https://1.bp.********.com/-LUdRGNwwbrs/WYXIEDuzmKI/AAAAAAAAAD0/zDvo7MS-nckgfMQZKRsZLHQ8flRiPWLOwCPcBGAYYCw/s200/detikfoto-Rosa-3ok.jpg
LINDIA TAMBAYONG
Pagi itu Aku bangun terlambat, Suamiku sudah berangkat kerja. Badanku Masih terasa capek akibat gempuran Arman habis- habisan semalam di Tempat praktek kerjaku, Aku bermalas-malasan sebentar, tidak berapa lama aku bangun.Cuci muka dulu, lalu segera menuju meja makan, untuk sarapan, karena perutku merasa lapar.
Kulihat Frans sudah di sana, sudah mandi dan rapi, sedang memainkan Hp Tabletnya, kayaknya sudah kelar sarapan, tinggal tersisa kopi instantnya yang belum habis yang ada di depannya di atas meja makan.
Aku langsung mengambil roti dan membuka kulkas menuang susu, lalu duduk memulai sarapanku.Tak berapa lama Frans Anakku menyimpan Tabletnya dan menaruhnya di meja, lalu memandangku sekilas dan memulai percakapan.
"Nggak kerja Mih..!" Frans menanyakan dengan nada suara yang datar.
"Kerja, Mamih kesiangan jadi berangkat nanti agak siang." jawabku.
"Kesiangan....Kenapa Mamih kesiangan..?" Tanya Frans kembali.
'' Mamaih Capek sayang'' Jawabku.
"Capek kenapa Mih..?" Frans bertanya kembali.
"Capek ya capeklah Sayanggg..?" Jawabku.
''Yaaa engak Mih..., Capeknya pasti ada alasan, biar Frans perjelas, Mamih capek semalam di tempat praktek Mamih ngapain? Mamih pahamkan maksud Frans''? Suara Frans tiba-tiba berubah tegas dan dingin.
Deg.. jantungku seakan berhenti berdetak. Apa maksudnya, mungkinkah Frans tahu dan menyadari apa yang terjadi, namun Aku masih mencoba menjawab dengan santai dan ringan.
"Kan semalam Mamih kerja di tempat praktek Mamih, terus pulangnya Mamih sudah larut malam kerena malam tadi banyak paseinnya.'' Jawabku setenang dan seyakin mungkin.
"Oh kerja di tempat Praktek. Benar Mih hanya kerja..?" Tanya Frans Kembali.
"Lha iyalah.. Sayang." jawabku.
''Bukannya semalam Mamih bermain sex threesome dengan pasein Mamih yang terakhir itu, Dan dari yang Aku lihat nampaknya Mamih bertiga amat menikmatinya.." Dingin, tenang, sinis dan penuh hujaman sekali kata-kata Frans Anakku.
Duar..! Jantungku seperti ditembak pistol mendengarnya. Aku terdiam membisu.
''Mih, Aku punya video coba lihat deh'', Frans akhirnya pindah duduk ke sampingku sambil memperlihatkan video yang ada di hapenya.
DEG! Jantungku tiba-tiba terasa berdetak lebih cepat. Kepalaku serasa dihantam sebuah batu besar. Video yang diperlihatkan Frans adalah permainan Sexku dengan Arman dan Bu Niken Paseinku semalam.
''Engak nyangka ya Mamih bisa senakal ini'', ucap Frans Anakkulagi, suara Frans tenang tapi terasa menghujam sangat dalam di jantungku.
Panik, bingung, sedih, Takut, semua bercampur jadi satu. Aku tidak menyangka Frans mengetahui hubungan gelap dengan paseinku, bahkan ia merekam permainan Sex yang kami lakukan bertiga.Yang pasti saat ini mukaku memerah. Mataku agak berkaca-kaca.
''Fransss, Mamih mohon kamu hapus video itu ya, jangan kasih tahu Papihmu, pleeaaaseeee'', aku mencoba memohon pada Anakku Frans.
''Lho Mamih, kok Mamih malah ngajarin Aku buat berbohong sih? Kan aku cuma mau mengasih kebenaran, kecuali kalau Mamih….'', Frans tidak meneruskan kata-katanya.
''Kecuali apa? Kamu mau apa dari Mamih''? aku mulai panik.
''Kecuali kalau Mamih mau ikuti semua kemau Frans'', ucap Anakku Frans tenang.
''Yaaa sayang...., Katakan saja Maumu Pasti akan Mamih turuti, Kamu Mau mobil baru''?Tanyaku.
''Frans tidak mau Mobil baru, tapi Frans mau''?Frans tidak meneruskan kata-katanya lagi.
''Mau Apa Sayang''?Tanyaku tak sabar ingin mendengar jawabannya.
''Kalau Mamih mau tidur sama aku'', ucap Frans tenang.
''Enggak, jangan kurang ajar kamu!'', emosi ku meninggi, tak menyangka kalau Frans akan mengatakan itu.
''Ya udah kalau Mamih nggak mau, Aku juga nggak suka maksa orang, paling dalam waktu dekat Mamih bakal butuh pengacara buat ngurusin perceraian Mamih dengan Papih'', Frans berdiri dan siap untuk meninggalkanku di meja makan.
''Fransss, tunggu!'', Aku panik. Ku pegang tangan Frans untuk mengisyaratkan agar dia duduk kembali. Frans kembali duduk disampingku.
''Gimana Mih? Udah dipikirin baik-baik?'', tanya Frans.
''Mamih mau ngasih penawaran lain'', ucapku lembut, mencoba untuk bernegosiasi.
''Maksud Mamih gimana?” Tanya Frans..
''Mamih akan kasih kamu sebatas Orla sex, tidak lebih''.Jawabku.
Ya, Aku menawarkan Frans untuk oral seks. Walaupun Aku kecewa dengan sikap Anakku Frans. Aku sudah pikirkan baik-baik dan aku rasa memberinya oral seks cukup adil untuknya dan untukku.
''Hhmmm…bener nih Mih? Oke, kalau itu udah keputusan Mamih'' Frans berdiri dan menggenggam tanganku. Aku kaget tapi tak melawan.
''Kita mau kemana Frans Sayang?'', aku bertanya karena Frans tidak berbicara sedikitpun.
''Yuk Mih, masuk'', Frans mengajakku masuk ke kamrnya. Kali ini tangannya merangkul pundakku. Sekilas kita terlihat seperti sepasang kekasih. Aku dibawanya ke kamarnya di lantai dua.
Sesampainya di kamar, Frans langsung memeluk tubuhku dari belakang. Diciuminya telingaku. Sementara itu tangannya perlahan membelai payudaraku dari luar baju tidurku. Perlakuan Frans yang lembut mulai membuat birahiku naik. Mataku terpejam menikmati setiap detik remasan lembutnya dipayudaraku.
'' Liat dalemnya ya Mih,'' ucap Frans, aku diam saja.
Tanpa menunggu jawabanku tangan Frans mulai menurunkan Baju tidur yang ku pakai, Kini Baju tidurku sudah terlepas tertanggal di lantai, Kini tangannya beralih ke kaitan bra ku. Dilepasnya dan kemudian dilemparnya bra ku agak jauh.
''Waw, masih kenceng putih lagi'' kata-kata mesum Frans terdengar lebih seperti pujian di telingaku.
Aku mendesis ketika tangan kekar Frans mulai mengelusi payudaraku lagi. Tangan kirinya tak henti-henti memilin-milin putingku, sedangkan tangan kanannya terus meremas lembut payudara yang lain. Frans kemudian menggiringku ke ranjangnya dan mendudukanku di pinggir ranjang.
Setelah aku berbaring, Frans membungkuk mengarahkan mulutnya ke payudaraku. Dilumatnya payudaraku dengan lembut dan sesekali digigitnya.
Hal ini membuatku menggeliat-geliat dan mendesah pelan. Aku hanya pasrah menerima serangan-serangan Frans, bahkan tanpa sadar tanganku meremas-remas rambut Frans yang masih asyik menetek padaku, dan putingku mencuat tegak menantang seolah ingin dijilat lebih lama.
''Ssssshhhh....Ouugghss....''Aku mendesah.
Namun tiba-tiba Frans melepaskan mulutnya dari payudaraku. Dia berdiri dan melepas semua pakaiannya. Aku bergidik Mataku terbelak ketika melihat penisnya yang sudah mengacung tegak. Besar dan berurat. Sadar aku memperhatikan penisnya, Frans pun tersenyum kearahku.
Sungguh di luar dugaanku selama ini ternyata Anakku Frans memiliki Penis yang besar dan panjang, sama seperti punya miliknya Arman Suaminya Bu Niken.
''Gimana Mih? Lebih besar punyaku kan?'', Frans bertanya seolah ingin mempertegas rasa kagumku pada penisnya.
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum.Tangan Frans pun mengarah ke celana dalamku, ingin membuka. Tapi segera ku tahan tangan itu.
''Frans sayang, Mamih nggak mau sampai kebablasan, Mamih mohon biarin Mamih pakai celana dalam ya, Mamih nggak mau punya kamu sampai masuk ke vagina Mamih'', aku mencoba memohon agar Frans tidak melucuti celana dalamku.
Lagian kesepakatan diawal hanya oral seks, ku rasa aku tidak harus melepas celana dalam untuk melakukan oral seks itu.
''Dan kamu juga harus janji untuk tidak membuka celana dalam Mamih'' ucapku lagi.
''Iya, aku janji, aku paham, Mamih pasti takut kebawa nafsu lihat kontolku yang lebih gede dari punya Papih,'' Ucap mesum Frans tak kutanggapi. Frans berbaring disampingku dan dengan tiba-tiba mulutnya langsung melumat bibirku dengan ganas.
''Uuummm,,umhhh,,,,Hhhmmmmm'', aku menggeleng-gelengkan kepalaku berusaha menghindar agar lidahnya tidak masuk.
Namun lama kelamaan karena sulit bernafas mulutku pun membuka menerima lidah Frans yang mulai menyeruak ke rongga mulutku.
Ku biarkan lidahnya menari-nari dan sesekali beradu dengan lidahku.Sambil meremas lembut rambutku. Rangsangannya makin lama makin membuat birahiku naik.
Apalagi setelah itu ciumannya mulai berpindah ke dagu, leher, dan telingaku. Tidak ingin semakin larut dalam permainan Frans, akupun mendorong tubuh Frans, aku kemudian bangkit dan menggenggam penis Frans. Dengan lembut tanganku mulai mengocok penisnya.
''Waah, udah nggak sabar aja Mih?'', Frans mengejek ku lagi tapi tak ku hiraukan.
Aku hanya ingin siksaan birahi ini segera berakhir. Baru beberapa menit Frans pun melepas tanganku. Dia bangkit dan duduk di tepi ranjang. Dengan isyarat Frans menyuruhku turun dari ranjang dan bersimpuh tepat didepan kemaluannya. Kemudian dia menyodorkan penisnya ke mulutku. Tanpa penolakan akupun menjilati dan mulai mengulum penisnya.
''Enghhh, kann,,pakaaihnnmm, mulut lebih enaakkhghhh'', Frans mengeram menikmati kulumanku.
Tangannya tak tinggal diam, terus saja menggerayangi dan sesekali menarik-narik putingku sehingga birahiku mulai naik lagi. Cairan-cairan cintaku terus saja membasahi vaginaku. Cukup lama aku mengulum dan menjilati penis Anakku.
''Mih....Aku Mau keluarrrrr Ahkkk.....'' teriak Frans sambil menjambak rambutku,
Crrrooot......Crrooot.......Crroooot.....Ia memuntahkan lahar putih dan menyemprokan di dalam mulutku.Setelah ritual itu Aku pun memunguti baju tidurku ,Lau ku kenakan kembali.
''Frans, Mamih harap ini pertama dan terakhir kalinya kita melakukan ini, Mamih nggak mau lagi''Ucapku.
''Sekarang Mamih minta hapemu, Mamih mau hapus video itu'', Frans pun beranjak menuju meja belajarnya dan menyerahkan hapenya. Tanpa kesulitan akupun menghapus video itu. Ah, akhirnya selesai sudah masalah ini.
Akupun meninggalkan kamar itu menuju menuju kamarku, Lalu Aku langsung mandi, selesai Mandi Aku langsung berdandan Untuk berangkat kerja, dengan cepat Aku berdandan karena hari makin siang.
Setelah dandan selesai Aku keluar kamar ku lihat Frans berada di ruang tengah, Belum sempat aku bertanya tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku dan mengarahkannya ke penisnya.
''Kamu mau apa lagi sih!'', aku menarik tanganku, kaget dengan apa yang dilakukan Frans.
''Aku mau Mamih servis aku sebelum berangkat kerja'' ucap Frans santai.
''Mamih tidak mau, urusan kita sudah selesai''Ucapku sambil berusahan melepaskan tangannya, Lalu Aku berangkat pergi meninggalkan rumah.
Setelah menghabiskan Aktifitasku ditempat kerja seharian, Malamnya Aku pun pulang, sesampai di rumah kulihat mobil Suamiku sudah terparkir di depan rumah, Ternyata Suamiku sudah Pulang pikirku.
''Malam Pih...'' Ucapku.
''Malam juga Mih'' jawab Suamiku sambil mencium pipiku.
''Lhoo, tumben malam Ini Papih Pulang cepat''?Tanyaku.
''Iyaa Nih Mih...Papih ingin makan malam bersama Mamih'' Jawab Suamiku.
''Yaa Udah tunggu sebentar Mamih masak dulu nyiapin Makan Malam'' Kataku.
Tanpa mengganti Baju kerjaku, Aku hanya melepaskan Blaaser putihku, Aku langsung menuju dapur untuk memasak nyiapin makan malam Untuk Suamiku.
Beberapa Saat kemudian Aku selesai memasak, dan saat ini aku sedang menata makanan diatas meja. Setelah semuanya siap, aku segera beranjak menuju Ruang tengah, hendak mengajak Suamiku makan malam bersama.
Makanan telah tersaji di Meja makan. Kemudian Kami pun makan malam bersama dengan Suamiku , Kami duduk saling berhadapan Suamiku berada tepat di depanku.
Tak Lama berseling Frans pun pulang habis bermain, wajahnya tampak biasa saja di depanku,dan Suamiku, lalu Ia mengecup pipiku.
"Wahh Lagi pada Makan Malam Nih?" Ucap Frans Anakku.
''Iyaa Frans..., Ayo makan malam bersama-sama'' Jawab Suamiku.
Kemudian Frans Anakku duduk di sampingku, saling berhadapan dengan Suamiku yang Duduk bersebrangan.
Deg... "Jangan gugup, bersikaplah seperti biasanya agar suamiku tidak curiga." Oh Tuhan, jangan lagi aku mohon.
Kemudian Kami bertiga makan malam bersama, sambil makan malam Suamiku mengajakku berbincang-bicang seputar pekerjaan.
Tiba-tiba Kurasakan sentuhan di pahaku dengan perlahan, jemari itu dengan nakalnya membelai pahaklu, lalu di tariknya ke atas Rok hitam yang ku pakai, membuatku bergetar.
Stopp... Please... Stoop... Aahkk... please, Stooppp...Bathinku berkata.
Kurasakan jemari tengahnya Frans menekan selangkanganku, membuatku terpaksa menutup mulutku agar tidak mengeluarkan suara erangan yang bisa di dengar oleh Suamiku yang berada di depanku.
"Cukup, saya mohon!" Bathinku berkata lagi dalam hati, sambil menoleh ke samping kearah Frans yang sedang menyeringai mesum kepadaku. Aahk... dia keterlaluan.Pikirku.
Tangan kirinya menyusup kedalam Rok yang ku pakai, sementara tangan kanan memegang sedok makan sambil menikmati makan.
Frans Anakku, yang sedang berada di atas angin, hanya bisa tersenyum-senyum sambil beberapa kali melirik ke arahku yang ada di sampingnya. Dari pandangannya aku tahu sesuatu hal mesum yang ada di wajah Anakku.
"Jangan gila, di sini ada Papihmu." Aku berbisik sambil mendelik kesal.
"Lebih gila, lebih nikmat Mih." Bisik Frans Anaku kembali dengan enteng kepadaku.
Apa dia menganggap aku sedang bercanda? Apa dia tidak mengerti kalau saat ini aku sungguh sangat ketakutan.
Kurasakan perlahan jari tangannya sudah berada di balik cd yang membungkus Vaginaku, di gesernya kesamping cd yang membungkus Vaginaku itu , Lalu di mainkannya Vaginaku oleh jari-jarinya Frans Anakku.
"Jangan di lanjutkan!" Aku memohon.Bisiku sama Frans.
Kugigit bibirku menahan diriku agar tidak mendesah sehingga Suamiku tidak sampai curiga.Deg... Deg... Deg... Deg... Deg... Deg...
''Ooouughs..Ups'' desah yang kutahan.
''Mamih..., kenapa Mih ''? Tanya Suamiku.
''Eee...Eeengak Pih Mamih keselek'' Jawabku sambil mengambil Air Minum.
''Pih..Maaf perut Mamih mendadak mules, Mamih kebelakang dulu'' Ucapku, sambil menepiskan tangan Frans yang sedang memainkan vaginaku.
Dengan cepat ku turunkan Rok hitamku kembali, kemudian Aku pun bergegas menuju belakang untuk menghindar dari Frans Anakku.
Ketika Aku sampai di dapur Aku pun menarik nafas panjang, Saat ini Aku panik dan gerogi, belum juga panik dan gerogiku hilang dari dalam didiriku, tiba-tiba Aku di kagetkan oleh Suara Arman.
''Hhhhhmmm...Hhhmmmm''Frans berdehem pelan.
Perasaan tegang membuatku merasa gugup.sungguh aku sangat ketakutan sekali, Suamiku akan mengetahui apa yang Frans perbuat terhadapku.
''Mau kamu sebenarnya apa sih Frans?”, kali ini suaraku terdengar pelan. Air mata mulai mengalir dari mataku.
''Aku mau Mamih turutin semua perintah ku, apapun itu, tidak boleh ada penolakan'' Kata Frans
''Kamu jadi mau memperbudak Mamih?'' ucapku.
Aku bingung, aku tidak punya pilihan lain. Jika aku menolak keluargaku akan hancur. Tanpa pikir panjang lagi akupun mengangguk. Frans tersenyum mendengar jawabanku.
Dan tiba-tiba Frans melumat bibirku. Kali Aku tidak bisa menghindar lagi, bibir kami saling melumat dan lidah kami saling beradu.
Satu tangan Frans sibuk melepaskan kancing kemeja merahku satu persatu , sementara satu tangan lainnya menarik ke atas Rok hitamku, dan setelah Rok hitam terangkat ke atas, Lalu Ia mengelus-lelus vaginaku dari luar celana dalamku.
Vaginaku semakin basah. Cairan-cairan cintaku semakin banyak keluar sehingga celana dalam yang ku pakai ikut-ikutan basah. Tanpa terasa tubuh kami semakin mepet ke dinding.
Frans kemudian mengangkat sedikit tubuhku. Karena takut jatuh, tanganku pun ku kalungkan ke leher Frans. Posisi kami sekarang terlihat seperti Frans sedang menggendongku.
Aku terlena dengan ciuman nikmat dari frans. Dibawah, tanpa kusadari tangan Frans menggeser sedikit celana dalamku dan mengarahkan penisnya yang besar itu ke vaginaku.
Aku terkaget ketika merasakan benda hangat itu menyeruak masuk kedalam vaginaku. Aku bergidik dan berusaha melepaskan namun tangan Frans terlalu kuat menahan tubuhku. Dengan satu sentakan keras, seluruh penis itupun masuk ke dalam vaginaku.
''Frans... enghh... kenapah..hm..,m kamuuuhh melanggar janjimu….enghhhdhgh?'', aku melenguh panjang menahan nikmatnya disodok penis besar Anakku.
Tubuhku terasa semakin lemas digerogoti nafsu yang semakin meninggi. Tak sanggup menopang sendiri tubuhku, akhirnya kakikupun ku lingkarkan ke pinggangnya Frans.
Sekarang aku benar-benar disetubuhi Anakku Frans dengan posisi digendong olehnya. Sedikit rasa perih terasa di vaginaku yang belum terbiasa dengan penis besar Frans. Tapi lama-kelamaan rasa perih itu hilang berganti dengan nikmat yang luar biasa.
Genjotan Frans mulai terasa sedikit cepat. Makin lama penis itu makin lancar keluar masuk karena vaginaku makin licin oleh lendirku sendiri.
''Engghhh….Aakhhhh…..Eemhmmmm'', Aku meracau tak jelas menikmati genjotan Anakku.
''Kenapa aku menikmati ini? Aku kan sedang diperkosa tetapi kenapa tubuhku ikut menikmati? Tidak! Harusnya tidak begini, tapi..arghh, ini emang nikmat banget…aduh mas, maafin istrimu ini mas'', batinku terus bergejolak dan tanpa sadar ditengah persetubuhan ini mataku menitikkan air.
Frans yang melihatku menangis menyeka air mataku dengan satu tangannya, sedangkan tangannya yang lain asyik meremas pantatku.
Tangan Frans mengusap rambutku dengan lembut, entah kenapa usapannya membuatku nyaman, akupun menyandarkan kepalaku ke bahunya. Aku benar-benar takluk padanya. Sementara itu Frans semakin bersemangat menggenjotku.
Genjotannya makin kencang membuatku makin melayang. Hentakan-hentakan pinggulnya menimbulkan suara-suara yang menggema mengisi dapur ini. Tak hanya itu, mulutnya juga menjilati dan menggigit kecil putting susukku.
''Eenghhh.....Hhmehfnnhgh..Franssss, Mamih mau keluaaaaaar'' Desahku
''Tahan Mih, kita barengaan…'' Sahut Frans
Srtt.srt…. Tak bisa ku tahan lagi akhirnya aku mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuhku sampai melengkung menikmati sisa-sisa orgasme ku.
Dan tak lama setelah itu Frans mengerang keras. Dia berejakuliasi di dalam vaginaku. Frans pun rubuh sambil memeluk tubuhku. Lama kami saling diam dalam pelukan. Setelah tenagaku mulai pulih akupun mendorong Frans.
Dan bergeser agak jauh dari Frans. Aku mulai menangis lagi.Frans memelukku dan membelai rambutku,Dan mengusap Air mataku.Setelah berpakaian rapi kembali Aku pun menuju meja makan lagi dimana Suamiku sedang menunggu di meja makan.
Kemudian Kami pun melanjutkan makan malam bersama Suamiku dan di selingi dengan obrolan hangat kembali, Ku lihat dari wajah Suamiku yang biasa-biasa saja, berarti tadi Suamiku tidak mengetahui apa yang barusan Aku lakukan di dapur dengan Frans,Pikirku.
Setelah selesai makan malam Aku dan Suamiku langsung masuk kamar, waktu sudah menunjukan jam 10 malam Suamiku sudah tertidur pulas.Karena Ia besok jam 4 pagi harus bangun untuk pergi ke Jakarta.
Aku masih berada tepat di samping Suamiku yang sedang tertidur sambil mendengkur, Aku membolak balik badanku kekanan dan ke kiri, Tapi tetap saja mata ini belum juga tertidur, Sampai Akhirnya Aku pun menyandarkan tubuhku di tempat tidurku, Sambil Pikiranku melayang-layang menerawang ke angkasa.
Aku tak pernah mengatakan bahwa 25 tahun lebih pernïkahanku adalah buruk, sejak malam pertama semua berjalan ïndah dan bahagïa sampaï kemudïan beberapa tahun terakhïr ini kurasakan membosankan.
Kehïdupanku mulaï terasa sepï ketïka Anakku Frans sudah kuliah di Jakarta.Dan Suamï mulaï sibuk dengan karïernya dan mulaï jarang dï rumah. Sehingga Aku juga menyibukan diri dengan pekerjaanku sebagai Dokter kandungan.
Meskipun banyak memberikan kesejahteraan materi yang amat berlimpah.Tapi di dalam diriku ada kekosongan, kesepian, sehingga Aku bosan dengan semuanya itu, Sampai Akhirnya Aku menemukan untuk mengisi kekosongan dalam diriku itu.
Lama Aku melamun sampai Akhirnya aku pun terhanyut dalam lamunan itu, dan Akhirnya Aku pun tertidur jua. Ketika Aku terbangun di pagi hari Suamiku sudah tidak Ada di samping, ternyata Suamiku sudah berangkat pergi kejakarta tadi subuh.
Lantas Aku bangun dan menuju kamar mandi, setelah selesai mandi Aku berdandan untuk berangkat kerja, kemudian Aku keluar kamar.
Paginya aku merasa malu, bukan saja karena apa yang telah kulakukan, tapi juga karena telah berbuat permainan terlarang dengan Anakku.Dan yang terburuk,Aku sangat menyukainya.
Sekarang Aku bahkan malu menatapnya. Aku bereaksi seolah kejadian Kemarin dan semalam tak pernah terjadï. Kuketuk kamar anakku.
''Frans. Kamu sudah bangun Nak?'' Tanyaku.
''ïya Mih. Frans sudah bangun.'' Jawabnya.
''Baiklah, Mamih telat nih. Kamu mandï ya, Mamih mau buat sarapan dulu.'' kataku.
Aku hanya menggoreng telur dan menyiapkan nasï untuk sarapan. Aku ingin cepat pergï agar tak perlu melïhat Frans Anakku. Saat Aku berbalik, Frans telah ada di dapur. Aku terkejut.
''Oh, Frans, mengejutkan Mamih saja. Mana pakaïanmu?'' Tanyaku.
Frans hanya memakai handuk. Jelas tercetak dï selangkangan kontol indahnya yang telah agak mengeras. Kucoba mengalïhkan pandangan sebelum Frans Anakku menyadarï apa yang kutatap.
''Mih, Frans pingin bicara sebentar.'' Ucap Anakku.
Ia ingin Bicara? Apakah Frans ingin bilang mengenai perselingkuhanku dengan Paseinku atau Frans ingin bicara tentang hubungan terlarang Antara Aku dengannya.
''Mamih udah terlambat nih'' Ucapku.
''Mih... sebentar saja, Frans ingin melakukan seperti semalam'' Kata Anakku.
''Sayang, yang kita lakukan semalam adalah satu hal yang salah, Mamih tak bisa mengulanginya lagi'' Ucapku.
''Terus Apa yang Mamih lakukan dengan pasein Mamih Waktu itu adalah hal yang benar'' Sahut Frans.
Ucapan Frans Anakku itu membuatku tersudut , dan Aku tidak bisa menjawab apa-apa, Aku hanya terdiam sejenak.
''Maafkan Mamih sayang, Mamih tak nyaman melakukannya. Sekarang, Mamih kerja dulu.'' Ucapku menghindar dari Anakku.
Lalu Frans mundur, kukira akan pergi. Ternyata mengambil kursi dari meja dan mendudukanku di kursi tersebut.
.
''Duduk dulu sebentar Mih'' ucap Frans.
''Frans, Mamih telat nih'' Jawabku.
''Sebentar saja Mih'' Timpal Frans.
Aku mengeluh tapi duduk juga. Aku tak ingin ngobrol lagi dengan anakku. Tapi lalu kusadari bukan ngobrol yang anakku inginkan. Dia membuka handuknya dan kontolnya yang besar dan panjang , yang tidak kalah dengan Kontol Arman kini terpangpang di depa mataku.
''Frans, ngapain kamu?'' Tanyaku. Aku melotot, menatap matanya tapi memekku mulai berdenyut.
''Tolong isap Kontolnya Frans Mih'' Kata Anakku. Sambïl berkata,
Frans mengambil tanganku dan meletakannya di kontolnya. Ujung jariku menyentuh kontol indahnya sesaat sebelum kutarik tanganku.
''Tidak Frans. Mamih udah bilang. Mamih tak punya waktu.'' Bentakku.
Kucoba berdiri tapi Anakku Frans menekan bahuku. Kontolnya tepat didepan wajahku, hanya dua sentimeter dari bibirku. Kutatap wajahnya sambïl menunjukan kemarahanku.
''Frans lepaskan tanganmu Mamih'' Bentakku lagi.
''Baik berarti Mamih mengingkari perjanjian yang Mamih Buat, bahwa Mamih siap setiap saat mengoral Kontol Frans, Kalau begitu Akan Frans kasih tahu rahasia Mamih sama Papih'' Ancam Frans.
''Baik...Baiklah Frans...'' Ucapku panik dengan ancamannya.
Kuambïl nafas dalam – dalam dan ku gapai Kontolnya Frans yang ada di depanku, kemudian dengan perlahan kukocok Kontolnya itu.
Frans menunduk menatapku dan tersenyum. Aku memalingkan mukaku,Tapï tuhan, betapa Aku menyukai memegang kontolnya yang semakïn mengeras. Lalu kontolnya tepat mengarah ke bibirku.
Kumundurkan kepalaku agar tak terlalu dekat. Air liurku rasanya mengalir. Kuharap Frans lebih cepat keluar supaya Aku tidak tergoda.
Sekarang kontolnya benar – benar keras dan tanganku rasanya penuh saat mengocok batang itu. Tanganku yang lain memainkan bolanya atau testisnya.
Bolanya memenuhi tanganku, kulitnya yang kendor kuraba dan kuremas hingga Frans mengerang. Lalu tangannya meraba rambutku, membelai pipiku. Terasa lebih lembutku rasakan belainya itu.
''Mamih sangat seksi'' Ucap Frans dengan lembut.
Kuangkat wajahku dan kutatap Frans Anakku, sedang tanganku tetap bekerja.Nafas Anakku makïn berat. Aku Pun tersenyum.
Anakku Frans terus merayu sambil berkata bahwa Ia mengagumiku Rupanya Ia tertarïk padaku, secara seksual Anakku mengidap Oedipus complex, Tapi dengan rayuannya itu hidungku mekar ternyata Aku senang mendengar pujian dari Anakku.
''Gimana rasanya?'' Tanyaku.
''Enak Mih'' Jawab Frans.
Tangannya Frans turun dari Pipiku. Dia bahkan tanpa ragu memasukan tangannya ke dalam blusku.
''Tunggu sebentar Nak'' Kataku.
Aku menggeliat, lalu kurasakan jarinya di pentilku Payudaraku memilin-nilin dan meremas-remasnya, sehingga terdengar erangan kecil dari mulutku.
''Sssssshhhh.......Hhhhhmmmmmm...'' Erangku.
''Biarkan Frans memainkannya Mih, biar cepat Aku keluar.'' sahut Frans.
Kemudian Frans menepis tanganku dari Kontolnya, Lalu Kontolnya itu di arahkan kemulutku, Aku pun paham apa yang di inginkn Anakku, perlahan ku sambut Kontol itu dengan Mulutku.
Kontolnya ditekan – tekan ke seluruh Mulutku. Lalu di keluarkan lagi, dan Pipiku ditampar – tampar oleh kontolnya Yang panjang dan besar itu.
Kuraih batangnya, Aku mencoba menekan kontolnya agar tak sampi tenggorokanku. Lalu kumulai menjilati batangnya.
Anakku Frans sudah tak sabar. Dia pegang rambutku dan menekan kepalaku dalam – dalam hingga kontolnya menekan tenggorokanku lagi, membuatku muntah.
''Jangan menusukan dalam – dalam hingga tenggorokan Mamih. Kontolmu terlalu panjang. Nak'' Ucapku.
''Maaf Mih....'' Sahut Frans.
Tapi Frans meraih kembali kepalaku dan mendorongnya lagi hingga menyentuh tenggorokanku. Hanya setengah kontolnya yang masuk mulutku.
Lidahku tetap menyapu batangnya sementara tanganku memompa batangnya yang tak masuk.
Butuh lebih dari beberapa menit agar Anakku orgasme.
''Mih....Ahkkk....Aku Mauuu Sampai Nihhh'' Racau Anakku Frans.
Sampai akhirnya Anakku Frans orgasme, Aku tak bisa menahannya di tenggorokanku. Kutarik tapi kubiarkan kepala kontolnya tetap di mulutku.
Crrroooott........Crooooottttt............Crrroooottt.........
Tetap saja, Aku tak bisa menelan lebih cepat. Saat kucabut kontolnya agar Aku bisa bernafas, kusadari spermanya juga mendarat di wajahku.
Lantas kembali kumasukan kepala kontolnya agar setiap tetesnya bisa kunikmati. Kuteguk sebisanya. Erangan Anakku Frans makin melemah seiring hisapanku pada kontolnya yang mulai mengempis. Akhirnya kutarik mulutku. Plongkk...Kontol Frans keluar dari mulutku.
''Oh tuhan. Mamih telat Nih... '' Ucapku.
Kuambil handuk dan kubersihkan wajah ku dari sperma Anakku. Blusku basah terkena tetesannya, tapi tak ada waktu menggantinya. Kuharap cepat kering. Kulempar handuk ke tempat cucian dan berlari ke pintu depan. Anakku Frans masih berdiri di dapur, kontolnya bergelayut di antar pahanya.
Seperti Biasa setelah sampai di Rumah sakit Aku pun melayani Pasein yang datang ke rumah sakit, sampai Akhirnya satu persatu Pasein yang Aku periksa pun selesai, Hari sudah siang.
Kemudian Aku pun beristirahat di ruanganku, sesekali lamunanku membayangkan tentang persetubuhan terlarang kami dengan Frans Anakku.
Setelah Anakku Frans memperkosa ku, atau lebih tepatnya menikmati tubuhku, Aku mulai merasa ada yang beda dari diriku.
Aku seperti menginginkan persetubuhan itu terulang lagi. Darah mudaku seperti bergejolak kembali. Seperti Siang ini, entah kenapa Aku teringat persetubuhanku dengan Anakku.
Sorenya Aku pun pulang, ketika sampai rumah suasana rumah terlihat sepi, mungkin Frans Anakku pergi keluar pikirku.
Sesudah mandi Aku mengambil daster panjang yang biasa kupakai kalau tidak keluar rumah. Memang buatku daster adalah pakaian yang nyaman di dalam rumah tentunya dengan satu set pakaian dalam dengan warna senada.
Menjelang Malam Suamiku sudah pulang kembali dari Jakarta, setelah membuatkan minum untuk Suamiku , kemudian Aku bergegas menuju dapur Untuk mempersiapkan Makan Malam, sementara Suamiku masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sesampai di dapur Aku pun segera memasak makanan Untuk makan Malam, Beberapa Menit kemudian Aku di kagetkan oleh pelukan yang memeluk tubuhku dari belakang.Ternyata Frans Anakku memeluk tubuhku.
"Frans, jangan ! di kamar Ada Papihmu", aku mencoba melepas pelukannya.
"Aku kangen Mih, Mamih nggak kangen Aku?", Frans tersenyum, senyum mesum.
Entah kenapa sejak hari ini senyum Frans padaku tidak lagi senyum tulus seperti yang dulu diperlihatkannya tetapi lebih terlihat sepeerti senyum mesum. Senyum yang penuh nafsu.
"Mending kamu Mandi dulu, badanmu penuh keringat tuh'' ucapku lagi.
Mengusirnya secara halus. Meskipun tubuhku menginginkannya untuk Di setubuhi lagi oleh Anakku, tetapi Aku tidak ingin terlihat seperti wanita jalang , Aku pura-pura jual mahal.
"Mamih lupa perjanjian kita? Atau Aku harus Kasih tahu Papih tentang perselingkuhan Mamih dulu, biar Mamih paham?!", suaranya terdengar santai tapi tegas.
Aku mengalah, Aku tidak mungkin melawan Frans Anakku. Akhirnya Frans ku memelukku. Tangannya langsung bergerilya di dadaku. Dan sebelahnya lagi merambat ke vaginaku.
"Wow...udah pakai G-string, Mamih udah nafsu dari tadi ya?", Frans melecehkanku , dan seperti kemaren, aku tidak menjawab. Aku membiarkan dia meraba-raba tubuhku, Aku mencoba menikmati perlakuan lembutnya.
Frans terus meremas lembut dadaku, sementara itu lidahnya tak tinggal diam, terus menjilat leher dan sesekali cupang telingaku.
"Eeenghhh..Fransss ...udaaah.....nantiii ada Papihhh.... liathnfgfjj....Eehmgnhmkk..." Desahku.
Frans tidak berhenti, tetapi semakin semangat, remasannya yang lembut terkadang berubah jadi agak keras. Tangannya membimbing tanganku masuk kedalam celananya untuk menggenggam penisnya. Dan sesekali tanganku digoyang-goyangkannya seolah-olah menyuruhku untuk mengocok penisnya.
''Terus Sayang Cinta....Uhhkss'' Racau Frans.
"Frans, kamu jangan panggil Mamih Cinta dong, ingat Aku ini Mamihmu!", Aku menekankan kata.
Mamih agar Frans paham posisiku. Aku tidak ingin dipanggil Cinta karena bagiku hanya suamiku yang pantas memanggilku Cinta.
''Iyaa, aku tahu", Sahut Frans.
"Tapi sejujurnya Mih Aku mulai mencintai Mamih ", bisik Frans di telingaku. Bisikannya itu diikuti dengan jilatan pada Kupingku sehingga membuat darahku berdesir. Tangannya mulai kembali bergerilya di dadaku.
"Kamu jangan ngomong gitu ah,", sanggahku.
Kemudian Frans menyingkapkan ke atas daster panjangku. Di gesernya kesamping Cd G-stringkuFrans mulai menuntun penisnya menuju lubang vaginaku. Pelan tapi pasti penis itupun masuk ke dalam vaginaku.
"Aargggghhh Frans..!", aku agak terpekik.
Dengan Ritme yang cepat Frans langsung menggoyangkan pantatnya maju mundur. Tanganku ku bertumpu pada dinding dapur.
Tangannya tak pernah berhenti meraba, mengelus dan sesekali mencubit menampar-nampar Pantatku yang sedang menungging di sodok olehnya.
PLLAAAAK..........PLAAAAAAKKK..........PLAAAAAKKK.......Tamparan tangan Frans meninggalkan bekas merah di bongkahan pantatku.
Semakin lama goyangannya semakin cepat, vaginaku sudah banjir. Kami sudah sama-sama berkeringat. Nafas kami sudah saling memburu.
"Aaarrggh...Frans...enaakk..*** tahaann...Mamih..nghnhh..Mamih ga tahaan...." erangku
"Hhmm....sama Mih...Akuhhh jugaa udah ga tahaaan....Hhmm,..keluarin bareng-bareng..." Sahut Frans.
Sekitar dua puluh menit kemudian, ARGHHHHHHHHHH! Tanpa dapat dibendung lagi akhirnya pertahanan kami berdua jebol.
Semprotan-semprotan hangat dari penis Anakku Frans terasa sangat banyak dan nikmat. Anakku mendekap tubuhku.
Frans membelai rambutku sambil sesekali mencium pipi dan kepalaku. Entah kenapa kecupan-kecupan lembut Frans terasa seperti kecupan hangat penuh cinta.
"I love you, Hany", Frans membisikkan kata-kata itu dengan lembut. Aku hanya diam dan membelai rambut Anakku. Perlahan-lahan penis Frans mulai mengecil dan terlepas dari vaginaku.
Kemudian Aku pun menurunkan daster panjangku kembali, begitu dengan Frans langsung menaikan celananya dan bergegas pergi menuju kedalam rumah. Sementara Aku meneruskan kegiatan memasakku.