Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terpaksa Menolong Teman

Status
Please reply by conversation.
Balas budinya berat ini..haha
Jdi pengen nolong teman jga
 
Bagian 04

Aku sampai di rumah pukul 4 sore. Aku langsung menuju kamar mandi untuk menghilangkan semua jejak bekas bercinta dengan Laras. Kuamati leher dan dadaku, untunglah bersih dari bekas cupangan. Aku tidak tahu bagaimana membuat alasan ke istriku jika sampai Laras meninggalkan bekas cupangan ke badanku. Selesai mandi langsung kumasukan semua pakaian yang tadi kukenakan ke mesin cuci, kutaburkan detergent lebih banyak dari biasanya.

Sudah pukul 5 sore dan istriku masih belum pulang. Kulirik handphoneku, ternyata istriku mengirim whatsapp dari jam 3 sore, memberi kabar bahwa dia pulang terlambat karena langsung ikut arisan ibu ibu komplek.

Perutku terasa lapar karena dari siang belum makan. Harusnya tadi aku numpang makan sekalian di rumah Laras, sudah lama aku tidak makan pizza.

Sejak aku dipecat aku selalu menyuruh istriku untuk memasak masakan yang sederhana dan menghindari membeli makan di luar. Sehingga lauk tahu dan tempe selalu ada di meja makanku. Sebenarnya istriku bersikeras menambah uang makan dari gajinya, namun selalu kularang, karena menurutku aku berkewajiban penuh memenuhi semua kebutuhan rumah tangga kami. Gaji yang dia dapatkan sebagai perawat lebih baik digunakan untuk memenuhi kesenangannya sebagai wanita seperti make up dan perhiasan. Meskipun begitu istriku masih sering membeli makanan dari luar untuk kami berdua.

Istriku tidak pernah mengeluh ketika uang belanjanya kukurangi. Dia selalu berusaha menyajikan masakan yang bervariasi dari sedikit uang belanja yang kuberikan. Nafsu seksku juga selalu tersalurkan bahkan ketika dia sedang datang bulan.

Ketika datang bulan istriku akan mengoral penisku tiap pagi dan sore. Kekurangannya hanya satu dia tidak pernah mau menelan spermaku. Dia hanya memamerkan spermaku yang terkumpul dimulutnya dan meludahkannya ke kamar mandi.

Aku menunggu istriku sambil tiduran di kasur. Rasanya mataku hanya terpejam sedetik, namun ketika kubuka mataku semuanya sudah gelap. Istriku sudah terlelap di sampingku. Kulihat jam dinding di kamar sudah jam 12 malam. Pantas kalau sudah gelap.

Kupeluk istriku dari belakang, aku tidak bisa membayangkan apa reaksinya jika dia tahu apa yang telah kulakukan tadi siang. Mengingat kegilaanku tadi siang, aku bukannya merasa bersalah malah merasa terangsang.

Penisku menginginkan remasan vagina istriku. Ingin membandingkan rasanya dengan rasa vagina Laras, mumpung remasan vagina Laras masih terasa di penisku.

Aku tidak tega mau membangunkan istriku hanya untuk membandingkan rasa vaginanya dengan vagina istri orang lain. Kutempelkan penisku di sela sela belahan pantatnya. Tangan kananku masuk ke dalam baju tidurnya. Istriku tidak pernah menggunakan bh ketika tidur, sehingga tanganku dapat menyetuh payudaranya secara langsung.

Ku belai payudaranya dengan lembut, sambil sesekali mengelus putingnya. Kugesek gesek penisku di pantatnya sepelan mungkin agar tidak membangunkannya. Belaian di payudara dan puting lama-lama menjadi remasan dan cubitan. Namun aku tetap berusaha agar dia tidak bangun. Saking asiknya menikmati tubuh istriku, aku tidak sadar jika jam di dinding menunjukan pukul 2 dini hari. Kuputuskam untuk melanjutkan tidurku agar bisa bangun pagi, berharap aku bisa menikmati istriku sebelum dia berangkat kerja.

Aku merasakan nikmat yang luar biasa di penisku. Kulihat Laras sedang mengulum penisku. Mulutnya terasa hangat dan lembut. Kuelus elus kepalanya dengan lembut. Dia memandangku dengan mulut yang penuh oleh penis. Lidahnya menelusuri setiap centi urat urat di penisku. Gerakannya makin kencang dan sedotanya makin kuat. Aku merasakan cairan spermaku menyembur di dalam mulutnya. Disedot dan diurutnya penisku sampai spermaku habis. Aku memejamkan mata menikmati orgasmeku.

Kubuka mataku, kulihat istriku berjalan ke arah kamar mandi untuk membuang sperma yang ada di mulutnya. Aku hanya bermimpi, bukan Laras yang mengoral penisku tapi istriku Sinta.

"Mas Toni ini di bangunin dari tadi gak bangun bangun. Yang dibangunin orangnya yang bangun malah adeknya" kata istriku.

Aku hanya tersenyum mendengar kata katanya. Bukan sekali ini saja istriku membangunkanku dengan oral sex. Menurutnya ini adalah opsi terakhir jika tidak dapat membangunkanku. Padahal aku tahu, bahwa istriku sangat suka melakukan oral sex.

"Ayo mas, Sinta dianterin berangkat ke klinik" katanya.

"Nggak short time dulu nih" tanyaku?

"Ihhh, Sinta udah rapi gini, nanti malah berantakan lagi. Nanti siang aja mas dateng ke klinik. Sekarang cuci muka terus anterin Sinta. Habis itu mas sarapan terus mandi. Ayo, nggak usah nglamun dulu" rajuknya.

Istriku terlihat cantik dengan seragam perawatnya. Wajah molek didapat dari ibunya yang orang sunda, sedangkan kulitnya yang kuning langsat warisan dari ayahnya. Dengan kaki yang jenjang dan badan tegak dia selalu terlihat lebih tinggi dari teman teman wanitanya. Payudaranya yang berisi selalu membuat wanita iri dan membuat para lelaki ingin memiliki. Rambutnya dicat kecoklatan dan selalu dipotong pendek untuk memudahkan dalam pekerjaanya.

Aku bangun dan mencuci muka sekedarnya. Lalu mengantarkan istriku di klinik kesehatan tempat dia bekerja. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kami sehingga terkadang istriku pulang ke rumah agar bisa makan siang bersama.

Sepulang dari klinik aku mampir ke gudang untuk memberikan daftar kayu yang harus di antarkan ke para klienku. Diawal bisnisku, aku seperti tidak pernah cukup waktu untuk bekerja. Aku harus mencari customer dan memperbaiki sistem pengadaan dan distribusi. Sekarang yang terjadi adalah sebaliknya, aku seperti kebanyakan waktu karena sistem pengadaan dan distribusi sudah berjalan, klienku pun sudah banyak.

Aku pulang untuk mandi dan sarapan. Sesekali kutelp para klienku untuk menanyakan bagaimana pelayanan perusahaanku dan apa yang bisa kutingkatkan. Tidak ada yang kecewa, beberapa malah mengajak kerjasama dibidang usaha lain. Saat waktu menunjukan jam 12 siang. Aku pergi ke klinik untuk menagih janji istriku tadi pagi.

Sampai di klinik istriku langsung menarikku ke arah toilet di samping dapur. Istriku lalu mengunci pintu dari dalam. Toilet ini cukup besar, bentuknya seperti toilet untuk disabilitas. Keramiknya putih kecil kecil dari lantai sampai sekeliling temboknya. Wangi cemara dan kapur barus memenuhi ruangan ini. Bahkan untuk ukuran toilet klinik kesehatan toilet ini sangat bersih.

"Mas Toni jilatin memek Sinta dulu biar basah" pinta Sinta.

Istriku selalu menggunakan kata memek alih alih vagina. Menurutnya kata memek sangat sexy dibanding vagina. Sementara dia menganggap kata titit sangat imut, dibanding dengan kata penis atau konthol yang menurutnya vulgar. Aku sendiri menganggap itu bukan hal penting yang perlu diperdebatkan.

Kusingkap rok istriku, rupanya celana dalamnya sudah dia lepas dari tadi.

Aku pun jongkok untuk menjilat seluruh vagina istriku yang bersandar di tembok. Dia mulai menggelinjing kegelian. Kusapu bibir vagina sebelah kanan dan kirinya secara bergantian. Saat vagina istriku mulai terasa hangat, baru kujamah klitorisnya. Kusedot dan kujilat klitoris istriku. Desahannya mulai terdengar. Saat kugigit kecil klitorisnya, dia sampai menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan jerit kecilnya.

Aku agak waswas dengan aktivitas kami di toilet, kekhawatiranku adalah ada orang yang akan memergoki kami. Meskipun otakku merasa khawatir berlebihan, hal ini juga yang membuat nafsuku makin tinggi. Adrenalinku naik UI UI karena bercinta di tempat umum yang sebelumnya belum pernah kurasakan.

"Mas buruan masukin"

Aku pun berdiri. Kupegang kepala istriku dan kuarahkan ke penisku.

Basahin dulu dek" kataku.

Istriku dengan sigap mengulum penisku dan membasahinya dengan ludahnya.

Kuangkat kaki kirinya dan kuarahkan penisku ke vaginanya. Kugesek penisku ke vaginanya sebagai ritual kebiasan kami. Kumasukan pelan pelan penisku kedalam vaginanya. Pelan pelan rasa hangat menyelimuti penisku. Kumaju mundurkan pinggangku perlahan lahan. Desahan istriku makin kencang tiap penisku masuk ke vaginanya yang paling dalam.

Kucium bibir istriku, agar suaranya bisa lebih tertahan. Kumainkan lidahku didalam mulutnya, namun fokus istriku hanya penis di vaginanya sehingga dia tidak membalas permainan lidahku. Makin kupercepat gerakanku, makin tidak terkendali suara istriku.

Kucabut penisku dari vaginanya.

Ganti gaya" bisikku.

"Mau apa?" tanyanya

"Bebas"

Istriku mengambil posisi nungging dengan tangannya berpegangan di wastafel. Kami bisa melihat bayangan kami berdua di cermin yang ada di wastafel. Istriku tersenyum centil melihat bayangan kami berdua

Kumasukan penisku ke vaginanya yang sudah benar benar basah. Kedua tanganku memegang pantat istriku. Dengan pegangan yang sempurna, aku bisa menggerakan pingulku dengan cepat.

Emmmhhhh" lenguhan istriku kencang.

"Dek suaranya" kataku

"Enggak ke kontrol mas" jawabnya manja.

Kupercepat gerakanku maju mundurku. Kali ini istriku benar benar berusaha menyembunyikan suaranya.

Emmm emmm" hanya itu yang terdengar.

Dari cermin kulihat wajah istriku memerah. Kugoyangkan pinggulku dengan kombinasi maju mundur dan berputar.

Emmmhhhhhhhhh" lenguh istriku dengan kencang.

"Aku keluar mas"

Kakinya mulai lemas menahan beban tubuhnya, untung masih ada pegangan wastafel yang menahannya. Aku juga merasa akan orgasme. Kutanamkan penisku sedalam dalamnya, berharap agar seluruh spermaku masuk ke dalam rahimnya.

"Aku juga udah keluar dek" kataku

"Biar didalam dulu mas, masih enak banget" jawab istriku sambil terengah engah.

Tok tok tok. Suara pintu diketuk.

"Di dalam ada siapa ya?" suara wanita dari balik pintu.

"Sinta dok" teriak istriku sambil terengah engah.

"Masih lama?" tanyanya lagi.

"Sebentar lagi dok, ini mas Toninya baru aja keluar.

"Kalau sudah buruan balik ya, Intan mau ijin pulang cepat. Jangan lupa di bersihin lho" katanya lagi.

"Iya dok" teriak istriku lagi.

"Itu dokter Ratna? Dia tau kita lagi ngapain?" tanyaku.

"Taulah, kan dia yang nyuruh aku main di sini. Daripada bolak balik ke rumah. Malah ngabis ngabisin waktu di jalan katanya.

Penisku sudah lepas dari vagina istriku dari tadi. Sejak percakapan Sinta dengan dokter Ratna dimulai, antisipasi kalau aku harus berpakain dengan cepat.

"Berati kita bisa make toilet ini tiap siang" tanyaku dengan senyum sumringgah.

"Ya nggak tiap hari juga mas, kan gak enak sama yang lain. Siapa tau dokter Ratna mau make juga" jawabnya.

"Dokter Ratna sering makai ruangan ini? tanyaku.

"Nggak juga, kayaknya baru dua kali deh"

Sama suaminya" tanyaku lagi.

"Ihhhh koq malah tanya tanya terus. Ini diberesin dulu toiletnya, nanti malah kita nggak boleh makai lagi kalau nggak dibersihin"

Kami membereskan ceceran sperma dari lantai dan segera berpakaian. Istriku kembali bekerja sementara aku ke warung kopi di depan klinik untuk menunggu jam kerja istriku selesai.

Kulihat handphoneku, ada tiga panggilan tidak terjawab dan satu pesan masuk. Dua panggilan tidak terjawab dari Al dan satu dari Laras, sedangkan satu pesan masuk dari Al.

"Ton, maaf aku kemarin memanfaatkanmu dan terima kasih sekarang istriku sudah bisa makan seperti biasa lagi. Aku tidak tahu harus gimana bales perbuatanmu"

"Kamu bisa balas budi dengan meminjamkan istrimu lagi Al" jawabku dalam hati, kan tidak mungkin juga aku terlalu jujur.

"Aman Al, yang penting istrimu sehat" balasku kemudian.

Aku tidak tahu apa yang diceritakan Laras kepada Al kemarin. Aku harap tidak semuanya di ceritakan pada suaminya.

Drrrtttdt drrrtdt. Hapeku bergetar, kali ini Laras yang memanggil.

Kuangkat telponnya

"Halo" kataku

"Halo mas Toni ini Laras. Mas Toni sudah ditelpon mas Al?"

"Sudah dua kali malah, tapi nggak ada yang kesambung, tadi aku ada kerjaan"

"Berati belum sempet ngobrol sama mas Al kan?" tanyanya lagi.

"Belum, emang kenapa?"

"Enggak, biar nyamain omongan aja. Kemarin aku ngomngnya sama mas Al kalau kita kita mainnya cuma bentar. Mas Toni masukin tiga kali terus Laras kocokin habis itu udahan. Nanti kalo mas Al tau kalo mas Toni bisa bikin aku orgasme malah dia jadi minder"

"Apalagi sampai empat kali orgasme" selaku.

"Itulagi, mas Al aja belum pernah ngasih Laras orgasme sama sekali"

"Yang penting kamu jangan cerita sama orang lain ya, terutama Sinta"

"Iyalah mas, gila aja aku cerita pernah tidur sama suaminya. Tapi kemarin itu beneran enak benget lho mas. Laras nggak nyesel sama sekali"

"Ya sama Ras, aku juga nikmatin banget koq"

"Jadi mau nambah gak nih?" goda Laras.

Aku menelan ludah mendengar godaanya.

Bersambung...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd