Maaf suhu - suhu semua ane baru nongol kembali, karena masih sibuk di RL yang baru.
Terimakasih kasih juga buat suhu - suhu semua yang masih antusias nongkrong dimari. Ane mau update mohon maaf kalau kurang berkesan update kali ini
________________________________
Part 3
Membuka Hati
Sepanjang hari selalu bayangmu terlintas dalam pikiran ku
Entah mengapa kamu seakan menjelma seperti hantu
Kini aku ingin menuliskan sepenggal puisi
Tentang cinta kepadamu beserta rindu
Aku malu
Bahkan sejuta syair indah tak mampu menggambarkan rasa ini terhadap dirimu
Jemari ku seakan berhenti menulis
Ketika menemukan kata āCINTAā
Lalu ku sambung kembali kata-kata indahnya
Tentang cinta yang aku miliki
Ingin ungkapkan āAKU MENYAYANGIMUā
Cukup dengan bisikan perlahan
Aku pun tahu tidak sanggup menahan cinta ini
Terkenang saat kau balas dengan nada manja
Sambil tertunduk malu-malu kau berkata āAKU JUGA MENYAYANGIMUā
Setelah saat itu aku sadar
Serta bersyukur kepada Sang Pencipta alam semesta
Mulai hari itu aku memberi waktu untuk hati
Agar belajar memaknai bahasa hatimu
________________________
Malam terlalu sayang untuk dilewatkan ketika bersama pasangan untuk tidak bercengkrama tentang indahnya masa depan maupun bercanda gurau, layaknya dunia ini hanya milik dia sendiri.
Ia itu bagi mereka yang punya pasangan. Sedangkan aku, sudah jelas-jelas ada perempuan cantik dengan tulusnya menyatakan isi hatinya, kalau dia sungguh-sungguh mencintaiku. Tapi aku dengan entengnya menghapusnya seketika, tanpa memikirkan bagaimana perasaan hati perempuan yang aku tolak tadi.
"Arrgghhh",,, Teriakku di gelapnya malam.
Memikirkan kejadian tadi siang membuat kepala ku mau pecah rasanya. Betapa jahatnya aku sudah menyakiti perasaan Ratna. Kalau bisa dibilang orang bodoh sedunia, ya mungkin itu aku orangnya. Karena gengsi atau janji peristiwa kelam masa lalu membuatku mati rasa, sampai - sampai aku mengorbankan kebahagiaan ku sendiri.
"Huuhhh", ku hembuskan pelan nafasku, sambil mengontrol emosiku. Kuambil rokok lalu membakarnya sambil membuang asapnya jauh terbang bersama udara. Aku mulai berpikir apa sebaiknya aku menuruti ego ku, atau malah sebaliknya aku mencoba membuka sedikit tebalnya hatiku untuk mulai mencintai wanita. Ya, aku harus mencobanya, apa salahnya aku memulai lagi hidupku dengan sedikit bumbu - bumbu asmara di hidupku supaya lebih berwarna duniaku, dan tidak mati suri seperti kemarin lagi.
"Hmmm", sepertinya itu keputusan yang tepat", gumamku.
Tak terasa sudah cukup lama berarti aku berada di teras rumahku, jarum jam di Hp ku saja sudah menunjukkan jam 2 pagi, berbatang - batang rokok pun sudah habis kuhisap menyisakan putungnya saja sampai berserakan dimana-mana. Sudah cukup untuk masalah ku hari ini. Saatnya memulai lembaran hidupku dengan Kanvas baru yang dilukis penuh warna warni.
___________________________
Aku merasa diriku seperti terlahir kembali hari ini, walaupun semalam begadang sampai pagi, tapi aku merasakan berbeda pada diriku, aku tidak merasakan kantuk maupun lemas sama sekali, yang ada malah jiwa ditubuhku seperti bergelora memercikkan api semangat baru di tubuhku.
Di sekolah pun tak heran banyak mata - mata yang melihat ku seperti heran, tidak biasanya Bagas dulu yang dikenal seorang yang dingin serta misterius, sekarang terlihat senyumnya yang menawan mungkin. 'Hehehe', ge'er pake banget asw
Kalau dipikir hidup tanpa beban itu enak lho ya, gimana gak enak coba, setiap ada masalah kita hadapi dengan senyuman. Eh itu hanya kata - kata bagi mereka yang belum mengenal bagaimana kerasnya kehidupan saja. Tapi tidak untuk diriku mulai hari ini, aku akan mencoba menghadapinya dengan senyuman. Biar dikata orang gila aku tetap tersenyum, Nella kharisma aja pernah bilang kok kalau orang gila itu bebas di lagunya, hehehe
***
Teettt... teettt ...
Terdengar bunyi bel istirahat sudah berakhir, lalu aku masuk ke kelas, saat baru masuk ke kelas aku melirik dari ekor mataku memandang kearah wanita cantik yang saat ini kalau aku perhatikan sedang melamun. Pasti itu ada kaitannya dengan diriku kemarin, sehingga membuatnya murung seperti ini. Dengan keberanian kulangkahkan kaki ku untuk mendekat kearah nya.
"Na",. Panggiku",
Tapi, dia tidak bergeming sama sekali, sorot matanya menyimpulkan kesedihan yang sangat dalam.
Aku mulai merasa bersalah akibat perbuatanku kemarin kepada nya. Lalu aku coba sentuh jemari tangannya, seketika dia langsung tersadar dari lamunannya.
"Eh Bagas, ka-kamuu ngapain disini", jawabnya sedikit gugup
"Enggak Na, Aku cuma mau minta maaf, atas sikapku ke kamu kemarin
"Ma-aaf untukk apa Gas", jawab Ratna masih terlihat gugup
"Hmmm, gini aja nanti kamu habis selesai mata pelajaran terakhir ada waktu gak, aku mau ngomong sesuatu sama kamu", jawabku sambil menyunggingkan senyum
"Gak ada kok Gas, kebetulan aku hari ini gak ada kegiatan kok", jawab Ratna sudah tidak se'gugup tadi
"Oke aku tunggu diparkiran aja nanti ya",
"Iya Gas", jawabnya
***
Tiba diparkiran aku sudah bersama Ratna, aku berencana mengajak Ratna pergi ketempat kemarin aku mencampakkannya.
Selama diperjalanan kita banyak diam, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kita masing-masing, sampai akhirnya kita berdua sampai ketempat tujuan yang kita janjikan tadi.
Aku lalu mengajak Ratna untuk duduk di kursi yang ada di taman itu. Selama 5 menit aku masih diam, Aku masih menyusun kata-kata yang tepat yang ingin ku sampaikan ke Ratna. Tidak halnya dengan Ratna yang dari datang di taman masih menundukkan kepalanya.
"Na", Aku memanggilnya,
Tapi reaksi Ratna hanya mengangkat kepalanya saja
"Aku mau ngomong serius sama kamu", imbuhku, sambil memandang kearah nya
"Hmmm, mau ngomong apaan emang nya Gas", jawabnya lirih sambil masih memandang ke depan tanpa melihat kearah ku
Aku lalu berinisiatif memberanikan menggenggam tangannya Ratna. Tau Ratna apa yang kulakukan kepadanya, seketika Ratna kaget lalu menoleh ke arahku.
"Aku sayang kamu Ratna", ucapku kepada Ratna,
Ratna seakan tidak percaya apa yang dia dengar, dia sedikit kaget, lalu tanpa kuduga dia langsung menghamburkan tubuhnya ke pelukanku.
Aku merasakan tubuhnya bergetar di pelukanku, aku lalu menenangkan Ratna dengan cara mengelus punggung nya. Aku biarkan saja Ratna mengeluarkan emosinya dulu.
Setelah tangisannya agak reda, Ratna lalu melepaskan pelukannya pada diriku, lalu menatap wajah ku dengan pandangan yang sayu dan sisa air mata yang masih menggenang di pipinya.
"Apa kamu sungguh-sungguh dengan ucapan mu tadi Gas", tanya Ratna yang masih memandang lekat ke arahku,
"Apa kamu meragukan ucapan ku tadi Na", jawab ku sambil tersenyum ke arahnya
Ratna hanya menggelengkan kepalanya, lalu menghamburkan kembali tubuhnya ke tubuhku.
" I love you Bagas", kata Ratna sambil mengeratkan pelukannya ke tubuhku
" I love you to Ratna", jawabku sambil mencium puncak rambutnya.
Bersambung....