yg sedang betulin shower posisinya tepat di belakang ku. Aku sengaja gosok gigi sambil memasang postur sedikit nungging untuk menggodanya. Aku menatapnya dari cermin di depan ku sambil gosok gigi, penasaran dia akan berbuat apa.

dia mendekat lalu memegang pinggul ku dengan kedua telapak tangannya yg besar dan kasar. Sambil bertatapan lewat cermin, dia menekan2 bokong ku dengan selangkangannya, kontolnya sangat terasa meskipun masih tertutup celana jeans. Mulut ku terbuka sambil memegang sikat gigi tanpa menyikat gigi, mulut ku terbuka karena menikmati momen ini dan setiap sentuhan bapak tukang itu. bapak tukang yg 1 nya lagi tidak aku perhatikan karena dia rebahan di bawah ku dan tertutup wastafel.

"enak banget kayaknya si dono" kata bapak yg sedang rebahan. ternyata nama temannya itu dono.

"enak banget sob" jawab pak dono sambil terus nge dry humping aku dr belakang. tangannya kini meraih payudara ku dari belakang, aku tegakkan badan dan bersandar di dadanya agar memudahkannya. kini dia memainkan payudara ku sambil menciumi leher ku. Firasat ku mengatakan ini akan berlangsung lebih lama... jadi aku hentikan aksinya itu dengan menepis tubunya pelan, lalu keluar kamar mandi. hihi wajahnya tampak kebingungan. aku ambil handphone di kasur lalu menelpon tante ku yg ada di bawah, semuanya aku lakukan sambil ditonton dan didengar oleh kedua bapak tukang itu,

"tante dina, nadya balesin email bentar ya urusan kerjaan kantornya papa. kan dia lagi di luar negeri jd nadya yg gantiin sementara, bentar kok, nanti nadya turun kalo udah selesai" kata ku ke tante dina lewat handphone. dan tante ku iya iya aja. Ia sempat menanyakan perihal tukang yg sedang kerja, aku jawab mereka lagi kerja di dalem kamar mandi. Hihi, boong sedikit gpp dong, privilege anak boss. Xixixixixi

aku taro lagi handphone di kasur, lalu melangkah masuk kamar mandi. cekrek, aku tutup pintunya rapat, tapi kali ini ku kunci juga. wajah pak dono tampak mupeng banget melihat aku dengan terang2an menunjukan gelagat ingin bersama mereka lebih lama.

"nadya numpang pipis ya" ucap ku nakal

mereka hanya bengong sambil menatapku penuh napsu.

aku pelorotkan celana dalam ku lalu ku sangkutkan di sebelah pergelangan kaki ku lalu duduk di kloset. aku pipis di situ, emang udah kebelet juga daritadi, xixixxi. mereka melotot melihat perempuan cantik jelita dan seksi ini telanjang bulat mempertontonkan tubuhnya di kamar mandi sempit 2x2 meter dan pipis di depan mereka.

"kenapa pak? belum pernah liat orang pipis?" kata ku genit

pak dono maju dan berdiri di hadapan ku yg sedang duduk di kloset, "saya jd pingin pipis juga nih neng" ucapnya. kemudian dia membuka risletingnya dan mengeluarkan kontolnya yangg ukurannya cukup membuat ku semakin bernapsu.

dia memaju-majukan kontolnya hingga ujungnya menyentuh-nyentuh bibir ku. aku mendongak ke atas menatap wajahnya, ia terlihat sudah sangat bernapsu. ia terus menyentuh2kan ujung kontolnya ke bibir ku yg tetap ku tutup, ia sentuh2kan kontolnya ke pipi ku dan ke seluruh wajah ku sambil aku terus menatapnya. tangannya kini ikut meremas dan memainkan puting ku.

"kontolnya kenapa disentuh2in ke bibir aku sih pak?" ucap ku nakal

"isepin kontol saya neng" jawabnya dengan nada suara khas orang yg sudah sange berat

aku kecup ujung kontolnya “cup”, lalu kembali menatapnya. Ku perhatikan wajahnya memelas berharap aku melakukan lebih. Hihihi. Aku buka mulut ku lalu ku julurkan lidah sambil menatapnya sayu. Dia taruh ujung kontolnya di lidah ku. Dengan perlahan ku masukan kontolnya ke mulut ku. Aku maju mundurkan kepala ku memberikannya blowjob.

“Seumur hidup belum pernah gw ktmu cewe secantik lu” kicau pak dono yg sedang aku sepongin. Kata-katanya itu bikin aku makin bernafsu. Kontolnya aku jilati dari ujung hingga pangkal hingga bijinya.

“keluarin cepet.. aku udah ditunggu om tante di bawah..” kata ku pelan sambil terus menatap wajahnya

“Gw susah keluar kalo pake mulut doang” jawabnya

Aku mau aja membiarkan dia ngentotin aku, tapi nanti pasti berisik dan kedengeran sampe bawah.. ini termasuk riskan banget sihh, kalo bukan karena kebawa napsu aku gak akan senekat ini sampe nyepongin tukang di kamar mandi rumah bibi ku sendiri.. huft..

Aku lepaskan kontol pak dono dari mulut ku, aku berdiri kemudian mengecup bibirnya, lalu mengecup seluruh wajahnya, lalu kembali ke bibirnya dan memberikannya french kiss mesra… kemudian aku berbisik di telinganya,

“Udah dulu ya pak, nadya mau pergi, nanti om tante curiga, bisa gawat kalo ketahuan” bisik ku lembut

Dengan berat hati dia mengiyakan. Kalo ketahuan memang gawat. Hihihi. Sebelum aku pergi keluar kamar mandi dia menepuk pantat ku dengan keras, aku balas dengan tatapan horny sambil menggigit bibir. Xixixixi. Aku beberes, dandan, pake baju, pake parfum, lalu turun ke bawah. Tante dina dan om terlihat sudah siap untuk menemani ku ke villa ngambil pakaian dan pernak pernik lainnya. Wajah om rudi terlihat agak kecewa, karena ternyata tante dina memutuskan untuk ikut. Weww jujur aku juga kecewa dehh.

Tante dina takut di rumah sendiri bersama 2 tukang yg notabene orang asing, jadinya rumah dititipkan ke tetangga, dan kami bertiga pergi naik mobil ku, om rudi yg nyetir, tante dina duduk di depan, aku di belakang.

Sepanjang perjalanan aku dan om rudi seringkali curi2 pandang lewat spion tengah. Setiap kali mata kita bertemu, aku merasakan gejolak birahi ku melonjak, tukang tadi telah sukses membuat mode horny tubuh ku teraktivasi. Sepanjang perjalanan isi pikiran ku hanya adegan-adegan mesum yg bisa terjadi antara aku dan om rudi seandainya tante dina tidak di sini..

Ketika lewat toll tante dina minta berhenti di rest area, kebelet katanya. Kondisi saat itu sangat ramai sehingga parkirannya penuh, tante dina terpaksa harus di drop off sambil om rudi tetep nyetir muterin parkiran sambil nungguin tante dina selesai. Sedangkan aku pura2 sibuk ngutak-ngutik laptop biar gak perlu turun dr mobil.

“Kamu gak mau pipis juga, nad?” Om rudi membuka pembicaraan

“Pingin sih, cuman rame.. nanti aja pas sepi” jawab ku. Kata “pipis” memiliki arti yg berbeda bagi ku yg sedang horny ini.

“Om nggak mau pipis?” Aku balik bertanya sambil menatapnya lewat spion

“Belum..” jawabnya singkat

Aku sebel. Dia kayaknya gak ngerti kode ku deh. Atau sok jual mahal ya? Huh, pdahal dia dluan yg masuk kamar ku lalu mesumin aku pas aku lagi tidur… gaya cueknya om rudi malah bikin aku makin tertantang buat semakin ngegodain dia..

Aku pura2 ngeliat meteran bensin, otomatis badan ku harus maju dan bersandar ke tubuhnya, lalu aku sengaja jatuhin handphone ku di kursinya tepat di antara pahanya, sehingga ketika mengambilnya aku bisa dengan sengaja menyenggol bagian kemaluannya itu dengan tangan ku. Ketika hendak mengangkat handphone ku dari sela-sela selangkangannya, tangannya menahan tangan ku, lalu kami bertatapan… kemudian dia mencium bibir ku, langsung ku balas dengan membuka bibir ku dan lidah kami pun bersambut. Ku lepaskan handphone ku dari genggaman dan gantian menggenggam kontolnya dari luar, terasa sudah mengeras, diam-diam ternyata om rudi sudah sange juga… kegundahan ku sirna mengetahui ternyata dia sedang menahan rasa hornynya juga terhadap ku sedari tadi.. xixixixi

Kami cipokan sambil aku terus meraba-raba selangkangannya. Ia sesekali berhenti mencium ku untuk melihat jalan karena dia sambil nyetir. Kaca mobil ku hitam jadi aman gak terlihat dr luar, maklum anak satu-satunya dari seorang konglomerat, xixixixi.. depan belakang mobil2 antri berjalan pelan, kanan kiri banyak pejalan kaki seliweran, siapa yg sangka di dalam mobil ini sedang ada perempuan muda cantik jelita sedang bercumbu mesra layaknya sepasang kekasih dengan suami dari bibi nya sendiri.. duhh nadyaa nakall banget sih kamuu..

Setiap kali om rudi melepaskan ciumannya untuk ngeliat jalan dan memastikan tante dina belum keluar dr toilet, aku ciumi lehernya, kemudian kami cipokan lagi, berkali-kali sampai tante dina tampak di kejauhan. Om rudi langsung ngelap2 bibir dan lehernya, dan aku langsung duduk rapih buka laptop pura-pura sibuk lagi, xixixixi.

“Sori ya lama guys” kata tante dina

“Santai tante, rame banget lhoo ini, lagi liburan sih yaa” jawab ku memberikan respon basa basi. Si om rudi pun turut berbasa basi nanyain ini itu.

Sesampai di villa ku kami bertiga turun sebentar, aku beberes dan mereka jalan-jalan di dalam villa besar ini. Tante dina dapat kabar bahwa perbaikan kamar mandinya sampai malam, kalo balik ke sana nanti malah riweh dan kasian akunya gak bisa istirahat, hihihi. Jadi aku tawarkan aja mereka nginep di sini untuk malam ini. Tante dina langsung menyambut ide itu dengan suka cita, dan tentu saja om rudi juga. Tante dina langsung pingin buru2 berenang di kolam renang ditemani om rudi. Sedangkan aku langsung masuk kamar mandi bersih-bersih setelah 2 hari gak mandi. Biarr wangii hehehee.
 
Terakhir diubah:
Bedegghh tukangnya mau dikasi enak. Tapi apes Nadya ditungguin paman & tante. Wakaka. :D
Moga masih akan ada ketemu 2 tukang itu ya hu. Kayanya potensial seperti pak bopal tuh.
Trims suhu @5thsymphony
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd