suhu.. ini trailer kan yah?? serius trailer kan.. blm full stories utk episode 2 kan yah??Engkau wanitaku….
Wanita penebar senyum dalam kesunyian
Wanita dari pelanet Mars yang mengajakku ke planet Pluto
Jauh…. Tapi sayang, Pluto tak lagi planet, dan kini tak adalagi yang jauh, sejauh dirimu
Engkau wanitaku…
Pembawa asa ketika duka
Pembawa cinta ketika sirna
Pembawa semangkok makanan ketika lapar
Enak…. Tapi sayang, aku sedang puasa, puasa dari kebahagiaan masa muda
Berat… tapi itu aku
Engkau wanitaku?
Bukan… engkau bukan siapa-siapa
Meninggalkan semua hobi demi mengejar cita-cita ternyata tak segampang yang ku bayangkan. Memetik gitar, mengolah sikulit bundar bisa ku tinggalkan, tapi mencoret-coret kertas tak jelas entah kenapa sulit aku hilangkan. Apalagi ketika suntuk, atau sedang ada masalah, hanya ini yang menjadi pelampiasanku.
Sudah seminggu lebih Mely bersekolah di SMA MHD. Sebagai seorang anak pindahan dari ibu kota, memiliki paras cantik, hobi berpenampilan yang memperlihatkan lekuk tubuh dengan seragam yang ketat, dan Mely yang juga terkenal ramah serta tidak suka milih-milih teman membuat Mely menjadi anak baru yang cukup popular di SMA MHD.
Sejak kehadiran Mely, setiap jam istirahat makin banyak saja cowok-cowok yang nongkrong ke kelasku. Mulai dari kakak kelas ataupun dari kelas lain yang seangkatan denganku. Tujuannya hanya satu, mencari perhatian ke Mely yang tiba-tiba menjadi primadona Sekolah ini.
Jam istirahat kali ini, yang datang ke kelasku untuk mendekati Mely adalah kak Riko. Kak Riko adalah ketua ekskul Kareta, dia peraih medali emas PON cabang karate tahun lalu, kak Riko adalah orang yang paling disegani di SMA MHD, bukan hanya di SMA MHD, tapi di kota ini belum ada siswa SMA sederajat yang berani nantangin kak Riko duel.
“Hai, Mely…. Kamu gak ke kantin?” sapa kak Riko ke Mely.
“Ngak kak, lagi males”
“Ke kantin yuk, biar aku traktir!”
“Ya Tuhan, tahun 2018 masih ada ya cara deketin cewek dengan nawarin di traktir gitu?” Ujarku dalam hati. Aku yang sangat jarang ke kantin mau tak mau harus mendengar percakapan ini.
“makasih kak, gak usah!” tolak Mely dengan halus.
“atau Mely mau dibeliin apa? Biar aku beliin, nanti aku antarin kesini.”
“makasih kak, tapi Mely gak laper.” Mely sepertinya risih dengan kak Riko
“ok deh kalau gitu, oiya Mel, nanti sore aku boleh main ke rumah kamu ngak?” kak Riko masih belum putus asa buat mendekati Mely.
“kak… maaf sebelumnya, aku dah punya cowok, aku takut cowokku marah kalau kakak datang ke rumahku.”
“Siapa cowok kamu?” jawab kak Riko mulai kesal
“tuh yang lagi baca buku.”
Aku clinguk-clinguk kiri kanan, ternyata cowok satu-satunya selain kak Riko di dalam kelas hanya aku, dan aku juga lagi baca buku.
“namanya Dilan, Dilan bilang kalau ada yang macam-macam denganku maka orang itu akan hilang!” ujar Mely.
Degh…. Aku hanya bisa menelan ludah sendiri, kak Riko langsung menatapku tajam.
Ini update???Engkau wanitaku….
Wanita penebar senyum dalam kesunyian
Wanita dari pelanet Mars yang mengajakku ke planet Pluto
Jauh…. Tapi sayang, Pluto tak lagi planet, dan kini tak adalagi yang jauh, sejauh dirimu
Engkau wanitaku…
Pembawa asa ketika duka
Pembawa cinta ketika sirna
Pembawa semangkok makanan ketika lapar
Enak…. Tapi sayang, aku sedang puasa, puasa dari kebahagiaan masa muda
Berat… tapi itu aku
Engkau wanitaku?
Bukan… engkau bukan siapa-siapa
Meninggalkan semua hobi demi mengejar cita-cita ternyata tak segampang yang ku bayangkan. Memetik gitar, mengolah sikulit bundar bisa ku tinggalkan, tapi mencoret-coret kertas tak jelas entah kenapa sulit aku hilangkan. Apalagi ketika suntuk, atau sedang ada masalah, hanya ini yang menjadi pelampiasanku.
Sudah seminggu lebih Mely bersekolah di SMA MHD. Sebagai seorang anak pindahan dari ibu kota, memiliki paras cantik, hobi berpenampilan yang memperlihatkan lekuk tubuh dengan seragam yang ketat, dan Mely yang juga terkenal ramah serta tidak suka milih-milih teman membuat Mely menjadi anak baru yang cukup popular di SMA MHD.
Sejak kehadiran Mely, setiap jam istirahat makin banyak saja cowok-cowok yang nongkrong ke kelasku. Mulai dari kakak kelas ataupun dari kelas lain yang seangkatan denganku. Tujuannya hanya satu, mencari perhatian ke Mely yang tiba-tiba menjadi primadona Sekolah ini.
Jam istirahat kali ini, yang datang ke kelasku untuk mendekati Mely adalah kak Riko. Kak Riko adalah ketua ekskul Kareta, dia peraih medali emas PON cabang karate tahun lalu, kak Riko adalah orang yang paling disegani di SMA MHD, bukan hanya di SMA MHD, tapi di kota ini belum ada siswa SMA sederajat yang berani nantangin kak Riko duel.
“Hai, Mely…. Kamu gak ke kantin?” sapa kak Riko ke Mely.
“Ngak kak, lagi males”
“Ke kantin yuk, biar aku traktir!”
“Ya Tuhan, tahun 2018 masih ada ya cara deketin cewek dengan nawarin di traktir gitu?” Ujarku dalam hati. Aku yang sangat jarang ke kantin mau tak mau harus mendengar percakapan ini.
“makasih kak, gak usah!” tolak Mely dengan halus.
“atau Mely mau dibeliin apa? Biar aku beliin, nanti aku antarin kesini.”
“makasih kak, tapi Mely gak laper.” Mely sepertinya risih dengan kak Riko
“ok deh kalau gitu, oiya Mel, nanti sore aku boleh main ke rumah kamu ngak?” kak Riko masih belum putus asa buat mendekati Mely.
“kak… maaf sebelumnya, aku dah punya cowok, aku takut cowokku marah kalau kakak datang ke rumahku.”
“Siapa cowok kamu?” jawab kak Riko mulai kesal
“tuh yang lagi baca buku.”
Aku clinguk-clinguk kiri kanan, ternyata cowok satu-satunya selain kak Riko di dalam kelas hanya aku, dan aku juga lagi baca buku.
“namanya Dilan, Dilan bilang kalau ada yang macam-macam denganku maka orang itu akan hilang!” ujar Mely.
Degh…. Aku hanya bisa menelan ludah sendiri, kak Riko langsung menatapku tajam.