Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Siapa karakter cewek yang mau dibuat menjadi binal ?


  • Total voters
    16
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Makasih updatenya

Perasaan Julia sebagai istri memang kuat, tapi Julia juga terlalu melibatkan perasaan sampai-sampai ajakan Rully disambut oleh Julia.

Entah mana yang lebih dulu yang membuat Julia makin liar, cemburu dengan Esti atau permainan dengan pria lain yang membuatnya menjadi binal.

Ditunggu kelanjutannya
 
Terima kasih atas respon para suhu sekalian, tentunya menjadi motivasi bagi nubi untuk terus berkarya.
sebelumnya nubie meminta maaf, nubie tidak akan update dalam waktu 15 hari lebih, karena ada pekerjaan di luar kota.
untuk mengobati kerinduan para suhu kepada Julia, Esti, dan Ci Sella, nubie melakukan update cerita berturut-turut mulai sabtu, minggu dan senin.
setelah itu, update akan libur selama 15 hari. mohon para suhu memberikan masukan kepada nubie, untuk kelanjutan cerita nantinya.
terima kasih para suhu sekalian,

:Peace: :Peace: :Peace:
 
Undangan dari Esti

SELLA


POV Esvan

Tidak pernah menyangka, ajakan isteriku untuk menikmati kebersamaan di sebuah hotel bintang lima, membawa keberuntungan. Tanpa sengaja, aku memergoki adik iparku dengan pria lain. Bukan pria lain sebetulnya, tapi seseorang yang sangat aku kenal. Pria itu merupakan suami dari Julia, adik kandung isteriku. Sedangkan Esti merupakan adik bungsu isteriku. Pria yang bersama Esti statusnya sama denganku kakak iparnya.

Memergoki Esti dengan Dean, membuat aku semakin mudah mendekati Esti. Perempuan cantik berusia 27 tahun. Perawakannya lebih pendek dari isteriku, mempunyai kulit putih khas wanita keturunan. Nampak lebih kurus, namun mempunyai pantat yang seksi. Perut masih terlihat rata, meski sudah melahirkan seorang anak berusia 3 tahun. Memiliki tinggi semampai, membuat bodi Esti terbentuk. Buah dadanya 34D terlihat menyembul, meski tidak sebesar milik isteriku.

Usahaku mendekati Esti di kolam renang berhasil. Tangannya mampu membuat aku ejakuasi dengan memberikan kocokan di kolam renang. Aku berhasil mendesak dia untuk pasrah memberikan kocokan tehadap kontolku dengan pertanyaan, terkait hubungannya dengan Dean. Bahkan aku beranikan diri meminta jatah yang sama dengan Dean, meski belum diketahui sejauh apa hubungan mereka. Tetapi aku yakini, mereka mempunya hubungan lebih dari sekedar kakak dan adik ipar. Tidak mungkin berada berduaan di sebuah hotel hanya untuk berenang. Pastinya mereka tidur sekamar dan melakukan persetubuhan terlarang.

Hubungannya dengan Dean menjadi pintu masukku mendesak Esti mengocok kontolku. Bahkan dengan sedikit ancaman, aku berhasil membuat Esti semakin terdesak. Tidak ada pilihan lain, kecuali melibatkan aku dalam persetubuhan mereka. Tentunya permintaanku tanpa Dean. Diluar dugaan, ternyata aku akan segera mendapatkan tubuh adik iparku sendiri. Soal isteriku tentu tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kehidupan seks bebas sudah mengalir dalam rumah tangga kami. Aku sendiri mendapatkan kenikmatan sendiri melihat isteriku disetubuhi pria lain. Itu merupakan sisi lain dari kehidupan seksku. Membuat aku semakin melupakan perempuan lain yang menjadi selingkuhanku.

Melihat isteriku di setubuhi orang lain, mampu menaikkan birahiku. Biasanya aku semakin menggebu menyetubuhi isteriku, usai melihat rekaman persetubuhannya dengan pria lain. Bahkan aku bisa membuat kami ngentot hingga dini hari, setelah menikmati rekaman persetubuhan isteriku dengan pria lain. Kini aku mempunyai kesempatan untuk menyandingkan isteriku dengan Dean. Bahkan aku bisa melampiaskan hasratku dengan Esti, setelah melihat Dean ngentot dengan isteriku di depan mataku.

“Nanti malam koko ke kamarku. Nanti aku kasih tau nomor kamarnya,” Esti menantangku, setelah kami mengeringkan tubuh setelah berendam di kolam renang..

“Bagaimana dengan Dean,” tanyaku.

“Kenapa. Koko takut kalau ada Ko Dean. Bukan kah koko ingin porsi yang sama,” ucapan Esti semakin memberikan tantangan kepadaku.

“Iya, tapi bagaimana dengan Dean nanti,” tegasku lagi.

“Kita beri dia hukuman, karena mengajak adik iparnya yang sudah bersuami liburan. Apalagi sudah ketahuan orang lain,” sahut Esti semakin memberikan peluang kepadaku. Otakku mulai berpikir memberikan hukuman kepada Dean. Tapi hukuman apa yang pantas. Mungkin ini saatnya aku melihat secara langsung isteriku ngentot dengan pria lain. Hukuman Dean menjadi kesempatan untuk menyaksikan lagsung isteriku dientot adik iparnya. Setelah itu, aku bisa mengentot Esti sepuasnya di hadapan isteriku. Pastinya akan menjadi sebuah permainan yang seru. Pengalaman baru dalam kehidupan seksku.

“Dean urusanku. Koko urus Ci Sella. Jangan sampai dia memerahiku,” Esti mengeluarkan perkataan tegas.

“Kalau koko berani, nanti malam harus ke kamarku. Ini kesempatan terakhir untuk koko,” jelas Esti lagi.

“Kamu pastikan Dean tidak membocorkan semuanya,” pintaku.

***

Sebuah kursi dekat jendela menjadi pilihanku. Mataku memandang ke luar jendela menikmati indahnya pemandangan pantai. Cahaya lampu mulai menghiasi gelapnya malam. Aku dan isteriku sedang bersiap untuk keluar kamar untuk makan malam. Sesekali aku memerhatikan ponsel pintarku untuk mengecek pesan yang masuk. Esti berjanji akan memberikan informasi nomor kamarnya kepadaku. Ia mengundangku untuk datang ke kamarnya, untuk menuntaskan pembicaraan kami tadi sore di kolam renang. Bahkan aku berencana mengajak isteriku ke kamar Esti.

Isteriku memilih mini dress selutut berwarna abu-abu. Ujung dress bagian bawah berbentuk rok yang melebar. Bagian depannya memiliki dua kancing. Satu kancing terbuka membuat belahan depan bajunya membentuk huruf V hingga menampakan belahan susunya. Aku sendiri memilih mengenakan pakaian santai. T-shirt berkerah berwarna merah dengan berkancing tiga, memiliki kantong di sebelah kiri. Bawahnya, aku menggunakan celana panjang berbahan kain. Kami pun segera pergi untuk makan malam. Saat makan malam, ada sebuah pesan dari Esti di aplikasi chating yang masuk.

“Ko kamar 5**,” tulisan pesan singkat Esti di aplikasi chating. Aku sedikit mengernyitkan dahi.

“Apakah ini hanya kebetulan. Kenapa bisa yah. Artinya sebelahan. Bukan kah ada pintu penghubung antar kamar,” hatiku bergumam. Pikiranku menerawang. Kamar kami ternyata bersebelahan. Tanpa disadari, atau disengaja. Kenapa aku tidak melihat mereka masuk ke dalam hotel. Apakah mereka sudah terlebih dahulu berada di dalam hotel, sebelum aku dengan isteriku tiba. Hatiku berdebar, aku sendiri belum menceritakan kepada isteriku soal rencana berkunjung ke kamar Esti.

“Papah kenapa. Kelihatan bingung sendiri,” isteriku membuka obrolan setelah kami selesai makan malam.

“Ga masalah,” sahutku singkat.

“Tapi kaya memikirkan sesuatu,” ucap isteriku penuh curiga.

“Ga ada apa-apa. Mamah santai saja,” jawabku sekenanya.

Otakku mulai bermain memikirkan cara mengajak isteriku ke kamar Esti. Tentunya jangan sampai ada kecurigaan. Mengetahui aku bersama perempuan lain saja, isteriku sudah marah besar. Apalagi kalau ia tahu, aku sedang memikirkan adik kandungnya. Bukan hanya memikirkan, tetapi ingin memenuhi undangan untuk berkunjung ke kamarnya. Pastinya kemarahannya pasti lebih besar dari biasanya. Tentunya aku harus mengajaknya, tanpa mengundang kecurigaan. Ada dorongan nafsu untuk membuat isteriku melihat langsung aku ngentot dengan perempuan lain. Tentunya perlakuan yang sama kuberikan untuknya. Apalagi selama ini, aku sudah sering melihatnya digauli pria lain, meski hanya lewat rekaman.

Sekarang kesempatan sudah terbuka lebar, membuat fantasi seks di otakku terwujud. Isteriku bisa melihat aku ngentot dengan perempuan lain secara langsung, begitu pula sebaliknya. Tapi persoalannya, apakah dia tidak keberatan. Perempuan itu merupakan adik bungsunya. Apalagi pria yang menjadi lawan ngentotnya merupakan suami Julia, adiknya pertama. Orang yang dilibatkan dalam persetubuhan yang direncanakan otakku masih terikat persaudaraan dengan isteriku sendiri. Tentunya isteriku pasti sulit menerimanya.

“Mamah jadi kepikiran Esti dan Dean. Bisa yah mereka berduaan di hotel ini,” kata isteriku memecahkan lamunanku.

“Hhhhmmmm… mereka bisa berduaan yah. Ada apa sebenarnya,” sahutku sambil memancing reaksi dari isteriku.

“Mamah harus cari tahu dari mereka. Kasian suami atau isteri mereka,” isteriku memberikan pengasan.

“Bagaimana cara mah. Memangnya mamah tahu mereka menginap di kamar nomor berapa,” aku pura-pura bertanya kepada isteriku. Sebenarnya aku sudah mendapatkan pesan singkat dari Esti tentang keberadaan mereka. Tinggal membujuk isteriku untuk mau mengikuti ke kamar mereka. Setelah itu, baru aku menjalankan ide gila yang sekarang sedang bersarang di otakku. Ide yang mungkin di luar nalar. Aku sendiri bingung, otakku sering memikirkan hubungan seks yang bervariasi. Setelah pertemuan dengan Esti, justru sangat ingin mewujudkannya.

Isteriku mengeluarkan ponsel pintar miliknya. Gerakan jarinya seperti menuliskan sesuatu. Pikiranku mengatakan, kalau dia pastinya ingin mengkonfirmasi keberadaaan Esti dan Dean. Tentunya sangat kebetulan. Aku tidak perlu mencari alasan, untuk mengajak isteriku berkunjung ke kamar Dean dan Esti. Tinggal nanti menjalankan ide gila dalam otakku dengan sedikit ancaman. Aku akan menggauli Esti. Isteriku nanti kubiarkan dengan Dean.

“Fix, sudah dapat. Mereka ada di kamar 5**. Kita susul mereka pah,” ucap isteriku. Ia langsung bangkit, dan mengajakku untuk menuju kamar sesuai yang diinformasikan Esti kepadanya. Padahal aku sendiri sebetulnya sudah mengetahui keberadaan Esti dan Dean. Isteriku menggandeng tanganku menuju lift. Ia langsung mencet tombol sesuai lantai tempat kamar Esti dan Dean berada. Aku hanya tersenyum melihat tombol yang dipencetnya. Pikirku, sesuai dengan yang diinfokan Esti kepadaku melalui pesan singkat di aplikasi chating.

Bel yang ada di samping pintu kamar dipencet isteriku. Tidak lama pintu terbuka. Isteriku langsung menerobos masuk. Membuat Esti dan Dean kebingungan. Sedangkan aku mengikut isteriku di belakangnya. Kami berdua mengambil tempat di satu set sofat ada di pojok kamar. Dean dan Esti langsung mengambil tempat yang sama. Isteriku dan aku berada di sofa agak panjang. Sedangkan Dean di sebelahku, dan Esti mengambil tempat di samping isteriku. Mereka hanya diam membisu dengan wajah tertunduk.

“Bisa dijelaskan keberadaan kalian dalam satu kamar. Apakah suami kamu mengetahuinya. Bagaimana dengan kamu Dean. Isteri kamu tahu, kalau sekarang kamu berada di hotel ini dengan Esti,” pertanyaan beruntun dilontarkan isteriku kepada mereka berdua. Wajar isteriku berani melontarkan sejuta pernyataan kepada mereka berdua. Isteriku merupakan kakak tertua dari Esti, dan Julia yang tiada lain isterinya Dean. Esti dan Julia sangat menghormati isteriku sebagai kakak sulungnya.

“Ci…jangan marah dulu yah,” Esti mengeluarkan perkataan dengan nada memelas.

“Heeeeaaaaahhhhh…. Sebetulnya aku sangat marah. Tapi tidak adil rasanya, kalau belum memberikan kesempatan kepada kalian memberikan penjelasan,” kata isteriku sedikit melemah. Meski terbilang tegas, dan keras, isteriku selalu berusaha untuk melemah ketika berhadapan dengan adik-adiknya. Kadang marah dengan kelakuan adiknya, tetapi jauh di lubuk hatinya menyimpan rasa kasian, dan sayang.

“Sebetulnya kami memang mempunyai hubungan khusus. Ini kami lakukan tanpa paksaan,” kata Esti mulai memberikan penjelasan tentang kondisi sebenarnya.

Cerita Esti panjang lebar, kami dengarkan secara seksama. Isteriku sendiri hanya diam mendengarkan, tanpa menyela, atau memprotesnya. Pada dasarnya Dean dan Esti baru menjalin hubungan khusus. Mereka membuat pengakuan mengejutkan. Sudah beberapa kali bersetubuh, dan sekarang ingin mengulangi kembali. Menurut cerita Esti, mereka tanpa sengaja melakukannya. Awalnya hanya sekedar saling ledek, dan saling bercanda. Itu wajar, karena memang Esti sering berkunjung ke rumah Julia untuk urusan butik.

Keakraban diantara Esti dan Dean, akhirnya terjalin. Membuat keduanya sering berkomunikasi. Candaan dan ledekan sering dilontarkan keduanya hingga berlanjut pada aplikasi pertemanan di media sosial. Dari saling ledek, akhirnya mulai mengarah ke persoalan keluar. Akhirnya saling menceritakan soal kebiasaan seks keluarga masing-masing. Rasa penasaran ingin mencoba sesuatu yang baru dalam hubungan seks, membuat mereka memutuskan melakukan pertemuan. Sebuah hotel bintang empat di kota kami, menjadi lokasi pertemuan pertama.

Mendengar cerita Esti, aku bisa menangkap kalau mereka memang berselingkuh diawali dengan keakraban melalui media sosial. Saling memancing dan bertanya hubungan seks dengan pasangan masing-masing. Akhirnya mereka berani mewujudkannya dengan mengatur pertemuan di sebuah hotel. Kemudian terjadilah persetubuhan terlarang diantara mereka yang berlanjut hingga sekarang. Meski berdasarkan perngakuan Esti maupun Dean, malam ini merupakan pertemuan kedua mereka, setelah kejadian beberapa minggu lalu.

“Kesempatan bagus nih. Aku harus bisa merayu isteriku untuk ikut bermain bersama mereka. Jadi aku bisa menikmati tubuh Esti, sekaligus mewujudkan fantasiku melihat isteriku dijamah secara langsung pria lain,” gumamku dalam hati.

Hatiku bersorak penuh kemenangan. Keinginanku untuk melihat isteriku disetubuhi pria lain secara langsung, nampaknya bisa terwujud. Keuntungan lain, aku bisa ikut bermain di dalamnya. Esti menjadi targetku. Dengan begitu, isteriku pun bisa melihat secara langsung suaminya bersetubuh dengan perempuan lain. Sekarang tinggal menunggu reaksi isteriku. Sebenarnya aku yakin, isteriku pasti tertarik. Apalagi selama ini, hubungan seks bebas bukan hal baru bagi isteriku. Dia pastinya sangat memahami keinginanku sekarang.

“Cici sebetulnya ingin marah. Tapi kalian sudah dewasa. Apalagi kalian melakukannya tanpa paksaan,” isteriku memecah kesunyian, setelah mendapatkan penjelasan Esti dan Dean.

“Terima kasih ci,” ucap Esti dan Dean bersamaan.

“Tapi harus ingat. Kalian sudah punya pasangan. Tetap utamakan pasangan kalian,” isteriku mengeluarkan perkataan bijak. Menandakan dia bisa menerima perselingkuhan Esti dan Dean. Sedangkan aku, masih memikirkan cari menjalankan rencana yang ada di otakku. Bagaimana membuat isteriku, bisa tertarik ikut dalam terlibat peraduan kelamin mereka.

“Mah sebaiknya biarkan mereka. Sepanjang tidak menimbulkan kegaduhan dalam keluarga mereka, its ok,” aku menimpali pembicaraan isteriku sambil menunggu reaksinya. Sesaat isteriku memandang ke wajahku. Kuberikan kedipan mata mengisyaratkan keinginanku.

Mendengar ucapanku, isteriku menarik tubuhku menjauh dari Esti dan Dean. Tubuhku diseretnya ke sebuah kursi dan meja kerja yang ada di dekat jendela. Aku duduk di kursi itu, dan isteriku menyandarkan pantatnya di meja kerja. Ia menatgap wajahku lekat, untuk memastikan maksud pembicaraanku tadi. Namun hanya kubalas dengan senyuman. Isteriku semakin kebingungan, dan segera berbisik kepadaku.

“Maksud papah apa,” bisik isteriku pelan, agar tidak didengar Esti dan Dean.

“Bisa ga kita wujudkan keinginan papah. Selama ini hanya melihat mamah dalam rekaman video. Sekarang mungkin bisa papah saksikan langsung. Dean dan Esti sudah terjepit. Pasti mereka membantu kita,” aku memberikan penjelasan kepada isteriku dengan berbisik pelan.

“Mereka adik-adikku pah. Masa dengan mereka sih,” sahut isteriku lagi.

“Tapi dengan mereka kita lebih aman. Mereka tidak mungkin buka mulut sayang. Please…. Mungkin dengan kehadiran mereka, kita bisa sering mewujudkannya. Mamah pasti juga pengen kan,” ucapku memohon kepada isteriku.

“Cara ngomong dengan mereka bagaimana,” tanya isteriku lagi.

“Kita ngomong langsung saja. Dengan sedikit ancaman, pasti mereka tidak bisa melawan. Apalagi Esti, pasti sangat menghormati keputusan mamah sebagai kakaknya,” jawabku memberikan penjelasan kepada isteriku.

Kami hanya terdiam sejenak. Isteriku sendiri, kembali mengarahkan pandangannya kepadaku. Mungkin dia masih tidak percaya, kalau melibatkan Esti dan Dean dalam hubungan seks bebas yang kami lakukan dalam satu tahun terakhir. Sejak isteriku tertangkap basah punya hubungan seks dengan pria lain, aku menjadi punya gairah. Menonton rekaman video persetubuhan isteriku menjadi agenda rutin. Itu membuat nafsuku mampu memuncak. Bahkan, aku sendiri sudah mulai menghentikan beraktivitas dengan perempuan lain. Aku lebih bergairah menyetubuhi isteriku, usai melihat kebinalan isteriku dientot pria lain.

“Mamah yang mulai, pasti mereka tidak akan protes,” aku memberikan ide kepada isteriku. Sorot matanya beradu denganku. Senyuman tipis kuberikan membalas sorotan matanya. Membuat dahinya sedikit berkernyit, untuk memikirkan cara untuk memulainya.

“Mulai dari Esti mah. Papah sama Dean nonton. Kalau sudah mulai panas, papah ajak Dean bergabung,” kataku lagi yang dibalas anggukan pelan isteriku.

“Papah yakin,” isteriku melirik kembali ke arahku.

“Yakin sayang. Pasti mereka juga tidak bisa menolak. Asal mamah tegas, dan sedikit memberikan tekanan,” aku meyakinkan isteriku kembali.

“Kalau mamah wujudkan, jangan ada perempuan lain lagi diantara kita,” isteriku mengeluarkan syarat untuk memenuhi keinginanku

“Kan udah ada Esti mah. Nanti mamah yang atur deh,” sahutku lagi.

“Gimana dengan mamah. Kalau relasi bisnis mamah nanti,” isteriku tidak melanjutkan perkataannya.

“Yang penting rekaman video jangan lupa sayang. Kalau mamah dengan relasi bisnis, papah nanti dengan Esti,” aku memberikan penjelasan, agar tidak ada keraguan dengan isteriku.

“Jangan ada paksaan pah. Kalau Esti bersedia, silakan,” pinta isteriku. Anggukan kecil kuberikan pertanda setuju. Cukup lama kami terdiam hingga akhirnya isteriku melangkahkan kakinya. Ia mengambil tempat di ujung tempat tidur yang begitu besar. Tangannya memberikan isyarakat kepada Esti, agar mendekat. Esti langsung berjalan mengarah isteriku. Ia duduk di sebelah isteriku dengan wajah tertunduk. Entah apa yang mereka bicarakan, aku sendiri tidak bisa mendengar. Obrolan mereka berbisik sampai akhirnya, mulut mereka sudah saling lumat. Aku memilih untuk mendekati Dean yang terdiam di sofa.



***
ESTI



SELLA


POV Esti

Atas saran Ci Sella, kami tidak keluar kamar. Tetap menunggu intruksinya, agar rencana yang diatur Ci Sella bisa berjalan mulus. Ia meminta kami menggunakan layanan kamar, untuk memesan makanan. Setelah selesai makan malam, dan membereskan piringnya, aku segera memberikan kabar kepada Ci Sella. Rencana membawa Ko Esvan dalam permainan kami diatur dengan detail oleh Ci Sella. Ia ingin suaminya tidak menyadari, kalau terbawa dalam permainan kami. Nantinya, Ci Sella bisa lebih leluasa untuk ikut bergabung dalam pertukaran pasangan yang sudah kami lakukan.

“Ci semua sudah siap,” sebuah pesan dari aplikasi chating terkenal, aku kirimkan ke Ci Sella.

Ada rasa deg-degan dalam menjalankan rencana yang diatur Ci Sella. Apalagi rencana yang disusun, tanpa melibatkan suamiku, dan Ci Julia, isterinya Ko Dean. Itu menjadi tantangan kami selanjutnya, untuk membawa Ci Julia dan suamiku masuk ke permainan selanjutnya. Mungkin suamiku dan Ci Julia tidak terlalu kaget. Tapi pastinya akan menimbulkan kebingungan, pada permainan selanjutnya ada Ci Sella dan suaminya ikut terlibat. Cukup lama pikiranku menerawang membayangkan langkah kami selanjutnya, muncul balasan chat dari Ci Sella.

“Sesuai rencana, nanti aku yang giring suamiku ke kamar kalian,” balasan pesan dari Ci Sella.

Sekarang saatnya aku mengirimkan pesan ke Ko Esvan. Sesuai rencana, aku tetap memberitahukan nomor kamar ke Ko Esvan. Tetapi secara mendadak nantinya, Ci Sella yang menggiringnya ke kamar kami. Jadi bukan atas ajakan Ko Esvan. Itu akan membuat Ko Esvan semakin tidak sadar masuk dalam permainan yang diatur Ci Sella. Kami hanya mengikuti semua arahan Ci Sella. Memang ada pikiran sedikit heran, setelah kejadian di kolam renang tadi. Ko Esvan sebetulnya sudah punya keinginan menyetubuhiku. Tetapi herannya Ci Sella meminta sabar menunggu, dan tetap menjalankan skenarionya.

“Ko kamar 5**,” pesan singkat kukirimkan melalui aplikasi chating ke Ko Esvan.

“Gimana, sudah ada respon dari Ci Sella, dan Ko Esvan,” tanya Ko Dean yang sudah berada di dekatku.

“Kalau cici tetap minta sesuai rencana. Ko Esvan tidak memberikan respon,” jawabku memberikan penjelasan kepada Ko Dean.

Tidak ada obrolan lagi diantara kami. Ko Dean lebih memilih diam. Terlihat tatapannya kosong mengarah ke jendela kamar. Sesekali kepalanya menoleh kea rah pintu. Hampir 30 menitan kami menunggu tidak ada respon, baik dari Ci Sella maupun Ko Esvan. Sampai suara bell di dalam kamar berbunyi, menandakan ada seseorang sedang menunggu di depan pintu. Aku dan Ko Dean segera melangkah ke arah pintu. Segera kubuka pintu kamar, dan Ci Sella langsung menerobos masuk. Ko Esvan mengikut langkah Ci Sella yang langsung mengambil tempat di sofa yang berada di pojok kamar.

“Bisa dijelaskan keberadaan kalian dalam satu kamar. Apakah suami kamu mengetahuinya. Bagaimana dengan kamu Dean. Isteri kamu tahu, kalau sekarang kamu berada di hotel ini dengan Esti,” pertanyaan beruntun dilontarkan Ci Sella kepada kami.

“Ci…jangan marah dulu yah,” pintaku dengan nada memelas.

“Heeeeaaaaahhhhh…. Sebetulnya aku sangat marah. Tapi tidak adil rasanya, kalau belum memberikan kesempatan kepada kalian memberikan penjelasan,” kata Ci Sella lagi.

“Sebetulnya kami memang mempunyai hubungan khusus. Ini kami lakukan tanpa paksaan,” jelasku. Sesuai dengan skenario yang diatur Ci Sella, aku dan Dean harus mengarang cerita. Bagaimana pertemuan kami hingga terjadi persetubuhan. Satu hal yang kami jujur ungkapkan di hadapan Ko Esvan, soal persetubuhan terlarang kami. Tentunya, tidak kujelaskan dengan benar. Aku masih belum membocorkan, kalau persetubuhanku dengan Ko Dean sebetulnya sudah diketahui suamiku. Bahkan kami bertukar pasangan selama liburan di Kota B beberapa minggu lalu. Karangan ceritaku membuat Ko Esvan tercengang. Ia terlihat menerawang seperti memikirkan sesuatu.

Aku menceritakan tanpa sengaja melakukannya. Awalnya hanya sekedar saling ledek, dan saling bercanda. Kujelaskan awal keakraban dengan Dean yang terjalin. Cerita candaan dan ledekan sering dilontarkan keduanya hingga berlanjut pada aplikasi pertemanan di media sosial. Dari saling ledek, akhirnya mulai mengarah ke persoalan keluar. Saling menceritakan soal kebiasaan seks keluarga masing-masing. Rasa penasaran ingin mencoba sesuatu yang baru dalam hubungan seks, membuat mereka memutuskan melakukan pertemuan. Sebuah hotel bintang empat di kota kami, menjadi lokasi pertemuan pertama. Tentunya cerita yang dibuat sudah kami bahas bersama Ci Sella.

“Cici sebetulnya ingin marah. Tapi kalian sudah dewasa. Apalagi kalian melakukannya tanpa paksaan,” ucap Ci Sella.

“Terima kasih ci,” kataku dan Dean bersamaan.

“Tapi harus ingat. Kalian sudah punya pasangan. Tetap utamakan pasangan kalian,” Ci Sella memberikan peringatan kepada kami.

“Mah sebaiknya biarkan mereka. Sepanjang tidak menimbulkan kegaduhan dalam keluarga mereka, its ok,” Ko Esvan menimpali pembicaraan kami.

Mendengar ucapan itu, Ci Sella menarik tubuh suaminya menjauh dari kami. Tubuh suaminya digiringnya ke sebuah kursi dan meja kerja yang ada di dekat jendela. Suaminya mengambil tempat duduk di kursi, dan Ci Sella menyandarkan pantatnya di meja kerja. Ci Sella terlihat menatap wajah suaminya. Namun hanya dibalas dengan senyuman. Dalam hatiku berpikir, permainan Ci Sella semakin membuat suaminya tidak sadar. Sebentar lagi ia akan menyaksikan langsung isterinya dientot Ko Dean. Sedangkan aku, diminta Ci Sella melayani Ko Esvan. Tapi dengan syarat, Ko Esvan tidak boleh bermain dengan perempuan lain di luar. Itu syarat yang diajukan Ci Sella nantinya, kalau Ko Esvan ngebet pengen ngentot aku.

Setelah diskusi panjang terjadi antara Ci Sella dan Ko Esvan. Aku dan Ko Dean hanya saling berpandangan. Sesekali kami berdua tersenyum melihat perdebatan kakakku dengan suaminya. Tidak berapa lama, Ci Sella sudah melangkah meninggalkan Ko Dean. Perdebatan antara mereka sudah selesai. Tangan Ci Sella melambai ke arahku. Langkah kakiku bergerak menuju tempat Ci Sella duduk. Ujung tempat tidur menghadap televisi menjadi pilihannya. Aku mengambil tempat di sebelahnya. Ko Esvan sendiri melangkahkan kakinya mendekati Ko Dean.

“Ko Esvan sudah setuju. Sekarang kita lanjutkan permainannya sayang,” bisik Ci Sella kepadaku. Tidak banyak pembahasan soal kesepakatan antara kakakku dan suaminya. Sampai akhirnya, bibir Ci Sella sudah menempel dan memberikan lumatan. Dengan perasaan senang, kusambut lumatan bibir Ci Sella. Mulut kami saling melumat, tangan Ci Sella perlahan meraih leher belakangku. Membuat mulut kami menjadi tambah lengket. Lidahku mulai bermain menyeruak masuk ke dalam mulut Ci Sella.

Lumatan mulut kami semakin ganas. Lidah saling menyerang menyeruak masuk hingga rongga mulut. Kami saling membalas. Tanganku mulai usil untuk mengerjai Ci Sella. Kancing bagian depan mini dress berwarna abu-abu Ci Sella kubuka semua. Perlahan bagian atas mini dressnya kuloloskan dari tubuh melalui tangannya. Bra hitam bralette dengan rumbai menutupi belahan susunya terekspose. Mini dress abu-abu bagian atas kuturunkan hingga perutnya. Kulepas lumatan mulut kami, dan segera mengarahkan lidahku menjilati leher jenjangnya.

Tangan Ci Sella perlahan menggeser tali baju tidur tank top yang berada di pundakku. Tali baju tidur pink dengan motif bunga berwarna putih yang menggantung di pundakku digesernya hingga terlepas melalui lenganku. Membuat bra seksi tanpa kawan bahan breathable dengan kait depan terlihat. Tank top bagian atasku sudah diturunkannya hingga perut. Susu kami yang masih terututp bra sama-sama terekspose. Kepala Ci Sella terdongkak ke belekang menikmati setiap jilatan lidahku di lehernya. Tanganku mengarah ke belakang tubuh Ci Sella, mencari kaitan bra hitam bralette dengan rumbai.

Clliiikkk….. kaitan bra hitam milik Ci Sella terlepas. Tangannya bergerak membantu melepaskan bra bralette dari tubuhnya. Puas menjilati lehernya, lidahku turun ke susunya. Putting susu bulat yang besar berwarna coklat menjadi sasaran jilatan lidahku. Permainan lidahku menjilati putingnya memutar. Sesekali bibirku memberikan sedotan dan menarik putting susunya yang terlihat membesar. Aku akui, ukuran susu Ci Sella memang terlihat lebih besar dibandingkan aku. Desahan dan racauan Ci Sella keluar dari mulutnya, menikmati setiap jilatan dan sedotan di putting susunya.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

“Terus say…. Puaskan cici sayang,” racau Ci Sella.

Gerakan lidahku semakin lincah. Satu tanganku turut bermain di susunya. Lidahku menjilati putting susunya sebelah kanan, tangaku meremas susunya sebelah kiri. Membuat Ci Sella semakin mengdongkakkan kepalanya ke belakang. Susunya semakin terbusung ke depan, membuat mulut, dan lidahku semakin menempel di putting susunya. Telapak tangan Ci Sella di letakkan di tempat tidur, menahan tubuhnya tidak jatuh ke belakang. Desakan mulut, dan tangakku membuat tubuh Ci Sella semakin terturun hingga akhirnya berebah telentang dengan kaki menjuntai ke lantai.

Aku sendiri asik mencumbui Ci Sella. Tidak mempedulikan lagi di dalam kamar hotel ada dua pria yang sedang mengamati perbuatan kami. Tubuhku memposisikan berada di atas Ci Sella. Kakiku terbuka mengangkang mengambil tempat di antara perutnya. Perlahan tanganku mulai menurunkan mini dress yang dikenakan Ci Sella. Ia membantuku dengan mengangkat pantat, agar mini dress yang dikenakannya bisa terlepas dari tubuhnya. Tubuh Ci Sella hanya tertutup celana dalam bralette dengan rumbai berwarna hitam sama dengan branya. Kelihatanya bra dan celana dalamnya memang dibeli satu set. Model dan warnanya sama persis.

Tubuhku mengambil posisi menungging. Kedua kakiku kini merapat mengambi sisi sebelah kiri tempat Ci Sella telentang. Tangan kiri, kuarahkan menuju celana dalamnya. Kuusapkan jari-jariku ke muara lubang senggamanya dari luar celana dalam. Tanganku merasakan celana dalamnya sudah basah. Cairan memeknya membahasi celana dalam bagian tengah yang menutupi lubang memeknya. Kugesek jari-jariku terus sambil lidahku menjilati, dan menyedot putting susu bulai Ci Sella.

Cukup lama lidah dan mulutku memainkan putting susu Ci Sella. Tanganku yang sedari tadi memberikan gesekan dari luar, kini menyusup masuk ke dalam celana dalamnya. Telapak tanganku terasa menyentuh bulu-bulu halus yang berada di atas memeknya. Perlahan jariku mulai memberikan sentuhan ke bibir lubang memeknya. Jariku bergerak dari atas mengenai clitosnya hingga turun perlahan ke lubang memeknya. Sengaja jari tengahku menyelinap masuk perlahan di antara muara lubang senggamanya.

Sssssssssttttttttttttttt…… Aaaaaaaacccchhhhh…..

Lenguhan dan desisan dari mulut Ci Sella terdengar dengan keras. Perlahan kuarahkan mataku melirik ke wajahnya. Matanya masih terpejam menikmati setiap jilatan lidah, dan sedotan bibirku di putting susunya. Apalagi tanganku sekarang tidak lagi hanya merabai memeknya. Kini jarinya dengan lincah masuk ke dalam lubang memeknya. Membuat telepak tanganku memberikan usapan pada bulu halus di atas memeknya, dan menyentuh clitosnya. Lama memainkan putting susu dan memberikan kocokan jariku pada lubang memeknya, perlahan kepalaku turun. Tangan kananku menarik ujung celana dalamnya hingga terlepas dari tempatnya.

Lubang memek Ci Sella yang sudah basah akibat kocokan jariku, kini sudah terekspose. Tangan Ci Sella menarik celana pendekku beserta celana dalamnya. Diarahkannya kakiku untuk mengangkang persis di atas wajahnya. Pantatku diturunkan menggunakan tangan Ci Sella, membuat memekku langsung bersentuhan dengan bibirnya. Jari tanganku terus memainkan lubang memeknya yang basah. Posisiku yang menungging membuat lidahku dengan mudah menjulur menjilati clitos yang ada di atas lubang memeknya.

Oooouuuuwwwwwhhhh…. Oooouuuuwwwwwhhhh….

“Kocok yang kencang jarinya sayang. Cici udah ga tahan,” racau cici yang dilangsung melanjutkan jilatan lidahnya di lubang memekku.

Jari tangan Ci Sella turut bermain di lubang memekku yang mulai terasa lembab. Tidak hanya merabai, tapi ujung jarinya terasa mulai menyeruak masuk perlahan ke dalam lubang senggamaku. Aku tidak tinggal diam, kocokan jari tanganku semakin kupercepat. Tingga hanya satu jari, kini sudah tiga yang berada dalam lubang memek Ci Sella. Lidahku terus menjilati clitos yang semakin membulat. Memek Ci Sella semakin becek.

Suara kocokan jari tangan kami di memek bersahutan membelah kesunyian dalam kamar hotel. Kurasakan jari tangan yang masuk ke dalam lubang memekku semakin banyak. Semakin bebas menusuk lebih dalam lubang memekku yang sudah basah. Lidah kami saling memberikan jilatan ke lubang memek hingga clitos. Jari tangan kami sama-sama memberikan kocokan kuat di dalam lubang memek. Dinding memek Ci Sella semakin menyempit. Membuat jariku semakin terjepit dan tersedot makin dalam.

Terasa ujung jariku menyentuh sesuatu benda seperti daging lembab di dalam lubang memek Ci Sella. Jari Ci Sella yang berada di dalam lubang memekku terasa semakin kuat menyentuh dinding memekku. Lenguhan dan erangan kami semakin mengeras bersahutan. Otot dinding memeknya menjepit jari tanganku dengan kuat. Tubuh Ci Sella terlihat semakin kaku. Membuat jariku semakin tertanam masuk ke dalam lubang memeknya yang sudah sangat basah. Kocokan jari tangan Ci Sella semakin cepat dibarengi dengan gerakan pantatku menurun ke bawah. Membuat jari tangan Ci Sella mampu menyentuh mulut rahimku.

Kami saling memberikan kocokan dengan kuat di dalam memek. Aku sendiri semakin terbuai dengan kocokan jarinya. Nafsuku semakin memuncak dan ingin segera mencapai kenikmatan paling dahsyat. Berbarengan tubuh kami mengejang, dinding memeknya dan aku memberikan menjepitan kuat terhadap jari yang bermain di dalamnya.

Cccccrreeeeeettttt….. Cccccrreeeeeeetttttt…. Ooooooouuuuuuwwwwwwwhhhhhhh…..

Ooooooouuuuuuwwwwwwwhhhhhhh….. Cccccrreeeeeettttt….. Cccccrreeeeeeetttttt….

Mulut Ci Sella dan aku mengeluarkan lenguhan panjang disertai dengan cairan kental warna putih pekat yang membanjiri memek kami. Jari tangan kami menghentikan kocokan di dalam memek. Nafas kami memburu kuat disertai dengan suara angin yang keluar dari hidung. Perlahan pantat Ci Sella mulai turun menyentuh kasur tempat tidur. Tubuhnya mulai melemah, jepitan dinding memeknya mulai mengedor. Jariku di dalam lubang memeknya segera kutarik. Sedangkan aku merobohkan tubuh ke samping kiri Ci Sella. Mata masih terpejam menikmati sisa orgasme yang kami dapatkan hampir bersamaan dengan permainan jari di dalam memek.



Bersambung……...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd