lanjutin ya
"Heehh hhehhh hhehhh ssttt " nafas ku dan Doni memacu liar , sungguh kenikmatan yang tidak pernah aku bayangkan terjadi padaku malam ini.
Perlahan Doni bangkit dan bergeser posisi berbaring di sampingku , terlihat raut wajah kepuasan terpancar dari dirinya.sementara penisnya perlahan mengendur tetapi dengan ukuran yang tak jauh beda.
Sementara diriku juga masih setengah tak percaya apa yang terjadi antara aku dan menantuku ,aku yang harusnya menjaga kehormatanku dengan liarnya memacu birahi dengan menantuku sendiri.
Perlahan air mataku terjatuh ,isak tangis ku pecah , aku duduk disamping ranjang , ranjang yang dulu tempatku dan suamiku bermesraan kini menjadi saksi betapa binalnya diriku berbuat durjana dengan menantuku sendiri.
Tiba tiba aku teringat pada wajah suamiku , pria yang seharusnya adalah satu satu yang pria yang pernah meniduri tubuhku , aku pernah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menikah lagi apalagi hanya sekedar memadu sex dengan lelaki lain.
Aku teringat dengan wajah dini anakku ,betapa buruknya aku sebagai ibunya, aku yang seharusnya ikut menjaga pernikahanya malah tidur dengan suaminya.
Isakku menjadi semakin kencang timbul penyesalan pada diriku yang tak bisa menahan napsuku sendiri.
Doni yang mendengar diriku menangis perlahan mengambil posisi di sampingku.
"Ibu kenapa ?" Tanyanya lembut
Ada jeda cukup lama dalam kediaman kami berdua , sementara diriku masih terus terisak tangis,Doni seakan mengerti perasaanku walau tidak kuucapkan.
"Doni yang tidak bisa menjaga napsu Doni , bukan ibu yang salah" jawabnya lembut.
Sambil menangis aku menjawabmu, "seharusnya kita tidak melakukan ini don , ini sangat salah, aku perempuan yang binal aku berbuat mesum dengan menantuku sendiri" sambil terisak lebih kencang.
"Tidak Bu , Doni menyukai ibu sudah lama, Doni ingin mendapatkan ibu seutuhnya , bukan hanya fisik ibu yang sangat cantik tapi juga sifat ibu yang lembut keibuan, sudah lama Doni menahan diri Doni , tapi malam ini Doni tidak tahan lagi".ucap Doni begitu lembut sambil menggenggam tanganku.
"Tidak Doni !!, jangan menyukai ibu , tidak !!,ini hanya napsu belaka, kamu hanya napsu, ini salah."jawabku sambil menggelengkan kepala.
"Doni serius Bu , Doni benar benar menyukai ibu" rayunya lagi dengan lembut.
"Tidak , tidak!! Kita harus lupakan semua ini don anggap ini tidak terjadi, tolong Don , ibu mohon" jawabku dengan makin terisak.
Sejenak Doni diam menatapku begitu dalam, sambil tangannya tetap menggenggam tanganku.
Perlahan dia menyeka air mata di pipiku, entah kenapa perlakuanya begitu lembut padaku.tangisku entah mengapa terhenti.
"Ibu jangan menangis lagi ,kalau memang itu membuat ibu bahagia, Doni akan melakukannya Bu ,apapun asal ibu jangan menangis lagi."ucapnya begitu lembut sambil mencium punggung tanganku dan menyeka air mataku.
Jujur ada getaran dalam diriku diperlakukan begitu lembut oleh Doni, ada sesuatu dalam diriku yang bahkan tidak pernah aku alami dengan suamiku , aku menghormati suamiku tapi perasaan itu berbeda, entah kenapa aku jadi menyayangi pemuda ini , sifatnya yang lembut dan sangat genteman padaku,awalnya aku hanya menyukai fisiknya , apakah aku menyukainya juga??... Entahlah aku tidak bisa menggambarkan perasaan ini.
"Biar Doni di luar saja ya bu, kalau Doni disini , Doni takut tidak bisa menahan diri doni"ucapnya begitu lembut sambil berlalu meninggalkanku.
Aku masih merenung apa yang sudah terjadi, pikiranku kosong entah dimana ,aku masih terbayang perlakuan Doni padaku barusan , tapi juga terbayang wajah anakku dini.
Aku memutuskan untuk mengambil hpku untuk menghentikan lamunanku , saat ku lihat layar hpku ada 34 panggilan tak terjawab oleh Dini anakku, aku lupa bahwa setiap malam aku mensilentkan hpku untuk membantuku tidur.
Kulihat dinding kamarku waktu sudah menuju jam 12.12 , tak terasa satu jam lebih kami bergelut dalam birahi.segera kutelpon dini anakku.
"Tuutt tutt ttuuttt" suara panggilku pada dini , terdengar suara perempuan muda