The Iceman
Tukang Semprot
- Daftar
- 1 Apr 2012
- Post
- 1.063
- Like diterima
- 13.961
Jum'at, 14 Januari 2021, 04:11
" Aaa.. Hayaah.. Hh.. Hhh. Hayaah.. Hh.. " desah istriku dengan nafas memburu saat ia mencapai puncak orgasmenya. Aku merasakan remasan dinding memeknya seolah memeras habis air mani dari kontolku..
Pelukan erat dan lumatan bibir kami berkecipak sementara tanganku masih meremas lembut buah dada istriku
" Bunda squirt lagi yaah..." ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya didadaku malu malu.
" Bunda suka? " tanyaku
"He emh..." jawabnya diiringi anggukan
Kukecup keningnya...
" I Love You bunda..." ucapku lembut
" I Love You too ayah.." bisiknya menjawab
Kami masih cuddling satu sama.lain hingga akhirnya aku bangkit dan membawa istriku ke kamar mandi.
Sambil mandi kutumpahkan semua kerinduan, kemesraan dan rasa cintaku pada istriku yang dibalas dengan kehangatan dan segenap perasaannya
" Bunda.jangan marah ya kalo ayah belakangan ini over protektif terhadap Nong dan Vilda juga yang lainnya...." ucapku tak terselesaikan
" Ayah adalah kepala keluarga disini. Wajar kalo ayah bersikap protektif dan kadang posesive. Juga kemesraan dan kehangatan ayah untuk.mereka adalah kewajiban ayah supaya mereka merasa diayomi. Contoh dan teladan yang ayah berikan buat kami sungguh sebuah karunia. Bunda ngga sedikitpun cemburu... Karena ayah adalah kakak sekaligus orang tua mereka..." potongnya sambil mendekap mesra tubuh telanjangku dan membelai dada juga pipiku
" Makasih buat pengertian bunda. Ayah bersumpah hanya akan membagi hati dan cinta ayah buat bunda aja.." jawabku
" Makasih suamiku sayang... Panutanku.. Bintang kehidupanku... Mmmwh..." ucapnya disertai lumatan mesra bibirmya di bibirku
Tak pama kemudian kami menyelesaikan mandi kami dan melaksanakan ibadah subuh. Selesai ibadah subuh kucari Bidadari mungil pengisi hari hariku
" Masya Allah... Kaan... Kelibet kaan..." ucapku saat melihat posisi Ajeng tidur. Tak lupa kamera hpku ikut beraksi mengabadikan perilaku gadis kecilku
" Ya Allah... Ini cintanya bunda... Sayangnya ayah... Manjanya abang dan kaka... Bobo ko rusuh gitu yaa... Hahaha..." ucap istriku sambil mengambil putrinya dari box
" Hmmmh.." Ajeng menggeliat dengan wajah lucunya. Lalu ia memeluk bundanya kembali.
Istriku menggendong Ajeng ke bawah untuk bersiap sarapan.
" Mmmh... Bububu... Menemenem..." bisiknya
" Ouu... Sayangnya bunda gugah... " ucap istriku lalu ia membacakan do'a bangun tidur di telinga putriku
" Bububu... Ngging buuu.." ucap Ajeng meminta susu
" Ooo boleeh... Bentar ya kita kebawah dulu.. " jawab istriku
Kami melanjutkan langkah menuju ruang keluarga.
" Nenaah.. Saay... " panggil istriku
" Naaah... Nininih.." Ajeng ikut berteriak
" Iyaaa.. Ateunya dataaang..." ucap Nenah
" Hehehe.. Naaah... Nininih..." ucapnya saat melihat Nenah menghampiri
" Ouu.. Si cantik.. Si pintar... Ngga nangis ya bunda Ajeng mah... Pandai Ajeng mah..." ucap Nenah
Aku dan istriku tersenyum melihat bagaimana Nenah dan Sari memperlakukan Ajeng. Kami menyerahkan Ajeng kepada Nenah untuk disiapkan keperluannya. Tetapi seperti biasa, pakaian tetap istriku yang menyiapkan.
Johan keluar kamarnya diikuti Dhilla. Sementara Eka dan Nirina menyusul menghampiri kami dari kamarnya.
" Momomom... Nininih... Mamam.. Haaw..." teriak Ajeng melihat Johan
" Iya nak.. Om nya jalan pelan pelan yaa..." ucap Johan sambil tersenyum sumringah memdapat perhatian dari Ajeng.
" Aaa... Tante Rina ngga dipanggil...." ucap Nirina pura pura iri
" Hiiiy..." Ajeng mengerenyitkan hidung sambil nyengir
" Aaaa... Butuuuut... Hahahaha..." ucap istriku sambil tertawa
" Ya Allah nak.. Hahahaha... Masa tantenya di ledekin..." ucap Johan sambil tertawa
Respons Johan terhadap sekitar kurasakan normal, dan ini yang membuatku optimis Johan pasti bisa melalui semua ini.
" Mmwh... Mmmwh.. Kenapa make bajunya ngacak.. ? Kan udah di susun untuk tiap harinya..." ucap istriku kepada si bontot saat Rani memeluknya
" Ini kan buat hari ini teh.. Ini labelnya.." ucap Rani menjelaskan
Istriku membaca tulisan yang ada di label
" Oh iya... Hehehe... Mmmwh.." jawab istriku sambil menghadiahi kecupan hangat
" Wa.. Cici ikut uwa aja aah.." rengek Cici
" Hloh emang kenapa? " tanya istriku
" Aa kalo dirumah ngga ada yang bantuin ngerjain tugas. Kan kalo nanya om Jo masih ngga berani soalnya masih pemulihan... Kalo dikantor Cici bisa tanya om Cipot, om Erik, ate Nong... kalo ngga sama wapi..." rengeknya sambil mendekap manja kepada istriku.
" Ngga maksud uwa emang kenapa mesti minta izin. Kan biasanya uwa bawa. Kalo kamu ngga dibawa.. Weuh.. Tau sendiri wa antik.." jawab istriku
" Hehehe. Iyah.." jawabnya sambil nyengir
" Bajunya jangan yang ini ya nak..." bujuk istriku
Lalu keduanya melangkah menuju kamar dan memilih pakaian untuk Cici.
Rani masih asik bersandar dipunggungku sambil membuka hp nya.
" Siapin dulu sarapannya Nong.." ucapku
" Aa.." rengeknya manja
Kubelai rambutnya yang panjang hitam legam. Sambil tersenyum.
" Nong sarapan dulu.. " ucap istriku sambil memakaikan kacamata milik Rani.
Rani bangkit dan mengikuti langkah istriku.
Sesaat kemudian Rani sudah disuapi oleh istriku.
" A.. " pinta Eka
istriku menyuapi Eka dengan tulus
Nirina yang melihat hanya tersenyum.
" Teh nanti malem aku minta waktunya teteh boleh ngga? " tanya Eka
" Boleeh.. Besok kan libur. Jadi ya boleh... Hehehe.." jawab istriku
" Makasih teeh.." jawab Eka
" Emang mau ngapain..?" tamyaku
" Hmm.. Curhat cewek.." jawab Eka sambil nyengir jahil
Aku menanggapi dengan tertawa ringan
" Eka... Perban sama obat lainnya dibawa? " tanya Nirina
" Ada.. Di tas baju..." jawab Eka sumringah
" Hmm.. Nanti Dhilla bantu ganti perbannya..." ucap Dhilla
" Eh iyaa.. Kan kita punya perawat ya.." ucap Nirina
" Iii.. Aku semalem panik... Bingung mau minta bantuan siapa... Taunya ada malaikat berseragam putih disini hehehe.." ucap Eka lega
Obrolan kami berlangsung hangat. Rani mencoba meminum kopi milikku
" Pahit lho Nong..." ucap Terry mengingatkan
" Hehehehe... Mau belajar ngurangin gula kan ka... " jawab Rani
Vilda yang keluar dari kamarnya membawa sikat rambut.
" Sini..." ucap istriku. Istriku menata penampilan Vilda, Rani dan Stevy. Seolah memproklamirkan bahwa ngga boleh ada yang menata penampilan mereka selain istriku.
" Kali ini Vilda sama Nong di gelung cepol ya...?" ucap istriku
Vilda mengangguk patuh sambil mulutnya mengunyah sarapan yang disuapkan oleh Terry
Rani masih asyik bersandar dipunggungku sambil membuka hp nya.
Ucapan salam terdengar dari pintu depan. Ternyata Kania yang datang. Ia bergegas menemui Budi melaporkan hasil hunting catering service.
" Bang yang ini sanggup dengan budet undangan kita. Tapi dia ngajuin technical food hari kamis. " ucap Kania
" Ya kita schedulkan. Kalo bisa almost realistics, dikantor dengan jumlah karyawan yang ada. Biaya kita tanggung.." usul Budi
" Oke..." jawab Kania
Suasana sarapan berlangsung hangat. Hingga tiba waktunya kami berangkat kerja. Tak lupa ku siapkan keperluan Johan dan Dhilla agar mereka ngga kesulitan.
Jum'at, 14 Januari 2021, 08:07
Kami tiba di lobby kantor dan beberapa diantara kami jadi pusat perhatian.
" Hmm... Keren iih teh Vilda..." ucap Lanny
" Makasih... Kamu juga keren kok..." jawab Vilda
" Bu Rani cantik banget ya...." Ucap Muklis
" Iya.. Tapi gua demen liat bu Vilda.. Kesannya dah... Buseet... Pokonya kaga bakal kekejar ma gua.." gossip 2 karyawanku
" Bagus lah lu sadar diri..." cela Ibrahim kalem
Aku yang mencuri dengar nyengir sambil memberi tanda dengan jariku
Ketiga karyawanku panik dan pergi tergopoh gopoh sambil saling menyalahkan.
" om Eriik... " panggil Cici
Erik yang kukenal sekarang makin berubah. Ia tak lagi tengil. Tapi perlahan ia menjadi seorang yang sedang berusaha menjadi yang terbaik. Minimal untuk dirinya..
" Iya Cici.. " jawab Erik makin santun
" Cici ada PR Fisika.... Bisa minta bantuan ngga om.?" tanya Cici
" Bisaa.. Tapi om minta maaf. Paling bisa sesudah Jum'atan. Ngga apa apa kan? Atau Cici ada kegiatan lain? " tanya Erik
" Ngga apa apa om. Nanti abis Jum'atan Cici ke om Erik ya..." ucap Cici sumringah
" Iya Ci..." jawab Erik
Istriku memperhatikan kejadian itu sambil tersenyum. Ia bangga gadis mudanya mau berupaya mencari orang yang bisa membantunya.
Situasi kantor berjalan normal dan lancar. Walaupun sesekali ada kendala, tapi dengan mudah diatasi berkat kerja kompak dan kerja cerdas dari semua elemen team. Hingga akhirnya waktu istirahat tiba. Kaum lelaki muslim bersiap bersamaku menuju masjid komplek untuk melaksanakan shalat Jum'at. Sementara kaum wanita menerima tausiyah dari ustadzah yang sengaja kami undang umtuk memperkuat Rohani dan keimanan mereka.
Selesai shalat Jum'at kami segera menuju kantin mbak Mar. Untuk menikmati makan siang.
" Teteh make apa makannya? " tanya Kania
" Ini karedok..." jawab istriku
" Oo.. Ah mau ah..." ucap Dinda bersemangat.
Lalu ia sibuk memesan karedok ke asisten mbak Mar. Sementara Rani seperti biasa asik dengan kesibukannya.
" Nong... Makan..." ucap Budi
" Iya bentar bang.." jawab Rani masih sibuk dengan gadgetnya
" Gua jual juga ni hp nya..." ancam Budi
" Iya atuh iya ih...." rengeknya
Lalu ia menghampiri mbak Mar dan memesan makanan yang diinginkannya.
Seporsi soto ayam dan es teh tawar terhidang. Tapi Rani masih belum menyentuhnya. Hingga..
" A..." ucap istriku
Rani membuka mulutnya dan menerima suapan dari istriku
" Hmm.. Mentang mentang adik boss besar.. Manjanya luar biasa..." umpat seorang pegawai wanita.
" Sssh.. Bacotan elu berbahaya ih.." ucap kawannya setelah melihat Vilda melirik sadis ke arah mereka.
" Eups.." jawab pegawaiku panik.
Aku sempat jengah. Tapi aku ngga ambil peduli. Akan kulakukan apapun yang terbaik untuk keluargaku. Dan Komitmen akan kupegang kuat.
" Abisin ya..." bujuk Terry kepada Cici.
" Kenyang wa Tey... Nasinya kegedean..." Rengek Cici. Dan Terry pun mengalah.
Selesai makan siang kami masih menghabiskan sisa waktu di S Station. Sempat kulihat Vilda seperti menegur pegawaiku yang tadi kudengar ghibah tentang si bungsu. Dab aku ngga terlalu ambil pusing. Karena aku tahu Vilda paham akan ketentuan dan kepatutan dalam menegur
Jum'at, 14 Januari 2021, 13:27
Kami sudah berada di kantor. Dan kegiatan siang akhir pekan ini akan segera berjalan kembali. Banyak diantara divisi kami yang sedang kejar deadline. Hanya departemen IT dan sipil yang sudah longgar. Karena target mereka sudah tercapai.
" Om... Minta di periksa..." ucap Cici keoada Erik
Erik.mengambil kertas jawaban milik Cici dan mulai memeriksa.
" No 1, 2, 4 sama 5 OK... Cici udah paham... Cuman rumus yang no 3 keliru. Cici ngga pake rumus gaya gerak lurus beraturan " ucap Erik. Lalu ia.menjelaskan kepada Cici rumus tersebut. Hingga akhir ya semua tugas yang menurut Cici sulit, selesai dikerjakan.
" Alhamdulillah... Makasih om Erik..." ucap Cici riang karena tugasnya selesai.
Aku tersenyum melihat anak gadisku gembira
" Uwaa... Bereees..." ucapnya sambil memeluk istriku
" Ok.. Sekarang Cici temenin uwa ya..." ajak istriku yang dijawab Cici dengan anggukan. Sementara mulutnya sibuk mengunyah jeruk segar milik Rani
" Izin bu.. Ada yang mau ketemu. Katanya udah ada janji dengan bu Rani...." ucap Staff resepsionis
" Dari mana tamunya? " tanya Vilda
" Dari SKE Cosmetics.." jawabnya
" Oo.. Iya iya... Ajak ke ruang meeting ya..." ucap Rani
" Baik bu Rani..." ucapnya seraya berbalik ke arah Lobby. Beberapa menit kemudian...
" Teh hayu..." ajak Rani
" Iya ayo..." jawab istriku
Keduanya melangkah menuju ruang Meeting B yang lebih kecil.
" Selamat siang...." sapa istriku
" Siang ibu... Perkenalkan saya Lastri dari SKE Cosmetics. Tempo hari kami melihat ibu di Mall dan ibu sama mbak mbaknya menarik perhatian kami.." ucap Lastri
" Oo.. Yang waktu beli kacamata itu teh.." ucap Rani
Istriku mengangguk.
" Maaf bu mbaknya yang satu lagi ke mana ya..?" tanya Lastri
" Ada.. Sebentar.." lalu istriku menelepon Vilda agar bergabung di ruang meeting B. Obrolan pun berlanjut hangat
Tak menunggu terlalu lama Vilda tiba dan bergabung dengan mereka.
" Jadi produk Kosmetik dari SKE meliputi produk perawatan dan produk riasan. Nah untuk perawatan harian kami memiliki :
1. Micellar water untuk cleanser
2. Krim pagi dan malam. Untuk krim pagi kami sudah mengandung UPF 50++ yang berfungsi sebagai proteksi radiasi ultra violet.
3. Krim anti acne dan anti aging juga krim mata
4. Scrubbing dan peeling
5. Facial wash
6. Masker
Sementara untuk.make up ya standar dengan variasi pilihan warna yang banyak bu..." papar Lastri. Ia masih menjelaskan fungsi dari barang barang yang ia bawa juga menunjukkan salinan sertifikasi kelayakan dan kehalalan dari institusi berwenang. Juga rentang usia pemakainya
Istriku memanggil Cici dan menanyakan kepada Lastri apakah ada produk umtuk perawatan wajah ABG seusia Cici
" Ada bu.. Ada... Tetapi takarannya light dan ngga terlalu banyak bahan kimia medis yang digunakan. Malah lebih banyak ke bahan organik natural.." papar Lastri
" Hmm okay... " jawab istriku puas
" Nah sekarang saya akan membahas pokok utama kedatangan saya kesini. Saya mendapat tugas dari kantor saya untuk membujuk ibu dan mbaknya untuk menjadi brand ambassador kami. Artinya ibu dan mbaknya akan jadi bintang iklan produk kami..." ucap Lastri
" Ooh.. Kalo gitu sebentar..." ucap istriku. Ia menyusulku dan mengajakku bergabung di ruang meeting B.
" Nah ini suami saya..." ucap istriku
Lastri menjelaskan maksud dan tujuannya silaturahmi ke kami
Aku mendengarkan dengan seksama dan..
" Hmm. Opsinya jadi bintang iklan atau endorsement ya..." tanyaku
" Nong, Vilda, sama Cici.. Medsos kalian aktif? " tanyaku
" Aktif yah..." jawab Vilda sambil menunjukkan ig, tiktok dan platform sosmed lainnya. Begitu pula Rani dan Cici
" Kalo endorsement. Kayanya saya akan bilang Ok. Karena waktu dan tempatmya fleksible terus bisa dalam durasi yang agak lumayan. Juga bahasa yang dipakai bisa lebih nyaman khas mereka. Kalo iklan yaaa.. Mereka akan terhambat kesibukan dan.. Maaf... Kami masih tetap berusaha low profile dan tidak terlalu eksposing ourself. Jadi ayah setuju kalo endorse aja..." jawabku pada istriku
" Ii.. makasih ayah...." jawab istriku
" Nah kalo begitu di tahap awal endorsement ini per orangnya dikenai kewajiban mengiklankan baik dengan gaya formal ataupun santai sebanyak 3 kali dalam seminggu. Dan kontraknya berlangsung selama 3 bulan. untuk informasi estimasi nilai kontrak.adalah sebesar 80 juta atau 20 juta /orang selama 3 bulan " papar Lastri.
" Waaw... Alhamdulillah... Well untuk masalah kontrak nanti dari GA yang akan asistancy agar sama sama enak dan menguntungkan " ucapku
" Oya.. Selama 3 bulan itu ibu mbak dan adiknya akan dikirim produk kami 2 minggu sekali dan review produk 1 bulan sekali. Gaya dan penyampaiannya batasnya ada di tata krama bahasa dan susila. Juga ngga boleh menjatuhkan produk lain.." ucap Lastri lagi.
Cici, Rani dan Vilda sumringah. Lastri menanyakan jenis warna kosmetik yang biasa dipakai sekaligus memeriksa jenis kulit mereka. Setelah selesai..
" Baik bu Fitri. Kalo memang memungkinkan kita sign kontrak hari ini juga ya..." pinta Lastri
Aku memanggil Yasna selaku kepala GA dikantorku. Dan ia kuminta asistancy untuk urusan kontrak ini. Ternyata dalam waktu singkat Yasna bisa menyelesaikan perjanjian tersebut secara win win solution. Hingga kontrak endorsement ditandatangani.
Tak lupa Lastri meminta data rekening yang akan digunakan untuk transfer honor endorsement.
Sambil menunggu kuminta Dennis mencari tahu SKE cosmetics dan juga Lastri. Jawabannya mencengangkan. SKE adalah produk kosmetik Jepang dengan standarisasi kualitas dan keamanan tinggi. Juga sertifikasi kehalalannya dari berbagai negara. Sementara Lastri adalah Asmen Marcomm nasional yang mendapatkan special assignment untuk merekrut istri dan kedua gadis ku juga kemenakanku.
Aku bersyukur akan achievement mereka. Dan berharap mereka tetap fokus pada kewajiban utama mereka juga sikap low profile.
" Waduh pak bu.. Mohon maaf nih kedatangan saya menyita waktu bapak dan ibu juga mbaknya. Insya Allah besok produk kami kirimkan dan ini.. Pembayaran endorsement sudah di transfer.." ucap Lastri sambil menyerahkan soft copy bukti transfer endorsement.
Kami masih terlibat Obrolan hingga beberapa saat hingga Lastri pamit.
Setelah Lastri pamit kami bersiap untuk pulang. Apalagi pekerjaan minggu ini sudah rampung.
" Ayah.. Ayah mau beli apa? " tanya istriku
" Hmmm.. Sate padang.. " jawabku santai
" Iii.. Bukan itu maksudnya. " ucao istriku
" Hmm.. Ngerti.. Tapi ayah lebih suka bunda simpan penghasilan bunda. Jadi bisa digunakan saat benar benar perlu..." jawabku
Istriku tersenyum dan memelukku. Lalu...
" Erik.. Erik..." panggil istriku
" Iya bu.." jawab Erik
" Ini ada tiripan dari mamanya Cici. Buat malem mingguan katanya.." ucap Istriku sambil menyelipkan beberapa lembar Rupiah ke kantong Erik
" Hloh.. Bu... Ini..." jawab Erik kaget
" Yaa.. Itung itung biaya bimbel fisika dan matematika Cici..." ucapku
" Aah.. Pak.. Saya ngga maksud..." ucapan Erik terpotong
" Ya sudah kalo nda mau buat saya aja..." ucap Herlambang sambil pura pura mau mencomot
Refleks Erik melindungi kantongnya
" Tuh kan.. Kamu malu malu merpati..." ucap Herlambang lagi
" Haddaah... Udah di robah lagi aja ni kas mesjid.." ucap Cipot
" Tau nih.." sambung Revka
Sementara aku dan yang lain terpingkal pingkal melihat polah mereka.
Akhirmya Erik mau menerima uang yang diberikan istriku. Walaupun aku tahu itu bukan titipan dari Evelyn atau @samcoki. Tapi istriku berusaha menghargai jasa Erik mengajari Cici pelajaran yang dirasa sulit.
" Cici uang cici mau dipegang semua apa gimana? Terus uwa bakal laporan perkembangan kamu ke papa mama kamu juga penghasilan perdana kamu nak.." ucap istriku
" Diuwa aja wa.. Takut kalap hehehe.. Nanti kalo Cici butuh baru Cici bilang..." jawab Cici manja
" Emang sekarang kamu ngga ada kebutuhan nak? " tanyaku
" Paling mau upgrade laptop Cici aja wa. Kan kata om Ilham RAM dan VGA laptop Cici udah waktunya di upgrade " jawabnya
" Ya sudah. Senin bawa laptopnya kasihin ke om Haryo ya.." ucapku
" Iya wa... Eh wa.. Eummh... Cici boleh ganti hp ngga ? Pengen yang lebih handal..." ucapnya
" Boleh aja nak.. Tapi sesudah ganti hp bukan berarti larut dalam keasyikan main game..." jawabku sambil turun di lapak jajanan kakilima untuk membeli beberapa makanan dan cemilan
" Iya wa.. " jawab Cici
" Bun... Toko piyama yang kemaren kita beli produknya mau endorse juga. Vilda barusan ngobrol sama ownernya..." ucap Vilda
" Yaa kalo memang mau dan cocok ya OK.." jawab istriku sumringah.
" Tapiii... Ngga boleh sampe ganggu tugas utama. Yang kerja tanggung jawab sama kerjaan, yang sekolah tanggung jawab sama pelajaran dan tugasnya..." ucapku mengingatkan
" Untuk hal ginian ayah mau minta bantuan Yasna sama Yasmin aja supaya dipilah mana yang bisa dan tidak. Terus untuk content makingnya ayah mau coba si Dinar anak design..." ucapku lagi
" Makasih ayaaah..." ucap Vilda bahagia
Rani memelukku sementara Cici memeluk istriku bahagia
Aku meminta bantuan Iandi agar meminta Dinar datang ke rumah besok. Dan Iandi melaksanakan permintaanku. Dinar menyanggupi.
Setelah semua pesanan selesai kami kembali berada di mobil untuk pulang.
Berbagai rancana konten ramai dibicarakan ketiga gadis mudaku. Antusias dan semangat mereka begitu tinggi dan semoga saja ngga redup sebelum waktunya.
Jum'at, 14 Januari 2021, 16:42
Kami telah selesai mandi dan melaksanakan kewajiban shalat. Aku memakai pakaian rumahan dan juga istriku
" Beuggh... Sate Padang, iniii.. Hmmm.. Pecel ayam... Siapa yang ulang tahun nih...?" tanya Cipot
" Ngga ada... Cuman dapet rezeki aja pot.." jawabku kalem
" Alhamdulillaah.. Mantaap..." jawabnya sambil menghirup kopi
" Iya Ev... Iya.. Cuman aku gimana ya.. Honor Cici..." ucap istriku
" Ka... Pegang aja sama.kaka... Kami agak lama disini... A Kong nya Cici udah repot ka..." jawab Evelyn
" Ya sudah kalo gitu... Nanti aku kasih laporan penggunaannya. Eh dia juga mau di endorse sama produsen Piyana lho Ev. " jawab Istriku
" Aaa... Aku kapan...?" ucap Evelyn
" Kalo udah pulang pasti aku ajak..." jawab istriku
" Eh abang mana...?" tanya @samcoki
" Napa Sam..?" tanyaku
Lalu Sammy meminta bantuanku untuk melakukan inspeksi ke perusahaannya. Awalnya aku sungkan tapi karena Sammy memaksa maka aku setujui dengan catatan di bantu sama staffnya seperti aku dibantu @Firdos66 dan @Darto_helm.
Sammy menyetujui.dan menyiapkam staffnya
" Deuh sama elu mah bang... Anak gua punya penghasilan gede ya..." ucap Sammy sambil tertawa
Kutanggapi dengan candaan ucapan Sammy.
Selesai telepon kami bersiap shalat magjrib. Dan kali ini Alhamdulillah Opik mengimami. Johan kuminta shalat berjamaah sambil duduk. Karena aku masih khawatir.
Selesai shalat dan wirid acara bebas akhir pekan berlangsung meriah. Johan mulai blend in kembali dengan suasana rumah. Wajahnya Ceria dan bersemangat. Meskipun haruas berkali kali kuingatkan kondisinya.
" Iya ka... Betul.. ibu Cecillia Himawan itu bunda aku ka... Kami serumah malah..." jawab Vilda
Lalu ia mengubah mode hp nya menjadi Video Call dan menunjukkan istriku aku dan anggota keluarga lainnya.
" Eumh.. Ka Vilda. Aku pengen pake jasa bu Cecillia, ka Vilda mbak Rani sama mbak Kania.." ucap Tenti
" Bisa aja.. Aku kasih no manajer ya.. Tinggal bicarain aja..." jawab Vilda.
" Boleh mbak... Boleh.." jawab Tenti
Lalu Vilda mengakhiri percakapan dan mengirimkan no Yasna kepada Tenti.
Suasana kembali ceria
" Woow ada bintang iklaan.. Aku bahagia sekali..." ucap Alan menirukan suara dora the explorer
" Iyyaa... Akupun demikian.. Aku senaang sekali..." jawab Cipot
Canda tawa merebak mewarnai malam akhir pekan ini. Kehangatan sebuah keluarga memberikan rasa nyaman dan aman di jiwaku.
" Aaa.. Hayaah.. Hh.. Hhh. Hayaah.. Hh.. " desah istriku dengan nafas memburu saat ia mencapai puncak orgasmenya. Aku merasakan remasan dinding memeknya seolah memeras habis air mani dari kontolku..
Pelukan erat dan lumatan bibir kami berkecipak sementara tanganku masih meremas lembut buah dada istriku
" Bunda squirt lagi yaah..." ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya didadaku malu malu.
" Bunda suka? " tanyaku
"He emh..." jawabnya diiringi anggukan
Kukecup keningnya...
" I Love You bunda..." ucapku lembut
" I Love You too ayah.." bisiknya menjawab
Kami masih cuddling satu sama.lain hingga akhirnya aku bangkit dan membawa istriku ke kamar mandi.
Sambil mandi kutumpahkan semua kerinduan, kemesraan dan rasa cintaku pada istriku yang dibalas dengan kehangatan dan segenap perasaannya
" Bunda.jangan marah ya kalo ayah belakangan ini over protektif terhadap Nong dan Vilda juga yang lainnya...." ucapku tak terselesaikan
" Ayah adalah kepala keluarga disini. Wajar kalo ayah bersikap protektif dan kadang posesive. Juga kemesraan dan kehangatan ayah untuk.mereka adalah kewajiban ayah supaya mereka merasa diayomi. Contoh dan teladan yang ayah berikan buat kami sungguh sebuah karunia. Bunda ngga sedikitpun cemburu... Karena ayah adalah kakak sekaligus orang tua mereka..." potongnya sambil mendekap mesra tubuh telanjangku dan membelai dada juga pipiku
" Makasih buat pengertian bunda. Ayah bersumpah hanya akan membagi hati dan cinta ayah buat bunda aja.." jawabku
" Makasih suamiku sayang... Panutanku.. Bintang kehidupanku... Mmmwh..." ucapnya disertai lumatan mesra bibirmya di bibirku
Tak pama kemudian kami menyelesaikan mandi kami dan melaksanakan ibadah subuh. Selesai ibadah subuh kucari Bidadari mungil pengisi hari hariku
" Masya Allah... Kaan... Kelibet kaan..." ucapku saat melihat posisi Ajeng tidur. Tak lupa kamera hpku ikut beraksi mengabadikan perilaku gadis kecilku
" Ya Allah... Ini cintanya bunda... Sayangnya ayah... Manjanya abang dan kaka... Bobo ko rusuh gitu yaa... Hahaha..." ucap istriku sambil mengambil putrinya dari box
" Hmmmh.." Ajeng menggeliat dengan wajah lucunya. Lalu ia memeluk bundanya kembali.
Istriku menggendong Ajeng ke bawah untuk bersiap sarapan.
" Mmmh... Bububu... Menemenem..." bisiknya
" Ouu... Sayangnya bunda gugah... " ucap istriku lalu ia membacakan do'a bangun tidur di telinga putriku
" Bububu... Ngging buuu.." ucap Ajeng meminta susu
" Ooo boleeh... Bentar ya kita kebawah dulu.. " jawab istriku
Kami melanjutkan langkah menuju ruang keluarga.
" Nenaah.. Saay... " panggil istriku
" Naaah... Nininih.." Ajeng ikut berteriak
" Iyaaa.. Ateunya dataaang..." ucap Nenah
" Hehehe.. Naaah... Nininih..." ucapnya saat melihat Nenah menghampiri
" Ouu.. Si cantik.. Si pintar... Ngga nangis ya bunda Ajeng mah... Pandai Ajeng mah..." ucap Nenah
Aku dan istriku tersenyum melihat bagaimana Nenah dan Sari memperlakukan Ajeng. Kami menyerahkan Ajeng kepada Nenah untuk disiapkan keperluannya. Tetapi seperti biasa, pakaian tetap istriku yang menyiapkan.
Johan keluar kamarnya diikuti Dhilla. Sementara Eka dan Nirina menyusul menghampiri kami dari kamarnya.
" Momomom... Nininih... Mamam.. Haaw..." teriak Ajeng melihat Johan
" Iya nak.. Om nya jalan pelan pelan yaa..." ucap Johan sambil tersenyum sumringah memdapat perhatian dari Ajeng.
" Aaa... Tante Rina ngga dipanggil...." ucap Nirina pura pura iri
" Hiiiy..." Ajeng mengerenyitkan hidung sambil nyengir
" Aaaa... Butuuuut... Hahahaha..." ucap istriku sambil tertawa
" Ya Allah nak.. Hahahaha... Masa tantenya di ledekin..." ucap Johan sambil tertawa
Respons Johan terhadap sekitar kurasakan normal, dan ini yang membuatku optimis Johan pasti bisa melalui semua ini.
" Mmwh... Mmmwh.. Kenapa make bajunya ngacak.. ? Kan udah di susun untuk tiap harinya..." ucap istriku kepada si bontot saat Rani memeluknya
" Ini kan buat hari ini teh.. Ini labelnya.." ucap Rani menjelaskan
Istriku membaca tulisan yang ada di label
" Oh iya... Hehehe... Mmmwh.." jawab istriku sambil menghadiahi kecupan hangat
" Wa.. Cici ikut uwa aja aah.." rengek Cici
" Hloh emang kenapa? " tanya istriku
" Aa kalo dirumah ngga ada yang bantuin ngerjain tugas. Kan kalo nanya om Jo masih ngga berani soalnya masih pemulihan... Kalo dikantor Cici bisa tanya om Cipot, om Erik, ate Nong... kalo ngga sama wapi..." rengeknya sambil mendekap manja kepada istriku.
" Ngga maksud uwa emang kenapa mesti minta izin. Kan biasanya uwa bawa. Kalo kamu ngga dibawa.. Weuh.. Tau sendiri wa antik.." jawab istriku
" Hehehe. Iyah.." jawabnya sambil nyengir
" Bajunya jangan yang ini ya nak..." bujuk istriku
Lalu keduanya melangkah menuju kamar dan memilih pakaian untuk Cici.
Rani masih asik bersandar dipunggungku sambil membuka hp nya.
" Siapin dulu sarapannya Nong.." ucapku
" Aa.." rengeknya manja
Kubelai rambutnya yang panjang hitam legam. Sambil tersenyum.
" Nong sarapan dulu.. " ucap istriku sambil memakaikan kacamata milik Rani.
Rani bangkit dan mengikuti langkah istriku.
Sesaat kemudian Rani sudah disuapi oleh istriku.
" A.. " pinta Eka
istriku menyuapi Eka dengan tulus
Nirina yang melihat hanya tersenyum.
" Teh nanti malem aku minta waktunya teteh boleh ngga? " tanya Eka
" Boleeh.. Besok kan libur. Jadi ya boleh... Hehehe.." jawab istriku
" Makasih teeh.." jawab Eka
" Emang mau ngapain..?" tamyaku
" Hmm.. Curhat cewek.." jawab Eka sambil nyengir jahil
Aku menanggapi dengan tertawa ringan
" Eka... Perban sama obat lainnya dibawa? " tanya Nirina
" Ada.. Di tas baju..." jawab Eka sumringah
" Hmm.. Nanti Dhilla bantu ganti perbannya..." ucap Dhilla
" Eh iyaa.. Kan kita punya perawat ya.." ucap Nirina
" Iii.. Aku semalem panik... Bingung mau minta bantuan siapa... Taunya ada malaikat berseragam putih disini hehehe.." ucap Eka lega
Obrolan kami berlangsung hangat. Rani mencoba meminum kopi milikku
" Pahit lho Nong..." ucap Terry mengingatkan
" Hehehehe... Mau belajar ngurangin gula kan ka... " jawab Rani
Vilda yang keluar dari kamarnya membawa sikat rambut.
" Sini..." ucap istriku. Istriku menata penampilan Vilda, Rani dan Stevy. Seolah memproklamirkan bahwa ngga boleh ada yang menata penampilan mereka selain istriku.
" Kali ini Vilda sama Nong di gelung cepol ya...?" ucap istriku
Vilda mengangguk patuh sambil mulutnya mengunyah sarapan yang disuapkan oleh Terry
Rani masih asyik bersandar dipunggungku sambil membuka hp nya.
Ucapan salam terdengar dari pintu depan. Ternyata Kania yang datang. Ia bergegas menemui Budi melaporkan hasil hunting catering service.
" Bang yang ini sanggup dengan budet undangan kita. Tapi dia ngajuin technical food hari kamis. " ucap Kania
" Ya kita schedulkan. Kalo bisa almost realistics, dikantor dengan jumlah karyawan yang ada. Biaya kita tanggung.." usul Budi
" Oke..." jawab Kania
Suasana sarapan berlangsung hangat. Hingga tiba waktunya kami berangkat kerja. Tak lupa ku siapkan keperluan Johan dan Dhilla agar mereka ngga kesulitan.
Jum'at, 14 Januari 2021, 08:07
Kami tiba di lobby kantor dan beberapa diantara kami jadi pusat perhatian.
" Hmm... Keren iih teh Vilda..." ucap Lanny
" Makasih... Kamu juga keren kok..." jawab Vilda
" Bu Rani cantik banget ya...." Ucap Muklis
" Iya.. Tapi gua demen liat bu Vilda.. Kesannya dah... Buseet... Pokonya kaga bakal kekejar ma gua.." gossip 2 karyawanku
" Bagus lah lu sadar diri..." cela Ibrahim kalem
Aku yang mencuri dengar nyengir sambil memberi tanda dengan jariku
Ketiga karyawanku panik dan pergi tergopoh gopoh sambil saling menyalahkan.
" om Eriik... " panggil Cici
Erik yang kukenal sekarang makin berubah. Ia tak lagi tengil. Tapi perlahan ia menjadi seorang yang sedang berusaha menjadi yang terbaik. Minimal untuk dirinya..
" Iya Cici.. " jawab Erik makin santun
" Cici ada PR Fisika.... Bisa minta bantuan ngga om.?" tanya Cici
" Bisaa.. Tapi om minta maaf. Paling bisa sesudah Jum'atan. Ngga apa apa kan? Atau Cici ada kegiatan lain? " tanya Erik
" Ngga apa apa om. Nanti abis Jum'atan Cici ke om Erik ya..." ucap Cici sumringah
" Iya Ci..." jawab Erik
Istriku memperhatikan kejadian itu sambil tersenyum. Ia bangga gadis mudanya mau berupaya mencari orang yang bisa membantunya.
Situasi kantor berjalan normal dan lancar. Walaupun sesekali ada kendala, tapi dengan mudah diatasi berkat kerja kompak dan kerja cerdas dari semua elemen team. Hingga akhirnya waktu istirahat tiba. Kaum lelaki muslim bersiap bersamaku menuju masjid komplek untuk melaksanakan shalat Jum'at. Sementara kaum wanita menerima tausiyah dari ustadzah yang sengaja kami undang umtuk memperkuat Rohani dan keimanan mereka.
Selesai shalat Jum'at kami segera menuju kantin mbak Mar. Untuk menikmati makan siang.
" Teteh make apa makannya? " tanya Kania
" Ini karedok..." jawab istriku
" Oo.. Ah mau ah..." ucap Dinda bersemangat.
Lalu ia sibuk memesan karedok ke asisten mbak Mar. Sementara Rani seperti biasa asik dengan kesibukannya.
" Nong... Makan..." ucap Budi
" Iya bentar bang.." jawab Rani masih sibuk dengan gadgetnya
" Gua jual juga ni hp nya..." ancam Budi
" Iya atuh iya ih...." rengeknya
Lalu ia menghampiri mbak Mar dan memesan makanan yang diinginkannya.
Seporsi soto ayam dan es teh tawar terhidang. Tapi Rani masih belum menyentuhnya. Hingga..
" A..." ucap istriku
Rani membuka mulutnya dan menerima suapan dari istriku
" Hmm.. Mentang mentang adik boss besar.. Manjanya luar biasa..." umpat seorang pegawai wanita.
" Sssh.. Bacotan elu berbahaya ih.." ucap kawannya setelah melihat Vilda melirik sadis ke arah mereka.
" Eups.." jawab pegawaiku panik.
Aku sempat jengah. Tapi aku ngga ambil peduli. Akan kulakukan apapun yang terbaik untuk keluargaku. Dan Komitmen akan kupegang kuat.
" Abisin ya..." bujuk Terry kepada Cici.
" Kenyang wa Tey... Nasinya kegedean..." Rengek Cici. Dan Terry pun mengalah.
Selesai makan siang kami masih menghabiskan sisa waktu di S Station. Sempat kulihat Vilda seperti menegur pegawaiku yang tadi kudengar ghibah tentang si bungsu. Dab aku ngga terlalu ambil pusing. Karena aku tahu Vilda paham akan ketentuan dan kepatutan dalam menegur
Jum'at, 14 Januari 2021, 13:27
Kami sudah berada di kantor. Dan kegiatan siang akhir pekan ini akan segera berjalan kembali. Banyak diantara divisi kami yang sedang kejar deadline. Hanya departemen IT dan sipil yang sudah longgar. Karena target mereka sudah tercapai.
" Om... Minta di periksa..." ucap Cici keoada Erik
Erik.mengambil kertas jawaban milik Cici dan mulai memeriksa.
" No 1, 2, 4 sama 5 OK... Cici udah paham... Cuman rumus yang no 3 keliru. Cici ngga pake rumus gaya gerak lurus beraturan " ucap Erik. Lalu ia.menjelaskan kepada Cici rumus tersebut. Hingga akhir ya semua tugas yang menurut Cici sulit, selesai dikerjakan.
" Alhamdulillah... Makasih om Erik..." ucap Cici riang karena tugasnya selesai.
Aku tersenyum melihat anak gadisku gembira
" Uwaa... Bereees..." ucapnya sambil memeluk istriku
" Ok.. Sekarang Cici temenin uwa ya..." ajak istriku yang dijawab Cici dengan anggukan. Sementara mulutnya sibuk mengunyah jeruk segar milik Rani
" Izin bu.. Ada yang mau ketemu. Katanya udah ada janji dengan bu Rani...." ucap Staff resepsionis
" Dari mana tamunya? " tanya Vilda
" Dari SKE Cosmetics.." jawabnya
" Oo.. Iya iya... Ajak ke ruang meeting ya..." ucap Rani
" Baik bu Rani..." ucapnya seraya berbalik ke arah Lobby. Beberapa menit kemudian...
" Teh hayu..." ajak Rani
" Iya ayo..." jawab istriku
Keduanya melangkah menuju ruang Meeting B yang lebih kecil.
" Selamat siang...." sapa istriku
" Siang ibu... Perkenalkan saya Lastri dari SKE Cosmetics. Tempo hari kami melihat ibu di Mall dan ibu sama mbak mbaknya menarik perhatian kami.." ucap Lastri
" Oo.. Yang waktu beli kacamata itu teh.." ucap Rani
Istriku mengangguk.
" Maaf bu mbaknya yang satu lagi ke mana ya..?" tanya Lastri
" Ada.. Sebentar.." lalu istriku menelepon Vilda agar bergabung di ruang meeting B. Obrolan pun berlanjut hangat
Tak menunggu terlalu lama Vilda tiba dan bergabung dengan mereka.
" Jadi produk Kosmetik dari SKE meliputi produk perawatan dan produk riasan. Nah untuk perawatan harian kami memiliki :
1. Micellar water untuk cleanser
2. Krim pagi dan malam. Untuk krim pagi kami sudah mengandung UPF 50++ yang berfungsi sebagai proteksi radiasi ultra violet.
3. Krim anti acne dan anti aging juga krim mata
4. Scrubbing dan peeling
5. Facial wash
6. Masker
Sementara untuk.make up ya standar dengan variasi pilihan warna yang banyak bu..." papar Lastri. Ia masih menjelaskan fungsi dari barang barang yang ia bawa juga menunjukkan salinan sertifikasi kelayakan dan kehalalan dari institusi berwenang. Juga rentang usia pemakainya
Istriku memanggil Cici dan menanyakan kepada Lastri apakah ada produk umtuk perawatan wajah ABG seusia Cici
" Ada bu.. Ada... Tetapi takarannya light dan ngga terlalu banyak bahan kimia medis yang digunakan. Malah lebih banyak ke bahan organik natural.." papar Lastri
" Hmm okay... " jawab istriku puas
" Nah sekarang saya akan membahas pokok utama kedatangan saya kesini. Saya mendapat tugas dari kantor saya untuk membujuk ibu dan mbaknya untuk menjadi brand ambassador kami. Artinya ibu dan mbaknya akan jadi bintang iklan produk kami..." ucap Lastri
" Ooh.. Kalo gitu sebentar..." ucap istriku. Ia menyusulku dan mengajakku bergabung di ruang meeting B.
" Nah ini suami saya..." ucap istriku
Lastri menjelaskan maksud dan tujuannya silaturahmi ke kami
Aku mendengarkan dengan seksama dan..
" Hmm. Opsinya jadi bintang iklan atau endorsement ya..." tanyaku
" Nong, Vilda, sama Cici.. Medsos kalian aktif? " tanyaku
" Aktif yah..." jawab Vilda sambil menunjukkan ig, tiktok dan platform sosmed lainnya. Begitu pula Rani dan Cici
" Kalo endorsement. Kayanya saya akan bilang Ok. Karena waktu dan tempatmya fleksible terus bisa dalam durasi yang agak lumayan. Juga bahasa yang dipakai bisa lebih nyaman khas mereka. Kalo iklan yaaa.. Mereka akan terhambat kesibukan dan.. Maaf... Kami masih tetap berusaha low profile dan tidak terlalu eksposing ourself. Jadi ayah setuju kalo endorse aja..." jawabku pada istriku
" Ii.. makasih ayah...." jawab istriku
" Nah kalo begitu di tahap awal endorsement ini per orangnya dikenai kewajiban mengiklankan baik dengan gaya formal ataupun santai sebanyak 3 kali dalam seminggu. Dan kontraknya berlangsung selama 3 bulan. untuk informasi estimasi nilai kontrak.adalah sebesar 80 juta atau 20 juta /orang selama 3 bulan " papar Lastri.
" Waaw... Alhamdulillah... Well untuk masalah kontrak nanti dari GA yang akan asistancy agar sama sama enak dan menguntungkan " ucapku
" Oya.. Selama 3 bulan itu ibu mbak dan adiknya akan dikirim produk kami 2 minggu sekali dan review produk 1 bulan sekali. Gaya dan penyampaiannya batasnya ada di tata krama bahasa dan susila. Juga ngga boleh menjatuhkan produk lain.." ucap Lastri lagi.
Cici, Rani dan Vilda sumringah. Lastri menanyakan jenis warna kosmetik yang biasa dipakai sekaligus memeriksa jenis kulit mereka. Setelah selesai..
" Baik bu Fitri. Kalo memang memungkinkan kita sign kontrak hari ini juga ya..." pinta Lastri
Aku memanggil Yasna selaku kepala GA dikantorku. Dan ia kuminta asistancy untuk urusan kontrak ini. Ternyata dalam waktu singkat Yasna bisa menyelesaikan perjanjian tersebut secara win win solution. Hingga kontrak endorsement ditandatangani.
Tak lupa Lastri meminta data rekening yang akan digunakan untuk transfer honor endorsement.
Sambil menunggu kuminta Dennis mencari tahu SKE cosmetics dan juga Lastri. Jawabannya mencengangkan. SKE adalah produk kosmetik Jepang dengan standarisasi kualitas dan keamanan tinggi. Juga sertifikasi kehalalannya dari berbagai negara. Sementara Lastri adalah Asmen Marcomm nasional yang mendapatkan special assignment untuk merekrut istri dan kedua gadis ku juga kemenakanku.
Aku bersyukur akan achievement mereka. Dan berharap mereka tetap fokus pada kewajiban utama mereka juga sikap low profile.
" Waduh pak bu.. Mohon maaf nih kedatangan saya menyita waktu bapak dan ibu juga mbaknya. Insya Allah besok produk kami kirimkan dan ini.. Pembayaran endorsement sudah di transfer.." ucap Lastri sambil menyerahkan soft copy bukti transfer endorsement.
Kami masih terlibat Obrolan hingga beberapa saat hingga Lastri pamit.
Setelah Lastri pamit kami bersiap untuk pulang. Apalagi pekerjaan minggu ini sudah rampung.
" Ayah.. Ayah mau beli apa? " tanya istriku
" Hmmm.. Sate padang.. " jawabku santai
" Iii.. Bukan itu maksudnya. " ucao istriku
" Hmm.. Ngerti.. Tapi ayah lebih suka bunda simpan penghasilan bunda. Jadi bisa digunakan saat benar benar perlu..." jawabku
Istriku tersenyum dan memelukku. Lalu...
" Erik.. Erik..." panggil istriku
" Iya bu.." jawab Erik
" Ini ada tiripan dari mamanya Cici. Buat malem mingguan katanya.." ucap Istriku sambil menyelipkan beberapa lembar Rupiah ke kantong Erik
" Hloh.. Bu... Ini..." jawab Erik kaget
" Yaa.. Itung itung biaya bimbel fisika dan matematika Cici..." ucapku
" Aah.. Pak.. Saya ngga maksud..." ucapan Erik terpotong
" Ya sudah kalo nda mau buat saya aja..." ucap Herlambang sambil pura pura mau mencomot
Refleks Erik melindungi kantongnya
" Tuh kan.. Kamu malu malu merpati..." ucap Herlambang lagi
" Haddaah... Udah di robah lagi aja ni kas mesjid.." ucap Cipot
" Tau nih.." sambung Revka
Sementara aku dan yang lain terpingkal pingkal melihat polah mereka.
Akhirmya Erik mau menerima uang yang diberikan istriku. Walaupun aku tahu itu bukan titipan dari Evelyn atau @samcoki. Tapi istriku berusaha menghargai jasa Erik mengajari Cici pelajaran yang dirasa sulit.
" Cici uang cici mau dipegang semua apa gimana? Terus uwa bakal laporan perkembangan kamu ke papa mama kamu juga penghasilan perdana kamu nak.." ucap istriku
" Diuwa aja wa.. Takut kalap hehehe.. Nanti kalo Cici butuh baru Cici bilang..." jawab Cici manja
" Emang sekarang kamu ngga ada kebutuhan nak? " tanyaku
" Paling mau upgrade laptop Cici aja wa. Kan kata om Ilham RAM dan VGA laptop Cici udah waktunya di upgrade " jawabnya
" Ya sudah. Senin bawa laptopnya kasihin ke om Haryo ya.." ucapku
" Iya wa... Eh wa.. Eummh... Cici boleh ganti hp ngga ? Pengen yang lebih handal..." ucapnya
" Boleh aja nak.. Tapi sesudah ganti hp bukan berarti larut dalam keasyikan main game..." jawabku sambil turun di lapak jajanan kakilima untuk membeli beberapa makanan dan cemilan
" Iya wa.. " jawab Cici
" Bun... Toko piyama yang kemaren kita beli produknya mau endorse juga. Vilda barusan ngobrol sama ownernya..." ucap Vilda
" Yaa kalo memang mau dan cocok ya OK.." jawab istriku sumringah.
" Tapiii... Ngga boleh sampe ganggu tugas utama. Yang kerja tanggung jawab sama kerjaan, yang sekolah tanggung jawab sama pelajaran dan tugasnya..." ucapku mengingatkan
" Untuk hal ginian ayah mau minta bantuan Yasna sama Yasmin aja supaya dipilah mana yang bisa dan tidak. Terus untuk content makingnya ayah mau coba si Dinar anak design..." ucapku lagi
" Makasih ayaaah..." ucap Vilda bahagia
Rani memelukku sementara Cici memeluk istriku bahagia
Aku meminta bantuan Iandi agar meminta Dinar datang ke rumah besok. Dan Iandi melaksanakan permintaanku. Dinar menyanggupi.
Setelah semua pesanan selesai kami kembali berada di mobil untuk pulang.
Berbagai rancana konten ramai dibicarakan ketiga gadis mudaku. Antusias dan semangat mereka begitu tinggi dan semoga saja ngga redup sebelum waktunya.
Jum'at, 14 Januari 2021, 16:42
Kami telah selesai mandi dan melaksanakan kewajiban shalat. Aku memakai pakaian rumahan dan juga istriku
" Beuggh... Sate Padang, iniii.. Hmmm.. Pecel ayam... Siapa yang ulang tahun nih...?" tanya Cipot
" Ngga ada... Cuman dapet rezeki aja pot.." jawabku kalem
" Alhamdulillaah.. Mantaap..." jawabnya sambil menghirup kopi
" Iya Ev... Iya.. Cuman aku gimana ya.. Honor Cici..." ucap istriku
" Ka... Pegang aja sama.kaka... Kami agak lama disini... A Kong nya Cici udah repot ka..." jawab Evelyn
" Ya sudah kalo gitu... Nanti aku kasih laporan penggunaannya. Eh dia juga mau di endorse sama produsen Piyana lho Ev. " jawab Istriku
" Aaa... Aku kapan...?" ucap Evelyn
" Kalo udah pulang pasti aku ajak..." jawab istriku
" Eh abang mana...?" tanya @samcoki
" Napa Sam..?" tanyaku
Lalu Sammy meminta bantuanku untuk melakukan inspeksi ke perusahaannya. Awalnya aku sungkan tapi karena Sammy memaksa maka aku setujui dengan catatan di bantu sama staffnya seperti aku dibantu @Firdos66 dan @Darto_helm.
Sammy menyetujui.dan menyiapkam staffnya
" Deuh sama elu mah bang... Anak gua punya penghasilan gede ya..." ucap Sammy sambil tertawa
Kutanggapi dengan candaan ucapan Sammy.
Selesai telepon kami bersiap shalat magjrib. Dan kali ini Alhamdulillah Opik mengimami. Johan kuminta shalat berjamaah sambil duduk. Karena aku masih khawatir.
Selesai shalat dan wirid acara bebas akhir pekan berlangsung meriah. Johan mulai blend in kembali dengan suasana rumah. Wajahnya Ceria dan bersemangat. Meskipun haruas berkali kali kuingatkan kondisinya.
" Iya ka... Betul.. ibu Cecillia Himawan itu bunda aku ka... Kami serumah malah..." jawab Vilda
Lalu ia mengubah mode hp nya menjadi Video Call dan menunjukkan istriku aku dan anggota keluarga lainnya.
" Eumh.. Ka Vilda. Aku pengen pake jasa bu Cecillia, ka Vilda mbak Rani sama mbak Kania.." ucap Tenti
" Bisa aja.. Aku kasih no manajer ya.. Tinggal bicarain aja..." jawab Vilda.
" Boleh mbak... Boleh.." jawab Tenti
Lalu Vilda mengakhiri percakapan dan mengirimkan no Yasna kepada Tenti.
Suasana kembali ceria
" Woow ada bintang iklaan.. Aku bahagia sekali..." ucap Alan menirukan suara dora the explorer
" Iyyaa... Akupun demikian.. Aku senaang sekali..." jawab Cipot
Canda tawa merebak mewarnai malam akhir pekan ini. Kehangatan sebuah keluarga memberikan rasa nyaman dan aman di jiwaku.
Terakhir diubah: