Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT The Lucky Laki - Session 3 - Hidup Nyaman

The Lucky Laki - Session 3 - Hidup Nyaman

•Februari 2012•

2 tahun sudah gue bekerjasama dengan fera, begitupun hubungan terlarang gue dengan doi berjalan.

1 bulan terakhir ini fera terlihat gelisah, tepatnya setelah kepulangan nya dari semarang untuk menengok ibu kandungnya.
Namun setiap gue bertanya, fera selalu mengalihkan ke bahasan lain dan belum terjawab pertanyaan gue sedikit pun.

Bahkan kalo sudah mentok, ujung-ujungnya fera hanya mengajak gue untuk ngewe dan kita kembali menikmati keintiman dan mendapat kepuasan bersama-sama.

Akhirnya, gue pun tidak lagi mendesak fera dengan pertanyaan gue tentang kegelisahan doi yg cukup lama.

Suatu hari, fera mengajak gue bertemu salah seorang klien bernama Mr. Robin.
Beliau adalah WNA yg sudah bekerja di Indonesia selama kurang lebih 7 tahun sejak 2005.

Beliau adalah seorang bisnisman yg memiliki beberapa usaha dan bisnis di Indonesia.
Dan beliau sangat aktif menggunakan bahasa indonesia walau masih kental aksen bahasa negara asal nya.

Dalam obrolan di pertemuan itu, kita sekalipun tidak membahas bisnis atau pekerjaan, hanya sebatas makan siang bersama dan membahas sedikit tentang market inside di Indonesia.

Sepulangnya dari pertemuan itu, fera mengajak gue untuk makan malam disebuah resto favoritnya yg bernuansa elegan dan romantis.

Setelah usai makan malam, fera memesan 2 gelas minuman tambahan beserta makanan ringan untuk menemani kita ngobrol.
Karena fera akan berbicara suatu hal yg serius malam itu.

Gue pribadi menebak, bahasan malam ini sangat sarat dengan hubungan kita.
Namun entah kenapa dan apa yg akan terjadi.

Fera memulai bahasan nya dengan bercerita tentang kepulangan nya ke semarang dan suasan berkumpul disana bersama ibu nya.
Hanya ibu yg tersisa dari ortu fera.

"Yank,. Aku mengenal kamu luar dalam,. Ada apa? Aku tau bukan ini yg mau kamu bahas kan?" ucap gue menatap matanya

Fera menatap mata gue, dan menarik nafas nya panjang.

Yup,. Fera menyembunyikan sesuatu dari gue.

"Dip, ibu minta aku stop berkarier.. Dan beliau menyarankan untuk aku segera menjual perusahaan serta seluruh asetnya, dan menikmati hidup normal menjadi seorang ibu bersama anak-anak" ucap doi serius

"Aku sayang sama kamu, aku percaya sama kamu, dan aku yakin kalo kamu bisa jadi suami aku dan papi untuk anak-anak, kita akan lebih baik dip" lanjut doi sambil gemetar menggenggam tangan gue

"Tapi apa mungkin aku minta dinikahi sama kamu? Melihat kenyataan perbedaan umur kita 7 tahun" fera masih melanjutkan

"Aku yakin, keluarga besar aku pun ngga akan menyetujui ini" fera mulai berkaca-kaca

"Aku,. Hmmm,. Aku,. Aku dijodohkan dip oleh sahabat kakak aku saat mereka kuliah dulu,. Dan ibu sangat menyukai orang itu" ucap jujur fera

"Kamu gimana?" tanya doi

Gue kaget, namun gue tetap santai. Karena gue tau dan pastikan hari ini akan terjadi cepat atau lambat.

"Aku?" jawab gue tersenyum

"Aku bisa apa? Disaat ini yg aku liat dari mata kamu, kamu nyerah dengan keputusan keluarga kamu" ucap gue tersenyum tipis

"Mungkin bener, keluarga kamu ngga akan pernah setuju dengan hubungan ini yg berbeda umur,. Dan ngga menutup kemungkinan, kelurga aku pun keberatan" ucap gue tegas, karena gue sudah tidak melihat upaya fera mempertahankan hubungan ini.

Fera mulai meneteskan air mata

"Fer, aku support kamu buat kehidupan kamu ke depan bersama anak-anak,. Semua karena aku sayang sama kamu dan anak-anak, tapi kita ngga ada pilihan" ucap gue

Fera semakin ngga bisa menahan tangisnya, tangan nya semakin bergetar genggam tangan gue

"Lanjutin hidup kamu fer,. Aku gpp,. Sudah saatnya aku berdiri sendiri dengan bekal selama 2 tahun ini banyak hal yg aku belajar dari kamu" ucap gue yg masih santai

"Aku ngga mau kamu marah dan benci sama aku dip,. Aku mau kita selalu mengenang baik satu sama lain" ucap fera terisak

"Tenang aja,. Kamu liat aku,. Aku akan baik-baik aja, dan melepas kamu buat kebaikan kamu, diki dan raisa" balas gue tersenyum

Fera menatap mata gue sangat dalam.

"Aku akan selalu mengenang kamu baik, bahkan terbaik dalam bagian perjalanan hidup aku" lanjut gue

Setelah itu kita hanya saling diam, dan fera mengajak gue untuk pulang.
Diperjalanan, fera kembali mengucapkan sesuatu

"Dip,. Terimakasih ya untuk semua hal yg selalu kamu kasih buat aku dan anak-anak" ucap fera kembali terisak

"Aku mohon, terima balasan aku yg ngga sebanding dengan waktu, tenaga, pikiran yg kamu curahin buat aku, diki dan raisa" lanjut doi

"Mr. Robin adalah calon atasan kamu, kapanpun kamu siap,. Dia sudah menyiapkan pekerjaan yg layak untuk kamu dip" ucap fera

Setelah itu kita kembali terdiam, dan fera menangis tersedu sambil terus menggenggam tangan gue hingga sampai dirumah nya.

Sampai dirumah fera, dan memarkirkan mobil di garasi.
Gue memberikan sebuah salam pamit.

"Aku pamit ya,. Setelah aku hilang dari pagar rumah kamu,. Aku hanya bisa berdoa untuk kamu, diki dan raisa" ucap gue tersenyum

"Aku berharap,. Kamu bahagia selalu, dan semakin dekat dengan anak-anak" ucap gue

Mmuuacchhh,. Mmuuacchhh,. Muachhhhh
Kita berciuman cukup lama dan fera menangis.

Gue turun dari mobil, dan memberikan kunci beserta STNK kepada fera.
Serta gue mengembalikan beberapa kartu kredit dan ATM yg pernah fera berikan untuk pegangan gue.
Kemudian gue berjalan santai keluar pagar menuju ke depan jalan untuk mencari taksi.

Bukan sakit yg gue rasa pada perpisahan ini.
Malah sebuah rasa lega dimana gue bisa melepas topeng gue dan mudahan bisa kembali menjadi gue yg apa adanya.

Terima kasih Fera, atas cinta tulus yg ngga pernah gue balas dengan sepenuh hati gue.

***

•2 Bulan Kemudian•

Pagi hari di hari senin. Ponsel gue berdering.

? : Orang tak dikenal
G : Gue

G : Halo,.

? : Halo, ini dipo? Gue Lidya, masih inget?

G : Oo Hay,. Iya inget lah, kenapa bu?

L : Siang ini bisa temuin gue di citos jam 13.00 ya,. Ada amanat yg harus gue sampein.

Gue yg penasaran menyetujui hal itu dan akan menemui bu lidya siang nanti.

Skip,..

Siang jam 13.15 gue sudah berada di mall tersebut.
Kemudian lidya memanggil gue dari sebuah cafe dan memberi kode untuk gue duduk di meja lain terlebih dahulu.

Menunggu sekitar 20 menit sambil merokok dan memesan minuman.
Lidya pun selesai dengan klien nya kemudian pindah ke meja gue.

"Hay dip, apa kabar?" ucap beliau sambil kita cipika cipiki

"Baik bu, seperti yg terlihat" balas gue tersenyum

Lalu, lidya duduk dan menjelaskan maksud dab tujuan nya meminta ketemu dengan gue.
Ternyata semua ini ada hubungan nya dengan fera.

Menurut lidya dan melalui beliau, fera telah membuat surat kuasa atas dirinya untuk memberikan persentasi bagi hasil penjualan aset perusahaan kepada gue sebagai pemegang saham 20%.

"Bu,. Ini ngga bener" ucap gue yg mengambil ponsel dan menghubungi fera

Ternyata ponsel fera sudah tidak aktif

"Dip, lu dah ngga akan bisa dan pernah untuk ketemu atau hubungi fera, termasuk gue" ucap lidya

"Kapan fera menulis ini semua bu?" tanya gue

"1 bulan yg lalu, dan dia minta gue temui lu di hari ini,. Anggap ini kado ultah lu" jelas lidya

Kemarin, adalah hari ulang tahun gue ke 26th.

"Happy Birthday ya dip,." ucap lidya tersenyum

"Makasih bu,." balas gue senyum

Kemudian gue pun kembali mendengarkan semua penjelasan dan hal-hal tentang pesan fera.
Lalu, gue diminta menandatangani surat bermaterai untuk pihak bank, agar bisa segera meletakan dana tersebut ke rekening pribadi gue.

"Gue ngga bisa menerima ini bu" ucap gue

"Dip, lu jangan nyusahin gue dong, kalo lu ngga mau terima, gue balikin ke siapa? Sedangkan semua harus persetujuan lu, dan fera sudah menghilang" jawab lidya bingung

"Gue butuh penjelasan fera bu" ucap gue tegas

Lidya merogoh tas nya dan memberikan amplop putih bersegel dan agak tebal.
Gue buka amplop itu dan berisi 4 foto gue dan fera di berbagai momen dan 1 foto gue bersama fera, diki dan raisa.
Kemudian ada sebuah surat dengan tulis tangan fera, yg berisi :

"Hai dip, pasti kamu lagi bingung kan tentang apa yg kamu denger hari ini,. Hehe.

Selamat Ulang Tahun Dipo Sayang, Panjang Umur, Sehat Selalu, Sukses dan apapun yg jadi doa kamu terkabul tahun ini,. Amin.

Terimakasih ya dip, 2 tahun bersama kamu mengembangkan perusahaan kita.
Ternyata banyak kemajuan dan kepuasaan klien atas kinerja kamu.
Hari ini, aku kasih HAK kamu sayang.

Kalo kamu mau ucapin terimakasih, aku sudah pastikan hati kamu pasti berucap itu.
Ngga sangka ya dip, kita bakal terpisah dan bahkan ngga akan ketemu lagi.
Aku ngga kuat dip, namun berusaha kuat.
Tapi kamu bener, aku yg menyerah dengan keputusan keluarga aku.
Aku ngga bisa perjuangin kamu dip.

Salam buat Papa, Mama, Mas Dani, Mbak Nisa dan Bima ya,.

Love you
Fera

Begitulah isi surat fera kala itu.
Dan gue agak lega setelah membaca itu semua.
Namun gue masih ngga percaya bakal sampai segitunya.

"Dip, gue butuh tanda tangan lu" ucap lidya

Gue pun menandatangani surat kuasa itu dan mengembalikan nya ke lidya.

"Thanks ya dip, besok akan diurus oleh staff gue dan akan masuk ke rekening pribadi lu" ucap lidya senyum

"Sukses ya dip,. Oiya satu lagi, hubungi Mr. Robin,. Pesan fera" lanjut lidya

"Thanks ya bu" ucap gue tersenyum

Lalu, lidya beranjak pergi dari hadapan gue.
Dan gue kembali membakar rokok gue untuk menenangkan diri gue.
Nyesek rasanya terutama melihat foto yg berisi gue, fera, diki dan raisa.

"Gue ngga nyangka fer, sedalam itu rasa lu ke gue" dalam hati gue

***

1 Bulan berlalu,..

Hadiah yg diberikan fera cukup besar dan aangat berarti buat gue.
Gue pun memilih mengeluarkan sebagian besar untuk membeli kendaraan roda 4 untuk gue.
Dan sisa dari hadiah yg fera kasih ke gue, gue bagi sebagai simpanan dan deposito.

Sebuah Honda Jazz RS terbaru (GE8), berwarna silver. Sudah berada dan terparkir di depan rumah gue.

Jumat pagi ini gue terbangun dari tidur lelap yg nikmat.
Setelah mencuci muka dan gosok gigi, gue pun turun kebawah untuk membuat es teh manis dan membuat roti dengan selai nanas kesukaan gue.

Gue duduk di teras dan memulai sarapan pagi itu, dan menutupnya dengan menikmati rokok marlboro lights gue.

Gue pun memegang ponsel gue, gue berniat menelpon Mr. Robin.
Saat gue menemukan kontaknya, hati berkata lain.

"Berdirilah sendiri, semua akan lebih baik dan nyaman" ucap hati gue

Setelah 10 menit gue bimbang, gue memutuskan untuk membatalkan niat gue.
Gue bertekad akan fokus kepada kemampuan diri gue sendiri untuk mencari kerja dan memulai semua nya dari awal kembali.

Gue kembali masuk kerumah dan kembali ke kamar, gue buka laptop gue.
Gue mencari dokumen CV gue dan gue mengupdate nya menjadi isi dan tampilan yg baru.

Setelah merapihkan CV tersebut, gue pun mulai browsing lowongan pekerjaan di internet.
Gue mulai memfilter pekerjaan sesuai dengan bidang gue dan pengalaman yg gue miliki 2 tahun terakhir saat bekerja sekaligus belajar dari peerusahaan fera.

Gue menemukan lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan provider GSM ternama sebagai Marketing Communication.
Tanpa pikir panjang, gue pun mengklik lowongan tersebut dan submit lamaran pekerjaan, CV serta identitas gue.

Kurang lebih ada 3 perusahaan lain yg gue lamar dengan posisi marketing, team leader, supervisor bahkan sales sekalipun.

Hari demi hari berlalu, kini sudah berada di minggu terakhir bulan Mei 2012.
Hari selasa siang, saat membantu nyokap menjaga warung.
Ponsel gue berbunyi dari sebuah nomer lokal (021-*******).

Gue angkat telepon itu, dan ada suara wanita yg mengabarkan jadwal panggilan interview untuk lamaran gue sebagai Supervisor area perusahaan chipset ternama itu.

Gue pun segera mengambil kertas dan pulpen untuk mencatat alamat lengkap serta nama yg harus gue temui besok pagi di bilangan Gatot Subroto, Jaksel.

Kemudian, gue pun kembali ke kamar setelah nyokap selesai sholat dan menjaga warung kembali.

Gue kegirangan dan sangat semangat untuk hal tersebut.
Gue pun menyiapkan semua dokumen yg akan gue bawa besok, hingga pakaian yg terbaik yg gue miliki.

Skip,..

Jam 08.30 keesokan harinya, gue sudah berada di parkiran basement gedung perkantoran itu.
Lalu, gue mempersiapkan diri serta kerapihan gue dan segera naik ke lantai dimana kantor pusat perusahaan itu berada.

Gue pun harus melewati psikotes lengkap serta menunggu panggilan interview sehabis makan siang.

Saat jam makan siang, gue makan di kantin yg terdapat di basement gedung itu bersama para pelamar yg hadir hari itu, dan sekitar 10 orang pelamar yg hadir.
Mereka pun melamar beraneka ragam posisi.

Skip,..

Jam 15.30, waktu yg mendebarkan tiba.
Karena semua hasil dan keputusan akan di umumkan hari ini.

Dengan mengucap syukur, akhirnya gue diterima sebagai karyawan dengan masa kontrak 1 tahun.
Dan gue akan melakukan training di awal bulan Juni 2012.

•SESSION 3 - TAMAT•
 
Hai Para PEMBACA SETIA,.

Sekali lagi gue mengucapkan TERIMA KASIH atas TAMAT nya session 3 ini,.

Untuk Session 4 Sejujurnya sedang ON PROGRESS,.
Belum bisa update naik thread.

Karena ternyata jadinya KEJAR TAYANG, akibat permintaan yg luar biasa dari PEMBACA,.

TAPI, gue seneng jika REAL STORY gue memang RELATED dan bisa DINIKMATI,.
Sekali lagi TERIMA KASIH

Pantengin terus Session 1 - 3, Secepatnya akan gue update Link Session 4

Salam Hangat
-DIPO-
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd