Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT The Lucky Laki - Session 3 - Hidup Nyaman

Penikmat_69

Semprot Kecil
Daftar
5 Apr 2023
Post
57
Like diterima
3.363
Bimabet
Hai Para PEMBACA SETIA
The Lucky Laki - Series


Selamat datang di Session 3 - Hidup Nyaman
Selamat membaca dan menikmati cerita ini.

Buat yg ketinggalan, gue tetap berikan link untuk session sebelumnya :

•Session 1 : Thread 'THE LUCKY LAKI - Session 1 - Dunia Baru' https://www.semprot.com/threads/the-lucky-laki-session-1-dunia-baru.1487520/

•Session 2 : Thread 'The Lucky Laki - Session 2 - Sakit tak Berdarah' https://www.semprot.com/threads/the-lucky-laki-session-2-sakit-tak-berdarah.1488150/




The Lucky Laki - Session 3 - Hidup Nyaman

•Februari 2010•

Pagi yg cerah mengawali bulan februari 2010 ini.
Gue bangun pukul 08.00 dan bergegas mandi serta sarapan.

Pagi ini gue janjian dengan bu fera untuk bertemu di kantor nya jam 10.00.
Gue pun meninggalkan rumah dengan mengendarai motor gue menuju bilangan Mampang, Jaksel.

Masuk ke kantor yg ngga asing buat gue dan menyapa seorang security yg sudah gue kenal serta hampir seluruh karyawan yg ngga banyak itu, yg gue kenal juga

"Pagi Resti,." sapa gue di receiptionist dengan senyum pasta gihi

"Eh pagi mas dipo,. Apa kabar? Ibu dah nunggu tuh" jawabnya tersenyum manis

Gue pun langsung masuk dan naik ke lantai 2 menuju ruangan bu fera.
Sambil berbalas melambai tangan ke 5 orang yg berada di cubicle depan ruangan bu fera.

*Tok,. Tok,. Tok*

"Masuk" ucap bu fera dari dalam

"Pagi bu,." sapa gue tersenyum

"Eh dipo,. Pagi,. Kirain ngga jadi datang,. Duduk dip" ucap beliau anggun dengan senyum yg merekah

Setelah duduk dan tanpa basa basi, bu fera langsung memberi gue selamat atas kelulusan gue.
Dan menjelaskan pekerjaan yg doi janjikan untuk gue.

Dalam pekerjaan ini, gue diminta untuk menjadi assiten sekaligus perpanjangan tangan beliau di sisi marketing dan handle klien.
Setiap hari, gue akan bersama bu fera dari berangkat hingga selesai kerja.

Dan bu fera menawarkan gaji yg sangat baik serta kompensasi persentasi terhadap klien yg gue handle.
Ngga perlu waktu lama, gue pun menyetujui hal itu.

Dan bu fera meminta HRD untuk menyiapkan kontrak kerja gue segera dengan status karyawan tetap.

Setelah pembicaraan pekerjaan selesai, barulah bu fera kembali dengan basa basi nya dan melenyapkan status atasan nya terhadap gue.

"Gimana kabar keluarga dip, terutama papa?" tanya doi

"Alhamdulillah baik bu, ya mereka ngucapin terima kasih ke ibu untuk pekerjaan ini,." balas gue dengan senyum

"Syukurlah dip, kamu dah gabung,. Banyak banget pekerjaan yg harus kita jalanin dan proyek yg harus bergerak di 2010 ini" ucap doi menghela nafas

"Iya bu, bantu bimbing aku ya,. Semoga aku bisa cepat menguasai" jawab gue

"Oiya dip, anak-anak sekarang di boarding school,. Jadi diki dan raisa sekolah international kaya pesantren gitu,." ucap doi

"Wah berapa lama sekali mereka pulang bu?" tanya gue

"3 bulan sekali, tapi aku rajin kesana setiap seminggu sekali, kapan-kapan kita kesana bareng ya,." jawab doi sambil senyum

Bu fera memilih jalan itu karena mantan suami nya selalu berusaha mengambil anak-anak secara paksa.
Dan pilihan sekolah disana akan aman, karena kepala sekolahnya pun adalah kakak tertua dari bu fera.

Kemudian setelah menandatangani kontrak, bu fera memberi tahu seluruh karyawan tentang tanggung jawab gue dan posisi gue kedepan nya di kantor ini yg akan dimulai esok hari.
Lalu, bu fera menunjuk salah satu cubicle untuk gue duduk dan bekerja.

Dan gue pamit pulang untuk mempersiapkan diri untuk besok mulai bekerja.

***

Selasa pagi jam 08.00 gue sudah memarkirkan motor gue dirumah bu fera.
Dan bu fera keluar dengan membawa kunci mobil sebuah sedan Mercedes Benz C 200 terbaru berwarna silver.

"Nih,." ucap beliau tertawa kecil

"Wah, ganti beli sedan nih bu?" balas gue menerima kunci sambil tertawa

"Kan semenjak anak-anak pindah, aku nyetir sendiri, enakan sedan,." jawabnya nyengir

Gue masuk kedalam sedan eropa tersebut dan bu fera menyusul duduk di sebelah gue.

"Sekarang aku di depan aja duduk nya, kamu bukan supir lagi,." ucap doi becanda

Mobil pun gue jalani, hari pertama ini gue dan bu fera akan pergi ke daerah Sudirman untuk bertemu salah satu klien yg akan gue handle kedepan nya.
Karena bu fera akan fokus dengan materi dan eksekusi mengajar.

Sesampainya di kantor klien tersebut dan menunggu sekitar 10 menit di lobby.
Gue dan bu fera bertemu dengan Pak Iman seorang pimpinan marketing sebuah perusahaan jasa asuransi.
Obrolan pun tercipta, dan pak iman pun terlihat welcome dan berharap pelayanan terhadap kantor nya bisa gue handle dengan baik.

Setelah pertemuan itu, bu fera mengajak gue makan siang di sebuah mall sambil sedikit demi sedikit memberi gue penjelasan tentang bidang pekerjaan yg doi rintis.

"Oiya dip, aku janjian sama temen ya sekalian,. Boleh?" tanya doi

"Bolehlah, nanti aku bisa pindah meja kok, atau tunggu dimana gitu,." jawab gue melempar senyum

"Ngga usah,. Casual meet aja kok dip,. No Secret,." lanjut doi menyambit senyum sambil kembali memanggil waiterss untuk memesan

Sekitar 5 menitan berselang, seorang wanita berbadan agak berisi datang menghampiri.

"Hai fer,." sapa wanita itu sumringah

"Hai lid,." jawab bu fera senang

Mereka saling cipika cipiki

"Lid, kenalin ini dipo,." ucap fera penuh senyum maksud

Gue dan bu lidya (31th) pun bersalaman.

"Ihh fera lepas dari yg tua, dapet begini,." ucap bu lidya sembarang dan tertawa

"Astaga,. Maaf lid gue lupa, dia asisten gue,." bu fera meluruskan sambil tertawa

Lalu, bu lidya berbisik entah apa dan mereka tertawa bersama

"Haha,. Ngacoo,. Tapi ngga tau sih,." ucap bu fera

Hahahahaha,. Kembali mereka tertawa

"Udah akhhh,. Mau pesen apa say?" tanya bu fera ke bu lidya

Mereka berdua ngobrol tentang bisnis masing-masing.
Bu lidya ternyata adalah seorang pebisnis di bidang property dan real estate.
Gue pun sesekali dilibatkan dalam obrolan. Jadi ngga garing-garing amat gue kaya patung liberty.

Pada akhirnya gue mengetahui bahwa bu lidya ini adalah salah satu klien gue atas nama pertemanan yg akan di garap tentang consultant marketing nya oleh perusahaan bu fera.

"Nah, jadi gitu dip,. Lidya sih agak keluar konsep ya,. Cuma nanti kamu bakal bisa jelasin konsep yg aku buat untuk marketing nya lidya,." ucap bu fera tersenyum ke gue

Gue hanya mengangguk dan mencatat poin-poin obrolan mereka

"Oiya lid, dipo juga kan lulusan Ekonomi, untuk perusahaan, makanya gue percayain dia untuk ke kantor lu juga" tambah bu fera

"Ok deh fer, dip bantu ya,." ucap bu lidya dengan senyumnya

"Mudahan bu, semaksimal nya,." jawab gue membalas senyum

"Fer, lu ajarin kaku ya si dipo,.? Santai dipo,. Kadang sama klien itu membal aja, jadi lebih akrab,. Hehe,. Just advice" ucap bu lidya tertawa

"Iya bu,. Belum terbiasa,." jawab gue tertawa

Gue mempelajari hal baru,

"Membal mungkin lebih ke easy going yg ngga tegang kali ya" dalam hati gue

Jam 15.00 obrolan pun ditutup dan kita berpisah.
Gue dan bu fera keluar resto dan mall dan akan melanjutkan untuk kembali ke kantor.

Sampai di kantor gue pun langsung duduk di meja gue untuk mempelajari beberapa company profile perusahaan pak iman dan bu lidya.

Ngga kerasa sudah jam 17.00, beberapa orang pun sudah bersiap-siap pulang.
Sedangkan bu fera masih berada dalam ruanganya.

Saat semua turun kebawah untuk pulang, gue pun turun ke bawah untuk merokok.
Sambil melepas rekan-rekan kerja yg lain pulang.

*Tingggg,. Tingggg* bbm gue berbunyi

BF : Bu Fera
G : Gue

BF : Kamu dimana?

Gue sempet berpikir apa salah kirim? Kok kaya ngirim ke teman atau seseorang.
Mungkin kepedean gue atau fantasi aja kali ya.

G : Dibawah bu, ngerokok

BF : Oo,. Bentar lagi ya, masih agak repot aku

G : Iya bu, butuh bantuan?

BF : Gpp, kamu ngerokok aja dulu, yg lain sudah pulang?

G : Udah bu, tinggal resti, masih buat laporan di bawah.

BF : Oke deh..

Jam 18.30, gue pun pulang bersama bu fera dam sampai dirumah sekitar jam 20.00 karena macet.

***


2 bulan sudah gue bekerja lagi dengan bu fera.
Pekerjaan gue pun sudah semakin sering keluar kantor untuk meeting dan visit ke kantor klien.

Gue pun diberikan kepercayaan untuk menggunakan mobil bu fera.
Sedangkan saat gue keluar kantor, bu fera kadang menunggu di kantor atau dirumah saja.

Hari jumat ini, hari dimana gue visit klien ke 3 tempat.
Bu fera sengaja menunggu dirumah saja, dan gue menggunakan Toyota Innova beliau.

Jam 16.00 setelah visit ke kantor klien yg terakhir.
Gue berjalan menuju rumah bu fera untuk mengembalikan mobil.

*Kringgggg,. Kriiingggg*

G : Halo bu,.

BF : Kamu sudah selesai? Capek ya? Hehe

G : Baru selese nih bu, dari Gandaria

BF : Hehe,. Semangat,. Kamu pulang dulu aja kerumah kamu, aku mau minta tolong,.

G : Iya bu, tolong apa?

BF : Dugem yuk,. Lepas stress seminggu kita dip,. Haha,. Sama lidya juga, inget ngga?

G : Haha,. Yaudah kaya biasa aja aku anter bu,.

BF : Ihhh,. Jangan, kamu yg rapih, ikut masuk sekarang,. Ngga kaya dulu waktu driver,. Haha

Telepon pun berlanjut dan memastikan gue ikut.
Gue belok arah menuju rumah gue dan berjanji akan menjemput bu fera jam 22.00

Bukan sekali ini gue anter bu fera dugem, sudah beberapa kali saat gue menjadi driver.
Namun baru kali ini gue diajak masuk.

Skip,..

Jam 22.00 gue sampai dirumah bu fera.
Dan gue disuruh menunggu diruang tengah sambil menonton dan merokok.

Sekitar 10 menitan bu fera keluar dari kamarnya dengan mengenakan dress mini berwarna hitam.
Gue pun agak menelan ludah.

"Cantik banget bu,." puji gue tersenyum kearah nya

"Halah bisa aja,. Kamu juga ganteng kok,." puji doi balik dan memberikan senyuman cantiknya

"Apanya? Ini terlalu biasa ya buat nemenin ratu secantik ibu,." gombal gue

"Hmmm,. Rapih kok, tapi bagusan tangan nya di gulung deh dip,." saran doi karena gue mengenakan lengan panjang

Malam itu gue ngga sengaja serasi dengan doi.
Sama-sama mengenakan pakaian hitam, walau celana jeans gue biru dongker.

Diperjalanan menggunakan sedan bu fera tiba-tiba tercipta obrolan

"Dip,. Boleh ngga sih kalo kamu manggil fera aja?" ucap bu fera

"Ya mana mungkin bu, kan ibu atasan aku,." jawab gue salting

"Aku nyaman sama sikap kamu selama ini dip, sejak jadi driver sampe sekarang,." balas fera menggenggam tangan gue

"Ini ibu belum mabok kan? Sampe juga belum nih bu,." ucap gue becanda dan tertawa

Hahahahaha,. Kita tertawa bersama

"Ngga lah,. Sorry dip, aku cuma jujur aja sama apa yg aku rasa,." doi tertunduk tersipu

Gue balas genggaman tangan nya. Sambil menoleh kearah fera.

"Jangan anggep aku ngga sopan ya fer,." jawab gue dengan senyum menerima

Doi menatap mata gue tersenyum.

"Aku juga sama kok, nyaman,. Bahkan aku mengagumi kamu, tapi apa daya? Siapa aku?" modus gue dimulai

Jujur sejak hubungan terakhir gue yg kecewa karena widi.
Gue hanya anggap wanita sebagai persinggahan bukan menetap.
Gue butuh dekat sama wanita untuk hal intim dan mesra bahkan seks bukan lagi sebuah komitmen basi dan harapan kosong.

Dan menurut gue, ini kesempatan dan keberuntungan gue.
Yg gue pikirkan saat ini, bisa bersama fera, kerjaan aman dan hidup pun nyaman.

"Beneran dip? Kamu lagi ngga bohong ke aku kan?" selidik fera

"Siapa sih yg ngga bakal suka sama kamu?" tanya gue

"Kamu mau selain kerja, kita juga bisa dekat untuk hadepin semua bareng-bareng? Tenang aja, aku ngga minta kita berkomitmen kok dip,. Aku sadar perbedaan umur kita,." jelas fera tersenyum menatap gue

"Aku menilai kamu dewasa aja dip, dan mampu mengimbangi keluh kesah aku sejak awal,. Dan kamu dekat sama anak-anak" tambah doi

"Jalanin aja, kalo kita sama-sama nyaman, dan bisa saling ngisi,. Oiya,. Aku kangen anak-anak,." jawab gue tersenyum modus

"Serius? Besok siang yuk ke anak-anak,. Hehe" timpal fera senang

Gue hanya mengangguk dan tersenyum.
Dan gue menyadari bahwa genggaman tangan kita belum lepas sejak tadi.

Sampailah kita di tenpat biasa fera pergi dugem.
Jam 23.00 kita masuk ke parkiran dan masuk ke dalam dengan bergandengan.

Gue ngga merasa malu jalan sama fera, karena muka gue yg boros diumur gue yg 23th malah terlihat seperti 26th, sedangkan fera yg berusia 31th malah terlihat 28th.

Masuk ke dalam gue bertemu dengan bu lidya, dan dikenalkan oleh bu jeni dan pak indra. Mereka adalah teman-teman fera sejak remaja.

Kita berlima memilih duduk di sofa ujung yg lebih luas dan terlihat semua sudut ruang di klub malam ternama dan rata-rata pengunjungnya bergaya elegan.

Tiba-tiba gue terbesit tentang masa lalu pahit gue dengan teman kampus gue bernama ayu.
Dugem - Mabok - Ngewe berakhir salah paham.

"Inget dip, tetap cool dan jaga sikap, ngga melayani apapun jika mabok walau ada pancingan mengarah" dalam hati gue mengingatkan diri gue

Pesta dimulai saat pesanan minuman, hingga cemilan terhampar di meja kita berlima.
Saling mengadu gelas dan berjoget senang menikmati malam ini.

Jam 00.01 dari kejauhan gue melihat ada beberapa waitress membawa kue ultah dan lilin yg menyala.

Mereka menghampiri meja kami berlima.

"Happy birthday to you, happy birthday to you" nyanyian lagu ultah

"Happy birthday dipoooooo" teriak fera memeluk gue

"Astaga,. Iya ini hari ultah gue,. Gue bisa skip hal ini,. Haha" dalam hati gue merasa bodoh

"Muuaacchhh,. Happy birthday sayang" ucap fera yg mencium pipi gue kiri dan kanan.

Gue yg masih terbengong bingung, dikagetkan oleh suara bu lidya.

"Dipoo tiup lilin nya,. Fera rencanain malam ini buat lu tau,." ucap bu lidya tertawa lebar

Hahahaha,. Kita pun tertawa bersama

Gue pun meniup lilin dan fera kembali memeluk gue.

"Makasih ya sayang,. Sumpah aku lupa" bisik gue tertawa

"Iya sayang,. Kamu terlalu sibuk dan fokus" balas fera tersenyum sambul melingkarkan tangan nya di leher gue

Kue diletakan di meja dan para waiterss kembali bekerja.

"Apa gue bilang, Dipo bukan sekedar asisten lu kan nek?" ledek bu lidya tertawa

Hahahahahaha,. Kita tertawa bersama

"Kan biar profesional bu?" teriak gue tertawa

Hahahahahaha,. Tawa renyah kembali tercipta

Malam itu semakin membuat gue akrab, bukan hanya gue dengan fera tapi bersama teman-teman nya.
Gue pun berani mencekokan minuman murni ke bu lidya, bu jeni dan pak indra.
Dan mereka santai bahkan menyukai gaya gue.

Pesta semakin menjadi diiringi lagu yg semakin keras.
Fera pun berkali-kali terlihat mesra ke gue.

Namun disini gue belajar hal lain. Bahwa orang elegan seperti mereka, bukan mencari mabok.
Kita minum semua, tapi kita masih bisa menjaga manner serta masih terlihat sadar.

Terbukti beberapa kali obrolan gue dengan fera dan lainnya masih nyambung dan masih terkontrol sangat baik.

Jam 02.00 kita sudahi pesta yg sengaja dibuat fera untuk merayakan ultah gue.
Kita saling berpamitan dan saling memeluk serta cipika cipiki.
Layaknya gue pun sudah mengenal mereka sangat lama.

Ucapan ultah di BBM gue cukup ramai.
Dari group, mas dani, dodo dan beberapa teman yg ingat hari lahir gue.

Gue kala itu hanya membalas bbm mas dani saat mampir ke toilet.

Bergandengan kembali ke mobil dengan jalan yg masih tegap.
Gue dan fera hanya tertawa membahas kebingungan gue tadi.

Sampai di mobil, fera kembali mengucapkan selamat

"Muuaachh,. Selamat ultah sayang" ucap fera mengecup sesaat bibir gue dan senyum

"Makasih ya,. Aku seneng banget,. Mmuuaacch" balas gue mengecup kening nya.

Gue kembali menahan diri dan bermain peran.
Agar ngga terlihat sradak sruduk yg hanya akan membuat masalah.

Sesampainya dirumah fera dan memarkirkan mobil.
Gue pamit untuk pulang dengan motor aja.

"Aku pulang ya, nanti siang aku jemput" ucap gue tersenyum

Fera hanya mengangguk dan tersenyum sambil melingkarkan tangan nya ke pinggang gue.

"Bawa mobil aja yank,. Gpp kok" saran fera

"Aku naik motor aja,. Aman kok" balas gue meyakinkan

Gue pun langsung meninggalkan fera di pintu utama dan mengeluarkan motor gue dengan bantuan pak jafar sebagai satpam dirumah fera.

"Makasih ya pak" ucap ramah gue melewati pagar.

"Sama-sama mas dipo,. Hati-hati" balasnya

*** To be CONTINUED,. Page 5
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd