Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Minggu pagi.. .
Abang dan kakak sedang menikmati masa liburannya. Kaka terlihat menggeletakkan badan dikursi sambil menikmati cemilan.
Tiba tiba Ajeng menindih Kaka...
" Anter..." rengeknya manja
" Mau kemana ?" tanya Kaka
" Ke Mall." jawabnya
" Yaudah ayo.." jawab abang mewakili Mahesh
" Vaan.. Mau ikut ngga kata abang..." teriak Ajeng
" Maoooo...." jawab Ivan, Bian dan Angga serempak.
Ketiganya bergegas berdandan. Tak lupa minyak wangi mereka semprotkan tipis ketubuh mereka.
Dalam waktu 5 menit ketiganya sudah siap.
" Siap..." jawab Ivan...
" bruukk... Braak.. Hmmmppff.." suara 2 orang terjatuh dan saling tindih..
Abang dan kaka yang sedang merapikan pakaian pesiar mereka melirik kepada Bian dan Angga yang terjatuh menindih Ivan.
" Hehehe.. Keselimpet.." jawab Bian lalu ia bangun dan merapikan pakaiannya.
" Yo..." ucap Abang
" Pada mau kemana ?" tanya istriku.
" Ajeng pengen dianter ke mall bun. Bunda mau nitip apa ?" tanya Kaka
" Pengen yang seger seger. Es kelapa muda.... Sama makanannya terserah kalian.." ucap istriku
" Siap. Yah abang anterin Ajeng dulu ya " ucap abang
" Hati hati nak. " jawabku
Lalu mereka menaiki kendaraan yang dipersiapkan oleh Tejo.
" Makasih mas Tejo.." ucap Abang sambil mengambil kunci mobil dari Tejo
" Sama sama bang..." jawab Tejo
Mereka meluncur dijalan raya. Kendaraan lalu lalang dengan berbagai gaya dan perilaku.
Sambil menikmati perjalanan obrolan mereka berlangsung seru. Ada saja cerita ketiga Samurai muda diceritakan kepada kakak kakaknya. Hingga tak terasa mereka sampai di mall.
Ivan menatap tajam pada anggota ormas yang sedang menata parkiran. Mereka adalah ormas yang dulu sempat terlibat masalah dengan ketiga Samurai Mudaku. Angga menepuk bahu Ivan agar bersikap wajar dan kalem.
Mereka turun dari kendaraan. Seorang anggota ormas melihat Ivan dan menghampiri.
" Bang Ivan ?" tanyanya ramah
" Eh... Iyah.. Sedang tugas om ?" tanya Ivan
" Iya bang.. Ini kakak kakak nya abang ?" tanya Endun
" Iya om. Yang pake seragam kakak no 1 sama 2, ini teteh kakak no 3." Jawab Ivan..
" Siap bang Ivan. Biarin mobil mah om Endun yang jagain.." ucap Endun
" Oo.. Makasih ya Om.. Eh ini buat beli rokok.." ucap Ajeng
" Jangan mbak.. Jangan..." tolak Endun panik
" Om.. Ambil.." perintah Kaka dengan gaya bicara penuh wibawa diiringi senyuman
" Ou.. Eum.. Euh.. Iyah.. Iyah... Wadduh.. Makasih nih..." ucap Endun antara takut dan girang
Mereka tersenyum melihat gaya Endun. Lalu mereka melanjutkan langkah menuju mall. Saat sampai di tangga, sekelompok pemuda menggoda Ajeng. Yang ditanggapi biasa saja oleh Ajeng. Bahkan Ivan dan Bian pun cuek. Hanya Angga yang langsung mengamati dan menganalisa situasi.
Ajeng melangkah menuju toko kosmetik. Ia memerlukan kosmetik karena miliknya sudah habis dipakai. Ia asyik memilih produk, sementara ketiga Samurai Muda asyik memperhatikan laptop dengan spek terbaru. Mereka asik berdiskusi hingga...
" Kayanya pemuda itu bakalan ngincer teteh terus. Terutama si kurus..." ucap Angga
" Ya sudah. Kita jaga aja teteh..." ucap Bian kalem
Mereka masih asyik berbelanja. Abang dan kaka memilih mencari beberapa pesanan temannya. Dan akhirnya sesi belanja Ajeng selesai.
" Kita makan dirumah aja.." ucap abang
" Iya.. Kita beli dijalan aja pesanan bunda." sambung kaka
Langkah kaki mereka mengarah menuju parkiran. Kaka dan abang berhenti sejenak melihat souvenir unik
" Mbak sombong amat sih ditanya sama aku.." ucap sikurus sambil memegang tangan Ajeng.
Ajeng tersenyum...
" Maaf.. Bisa lepasin tangan saya ?" tanya Ajeng sopan.
" Aaa.. Sombong amat sih.." ucap sikurus sambil membelai pantat Ajeng. Ajeng mengibaskan tangannya hingga terlepas dari pegangan sikurus.
" Jaga sikap ya !!" ucap Ajeng ketus
" Aaa.. Jangan somboong.." ucap sikurus sambil mencoba membelai pipi Ajeng.
Tiba tiba dua pukulan cepat dari Bian menerpa wajah sikurus diakhiri sebuah tendangan lurus dilepaskan Ivan dan mendarat telak di rahangnya. Sikurus terlempar dari posisinya ke anak tangga terbawah. Membuatnya roboh dan ngga bangun lagi. Sementara kawanannya terdiam pucat ketakutan. Petugas keamanan menghampiri dan mengamankan si kurus. Ajeng menarik tangan Ivan menjauh dari tempat kejadian.
" Ada apa ?" tanya abang
" Ivan.." jawab Ajeng takut takut.
" Huuufft..." jawab abang.
Lalu ia menarik keempat adiknya untuk segera masuk ke mobil.
" Ivaaan.. Ivan..." ucap abang agak kesal.
" Ivan ngga salah bang. Preman preman itu meraba pantat Ajeng." jawab Ajeng
" Ooo... Tapi bisa ngga Van, jangan fatal kaya gitu...?" tanya abang masih kesal
" Bang.. Ivan spontan ngeliat teteh dikurang ajarin sama mereka." jawab Ivan ketakutan
" Hmm.. Ya sudah Van. Coba kaka minta :
1. Kontrol amarah kamu, jangan gampang nampol.
2. Kalopun terpaksa, jangan fatal kaya gitu.
3. Nurut sama abang sama kaka.." ucap Kaka bijak
" Iya Ka.." jawab Ivan ketakutan mendengar Kaka yang bicara..
" Ya sudah. Orang sudah terjadi kok.." ucap abang
" Bang Ivan... Pak.. Beres belanjanya..?" tanya Endun
" Beres om. Kami pulang ya om.." jawab Kaka
" Siap pak.." jawab Endun lalu ia membantu abang memarkirkan kendaraannya. Selesai memarkirkan Abang memberi tips parkir kepada Endun yang diterima dengan gembira. Dijalan abang dan kaka memberi instruksi tutup mulut tentang kejadian tadi.
Keenam anakku pulang kerumah setelah membeli makanan dan pesanan bundanya.
" Ka... A.. " pinta Ivan
Kaka melayani permintaan Ivan. Sementara Ajeng sibuk bermanja pada abang. Liburan kedua jagoan kembarku benar benar dimanfaatkan untuk melepas kangen dengan seisi rumah. Saat kumpul selalu aja ada tingkah jail keduanya. Hal yang lama mereka ngga lakukan.
Selesai makan siang dan shalat dzuhur. Kaka berinisiatif melakukan chat dengan Meldy. Ternyata gayung bersambut. Dan Meldy mengajak kaka Video Call.
Saat mereka asyik Video Call tiba tiba Ajeng bersandar ke dada kaka dengan manja.
" Hmmm... Sendok sayur dikasih santen ya kaya gini ini.. Lemes ngga tau tempat." protes kaka
" Lho.. Itu siapa Ka ?" tanya Meldy kaget. Ajeng juga agak kaget dan menatap layar hp kaka.
" Assalaamu'alaikum.." sapa Ajeng sambil melambaikan tangannya
" Wa'alaikumsalaam... Ka ini siapa ?" tanya Meldy
" Ini adikku. Namanya Ajeng Pramesthi Himawan. Dia anak no 3." jawab kaka sambil tersenyum.
" Masya Allah cantiknyaa.." ucap Meldy
" Mbak pasti hampir cemburu ya ?" goda Ajeng
Meldy tertawa dan mengangguk mengiyakan..
" Acieee.. Huhuy.." komentar Ivan, Bian dan Angga kompak
" Hloh itu..?" tanya Meldy lagi
Kaka menoleh kaget...
" Hey.. Bajigur kalian.. Sini !" perintah kaka sambil tertawa.
Ketiga Samurai Mudaku menghampiri kaka...
" Ini.. Ivander Khalfani Himawan, si bungsu. Ini Biantara Danendra Raharja dan ini Erlangga Wira Kencana... " ucap kaka
" Yang Ini Citra Maulida..." teriak Cici sambil memeluk kaka... Entah kapan ia datang ngga ada yang tahu.
" Woow.. Sedang kumpul... Masya Allah kalian cantik cantk dan ganteng.." ucap Meldy.
" Makasih mbak.." ucap mereka lalu mereka bubar memberi waktu kepada kaka untuk ngobrol.
Meldy bercerita tentang penempatan sementara dirinya bersama Corry dikantor pusat.
" Yaa sepertinya kamu memang dibutuhkan sama kantor pusat. Saran aku sih manfaatkan waktu buat memberi yang terbaik dan mencuri ilmu yang bermanfaat. Karena salah satu pencurian yang tidak kena dosa adalah mencuri ilmu yang bermanfaat." ucap kaka
" Iya ka." jawa Meldy
" Kantor pusatnya dimana sih Mel ?" tanya Kaka
" Graha Paramitha 2. Di sektor 3" jawab Meldy
Kaka tertegun mendengarnya sekaligus gembira. Lalu...
" Eumhh... Gimana kalo besok aku sama abang jemput kalian..." ucap Kaka
" Aaa. Nanti ngerepotin..." jawab Meldy
" Ngerepotin gimana ? Sedang liburan kok." jawab kaka
Setelah berembuk dengan abang dan Corry. Meldy setuju besok dijemput jam 7 pagi agar tidak terlambat.
" Bajingan kau.. Intercept yang tajam.. Hahahaha.." ucap abang
" Calon pilot IF - 1A Cakra nih bang.. Hahahaha.." jawab kaka mencandai abangnya.
" Sip... Komandan KRI HM. Soeharto 1001 siap mendampingi.." jawab abang
Keduanya menemuiku...
" Ayah.. Besok pagi abang sama kaka pinjam mobil boleh ngga ?" tanya abang
" Pada mau kemana ?" tanyaku
" Ada perlu sebentar. Jam 9 sudah dikantor." jawab Kaka
" Okay.. Bilang om Ardi biar disiapin besok.." ucapku
" Siap.. Terimakasih.." jawab keduanya kompak
Hari ini begitu ceria. Semua anak anakku berkumpul dirumah dan suasana begitu meriah. Canda tawa dan ledekan meluncur akrab. Tak jarang Ajeng atau Cici memeluk abang dan kaka bergantian dengan kemanjaan mereka. Terkadang Ivan nemplok dipunggung kaka atau tiduran dipaha abang. Keceriaan berlangsung hingga malam. Dan mereka tidur tumpang tindih di ruang tengah.
Besoknya...
Abang dan kaka sudah bersiap sejak shalat shubuh berjamaah selesai tadi. Tapi mereka masih berpakaian rumahan. Karena belum sarapan.
" Kalian mau sarapan apa nak ?" tanya bunda mereka.
" Hmm... Beef ricebowl... Enak kayanya..." ucap kaka
Istriku tersenyum dan menyiapkan permintaan kedua calon perwira tersebut. Saat makan keduanyapun terlihat lahap menikmati masakan buatan bundanya.
Selesai makan...
" Hari ini bunda kemana ?" tanya Abang
" Dikantor paling nak. Ngga ada rencana keluar." jawab istriku sambil membelai kepala kedua jagoanku. Obrolan ringan mengalir mengisi waktu. Sementara kemanjaan Ajeng dan Cici tetap lekat kepada kakaknya. Ivan, Bian dan Angga tampak bersiap dengan seragam sekolah mereka.
" Angga, belakangnya ngga rapi.." komentar Abang.
Angga buru buru merapikan. Dan pakaian mereka beberapa hari ini tampak rapi tapi tidak mengesankan mereka anak culun.

Jam 5:56 abang dan kakak pamit berangkat. Dengan mengandalkan urban nav memberikan petunjuk arah menuju rumah Meldy dan Corry. Obrolan santai mengisi wakru perjalanan mereka.

Jam 6:37
" Hnaah.. Ini kompleksnya..." ucap Kaka yang memegang kemudi.
" Jl. Sedonia Raya no 4... Itu de..." ucap abang.
" Siap.." jawabnya
Tak lama rumah yang mereka cari mereka temukan. Rumah yang tidak mewah tetapi asri dengan pepohonan dan tanaman hias. Juga terrawat rapi.
Kaka mengirimkan pesan bahwa ia sudah didepan gerbang. Yang lalu disambut oleh Corry ke gerbang.
Abang dan kaka lumayan gugup saat melangkah menuju rumah.
" Assalaamu'alaikum.." ucap Abang dan kaka.
" Wa'alaikum salaam.." jawab seorang ibu.
" Mama... Ini bang Maher dan bang Mahesh yang kemarin Corry ceritakan." ucap Corry bangga.
" Wadduh.. Gantengnya.. Pantesan Corry kepincut... Masuk nak.. Masuk.." ucap Mamanya Corry
" Siap..." jawab abang dan kaka serempak.
" Sarapan dulu ya nak.. Ibu buatkan nasi goreng atau kalian mau makan apa ?" tanya si ibu ramah.
" Siap ibu. Kami sudah sarapan di rumah." jawab kaka
" Wadduh.. Kok ya.. Atau mau minum kopi ? Atau teh ?" ucap mamanya Corry.
" Siap Ibu. Jangan repot repot." ucap abang kali ini dengan senyuman khasnya
" Meldy.. Minumnya nak." ucap mama Corry
" Ini unde.." jawab Meldy sambil tersenyum
" Izin tanya ibu. Bapak kemana ya ?" tanya Kaka
" Papanya Corry sudah berpulang lima tahun lalu nak." jawab mama Corry
" Siap.. Mohon maaf.." ucap kaka
" Ya nda apa apa. " jawab mama Corry sambil tersenyum.
Obrolan mereka mulai cair hingga akhirnya mereka harus berangkat.
Dijalan mereka baru tahu kalo Meldy adalah Junior Appraisal Manager dan Corry adalah Senior Loan Advisor di PT. Gita Danajaya. 50 menit kemudian obrolan dan tawa ceria mereka harus berhenti karena mereka telah tiba gedung Graha Paramitha. Gedung yang sama dengan kantor Bersahaja Group. Meldy dan Corry melangkah menuju tempat kerja mereka, sementara abang dan kaka menyimpan mobil di tempat parkiran lalu menuju kantorku.
Sambil mengobrol ringan dengan mereka kami menyelesaikan pekerjaan. Hingga tak sadar waktu makan siang telah tiba. Sebelum makan siang kami semua melaksanakan shalat dzuhur berjamaah. Kultur yang ngga bisa dan ngga akan pernah bisa dihilangkan dari peraturan perusahaan di group kami.
Aku dan istriku juga anak dan adikku melangkah menuju warung mbak Mar.
" Nda. Gimana di Belanda ?" tanyaku pada Vilda
" Alhamdulillah papi sehat.. Mami juga.. Semua titip salam buat ayah sama bunda.." jawab Vilda yang baru kembali dari Belanda bersama teteh.
Dida membawa dus berisi oleh oleh dari Belanda.
" Asiik..." sorak Ajeng dan Cici.
" Izin menghadap..!" Ucap abang.
Aku menoleh lalu sedikit tercengang karena disamping mereka berdiri 2 gadis cantik.
" Iya.." jawabku
" Ayah.. Kenalin ini Rekanita abang. Namanya Corrine Anastasya.." ucap abang
" Dan ini Rekanita kaka, namanya Imelda Syaqib.." ucap kaka
" O.. O.. O.. O.. Ini bidadari yang merebut perhatian jagoan bunda ya.." ucap istriku memuji lalu menyalami keduanya.
Corry dan Meldy bengong menatap istriku. Memang ia sudah setengah baya. Tapi kecantikannya tak luntur.
" Duduk sini sayang sama bunda.." ajak istriku.
Keduanya melangkah malu malu mau.
" Hay Schaat... Mijn liutenant.." ucap Vilda
" Ateu Nda... Kapan pulang ? Omda mana ?" tanya abang dan kaka
" Tadi malam mendaratnya." jawab Vilda sambil memeluk abang dan kaka.
" Beuh... Jagoan jagoan om..." ucap Dida sambil memeluk sikembar.
" Nah itu tantenya namanya Vilda, dan omnya namanya Dida." ucap istriku
" Oh.. Masya Allah cantiknya keluarga bunda..." puji Corry. Wajahnya menatap kagum.
" Mmwh.. Mmwh" tiba tiba Cici mencium pipi abang dan kaka.
" Hmm.. Udah makan ?" tanya abang
" Baru mau.. Eh.. Mbak.." sapa Cici sambil mengangguk dan tersenyum.
" Abang.. Kaka.. Beli es krim yoo.." ucap Cici menggoda kakaknya
" Itu Citra Maulida, atau Cici, manjanya luarbiasa sama abang. Jadi kalo liat dia mesra sama abang atau Kaka.. Jangan cemburu ya sayang.." ucap istriku.
Dimeja lain beberapa karyawati terlihat berbisik bisik..
" Wah.. Putranya pak Dicky udah punya pacar.." ucap seorang pegawai.
" Musnah sudah harapan gua.." jawab yang lainnya.
Dan bisik bisik lainnya...
Menu pesanan pun tiba. Kami menikmatinya dengan lahap. Sementara Cici dan Ajeng menikmati makan siang disuapi oleh abang dan kaka.
" Abang. Kalian dekat banget ya satu sama lain." ucap Corry.
" Ya.. Alhamdulillah... Kami saling sayang dan percaya satu sama lainnya." ucap abang.
Tata dan Rachel tiba di kantin dan bergabung dengan kami. Kemanjaan mereka tetap mewarnai kedekatan hubungan mereka.
" Bababang.. Ntut Mam baang.." teriak Kirana, putri Rani dan Fikri, saat melihat abang.
" Sini.. Kirana sama abang.." panggil abang. Lalu kirana pun berpindah.
" Abang makan make apa ?" tanya Rani kepadaku
Kujawab menu pilihanku hari ini. Lalu ia minta disuapi.
" Itu adik bungsunya bunda Mel. Udah punya anak tapi tetap manja." ucap Kaka.
Meldy mengangguk.
" Kalian kerja dimana nak ?" tanyaku
" Kami di lantai 17 pak.." jawab Corry
" Kok pak sih.." protes istriku sambil tersenyum
" Oh maksudnya ayah.." jawab Corry dengan wajah memerah karena malu.
Aku tertawa sambil membelai punggung istriku.
" Danajaya ya..?" tanyaku lagi
Meldy menjawab dan menerangkan posisinya dan Posisi Corry.
" Masya Allah. Hebat ya kalian." puji istriku.
" Izin.. Ayah.. Bunda.. Malam ini abang dan kaka makan malam diluar bersama Corry dan Meldy." ucap abang.
" Ya silahkan. Tapi jangan pulang kemalaman ya nak.." jawabku
" Ikooot..." teriak Ajeng dan Cici
" Nanti. Lain kali kalian diajak.." ucap Kaka
" Aa.. Ikoot.." rengek Ajeng
" Iya de Cici de Ajeng iya.. Hahaha.. Manja banget ya.." ucap Meldy sambil memegang tangan Ajeng.
" Nanti kalo kamu ikut Ivan, Bian, sama Angga pasti rewel minta ikut." ucap Evelyn
" Aa.." jawab Cici sambil ngambek
" Ya sudah ayo.." jawab abang.
Acara makan siang berakhir, Corry dan Meldy pamit kembali bekerja. Sementara kami masih bertahan dikantin.
Dijalan menuju kantor..
" Ka.. Akhirnya terjawab sudah pertanyaan Meldy. Kaka putra keluarga Dicky Himawan." ucap Meldy.
" Hmm.. Terus.. Apa kamu.. Ngga mau.." ucap kaka gagap.
" Hm.. Ngga mau apa ?" tanya Meldy
Kaka berhenti sejenak dan memegang kedua tangan Meldy dengan mesra.
" Gini aja deh Meldy. Mmmh.. Gini... Aku Mahes Surya Himawan memintamu untuk menjadi kekasihku dan calon istriku.. Hff.. Selamanya sampai akhir hayat..." ucap Kaka
" Hmmh.. Aku mau. Asalkan aku bisa memperoleh kesetiaan kaka sampai akhir hayat.." jawab Meldy dengan wajah merona merah.
Keduanya tampak bahagia dan ngobrol dengan gembira. Begitu pula abang.
Di Lobby..
" Mel.. Eh.. Ini kan putranya Pak Dicky ya ?" Tanya Widya
" Iya Wid." jawab Meldy sambil tersenyum. Keduanya ngobrol singkat. Lalu Widya pamit.
" Kakaa.. Na itut kaka,.. Nah.. U" ucap Kirana
" Sini.." panggil kaka. Rani menyerahkan Kirana kepada kaka. Lalu Kirana melambaikan tangannya kepada ibu nya.
" aku anter ya.." ucap Abang. Mengangguk setuju. Kaka pun ikut mengantar walaupun Kirana berada di gendongannya.
Dilift yang membawa mereka Meldy dan kaka asyik bercanda. Ramai tawa Kirana memenuhi lift.
Sesampai dilantai 17, mereka berpisah dan janjian akan bertemu saat jam pulang kantor.
Sekembalinya dari mengantar Corry dan Meldy....
" Hmm.. Bunda berharap kalian menemukan wanita pertama sekaligus terakhir dalam kehidupan kalian.." ucap istriku sambil tersenyum
" Wanita pertama dalam hidup kami adalah bunda... Dan mereka ngga bisa menggantikan posisi bunda dalam hati kami." jawab Kaka sambil tersenyum dan menciumi Kirana.
" Maksud bunda. Mereka harus jadi wanita pertama dan terakhir dalam kehidupan percintaan kalian.. Lihat ayah.. Hanya sekali lalu jadi.." ucap istriku sambil tersenyum.
" Siap.." jawab abang.
" Waa.. Mau ueh wa..." rengek Kirana kepada istriku.
" Hayu nak hayu.. Tapi kaka mau nggi boleh ?" tanya istriku sambil menggendong Kirana
" Iyah.. Na ma uwa yaa..." ucap Kirana lucu. Kaka dan abang tertawa lantang lalu menciumi Kirana.
Memang sejak lahir Kirana lebih banyak diurus oleh istriku dan aku. Walaupun dengan kedua orang tuanya juga sangat dekat. Tetapi manjanya luarbiasa terutama saat bertemu aku dan istriku.
Suasana kesibukan kembali berlangsung hingga waktu pulang kerja tiba
 
Hari berganti...
Bulan berjalan..
Tahun berlalu...

Kehidupan keluarga kami terus berjalan dengan pasang surutnya.

Konflik...
Kasih sayang..
Dan hal hal lain ikut mewarnai...

Akhirnya denga serius saya akhiri kisah kehidupan Kel. DICKY HIMAWAN NUGRAHA ini.
Bila semua merasa terhibur dan mendapat manfaat silahkan nikmati dan amalkan.

NANTIKAN KISAH NGGA BERMUTU DARI SAYA SELANJUTNYA

Jangan lupakan Shalat.... OK ?

- DHN -
 
Hari berganti...
Bulan berjalan..
Tahun berlalu...

Kehidupan keluarga kami terus berjalan dengan pasang surutnya.

Konflik...
Kasih sayang..
Dan hal hal lain ikut mewarnai...

Akhirnya denga serius saya akhiri kisah kehidupan Kel. DICKY HIMAWAN NUGRAHA ini.
Bila semua merasa terhibur dan mendapat manfaat silahkan nikmati dan amalkan.

NANTIKAN KISAH NGGA BERMUTU DARI SAYA SELANJUTNYA

Jangan lupakan Shalat.... OK ?

- DHN -
Lha kok ujung”nya tamat 😁
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd