#4
*****
Tak lama setelah membisikkan kata2 yg menurutku sangat mesra itu, Irma pun segera bangkit dari atas tubuhku dan beranjak menuju sebuah kamar yg kutebak itu adalah kamar pribadinya.
Tak satupun kata yg terucap dari bibir manis, dia langsung berlari kecil menuju kamar yg sedari tadi tidak ditutup pintunya.
Sedikit kecewa sih, tapi rasa itu segera sirna...sesaat sebelum irma menutup penuh daun pintu kamar itu, irma memerikan satu kedipan manis kearahku sembari berkata
"Jangan buat irma menunggu lama ya sayang...." Duuuuh suara itu membakar kembali gairah yang sempat padam.
Aku bingung dengan apa yg harus kuperbuat, mau menyusulnya tapi banyak sekali gejolak jiwa yg menentang.
"Nanti kalo pas lagi seru dan tiba2 suaminya pulang gimana ya?" Suara hati baikku memberi peringatan.
"Ah tapi kan dari tadi irma ga bahas suaminya, mungkin dia lagi di luar kota atau yg jelas malam ini nggak pulang, lagian irma sendiri yg mulai...bukan salah aku dong" sisi gelapku pun tak kalah dalam merayu.
Akhirnya dengan sedikit keraguan yg tersisa, kaki ini membawaku melangkah menuju kamar yg terasa sangat jauh walaupun sebenarnya hanya beberapa meter dari tempatku sebelumnya.
"Tok..tok..tok" suara pintu kamar irma yg ªkυ͡ ketok.
"Suki boleh masuk Maa..." Lanjutku meminta persetujuannya.
"Ini kan didalam rumah ngapain ketok2 pintu...masuk aja gak dikunci ko" balas irma dari dalam kamarnya.
Dengan perasaan yg tak menentu, ªkυ͡ buka pintu kamar pribadi irma.
Kulihat dia sedang tengkurap diatas ranjang yg berukuran besar dengan cahaya lampu remang2.
Mungkin ini seperti suasana malam pertama, mungkin...karena aku belum pernah merasakannya.
"Tutup pintunya ya....kok lama banget sih, irma hampir mau beneran tidur" suara irma yg sedikit agak putus asa.
"Emang kita mau tidur kan?" Jawabku pura2 tidak tau apa maksudnya.
Jantungku masih saja berdetang kencang melihat pemandangan itu.
Dengan tengkurap, irma memamerkan bongkahan bokongnya yg sexy...gundukan indah itu terlihat sangat jelas, apa mungkin dia sudah melepan CD dan BH nya?
"Kok masih berdiri disitu sih" ucapnya sambil membalikkan badan.
Dengan raut sedikit kesal dia datangi diriku yg masih berdiri didepan pintu.
Dikalungkannya tangan itu dileherku dengan berucap lembut
"Kamu kok lugu banget sih yaank..."
Entah setan darimana yg membimbing tanganku untuk memeluk pinggulnya.
"Aku masih ragu" ucapku lirih dengan tetap saling memandang.
Irma hanya tersenyum manis, dan senyuman itu sangat susah kuartikan apa maksudnya.
Tiba2 saja.."Cup...emmmlh" bibir ini sudah dilumatnya dengan lembut, lebih lembut daripada saat pertama aku diciumnya.
"Emmmmlh...emmmmphhh" tak kalah aku membalas ciumannya, meskipun masih sedikit kaku tapi lama2 bisa kunikmati..
Kutarik tubuhnya hingga kami berdua semakin menempel...tanpa kusadari jari jemariku sudah meremas pantatnya yg kenyal dan payudaranya terasa sudah menekan dadaku.
"Emmmmmh..." Hanya suara itu yg kudengar dari mulutnya..
Lama kami beradu mulut, hingga tak kusadari tonjolan daging di pangkal pahaku sudah mengeras.
Segera irma melepaskan ciumannya dan melirik kearah selakangku.
"Irma sudah basah banget ni say" bisik irma di telingaku.
"Aaach..." Jerit irma saat tiba2 kuangkat tubuhnya dan aku melangkah mendekati ranjang besar itu.
"Iiiih...suki nakal..." Lanjut irma dengan nada manjanya.
Kubaringkan irma di ranjang yg empuk itu. Saat ini yg ada dipikiranku hanya sesosok bidadari yg cantik dan menggoda.
Saat aku hendak menindihinya, tiba2 irma mendorongku hingga aku terlentang dan dia yg kini bangkit disampingku.
"Irma buka ya ya sayaank..." Tanpa persetujuanku irma langsung menurutkan celanaku dengan pelan.
"Duuuh...tegang banget" ledek irma saat melihat kemaluanku sudah berdiri.
"Aaaaaah...geli maaa" terasa geli2 nikmat saat tiba2 irma mengocok lembut kemaluanku.
Langsung saja irma membimbing kemaluanku kearah pangkal pahanya, seolah dia tau keinginanku.
Irma memang masih mengenakan daster tipisnya, tapi sesuai dugaanku dia sudah melepas dalamannya.
"Aaaaach..." Jerit irma saat kemaluanku mulai masuk ke liang senggamanya...
ªkυ͡ tak bisa menggambarkan seperti apa yg kurasakan, karena ini baru pertama kalinya.
"Aaach...aaaach" irma mulai mendesah saat kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang ninkmatnya.
Irma melepas kancing dasternya dan menurunkannya hingga kini nampak jelas kedua bongkahan gunung kembar itu.
Irma meraih tanganku dan meletakkan didada kirinya...
"Ini kan yg suki mau..?"Tanya irma padaku...
"Irma tau suki menginginkannya sejak siang tadi" imbuhnya...
***
*****
Tak lama setelah membisikkan kata2 yg menurutku sangat mesra itu, Irma pun segera bangkit dari atas tubuhku dan beranjak menuju sebuah kamar yg kutebak itu adalah kamar pribadinya.
Tak satupun kata yg terucap dari bibir manis, dia langsung berlari kecil menuju kamar yg sedari tadi tidak ditutup pintunya.
Sedikit kecewa sih, tapi rasa itu segera sirna...sesaat sebelum irma menutup penuh daun pintu kamar itu, irma memerikan satu kedipan manis kearahku sembari berkata
"Jangan buat irma menunggu lama ya sayang...." Duuuuh suara itu membakar kembali gairah yang sempat padam.
Aku bingung dengan apa yg harus kuperbuat, mau menyusulnya tapi banyak sekali gejolak jiwa yg menentang.
"Nanti kalo pas lagi seru dan tiba2 suaminya pulang gimana ya?" Suara hati baikku memberi peringatan.
"Ah tapi kan dari tadi irma ga bahas suaminya, mungkin dia lagi di luar kota atau yg jelas malam ini nggak pulang, lagian irma sendiri yg mulai...bukan salah aku dong" sisi gelapku pun tak kalah dalam merayu.
Akhirnya dengan sedikit keraguan yg tersisa, kaki ini membawaku melangkah menuju kamar yg terasa sangat jauh walaupun sebenarnya hanya beberapa meter dari tempatku sebelumnya.
"Tok..tok..tok" suara pintu kamar irma yg ªkυ͡ ketok.
"Suki boleh masuk Maa..." Lanjutku meminta persetujuannya.
"Ini kan didalam rumah ngapain ketok2 pintu...masuk aja gak dikunci ko" balas irma dari dalam kamarnya.
Dengan perasaan yg tak menentu, ªkυ͡ buka pintu kamar pribadi irma.
Kulihat dia sedang tengkurap diatas ranjang yg berukuran besar dengan cahaya lampu remang2.
Mungkin ini seperti suasana malam pertama, mungkin...karena aku belum pernah merasakannya.
"Tutup pintunya ya....kok lama banget sih, irma hampir mau beneran tidur" suara irma yg sedikit agak putus asa.
"Emang kita mau tidur kan?" Jawabku pura2 tidak tau apa maksudnya.
Jantungku masih saja berdetang kencang melihat pemandangan itu.
Dengan tengkurap, irma memamerkan bongkahan bokongnya yg sexy...gundukan indah itu terlihat sangat jelas, apa mungkin dia sudah melepan CD dan BH nya?
"Kok masih berdiri disitu sih" ucapnya sambil membalikkan badan.
Dengan raut sedikit kesal dia datangi diriku yg masih berdiri didepan pintu.
Dikalungkannya tangan itu dileherku dengan berucap lembut
"Kamu kok lugu banget sih yaank..."
Entah setan darimana yg membimbing tanganku untuk memeluk pinggulnya.
"Aku masih ragu" ucapku lirih dengan tetap saling memandang.
Irma hanya tersenyum manis, dan senyuman itu sangat susah kuartikan apa maksudnya.
Tiba2 saja.."Cup...emmmlh" bibir ini sudah dilumatnya dengan lembut, lebih lembut daripada saat pertama aku diciumnya.
"Emmmmlh...emmmmphhh" tak kalah aku membalas ciumannya, meskipun masih sedikit kaku tapi lama2 bisa kunikmati..
Kutarik tubuhnya hingga kami berdua semakin menempel...tanpa kusadari jari jemariku sudah meremas pantatnya yg kenyal dan payudaranya terasa sudah menekan dadaku.
"Emmmmmh..." Hanya suara itu yg kudengar dari mulutnya..
Lama kami beradu mulut, hingga tak kusadari tonjolan daging di pangkal pahaku sudah mengeras.
Segera irma melepaskan ciumannya dan melirik kearah selakangku.
"Irma sudah basah banget ni say" bisik irma di telingaku.
"Aaach..." Jerit irma saat tiba2 kuangkat tubuhnya dan aku melangkah mendekati ranjang besar itu.
"Iiiih...suki nakal..." Lanjut irma dengan nada manjanya.
Kubaringkan irma di ranjang yg empuk itu. Saat ini yg ada dipikiranku hanya sesosok bidadari yg cantik dan menggoda.
Saat aku hendak menindihinya, tiba2 irma mendorongku hingga aku terlentang dan dia yg kini bangkit disampingku.
"Irma buka ya ya sayaank..." Tanpa persetujuanku irma langsung menurutkan celanaku dengan pelan.
"Duuuh...tegang banget" ledek irma saat melihat kemaluanku sudah berdiri.
"Aaaaaah...geli maaa" terasa geli2 nikmat saat tiba2 irma mengocok lembut kemaluanku.
Langsung saja irma membimbing kemaluanku kearah pangkal pahanya, seolah dia tau keinginanku.
Irma memang masih mengenakan daster tipisnya, tapi sesuai dugaanku dia sudah melepas dalamannya.
"Aaaaach..." Jerit irma saat kemaluanku mulai masuk ke liang senggamanya...
ªkυ͡ tak bisa menggambarkan seperti apa yg kurasakan, karena ini baru pertama kalinya.
"Aaach...aaaach" irma mulai mendesah saat kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang ninkmatnya.
Irma melepas kancing dasternya dan menurunkannya hingga kini nampak jelas kedua bongkahan gunung kembar itu.
Irma meraih tanganku dan meletakkan didada kirinya...
"Ini kan yg suki mau..?"Tanya irma padaku...
"Irma tau suki menginginkannya sejak siang tadi" imbuhnya...
***