Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SYAHWAT

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
f8a143ad4ad6305a36a84b3d9f46cbb1--artis-middle-east.jpg

RENI PRAMESTI


Cinta dan Nafsu kadang membingungkan , kita menyebutnya Cinta tapi selalu saja rindu dengan belaiannya dan kecupannya.


Siang itu Fahmi sedang berada di Butikku, tak henti-hentinya ia curhat denganku tentang kisah cintanya terhadap Umminya yaitu Ustazah Airin tetanggaku sekaligus temanku.


Semuannya dia ceritakan padaku tentang kesukaannya terhadap Umminya, akan tetapi tidak ada tanggapan apapun dari Umminya , Jelasnya tidak berbalas Cinta dari Umminya.


Senang rasanya Aku bisa saling berbagi dan bercerita dengannya, apalagi Aku bisa menolongnya, Sampai Akhirnya Kami berdua akan melakukan sandiwara, Sebenarnya sandiwara ini sangat konyol bagiku.


Tapi... kalau aku tidak melakukan semua ini, maka Ustazah Airin tidak akan pernah perduli dengan Fahmi, dan mungkin Fahmi tidak akan pernah mendapatkan secuil perhatian darinya.


Sesungguhnya aku tidak mau melakukan sandiwara ini, yang mana sandiwara ini Aku pura-pura jadi kekasihnya Fahmi, dan Aku harus bercintaan dengannya, tapi demi menolong Fahmi Aku rela melakukan Sandiwara Ini.


Sebelum sandiwara ini berjalan Aku dan Fahmi menyusun rencana, yang mana besok setelah Umminya pulang dari pengajian , Aku dan Fahmi Akan bercinta layaknya seorang kekasih untuk memancing rasa cemburu Ustazah Airin Umminya.


Keesokan pagi harinya, Mentari pagi menerpaku dari jendela kamarku, sorotnya yang tajam membangunkanku dari mimpi indahku, ku lihat di sekelilingku dan ku lihat jam weker di samping tempat tidurku.


'' Ha.. Jam setengah 8, aduh,'' memukul jidatku. Ku berlari cepat menuju kamar mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi ke rumahnya Bu Ustazah untuk mulai menjalankan sandiwaraku bersama Fahmi.


Ku lempar handukku ke kasur begitu saja, aku segera bersiap-siap untuk pergi, kemudian kukenakan kerudung warna hitam, dengan baju gamis terusan panjang dengan warna yang senada. kuraih dompet putihku di atas meja rias.


Kulangkahkan kakiku keluar dari kamarmu, dan Ku lihat Ummi Niken di meja makan, rupanya ia telah selesai sarapan pagi.


'' Pagi Bu Reni..., Wah sudah berdandan Nih'' Sapa Ummi Niken.


''Iyaa Ummi..., saya mau berangkat ke butik saya'' Jawabku.


''Ohh iya Bu..., kebetualn saya juga pagi ini Mau berangkat ke salon saya, jadi tadi saya sarapan tidak menunggu Bu Reni dulu'' Ucap Ummi Niken.


''Ohh..., Engak apa-apa Kok Ummi'' Sahutku. sambil Aku menarik kursi di meja makan kemudian Aku duduk.


'' Bu Reni..., Seperti biasa saya mau pinjam kamar mandinya'' kata Ummi Niken.


''Aduh...Ummi ini engak usah sungkan pake aja kalii... Ummi'' jawabku.


Memang kamar mandi di rumah ada dua, tapi kamar mandi yang ada di dalam kamarku itu pakai bathub dan closetnya juga duduk, beda dengan kamar mandi yang berada dekat dapur, tidak ada bathubnya dan closetnya juga jongkok.


Jadi Ummi Niken sering mandi di kamar mandi yang berada di kamarku, kemudian Ummi Niken beranjak dari tempat Duduknya, dan ia pun melangkah ke kamarnya.


Lantas Aku pun mengambil piring untuk sarapan pagi, dan kulihat Ummi Niken keluar dari kamarnya sudah mengenakan jubah mandinya.


Setelah Aku selesai sarapan pagi, tiba-tiba kurasakan perutku terasa mules, Aduh tadi saking buru-burunya Aku tidak buang hajat dulu, jadi sekarang perutku terasa mules, Umpatku kesal.


Kemudian Aku beranjak dari tempat dudukku, berhubung Aku setiap buang Air besar kebiasaanku selalu duduk, jadi Aku pun melangkah ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku.


''Ummi sudah selesai belum yaa mandinya'' tanya dalam benakku.


Ketika Aku sudah berada di depan pintu kamar Mandi, Lalu Aku pun mengetuk pintu kamar mandi tersebut sambi memanggil-mangilnya.


''Tookk...Tookkk...Ummi..Ummmi'' ucapku.


''Yaa....Yaa.... Bu Reni, masuk saja pintunya tidak di kunci.'' Jawab Ummi Niken dari dalam kamar mandi.


Cleeeeek......Pintu kamar mandi ku buka, kulihat Ummi Niken sedang duduk di atas closet kamar mandi, rupanya Ummi Niken juga sedang buang hajatnya.


''Iyaa Bu Reni ada apa''? Tanya Ummi Niken.


''Aaaa...Anu Ummi Perut saya Mules. saya pengan Ee. '' jawabku sambil memegang perutku.


''Sebentar Yaa Bu Reni Saya belum selesai'' Ucap Ummi.


Dan Ku lihat Ummi Niken mengeden, dan terdengar suara, Hhhhhmmmmmm....., Brrrruuuttttttt.....Bruutttt.......Ku lihat kotorannya keluar dari anus Ummi Niken.


Bau yang khas pun tercium oleh hidungku saat Ummi Niken mengeluarkan kotorannya, Aku masih berdiri di depannya sambil menyaksikan Ummi Niken buang air besar, sementara kedua tanganku memegang perutku.


''Ummi Aduuuuuhhhhh....., udah mau keluar Nih'' Ucapku sambil meringis.


''Yaa sudah silakan Bu Reni, kalau sudah engak tahan .., kita gantian'' Kata Ummi Niken Sambil berdiri, Ia yang tak sempat cebok dulu, Bahkan Ummi Niken juga tak sempat menekan flash untuk menyiram kotorannya dari closet.


Dengan segera Aku menarik ke atas baju gamis warna hitamku, Lalu melorotkan celana dalam g-stringku sampai sebatas lutut, lalu duduk di closet untuk Ee.


Srrrrrr…air seni mengalir deras dari kemaluanku, Tuuuttt......Bbrrrruttttt.......Bbbruuuuttt......Prreeett..


Kotoran pun keluar dari lubang anusku, berhamburan masuk kedalam closet.


sampai mataku tertumbuk pada kotoran yang banyak sekali di dalam closet , Bau yang khas pun tercium kembali oleh hidungku.


Dan tak lama kemudian Brrrruuutttt......Ttttuuutt....Brrruuuutttt.....kotoran pun keluar kembali tak henti-hentinya.


''Aduhhhh...Bu Reniii...Eenya banyak banget'' Ucap Ummi Niken yang memperhatikanku.


''Iiii...Iyaaa Ummi Uhhs....Plong rasanya'' kataku.


Usai buang Air besar ku bersihkan anus dan kemaluanku, kemudian ku tarik ke atas kembali cdku dan ku turunkan gamisku. Lalu Aku keluar kamar mandi dan menuju Rumahnya Fahmi.


Tidak lama Aku sudah berada di rumahnya Fahmi, kami berdua pun mengobrol Untuk menjalankan aksi sandiwara di depan Ustazah Airin Umminya Fahmi.


Ketika Kami berdua mendengar suara pintu depan terbuka, dengan bergegas kami berdua langsung menuju kamarnya Fahmi, sengaja pintu kamar tidak di tutup dengan rapat.


Setiba di dalam kamar Fahmi langsung menurunkan boxernya. Nampaklah kontolnya yang panjang besar. Bahkan belum keras. Aku terbelalak dibuatnya.


Aku pegang kontolnya dan dikocok beberapa kali hingga membesar dihadapan mataku, sementara Fahmi ia sengaja mendesah-desah dengan kerasnya supaya desahannya di dengar oleh Umminya.



''Ahhk.....Enaaaak.....Bu......Reni....spongan Ibu......Ohhk...'' racau Fahmi.


Cukup lama Aku mengocok Kontolnya Fahmi, tapi belum ada reaksi apapun dari Ustazah yang ada di balik pintu itu. dan ternyata Ustazah malah pergi dari balik pintu kamar Fahmi.


Lantas Aku menghentikan kocokkan pada Kontolnya Fahmi, dan kami berdua pun saling memandang, karena Umminya Fahmi pergi begitu saja.


''Wah.....,Bu Reni sepertinya engak ada ngaruh deh...dengan apa yang kita lakukan ini, lihat saja Ummi pergi begitu saja'' Kata Fahmi dengan Putus asa.


''Jangan Putus asa dulu Fahmi, kita berusaha dulu'' jawabku.


''Engak putus asa gimananya. lihat sendirikan Ibu Reni, Ummiku pergi begitu saja dengan dinginnya'' Sahut Fahmi kembali.


''Yaa sudah sekarang kita lihat Ummimu, Kenapa ia sampai pergi begitu saja, nanti baru kita mengetahui jawabannya'' Ucapku.


Kemudian Fahmi pun menaikan celananya kembali, Lantas kami berdua keluar dari kamar, dan menuju kamarnya Ustazah Airin Umminya Fahmi dengan jalan mengendap-endap.


Sesampai di depan pintu kamarnya Ustazah Aku mendengar suara tangissan dari dalam kamar tersebut, Kami berdua saling berpandangan kembali, Lalu aku coba mengintip kedalam kamar.


Dan Kulihat Ustazah Airin sedang menangis sambil tertelungkup di atas tempat tidurnya, Aku pun jadi paham sekarang kenapa Ustazah Airin menangis.


Lalu ku suruh Fahmi Untuk bersembunyi di balik pintu, Dan Aku melangkah masuk kedalam kamarnya Ustazah Airin. Setelah di dalam kamar segera ku panggil Ustazah Airin.


''Ustazah.....Ustazah....Kenapa menangis ''? Tanyaku pura-pura.


''Iiii...Ibu Reni'' jawabnya sambil membalikan badannya.


Kemudian Aku pun duduk di ujung tempat tidurnya, Ustazah Airin sibuk mengusap Air matanya dengan kedua tangannya.


''Lhoo...kenapa Bu Reni Kekamar saya, Bukankah Bu Reni se...se..sedang'' Ucap Ustazah Airin terbata-bata.


''Oh...Iyaa Ustazah, tadi saya sedang di kamarnya Fahmi, terus saya pengen pipis mau kekamar mandi, Pas lewat depan kamar Ustazah saya dengar ada suara orang menangis, jadi saya memastika siapa orang yang menangis tersebut'' Jelasku.


''Eng...engak Bu Reni saya cuma pengen menangis aja'' Jawab Ustazah.


''Bu Ustazah menangis pasti ada sebabnya, kenapa Bu Ustzah''? tanyaku kembali.


''Engak Bu Reni , Engak ada apa-apa'' jawab Bu Ustazah.


''Bu Ustazah..., Kita ini Sahabat.., kalau Bu Ustazah ada masalah tolong Bu Ustazah cerita sama saya'' Desakku kembali.


Bu Ustazah Airin terdiam sejenak, Lalu ia menghelakan nafas panjangnya, kemudian Ia memandangku. kulihat matanya masih berkaca-kaca, dan Akhirnya Ustazah pun mulai bicara.


''Begini Bu Reni.., Sebelumnya saya mohon maaf, Jujur saja saya menangis karena cemburu melihat Ibu Reni sedang bermesraan dengan Anakku Fahmi, Saya Takut Ibi mengambil Fahmi dari saya'' Jelas Bu Ustazah.


Mendengar penjelasan dari Bu Ustazah, Aku tersenyum lebar, hatiku berkata Yes Aku berhasil memainkan sandiwara ini.


''Lhoo. Kenapa Bu Ustazah cemburu''?Tanyaku kembali.


''Baik Bu Reni.., Saya akan jujur sama Bu Reni. Saya menyukai dan mencintai Fahmi, layaknya Bu Reni mencintai Arman'' Ucap Ustazah.


''Terus.., Apa Fahmi mengetahui semuanya itu''? Tanyaku.


''Engak Bu Reni.., Saya engak mampu mengatakan semuanya itu'' jawab Ustazah.


''Baik .., Kalau Bu Ustazah engak sanggup mengatakan semuanya itu akan saya bantu'' ucapku.


Kemudian Aku pun memanggil Fahmi, Dan Fahmi pun muncul dari balik pintu kamar Ustzah, kemudian Fahmi melangkah masuk kedalam kamarnya Ustazah.


''Fahmiiii..... Maksudnya apa Ini''? Tanya Ustazah Airin Heran.


''Yaa, Apa yang tadi saya lakukan dengan Fahmi itu hanya sandiwara saja, tujuannya untuk mengetahui perasaan Ustazah sama Fahmi, dan sekarang terjawab sudah semuanya itu''. Kataku.


''Jaa..jaa..Jadi '' Kata Ustazah., belum juga selesai Ustazah bicara sudah di potong sama Fahmi.


''Iyaaa Ummi itu hanya sekedar sandiwara.'' sahut Fahmi.


Hening sesaat suasana di kamar saat ini, Ustazah terdiam dan menundukkan kepalanya, kulihat Ustazah meneteskan air matanya.Fahmi segera menghampiri Ustazah, di peluknya Ustazah Airin oleh Anaknya Fahmi.


"Ummi...., Ummi marah yah..?" Tanya Fahmi.


"Tidak sayang, Ummi tidak marah, justru Ummi bahagia, karena kamu perhatian sama Ummi.."jawab Ustazah.


Lalu Ustazah Airin juga memeluk Fahmi, lama mereka saling bepelukan, kemudian Ummi berkata kembali,


"Ummi senang dan sekaligus bingung, karena kamu mencintai dan menyayangi Ummi,Seharusnya kamu memilih gadis lain." Kata Ustazah.


"Ummi, bagi Fahmi, Ummilah yang terbaik,tidak ada penyesalan, bahkan Fahmi akan merasa bahagia ." Sahut Fahmi


Ku lihat Ustazah masih terdiam dan tetap memeluk Fahmi, ia sudah tidak menangis lagi, tangannya membelai lembut kepala Anaknya.


"Jujur saja, Ummi juga wanita yang punya kebutuhan seks, tapi Ummi takut menjalin hubungan denganmu, Sebenarnya kita tidak boleh melakukan hal ini, aku Ummimu dan kamu Anakku. Garis itu tidak boleh dilanggar. Tapi Ahh...Ummi juga mencintai kamu dan menyayangimu" Kata Ustazah.



"Toh yang melakukannya adalah kita, tak ada orang lain yang dirugikan, tak ada orang lain yang disakiti, semua resiko dan tanggungjawab adalah milik kita." Sambung Ustazah.


Kemudian mereka melepaskan pelukannya, dan lalu Ustzah Airin memelukku sambil berkata.



''Bu Reni makasih'' Katanya.


''Iyaa Ustzah sama-sama, Ini hanyalah bantuan kecil'' jawabku.


Akhirnya satu masalah sudah terselesaikan, kini mereka berdua sudah saling mengetahui perasaannya masing-masing, Karena hari sudah siang Aku pun pamit untuk menuju butikku, Dan stelah menuju Butikku Nanti Aku akan mampir ke salon Ummi Niken Untuk sekedar Creambath rambutku.









https://3.bp.********.com/-gG5ocUwyoTc/WXltWNL_sEI/AAAAAAAAACs/lysfyVK-XVEwXiaZglmHcubO-22kIYpTQCPcBGAYYCw/s320/marini.jpg
NIKEN NUR AZIZAH


Setelah Buang Air besar, Lalu ku teruskan Mandi, Dan setelah selesai mandi Aku langsung berdandan, beberapa menit kemudian Aku telah selesai berdandan.


Kemudian Aku keluar kamar, di meja makan ku lihat Arman sedang senyum-senyum sendiri sambil membaca pesan di hp nya.


"Kenapa sayang, kok senyum-senyum gitu?", aku menghampiri Arman.


"sarapan dulu Ummi ". bukannya menjawab Arman malah menyuruhku sarapan.


"Ummi nanya kok gak dijawab sih? Lagian, kamu kok masih di rumah, gak ada kekampus?",Tanyaku.


''Engak Ummi, Kalau sehabis Ujian Akhir Arman tinggal tunggu pengumuman kelulusan saja'' Jawab Arman.


''Kapan pengumuman kelulusannya''? tanyaku kembali.


''Minggu depan Ummi'' Jawab Arman.


''Yaa Sudah kalau begitu Anter kesalon Ummi yaa sayang'' Ajakku.


''Baik Istriku cantik'' jawab Arman. Sambil membelai perutku yang buncit dengan tangan kanannya.


''Yaa sudah Sayang sana mandi dulu, Aku tunggu'' ucapku sambil membereskan bekas sarapan Arman.


Kemudian Arman bangkit dari tempat duduknya, Lalu ia langsung memeluk tubuhku dari belakang sambil mengecup pipiku.


''Ummi cantik dan seksi pake gamis ini...'' bisiknya di telingaku.


''Hihihi... Aku udah ngira Abi Calon Suamiku bakal bilang gitu...'' Kataku.


''Mm... Ummi engak boleh cape-cape loh di salon...'' kata Arman menggoda sambil memegang dadaku dengan lembut. Aku mendesah pelan.


''Abi .. ntar Ummi telat loh. Ummi ada janji..'' Ucapku.


''Kan deket...'' bisik Arman sambil melepas kancing atas baju gamis yang ku pakai.


'' Aku pengen minum susu dulu...'' Sahut Arman.


''Hehehe... Ketagihan ya?'' tanyaku , Dan Arman mengangguk.


''Mm... iya ntar Ummi kasih. Ntar aja pas kamu nganter Ummi ke salon?'' tawarku.


Diremasnya lagi dadaku dengan lembut. Aku merasakan puting susuku mulai menegang di balik BH hitam yang ku pakai.


Sebentar kemudian Arman telah melepaskan kancing baju atasku, kini dadaku terbuka sehingga terlihat payudaraku yang terbungus Bh hitam.


''Hmmhh.. Boleh... juga...''desahku.


Di naikannya BHku hingga payudara yang super besar jatuh keluar berguncang. Araman bergerak ke arah depanku dan mulai mengulum puting payudaraku, menyedot dan meminum air susunya. Aku terduduk di atas kursi meja makan, memejamkan mata menikmati sedotan Arman.


''Ngghh... Abiii.. Kalo Aku telat... ditungguin Teman Ummi, Abi tanggung jawab ya...'' kataku sambil membelai rambutnya.


Lalu Arman pun melepaskan sedotan di payudaraku, kemudian ia pun bergegas menuju kamar mandi, Lalu mengantarkan Aku ke salon.


Sesampai di salon Aku telah di tunggu oleh temanku, setelah menemui temanku, kemudian temanku pamit pulang , dan Aku langsung sibuk memperhatikan kerja karyawanku, dan kadang sesekali Aku membantu.


Sementara Arman duduk menunggu di ruang tunggu sambil memperhatikanku. kulihat ia melihatku kearahku sambil melemparkan senyum, Baju gamisku serasa sangat sempit menahan dua tonjolan montok dadaku,ditambah dengan perutnya yang buncit.


Kemudian Aku menghampiri Arman, di lihatnya Bhku di antara kancing baju gamis panjang yang kupakai oleh Arman.


''Ummi pake BH biru muda ya,? bukannya tadi hitam…'' bisiknya perlahan. Aku memukul lengannya sambil tertawa.


''Yang tadi pagi hitam basah ,Kena Air susu gara – gara diremas Abi ! Abi sih! '' desisku sambil mencubit lengannya. Dan Arman tertawa.


Lalu Aku mengajaknya masuk ke ruanganku. Setelah menutup pintu, Aku tersenyum, berjalan ke arah mejaku dan duduk di kusi di balik meja kerjaku.


Kemudian Arman tersenyum manis sekali padaku. sambil berjalan perlahan ke arahku, mendekatkan wajahnya hingga berjarak sangat dekat dengan wajahku. Aku bisa merasakan nafasnya yang agak tegang.


'' Abiii tuh… Nafsunya gede banget deh…'' bisikku.


Aku membelai wajahnya dengan lembut. Kami berciuman, lembut tapi penuh nafsu. Lidah kami saling berbelit, berdecak memenuhi ruangan kerjaku.


Perlahan, jemarinya mulai merayap naik, meremas kedua Susuku yang montok dan menggosok dan memainkannya dengan nikmat. Desahan keluar dari mulutku yang mungil, menikmati remasan dan rangsangan pada payudaraku.


''Mmh… Abii…'' desahku. Tanganku yang mungil merogoh selangkangannya Arman, mengelus tonjolan keras di baliknya.


''Gede banget…'' Sahutku.


''Ummi itunya yang gede banget…'' bisiknya, sambil meremas payudaraku dari balik gamis dengan lembut, beberapa kali ia mengelus perutku yang buncit.


Aku menggelinjang tiap kali Arman menyentuh titik-titik tertentu yang merangsangku, Aku sekarang ini lebih mudah terangsang saatku hamil.


Lalu Aku bangkit dari kursi dan pindah ke meja kerjaku, dan kini Aku telah terduduk di atas meja, sedikit terengah. Tangan kiriku menopang perutku yang buncit.


Saat itu aku melihat bercak basah pada gamis baju muslimku, tepat pada bagian puting susunya. Dan di lihatnya juga bercak basah itu oleh Arman, Dan ia pun nyengir nakal.


''Ummi baru digituin masa udah keluar susunya?'' tanya Arman menggodaku.


''Aaa… Abi kan ngeremesnya heboh… Gimana ga keluar,'' jawabku sedikit malu.


Arman tersenyum, membuka kancing baju gamisku perlahan. Benar saja, BH biru muda yang Aku kenakannya telah basah oleh Air susu.


''Hmmmhhh… Ummi … Kamu seksi banget, sayang…'' kata Arman.


Dibenamkan wajahnya Arman pada belahan dadaku yang besar itu. Arman merogoh ke belakang punggungku, ia membuka kancing dan melepas BHku.


Arman mundur dan terdiam sebentar. ia memandangi payudaraku sejenak, payudaraku yang besar putih mulus tanpa cacat sedikit pun, montok dan sungguh bulat menantang.


Lalu Arman pun membenamkan wajahnya kembali dalam keempukan payudaraku yang besar dan montok itu.


''Aah… Abi… Jangan buru-buru donk…'' desahku perlahan.


Dimainkan kedua puting payudaraku perlahan-lahan dengan telunjunya, membuatku semakin kegilaan.


Air susu sesekali menyemprot dan mengalir dari putingku. Diremas dadaku kencang-kencang oleh Arman sekali lagi hingga susuku benar-benar menyemprot keluar. Aku menggelinjang dan mendesah.


''Ohhkk...............Ssssshhhh....'' Desahku.


''Ummi makhluk seksi '' bisiknya Arman.


Aku tersenyum dan membelai rambutnya, mengecup keningnya. Di sedot putingku bergantian, ia meminum susuku dengan nikmat, sementara tangannya Arman membelai perut hamiku yang mulus.


''Mmhh.. Nnhh.. Abiii… Jangan nafsu-nafsu minumnya… Ooh…'' desahku.


Lidahnya Arman memainkan kedua putingku, memelintirnya dan menyedot setiap tetes yang keluar dari dalam. Dan Rupanya Aku tidak tahan dibegitukan.


'' Abiiii… Abiiii… Mmnnnhhh!!!!! Mmmhh!!!'' Erangku.


Sejumlah besar Air susu menyemprot ke dalam mulutnya Arman. Dan Aku telah mencapai klimaks yang pertama. Tangannya Arman bergerak pelahan mengelus perutku dan merogoh ke selangkangannya… Dan celana dalamku telah basah kuyup.


''Ohh… Abiiiii…'' desahku terbata. Arman mengecup bibirku.


''Lanjut ya, sayang?'' kata Arman. Aku mengangguk, tersenyum.


Ciumannya bergerak dari bibir ke rahang dan ke kedua Payudaraku yang super besar, hingga ke atas perutku yang buncit. Dibelai lembut perutku, Ia mengecupnya sekali lagi dengan sayang.


''Mmh… Perut Ummi gede tapi bagus banget, …'' katanya. Aku tertawa.


'' Abi demen banget ya sama perutku? Padahal buncit gitu,'' kataku imut.


''Seksi tau…'' jawabnya .


''Sini, Abii… Gantian'' Aku turun dari meja dan perlahan berlutut di depan Arman.


Aku membuka kancing dan retsleting celana jeansnya, dan membiarkannya jatuh ke lantai. Penisnya yang tegang langsung menyembul keluar dari balik celana dalamnya, mengacung tepat ke wajahku. Tanpa aba-aba, Aku langsung menyedotnya dengan bersemangat.


'' Oohh Ummiii … Astagah.. Pelan-pelann…'' Ucap Arman.


''Mm… kecupab Abii tadi juga… Mmmhh.. Ga belan-belan… Mmmm ...'' jawabku dengan mulut penuh. Kepalanku bergerak maju-mundur mengulum penisnya Arman. Lidahku bergerak liar menjelajah bagian bawah penisnya.


''Mmmnnhh… Aahh.. Ummii … Mmiii …'' desahnya Arman.


Aku melepaskan penisnya dari mulutku, membiarkannya jatuh di atas dadaku yang luar biasa montok dan bulat. Aku mengangkat Payudaraku dengan kedua belah tanganku dan mulai menjepit penisnya di antara kedua Payudaraku.


''Oohh.. Nnghh… Ummi … enak…'' erang Arman keenakan.


Aku pun nyengir sambil terus menggerakkan payudaraku naik-turun, meremas dan memijat penisnya dalam keempukan Payudaraku.


''Kalo diginiin gimana, Abii ? godaku.


Tangan kiriku menekankan perutku yang buncit ke atas, sementara tangan kananku memegang payudaraku dan menjepitkannya lebih erat membungkus penisnya Arman.


Dan Tanpa sadar Arman menggerakkan pinggulnya maju-mundur, menggosokkan penisnya semakin cepat.


''Aku tak tahan.....Nggghhh!! Ummi … Ummiiiii!!!'' Teriaknya.


Crott… Crrroootttt…. Cccroottt… Spermanya seolah tak mau berhenti meledak, melumuri wajahku dengan cairan kental putih, mengalir turun membasahi payudara dan perutkujuga. Arman merosot bersandar pada meja di belakangnya.


''Mmm… Abii selalu ga tahan kalo digituin,'' kataku seraya menjilat sisa sperma di sekitar mulutku.


Aku kembali duduk di atas meja, dan dengan ekspresi polos Aku mengusap dan meratakan cairan kental yang melumuri perut dan Payudaraku yang montok itu.


Seolah spermanya sejenis krim; pemandanganku ini membuat penisnya Arman tak menjadi lemas sedikit pun.


Arman berdiri perlahan, melumat bibirku dengan nafsu, mendorongku hingga terlentang di atas meja. Aku tersenyum.


'' Ayo, Abi… Langsung aja…'' pintaku dengan lembut.


Dan Di buka kancing Baju gamis panjangku dan menanggalkannya, membukanya dan membiarkannya merosot ke lantai batu. Sementara Aku masih mengenakan jilbab, kepalaku masih di biarkan tertutup dengan Jilbabku.


Perlahan, Ia menarik celana dalamku yang basah kuyup dan melepasnya. Aku mengangkat kedua pahaku yang montok dan mengangkang lebar-lebar di depannya Arman.


Dan Arman meletakkan penisnya di bibir vaginaku yang tembem dan mulus halus. Perlahan, Dimasukkan kepala penisnya yang merah padam ke dalamnya. Aku menggrunjal sedikit.


''Mmhh… Abiii…''Desahku, menggeliat merasakan batang penis perlahan-lahan memasuki vaginaku hangat hingga mentok.


Tanpa menunggu lagi, Ia segera menghujam-hujamkan penisnya ke dalam tubuhku. Aku menggeliat, mendesah, mengerang keenakan setiap kali penisnya bergerak masuk, semakin lama semakin cepat.


''Ohh… Nnhhh… Ummi.. Ummi… Ummi…'' kata Arman berulang-ulang.


'' Ahh.. Aaahh… Ahhh Abii.. Nnggghh!!'' Aku mengerang, satu tangannya mencengkeram pundakku, yang lain mengelus perutku yang buncit.


Diremas Payudaraku kuat-kuat hingga air susuku menyemprot, Dimainkan puting kiriku yang sensitif dengan jemarinya, membuat Aku memejamkan mata dan menggigit bibir bawah menahan rangsangan.


''Oohh.. Abii..., Ummi ga bosen bosen digituin.. Ahhh…'' desahku.


Keringat membanjiri tubuh kami. Gerakan pinggulnya semakin cepat menghujam vaginaku. Nafas kami memburu. Penisnya berdenyut-denyut, menghantam-hantam mulut rahimku yang sedang mengandung anaknya.


''Aaahh.. NNhhh!! Ooh Abiiii.. Biiii… Mmmnhh!! Aaahh…'' Aku menggeletar, badanku semakin menegang.


Aku mengapitkan kedua kakiku ke pinggangnya Arman. Vaginaku mengencang, menjepit penisnya lebih kuat lagi. Aku sudah tak tahan.


'' Ummi … Ummi tunggu bentar Abi juga.. Nnggghh juga udah mau keluarr…'' Teriak Arman.


''Ga ku.. kuattt… Abbiiiii…… Aaaahhh…!!!'' Erangku.


Aku orgasme dan squirting berkali-kali kencang sekali, hingga Arman harus mencabut penisnya dari vaginaku.


Tanpa menunggu lama, Arman segera memasukkan lagi penisnya ke dalam vaginaku, dan kembali menggenjot Vaginaku dengan nafsu.


''Aahh.. Hhh Abii.. Abii….nafs.. nafssuu banget de…hhhH!.. Aaahh pelan-pelan Biii..'' desahku tak karuan.


Tanganku mencengkeram tepi meja, susuku menyemprot dari putingnya, Payudaraku yang super besar dan perutku yang buncit berguncang-guncang seirama tusukan penisnya Arman.


'' Mnnhh.. Ummi .. Ummi keluarin jurus kamu donk… Nngghh…'' pinta Arman.


Aku mengangguk, wajahku menegang, berkonsentrasi, dan sebentar kemudian serangan itu kukeluarkan! Penisnya kuserang bergelombang-gelombang pijatan bertubi-tubi.


''Oohh… Ummi.. Ummi!!! Hhhhmmmmmmmmmmm!!!'' Teriak Arman.


Arman meledakkan spermanya berkali-kali ke dalam rahimku. Nikmatnya tak dapat Ialukiskan dengan kata-kata.


Arman memejamkan mata, menahan nafas, membiarkan spermanya terus keluar hingga bulir terakhirnya di dalam tubuhku.


Dicabut penisnya, dan segera terlihat cairan putih kental yang mengalir perlahan dari dalam vaginaku, melumuri anus dan menetes ke meja.


Arman merosot, tersengal mengatur nafas, duduk bersandar pada meja di belakangnya. Penisnya seperti biasanya belum menunjukkan tanda-tanda melemas setelah dua kali keluar. Tubuhnya tak pernah puas menikmatiku.


Saat itu Aku turun dari meja,dan berjongkok persis di depannya Arman. Vaginaku yang basah kuyup, masih meneteskan sperma, berada beberapa senti di atas kepala penisnya Arman.


'' Lagi, Abii… Aku belom puas… Tanggung jawab…'' perintahku sambil mendekatkan wajahku padanya.


Arman pun tersenyum, melumat bibir mungilku dengan lembut. Tangannya merogoh ke pantatku yang montok, membimbingnya turun.


Vaginanku membungkus penisnya erat saat Aku menurunkan pinggulku perlahan. Hangat dan lembut sekali rasanya.


Aku mulai bergerak naik-turun perlahan; perutku yang buncit dan mulus menggesek perutnya Arman setiap kalinya.


''Nnhh.. Mmhh… Abbiiii.. Enak banget.. Mmhh…'' desahku


Aku menikmati sekali posisi ini. Aku memejamkan mata, menggigit bibirku, Dan Tangan Arman bergerak, meremas-remas pantatku yang montok dan padat sambil membantunya bergerak naik-turun.


Payudaraku yang besar menekan dadanya, membuat Air susu mengalir keluar dan membasahinya. dicium, dijila payudaraku dengan nafsu.


'' Aaahh.. Abbiii… Kenapa posisi ini enak.. Bangett sihh… Nnhhhh'' desahku.


Arman mempercepat genjotannya ke dalam vaginaku. Aku mengerang, menekankan pundaknya.


'' Abiiiiiii… Nnnnnhhh…Uhhhkss'' Desahku.


''Mau keluar, Yang??'' Tanya Arman.


Aku mengangguk liar, memeluk Arman semakin erat. Aku dapat merasakan vaginanya menyempit, menjepit penisnya Arman kencang-kencang.


''Mmmmmmmmnn… Nnnnn… Aaahhkkkk.....Ssssssshhhhhh''' Desahku.


Dengan lenguhan panjang Aku orgasme untuk ketiga kalinya siang ini. Aku dapat merasakan cairan vaginaku yang dingin meledak keluar, menyiram penisnya Arman. Susuku pun menyemprot banyak membasahi dadanya Arman.


Lalu Arman mencabut penisnya dari vaginaku, dan mengarahkannya ke dalam anusku. Aku menjerit kecil ketika penisnya menerobos anusku.


Dan Arman mulai menghujam dengan kuat ke dalamnya. Tubuh Arman merosot hingga tiduran di lantai, sementara Aku terduduk di atasnya, bergerak sesuai irama genjotannya .


''Aaahh… Ahh Abiii.. Nnhhh… Ahhkkkk… Mmhh..'' desahku, sambil mengelus perutku.



Tangan kiriku meremas dan memainkan Payudaraku sendiri, menyemprot-nyemprotkan Air susu keluar. dicengkeram pantatku oleh Arman. Anusku sangat ketat menjepit penisnya, membuat Arman tak bertahan lama.


''Ummiiii.. Ohh.. Hhh.. Hhh… Ummi , Abiii mau keluarr…'' Teriak Arman.


'' Abiiii Nnhh Nnhhh… Akuu jugga… MMmmhhhHH…'' sahutku.


''Nngghh.. Ummiiii.......!!!'' Arman mengerang


Tapi ternyata Aku telah mencapai puncaknya terlebih dahulu. Aku menjerit kencang dan squirting , anusnya menyempit lagi. Sedetik kemudian Arman orgasme, meledakkan spermanya banyak-banyak ke dalam anusku.


Aku roboh, Aku terengah, tersengal. Tubuh kami bersimbah keringat. Penisnya Arman yang telah lemas dicabut dari anusku, membuat spermanya meleleh keluar dari dalam.


Aku berguling turun dan duduk bersandar ke meja di sebelahku, mataku terpejam; dadaku bergerak naik-turun, berusaha mengatur nafas.


'' Hh.. Thanks Abbiiii …'' bisikku setelah beberapa lama.


''Sama-sama…'' katanya.


Kami terdiam. Aku mendudukkan diri, melirik jam tanganku, jam 14.15… Harusnya waktu istirahat makan siang sudah selesai.


Aku menoleh ke Arman, perlahan Arman meraba payudaraku yang besar. didekatkan mulutnya ke putingku dan mulai menyedot susu yang manis dari dalamnya. Aku nyengir dan mendengus tertawa.


'' Abbi… Belum capek apa? Ntar aku jadi terangsang lagi loh…'' kataku dengan lembut sambil membelai rambutnya.


''Mmm… Cuma mau minum koq, Yang…'' bisiknya. Aku pun tersenyum. Tangannya Arman mengelus perutku.


Saat itu tiba-tiba aku mendengar suara pintu diketuk. Aku menatap Arman, keterkejutan yang sama kulihat di mata Arman. Tak akan sempat kami memakai pakaian kami.


''siapa??!!'' teriakku dari dalam.


''Ini aku, Reni '' jawab orang yang di pintu.


''Bentar ya Bu Reni… tunggu bentar'' Ucapku dari dalam.


Lima menit kemudian setelah kami selesai berpakaian, Aku beranjak membuka pintu untuk Bu Reni. Bu Reni masuk melirik aku dan Arman. Ia tersenyum padaku lalu berbisik.


'' Inget perut loh Ummi'' Bisik Bu Reni.


'' Kamu juga. Jangan maksa Ummi layani mulu '' kata Bu Reni becanda pada Arman.


Lalu Kami Aku dan bu Reni Duduk di sofa yang ada di ruanganku, kulihat Arman menuangkan air putih dari galon yang berada di pojok, Lalu Arman membawa tiga gelas air putih dan di letakan di atas meja.


''Sini Sayang, Mendekat sama Aku'' Ucap Bu Reni terhadap Arman. Lalu Arman Arman menghempaskan pantatnya di sisi Bu Reni.


Tidak lama kemudian tangan Bu Reni mulai meremas-remas Penis Arman dari balik celana jeans yang di pakainya.


''Sayang......Aku lagi kepengen nih'' ucap Bu Reni merengek terhadap Arman.


Arman hanya terdiam tak ada respon, Aku tahu Arman sudah sangat lemas karena kami tadi bertempur sampai beberada ronde.


''Ummi tidak keberatankan Aku main sekarang sama Arman''? Tanya Bu Reni.


''Ohh tentu tidak Bu'' jawabku.


''Yaang.. celananya dilepas saja ya.. Ibu mau..'' tanpa menunggu persetujuan Arman celana jeans dan dalamnya sudah ditarik lepas.


Dan kini bibir mulutnya mengarah ke selangkangan Arman, Untuk mengulum batang kemaluannya yang masih lemas belum tegang. belum sempat mengulum batang penis Arman Bu Reni Berkata kembali.


''Sayang...Penismu kok bau Ee '' ?tanya Bu Reni.


''Ohh Maaf Bu Reni, tadi kami main lewat belakang dan Arman juga belum mencuci Penisnya, Ar...sana Cuci dulu penismu'' Sahutku.


''Sudah engak apa-apa kok'' jawab Bu Reni.


Kemudian Bu Reni pun mengulum, menjilat, mengocok penisnya Arman, tapi setelah cukup lama ia menjilat penisnya Arman, rupanya penisnya Arman pun belum juga bangun.


''Ar...kenapa sih... penisnya belum juga bangun''? tanya bu reni.


''Iyaaa Nih....engah tahu '' jawab Arman.


''Memang barusan kamu main sampai berapa ronde''? tanya kembali Bu Reni.


''Empat Ronde Bu'' jawab Arman.


''Pantesan Penismu engak bangun bangun, yaa udah naikan lagi celanamu percuma'' sahut Bu Reni kesal. Bersambung.
 
Widih. .. Ada fahmi ... Padahal Tadi Reni langsung trisam aja yaa daripada pulang dapet kentaaaaaaang ... Hahaha
 
Terakhir diubah:
Arman luar biasa

Om dony jga luar biasa...

Ditunggu apdetannya om
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd