PoV Al
Aku terbangun ketika kudengar suara fitri berbisik pelan di telingaku,mungkin aku masih bermimpi atau salah dengar tapi aku merasa fitri memanggilku cinta.
Ketika kubuka mata aku melihatnya di hadapanku,kucium lembut tangannya lalu aku beranjak dari tempat tidur dan keluar menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan ganti baju aku menuju ke meja makan,ada yang berbeda kali ini suasananya lebih ceria dengan adanya fitri disini,kulihat papa dan adikku yang biasanya lebih banyak diam kini terdengar tertawa mendengar cerita fitri,sepertinya keluargaku pun menerima fitri dengan baik.
"le ayo kesini cepet makan,kita semua nungguin kamu dari tadi,tuh liat ryan udah gak sabar pengen makan,hari ini special lho yang masak fitri,kamu memang pinter ya bawain mama mantu udah cantik pinter masak lagi"mama memanggilku dan kulihat wajah fitri memerah mendengar perkataan mama tadi,segera kuambil kursi dan duduk di sebelah papa.
Acara makan siang ini memang terasa sangat berbeda,apalagi masakan fitri ternyata tidak kalah lezatnya dengan masakan mama,sampai2 aku dan ryan menghabiskan nasi yang ada di meja makan,berkali2 mama memperingatkan aku dan ryan agar makan dengan santai dan tidak terburu2 melihat kami makan dengan lahap begitu.setelah selesai makan mama bertanya kepadaku " le mama mau tanya,jadi sebenarnya hubungan kamu tuh gimana sama fitri,tadi mama tanya sama fitri ternyata fitri bilang kalau kalian tidak pacaran,mama jadi agak bingung le,jadi sebenarnya gimana toh,kamu harus tegas lho bagaimanapun mama sudah merasa cocok dan sayang sama fitri jadi mama nggak mau kamu mengecewakan mama dan fitri,sekarang mama pengen dengar penjelasan kamu le"
Mendengar pertanyaan mama aku sebenarnya tidak terkejut sedikitpun,karena bagaimanapun tujuanku membawa fitri menemui mama dan papa adalah untuk meminta restu mereka
"iya ma,memang benar al sama fitri nggak pacaran,tapi al sayang dan cinta sama fitri dan tujuan al pulang ke malang kali ini memang untuk minta restu mama dan papa,memang untuk saat ini al belum bisa langsung menikah karena bagaimana pun al masih harus menjalani ikatan dinas,tapi setidaknya al mau tunangan dulu sama fitri,itu juga kalau fitrinya mau menjadi tunangan seorang prajurit dengan semua kewajiban dan tanggung jawabnya" jawabku dan memandang fitri meminta jawabannya,kulihat fitri sedikit terkejut dan hanya bisa menundukkan wajahnya.
"alhamdulilah kalau gitu le,akhirnya semua jelas kan,sekarang tinggal mama pengen dengar jawaban dari fitri,jadi nduk gimana apa kamu menerima al dan mau untuk bertunangan dengan al?" tanya mamaku kepada fitri.
Masih dengan menunduk fitri menjawab lirih " iya ma fitri mau"
Perlahan fitri mengangkat wajahnya dan memandangku seraya bibirnya terlihat mengucapkan terima kasih tanpa bersuara.
Mama terlihat sangat bahagia saat mendengar jawaban fitri,beliau langsung memeluk fitri dan kemudian terdengar isak tangis haru dari kedua wanita yang sangat kusayangi itu.
Sore ini aku berencana mengajak fitri jalan2 menikmati udara malang yang sejuk,sengaja aku pinjam motor ryan karena aku ingin jalan2 mengendarai motor biar romantis gitu secara malang lumayan dingin jadinya kalau naik motor kan fitri bisa memelukku.
Setelah cukup lama berputar2 di kota Malang fitri mengajakku untuk ngopi karena ada yang fitri mau bicarakan denganku,aku pun menuju cafe langganan ku di sekitaran stasiun kota baru.
Walaupun weekend tapi suasana cafe ini terlihat masih sepi,mungkin karena belum terlalu malam.
aku mengajak fitri ke lantai atas karena suasana disana lebih enak untuk ngobrol,setelah memesan minuman dan snack akupun menyalakan sebatang rokok sambil menunggu datangnya pesanan.
Kulihat fitri sangat gelisah,berkali kali dia melihatku lalu mengalihkan pandangannya,karena merasa penasaran aku pun bertanya padanya " ada apa cinta?kenapa kamu terlihat gelisah begitu?memangnya kamu mau ngomong apa sih?"
Fitri menatapku lalu mulai berbicara " karena memang apa yang akan aku bicarakan sekarang akan berpengaruh besar dengan hubungan kita sekarang al"
Aku merasa bahwa mungkin inilah waktunya fitri akan bercerita tentang masa lalunya,kugenggam tangan nya dan fitri menatapku kulihat ada rasa takut di matanya akupun berkata " bagiku tidak ada yang akan mempengaruhi keputusanku untuk menjadikan mu istriku,kecuali Allah berkehendak lain atau maut memisahkan kita aku akan tetap pada niatku,jadi katakanlah cinta"
Fitri menghela nafas panjang dan mulai berbicara "maafkan aku sebelumnya al karena aku baru ngomong sekarang,sungguh aku tidak ada niat untuk menyembunyikan ini darimu,aku hanya menunggu saat yang tepat,dan setelah yang terjadi tadi aku merasa tidak sanggup lagi menahannya,karena bagaimanapun aku mencintaimu,dan aku juga mulai menyayangi keluarga mu al,apapun yang akan terjadi aku siap dengan semua konsekwensinya al,ini semua tentang masa lalu ku" setelah berbicara lalu fitri menunduk dan sempat kulihat dia meneteskan air mata,aku tahu ini sangat berat buatnya dan aku pun tidak sanggup melihatnya menangis,aku bangkit dan memeluknya,dia bersandar di bahuku dan masih menangis tanpa bersuara,kurasakan bahuku mulai basah lalu kukatakan sambil membelai rambutnya "sudahlah cinta tidak perlu kamu katakan karena aku sudah tahu semuanya" kurasakan tubuh fitri menegang mendengarku,akupun kembali berkata padanya "bagiku semua itu sudah tidak penting lagi sekarang,seburuk apapun masa lalumu,sekarang kita bersama dan kita tidak hidup di masa lalu,kamu masa kini dan masa depanku,bersama kita pasti bisa melewati semua rintangan,dan aku ingin tidak ada pembicaraan seperti ini lagi,karena aku tidak mau tahu sedikitpun tentang itu semua,mari kita mulai lagi kisah baru kita berdua tanpa ada bayangan apapun dari masa lalu kita masing2,jadi sudah ya berhenti menangis ntar dikiranya aku ngapa2in kamu lagi "kataku sambil menjauhkan wajahnya dari bahuku dan menatap matanya,kini wajahnya terlihat sedikit bersinar seakan semua beban seketika lenyap dari tubuhnya,akupun menghapus air mata nya dan lalu mengambil cincin yang telah kupersiapkan untuknya,aku mengambil tangannya lalu memasang cincin di jari manisnya dan berkata "sekarang tidak ada lagi yang membuatmu meragukanku kan cinta",fitri hanya terpana menatapku dan dia hanya bisa mengatakan terima kasih tanpa suara lalu memelukku sangat erat.
Akhirnya semua berjalan dengan sempurna dan seperti yang aku inginkan,akupun mengucap syukur dalam hati atas semua kemudahan ini.