Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Home Part I - Miss You Dad..

sabar ya agan-agan.... lagi berfantasi kotor supaya cerita lanjutannya bisa bagus :semangat:
 
mohon komennya juga ya gan but ane... supaya kualitas tulisan ane meningkat
 
itu ada di part IV nanti gan hahahah... di tunggu aja...:D

btw yg liat makin banyak tapi komennya segini-segini aja.... jadi gak semangat ane ngelanjutin...
apakah suhu-suhu semproters disini kurang suka sama tulisan ane ya... yang kasi kritik dan saran juga belum ada:galau:
 
Episode sebelumnya :
Part I https://www.semprot.com/threads/1033934?-Sweet-Home-Part-I-Miss-You-Dad
Part II https://www.semprot.com/threads/1034003?-Sweet-Home-Part-II-After-School

Tak seperti biasanya, pagi itu aku bangun kesiangan. Sampai-sampai aku terlambat masuk sekolah.
Satpam sekolah memarahiku, padahal semenjak sekolah disini baru sekali ini aku terlambat. Brengsek, pikirku. Dia menyuruhku menghadap kepala sekolah.

Langkahku sangat tidak bersemangat ketika aku menuju ke ruangan kepala sekolah.
Kuketuk pintunya. Tapi tak ada yang menjawab. Kuputuskan untuk kembali menemui satpam.

"pak.. saya ketok pintunya gak ada yang jawab..."kataku.
"ya sudah minta ijin bu Reni sana.... Saya gak mau kena masalah.." katanya.

Aku segera berjalan menuju ruangan bu Reni. Kali ini agak bersemangat, mungkin karena pembicaraan kami kemarin. Semoga saja dia tidak marah padaku karena keterlambatanku ini.

Kuketuk pintu ruanganya. Tak sampai sepuluh detik dia sudah membukakan pintunya untukku.
"kamu Tom.... Kenapa? Telat ya?" tanya Bu Reni.
Aku mengangguk. Bu Reni mempersilahkanku masuk
"maaf bu saya kesiangan, mungkin karena kecapean" kataku.
"emang kemarin permainannya lama ya..?" katanya.

"Ihh.... Ibu nanyanya to the point banget...." Kataku.
"hahaha.... Tuh kan sudah ibu duga.." katanya.
"ya maaf bu, padahal saya ngak begadang lho tadi malam.. tapi tau-tau kesiangan." Aku menjelaskan padanya.
"sebenarnya sih ibu mau-mau saja ngasih kamu ijin masuk kelas, tapi ini sudah lewat 2 jam pelajaran... kalau kata ibu sih lebih baik kamu pulang. Nanti kamu bilang sama wali kelasmu besok kalo ibu gak kasih kamu ijin..." kata bu Reni.
"gpp nih bu..., sy takut nilai pelajaran saya di potong aja..." kataku.
"kamu bilang aja kamu kesiangan karena ngak enak badan... beres" kata bu Reni sambil mengedipkan sebelah mata padaku.

"ibu tau aja kalo sebenernya saya kepingin pulang..." kataku sambil tersenyum.
"halah... paling-paling dibenakmu bilang... dasar lulusan psikologi..... ya kan?"
Aku tertawa mendengar ucapannya. Ketahuan juga pikirku.

Saat itu aku bercerita kepadanya bahwa sekarang aku sudah berstatus pacaran dengan kakakku. Bu Reni malah mentertawakanku. Tampaknya dia sudah bisa memprediksikan apa yang akan terjadi, pikirku. Kami berbincang cukup lama diruangannya.

"hayo... pasti sebentar lagi kamu perawanin kakakmu..." katanya
"ah ibu..... jangan di omongin juga kali.... Habis kak Naya yang nawarin sih.... Kan saya serba salah" kataku.
"terus nanti kalo kakakmu hamil gimana?"

Deg.... Jantungku kurasakan seakan berhenti mendadak, walaupun kenyataanya kini sedang berdegup kencang. Kuakui bahwa aku masihlah anak bau kencur yang belum berfikir sejauh itu. Kubayangkan kini, akibat seperti apa yang akan menimpa keluarga kami seandainya semua itu terjadi.

"kok diem aja.... Khawatir ya...?" tanya bu Reni.
Aku mengangguk dan menunduk.
"apa sebaiknya jangan saya lakukan bu permintaan kakak?" aku bertanya balik tanpa memberikan jawaban pada pertanyaanya.
"hidup ini tidak sulit tom.... Yang sulit hanyalah membuat pilihan.... Pahami resikonya dan buat pilihan yang menurutmu berhasil baik. Kalau kamu tolak permintaan kakakmu apa yang akan terjadi, kalau kamu turuti apa yang akan terjadi. Ibu percaya kamu sudah dewasa. Bisa menentukan pilihan." Katanya.
"ya kalo nurutin nafsu sih maunya lakuin aja bu....., tapi kalau akibatnya bisa merusak keluarga, saya jadi bimbang...." Kataku.
"kalau gitu ya jangan di keluarin di dalam Tom... keluarin aja diluar. Kalau mau keluarin di dalam, ya pastikan kamu pakai alat kontrasepsi" katanya.
"kondom maksudnya bu?" tanyaku.
"hus... pake di sebut lagi......" katanya sambil menaruh jari telunjuk di bibirnya.
"ya tapi mana mungkin saya beli itu di minimarket pake seragam sekolah begini... apa kata orang nanti..."
"nih...." Katanya sambil menyodorkan plastik berisi karet berbentuk cincin.
"itu apa bu?" tanyaku polos.
"ya ini yang namanya kondom.... Kamu belum tau?"
Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum. Kusentuh plastik berisi kondom itu dengan ujung jari telunjukku seakan itu adalah benda yang aneh.

Sejenak kuterdiam. Sadar akan kenyataan yang tersirat dari ucapan bu Reni.
Kuangkat telunjukku ke arahnya tanpa berkata apapun.

"iya.... Ibu udah ngelakuin itu kemarin..." lagi-lagi dia tau isi pikiranku.
"lho..... katanya ngak mau......." Kataku menyindirnya sambil tersenyum lebar.
Wajah bu Reni memerah. Kini ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Imut sekali, seperti anak remaja pikirku.
"kamu sih cerita-cerita sama ibu...., ibu kan jadi kepengen jadinya..."kata Bu Reni.
"trus adik ibu gimana.....?" kursiku kugeser mendekatinya.
"uhhh... seneng banget dia.... Kan sama masih perjaka juga adik ibu.." jawabnya.
Kami tersenyum bersama. Bu Reni menceritakan padaku bagaimana semuanya terjadi. Lagi-lagi beban pikiranku serasa longgar. Memang Bu Reni sangat cocok memegang jabatan sebagai guru BP. Dia sangat mengerti akan murid-muridnya.

Pembicaraan pun kuakhiri. Aku bergegas menuju gerbang sekolah.

"tuh ga dikasi masuk kan?" kata satpam.
"iya pak... saya dimarahin sama bu Reni.." kataku dengan wajah memelas, berharap satpam tidak curiga sama sekali.
"yaudah sana pulang...., besok jangan terlambat lagi.." katanya
Kuacungkan jari jepolku menandakan setuju. Kuputar kunci kontak motorku dan aku bergegas pulang.

'duh... dirumah ngapain ya, kakak belum pulang.. masa aku sendirian' pikirku.
Tak butuh waktu lama hingga aku sampai di rumah. Ku masukkan motorku dan kugembok pagar rumah.
Sepatuku kubereskan di rak di depan pintu. Kuambil kunci rumah dan kubuka pintunya.

"hayoooo..................... kamu bolos ya..............." Naya mengagetkanku.
Saat itu aku hampir saja loncat ke taman. Sungguh tak kukira ternyata Naya juga sudah berada di rumah.
"yeeee...... kakak ngagetin aja nih..... aku telat tadi jadi di suruh pulang...kakak sendiri kenapa gak kuliah.." tanyaku.
"dosennya pada rapat..." jawabnya.
"masa....? Aku gak percaya....." kataku.
"uhhh.. yaudah kalo ga percaya. Dia membalikkan badan dan berjalan menuju ruang tengah.
Kututup pintu rumah dan kupeluk kakak dari belakang.
"iya deh.... Percaya deh...., masa kakakku yang cantik ini bohong..." kataku merayunya.
Naya tersenyum dan berbalik memelukku.
"sebenarnya sih kakak mau nungguin kamu dirumah..." katanya tersenyum.

Naya mendekatkan wajahnya padaku. Bibir kami menyatu. Kukecup bibirnya yang lembut dan berwarna kemerahan. Rasanya rindu sekali, padahal baru tadi pagi kami bertemu. Seperti pengantin baru, pikirku^^.

"aku haus kak.... Ada air dingin gak dikulkas?" tanyaku.
"ada... kakak ambilin deh.. kamu duduk aja di sofa. Naya berjalan kedapur mengambilkanku sebotol air dingin.
"panas ya diluar?"tanya Naya sambil menyodorkan botol air minum padaku.
"yahh... namanya juga musim kemarau kak...." Kataku. Kubuka tutup botol itu dan kuteguk air di dalamnya. Segar sekali, aku menghela nafas panjang.
"buka dulu seragamnya kalo panas...." Kata Naya sambil membukakan kancing bajuku.
"buru-buru amat kak.... Kan masih pagi..."kataku. Naya tersenyum dan mencubit perutku.
"emank buru-buru ngapain.... Pikiranmu udah mesum aja ya sekarang....." kata Naya.
Kami tertawa bersama. Bajuku kini telah terlepas. Aku merangkul perut Naya dalam posisi kami sedang duduk di sofa. Kurebahkan dia dan kupeluk tubuhnya. Wajahku kini tepat bersandar di payudaranya. Lembut sekali, besar dan padat. Memang paling top payudara perawan, pikirku.

"kakak beli bantal dimana... kok empuk banget...."kataku.
"enak aja toket kakak disamain sama bantal.... Kan empukan toket kakak..." kata Naya sambil mengelus rambutku. Kuusap lembut perut Naya dan kuraba perlahan. Kusingkap kausnya ketika tanganku mulai mengarah ke payudaranya. Setelah kejadian hari senin Naya tidak pernah lagi memakai bra, pikirku. (lebih jelasnya baca part I)

"hayo.... Sekarang siapa yang buru-buru...." Kata Naya.
"ah kakak... aku kan pingin megang yang empuk-empuk..."
"hehe... iya iya.... Lepasin sekalian donk kaos kakak. Panas banget." Katanya.

Aku bangkit dan kutarik Naya untuk duduk. Kusingkap kausnya, Naya menaikkan tangannya. Terpampang sudah payudara Naya yang besar dan bulat serta puting susunya yang kemerahan.
Kuremas payudara Naya sambil kudorong dia untuk merebah di sofa. Kukulum dengan lembut dan perlahan.

"duh..... enak banget Tom.... Yang satunya juga donk..."katanya.
Kupegang kedua payudaranya dan kuhimpitkan agar putingnya mendekat. Lalu kujilat kedua putingnya bersamaan.
"Ahhh... Tom.... Enak banget tom... isepin juga donk...." Pintanya.
Kuturuti kemauanya. Mana ada kucing diberi ikan menolak, pikirku. Kuhisap kuat dan sesekali kugigit pelan. Naya semakin menikmati perlakuanku pada payudaranya.

"Tom... kalo dirumah kita telanjang aja yuk... lagian kan ga ada siapa-siapa." Kata Naya.
"emank kenapa kak, nanti masuk angin loh...."kataku.
"ya kalo ngak pake handuk kimono aja. Biar lebih leluasa..... hihihi" kata Naya.

Tampaknya pikiran Naya telah teracuni dengan pikiran-pikiran kotor semenjak kami memulai aktifitas sex dua hari yang lalu. Baguslah kupikir hanya aku yang bernafsu. Kalau begini kan jadi win-win solution^^.

"kalo gitu mandi dulu yuk kak... aku masih gerah.. apalagi ngeliat kakakku yang sexy... tambah gerah..."kataku.
Naya mencubit pipiku dengan lembut.
"kamu emang paling bisa ya ngerayu kakak..."katanya.
Kami tersenyum dan bergegas ke kamar mandi.

Shower kunyalakan. Air pun menguyur kami berdua. Dalam posisi berpelukan dibawah curahan air kami berbincang.
"kak... jadi gak kita ngesex hari ini?" tanyaku
"jadi dong...." Kata Naya
"emank kakak rela perawan kakak buat aku....?"tanyaku
"kan kakak juga dapet perjaka kamu... jadi gpp lah" katanya sambil tersenyum.
"nanti kalo kakak hamil gimana...?"
"ga mungkin....."
"kok ga mungkin kak?"
"tadi pagi kakak udah minum pil kontrasepsi dari mama...." kata Naya.
Behhhh...... ini baru perfect. Tadinya kupikir pengalaman sex pertamaku akan memakai karet untuk membungkus penisku. Rasanya ada yang kurang kalau sex pertama ada karet yang mengganggu, pikirku.
"asyik.... Aman donk kalo aku keluarin di dalam...." Kataku.
Naya hanya tersenyum.
"tapi pelan-pelan ya.... Jangan terlalu nafsu.. kata orang kalo cewe masi perawan tuh sakit....."

Aku menahan nafas mendengarnya. Kupikir tadinya sex pertama kali akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Kini perasaanku mulai campur aduk. Antara nafsu dan ketidaktegaanku melihat kakakku menahan rasa sakit.

"kok diem Tom... ?" tanya Naya.
"kalo gitu jangan deh kak... aku gak tega ngeliat kakak kesakitan"
"yah ini kan resiko cewe.... Lagian kan Cuma untuk pertama kali... kesana-kesananya kan udah ga akan sakit lagi....." katanya. Sepertinya Naya berusaha mencegahku untuk mengurungkan niat.
"beneran kak?" aku masih kurang percaya. Naya tersenyum dan mengangguk. Kami pun berpelukan dan melanjutkan ritual mandi bersama.

Seusai mandi kami mengenakan handuk kimono dan duduk di sofa ruang tengah.
Naya yang sedari tadi memperhatikan keragu-raguanku berusaha menenangkanku.
"jangan diem gitu donk.... Yuk kita mulai..." kata Naya.

Naya menyingkap kimonoku dan mulai mengoral penisku. Tak butuh waktu lama sampai penisku menegang penuh. Hasrat bercinta dan rasa tidak tega kini malah membuat penisku mengeras, sangat keras dibanding sebelumnya. Dengan cekatan Naya mengulum dan menjilat penisku. Aku yang sudah tidak kuasa menahan nafsuku langsung melepaskan kulumannya dan kulumat bibir Naya.

Kurebahkan dia disofa dan kutindih dia dengan badanku. Rangsangan kami semakin mesra satu sama lain. Lidah kami kini beradu, saling menjilat satu sama lain.

"kalau sakit banget bilang ya kak... biar jangan dilanjutin dulu" kataku.
"iya deh....."Naya mengangguk.

Aku mencoba mengira-ngira posisi lubang vagina Naya. Tapi tak kunjung juga kutemukan. Naya yang mengetahui kebingunganku segera meraih penisku dan membimbingnya menuju lubang kenikmatan itu.

"masukin Tom... kakak udah pengen banget." Katanya
Perlahan kutekan penisku yang sudah basah karena liur dan cairan kewanitaan Naya. Perlahan tapi pasti, senti demi senti kumasukkan penisku dengan hati-hati.
"Aaaa....." Naya memekik tertahan. Tanpa dikomando langsung kucabut penisku dari vaginanya.
"kenapa kak? Sakit ya.... Udah kak jangan diterusin... aku gak tega..."
"ihhh.... Kamu ayo cepetan kakak udah ga sabar nih...." Pintanya.

Ketakutan merasukiku. Kali ini aku memasukkan penisku dengan lebih perlahan lagi.
"Aaaa.... Terus tom....." kata Naya.
Aku berhenti sejenak, namun malah Naya yang mendorong pantatnya agar penisku masuk seluruhnya.
"Aaaahhhh.....Sssshhh.....Ahhhh.........." desahnya. Padahal saat itu penisku tidak aku gerakkan sama sekali.
"perih ya kak..... aku cabut aja ya...." Kataku.
"Aaaahhh..... tunggu Tom... jangan dulu...."pintanya. kuturuti apa maunya, kupikir dia pasti lebih paham tentang apa yang dirasakannya. Kukulum putingnya untuk mengusir rasa takutku. Naya mendesah dan mendekap erat wajahku di dadanya.

Desahan Naya sudah tak terdengar. Tampak dia sudah bisa menanggulangi rasa sakit itu.
"ayo tom goyangin... pelan-pelan...."
"emang udah ga sakit kak?" tanyaku.
"masih, tapi udah gak sesakit tadi..."
Kugerakkan penisku maju mundur dengan perlahan. Sangat hati-hati, aku sama sekali tidak ingin melihat kakakku kesakitan karena keperawananya kurenggut. Perlahan tapi pasti, Naya mulai menikmati permainan kami. Raut wajah kesakitan sama sekali sudah hilang dari roman mukanya. Aku semakin percaya diri untuk melanjutkan permainan kami.

"aku sayang sama kakak..." bisikku di telinganya selagi aku menggoyang pantatku maju mundur dengan irama yang teratur.
"aku juga sayang banget sama kamu..... Ahhh..... Ahhh...." Kata Naya.
"gimana sekarang kak? Masih sakit" tanyaku.
"udah ngak tuh.... Enak banget kalo dimasukin Tom... jauh lebih enak daripada dioral ternyata..." katanya.
Aku tersenyum mendengarnya. Lega sekali hatiku, kini perasaan takutku telah sirna. Berganti dengan perasaan cinta, bahagia, dan nafsu yang membara.

Kupercepat irama gerakanku. Naya merespon dengan mendesah.
Sungguh nikmat sekali vagina perempuan. Hangat, erat, jauh sekali jika dibandingkan dengan oral sex yang biasa kami lakukan. Penisku serasa dihisap, dan dicengkeram oleh vagina Naya. Nikmat sekali.

"Ahhh.... Ahhh..... enak banget memek kakak...."kataku.
"Ahhh..... kontol kamu juga enak tom..... masukin lagi tom.....yang dalam.." kata Naya.
Aku penasaran sebenarnya seberapa dalam vagina perempuan. Ukuran penisku terbilang cukup besar, panjangnya sekitar 17cm. masa sih lubang sekecil itu bisa menampung semuanya, pikirku.

Kugerakkan penisku maju mundur, kini kutancapkan lebih dalam ke vagina Naya. Ohh... nikmat sekali, pikirku. Semakin dalam penisku tenggelam dalam cengkeraman vaginanya.

"Ahhh... Ahhh... Ahhh...." Desahan kami bersahutan. Gerakanku membuat sofa mulai bergeser dari posisinya semula. Maju mundur seirama dengan gerakanku. Keringat kami mulai bercucuran, namun tak ada sedikitpun rasa lelah yang kami rasakan. Nafsu birahi kami makin memuncak. Naya melumat bibirku. Payudaranya kini berhimpitan dengan dadaku. Kupeluk erat tubuh Naya. Menambah nikmat sensasi persetubuhan kami. Kami merasa begitu menyatu, hingga kurasakan vagina Naya mulai berdenyut.

"Ahhhh.... Ahhhhh..... Tom..... Ah..... enak banget Tom...." Desahnya
"kak.....Ahh...... kakak apain memek kakak.... Ahh.... Enak banget..... kontolku kayak diremes....." kataku.
Gerakanku kupercepat. Semakin cepat rasanya semakin nikmat. Tubuhku seakan otomatis bergerak sendiri tanpa bisa kukontrol. Nafsu sudah merasuki pikiran kami berdua.

Lidah kami beradu, ciuman demi ciuman kami lakukan. Dengan nafsu yang membara kuhisap bibir Naya dengan kuat dan kutelan air liurnya. Menjijikkan? Sama sekali tidak. Pada saat ini kurasakan tubuh Naya adalah tubuhku. Kami menyatu dalam kenikmatan yang belum pernah kami rasakan sebelumnya.

Kini, baik aku maupun Naya sudah tidak lagi perawan atau perjaka. Saat ini kami telah menjadi perempuan dan laki-laki yang sepenuhnya. Perasaan sebagai kakak dan adik kini telah berganti menjadi cinta. Apakah sah mencintai kakak sendiri? ah perduli setan, pikirku. Selama aku bisa memberikan kenikmatan pada Naya, apapun akan kulakukan.

Kurasakan pelukan Naya semakin erat. Naya mendesah seirama dengan gerakanku. Kenikmatan sudah merasukinya. Tak kupungkiri hal itu juga terjadi padaku. Hampir setengah jam kami bermain sex, tubuh kami mulai menegang. Cengkeraman vagina Naya makin lama semakin kuat. Membuat penisku serasa ingin meledak.

"Ahhhh..... dikit lagi .....Tomm... Ka....kak mau sampai....." ceracaunya.
Aku tak punya tenaga lagi untuk menjawabnya. Yang bisa kulakukan hanya mempercepat gerakanku. Orgasmeku juga hampir sampai.

"Ahhh.........Aaaaaa......Ahhhhhhh...Ohhhh......" Naya melenguh panjang.
Kurasakan vaginanya semakin basah dan licin. Tampaknya Naya telah mencapai orgasmenya. Penisku mulai berdenyut.

Orgasmeku hampir sampai. Kurasakan spermaku sudah siap menyembur dari penisku. Kutancapkan penisku dalam dalam dan....
(sfx : Crooottt.....Croootttt......)
"Ahhhhhh...... Hhhaaaaaa.......aaaaaahhhh..." kukeluarkan spermaku di dalam rahimnya.
"Aaaahhhhhh..........Ahhh..."Naya ikut mendesah ketika kutancapkan penuh penisku di vaginanya.

Kurasakan beberapa semprotan spermaku tumpah di dalam vaginanya. Nikmat sekali orgasme yang kugapai berdua dengan Naya. Kubiarkan penisku di dalam vaginanya untuk sementara, menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang baru kurasakan.
Tanganku sudah tak mampu lagi menopang bera tubuhku. Aku terjatuh dalam pelukan Naya. Lemas sekali seakan tak mampu bergerak, mungkin pengaruh hormon adrenalin yang mulai menghilang.

Naya memelukku erat. Membelai rambutku dan berbisik kepadaku.
"Tom..... makasih ya kamu udah ngasih perjakamu buat kakak..."katanya,
"justru aku yang makasih kak...... kakak udah ngasih keperawanan kakak sama aku....." kurebahkan kepalaku di payudara Naya. Cukup lama kami beristirahat dan akhirnya kucabut penisku yang sudah mengecil dari vaginanya.

Aku terbelalak melihat vaginanya yang penuh dengan bercak darah. Sofa kami pun tak luput dari bercak itu. Rasa takut kembali menyelimutiku.

"kak..... darahnya banyak banget...." Kataku
"Ah... masa?" Naya segera bangkit.
"pasti tadi sakit banget ya kak...?" tanyaku
"kayak tangan kena pisau....."katanya.
Tak terasa air mataku menetes, tak bisa kubendung. Naya melihatnya dan mengusap air mataku.

"gpp kok..... udah gak sakit lagi...." Katanya.
Aku mendekapnya erat sambil mengusap mataku.
"makasih ya kak...., aku janji bakalan jaga kakak sampai kapanpun" kataku
"janji...?" tanya Naya.
"janji....."

Kami segera membersihkan sofa dari bercak darah perawan Naya. Hatiku sangat bahagia saat ini. Walaupun apa yang kulakukan dengan kakakku kusadari adalah sesuatu yang salah. Tapi kebahagianku menutupi perasaan itu.

Kami berjalan kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Naya kelihatan menahan sakit ketika membasuh vaginanya dengan air yang mengucur. Mungkin karena selaput dara yang sobek. Tak lama kami pun kembali ke sofa dan berbincang-bincang hingga sore menjelang.

Deru mesin mobil mama sudah terdengar. Aku mengenakan pakaian dan membukakan pintu pagar untuk mama. mama tersenyum melihatku namun tidak berkata apapun. Kumasukkan mobilnya kegarasi dan segera bergegas ke dalam rumah.

"kalian udah makan?" tanya mama.
Baru kuingat bahwa sedari siang memang kami berdua belum makan.
"waduh... iya pantesan kok perut Naya laper banget mah... lupa belum makan" kata Naya
"nih mama bawain makanan buat kalian."
Mama mengeluarkan tiga buah burger dari dalam kantong plastik yang dibawanya. Tadinya kukira isinya pekerjaan mama yang lagi-lagi dibawanya pulang. Kamipun memakan burger itu bersama-sama.

"gimana Nay..... udah gak sakit?" tanya mama
"udah ngak kok mah.... Cuma sebentar aja pas pertama masuk..., seperti yang mama bilang." Kata Naya
Aku duduk di samping mama dan memeluk mama. mama merangkulku dan mengelus rambutku.
"anak mama sekarang sudah dewasa semua... mama senang ngeliatnya" kata mama.
Aku dan Naya tersenyum seraya menghujani mama dengan ciuman.

"nanti abis mandi mama juga mau dong Tom...." Pinta mama
Aku mengangguk. Naya membukakan kancing kemeja mama dan mulai melucuti pakaiannya. Tak berselang lama mama sudah telanjang. Kami pun menemani mama mandi. Kubasuh tubuh mama dengan sabun sambil kupeluk ia dari belakang. Naya ikut menyabuninya, kali ini ia menggosok tubuh mama dengan payudaranya.

"Ahhh... hihihi.... Geli Nay...." Kata mama.
"sama mah.... Pentil aku juga geli kalo di gesek-gesek gini..."
Naya kini menggesekkan putingnya di klitoris mama, membuat mama mendesah.
"Ahhh...... enak banget Nay..... terus Nay......" desahnya.
Aku yang berada di belakang meremas payudara dan menjilati leher mama yang jenjang. Kenikmatan mama adalah prioritas bagi kami. Apapun akan kami lakukan demi mama kami tercinta.

"udah yuk mandinya... " kata mama
Kami pun membasuh diri. Menghilangkan sisa sabun yang masih menempel.
Tak lama kami pun selesai mandi dan bergegas ke kamar mama.

Mama kurebahkan di ranjangnya, dan langsung disambut Naya yang mengulum putingnya. Aku pun tak tinggal diam. Kulumat bibir mama dan kugesek klitorisnya dengan tanganku.
Sementara kedua tangan mama telah sibuk dengan penisku dan vagina Naya.

"Tom... masukin dong.... Mama udah setahun gak ngerasain ngesex..." kata mama
"tapi kalo mama udah gak sakit kan?" tanyaku.
"ya ngak donk sayang. Kan mama udah ngak perawan...."
Tanpa basa-basi langsung kuarahkan penisku ke vagina mama. kini sudah tidak sulit bagiku menemukan lubang kenikmatan itu. Kumasukkan dengan sekali hentakan.

(sfx : sleb....)
Kini penisku sudah masuk sepenuhnya ke vagina mama. kugerakkan maju mundur dengan irama yang stabil, menunggu gairah mama mulai naik.
"Ahhhh.....Ahh...... kontol kamu gede banget Tom...." Katanya.
"masa sih ma?" tanyaku
"lebih gede dari punya ayah..... Ahhh..... enak banget" katanya mama
"iya mah... memek Naya juga tadi berasa sempit banget pas dimasukin...." Kata Naya.
Mama mengelus rambut kami berdua. Kupercepat gerakanku agar menambah kenikmatan bagi mama.

Mama mulai mendesah dan melenguh. Naya yang sedaritadi mengulum dan menggigit putingnya kini memainkan klitoris mama dengan tangannya. Membuat mama semakin liar. Gairahnya sudah memuncak, pikirku. It's Show Time....

Gerakanku semakin kupercepat. Tidak ada lagi keraguan seperti saat menyetubuhi Naya tadi. Mama semakin hanyut dalam kenikmatan. Desahannya seirama dengan gerakanku yang cepat. Kutancapkan penisku dalam-dalam di vaginanya. Mama melenguh.

"Ohhh... sayang......enak ba...ngeeett....Ahhh....Ahhh..." kata mama.
Kubandingan mama dengan Naya. Memang sangat sulit memuaskan mama. mungkin karena mama sudah jauh lebih berpengalaman daripada kami yang baru belajar tentang sex tiga hari yang lalu. Lelah yang tadi tertutupi nafsu kini mulai terasa. Tapi aku tidak menyerah, kenikmatan lawan sexku adalah prioritas. Begitu prinsip yang kupegang.

Setengah jam berlalu. Mama mulai menunjukkan tanda-tanda orgasme. Tubuh mama mulai menegang, cengkeraman di rambutku semakin kuat. Seakan tidak mau aku melepaskan diri dari persetubuhan kami.

"Ahhhh.... Ahhhh.... Ahh........." desahnya.
Aku memejamkan mataku. Mencoba mengusir rasa lelah yang menghampiriku.
"kamu ca....pek Tom...? Sini say...yang.... Biar mama..... di .....Ahhhh... atas...." Kata mama.
Aku terkulai lemas. Kuhentikan gerakanku dan kuambil napas panjang.
"iya mah... maaf ma... Tomi capek banget.... Mama kok kuat amat sih ma...." Kataku.
"habis mama udah lama gak dimasukin sama kontol asli sih.... Jadinya nafsu banget.....hihihi"kata mama.

Mama bangkit dan merebahkanku di ranjang. Naya kini berada disampingku. Ia merangkak naik ke atas sehingga payudaranya tepat berada di wajahku.
"Tom... isepin toket kakak ya.... "pintanya.
Aku merangkulkan tanganku di pinggangnya dan mendekatkan tubuhnya rapat ke tubuhku. Kukulum putingnya dan mulai kuhisap.

Mama kini dalam posisi WOT. Mama mulai berjongkok dan memasukkan penisku ke vaginanya. Kini mama bergerak naik turun mengocok penisku dengan vaginanya. Sementara Naya membelai klitorisnya, mencari kenikmatan. Mama membantu Naya dengan memasukkan dua jarinya ke dalam vagina Naya sambil terus bergerak naik-turun.

Vagina mama terasa cukup sempit. Walaupun tidak sesempit Naya, tetapi sangat nikmat. Dikedut-kedutkannya vagina mama sehingga memberikanku sensasi tersendiri. Mama memang seorang pro, pikirku. Tak heran selama 17 tahun aku hidup, tak pernah kulihat ayah dan mama bertengkar. Kalau berselisih sih biasa, tapi biasanya tak berselang lama mereka sudah akur lagi.

Terbesit dalam benakku. Apa yang akan ayah katakan kalau melihat apa yang kami lakukan sekarang. Apakah dia akan bangga karena aku dengan senang hati menggantikan posisinya. Ataukan kecewa karena tidak bisa mendidik keluarganya menjadi keluarga yang bermoral. Apapun tanggapan ayah, aku hanya berdoa. Semoga ayah tidak kecewa dengan kami semua.

Mama mempercepat gerakannya. Dipercepat juga kocokan pada vagina Naya.
Desahan kami bertiga bersahutan dalam kamar mama. kuraih sebelah payudara mama dengan tanganku dan kuremas dengan kuat. Mama semakin menegang. Gerakannya kini telah berubah menjadi hentakan keras. Seakan memaksa penisku untuk masuk lebih jauh menjelajahi vaginanya.

"Ahhhhhhh......Emmmmppphhh... Tommmmm.... Mama... mau keluar tom.... Ahhh..." desahnya.
Penisku makin menegang, keras sekali. Vagina mamapun mulai berdenyut.

"Ahhhh... mahh..... Ahhh Naya keluaaaa.....aarr..." pekik Naya.
Tampak Naya telah lebih dulu mengapai orgasme ketimbang kami. Mama memperlambat kocokannya di vagina Naya, namun tetap konsisten menghujamkan penisku kedalam vaginanya. Naya terkulai lemas di sampingku. Namun belum juga kuhentikan isapanku pada putingnya. Naya kini mendekap erat wajahku, berharap memberikanku kenikmatan agar orgasmeku segera tiba.

"Ahhhhh....... Ahhh... AAAAHHH........." pekik mama. mama telah mencapai orgasmenya. Gerakannya melambat. Mama merebah di atas tubuhku. Dengan tenaga yang aku kumpulkan kugerakkan penisku menghujam vagina mama. mama kembali mendesah, seirama dengan gerakanku.

Tak lama penisku mulai berdenyut lagi. Kurasakan, inilah saatnya aku orgasme.
"Ohhhhh.......Ahhhhhh...aku...keluar mahh......Ahhhhhhhhh......" pekikku
Kutancapkan penisku dalam-dalam divagina mama.
(sfx : Crooottt... Croooottttt...... Crooottt...)
Spermaku kutumpahkan di rahim yang dulu mengandungku. Nikmat sekali vagina mama, pikirku.

Mama, Naya dan aku. Kami bertiga sudah kelelahan. Mama bergeser, merebah di sampingku. Kami bertiga berpelukan, menghela nafas untuk memulihkan kesadaran kami yang hilang sesaat.
"kamu kuat banget Tom... gak seperti ayah waktu pertama kali." Kata mama.
"masa sih ma..... emank dulu ayah kuat berapa lama..?" tanya Naya.
"paling sepuluh menit....hihihi...., jadi biasanya mama minta nambah. Tapi lama kelamaan ayahmu juga makin kuat ngesexnya..."kata mama
Kami bertiga tersenyum. Berpelukan erat dalam kamar dengan cahaya lampu tidur yang temaram.

Kenikmatan bersetubuh dengan mama dan kakak, adalah anugrah yang sangat aku syukuri. Entah apa yang mama atau Naya pikirkan tentang diriku. Tapi yang jelas perasaanku sudah tak bisa kupungkiri lagi. Aku sangat mencintai mereka berdua.

Part III – END
Baca Juga :
Sweet Home Part I – Miss You Dad. https://www.semprot.com/threads/1033934?-Sweet-Home-Part-I-Miss-You-Dad
Sweet Home Part II – After School. https://www.semprot.com/threads/1034003?-Sweet-Home-Part-II-After-School

Nantikan :
Sweet Home Part IV – Graduation Day.

jangan lupa kasi komen ya gan.... kritik dan saran juga sangat ane harapkan.... dari part I belum ada yg kasih kritik tentang tulisan ane :galau:

Capek banget gan nulisnya.... Sedekahin cendol yang banyak ya.... Part IV pending dulu sebelum ada banyak condol... hohohohohohoho.........
Ane sendiri yang nulis sampe konak..... hahaha......
:konak:

part IV release :
https://www.semprot.com/threads/103...IV-Graduation-Day?p=1888885875#post1888885875

thx para suhu untuk cendol dan abugosoknya
 
Terakhir diubah:
Keren nih cerita
Mau tanya nih, itu kok usia pernikahan 16tahun padahal usia anaknya 19tahun ya?
Tapi tetep ceritanya keren kok, enak dibaca, dan pastinya ditunggu lanjutannya ya..
 
akhirnya ada kritik juga......:ampun:
mungkin ane salah tulis gan... hahah maklum karangan seorang newbie....
thx ya gan udah diingetin.... segera ane edit...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd