Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sisil: Pacar Yang Tidak Adil

Lanjut dengan pov Sisil atau tanpa pov Sisil?

  • Pakai

    Votes: 251 78,2%
  • Tidak

    Votes: 70 21,8%

  • Total voters
    321
  • Poll closed .
asik nihh ditunggu lanjutannya gan
 
PART 7C

Laporan yang jumlahnya sangat banyak sangat menguras tenaga dan pikiranku. Aku menyicil tugasku saat ada di sekolah, agar saat di kos aku memiliki waktu untuk mendapat cerita baru dari Sisil. Aku masih horni ketika membaca cerita Sisil saat tangan Farhan akhirnya memegang dan meremas dada Sisil yang besar. Tak terbayangkan akan sejauh ini rencana yang aku buat. Aku yang awalnya hanya ingin Sisil berangkat bareng dengan Farhan, kini malah sudah sejauh itu.

Tak terasa jam sudah tiba. Sisil sudah pamit pulang dari tadi, tapi dia bilang gak pulang dulu tapi akan ngerjakan laporan di cafe bersama teman kelompoknya. Aku pun juga berinisiatif mengerjakan laporanku. Sempat aku menagih cerita darinya tapi dia tidak mau karena ingin fokus mengerjakan laporan. Ya sudah aku tidak memaksanya.

Sisil sangat slow respon saat itu, kira kira 1 jam sekali dia membalas chatku. Ketika aku meminta pap padanya memang benar di cafe. Hatiku pun tenang, tetapi ada perasaan tidak enak. Tapi semoga perasaanku saja.

Sisil sesekali masih update tentang perkembangan laporannya sejauh apa. Dia mengirim foto layar laptopnya yang berisi laporannya. Aku pun juga memberi tahu sejauh mana laporanku. Aku berharap Sisil menyempatkan diri untuk memberikan cerita baru padaku. Aku sangat penasaran ada cerita apa hari itu.

Y: Cerita baru dong
S: Duh kamu ini, praktik habis ini udah selesai, aku sama yang lain ngebut laporan, kan kamu juga ngebut yang masih aja bingung cerita hmm
Y: Ya kan butuh selingan.
S: Yauda dikit aja ya habis itu aku ngerjakan lagi.
Y: Boleh sayang
S: Sejak nenenku dipegang Farhan, dia kalo ke kelas selalu ngajak aku bukan Galang lagi. Apa ya kita tuh kayak akrab gitu yang jadinya. Biasanya tuh cuma sekedar berangkat pulang bareng tapi ini udah mulai chatan sama dia. Tadi ada mata pelajaran olahraga, Ya kayak kataku tadi dia ngajak aku ke kelas sekalian dokumentasi buat isi laporan. Tadi kata dia gurunya gak ada, terus guru kesiswaan WA dia buat isi jam nya guru yang gak masuk itu. Terus sampe kelas siswa ini belum pada ganti. Akhirnya disuruh ke kamar mandi semua ganti baju ga ada yang boleh ganti baju di dalam kelas. Udah nih kelas kosong tinggal berdua aku sama dia. Dia terus megang susuku tapi sempet izin tapi udah aku tolak yang nah tapi dia tetep maksa. Duh belibet maaf yang. Agak lama dia megang sampe aku diajak ke pintu. Jadi dia ngeremes sambil ngawasin siswa yang mau balik ke kelas. Aku kaget yang dia masuk baju aku, maaf yang. Tapi sebatas bh huhu. dia remes aku disitu. Sempet alot tadi dia masukin tangannya ke bajuku, nah itu juga musibah. Sampe ada satu siswa yang ternyata udah di depan pintu mau masuk kelas lagi. Dia liat kita dan Farhan ngasih isyarat diem dan nyuruh siswa itu mendekat. Lalu kayak dikasih kode sama Farhan siswa tadi juga ikut ngeremes nenenku yang huhuhu. Dia kayak seneng, tapi itu gak lama soalnya dari jauh kedengeran beberapa anak mendekat. Si Farhan udah ngeluarin tangannya tapi si anak ini masih tetep ngeremes yang, dia ngeremes sampe bener bener siswa yang lain mendekat. Pas mendekat dia lari duduk ke mejanya ninggalin aku yang sender tembok dengan baju acak acakan. Siswa yang baru masuk tadi untung cewe yang tapi heran dengan mukaku mungkin karena aku ngos ngosan dan berantakan. Udah yang.
Y: Yang kok ternyata sefatal ini akibatnya.
S: Ya kamu yang mulai
Y: Yauda dihentikan
S: Udah gapapa yang, toh tinggal beberapa hari lagi selesai praktik ini. Aku bakal jaga diri lagi.
Y: Bahaya tapi yang
S: Udah gapapa yang serius bisa jaga diri kok aku.
Y: Yauda yang lanjut gih
S: Iya ayang

Aku tidak menyangka akan sefatal dan sejauh ini dampaknya. Aku sempat menyesali perbuatan dan keputusan ku. Tapi di sisi lain aku sangat terangsang dengan cerita barusan. Aku tidak menyangka Sisil Indarwati mahasiswi yang kuliah jurusan agama dan juga saat ini melaksanakan praktik sebagai guru agama, payudaranya terjamah oleh siswanya sendiri dengan diremas, dimainkan dan terkesan dilecehkan. Siswa yang sangat beruntung bisa meremas dada Sisil yang ukurannya besar itu. Mungkin siswa tersebut tidak menemukan payudara sebesar itu di antara teman-temannya. Tapi hari ini dia sungguh beruntung telah meremas payudara gurunya sendiri meskipun hanya praktik mengajar. Aku semakin horni di tengah lamunanku barusan.

Aku yang masih kaget dengan cerita barusan langsung melalukan save pada file ku dan menutup laptopku. Aku kehilangan fokus dan semangat untuk mengerjakan laporanku. Sebetulnya aku horni dengan tindakan Farhan dan siswa itu. Tapi di sisi lain ada perasaan sesak di dada ketika pacar cantik dan seksi ku itu terjamah oleh laki laki lain bahkan sampai masuk ke dalam bajunya. Mungkin aku sudah sering mendengarkan cerita masa lalu dia dengan mantannya. Tapi itu dulu sebelum denganku, tapi beda kasusnya dengan cerita barusan. Dia kini milikku, pacarku. Aku sempat menimbang apakah aku akan menjadi cuckold yang ekstrim atau sewajarnya. Aku ragu dengan pilihan itu. Ada plus dan minusnya. Ketika aku jadi seorang cuckold yang esktrim plusnya adalah aku akan sering mendapatkan cerita fresh dan lebih menantang dari ini. Sedangkan minusnya aku akan sakit hati dan sedih pacarku terjamah oleh cowo lain. Bingung.

Lama sekali Sisil tidak ada kabar. Mungkin dia ngebut untuk segera menyelesaikan tanggungan laporannya. Sampai pada jam 10 malam dia baru mengabariku.

S: ayang udah di kos
Y: Lama banget yang, emang udah selesai semua?
S: Belum yang
Y: Hah? Lama kayak gitu belum selesai?
S: Belum yang
Y: Lah ngapain aja dari tadi?
S: Ya ngerjakan
Y: Kok emosi
S: Aku lagi capek
Y: Iya maaf yauda mandi terus istirahat
S: Engga aku ga mandi
Y: Lah kenapa ga mandi?
S: Gatau capek
Y: Yauda istirahat langsung aja
S: Y

Entah mengapa sepertinya Sisil sedang tidak mood malam itu. Seperti terlihat orang yang menyembunyikan sesuatu. Tapi aku tidak berpikir macam-macam terlalu lebih. Aku berpikir sepertinya Sisil memang sangat lelah. Aku pun juga merebahkan diri sambil bermain ML. Dua game saja sudah membuatku mengantuk. Akhirnya aku terlelap malam itu.

Pagi sekali aku ingin sekali membeli rokok. Aku ingin menyicil laporan yang kemarin malam tidak aku lanjutkan. Kurang beberapa data saja yang belum aku masukkan tapi jumlahnya banyak. Aku ingin mengerjakan laporan sambil merokok. Dalam keadaan masih mengantuk aku menuju minimarket menggunakan sepeda motor ku. Lalu di dalam perjalanan, aku melihat sepasang muda mudi yang berpelukan mesra sekali. Aku flashback ketika aku pulang subuh subuh dengan Sisil setelah mojok. Aku mengingat betapa syahdunya mojok dengan Sisil mengenyot susunya yang montok, meremas bokongnya yang bahenol serta menciumi wajahnya yang cantik. Apalagi cewe yang dibonceng itu bajunya mirip dengan Sisil. Memakai baju lengan panjang berwarna pink, celana jeans dan kerudung gelap. Lalu aku hanya tersenyum melihat muda mudi itu. Mereka belok ke arah yang berlawanan denganku dan aku belok ke arah jalan yang telah mereka lewati.

Lalu singkat cerita aku sudah di kos lalu mengerjakan tugas laporanku. Sampai pukul setengah 6 barulah aku siap siap mandi. Karena di kos ku terdapat 3 anak yang satu fakultas denganku dan sama sama menjalani program praktik mengajar. Agar tidak antri makanya aku berinisiatif untuk mandi lebih dulu.

Pagi itu Sisil mengabariku kalau dirinya tidak masuk sekolah karena merasa tidak enak badan. Aku berpikir mungkin dirinya kelelahan karena mengerjakan laporan. Aku mengingatkan untuk jangan lupa makan dan minum obat serta istirahat yang cukup. Lalu aku berangkat ke sekolah menjalani hari terakhir praktik mengajar di sekolah. Saat sampai di sekolah aku teringat Sisil terus menerus. Aku mengkhawatirkan kesehatan dirinya. Tapi semoga dia baik baik saja.

Singkat cerita malam hari aku bermalam minggu bersama Sisil. Seperti biasa kami mojok di tempat biasanya. Sisil seperti biasa nafsunya tergolong besar meskipun dibungkus cover yang polos. Malam itu hanya sampai jam 12 malam aku mojok dengannya. Besok adalah hari minggu. Aku rencana akan tidur di rumah yang sebetulnya disediakan salah satu guru untuk mahasiswa praktik. Tapi aku lebih memilih PP karena aku juga ingin menyempatkan waktu bertemu Sisil.

Aku tidak bilang ke Sisil kalau aku akan menginap di rumah singgah anak praktik. Aku berencana mengabarinya secara mendadak. Karena bisa bisa dia ngambek kalau mengetahui aku akan nginap di rumah singgah itu.

Minggu siang aku jalan jalan dengan Sisil keluar kota. Aku menghabiskan waktu bersamanya siang sampe maghrib. Entah bisa dikatakan apes atau beruntung, aku yang akan pulang malah terjebak hujan. Akhirnya aku menepi di sebuah gubuk di pinggir jalan karena tidak membawa jas hujan. Sisil mengeluh kedinginan kepada ku. Aku yang membawa jaket jeans memberikan kepadanya. Tapi kini aku yang kedinginan. Aku mencoba menghangatkan tubuh dengan menggosokkan kedua tanganku, tapi tetap tidak ampuh.
Jarak gubuk dan kos kami hanya 10.

Sekitar 10 menit hujan semakin lebat disertai kilatan petir dan suara guntur yang menggelegar. Lalu ada satu momen saat guntur menggelegar dengan sangat kencang

"duuaaarrrrr" dibarengi dengan listrik yang padam

"yang aku takut." ucap Sisil padaku.

"sama yang tapi kita bismillah aja ya."

"sini duduknya deketan aku mau sender ke kamu."

Akhirnya dudukku merapat kepadanya dan Sisil merebahkan kepalanya ke bahuku. Hal itu tentu karena adanya pemadaman listrik. Karena gubuk ini terlihat dari rumah warga. Jarak gubuk ini dengan rumah terdekat saja ada 50 meter. Lalu ketika padam, barulah kami saling mendekat. Aku merangkul tubuh Sisil dan menciumi kepalanya. Saat itu tubuh kami sama sama bau asam karena kami mandi pagi hari dan berkeringat karena dari luar kota ditambah baju basah kena air hujan. Tapi aku semakin sange dengan bau badan yang seperti itu.

Setelahnya aku menciumi kepala atas Sisil agar dia nyaman dan aman karena aku menjaganya. Sisil juga semakin erat melingkarkan tangannya di pinggangku.

"i love you." Ucap Sisil dengan suara yang manja.

"i love you too." Balasku sambil tetap menciumi kepalanya.

"Yang aku boleh megang nenen?" Tanyaku padanya.

"huhu kamu ga peka, padahal udah lampu mati tapi ga dipegang. yauda pegang ayang, yang enak maininya." Ucap Sisil yang merengek sangat manja sore itu.

Lalu aku mulai menaruh tanganku pada dadanya sambil aku tetap mencium kepala atasnya. Aku mulai memainkan dadanya dari luar baju. Meremas, dan memainkan payudaranya dengan telaten. Aktivitas kami sering terhenti karena masih banyak kendaraan yang berlalu lalang. Ada yang menerabas hujan, ada juga yang pakai jas hujan. Ada pula mobil ada pula motor.

Nafsu kami sama sama masih tinggi meskipun aktivitas kami sering terhenti. Lalu setelah kendaraan lewat barulah kami memulai kembali aktivitas kami.

Saat itu aku sudah mulai memasukkan tanganku ke dalam bajunya tanpa izin. Karena sudah pasti dibolehkan oleh Sisil. Lalu tanpa lama aku menaikkan BH Sisil dan meremas dadanya.

"ahhh geli yang, gak mauuhh langsung nenen aja tahh". Tanya Sisil penuh harap

"nanti dulu ayang aku masih pengen mainan ini."

"hmm"

Aku tidak memperdulikan rengekan Sisil. Aku memang tipe orang yang ingin memuaskan satu aktivitas dulu baru pindah aktivitas lain. Aku masih meremas dan sesekali memelintir puting Sisil. Tidak lupa aku juga mencubit puting Sisil karena menggemaskan.

"aduhhh jangan dicubit ya sakit ayang."

"ya aku gemes sama pentilmu."

"ya udah nenen aja kalo gemes."

"nanti."

"daripada aku nenenin orang loh."

"ya nenenin aja kalo berani."

"ih nantangin, oke yaaa."

"haha engga ayang canda."

"terlanjur, aku anggap kamu nantang."

"eh engga."

Sisil hanya diam dan kembali bersandar padaku. Tangannya perlahan menuju ke selangkanganku. Kontolku yang dari tadi sudah turn on dimainkannya dari luar celana. Aku merasakan nikmat dengan perlakuan Sisil meskipun itu di luar celana. Aku juga semakin liar memainkan payudara Sisil akibat perlakuannya pada kontolku yang membuatku nikmat.

Puas dengan bermain payudara menggunakan tangan, kini aku menaikkan bajunya sampai dada atasnya. Payudaranya langsung mencuat indah di hadapanku karena BH nya tadi sudah aku angkat sewaktu aku memainkan dadanya menggunakan tangan. Aku pandangi wajah Sisil di tengah gelapnya maghrib dan pemadaman listrik. Wajah Sisil sudah terlihat sayu dan menunjukkan bahwa dirinya sangat terangsang. Dia malu malu ketika ku pandangi wajahnya. Lalu pandanganku turun menuju payudara montoknya itu. Di saat itu, perasaan tidak menyangka bahwa teman kelasku yang dulu tidak akrab sama sekali, bahkan ngobrol dengannya pun hampir tidak pernah, kini menjadi pacarku, menjadi tempatku berkeluh kesah berbagi suka duka, dan berbagi kenikmatan seks meskipun aku belum seks seutuhnya dengan dia. Dan yang terbaru aku berbagi kenikmatan tubuhnya oleh teman kelompoknya dan siswanya sendiri.

Lamunanku buyar saat Sisil tiba tiba memegang kepala belakangku dan menarik kepalaku menuju payudaranya.

"lama banget diliatin aja hmm." tegur Sisil sambil menarik kepalaku.

"eh iya maaf mhhh." Balasku saat wajahku sudah terbenam pada dadanya.

Lalu aku mulai menjilati dada Sisil inchi demi inchi, merasakan harusnya kulit payudara Sisil. Lalu aku juga mengenyot payudara Sisil. Desahan-desahan manja ala Sisil keluar dari mulutnya.

"aahhhh."

Tanpa disuruhnya aku tidak lupa menggigit puting Sisil yang menggemaskan. Desahan dan sedikit aduhan rasa sakit keluar lagi dari mulutnya.

"auhhhhh ssshhh sakit."

"aku gigit lagi ya."

"uhhh iyaa, udah lakuin aja semaumu ayang."

Lalu aku meneruskan kenyotan dan gigitan di payudara Sisil. Begitu nikmat di kala hujan seperti ini, mengenyot dada Sisil. Dadanya terasa hangat, bau asam nya yang membuatku semakin bergairah membuat permainan mulutku semakin menggila. Payudara satunya yang menganggur ku remas dengan kencang karena saking gilanya aku mendengar desahan Sisil dan kondisi yang mendukung. Tentu desahan Sisil yang keras sekalipun tidak akan terdengar karena ditutupi suara hujan yang masih deras.

Tak lama aku yang sedang mengenyot payudara Sisil dengan memejamkan mata, tidak sadar ada orang yang ternyata berteduh. Dia adalah seorang cowo muda yang masih mengenakan baju pramuka sepertinya ada ekstra di sekolahnya. Aku terkejut dengan kehadirannya. Dia melihat ke arah kami sambil membuka jok motornya. Lalu aku melepas kenyotan ku pada payudaranya. Sisil masih menutup matanya, mungkin karena masih merasakan nikmat di area payudaranya. Aku yang bingung harus bagaimana, melihat dia dengan kikuk meskipun aku lebih tua darinya. Aku yang harusnya menutup baju Sisil seperti lupa kalau payudara Sisil terpampang meskipun dalam kegelapan.

"yang kenapa berhentii ehhhh." Sisil kaget dengan kehadiran pemuda itu.

"maaf mas, mbak." ucap pemuda itu.

"saya yang minta maaf mas." Ucapku.

Lalu Sisil menurunkan bajunya dan tidak berani memandang mukanya.

"saya yang salah mas melakukan hal ini di tempat terbuka gini." Ucapku pada si pemuda.

"lanjut mas." kata pemuda itu.

Tiba-tiba entah ini disebut ide nakal atau penebusan kesalahan, aku berucap padanya.

"mau ikut mas?"

"engga mas, saya mau lanjut, saya cuma mau naruh hp di jok sama mau pake jas hujan." jawab pemuda itu.

"gapapa mas itung itung tutup mulut hehe." jawabku kikuk.

"gak usah mas lanjut aja, saya mau pulang udah maghrib. Saya belum sholat juga."

"sekali lagi maaf ya mas."

"tapi susu mbaknya gede mas. boleh saya pegang mas? saya belum pernah dan baru liat ini mas secara langsung."

"bbooleh mas. Sayang gimana?"

"hmm kamu ini."

"yauda sini mas."

Lalu dia mendekat dan berucap. Saya angkat bajunya ya mbak.

"Sayang kamu berdiri aja." ucapku pada Sisil. Anehnya Sisil menurut padaku. "iya angkat aja mas." tambahku.

"Misi ya mbak." ucap si pemuda yang kini berhadapan dengan Sisil dan menaikkan bajunya. Aku lihat dia meremas dengan kedua tangannya. Sisil menutup matanya karena malu. Tapi tak sampai 1 menit dia lepaskan dan izin pamit.

"udah mas makasih, ini bukan tutup mulut kok mas, saya emang penasaran sama susu, karena baru kali ini saya lihat susu secara langsung seperti ini."

"iya mas hati hati ya pulangnya."

"mas dan mbak juga hati hati ya, untung yang datang saya bukan orang jahat."

Lalu pemuda itu langsung menyalakan motornya dan melanjutkan basah basahan. Karena bajunya sudah basah.

Lalu setelah pemuda itu pergi aku melanjutkan aktivitas mesumku dengan Sisil. Aku ingin membuka jilbabnya tapi dia tidak mau. Padahal sampe detik ini masih penasaran dengan Sisil tanpa menggunakan jilbab.

Sisil kembali memainkan kontolku dari luar celana dan sambil kami berciuman. Sampai pada akhirnya Sisil berkata.

"celana kamu turunin ya."

Itu adalah kali pertama Sisil akan melihat kontolku secara langsung bukan melalui pap.

"iii-yya ayang." jawabku gugup.

Akhirnya ku pelorotkan celanaku hanya sebatas paha. Finally Sisil melihat kontolku secara langsung. Mata dia tidak lepas dari kontolku. Dia mainkan jembutku yang lebat sesuai kemauannya. Lalu dia mengocok kontolku dari bawah ke atas. Aku kaget Sisil ternyata bisa mengocok kontol padahal dia belum pernah dengan mantannya. Tapi aku tidak memikirkan hal itu. Dia terus memainkan kontolku dengan tangannya. Aku kembali mengangkat bajunya dan meremas dadanya. Wajah Sisil menghadap ke kontolku sambil sesekali melihat wajahku. Dan wajahku memandang wajahnya dan payudaranya sambil sesekali melihat aktivitas Sisil. Kocokan Sisil berasa sangat seperti orang yang mahir. Lalu aku merasakan sperma ku hampir keluar. Lalu sesaat kemudian, Sisil melepas genggamannya dan menaiki pahaku. Lalu Sisil memintaku untuk menaik turunkan pinggulku. Kontolku bergesekan dengan memek Sisil yang masih terbungkus celana nya.

"sayang aku masukin ya." mintaku padanya.

"gak mau. nanti pas nikah aja."

"hmm iyaa."

Lalu aku menaik turunkan pinggulku, membuat Sisil juga naik turun. Aku bergerak sambil mengenyot payudara Sisil. Sisil memeluk kepalaku dengan erat dan seperti menekan kepalaku pada dadanya seolah aku tidak boleh pergi dari dadanya.

"ahh terus yang naik turunnya, enak banget, punya kamu kerasa nempel di punyaku." ucap Sisil dengan suara berat karena sange dan manja.

Aku semakin on fire karena ucapan Sisil itu. Lalu 5 menit kemudian aku merasa capek dan Sisil turun yang paham langsung turun dari pahaku. Dia melanjutkan kocokan pada kontolku. Tak butuh waktu lama aku mengeluarkan sperma sangat banyak. Aku terangsang dengan aktivitas barusan ditambah ingatanku tentang pemuda tadi yang meremas dada Sisil datang kembali.

crot,crot,crott,crott,crott.

5 semburan ditambah beberapa semburan susulan dengan skala kecil jatuh di perutku dan sebagian ada di tangannya. Lalu tangannya dilap di kain yang ada di gubuk itu. Nafasku terengah-engah karena barusan ejakulasi.

"enak sayang?" tanya Sisil dengan tersenyum.

"enak banget, tapi lebih enak kalo dimasukin ke memekmu."

"yeee itu nanti pas nikah."

"hmm iyaa deh."

"hahaha." Dia tertawa puas karena mempermainkanku. Lalu payudarany tetap ia buka. Setelah itu dia bermain hp dengan keadaan seperti itu. Aku yang orangnya tidak posesif, membiarkan dia bermain hp sambil aku meremas dadanya. Ku dengar dia sepertinya melihat instagram. Sesekali juga hp nya dimasukkan dan aku masih bermain dengan payudaranya, kadang dengan tangan juga dengan mulut. Aku sange dengan keadaan seperti itu karena meskipun bermain hp tapi dadanya diumbar kemana mana tanpa rasa takut.

Hujan pun sedikit mereda. Aku melap spermaku yang jatuh pada perutku menggunakan kain yang dipakai Sisil tadi. Baju kami sudah kami benarkan di posisinya masing-masing. Tapi aku masih memainkan payudara Sisil dari luar baju.

"yang udah mulai reda nih ayo balik kos." ajak Sisil.

"ayok."

Lalu kami menaiki motor dan meninggalkan gubuk itu. Kami sama sama melihat belakang ke arah gubuk.

"kalo lampu mati, gubuk itu ternyata gelap banget yang, kita bisa liat orang orang dari jauh, tapi orang orang ga bisa liat kita." ucap Sisil.

"namanya juga gak ada cahaya yang."

Jarak gubuk dan kos kami hanya 10 menit. Nekat sekali kami mesum di dekat situ, padahal di sekitar gubuk itu juga terdapat kos dan kontrakan mahasiswa. Tapi aku tidak peduli, nyatanya kami aman.

Lalu malamnya Sisil langsung tidur karena dia tidak membalas chatku. Saat dia tidur aku pamit untuk berangkat ke rumah singgah jam 10 malam dan menginap disana untuk menyiapkan penarikan mahasiswa dari sekolah tempat mengajar hari senin.

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd