Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SYAHWAT

Status
Please reply by conversation.
udah waktunya Arman buntingin bu Reni nih suhu..
 
https://1.bp.********.com/-LUdRGNwwbrs/WYXIEDuzmKI/AAAAAAAAAD0/zDvo7MS-nckgfMQZKRsZLHQ8flRiPWLOwCPcBGAYYCw/s200/detikfoto-Rosa-3ok.jpg
LINDIA TAMBAYONG


Pagi itu Aku bangun terlambat, Suamiku sudah berangkat kerja. Badanku Masih terasa capek akibat gempuran Arman habis- habisan semalam di Tempat praktek kerjaku, Aku bermalas-malasan sebentar, tidak berapa lama aku bangun.Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan, untuk sarapan, karena perutku merasa lapar.


Kulihat Frans sudah di sana, sudah mandi dan rapi, sedang memainkan Hp Tabletnya, kayaknya sudah kelar sarapan, tinggal tersisa kopi instantnya yang belum habis yang ada di depannya di atas meja makan.


Aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu, lalu duduk memulai sarapanku.Tak berapa lama Frans Anakku menyimpan Tabletnya dan menaruhnya di meja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.


"Nggak kerja Mih..!" Frans menanyakan dengan nada suara yang datar.


"Kerja, Mamih kesiangan jadi berangkat nanti agak siang." jawabku.


"Kesiangan....Kenapa Mamih kesiangan..?" Tanya Frans kembali.


'' Mamaih Capek sayang'' Jawabku.


"Capek kenapa Mih..?" Frans bertanya kembali.


"Capek ya capeklah Sayanggg..?" Jawabku.


''Yaaa engak Mih..., Capeknya pasti ada alasan, biar Frans perjelas, Mamih capek semalam di tempat praktek Mamih ngapain? Mamih pahamkan maksud Frans''? Suara Frans tiba-tiba berubah tegas dan dingin.


Deg.. jantungku seakan berhenti berdetak. Apa maksudnya, mungkinkah Frans tahu dan menyadari apa yang terjadi, namun Aku masih mencoba menjawab dengan santai dan ringan.


"Kan semalam Mamih kerja di tempat praktek Mamih, terus pulangnya Mamih sudah larut malam kerena malam tadi banyak paseinnya.'' Jawabku setenang dan seyakin mungkin.


"Oh kerja di tempat Praktek. Benar Mih hanya kerja..?" Tanya Frans Kembali.


"Lha iyalah.. Sayang." jawabku.


''Bukannya semalam Mamih bermain sex threesome dengan pasein Mamih yang terakhir itu, Dan dari yang Aku lihat nampaknya Mamih bertiga amat menikmatinya.." Dingin, tenang, sinis dan penuh hujaman sekali kata-kata Frans Anakku.


Duar..! Jantungku seperti ditembak pistol mendengarnya. Aku terdiam membisu.


''Mih, Aku punya video coba lihat deh'', Frans akhirnya pindah duduk ke sampingku sambil memperlihatkan video yang ada di hapenya.


DEG! Jantungku tiba-tiba terasa berdetak lebih cepat. Kepalaku serasa dihantam sebuah batu besar. Video yang diperlihatkan Frans adalah permainan Sexku dengan Arman dan Bu Niken Paseinku semalam.


''Engak nyangka ya Mamih bisa senakal ini'', ucap Frans Anakkulagi, suara Frans tenang tapi terasa menghujam sangat dalam di jantungku.


Panik, bingung, sedih, Takut, semua bercampur jadi satu. Aku tidak menyangka Frans mengetahui hubungan gelap dengan paseinku, bahkan ia merekam permainan Sex yang kami lakukan bertiga.Yang pasti saat ini mukaku memerah. Mataku agak berkaca-kaca.


''Fransss, Mamih mohon kamu hapus video itu ya, jangan kasih tahu Papihmu, pleeaaaseeee'', aku mencoba memohon pada Anakku Frans.


''Lho Mamih, kok Mamih malah ngajarin Aku buat berbohong sih? Kan aku cuma mau mengasih kebenaran, kecuali kalau Mamih….'', Frans tidak meneruskan kata-katanya.


''Kecuali apa? Kamu mau apa dari Mamih''? aku mulai panik.


''Kecuali kalau Mamih mau ikuti semua kemau Frans'', ucap Anakku Frans tenang.


''Yaaa sayang...., Katakan saja Maumu Pasti akan Mamih turuti, Kamu Mau mobil baru''?Tanyaku.


''Frans tidak mau Mobil baru, tapi Frans mau''?Frans tidak meneruskan kata-katanya lagi.


''Mau Apa Sayang''?Tanyaku tak sabar ingin mendengar jawabannya.


''Kalau Mamih mau tidur sama aku'', ucap Frans tenang.


''Enggak, jangan kurang ajar kamu!'', emosi ku meninggi, tak menyangka kalau Frans akan mengatakan itu.


''Ya udah kalau Mamih nggak mau, Aku juga nggak suka maksa orang, paling dalam waktu dekat Mamih bakal butuh pengacara buat ngurusin perceraian Mamih dengan Papih'', Frans berdiri dan siap untuk meninggalkanku di meja makan.


''Fransss, tunggu!'', Aku panik. Ku pegang tangan Frans untuk mengisyaratkan agar dia duduk kembali. Frans kembali duduk disampingku.


''Gimana Mih? Udah dipikirin baik-baik?'', tanya Frans.


''Mamih mau ngasih penawaran lain'', ucapku lembut, mencoba untuk bernegosiasi.


''Maksud Mamih gimana?” Tanya Frans..


''Mamih akan kasih kamu sebatas Orla sex, tidak lebih''.Jawabku.


Ya, Aku menawarkan Frans untuk oral seks. Walaupun Aku kecewa dengan sikap Anakku Frans. Aku sudah pikirkan baik-baik dan aku rasa memberinya oral seks cukup adil untuknya dan untukku.


''Hhmmm…bener nih Mih? Oke, kalau itu udah keputusan Mamih'' Frans berdiri dan menggenggam tanganku. Aku kaget tapi tak melawan.


''Kita mau kemana Frans Sayang?'', aku bertanya karena Frans tidak berbicara sedikitpun.


''Yuk Mih, masuk'', Frans mengajakku masuk ke kamrnya. Kali ini tangannya merangkul pundakku. Sekilas kita terlihat seperti sepasang kekasih. Aku dibawanya ke kamarnya di lantai dua.


Sesampainya di kamar, Frans langsung memeluk tubuhku dari belakang. Diciuminya telingaku. Sementara itu tangannya perlahan membelai payudaraku dari luar baju tidurku. Perlakuan Frans yang lembut mulai membuat birahiku naik. Mataku terpejam menikmati setiap detik remasan lembutnya dipayudaraku.


'' Liat dalemnya ya Mih,'' ucap Frans, aku diam saja.


Tanpa menunggu jawabanku tangan Frans mulai menurunkan Baju tidur yang ku pakai, Kini Baju tidurku sudah terlepas tertanggal di lantai, Kini tangannya beralih ke kaitan bra ku. Dilepasnya dan kemudian dilemparnya bra ku agak jauh.


''Waw, masih kenceng putih lagi'' kata-kata mesum Frans terdengar lebih seperti pujian di telingaku.


Aku mendesis ketika tangan kekar Frans mulai mengelusi payudaraku lagi. Tangan kirinya tak henti-henti memilin-milin putingku, sedangkan tangan kanannya terus meremas lembut payudara yang lain. Frans kemudian menggiringku ke ranjangnya dan mendudukanku di pinggir ranjang.


Setelah aku berbaring, Frans membungkuk mengarahkan mulutnya ke payudaraku. Dilumatnya payudaraku dengan lembut dan sesekali digigitnya.


Hal ini membuatku menggeliat-geliat dan mendesah pelan. Aku hanya pasrah menerima serangan-serangan Frans, bahkan tanpa sadar tanganku meremas-remas rambut Frans yang masih asyik menetek padaku, dan putingku mencuat tegak menantang seolah ingin dijilat lebih lama.


''Ssssshhhh....Ouugghss....''Aku mendesah.


Namun tiba-tiba Frans melepaskan mulutnya dari payudaraku. Dia berdiri dan melepas semua pakaiannya. Aku bergidik Mataku terbelak ketika melihat penisnya yang sudah mengacung tegak. Besar dan berurat. Sadar aku memperhatikan penisnya, Frans pun tersenyum kearahku.


Sungguh di luar dugaanku selama ini ternyata Anakku Frans memiliki Penis yang besar dan panjang, sama seperti punya miliknya Arman Suaminya Bu Niken.


''Gimana Mih? Lebih besar punyaku kan?'', Frans bertanya seolah ingin mempertegas rasa kagumku pada penisnya.


Aku tidak menjawab, hanya tersenyum.Tangan Frans pun mengarah ke celana dalamku, ingin membuka. Tapi segera ku tahan tangan itu.


''Frans sayang, Mamih nggak mau sampai kebablasan, Mamih mohon biarin Mamih pakai celana dalam ya, Mamih nggak mau punya kamu sampai masuk ke vagina Mamih'', aku mencoba memohon agar Frans tidak melucuti celana dalamku.


Lagian kesepakatan diawal hanya oral seks, ku rasa aku tidak harus melepas celana dalam untuk melakukan oral seks itu.


''Dan kamu juga harus janji untuk tidak membuka celana dalam Mamih'' ucapku lagi.


''Iya, aku janji, aku paham, Mamih pasti takut kebawa nafsu lihat kontolku yang lebih gede dari punya Papih,'' Ucap mesum Frans tak kutanggapi. Frans berbaring disampingku dan dengan tiba-tiba mulutnya langsung melumat bibirku dengan ganas.


''Uuummm,,umhhh,,,,Hhhmmmmm'', aku menggeleng-gelengkan kepalaku berusaha menghindar agar lidahnya tidak masuk.


Namun lama kelamaan karena sulit bernafas mulutku pun membuka menerima lidah Frans yang mulai menyeruak ke rongga mulutku.


Ku biarkan lidahnya menari-nari dan sesekali beradu dengan lidahku.Sambil meremas lembut rambutku. Rangsangannya makin lama makin membuat birahiku naik.


Apalagi setelah itu ciumannya mulai berpindah ke dagu, leher, dan telingaku. Tidak ingin semakin larut dalam permainan Frans, akupun mendorong tubuh Frans, aku kemudian bangkit dan menggenggam penis Frans. Dengan lembut tanganku mulai mengocok penisnya.


''Waah, udah nggak sabar aja Mih?'', Frans mengejek ku lagi tapi tak ku hiraukan.


Aku hanya ingin siksaan birahi ini segera berakhir. Baru beberapa menit Frans pun melepas tanganku. Dia bangkit dan duduk di tepi ranjang. Dengan isyarat Frans menyuruhku turun dari ranjang dan bersimpuh tepat didepan kemaluannya. Kemudian dia menyodorkan penisnya ke mulutku. Tanpa penolakan akupun menjilati dan mulai mengulum penisnya.


''Enghhh, kann,,pakaaihnnmm, mulut lebih enaakkhghhh'', Frans mengeram menikmati kulumanku.


Tangannya tak tinggal diam, terus saja menggerayangi dan sesekali menarik-narik putingku sehingga birahiku mulai naik lagi. Cairan-cairan cintaku terus saja membasahi vaginaku. Cukup lama aku mengulum dan menjilati penis Anakku.


''Mih....Aku Mau keluarrrrr Ahkkk.....'' teriak Frans sambil menjambak rambutku,


Crrrooot......Crrooot.......Crroooot.....Ia memuntahkan lahar putih dan menyemprokan di dalam mulutku.Setelah ritual itu Aku pun memunguti baju tidurku ,Lau ku kenakan kembali.


''Frans, Mamih harap ini pertama dan terakhir kalinya kita melakukan ini, Mamih nggak mau lagi''Ucapku.


''Sekarang Mamih minta hapemu, Mamih mau hapus video itu'', Frans pun beranjak menuju meja belajarnya dan menyerahkan hapenya. Tanpa kesulitan akupun menghapus video itu. Ah, akhirnya selesai sudah masalah ini.


Akupun meninggalkan kamar itu menuju menuju kamarku, Lalu Aku langsung mandi, selesai Mandi Aku langsung berdandan Untuk berangkat kerja, dengan cepat Aku berdandan karena hari makin siang.


Setelah dandan selesai Aku keluar kamar ku lihat Frans berada di ruang tengah, Belum sempat aku bertanya tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku dan mengarahkannya ke penisnya.


''Kamu mau apa lagi sih!'', aku menarik tanganku, kaget dengan apa yang dilakukan Frans.


''Aku mau Mamih servis aku sebelum berangkat kerja'' ucap Frans santai.


''Mamih tidak mau, urusan kita sudah selesai''Ucapku sambil berusahan melepaskan tangannya, Lalu Aku berangkat pergi meninggalkan rumah.


Setelah menghabiskan Aktifitasku ditempat kerja seharian, Malamnya Aku pun pulang, sesampai di rumah kulihat mobil Suamiku sudah terparkir di depan rumah, Ternyata Suamiku sudah Pulang pikirku.


''Malam Pih...'' Ucapku.


''Malam juga Mih'' jawab Suamiku sambil mencium pipiku.


''Lhoo, tumben malam Ini Papih Pulang cepat''?Tanyaku.


''Iyaa Nih Mih...Papih ingin makan malam bersama Mamih'' Jawab Suamiku.


''Yaa Udah tunggu sebentar Mamih masak dulu nyiapin Makan Malam'' Kataku.


Tanpa mengganti Baju kerjaku, Aku hanya melepaskan Blaaser putihku, Aku langsung menuju dapur untuk memasak nyiapin makan malam Untuk Suamiku.


Beberapa Saat kemudian Aku selesai memasak, dan saat ini aku sedang menata makanan diatas meja. Setelah semuanya siap, aku segera beranjak menuju Ruang tengah, hendak mengajak Suamiku makan malam bersama.


Makanan telah tersaji di Meja makan. Kemudian Kami pun makan malam bersama dengan Suamiku , Kami duduk saling berhadapan Suamiku berada tepat di depanku.


Tak Lama berseling Frans pun pulang habis bermain, wajahnya tampak biasa saja di depanku,dan Suamiku, lalu Ia mengecup pipiku.


"Wahh Lagi pada Makan Malam Nih?" Ucap Frans Anakku.


''Iyaa Frans..., Ayo makan malam bersama-sama'' Jawab Suamiku.


Kemudian Frans Anakku duduk di sampingku, saling berhadapan dengan Suamiku yang Duduk bersebrangan.


Deg... "Jangan gugup, bersikaplah seperti biasanya agar suamiku tidak curiga." Oh Tuhan, jangan lagi aku mohon.


Kemudian Kami bertiga makan malam bersama, sambil makan malam Suamiku mengajakku berbincang-bicang seputar pekerjaan.


Tiba-tiba Kurasakan sentuhan di pahaku dengan perlahan, jemari itu dengan nakalnya membelai pahaklu, lalu di tariknya ke atas Rok hitam yang ku pakai, membuatku bergetar.


Stopp... Please... Stoop... Aahkk... please, Stooppp...Bathinku berkata.


Kurasakan jemari tengahnya Frans menekan selangkanganku, membuatku terpaksa menutup mulutku agar tidak mengeluarkan suara erangan yang bisa di dengar oleh Suamiku yang berada di depanku.


"Cukup, saya mohon!" Bathinku berkata lagi dalam hati, sambil menoleh ke samping kearah Frans yang sedang menyeringai mesum kepadaku. Aahk... dia keterlaluan.Pikirku.


Tangan kirinya menyusup kedalam Rok yang ku pakai, sementara tangan kanan memegang sedok makan sambil menikmati makan.


Frans Anakku, yang sedang berada di atas angin, hanya bisa tersenyum-senyum sambil beberapa kali melirik ke arahku yang ada di sampingnya. Dari pandangannya aku tahu sesuatu hal mesum yang ada di wajah Anakku.


"Jangan gila, di sini ada Papihmu." Aku berbisik sambil mendelik kesal.


"Lebih gila, lebih nikmat Mih." Bisik Frans Anaku kembali dengan enteng kepadaku.


Apa dia menganggap aku sedang bercanda? Apa dia tidak mengerti kalau saat ini aku sungguh sangat ketakutan.


Kurasakan perlahan jari tangannya sudah berada di balik cd yang membungkus Vaginaku, di gesernya kesamping cd yang membungkus Vaginaku itu , Lalu di mainkannya Vaginaku oleh jari-jarinya Frans Anakku.


"Jangan di lanjutkan!" Aku memohon.Bisiku sama Frans.


Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah sehingga Suamiku tidak sampai curiga.Deg... Deg... Deg... Deg... Deg... Deg...


''Ooouughs..Ups'' desah yang kutahan.


''Mamih..., kenapa Mih ''? Tanya Suamiku.


''Eee...Eeengak Pih Mamih keselek'' Jawabku sambil mengambil Air Minum.


''Pih..Maaf perut Mamih mendadak mules, Mamih kebelakang dulu'' Ucapku, sambil menepiskan tangan Frans yang sedang memainkan vaginaku.


Dengan cepat ku turunkan Rok hitamku kembali, kemudian Aku pun bergegas menuju belakang untuk menghindar dari Frans Anakku.


Ketika Aku sampai di dapur Aku pun menarik nafas panjang, Saat ini Aku panik dan gerogi, belum juga panik dan gerogiku hilang dari dalam didiriku, tiba-tiba Aku di kagetkan oleh Suara Arman.


''Hhhhhmmm...Hhhmmmm''Frans berdehem pelan.


Perasaan tegang membuatku merasa gugup.sungguh aku sangat ketakutan sekali, Suamiku akan mengetahui apa yang Frans perbuat terhadapku.


''Mau kamu sebenarnya apa sih Frans?”, kali ini suaraku terdengar pelan. Air mata mulai mengalir dari mataku.


''Aku mau Mamih turutin semua perintah ku, apapun itu, tidak boleh ada penolakan'' Kata Frans


''Kamu jadi mau memperbudak Mamih?'' ucapku.


Aku bingung, aku tidak punya pilihan lain. Jika aku menolak keluargaku akan hancur. Tanpa pikir panjang lagi akupun mengangguk. Frans tersenyum mendengar jawabanku.


Dan tiba-tiba Frans melumat bibirku. Kali Aku tidak bisa menghindar lagi, bibir kami saling melumat dan lidah kami saling beradu.


Satu tangan Frans sibuk melepaskan kancing kemeja merahku satu persatu , sementara satu tangan lainnya menarik ke atas Rok hitamku, dan setelah Rok hitam terangkat ke atas, Lalu Ia mengelus-lelus vaginaku dari luar celana dalamku.


Vaginaku semakin basah. Cairan-cairan cintaku semakin banyak keluar sehingga celana dalam yang ku pakai ikut-ikutan basah. Tanpa terasa tubuh kami semakin mepet ke dinding.


Frans kemudian mengangkat sedikit tubuhku. Karena takut jatuh, tanganku pun ku kalungkan ke leher Frans. Posisi kami sekarang terlihat seperti Frans sedang menggendongku.


Aku terlena dengan ciuman nikmat dari frans. Dibawah, tanpa kusadari tangan Frans menggeser sedikit celana dalamku dan mengarahkan penisnya yang besar itu ke vaginaku.


Aku terkaget ketika merasakan benda hangat itu menyeruak masuk kedalam vaginaku. Aku bergidik dan berusaha melepaskan namun tangan Frans terlalu kuat menahan tubuhku. Dengan satu sentakan keras, seluruh penis itupun masuk ke dalam vaginaku.


''Frans... enghh... kenapah..hm..,m kamuuuhh melanggar janjimu….enghhhdhgh?'', aku melenguh panjang menahan nikmatnya disodok penis besar Anakku.


Tubuhku terasa semakin lemas digerogoti nafsu yang semakin meninggi. Tak sanggup menopang sendiri tubuhku, akhirnya kakikupun ku lingkarkan ke pinggangnya Frans.


Sekarang aku benar-benar disetubuhi Anakku Frans dengan posisi digendong olehnya. Sedikit rasa perih terasa di vaginaku yang belum terbiasa dengan penis besar Frans. Tapi lama-kelamaan rasa perih itu hilang berganti dengan nikmat yang luar biasa.


Genjotan Frans mulai terasa sedikit cepat. Makin lama penis itu makin lancar keluar masuk karena vaginaku makin licin oleh lendirku sendiri.


''Engghhh….Aakhhhh…..Eemhmmmm'', Aku meracau tak jelas menikmati genjotan Anakku.


''Kenapa aku menikmati ini? Aku kan sedang diperkosa tetapi kenapa tubuhku ikut menikmati? Tidak! Harusnya tidak begini, tapi..arghh, ini emang nikmat banget…aduh mas, maafin istrimu ini mas'', batinku terus bergejolak dan tanpa sadar ditengah persetubuhan ini mataku menitikkan air.


Frans yang melihatku menangis menyeka air mataku dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain asyik meremas pantatku.


Tangan Frans mengusap rambutku dengan lembut, entah kenapa usapannya membuatku nyaman, akupun menyandarkan kepalaku ke bahunya. Aku benar-benar takluk padanya. Sementara itu Frans semakin bersemangat menggenjotku.


Genjotannya makin kencang membuatku makin melayang. Hentakan-hentakan pinggulnya menimbulkan suara-suara yang menggema mengisi dapur ini. Tak hanya itu, mulutnya juga menjilati dan menggigit kecil putting susukku.


''Eenghhh.....Hhmehfnnhgh..Franssss, Mamih mau keluaaaaaar'' Desahku


''Tahan Mih, kita barengaan…'' Sahut Frans


Srtt.srt…. Tak bisa ku tahan lagi akhirnya aku mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuhku sampai melengkung menikmati sisa-sisa orgasme ku.


Dan tak lama setelah itu Frans mengerang keras. Dia berejakuliasi di dalam vaginaku. Frans pun rubuh sambil memeluk tubuhku. Lama kami saling diam dalam pelukan. Setelah tenagaku mulai pulih akupun mendorong Frans.


Dan bergeser agak jauh dari Frans. Aku mulai menangis lagi.Frans memelukku dan membelai rambutku,Dan mengusap Air mataku.Setelah berpakaian rapi kembali Aku pun menuju meja makan lagi dimana Suamiku sedang menunggu di meja makan.


Kemudian Kami pun melanjutkan makan malam bersama Suamiku dan di selingi dengan obrolan hangat kembali, Ku lihat dari wajah Suamiku yang biasa-biasa saja, berarti tadi Suamiku tidak mengetahui apa yang barusan Aku lakukan di dapur dengan Frans,Pikirku.


Setelah selesai makan malam Aku dan Suamiku langsung masuk kamar, waktu sudah menunjukan jam 10 malam Suamiku sudah tertidur pulas.Karena Ia besok jam 4 pagi harus bangun untuk pergi ke Jakarta.


Aku masih berada tepat di samping Suamiku yang sedang tertidur sambil mendengkur, Aku membolak balik badanku kekanan dan ke kiri, Tapi tetap saja mata ini belum juga tertidur, Sampai Akhirnya Aku pun menyandarkan tubuhku di tempat tidurku, Sambil Pikiranku melayang-layang menerawang ke angkasa.


Aku tak pernah mengatakan bahwa 25 tahun lebih pernïkahanku adalah buruk, sejak malam pertama semua berjalan ïndah dan bahagïa sampaï kemudïan beberapa tahun terakhïr ini kurasakan membosankan.


Kehïdupanku mulaï terasa sepï ketïka Anakku Frans sudah kuliah di Jakarta.Dan Suamï mulaï sibuk dengan karïernya dan mulaï jarang dï rumah. Sehingga Aku juga menyibukan diri dengan pekerjaanku sebagai Dokter kandungan.


Meskipun banyak memberikan kesejahteraan materi yang amat berlimpah.Tapi di dalam diriku ada kekosongan, kesepian, sehingga Aku bosan dengan semuanya itu, Sampai Akhirnya Aku menemukan untuk mengisi kekosongan dalam diriku itu.


Lama Aku melamun sampai Akhirnya aku pun terhanyut dalam lamunan itu, dan Akhirnya Aku pun tertidur jua. Ketika Aku terbangun di pagi hari Suamiku sudah tidak Ada di samping, ternyata Suamiku sudah berangkat pergi kejakarta tadi subuh.


Lantas Aku bangun dan menuju kamar mandi, setelah selesai mandi Aku berdandan untuk berangkat kerja, kemudian Aku keluar kamar.


Paginya aku merasa malu, bukan saja karena apa yang telah kulakukan, tapi juga karena telah berbuat permainan terlarang dengan Anakku.Dan yang terburuk,Aku sangat menyukainya.


Sekarang Aku bahkan malu menatapnya. Aku bereaksi seolah kejadian Kemarin dan semalam tak pernah terjadï. Kuketuk kamar anakku.


''Frans. Kamu sudah bangun Nak?'' Tanyaku.


''ïya Mih. Frans sudah bangun.'' Jawabnya.


''Baiklah, Mamih telat nih. Kamu mandï ya, Mamih mau buat sarapan dulu.'' kataku.


Aku hanya menggoreng telur dan menyiapkan nasï untuk sarapan. Aku ingin cepat pergï agar tak perlu melïhat Frans Anakku. Saat Aku berbalik, Frans telah ada di dapur. Aku terkejut.


''Oh, Frans, mengejutkan Mamih saja. Mana pakaïanmu?'' Tanyaku.


Frans hanya memakai handuk. Jelas tercetak dï selangkangan kontol indahnya yang telah agak mengeras. Kucoba mengalïhkan pandangan sebelum Frans Anakku menyadarï apa yang kutatap.


''Mih, Frans pingin bicara sebentar.'' Ucap Anakku.


Ia ingin Bicara? Apakah Frans ingin bilang mengenai perselingkuhanku dengan Paseinku atau Frans ingin bicara tentang hubungan terlarang Antara Aku dengannya.


''Mamih udah terlambat nih'' Ucapku.


''Mih... sebentar saja, Frans ingin melakukan seperti semalam'' Kata Anakku.


''Sayang, yang kita lakukan semalam adalah satu hal yang salah, Mamih tak bisa mengulanginya lagi'' Ucapku.


''Terus Apa yang Mamih lakukan dengan pasein Mamih Waktu itu adalah hal yang benar'' Sahut Frans.


Ucapan Frans Anakku itu membuatku tersudut , dan Aku tidak bisa menjawab apa-apa, Aku hanya terdiam sejenak.


''Maafkan Mamih sayang, Mamih tak nyaman melakukannya. Sekarang, Mamih kerja dulu.'' Ucapku menghindar dari Anakku.


Lalu Frans mundur, kukira akan pergi. Ternyata mengambil kursi dari meja dan mendudukanku di kursi tersebut.

.
''Duduk dulu sebentar Mih'' ucap Frans.


''Frans, Mamih telat nih'' Jawabku.


''Sebentar saja Mih'' Timpal Frans.


Aku mengeluh tapi duduk juga. Aku tak ingin ngobrol lagi dengan anakku. Tapi lalu kusadari bukan ngobrol yang anakku inginkan. Dia membuka handuknya dan kontolnya yang besar dan panjang , yang tidak kalah dengan Kontol Arman kini terpangpang di depa mataku.


''Frans, ngapain kamu?'' Tanyaku. Aku melotot, menatap matanya tapi memekku mulai berdenyut.


''Tolong isap Kontolnya Frans Mih'' Kata Anakku. Sambïl berkata,


Frans mengambil tanganku dan meletakannya di kontolnya. Ujung jariku menyentuh kontol indahnya sesaat sebelum kutarik tanganku.


''Tidak Frans. Mamih udah bilang. Mamih tak punya waktu.'' Bentakku.


Kucoba berdiri tapi Anakku Frans menekan bahuku. Kontolnya tepat didepan wajahku, hanya dua sentimeter dari bibirku. Kutatap wajahnya sambïl menunjukan kemarahanku.


''Frans lepaskan tanganmu Mamih'' Bentakku lagi.


''Baik berarti Mamih mengingkari perjanjian yang Mamih Buat, bahwa Mamih siap setiap saat mengoral Kontol Frans, Kalau begitu Akan Frans kasih tahu rahasia Mamih sama Papih'' Ancam Frans.


''Baik...Baiklah Frans...'' Ucapku panik dengan ancamannya.


Kuambïl nafas dalam – dalam dan ku gapai Kontolnya Frans yang ada di depanku, kemudian dengan perlahan kukocok Kontolnya itu.


Frans menunduk menatapku dan tersenyum. Aku memalingkan mukaku,Tapï tuhan, betapa Aku menyukai memegang kontolnya yang semakïn mengeras. Lalu kontolnya tepat mengarah ke bibirku.


Kumundurkan kepalaku agar tak terlalu dekat. Air liurku rasanya mengalir. Kuharap Frans lebih cepat keluar supaya Aku tidak tergoda.


Sekarang kontolnya benar – benar keras dan tanganku rasanya penuh saat mengocok batang itu. Tanganku yang lain memainkan bolanya atau testisnya.


Bolanya memenuhi tanganku, kulitnya yang kendor kuraba dan kuremas hingga Frans mengerang. Lalu tangannya meraba rambutku, membelai pipiku. Terasa lebih lembutku rasakan belainya itu.


''Mamih sangat seksi'' Ucap Frans dengan lembut.


Kuangkat wajahku dan kutatap Frans Anakku, sedang tanganku tetap bekerja.Nafas Anakku makïn berat. Aku Pun tersenyum.


Anakku Frans terus merayu sambil berkata bahwa Ia mengagumiku Rupanya Ia tertarïk padaku, secara seksual Anakku mengidap Oedipus complex, Tapi dengan rayuannya itu hidungku mekar ternyata Aku senang mendengar pujian dari Anakku.


''Gimana rasanya?'' Tanyaku.


''Enak Mih'' Jawab Frans.


Tangannya Frans turun dari Pipiku. Dia bahkan tanpa ragu memasukan tangannya ke dalam blusku.


''Tunggu sebentar Nak'' Kataku.


Aku menggeliat, lalu kurasakan jarinya di pentilku Payudaraku memilin-nilin dan meremas-remasnya, sehingga terdengar erangan kecil dari mulutku.


''Sssssshhhh.......Hhhhhmmmmmm...'' Erangku.


''Biarkan Frans memainkannya Mih, biar cepat Aku keluar.'' sahut Frans.


Kemudian Frans menepis tanganku dari Kontolnya, Lalu Kontolnya itu di arahkan kemulutku, Aku pun paham apa yang di inginkn Anakku, perlahan ku sambut Kontol itu dengan Mulutku.


Kontolnya ditekan – tekan ke seluruh Mulutku. Lalu di keluarkan lagi, dan Pipiku ditampar – tampar oleh kontolnya Yang panjang dan besar itu.


Kuraih batangnya, Aku mencoba menekan kontolnya agar tak sampi tenggorokanku. Lalu kumulai menjilati batangnya.


Anakku Frans sudah tak sabar. Dia pegang rambutku dan menekan kepalaku dalam – dalam hingga kontolnya menekan tenggorokanku lagi, membuatku muntah.


''Jangan menusukan dalam – dalam hingga tenggorokan Mamih. Kontolmu terlalu panjang. Nak'' Ucapku.


''Maaf Mih....'' Sahut Frans.


Tapi Frans meraih kembali kepalaku dan mendorongnya lagi hingga menyentuh tenggorokanku. Hanya setengah kontolnya yang masuk mulutku.


Lidahku tetap menyapu batangnya sementara tanganku memompa batangnya yang tak masuk.


Butuh lebih dari beberapa menit agar Anakku orgasme.


''Mih....Ahkkk....Aku Mauuu Sampai Nihhh'' Racau Anakku Frans.


Sampai akhirnya Anakku Frans orgasme, Aku tak bisa menahannya di tenggorokanku. Kutarik tapi kubiarkan kepala kontolnya tetap di mulutku.


Crrroooott........Crooooottttt............Crrroooottt.........


Tetap saja, Aku tak bisa menelan lebih cepat. Saat kucabut kontolnya agar Aku bisa bernafas, kusadari spermanya juga mendarat di wajahku.


Lantas kembali kumasukan kepala kontolnya agar setiap tetesnya bisa kunikmati. Kuteguk sebisanya. Erangan Anakku Frans makin melemah seiring hisapanku pada kontolnya yang mulai mengempis. Akhirnya kutarik mulutku. Plongkk...Kontol Frans keluar dari mulutku.


''Oh tuhan. Mamih telat Nih... '' Ucapku.


Kuambil handuk dan kubersihkan wajah ku dari sperma Anakku. Blusku basah terkena tetesannya, tapi tak ada waktu menggantinya. Kuharap cepat kering. Kulempar handuk ke tempat cucian dan berlari ke pintu depan. Anakku Frans masih berdiri di dapur, kontolnya bergelayut di antar pahanya.


Seperti Biasa setelah sampai di Rumah sakit Aku pun melayani Pasein yang datang ke rumah sakit, sampai Akhirnya satu persatu Pasein yang Aku periksa pun selesai, Hari sudah siang.


Kemudian Aku pun beristirahat di ruanganku, sesekali lamunanku membayangkan tentang persetubuhan terlarang kami dengan Frans Anakku.


Setelah Anakku Frans memperkosa ku, atau lebih tepatnya menikmati tubuhku, Aku mulai merasa ada yang beda dari diriku.


Aku seperti menginginkan persetubuhan itu terulang lagi. Darah mudaku seperti bergejolak kembali. Seperti Siang ini, entah kenapa Aku teringat persetubuhanku dengan Anakku.


Sorenya Aku pun pulang, ketika sampai rumah suasana rumah terlihat sepi, mungkin Frans Anakku pergi keluar pikirku.


Sesudah mandi Aku mengambil daster panjang yang biasa kupakai kalau tidak keluar rumah. Memang buatku daster adalah pakaian yang nyaman di dalam rumah tentunya dengan satu set pakaian dalam dengan warna senada.


Menjelang Malam Suamiku sudah pulang kembali dari Jakarta, setelah membuatkan minum untuk Suamiku , kemudian Aku bergegas menuju dapur Untuk mempersiapkan Makan Malam, sementara Suamiku masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.


Sesampai di dapur Aku pun segera memasak makanan Untuk makan Malam, Beberapa Menit kemudian Aku di kagetkan oleh pelukan yang memeluk tubuhku dari belakang.Ternyata Frans Anakku memeluk tubuhku.


"Frans, jangan ! di kamar Ada Papihmu", aku mencoba melepas pelukannya.


"Aku kangen Mih, Mamih nggak kangen Aku?", Frans tersenyum, senyum mesum.


Entah kenapa sejak hari ini senyum Frans padaku tidak lagi senyum tulus seperti yang dulu diperlihatkannya tetapi lebih terlihat sepeerti senyum mesum. Senyum yang penuh nafsu.


"Mending kamu Mandi dulu, badanmu penuh keringat tuh'' ucapku lagi.


Mengusirnya secara halus. Meskipun tubuhku menginginkannya untuk Di setubuhi lagi oleh Anakku, tetapi Aku tidak ingin terlihat seperti wanita jalang , Aku pura-pura jual mahal.


"Mamih lupa perjanjian kita? Atau Aku harus Kasih tahu Papih tentang perselingkuhan Mamih dulu, biar Mamih paham?!", suaranya terdengar santai tapi tegas.


Aku mengalah, Aku tidak mungkin melawan Frans Anakku. Akhirnya Frans ku memelukku. Tangannya langsung bergerilya di dadaku. Dan sebelahnya lagi merambat ke vaginaku.


"Wow...udah pakai G-string, Mamih udah nafsu dari tadi ya?", Frans melecehkanku , dan seperti kemaren, aku tidak menjawab. Aku membiarkan dia meraba-raba tubuhku, Aku mencoba menikmati perlakuan lembutnya.


Frans terus meremas lembut dadaku, sementara itu lidahnya tak tinggal diam, terus menjilat leher dan sesekali cupang telingaku.


"Eeenghhh..Fransss ...udaaah.....nantiii ada Papihhh.... liathnfgfjj....Eehmgnhmkk..." Desahku.


Frans tidak berhenti, tetapi semakin semangat, remasannya yang lembut terkadang berubah jadi agak keras. Tangannya membimbing tanganku masuk kedalam celananya untuk menggenggam penisnya. Dan sesekali tanganku digoyang-goyangkannya seolah-olah menyuruhku untuk mengocok penisnya.


''Terus Sayang Cinta....Uhhkss'' Racau Frans.


"Frans, kamu jangan panggil Mamih Cinta dong, ingat Aku ini Mamihmu!", Aku menekankan kata.


Mamih agar Frans paham posisiku. Aku tidak ingin dipanggil Cinta karena bagiku hanya suamiku yang pantas memanggilku Cinta.


''Iyaa, aku tahu", Sahut Frans.


"Tapi sejujurnya Mih Aku mulai mencintai Mamih ", bisik Frans di telingaku. Bisikannya itu diikuti dengan jilatan pada Kupingku sehingga membuat darahku berdesir. Tangannya mulai kembali bergerilya di dadaku.


"Kamu jangan ngomong gitu ah,", sanggahku.


Kemudian Frans menyingkapkan ke atas daster panjangku. Di gesernya kesamping Cd G-stringkuFrans mulai menuntun penisnya menuju lubang vaginaku. Pelan tapi pasti penis itupun masuk ke dalam vaginaku.


"Aargggghhh Frans..!", aku agak terpekik.


Dengan Ritme yang cepat Frans langsung menggoyangkan pantatnya maju mundur. Tanganku ku bertumpu pada dinding dapur.


Tangannya tak pernah berhenti meraba, mengelus dan sesekali mencubit menampar-nampar Pantatku yang sedang menungging di sodok olehnya.


PLLAAAAK..........PLAAAAAAKKK..........PLAAAAAKKK.......Tamparan tangan Frans meninggalkan bekas merah di bongkahan pantatku.


Semakin lama goyangannya semakin cepat, vaginaku sudah banjir. Kami sudah sama-sama berkeringat. Nafas kami sudah saling memburu.


"Aaarrggh...Frans...enaakk..*** tahaann...Mamih..nghnhh..Mamih ga tahaan...." erangku


"Hhmm....sama Mih...Akuhhh jugaa udah ga tahaaan....Hhmm,..keluarin bareng-bareng..." Sahut Frans.


Sekitar dua puluh menit kemudian, ARGHHHHHHHHHH! Tanpa dapat dibendung lagi akhirnya pertahanan kami berdua jebol.


Semprotan-semprotan hangat dari penis Anakku Frans terasa sangat banyak dan nikmat. Anakku mendekap tubuhku.


Frans membelai rambutku sambil sesekali mencium pipi dan kepalaku. Entah kenapa kecupan-kecupan lembut Frans terasa seperti kecupan hangat penuh cinta.


"I love you, Hany", Frans membisikkan kata-kata itu dengan lembut. Aku hanya diam dan membelai rambut Anakku. Perlahan-lahan penis Frans mulai mengecil dan terlepas dari vaginaku.


Kemudian Aku pun menurunkan daster panjangku kembali, begitu dengan Frans langsung menaikan celananya dan bergegas pergi menuju kedalam rumah. Sementara Aku meneruskan kegiatan memasakku.
 
http://2.bp.********.com/-L5LvFL2uzO8/UimP-Q8eq0I/AAAAAAAAFRc/RDJ_DF3Ik6Q/s1600/model+jilbab+citra+kirana5.jpg


ALYA AL-RASYID.


Aku tercenung sambil menatap perut Ummiku yang agak buncit karena kehamilannya, tempat dimana di dalamnya salah satu benih nya sedang tumbuh berkembang. Ummi mengangkat wajahnya dan menatapku


Kemudian Ummi pun menceritakan secara detail tentang hubungannya dengan Arman, sampai Ia hamil seperti sekarang Ini. Memang semenjak dulu Aku sudah mengetahui hubungan Ummiku dengan Adiku Arman.


Tapi Aku tak menyangka Akhirnya Ummiku Akan Hamil seperti ini, tapi apa boleh buat setiap kelakuan atau tindakan pasti akan selalu ada resiko yang harus di tanggung.


Setelah mengatakan itu air mata Ummi pun tumpah tak tertahankan. Ia bingung harus berkata apa lagi kepadaku Putrinya sekaligus kakaknya Arman waalupun aku bukan satu kandung.


Hatiku jadi diliputi kekuatiran jika Arman tidak bertanggung jawab dan tidak menikahi Ummi. Tetapi ke khawatiran itu di tepiskan oleh Ummi, Bahwa Arman Akan bertanggung jawab dan menikahi Ummi.


''Tak perlu Khawatir Nak…Arman akan bertanggung jawab dengan menikahi Ummi'' ucap Ummiku.


''Yaa Syukurlah kalau seperti itu, Tapi Yang Aku takutkan Usia Ummi dengan Arman yang terpaut begitu jauh'' Kataku.


''Ummi tak perduli Usia, yang terpenting Arman sungguh-sungguh mencintai Ummi sepenuh hatinya, begitupun sebaliknya dengan Ummi'' jelas Ummiku.


''Ummi tidak malu punya Suami semuda itu?'' tanyaku lagi.


''Tentu saja tidak'' sahut Ummiku.


''Yaa sudah kalau begitu Aku merestui pernikahan Ummi dengan Arman'' jawabku.


Ummi mengangguk Rasanya ia bahagia sekali, Ku lihat mata Ummi yang berbinar-binar dan bibirnya yang mengembang senyum penuh kebahagiaan, Aku menghelakan nafas panjangku, sementara Suamiku Andre hanya terdiam seribu bahasa entah apa yang ia pikirkan tentang Ummi saat ini.


Di satu sisi hatiku masih belum tenang karena Aku baru mendengar sepihak dari Ummi saja, Aku belum mendengar dari Arman, oleh sebab itu Aku harus bicara juga dengan Arman.


Berhubung hari ini Arman masih kuliah belum pulang, jadi mungkin besok atau lusa Aku akan berbicara dengan Arman.


Hari pun menjelang, Akhirnya Aku dan Suamiku pamit sama Ummi untuk kerumah mertua, dan Aku pun berkata sama Ummi Besok atau lusa Aku akan datang kembali ingin membicarakan masalah ini dengan Arman.


Di tengah perjalanan pulang ke rumah Mertuaku.


''Mas....Gimana tanggapanmu setelah mengetahui kehamilan Ummiku''? Tanyaku terhadap Suamiku yang kala itu sedang nyetir mobil.


''Tidak ada yang salah dengan mereka berdua..., yang namanya cinta itu tidak memandang tua atau muda'' jawab Suamiku enteng.


''Tadinya Aku berharap, Hubungannya dengan Arman hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan SYAHWAT saja, tidak untuk ke arah jenjang pernikahan'' kataku.


''Yaaa, kamu engak boleh egois seperti itu sayang..., kita harus menghargai perasaannya Ummi dan Arman'' kata Suamiku.


''Iyaa...Sih Mas'' jawabku


Kekuatan cinta memang susah untuk dimengerti. Hanya karena cinta, manusia mampu melakukan segalanya. Dan begitupun dengan Ummi dan Adikku Arman pikir di benakku.


Dua puluh menit kemudian kami sampai di rumahnya Tante Irene Mamanya Suamiku.


''Andreeeee….Alya.....'' Teriak Tante Irene ketika membukakan Pintu.


''Giman kabarnya Ma''?tanyaku.


''Mama Baik Alya, Tumben kamu lama sekali nyampenya sayang…?'' Tanya Mama.


''Iya, tadi kami sekalian jalan Mampir dulu ke rumah Ummi'' Kata Andre.


''Ya udah kalo gitu… yuk Mama udah siapin menu kegemaranmu sayang…. Spageti saos tiram…'' ajak Mama Irene pada kami.


Begitu kami masuk ke ruang makan, makanan telah tersaji dengan meriah. Meja persegi panjang super besar dengan taplak yang menjuntai hingga lantai. Mama Irene duduk bersampingan dengan Suamiku Andre sedangkan Aku duduk di hadapan mereka berdua.


Sepanjang waktu makan malam, Kami membicarakan tentang kehidupan kami di bogor. Dan pengalaman masing-masing yang agak menjurus ke arah sex.


Dari pandangan mata mereka berdua, aku tahu jika saat ini, mereka sedang melakukan sesuatu hal mesum. dan beberapa saat kemudian kami pun selesai makan.


Dan kami pun pindah keruang tengah sambil tetap bercengraman, mengobrol kesana kemari sampai Akhirnya Waktu pun beranjak begitu cepat malam pun telah tiba. Akhirnya kami pun pamit masuk kekamar masing-masing Untuk berganti baju.


Setelah ganti baju kami berdua pun keluar dari kamar lagi lalu duduk di tempat yang sama sambil melihat acara Tv, dan tidak lama kemudian Mama Irene keluar kamar dengan dress putih seksi dan transparant.


Terlihat jelas lingerie birunya yang menggoda iman dan Bra biru yang sesuai dengan lingerie nya, bentuk lekuk tubuh Mama Irene sangat menggoda, begitu nyata terlihat payudara terlihat kencang, besar dan padat berisi, pahanya sangat mulus nan putih besar dan seksi sangat sintal, pantat terlihat tidak kendor dan sangat menggemaskan.


Suamiku Mas Andre tertegun sejenak saat melihat Mamanya dengan lingerie sexynya, kulihat jakunnya turun naik akibat dorongan birahinya yang mulai datang.


Mama Irene segera duduk di sofanya yang empuk untuk gabung kembali bersama kami berbincang-bincang.


Entah kenapa, Malam itu Mama Irene melihat senyum Andre agak berbeda dari biasanya. Senyum iseng Yang Meseum. Dan entah kenapa pula, pandangan mata Mamanya merayap turun ke arah selangkangan Suamiiku Andre.


''Dree,,,Adeknya sepertinya bangun deh'' ucap Mamanya ketika mendapati selangkangan Andre yang menggelembung besar.


"Kalo ngelihat Mama sexy seperti ini... Kamu pasti pengen banget ya Sayang...? Ucapku sama Suamiku.


Tanpa menunda lebih lama lagi, Mas Andre buru-buru melepas celananya Twiinggg,,,Penisnya keluar dari sarangnya.


"Hihihihi.... Kontolmu itu nggak pernah tidur ya Sayang... Kok kelihatannya selalu tegang begitu...." Tanya Mamanya.


"Hehehe... Ini khan gara-gara liat Mama mengenakan pakaian sexy..." Jawab Suamiku.


Lantas Mamanya langsung bertulut di depan Suamiku, lalu memasukkan penisnya ke dalam mulutnya.


"Awuuuhhhhhhh......", desah panjang Mas Andre Suamiku saat lidah dan dinding mulut Mamanya mengenai batang penis, dengan lembut dan yakin dia memainkan penisnya.


Aku hanya menyaksikan sambil tersenyum. ternyata Mama Irene sangat piawai sekali dalam menyepong kontol Suamiku, terbukti Mas Andre Suamiku di buatnya sampai merem melek.


Mama Irene terus memaminkan Penis Suamiku, terkadang di jilat dan terkadang di isap, dan di keluarin penisnya di dalam Mulutnya itu.


"Mam, gantian dong..", protesku pada Mama Irene


Lantas Mamanya pun menghentikan kuluman penisnya di mulutnya, dan kini Aku mengulum penis Suamiku dengan posisi nungging.


"Sini Mam, duduk di wajahku , biar Andre bisa jilatin memek Mama" Kata Suamiku.


Kemudian Mamanya memposisikan dirinya dengan membuka lebar kakinya dan duduk di atas wajahnya Suamiku, hanya dengan menggeser ke samping Suamiku kini menjilati Memek Mamanya.


Ssluuurrpp........ Sluurrpp....... Ssluurrpp...............


''Awhhmm....... Awowowhh...... Aawhhh..... Yeshahh.... Aahhh", suara lidah menjilat, bibir menciumi vagina, kocokan penis yang menimbulkan suara, serta yang jelas desahan kami bertiga menghiasi seluruh ruangan tengah rumah Mama Iren.


Mama Irene berada diatas memainkan payudaranya sendiri sambil terus mendesah keenakan, Aku memberi kuluman yang cukup nikmat.


"Auuhhh...... Sayanggg...... Klitorisku...... Aawwhhh...... Aawoohh..... Aasshhhh" Desah Mamanya.


''Uhhhs......Sayang...Masukin cepat Mama udah engak tahan'' ucap Mamanya.


Kemudian kami merubah posisi, kini dengan posisi di atas Mamanya langsung mengarahkan Memeknya ke Kontolnya Suamiku yang sedang duduk di sofa. Kini Mamanya berada dalam pangkuan Suamiku.


Mama Irene pun segera mengarahkan kepala batang Penis Suamiku itu supaya tepat di lubang kenikmatannya. Dan setelah dirasa pas, Mama Irene segera menurunkan pinggulnya. CLEEEPPPP...


''Ooouuuuugggghhhhh........Sayaaaaanggg......'' teriak Mamanya begitu ia merasa vagina miliknya sudah terisi penuh oleh batang kejantanan Andre Suamiku yang ada dibawahnya.


''Enak bangeeeet Sayangggg….''Sahut Mamanya.


''Goyang Mam… goyang….'' Pinta Suamiku.


''Enaaaak bangeeet Dreee…. '' Teriak Mamanya setiap kali ia menurunkan dan menaikkan pinggulnya dari batang penis milik Suamiku.


Mamanya Andre pasti sangat menikmati persetubuhan…batinku dalam hati. Karena aku bisa melihat dari suara desahan dan erangan kenikmatan yang ia teriakkan. Aku bisa tahu jika Mamanya sangat menikmatinya.


Tubuh ramping Mamanya, meliuk-liuk kesana kemari, mengimbangi sodokan-sodokan Penis Suamiku setiap kali ia menghujamkan batang beruratnya kedalam celah vagina Mamanya.


''Mas....Jilat dong Memek Adek juga'' Pintaku sambil mengangkangkan kakiku di atas wajah Suamiku.


Dan Srrruuuuup........................Srruuuuuuppp............Ssssssrrrruuuppppppppp.....


Mas Andre langsung menjilati dan menghisap Memekku , di sapunya memekku sambil sesekali klistorisku di isapnya.


''Awwww.....Massss.......''jeritku.


''Terus Sayang… terus sodok memek Mama…'' Sahut Mama Irene sembari mengobel klitorisnya.


Tubuh Mamanya terlihat begitu bergoncang setiap kali menerima sodokan tajam Penis Andre.sesekali ia membungkukkan badannya kedepan dan berpegangan pada sofa tempat duduk.


''Oooggggghhhhhhhhhhhh......'' teriak Mamanya lantang. Diikuti dengan hentakan badannya yang tak terkontrol.


''Mama keluar Sayanggg… Mama keluaaarrr….'' jeritnya Mama Irene sambil terus menggeliat-geliat.


Setelah mendapatkan orgasme yang dashyat, Mamanya beranjak bangun dari pangkuannya Mas Andre Suamiku, karena Aku juga sudah sangat horny, Aku hanya diam saja saat ketika dia meraih daguku dan menciumnya.


"Aahhk... Aku engak sabar untuk bercinta denganmu Andre, vaginaku akan kamu obok-obok dengan penismu", ujarku genit.


Sambil Suamiku terus menciumi bibir dan leherku. badanku bahkan terasa bergetar ketika lidah Suamiku menyapu telinga dan mengorek-ngoreknya.


Memekku sudah terasa basah, Aku berbaring disofa, Andre berada diatasku terus mengulum bibirku dengan ganas, leherku turut ia serang yang membuat badanku semakin menegang. ciuman dia dari kepala menuruni ke leher, dada, perut dan akhirnya kedua tangannya mencapai Bhku. Aku memejamkan mata mempersiapkan menerima apa yang akan dia perlakukan padaku.


Lalu perlahan dia menarik celana panjangku langsung beserta celana dalamku, akhirnya terasa celanaku sudah terlepas semua.


"Srruuupp......Ssrrruuuppp.....Srruuuppp..", Andre menciumi memekku layaknya dia menciumi bibirku tadi.


Semburan nafasnya mengugah rasa untuk segera bercinta. Andre berada dibawah sana memainkan lidahnya, menjilati memekku, aku hanya bisa memejamkan mata dan mendesah.


''Awww.......Oouuggh......Oooughss..'' Desahku.


''Uuuhhsss....Hhhhh......Ssssshhhhhhh'' Desahku lagi tiada henti.


Ketka Aku sedang merem melek menikmati sapuan lidah Suamiku Andre di Memekku, tiba-tiba Bibirku di sambar oleh Mama Irene, Aku tersentak kaget yang tiba-tiba mendapatkan serangan oleh Mama Irene.


Lidahnya Mama Irene langsung menjilati Bibirku, dan Aku pun segera membalas ciuman Mama Irene itu, kini lidah kami pun saling berbelit, sementara Suamiku masih terus menjilati Memekku itu.


SRRUUUUPPP.......SRRUUUPPPP.......Ciumanku saling membelit, dan kami pun saling berbagi air liur.Tangan Mama Irene tak tinggal diam, tangannya kini meremas-remas payudaraku sambil sesekali di pelinya.


"Aawwwwhhh.......Aawwwuuhhhhhh.... awhhhhh....."Desahku.


Kini lidah Mama Irene turun menciumi leherku dan payudaraku di jilatinya puitng payudaraku itu, sementara dari bawah Aku pun mendapat serangan dari lidah Suamiku Andre.


Sedikit demi sedikit aku merasakan keanehan pada tubuhku, diantaranya kaki semakin lemas, mata hanya ingin merem melek, otot mengencang, seluruh tubuh bergetar.


"Oooughs... Andre ... Awhhhh... badanku ...." Teriakku.Lantas aku merasakan sesuatu yang luar biasa terjadi, badanku bergetar hebat.


"Ahhhkk...... Ahhkkk...... Awww..... Ouuhh...", desahku hebat diiringi rasa ingin pipis yang luar biasa.


Cairan bening keluar dari memekku, diiringi kakiku yang terus bergetar, serta desahan yang tak lagi keluar suaranya.Aku pun mencapai Orgasmeku.


"Ahhhkk.... my god.... Ouughs... udah Mas Awwhhh...", desahku sambil tertawa menyadari apa yang terjadi padaku.


Beberapa tetes cairan terjatuh ke Sofa, Aku sungguh bahagia melakukan hubungan fantasi ini, lalu Mama Irene mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku yang masih lemes keenakan.


Lalu saat aku masih berbaring, Andre mendekat dan menyodorkan penisnya yang tegang super kencang pada mulutku. tanpa pikir panjang, aku langsung mengulumnya.


Eeeegghhmm..... Eegghhmm....Srruuuppp......Aku menyepong Penisa Suamiku. Andre berdiri disamping sofa dengan kadang mengerang keenakan, Mama Irene memeluk dirinya dari belakang, terkadang Mamanya dan Andre saling berciuman, bercumbu.


Aku memposisikan diriku untuk nungging, Kemuidan Suamiku Andre mengarahkan penisnya ke Memekku, pelan tapi pasti Penis itu mulai meyeruak masuk.


"Ahhkk......Ahkk....'' desahku saat penisnya masuk ke dalam Memekku.


PLOK... PLOK.... PLOK... PLOK.. PLOK......PLOK... PLOK.. PLOK.. PLOK.. PLOK...


Andre Suamiku ngentotin diriku pada kecepatan yang cukup tinggi, sehingga badanku tergetar maju dan mundur, suara paha dan pantatku bertabrakan membuat ruangan menjadi ramai.


Mama Irene mendekati Andre untuk minta cumbua, kemudian Mas Andre langsung mencium bibir Mamanya, dan mereka pun saling berciuman dengan sangat hot.


Lalu Andre kembali pada ritme sedangnya ngentotin aku.PLOK.... PLOK .....PLOK... PLOK...PLOK


"Ssshhh.... Aawhh Deeek...... Aawwhhh'' Andre nampaknya sungguh keenakan dengan rahimku.


Bahkan dia mencengram dan menapuk kencang pantatku ini. Mamanya menyaksikan kami berdua dengan masih telanjang bulat. dengan posisi yang sama, kami melakukan hampir 15 menit. pinggulku dan lututku rasanya sangat capek dan lelah.


''Aku mau keluar Dek… '' ujar Mas Andre.


''Aku juga Mas…. Aku jugaaaa……'' teriakku sambil menggeliat seperti cacing kepanasan.


'' Kita keluar bareng yyyaaaaa maaaassss….'' Kataku kembali.


''OOOooooooooooggggghhhhhhhhhhhh....Aku keluar mas… aku keluaaarrr'' teriakku. Diikuti dengan hentakan badanku yang tak terkontrol.


''Aku jugaaaa Deekkkk....Ahhk......'' Teriak Mas Andre menyemprotkan sperma kedalam rahimku.


Aku tersenyum melihat Andre puas. Mama Irene juga turut tersenyum lebar bahkan dia menjilati pejuh yang berada pada bibir Memekku. Aku kembali memasukkan penisnya yang perlahan hilang keperkasaannya ke dalam mulutku, membersihkan sisa pejuh yang masih tertempel pada penisnya.


Andre lalu duduk di sofa dengan wajah capek, lelah namun nampaknya bahagia, ada dua bidadari yang mengajaknya bersenggama di waktu yang bersamaan. Mamanya berjalan langsung ke kamar mandi untuk cuci muka dan bersih-bersih setelah dia berlumur nafsu. sedangkan aku meminta pangku pada Andre untuk kembali berciuman.


Pagi itu, suasana tak terlihat secerah biasanya. Matahari bersembunyi di rimbunan mega mendung yang berwarna putih kehitaman, Setelah selesai berdandan ,Aku pun pamit sama Suamiku meminta ijin untuk pergi ke tempatnya Ummi.


Dengan memekai celana jeans dan jilbab putih serta baju panjang bemotif bunga kecil berwarna biru dan memakai higheels Aku pergi ke tempat Ummi ,Tepat jam 8 pagi aku berangkat ke tempat Ummi tanpa di temani suamiku,Tidak lama aku sudah di depan Rumahnya.


Tok..Tok..Tok…Assalamualaikum Aku ketuk dan ucapin salam, Beberapa kali aku ketuk pintu bahkan agak keras,cukup lama sampe akhir nya dibuka pintu oleh Arman.


''Ohh..Kakak'' ucapnya sambil mempersilahkanku masuk.


Aku pun masuk dan langsung duduk di sofa ruang tamu , Arman aku perhatikan sepertinya dia baru selesai mandi.kudapati rumah sepi,


''Kamu engak kekampus Ar''? tanyaku.


''Engak Kak, Aku baru selesai Ujian Akhir jadi tinggal tunggu pengumuman saja '' jawab Arman.


''Ummi sama Ibu Mana Ar''?


''Ibu sudah berangkat ke butiknya, Kalau Ummi masih tidur di kamar'' Jawab Arman.


''Arr...Ada yang ingin Kakak bicarakan'' Kataku.


''Kakak Mau bicara apa Kak? serius banget'' Ucap Arman.


''Iyaa Arr..., Ini serius, masalah Ummi Ibu kandungku'' kataku dengan nada yang agak tinggi, habis kesal melihat Arman yang bercanda terus tidak serius.


''Iya Kak, jadi apa yang mau Kakak tanyakan''? Tanya Arman.


''Kamu benar Arr...Mau Nikahi Ummi''?


''Iyaa Kak... Arman Mau Nikahi Ummi, Mau bertanggung jawab dengan semua yang Arman lakukan'' Jawab Arman.


Setelah mendengar ucapan Arman Akan menikahi Ummi lega sudah hatiku ini, Berarti benar apa yang di ucapkan Ummi kemarin Bahwa Arman Akan bertanggung jawab. Pikirku.


Aku melihat hal ini juga dari segi kebahagiaan Ummi, memang Aku harus akui Ummi kini nampak jauh berbahagia dan lebih ceria kulihat dari wajahnya.


''Kalau kagak ada lagi yang mau dibicarakan, Berarti sudah selesai masalah ini Yaa Kak..!" Ucap Arman.


''Hei..siapa bilang sudah selesai,''Kataku mulai lagi kembali ke gaya bawel and ceriwisnya.


''Lho masih ada lagi, apaan sih..?" tanya Arman.


''Kakak kasih tahu ya, Memek kakak belum beres nih.. jadi kamu juga harus entotin Kak..!" tandasnya tanpa tedeng aling-aling.


Kemudian Aku Arman melepas baju kemeja panjangku, dan secara perlahan Arman pun menarik celana jeansku, Kini Aku hanya mengenakan BH dan CD yang ketat saja.


Tetekku yang juga besar serasa sesak dalam BH berendaku. Nampak samar puting susuku, lalu CDku, nampak tebal sekali, dari sela-sela terlihat beberapa helai rambut kemaluan menyembul keluar dari pinggiran CDku.


Glek..! Arman meneguk ludahnya,kulihat dari balik celananya kontolnya spontan mengeras, karena di depannya berdiri seorang wanita cantik dengan tubuh montok dan menggiurkan. Menantangnya dan meminta untuk di-entot.


Segera saja tubuhku di tarik ke arahnya, dan didudukkan ke pangkuannya.Mula-mula Arman mencium ringan bibirku, tanganya dengan lincah meremas-remas tetekku yang masih dibalut BH.


Sesekali tangannya menyusup ke balik BHku, memilin-milin puting susuku yang besar dan tegang. Tangannya Arman yang satu lagi mulai menari-nari mengelus permukaan CDku, terasa penuh dan tebal.


Diusap-usap wilayah pangkal pahaku, ketika tangan Arman masuk ke dalam CDku terasa rambut kemaluan yang lebat lebat di tarik-tariknya.


''Wwoow bulu Memek Kakak lebat engak pernah di cukur yaa'' ucap Arman.


Tangan Aku pun tak tinggal diam mengurut-ngurut kontol Arman yang masih ada di balik celana, cukup lama kami berposisi seperti ini, memek Aku sudah terasa basah.


Lalu Di suruhnya Aku berdiri menghadapnya, dilepaskan BHku, nampak indah sekali tetek besarku itu menggelantung.. di tubuhku.


Di tengahnya terdapat puting susu yang besar dan keras berwarna kemerahan dikelilingi lingkaran kecoklatan yang rada luas di sekelilingnya.


Adikku Arman terpaku terpesona, lalu tangannya mulai membuka Cdku


''Alamak..! Lebatnya rambut kemaluan kak ..!'' Ucapnya


Memang Aku jarang mencukur bulu Memekku, Sehingga rambut kemaluan yang berwarna hitam pekat, kontras dengan belahan memekku yang berwarna merah jambu.


Lalu tanganku membuka kaos dan celananya Arman.. Swiiinggg..! kontol Adikku Arman mengacung dengan perkasa dan anggun.


Segera saja Arman menarik tanganku dan dibaringkan tubuhku disofa, Arman segera memulai permainan ini, Aku terlentang dengan pasrahnya.


Mula-mula diciumi perutku, lalu dijilati rambut kemaluanku yang berwarna hitam, tak lama Arman mengarahkan mulut dan lidahnya ke bawah sedikit, terdiam sebentar ia menatap keindahan memekku yang tebal dan kemerahan..


Disapukan lidahnya dengan rakus pada permukaan memekku, disodok-sodok lubang memekku dengan ujung lidahnya, dan ia mulai menuju itilku kali ini dimainkan dulu dengan menjepit dan mengelus-ngelusnya dengan jari telunjuk dan jempolnya, badanku bergetar penuh kenikmatan..


''Uuuuhhksss......Awww.....Aauuwwhhh'' desahku Nikmat.


Lidahnya mulai beraksi, dijilat ke kiri kanan, atas bawah, sekali-kali digigit dengan lembut dan penuh rasa gemas, diemut-emut perlahan dengan mulutnya Memekku itu.Aku merasa ser-seran saat itilku dimainkan.


''Aahhk.....Oohhkk...Hhhh.....Arr...Nikmaaaaattt'' Desahku lagi.


Tidak berapa lama, memekku tampak basah sekali dan desahan serta geliat badanku semakin liar, nampaknya orgasmeku sudah dekat.


Dipercepat jilatan lidahnya Arman pada klistorisku dan dengan satu desahan nikmat yang sangat erotis Aku merayakan orgasme perdanaku dari Arman.


''Ohhhkk.....Aaaahhkkkk.....Arr...Kakak ...Keluar'' desahku mendapatkan Orgasmeku.


Arman pun segera menaikkan badannya, kali ini ia melahap tetek besarku yang montok itu dengan buas, lidahnya dengan professionalnya memainkan puting susuku, tangan Akupun kini tidak mau tinggal diam, Aku mulai meraih kontol Areman, diremas-remas lebut sambil dikocok-kocok..


"Arr.. sabar dikit dong, jangan nafsu gitu ah, aku kewalahan nih." kataku.


"Habis tubuh kakak amatlah berbahaya.. bagi jiwa dan kontolku, terlalu nafsuin." jawab Arman


"Huh.. dasar, sempat-sempatnya merayu, sini dekatin kontol kamu." ucapku.


Tanpa pakai lama segera didekatkan kontolnya Arman ke arah mulutku, Aku diam sejenak, mengagumi sepenuh hati, lalu lidahku mulai bergerak..


Mula-mula hanya menjilati secara perlahan kepala kontolnya, tanganku mengelus dan meremas lembut bijinya. Lalu lidahku makin bergerak cepat menjilat batang kontolnya.


Dimainkan dan menggelitik titik-titik sensitif di kontolnya dengan lidahku, perlahan tapi pasti mulutku mulai mengulum kontolnya, dihisap dan diemut-emutnya.


''Ahhhkk.....Enakkk..Kakak terus'' erang Arman.


Tidak berapa lama Aku sudah nggak tahan untuk merasakan memekku dimasuki sama kontol Adikku Arman.


Aku segera memposisikan pinggulku di atas kontolnya Arman, wajahku menghadap ke arahnya yang sedang berbaring di sofa.


Perlahan-lahan diturunkan pinggulku, lubang memekku dia lebarkan dengan menariknya sedikit dengan jari-jariku.


Kepala kontolnya pun mulai memasuki lubangku.. Agak sulit sedikit, karena lubangku masih agak sempit..


Setelah berusaha dengan telaten, kontolnya mulai masuk.. pelan tapi pasti.Badanku agak bergetar saat akhirnya kontolnya Arman benar-benar sudah masuk seluruhnya ke dalam lubang memekku.


''Ahhkkk......Uuhkks.....'' Aku mengerang dan kepalaku mendongak keatas takala kontol adikku menyeruak masuk ke Memekku.


Tidak langsung Aku goyangkan, Aku diamkan dulu, Aku ingin membiasakan diri dahulu, lalu perlahan kakiku yang dalam posisi jongkok mulai di lebarkan dan Aku mulai menaik-turunkan pinggulku, memompa kontolnya dengan irama yang konstan.


Arman yang terbaring pun benar-benar menikmati pemandangan saat memekku memompa kontolnya dengan jelas.


Tetekku bergoyang-goyang dengan sangat merangsang, Arman naikkan sedikit kepalanya dan Aku pun paham, Lalu ku condongkan badanku ke arahnya, segera saja Arman melumat tetek dan putingku dengan mulutnya, Goyanganku makin cepat.


''Oouughss.....Ooouugghss....Sssshhh....Arr......Uhhhss'' erangku penuh nikmat.


Kemudian Arman Adikku memintaku untuk gantian, kini Arman yang pegang kendali.


"Kak, sudahan dong, ganti posisi." Pinta Arman.


"Yah Arr... lagi enak nih, itil kakak lagi nikmat." Protesku.


"Nggak ah.. ganti gaya deh, jangan takut itil kakak akan merasa kenikmatan yang sama." sahut Arman.


"Yah sudah kalau beg.. begitu." ucapku terbata-bata karena menahan nikmat.


Aku segera menghentikan goyanganku dan mencabut kontolnya dari lubang memekku. Arman segera bangkit, membelakangiku, kemudian di suruhnya Aku menungging, namun tanganku disuruh memegang ujung sofa.


Langsung saja Arman menyoodok memekku dari belakang. Dipompa kontolnya dengan semangat tinggi.Sesekali Aku ikut menggoyangkan pantatku mengimbangi sodokannya.


Tangannya meremas tetek besarku yang menggantung, sesekali diremas dengan gemas pantatku oleh Arman. Disodok Aku dengan kuat, sehingga saat kontolnya amblas sampai dalam, perutnya menempel di belahan pantatku.


"Oh.Yeaahh.. Ooooh.. Jan gan berhenti Arr..!" erangku.


"Ughhhhh.. Enaaaakk." desahku kembali.


"Memek kakak benar-benar kammmuuu hajar niihhhh." Racauku.


"Nikmati saja Kak." jawab Arman.


Posisi nungging benar-benar membuat Memekku keenakan, rasanya amat lancar memompa lubang memekku.


Tangan Arman pun mulai nakal, memainkan lubang pantatku, ditusuk-tusukan jarinya ke lubang pantatku dan Aku pun makin kencang saja mendesah.


''Ahhkkk.....Oohhkkk.....Ooouughs.......'' desahku.


Aku pun benar-benar pasrah ketika kedua liangku dimainkan oleh Arman Adikku, Nafasku makin memburu dan tubuhku mulai agak mengejang, benar saja tak lama berselang Aku pun mengalami orgasme lagi.


''Ahhkkk......Hhhmmmmmm....Ssssshhhh Arr....Kakakkk ...keluarrr lagiii.....'' teriakku.


Arman segera mencabut kontolnya, segera Aku ditarik perlahan dan disuruh berbaring, sekarang ia menghajar memekku dengan posisi biasa, Arman di atas.


Terasa kontolnya Arman membelai klistorisku setiap kali bergerak, Arman makin bernafsu, kali ini Arman memopa kontolnya secepatnya, tanpa mempedulikanku yang berteriak-teriak karena terlalu merasa nikmat dengan kontolnya.


"Ooooohhhhh... ssssshhhh... eeeeenaaaaak Arrrr...'' rintihku.


Kontolnya Arman terasa berdenyut-denyut, nampaknya ia sudah mau muntah, Arman segera saja menindihku dan dipeluk Aku dengan amat kuat, seiringan pompaan terakhir..


''Ahhkkk...Kakak...Akuu ..Keluaaarrrrr'' teriak Arman.


Croot.. crooooot.. crot..!


Kontolnya memuncratkan sperma yang cukup banyak ke seluruh liang memekku. Aku agak bergetar saat spermanya menyemprot kuat dalam dinding-dinding memekku.


Arman terkulai lemas, diam sesaat menikmati rasa enak ini. Aku pun membelai-belai punggungnya yang sedang menindihku. Lama kami terdiam dalam posisi ini, lalu Arman segera menggulingkan tubuhnya, berbaring dilantai. Aku menoleh ke arahnya dan tersenyum.


"Pantas saja Ummi doyan kamu entotin sampai Hamil Arr, gila sampai lemas Aku karena puas dan nikmat disodok sama kontol kamu." Kataku.


"Aku juga sama kak..!" ucap Arman.


"Kamu jauh lebih hebat dan lebih tahan daripada Suami Kakak.. sampai rontok rasanya badanku." Ucapku kembali.


Lumayan lama kami berbaring dan berbicara sambil bergurau dengan cerianya. Tak lama Aku pun bangun dan terus membuka tasku.


Aku pun mengambil baby oil dari dalam tasku, lalu kemudian ku berikan kepada Arman baby oil itu sambi Aku berkata.


''Arr,,,minyakin dong pantat sama lobang Anus Kakak, Aku pengen di sodok dari lobang pantat'' Ucapku.


Aku pun menyempatkan mengulum kontolnya Arman dulu sebentar, lalu Arman mengolesiku dengan baby oil, tak ketinggalan ia siramkan baby oil ke daerah lubang pantatku.


Arman segera memiringkan sedikit posisi badanku, kakiku diangkat satu ke atas dan ditempelkan di dadanya dengan kedua tangannya mengapit kaki tersebut.


Arman segera mengarahkan kontolnya ke lubang pantatku, Aku sudah siap dengan melebarkannya dengan jariku, karena sudah biasa dan juga sudah licin dengan baby oil, mudah saja kontolnya Arman menerobos lubang pantatku.


Aku nampak agak mengernyit, Arman pun segera memulai pompaannya, dengan ritme agak pelan Arman memompa pantatku, sementara jariku mulai beraksi memainkan klistorisku sendiri, membuat nafsuku makin bertambah.


''Ooouugghhss......Ssssshhhh.......Ssssshhhh......Enak Arr.....'' erangku nikmat.


Pompaannya mulai dipercepat karena lubang pantatku dirasakan kini mulai melebar dan makin memperlancar gerakannya.


Desah nafas dan erangan terus terdengar, mataku merem melek dan dari bibirku kerap terdengar desahan nikmat yang erotis, nampaknya Aku merasa sedang di awang-awang. Jariku makin cepat memainkan klistorisku


"Arrr.. Oughhh.. kontol kamu sama enaknya di lubang memek atau pantattt.. !" Erangku.


"Aaahhh..Ssshhh.. Oohhh.. ter ussss Arrr..!" jeritku.


"Nggak perlu disuruhhh kok kak.." sahut Arman.


Arman makin semangat saja, namun ia sempatkan sebentar menyodok memekku sesaat, lalu kembali berkonstrasi menyodok lubang pantatku..


Permainan kami kali ini sudah berlangsung cukup lama, tubuh kami mulai berkeringat, namun tidak mengurangi gairah kami.


Arman kini memompakan kontolnya dengan cepat dan bertenaga, Aku pun mendesah semakin kuat, pinggulku bergetar setiap kontolnya menyodok ke dalam lubang pantatku.


''Oohhkk......Aaahhkkk......Awwww....Arr...Nikmat Bangeeetttt....Uhhkss '' Erangku sambil berteriak.


Pinggulku mulai terangkat sedikit dan badanku mulai agak mengejang dan seiring desahan yang kuat Aku mendapatkan orgasme, memekku terlihat makin memerah karena lama kumainkan.


''Aaaahhhkkkk........Kakaaaak...Keluaaaarrrr Arrr...Oooohhhkkkk....'' Desahku.


''Akkuuuu...Jugaaa Kakaaaakk Ahhkkkk....Uhhksss.....'' teriak Arman.


Dan menyemburlah cairan spermanya membasahi lubang pantatku. Segera ia terdiam sesaat sambil tetap memegang kakiku yang menempel di dadanya.


Lalu ia segera mencabut kontolnya dan berbaring di sampingnya.Setelah lama terdiam Kamipun lalu berciuman dengan hangat dan mesra.


Kemudian Aku pun memakai pakainku kembali, begitu juga dengan Arman, Setelah memakai pakai kami pun Lalu berbincang, Dan Tak lama berselang Ummi pun keluar dari kamarnya.


Cukup lama kami bertiga mengobrol, sampai Akhirnya hari pun sudah mulai sore, Lalu Aku pun pamit pulang.


Setelah sampai dirumah mertuaku, Aku langsung masuk kulihat Mama Irene sedang tertidur pulas bersama suamiku Andre, rupanya mereka berdua habis tempur kecapean.


Singkat cerita..., tak terasa sudah hampir satu minggu Aku tinggal di rumah mertuaku Mama Irene. Dan di saat itulah Mama Irene hidupnya menjadi tak terkendali.


Mama Irene kerap mengajak Suamiku untuk melampiaskan SYAHWATNYA, Seluruh tempat atau di dalam rumah itu telah menjadi ajang penuntasan SYAHWATNYA.


Setelah hampir satu minggu lamanya Aku tinggal di rumah mertuaku, sampai akhirnya kami berdua dengan suamiku pun pamit pulang ke Bogor, Karena besok kami berdua sudah harus mulai bekerja kembali.
 
https://4.bp.********.com/-ve7eZAqRL_0/WYlRuM1fPSI/AAAAAAAAAEA/Vuk0uU0OF4IzDUpvg7y8txxwQmQo2I-UQCEwYBhgL/s200/ajenggg.jpg
AJENG OKTAVIA DEWI.


Lembayung Merona Mengantar Senja Menyibak tirai Malam , Pupuslah semua harap dan Impian layu sebelum berkembang, Di Saat-saat malam seperti ini Aku merindukan seseorang yang bisa membuatku tidak kesepian.


Di Saat malam yang sepi ku melamun seorang diri teringat Akan wajahmu bergetar rasanya hatiku, Kenapa Aku bergetar seperti Ini ketika teringat Akan Arman Arman. Ahh...Aku tidak mau memikirnya lebih jauh lagi.


Udara dingin menyetuh kulitku saat Aku sedang Duduk di halaman belakang rumahku. Bunyi kodok bersaut-sautan. Ternyata hujan mulai turun.


Pukul 11.00 Malam waktu Surabaya


Malam semakin larut, Perlahan Aku bangkit dari tempat dudukku. Aku pergi ke Kamarku, setelah berada di dalam kamar lalu Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku.


Sudah Hampir satu jam lebih Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidurku, tak juga Aku mampu memejamkan mata, Tiba-tiba Gairah SYAHWATKU datang bagai gelombang air pasang yang menyapu kesadaranku.


Gairah menggelora yang belum tertuntaskan oleh kejantanan Arman yang sudah cukup lama sekali. . Aku rindu akan kejantanan Arman. Hanya anak itu yang mampu memuaskanku.


Aku menghela napas, tatapanku menerawang ke arah langit-langit kamarku. Kejadian diWaktu Beberapa bulan kebelakang kembali muncul membayang di kepalaku bagaikan adegan-adegan slide. Ketika persetubuhanku dengan Arman.


Aku masih tak bisa tidur, karena libidoku menanjak dan vaginaku terasa basah. tangan kananku berada di dalam celanaku memainkan klitorisku sejak tadi.


Perlahan tangan kananku menarik daster baju tidurku keatas, Ku elus-elus Vaginaku dari balik cd g-string, kemudian ku geser cd g-string yang ku pakai sehingga jari-jari tanganku langsung menyentuh bibir vaginaku.


Dan Aku buka bibir Vaginaku itu, sehingga Aku bisa menggapai klitorisku. Ku main clistpris di vaginaku dengan jari-jari lentikku.


"Sssshhh...... Aahhhhh .....Yaaampuuun Enak Bangeeeet", desah panjangku saat aku membelai klitorisku.


Tangan kananku sudah memerasi payudaraku sendiri, penutup tubuhku sudah tak karuan bentuknya, celanaku sudah turun hingga ke paha dan Bhku sudah naik hingga diatas dada.


"Awwhh.. enakk bangeeettt, Ssshhhh..... Aahhhk", desahku nikmat hingga rasanya sampai dengan ubun-ubun.


"Ssshh.... Aahhk... Ayooo Teruuuus... Awhhh" desahku sambil membayangkan badanku dinaiki oleh Arman.


"Eeehhhmmmm.... Oohhh...... Hooooo...." saat rasanya sudah dekat, aku selalu menahannya, aku ingin masturbasi selama mungkin dan menikmati sentuhan sensual yang merangsang tubuhku ini.


Tangan kanan dan kiriku gantian mengobel vaginaku ini. Aku terkadang mengganti posisiku tengkurap dan telentang untuk mencapai sentuhan yang paling nyaman.


"Aaawhhhhh...... Ooowwwhhhhhhh...", Aku mendesah dengan sangat pelan, tanganku sudah sangat capek, mungkin ini sudah saatnya untuk aku orgasme.


Aku mengobel semakin cepat, dan terus merangsang dibagian yang sama. Dan tanganku yang satunya terus meremas-remas payudaraku.


"Awww...... Aahhk..... Hmmm..... Ooohhk...", desahku panjang diiringi dengan badanku mengejang dan berasa cairan hangat keluar dari dalam rahimku dan mengenai pahaku bagian dalam. mataku merem melek menikmati moment ini.


"Hoosshh.... Hosshh..... Hoosshh..... Hossshhhh..", nafasku terus memburu dan akhirnya bisa terkendali, lalu melihat situasi sekitar. celanaku sudah turun hingga lutut dan Bhku sudah terbuka sana sini. aku lihat di sprei ada cairan yg berasal dari memekku membekas di sprei.


setelah merapikan kembali pakaianku dan tempat tidurku, aku memposisikan diri untuk mulai tidur, dan menyambut hari esok dengan senyum bahagia yang terpancar dari wajahku.


Pagi itu aku malas sebenarnya untuk bangun, karena aku masih ngantuk habis begadang tadi malam


Dengan langkah gontai aku mengambil handuk yang tersampir di hanger. Setelah itu aku menuju ke kamar mandi.


Setelah mandi, Aku segera kembali kekamarku , kutanggalkan handuk yang melilit di badanku hingga aku polos tak ada satu benang pun di badanku.


Aku pandangi dengan seksama di depan kaca. rambutku yang panjang bergelombang sebahu membuatku semakin anggun saat telanjang. ukuran payudara yang besar, dan badanku yang ramping membuatnya pas menempel di badanku dan vagina yang selalu bersih dari bulu.


Pagi itu Aku berdandan lebih lama dari biasanya, Hari ini tampilanku harus jauh lebih dari biasanya..kukenakan sepatu hak tinggi yang lama di lemari. Ku kenakan kerundung putih sebagai penutup kepalaku.


Kukenakan BH putih , kusemprotkan sedikit minyak wangi kesukaanku, lalu kudobel dengan blazer.Kugunakan lipstik pink muda secukupnya, hanya untuk membuat bibirku tampak basah.


''Hhmmmm … masih lumayan..''sambil memegang perutku yang masih rata lalu tanganku menulusuri ke pinggangku.


Kemudian Aku berputar melihat pantatku di balut ketat oleh celana dalam g-string warna coklat tua. Sengaja kukenakan G-string agar garis celana dalam tidak nampak di rok-Panjangku. Lalu kemudian akhirnya kupakai rok panjang warna hitam


''Haduuh.... Aku terlambat lagi…Gara-gara semalam bergadang'' lirihku.


Segera ku ambil tasku dan berjalan menuju garasi mobilku, kemudian Aku pun meninggalkan rumah menuju tempat kerjaku.


Sesampai di tempat kerja Aku pun bergegas masuk kedalam, Aku terlambat kerja. Atasanku tentu saja tak senang. Ku lihat atasanku keluar dari ruangannya .


''Maaf Aku telat Pak'' Ucapku.


''Tumben Nih..., Ibu Ajeng telat.''? Tanya Atasanku.


''Iyaa nih Pak.., Tadi ban mobilku di jalan kempes'' Jawabku berbohong.


''Bu Bisa keruangan saya sebentar'' Pinta Atasanku.


DEG....Jantungku langsung berdebar, Aku di panggil keruangan atasanku mungkin Aku akan di beri peringatan karena Aku kesiangan, Padahal baru kali ini Aku kesiangan sebelum-sebelumnya Aku tidak pernah kesiangan, Aku selalu datang lebih awal.


Setelah di dalam Ruangan, Atasanku lalu menyuruhku Duduk, kemudian Ia pun mulai membuka pembicaraannya.


''Begini Bu, Saya membawa kabar gembira sekaligus kabar buruk'' ucap Atasanku.


''Maksud Pak? saya tidak mengerti'' Tanyaku.


''Baik Bu Ajeng, Pertama Saya Ucapan selamat Atas di promosikannya Ibu sebagai Subdirektorat Impor dan Ekspor , Dan Berita Buruknya Saya harus kehilangan Rekan kerja sehebat seperti Ibu Ajeng, Karena Ibu Ajeng harus Pindah ke Jakarta.'' Penjelasan Dari atasanku.


Mendengar berita yang di sampaikan oleh atasanku itu Aku sangat senang sekali, di samping Aku mendapatkan kenaikan jabatan, dan yang paling Bahagia sekarang Aku jadi dekat dengan kampung halamanku di Bandung.


Jadi Aku sesering mungkin bisa pulang ke Bandung, Kemudian Atasanku pun memberikan Info bahwa Minggu depan kepindahanku pun sudah mulai rampung, jadi mulai minggu depan Aku Sudah kerja di Bandung.


Dan Atasanku juga menginformasikanku bahwa Mulai besok Aku sudah tidak masuk kerja, Supaya Aku mempersiapkan ke pindahanku itu.


Sore itu Aku pulang dalam keadaan senang, setelah sampai di kamar Aku pun mengganti baju kerjaku dengan baju Jubah mandi.


Dengan jemari lentik, Aku menyimpulkan tali jubah mandiku sembari berjalan masuk ke kamar mandi. Sore itu, Aku berencana melepaskan segala macam kepenatan pikiranku dengan mandi sambil berendam di bathup. Yup, ini semua karena pekerjaan di kantor benar-benar menyita seluruh tenaga dan konsentrasinya.


Air segera mengucur deras dengan seketika begitu Aku memutar tuas keran air yang ada dibagian bawah bathup. Sesekali, Aku kecipakkan tangan putih mulusnya ke air guna merasakan tingkat kepanasan air.


''Moga-moga, mandi berendam ini dapat menjernihkan pikiranku'' ucapku pelan.


Butuh beberapa waktu guna memenuhi bak bathup itu dengan air. Oleh karenanya, selagi menunggu bathup penuh, Aku pun membaca majalah di kamarku. Setelah menunggu beberapa menit.


''Waktunya berendam…'' bisik ku dalam hati.


Segera saja, Aku meluncurkan kaki jenjangnya ke dalam bathup. Mencoba beradaptasi sejenak hingga tubuhnya menjadi terbiasa dengan panasnya air yang menggenang di bathup. Lalu tak lama kemudian, sekujur tubuhnya sudah masuk semua ke dalam bathup itu.


''Oooouuuhh… nyaman sekali rasanya.'' desahku lirih. Diusapnya pangkal luar lenganku yang mulus, pundak, payudara, perut, paha hingga kedua betis butir padinya.


Dengan perlahan Aku menyeka semua daerah itu sembari memeriksa kulit mulusku. Aku memejamkan mata, dan menenggelamkan seluruh tubuhnya.


Tak terasa, sudah hampir sejam Aku tertidur di bathup. Karena begitu sadar dari lelap, jemari tanganku sudah terlihat keriput, dan air yang memenuhi bathup itu sudah tak lagi hangat.


Segera saja Aku beranjak dari bathup dan mulai membilas tubuh langsingku. Aku mengambil sabun aroma melati dan membilas bahu serta lengannya sebelum pindah ke dadaku.


Mendadak, Aku tersentak kaget saat sabun dan buih-buihnya meluncur di sekitar puting payudaraku. Puting berwarna merah muda ini selalu sensitif, bukan sensitif lagi, melainkan super sensitif.


Sentuhan sepelan apapun, selalu dapat mengirimkan getaran kejang ke sekujur tubuhku. Puting payudaraku selalu mencuat keras dan begitu menjulang jauh ke depan, sehingga terkadang putting itu terasa begitu ngilu jika terhimpit oleh kain braku.


Dan saat ini, kedua putting payudara itu benar-benar sensitive, keras dan sakit. Aku menggosok sabun di sekitar bawah payudaraku sebelum meluncur di atas perutku yang rata. Terakhir Aku menyabuni selangkangannya dan meluncur ke tungkai pahaku.


Aku tergoda untuk membiarkan tanganku berlama-lama di antara kakiku, daerah intim wanita yang selalu membuatku merasa geli barcampur nikmat ketika digosok.


''Andai kamu ada disini, Arr''. sambil terus mengusap selangkangan, kembali Aku membayangkan kehadiran Arman.


Rasa licin dan lembutnya sabun yang berada di sekitar puting payudaraku membuat Aku terangsang. Ingin sekali rasanya bercinta saat itu juga.


Setelah kurang lebih lima menit membilas tubuh, akhirnya Aku menyudahi mandi sore. Ditariknya karet penyumbat bathup itu dan Aku segera beranjak keluar kamar mandi.


Dikeringkannya tubuh basah ini dengan handuk putih tebal lalu menggosokkan baby oil ke seluruh kulit tubuhku.


Mendadak, Aku merasa begitu lapar. Mandi berendam di sore hari seperti ini memang sangat menguras stamina. Walau sama sekali tak melakukan aktifitas apapun, tubuh seperti baru saja melakukan renang melewati dua pulau.


Dengan rambut yang masih digelung kain handuk, Aku keluar dari kamarku dan menuju ke dapur. Suasana rumah kembali terasa sepi, karena Aku hanya sendiri tinggal di rumahku, setelah perceraian dengan Mas Burhan Suamiku.


Setelah mengisi perutku kemudian Aku pun kembali kekamarku, dan ku rebahkan tubuhku di atas tempat tidurku, Perasaan kangen yang turut ditunjang dengan birahi yang mendadak muncul, membuat Aku tak sanggup lagi menahan keinginan diriku untuk disetubuhi oleh Arman.


Aku harus pergi ke Bandung Untuk mengobati rasa kangen ini, sekaligus mengurusi ke pindahanku, Mungkin lebih cepat lebih Baik, Dan Aku putuskan untuk pergi besok pagi Ke Bandung, Selamat datang Bandung. pikirku.
 
Terakhir diubah:
https://1.bp.********.com/-toTWlrnJwQE/WYXG2Hv5voI/AAAAAAAAADg/tWoKh05UrPsOvZfkWddkgBHDUpuZLVUzgCPcBGAYYCw/s320/airin.jpeg

AIRIN NUR ADELIA


Kenangan itu begitu membekas,‭ ‬naluri kewanitaanku tidak kuat membendung hasrat itu.‭ ‬Aku terlibat cinta terlarang dengan Teman Anakku, sekaligus tetanggaku yaitu Arman,‭ ‬meskipun hanya sekedar kepuasan seks semata.‭ ‬


‬Jam beker dimeja kamarku berdering pada jam‭ ‬04.00‭ ‬pagi,‭ ‬memang aku mensetting pada jam itu,‭ ‬karena Hari ini Aku akan ke Semarang Untuk menghadiri acara pernikahan saudaraku. Keretaku akan berangkat jam 6 pagi dari Stasiun Hall Bandung menuju Semarang.


Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku,‭ ‬dengan malas aku bangkit dari tempat tidur‭… ‬ups..‭ ‬Aku lupa kalo Aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat‭… ‬


Kulihat tubuhku dari pantulan cermin besar..‭ ‬mmm‭… ‬dalam usia hampir kepala‭ ‬4,‭ ‬kulihat tubuhku masih bagus dilihat‭… ‬buah dadaku yang berukuran bra‭ ‬38‭ ‬B masih cukup kenyal,.


Pinggangku masih ramping tak berlemak,‭ ‬pinggul dan pantatku kata Arman adalah bagian yang terindah dari tubuhku,‭ ‬sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang.


wajahku‭…? ‬kata Arman lagi,‭ ‬katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik‭… ‬entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan‭…‬.Itulah gambaran tentang diriku.Bahkan jilbab lebar ku tidak sanggup menutupi tonjolan indah itu.


Sssssshhh‭… ‬ooohhh‭… ‬gila,‭ ‬lagi-lagi gairah Nafsu SYAHWATKU meletup dengan tiba-tiba‭… ‬di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang‭… ‬ammpuuuun‭… ‬sudah‭ ‬Beberapa ‬hari‭ ‬ ‬malam ini aku sangat menderita karena SYAHWAT gila ini‭… ‬


Maka betapa jengkelku,‭ ‬sekarang belum setengah jam mataku terbuka,‭ ‬gelegak birahi itu meletup lagi‭… ‬kali ini aku melawan,‭ ‬aku masuk kamar mandi,‭ ‬kuguyur tubuhku dengan shower air dingin‭… ‬agak menggigil juga tubuhku‭ karena masih jam 4 pagi.


Walau pun Aku seorang Ustazah , Aku memang wanita berlibido tinggi.‭ Apalagi semenjak Almarhum Suamiku sakit Libido sexku sungguh menggebu-gebu, dan setelah mengenal persetubuhan sexku dengan tetanggaku Arman Aku tidak bisa melupakannya bahkan tidak bisa lepas darinya.


Setelah selesai mandi Aku langsung kekamar untuk berdandan, Ku pakai jilbab putih yang lebar serta jubah panjang bemotif bunga berwarna putih serta kaus kaki berwarna krem, Setelah selesai berdandan kemudian Aku pun menjalankan ibadah wajib sholat subuh.


Setelah semuanya beres Aku pun siap berangkat ke station, Dengan menggunakan Taxi Aku berangkat ke Station, dan beberapa saat kemudian Aku pun sampai, Setelah beberapa menit menunggu kereta Lalu Aku pun naik kereta menuju Semarang.


Siang Itu Aku tiba di Semarang dan di jemput oleh Saudaraku menuju Rumah, Setelah sampai di rumah saudaraku terlihat nampak Ramai sekali sedang mempersiapkan acara pernikahan Untuk besok.


Singkat cerita besoknya Resepsi pernikahan pun di selenggarakan di sebuah gedung, Aku pun menghadiri Resepsi pernikahan itu dari Mulai Ijab kabul sampai selesai, menjelang Sore Aku pun Pamit kepada Saudara-saudaraku Untuk pergi ke Jogya menengok Anakku Fahmi di sana.


Aku di antar kembali ke Station oleh saudaraku sampai Akhirnya Aku naik kereta menuju Jogja .Malam itu, aku tiba di Jogja dan dijemput Fahmi Anakku di Station, Lalu Kami berdua langsung menuju kos-kosannya.


Setelah tiba di kostnya Fahmi ,Kali ini tempat kostnya berbeda ketika pertama kali aku mengantarnya kuliah Beberapa tahun lalu, Kost yang sekarang di tempati oleh Fahmi lebih mirip Apartement.


Terdapat Dua Kamar tidur , dengan kamar yang cukup besar, ber AC dan kamar mandi yang dilengkapi pemanas air dan bath tub, serta barang-barang elektronik seperti TV layar lebar.


Terheran-heran aku bertanya pada nya, darimana ia bisa membayar sewa Apartement semewah ini padahal aku merasa hampir satu tahun terakhir Aku tidak pernah mengirim Uang, Karena keuangan keluarga habis untuk biaya berobat Suamiku.


''Fahmi, dari mana kamu dapat uang untuk menyewa Apartement ini''? Tanyaku dengan heran.


''Ummi..., Fahmi kan sudah bilang, Fahmi kuliah sambil kerja , jadi Fami dapat uang hasil dari kerja'' Jawab Anakku.


''Yaa sudah Sayang.., Ummi mau mandi dulu badan Ummi lengket dan gerah nih'' kataku.


''Baik Ummi, Mari Fahmi Anter ke kamarnya, Nah Ini kamar Ummi'' Ucap Fahmi setelah berada di sebuah kamar.


Kemudian setelah mengantarku kekamar Fahmi pun keluar kamar lagi, Usai membongkar isi koper dan sedikit berbenah, kutanggalkan pakaian satu persatu dan mengambil handuk lalu menuju kamar mandi. Berendam dalam air hangat membuatku betah berlama-lama di kamar mandi.


Ku rasakan perutku keroncongan membuatku akhirnya bangkit, mengeringkan badan dan berlilitkan handuk berjalan keluar kamar mandi.Setelah selesai Aku mengenakan Pakaian Panjang santai dengan kerung lebar Aku pun keluar dari kamar. Kulihat Fahmi sedang duduk, Lalu ia menyapaku.


''Ummi sudah selesai mandi''?tanya Fahmi.


''Sudah Nak'' jawabku.


''Kalau begitu kita makan Dulu Yuk...Pasti Ummi laper'' Kata Fahmi.


''Emangnya Kamu masak Nak''? Tanyaku kembali.


''Engak Ummi..., Kita makan di luar saja.'' Ajak Fahmi.


Lalu Fahmi Anakku mengajakku makan malam, Setelah selesai makan malam Fahmi mengajakku keliling-keliling sebentar di daerah Malioboro, Setelah itu kami berdua pun pulang, sesampai Di Apartement Fahmi, Aku langsung menuju kamarku Untuk istirahat karena Hari ini Aku capek sekali.


Esoknya Anakku Fahmi mengajakku jalan-jalan kembali ke daerah Malioboro, dan kesebuah Mall, Selama berjalan – jalan di mall, Fahmi selalu menggandeng tanganku, merangkul bahuku dan akhirnya merangkul pinggangku. Sesekali tangannya turun ke bokongku. Saat tanganku di bokokngku, Aku hanya mencubitnya dan berkata lepaskan.


Setelah bosan jalan – jalan, akhirnya Aku dan Fahmi memutuskan untuk pulang ke Apartement. Sesampainya di kost Aku langsung mengambil handuk dan hendak mandi,.


Sebelum masuk ke kamar mandi, Aku terlebih dahulu mengambil pakaian ganti di lemari. Kulihat pakaian yang lain telah kotor dan belum dicuci. Yang tersisa di lemari hanya celana dalam g-string warna Pink dengan renda-renda yang sexy dan sebuah gaun tidur yang panjang berwarna putih dengan bahan satin.


Gaun tidur malam itu semi transparan, jadi tidak akan transparan bila dilihat dari dekat, tetapi akan menampakkan lekuk tubuh pemakainya bila ada latar cahayanya. Panjang gaun tidur malam itu sampai mata kakiku.


Di bagian pundak hanya ada 2 tali tipis untuk menggantung gaun tidur malam itu ke tubuh. Bila kedua tali itu diturunkan dari pundak, dijamin gaun malam akan meluncur ke bawah dan menampakan tubuh yang telanjang tanpa halangan.


Beberapa menit kemudian Aku keluar dari kamar mandi menggunakan gaun yang tadi diambil dan kembali Aku duduk di depan Fahmi. Sesekali kulihat Fahmi melirik melihat tubuhku.


''Nak...Ummi besok mau pulang'' kataku.


''Jadi Ummi besok''?tanya Arman kembali.


''Iyaa Nak.., Karena sebelum Ummi berangkat ke Jogya Ummi sudah memesan tiket kembali ke Bandung'' Jawabku.


''Jam berapa Ummi keretanya Besok ''? Tanya Fahmi.


''Jam sembilan Pagi Nak'' Jawabku.


''Aduh...Ummi Kalau jam sembilan Fahmi engak bisa nganter, soalnya pagi Fahmi harus kekampus'' Ucap Fahmi.


''Engak apa-apa.., Ummi bisa naik taxi saja'' Jawabku.


''Yaa udah Ummi Ini Kunci Apartemet, besok kalau Fahmi sudah berangkat kekampus, Kunci saja pintu Apartementnya, dan kuncinya Ummi Bawa saja karena Fahmi punya cadangannya'' Kata Anakku Fahmi.


Malam itu, aku tidur terlelap sekali, dan pada pagi harinya ketika Aku bangun jam dinding sudah menunjukan pukul tujuh pagi, Ups Aku kesingan, belum juga Aku siap-siap mandi Ucapku lirih.


Kemudian Aku beranjak dari tempat tidurku dan bergegas menuju kamar mandi, setelah mandi Aku berdandan dan merapikan baju-bajuku ke dalam koperku.


Waktu berjalan bergitu cepat Jam sudah menunjukan pukul 8;30 Pagi, Lalu Aku bergegas keluar dari Apartement, setelah cukup lama Aku menstop taxi, Akhirnya Aku dapat juga.


Sampai Station kereta pukul setengah sepuluh, dan kereta pun sudah berangkat, Akhirnya Aku ketinggalan kereta, Kemudian Aku pun duduk beristirahat karena tadi Aku sempat berlari-lari.


Setelah cukup lama Aku duduk, kemudian Aku beranjak ke cafe resto untuk makan, setelah selesai makan kulihat jam sudah menunjukan pukul sebelas siang dan Aku kembali ke Apartement Fahmi Anakku lagi.


Sesampai didepan pintu Apartement Fahmi, Aku mengambil kunci Apartement yang di kasih Anakku Fahmi semalam, Mungkin Fahmi belum pulang dari Kampus, pikirku.


Setelah membukakan pintu Apartement lalu Aku melangkah masuk sambil menarik koperku, Aku berjalan hendak menuju Kamar yang kemarin Aku tempati, namun begitu melewati kamar Fahmi, Aku mendengar suara erangan.


Terdengar olehnya suara Erangan sedang merintih-rintih dan mengerang. Penasaran dengan bunyi suara tersebut, Aku pun mendekati kamar Fahmi Anakku.


''Hah Fahmiiii!!!!!'' jeritku lirih kaget melihat Anakku Fahmi dalam keadaan bugil sedang mompa tubuh Perempuan dalam kedaan Nungging.


Dan betapa kagetnya saat Aku lebih mendekat ke kamar tersebut. Ternyata Fahmi yang sedang mengentoti Tante-Tante umurnya mungkin lebih tua dariku.


Hatiku sungguh tidak percaya menyaksikan Fahmi Anakku sedang menyetubuhi Perempuan setengah tua itu, Namun Aku juga tidak dapat memungkiri kenyataan kalau ini benar-benar terjadi.


Melihat aksi kedua manusia di dalam kamar tersebut yang sedang berpacu dalam birahi, gelora birahiku mulai naik, Aku mulai terangsang, yang tadinya Aku ingin cepat meninggalkan tempat ini, sekarang Aku malah berusaha menikmati pemandangan yang ada didalam kamar tersebut.


Ku lihat Gerakan Fahmi cukup bervariasi. Terkadang Penisnya maju mundur dengan lembut didalam Vagina Perempuan tersebut. Terkadang Penisnya dengan penuh tenaga menghujam liang Vaginanya


Sesekali Fahmi memeluk Perempuan itu dengan erat. Tangan kanannya meremas Payudaranya dan memilin-milin pentilnya sedangkan tangan kirinya menggosok klistorisnya.Ku lihat Fahmi berpengalaman sekali dalam hal sex.


"Sssshhhh...... Oooooohh...... Kontolmu uenak say... besar dan ujungnya terasa berdenyut-denyut seperti hidup. Bagian dalam Memekku jadi terasa gatal. Pingin digaruk kontolmu... Sssshhhh... Oooohhhhh...'' erang Perempuan itu.


Sementara itu perasaanku semakin tidak karuan melihat adegan didalam kamar yang semakin hot. Ditambah lagi dengan erangan dan rintihan Perempuan itu.


Dan bunyi decak yang dihasilkan dari pertemuan antara Penis Fahmi dengan Vaginanya yang becek membuat Aku semakain terangsang.


Jantungku berdegub kencang dan tanpa sadar Aku menaikan baju gamis panjangku, dan mulai mengelus-elus Vaginaku dari balik CD yang ku pakai, dan tangan satunya meremas-remas payudaraku dari balik Gamisku. Cd yang ku pakai ku rasakan sudah sangat basah dan lengket oleh cairan birahiku.


''Ah kenapa aku jadi terangsang begini...'' umpatku dalam hati.


Didalam kamar, Anakku Fahmi masih terus mengentoti Vagina Perempuan itu dengan kontolnya..


"Enak say......!?" tanya Fahmi sambil terus menggoyang pantatnya maju mundur sambil memegang susunya.


"Sssshhhhh... Ooooohhhh... Enak banget say... Oooohhhhh... Kamu bener-benar hebat dan pandai sekali Tak sia-sia Aku membayarmu mahal'' Ucap Perempuan Itu sambil terengah-engah.


DEG.......Aku terkaget lagi mendengar yang Perempuan itu ucapkan, Jaa...jadi selama ini Fahmi adalah seorang Gigolo, Pikirku dalam benak hatiku.


'' Fahmi...???!!!'' teriakku. Mereka berdua pun mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar.


Aku merasa heran, Ternyata Mereka berdua tidak kaget sedikit pun dengan kehadiranku yang menyaksikan mereka sedang berhubungan seks.Malahan Perempuan itu berteriak sedikit marah kepadaku.


''Hey....Kalau mau ngentot sabar dong Antri..., Sekarang Fahmi lagi di booking sama Aku'' Teriak Perempuan Itu sambil mendesah.


Sementara itu Fahmi hendak mencabut Penisnya dari Vagina Wanita itu. Akan tetapi di tahannya oleh kedua kaki Perempuan itu yang menjepit Pantat Anakku Fahmi.


''Sssstt... Aaaahhh say... Jangan dicabut dulu terus say... goyang lagi kontolmu say... tusuk Memekku dengan kontolmu say...... Ssshhhhh.... Aku... aku... hampir keluaaaaaar... Sssshh... Aaaahhhhh..." Perempuan itu merintih-rintih dan menahan pantat Anakku agar Penis Fahmii tetap ngentoti Vaginanya.


Fahmi pun merasa tanggung untuk menyudahi persetubuhan tersebut akhirnya dia batal mencabut kontolnya dan semakin meningkatkan tempo genjotan kontolnya pada Vaginanya.


Aku yang berdiri di ambang pintu kamar itu lalu bergegas meninggalkan kamar tersebut.Kemudian Aku pun keluar dari Apartementnya Fahmi, Dan menuju taman di depan Apartement.


Lalu Aku duduk di taman sambil melamun, sesekali kuhelakan nafasku, Jantungku masih berdetak kencang, antara nafsu amarah dan nafsu SYAHWAT bercampur menjadi satu.


Selang beberapa jam kemudian kulihat Perempuan itu keluar dari Apartementnya Anakku Fahmi dan menuju mobil yang terparkir, Kemudian Ia pun mesuk kedalam Mobil tersebut, dan perlahan mulai meninggalkan Apartement.


Dan kulihat Fahmi keluar dari Apartemen, ketika Ia melihatku, Fahmi langsung menghapiriku yang sedang duduk di taman, ketika Anakku Fahmi sudah berada di depanku.


PLAAAKK.....Tanganku pun melayang menampar pipi Anakku Fahmi, reflek tangan Anakku mengelus pipinya akibat tamparan Tanganku itu.


''Jadi ini.., Pekerjaanmu selama ini, jadi seorang gigolo'' Kataku dengan Mata terbelalak, mulutku terperagah, ekspresi garang.


Namun kulihat Anakku Fahmi cuek saja, Sungguh heran Aku , seakan tidak terpengaruh Olehku yang lagi memarahinya.



"Ummi.. Ummi tenang dulu Akan Fahmi jelaskan semuanya'' Kata Fami.


''Engak usah di jelasin, semuanya sudah jelas, Kamu selama ini mencari Uang dari hasil menjual diri kamu sama Tante-tante kesepian'' Kataku. dengan mata yang masih melotot.


''Iyaa...iya Ummi Fahmi memang salah, tapi dengarkan penjelasan Fahmi dulu, Fahmi punya penjelasan yang masuk akal'' Sahut Anakku Fahmi.


''Fahmi Ummi telah kecewa sama kamu, Selama Ini Ummi tidak pernah mengajarkanmu Untuk mencari Uang yang haram yang tidak halal'' Kataku dengan dengan nada yang masih emosi.


''Iyaa benar.., memang selama ini Ummi tidak pernah mengajarkanku mencari uang yang tidak halal, Tapi Ummi mengajarkanku untuk berzinah '' Sahut Anakku Fahmi.


''Apa Maksudmu''? Tanyaku tidak mengerti.


'' Bukannya juga Ummi melakukannya dengan Arman temanku..?" Sahut Anakku.


Wajahku seperti disambar petir mendengar ucapan Anakku Fahmi yang terakhir, terperangah Aku tak percaya, baru kali ini aku sampai kehilangan kata-kata.


"Ka.. ka.. kamu tahu apa..?" Ucapku terbata-bata.


"Sudahlah Ummi, Fahmi nggak mau panjang lebar, gimana Fahmi bisa tahu, Ummi nanti bisa tanya ke Arman. Intinya Fahmi tahu masalah dan kebutuhan Ummi''. Jelas Anakku Fahmi.


Raut wajahku mulai melunak. Mataku juga sudah normal kembali. Emosiku pun sudah mulai surut tidak seperti tadi sebelum Fahmi berkata demikian.


''Gimana Ummi kalau kita bicara di dalam saja'' Ucap Fahmi mengajakku masuk kedalam.


Kemudian kami pun melangkah masuk kedalam Apartementnya kembali, setelah di dalam apartement kami pun duduk di atas sofa, dan berbinacang kembali membahas masalah tadi.


"Kenapa Fahmi melakukan seperti itu.. Alasannya sama seperti Ummi , Fahmi juga punya hasrat seks. Punya SYAHWAT yang harus Fahmi salurkan. ?" Jelas Anakku Fahmi.


Aku terdiam, kehilangan kata-kata. sesekali Aku menundukan kepalaku tidak berani menatap Anakku Fahmi.


"Dan Fahmi HarapUmmi Mau mengerti'' kata Anakku kembali.


''Ummi Cuma Mau minta Maaf tadi telah berbuat kasar sama kamu , serta Ummi ucapakan terima kasih sama kamu, mau memahami keadaan Ummi, dan Ummi juga bisa pahami alasan kamu'' terangku masih dengan menundukan kepalaku.


Aku hanya diam saja, bingung mau berbuat apa. Kulihat Fahmi menatap mataku yang agak berkaca-kaca.


Fahmi Anakku segera menghampiriku, lalu ia memelukku, dan menenangkan dan membelai kepalaku yang tertutup kerudung panjang dan lebar.


Setelah Aku merasa tenang, Fahmi Anakku mencium pipiku , Aku mengira Anakku Fahmi hanya akan mengecup pipiku saja, namun tangannya segera memelukku erat, menciumi bibirku, Aku mencoba menolak.


"Fahmi.. apa-apan sih kamu.." Ucapku.


"Ummi, Ini hukuman Buat Ummi karena tadi menggangu Fahmi sehingga Fahmi belum Orgasme'' Sahut Anakku.


"Ah, kamu ada-ada saja, Fahmi Kamu tuh Anakku Ummi, engak boleh kita lakukan ini, ..," Kataku.


''Iyaa Ummi Fahmi ngerti, Tapi Ummi Rasanya kepala Fahmi pusing banget Soalnya belum keluar nih..'' sahut Anakku kembali.


"Jangan ah Fahmi..," kataku berusaha dengan halus melepaskan pelukannya itu.


Fahmi terus merengek dan merayuku sambil menatapku. Menunggu jawaban kesekian kalinya dariku, terlihat wajah horny di mukanya.


Kurasakan sebuah dilema. Aku bisa menyuruhnya Fahmi untuk melakukan onani sendiri, atau aku membantunya Onaninya untuk ejakulasi.


Sisi keibuanku mengatakan betapa salahnya pilihan yang kedua. Tapï sisi kewanitaanku ingin melihat kontol Anakku, memegangnya dan melihat pria seutuhnya.


''Baiklah Fahmi .., Ummi Akan bantu Fahmi Onani untuk mengeluarkan Spermanya supaya kepala Fahmi tidak Pusing, tapi Ingat ...., Ummi akan bantu hanya sebatas Onani saja, tidak lebih'' kata terhadap Anakku.


''Baik Ummi, Fahmi setuju '' Jawab Fahmi dengan antusias.


Kemudian Fahmi segera berdiri dan melorot celananya, Penisnya yang besar panjang menegang, keras dan berurat. Kini terpangpang di depan wajahku.


Aku terkejut melihatnya, wajahku langsung memerah hingga pipiku, ternyata Penisnya di luar dugaanku, sungguh besar dan panjang.


Ku gelengkan kepala sambil menghelakan nafasku, mencoba menenangkan diriku sendiri, Oh tuhan Aku tak percaya dengan semua yang ada di hadapanku ini.


Kemudian perlahan-lahan kugapai Penis Fahmi yang sedang menjulang tinggi di hadapanku, Ketika Aku memegang Penisnya ternyata ukuran diameter Penisnya sangat besar sekali, sama dengan punyanya Arman.


Dengan perlahan ku kocok Penis Anakku , kemudian Fahmi menjatukan tubuhnya di atas sofa, Fahmi pun duduk di sofa, dan Aku berganti posisi, Aku bangkit dan berjongkok di hadapannya sambil mengocok Penisnya.


Ketika Aku mengocok penis Anakku Fahmi, perlahan-lahan gairah SYAHWATKU mulai bangkit, Aku mulai terangsang kepunyaanku terasa geli dan basah, Sudah beberapa minggu Aku tak berhubungan badan dengan Arman, Penis Anakku yang ada di depanku membuat Nafsuku bangkit.


Tapi Aku pun berusaha untuk melawan Nafsu birahiku itu, Bagaimana pun Aku tidak boleh melakukan yang lebih dengan Anakku, karena itu adalah salah. pikirku.


''Hampir keluar. Ohh ternyata tidak, belum'' Ucapku lirih dalam hati.


Aku sedikit terkejut, Penisnya Fahmi belum juga keluar sampai tanganku malah pegal, kembali Aku ganti lagi tanganku.


''Fahmi Udah mau keluar belum Nak''? Tanyaku.


''Belum Ummi. Memang kalau keluarnya Fahmi suka lama'' Jawab Fahmi anakku.


''Gimana caranya supaya cepat keluar , tangan Ummi sudah pegal Nih'' Kataku lagi sambil bertanya.


''Maukah Ummi, Menaikan sedikt baju gamisnya, supaya Fahmi bisa lihat Pantat Ummi'' Ujar Anakku.


Aku terkesiap, Aku terkejut Anakku Fahmi mengatakan itu. Awalnya Aku mengandalkan keahlianku mengocok Penisnya, Tapi semuanya itu tidak membuat Anakku Fahmi ejakulasi.


Sepertinya memang benar, Fahmi Anakku butuh rangsangan lagi supaya cepat Orgasme. Pikirku, Lalu Aku mendekatkan pantat ke tangannya. Tangan Fahmi mulai membelai pantatku yang masih terbungkus Gamis panjang lebarku.Sambil Aku terus mengocok Penisnya.


Perlahan tapi pasti Gamis panjangku mulai di tariknya ke atas, Dan kini terlihatlah cd G-string warna pink yang ku pakai membalut Pantat Bulatku.


Saat tangannya Anakku Fahmi mendarat, mengelus-elus di celana dalamku, tanganku langsung memegang tangannya dan menepisnya dengan halus.


"Cukup Nak...., jangan lebih dari itu. '' Ucapku pelan.


"Tapi Ummi, kenapa tidak Boleh cuma memegangnya'' Protes Anakku Fahmi.


"Nak...., Aku ini Ummimu, tidak boleh kita melakukan hal yang seperti kamu tadi lakukan dengan Perempuan itu'' Argumenku.


"Ummi bohong, sebenarnya Ummi juga menikmati kan. Sebenarnya Umi juga ingin kan..?'' Ucap Fahmi mendesakku.


"Memang, tetapi hanya sampai batas itu, tidak bisa lebih jauh lagi..," jawabku.


Hening sesaat, nampaknya Aku terguncang mendengar kata-kata Anakku barusan, Aku terdiam dan menundukkan kepala, Aku pun meneteskan air mataku.Kemudian Aku pun berkata lagi sama Anakku.


''Nak...Apa yang Ummi lakukan dengan Arman temanmu itu sudah salah, Ummi tidak mau melakukan hal yang tambah salah lagi dengan bermain sex sama kamu'' Jelasku sama Anakku.


''Baik Ummi... Fahmi tidak akan meminta hal ini lagi sama Ummi'' Sahut Anakku.


''Makasih Nak kamu sudah mengerti'' kataku.


Kulihat Fahmi Anakku menaikan kembali celananya, dan ia bangkit meninggalkanku menuju kamarnya. Aku Masih terdiam Duduk di sofa, Lantas Aku pun bangkit menuju kamarnya Fahmi.Kulihat Anakku sedang duduk di atas tempat tidurnya.


''Kamu marah sama Ummi''? Tanyaku.


''Engak Ummi Aku engak marah'' jawab Fahmi.


Akhirnya kami berdua pun saling mengobrol, dan Aku pun berencana kembali ke Bandung besok pagi, Karena Fahmi juga sudah memasuki libur kuliahnya, jadi kami berdua pun Akan pulang ke Bandung bersama.


Singkat cerita Kami pun sudah pulang ke Bandung, sudah dua hari Aku dan Fahmi berada di Bandung, Aku pun sudah beraktifitas seperti sedia kalanya, begitu juga dengan Fahmi Ia memanfaatkan liburnya dengan Kumpul bersama temannya.


Hari ini, Aku baru saja pulang dari pengajian di masjid dekat komplek. Seperti biasa setiap hari rabu Aku mengisi pengajian di Mesjid komplekku. Sesampai di depan rumahku, kulihat ada sepasang sandal Higheels berada di teras rumah. Sepertinya ada tamu. pikirku.


Setelah membuka pintu depan rumah, ternyata tidak ada orang di ruang tamuku, Aku tertegun sambil melangkah masuk ke dalam rumahku, hatiku masih bertanya-tanya sandal higheels siapa itu pikirku.


Ketika melewati depan kamar Anakku Fahmi ,samar Aku mendengar suara suara erangan perempuan dari kamar Anakku Fahmi, Aku ,berhenti dan mengintip dari balik pintu yang tidak tertutup dengan rapat.


DEG.....Jantungku rasanya hampir copot, ketika melihat Anakku Fahmi sedang bercumbu dengan seorang Perempuan yang ku kenal, Dia adalah Bu Reni Tetanggaku.


''Ssshh… enak banget…..'' Walau lirih, Aku bisa tahu jika suara aneh yang berasal dari kamar tidur Itu adalah Suara Anakku Fahmi.


''Terus cantik… isep teruusss…..'' Desah Anakku Fahmi.


''Enak ya sayang…?'' Terdengar suara jawaban Bu Reni.


Aku langsung bersembunyi, dan mengelus dadaku yang terasa sesak, perasaanku saat ini campur aduk, terlebih Aku cemburu saat melihat mereka berdua di dalam kamar sedang bercumbu.


Aku tak ingin Bu Reni ngentot dengan Fahmi. Fahmi Anakku! Jika ada yang ngentot dengan Fahmi, orang itu harus aku. Mungkin Aku tak menginginkannya, tapi aku tak ingin Bu Reni menginginkannya juga.


Aku tak tahu mesti ngapain. Haruskah kubilang sesuatu? Haruskah kusuruh Bu ReniUntuk menghentikan semuanya ini.Aku jadi marah, sepertinya Bu Reni merebut anakku dariku.


Oh tuhan, Aku tak mau Bu Reni melakukan itu. Tapi aku takut membuka pintu dan menghentikannya.Ku lihat Bu Reni masih menjilati batang Penisnya Anakku.


''Ooohhkkk.....Ahhkk.....Enak terus cantik...Manis'' Racau Fahmi sambil menekan kapalanya Bu Reni yang masih tertutup jilbab biru.


Aku bahkan lebih cemburu. Seperti yang kutakutkan, Bu Reni menyukainya Penis besar Anakku, Dan aneh waktu itu Aku menolak apa yang telah dilakukan anakku padaku. Tapi sekarang, saat kulihat ia melakukannya dengan orang lain, Aku berharap itu aku. Aku menyesal telah menolaknya waktu itu.


Aku ingin sekali melabrak masuk untuk menghentikan mereka berdua , tapi apa daya Aku tidak berani untuk melakukan semuanya itu.


Karena Aku sendiri sering melakukan persetubuhan dengan Arman, tak mungkin Aku menghentikan semuanya itu.


"Fahmiii... gantian dong sekarang jilatin Memek Ibu...." Rengek Bu Reni.


Kemudian Fahmi memutar tubuh Bu Reni, Lalu sambil menaikan Baju gamisnya Bu Reni berbaring di atas tempat tidur menghadap kearah Anakku. Lalu di gesernya ke samping g-stringnya oleh jari Anakku.


Di bukanya kedua belah pahanya lebar-lebar, dan tidak lama kemudian Anakku Fahmi membenamkan kepalanya di antara kedua Paha Bu Reni itu.


''Ahhkkkk.......Enak....Saaayaaang'' Racau Bu Reni ketika lidah Anakku menjilat Memeknya.


Aku terduduk lemas, sambil memperhatikan mereka berdua, Tak sadar aku meneteskan air mataku, aku sedih, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menyaksikan mereka berdua.


Perlahan-lahan , Kemudian Aku meninggalkan mereka berdua menuju kamarku, setelah berada di kamarku lalu ku hempaskan tubuhku di atas tempat tidur sambil Aku menangis.


Hiiiikksss.......Hiiiikssss......Hiiiikkkksss....... BERSAMBUNG......................
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd