Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiar Series: Anak magang ikut perjalanan dinas

Bimabet
Episode 5

Jam 2 siang, Putra dan Tiar sudah berada di food court di ITC dekat hotel tempat mereka menginap.



“Makan dimana ya? banyak banget pilihannya” Putra bingung memilih menu untuk makan siang di food court itu “Pecel lele? Masakan Manado? Mi ayam? Nasi padang? Haaahhh bingung.” Putra menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. “Makannya jangan banyak macem,nanti malem kita kan dapet dinner di hotel.” Tiar mengingatkan. “Pecel lele yuk Ti?” ajak Putra. “Boleh sih.” Jawab Tiar, mereka berdua pun di salah satu kursi di dekat tempat pecel lele di food court tersebut. “Mau mesen apa Mas sama Mbaknya?” tanya salah satu karyawan, sambil memberikan menu pada mereka “Pecel lele Mbak, lele nya 2, nasinya nasi uduk, tahu goreng 2, sama minta kol gorengnya Mbak.” Putra menyebutkan pesanannya. “Mbak nya?” tanya karyawan itu “Pecel ayam aja Mbak, ayamnya dada, nasi uduk, sama minta sayur asemnya ya” Jawab Tiar. “Minumnya?” Putra memilih sebentar “Air putih biasa, sama es teh tawar.” Jawab Putra. “Es teh manis Mbak” jawab Tiar “Baik mohon ditunggu.” Karyawan itu meninggalkan mereka berdua.

“Makan Lu banyak banget?” Tiar heran “Kalem Ti, space perut Gue banyak kok, biar nanti malem semangat juga.” Kata Putra “Emang mau ngapain entar malem?” Goda Tiar “Mau perang wuwuwuwuwu” Putra sedikit berteriak, membuat beberapa pelanggan melihat mereka, Putra langsung menunduk, Tiar menjitak kepala Putra “heboh banget sih?” Tanya Tiar. “Terlalu semangat Ti.” Jawab Putra pelan. Tiar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tidak banyak yang terjadi ketika mereka makan. Hanya mereka sedikit ribut ketika hendak membayar “Gue gamau dibayarin pokoknya.” Tiar menolak Putra membayarkan makanannya. Putra sedikit berpikir agar Tiar mau menerima tawarannya “Anggep aja Gue belajar nafkahin Bini Gue Ti.” Tiar tak bergeming. Putra bingung “Anggep aja buat yang semalem?” tanya Putra ragu, Tiar teringat kejadian semalam, dimana ia dibuat 3x orgasme, sedangkan Putra hanya dipuaskan 1x dan hanya melalui mulutnya. Tiar merasa bersalah kepada Putra, akhirnya Ia mengalah “Ok, Lu menang.” Tiar pasrah, Putra mengeluarkan selembar uang 100.000 untuk membayar pesanan Mereka. “Makasih Mas Mbak, langgeng ya.” Balas sosok yang mungkin merupakan Bos pecel lele tersebut. “Iya Mas makasih.” Jawab Putra cepat agar cepat kelar.

“Lu emang pinter ya nyari alesannya.” Kata Tiar setelah Mereka berdua meninggalkan food area food court tersebut. “Hehehehe, becanda Ti, semalem Gue juga puas, Cuma gimana ya, kalo jalan sama Cewek tuh, Gue ngerasa bertanggung jawab gitu.” Jelas Putra. “Gue bukannya mau nunjukkin sok gentle Gue, Lu tau kan Gue aslinya gimana. Ke anak-anak Gue juga gitu kan.” Putra melanjutkan, Tiar teringat perlakuan Putra kepada perempuan-perempuan di Kampus, Putra memang selalu baik ke Mereka. Bahkan Putra sempat menemani Tiar menunggu jemputan Vino yang larut malam setelah Putra dan beberapa temannya selesai nonton dan pulang duluan. Dia juga sempat bolak-balik Kampus untuk mengantar beberapa teman yang tidak bisa pulang atau tidak ada driver ojol yang mempick up pesanan mereka setelah pulang rapat acara larut malam, apalagi ada jalan yang ditutup.

“Ti...” Putra membuyarkan lamunan Tiar “Iya Lu bener, Lu emang cowo baik.” Puji Tiar “Ah elah Ti, jangan gitu napa? Entar nge fly nih Gue.” Putra jadi salting karena pujian Tiar. “Jalan-jalan bentar yuk?” ajak Tiar “Siap Bos” jawab Putra. Mereka berkeliling ITC itu sambil bercerita, entah banyak hal yang Mereka cocok dan bisa ceritakan dari hal receh sampai penting.

“Tra, ada toko bola tuh.” Tunjuk Tiar yang melihat outlet baju bola saat Mereka sedang berkeliling. “Gue beli jersey apa ya? Jersey MU Gue udah komplit Ti.” Putra bingung “Gue mau beli jersey MU.” Jawab Tiar sambil berjalan menuju outlet tersebut. “Siang Mbak, mau beli jersey apa?” tanya pegawai toko nya. “MU Mas size S ada?” tanya Tiar “Waahh ada dong. Bentar ya.” Jawab Pria itu sambil membuka lemari untuk mencari jersey yang dicari “Ada Ti?” tanya Putra yang tadi sempat membeli es krim “Mau?” tawar Putra, Tiar melihat Putra membeli es krim vanila di cup yang merupakan rasa favoritnya. “Mau.” Jawab Tiar sumringah. Ia menyendok es krim vanila itu. “Nih, makasih.” Sambil kembali menyodorkan cup es krimnya pada Putra “Kalo mau lagi, makan aja. Gue entar beli lagi.” Kata Putra “Ga usah.” Jawab Tiar. “Ini Mbak jerseynya.” Kata Mas tadi “Wuiihh cowoknya juga Fans MU nih?” tanya Mas tadi “Bukan Pacar Mas.” Jawab Putra “Calon Suami.” Lanjut Putra disertai gelak tawa, Tiar malu malah menginjak kaki Putra. “AAAWWW becanda Ti.” Jawab Putra “Kita temen Sekampus doang Mas” Tiar mengklarifikasi “Mau sekalian dipasang nama Mbak? Bisa nama pemain, bisa nama Mbak, bisa nama calon Suami Mbak.” Si Mas penjaga outlet itu ikut bercanda. “Apaan sih Mas?” Tiar berpikir sejenak. “De Gea ganteng jago Ti, Rashford baby face, Shaw ganteng, Pogba kece.” Putra memberikan rekomendasi nama pemain “Tiar rupawan.” Lanjut Putra dengan nada kecil disusul toyoran kepala ke Putra “Tiar aja Mas, nomor 7.” Jawab Tiar “Siap ditunggu 10 menitan ya. Mbak, Mas, silahkan duduk, mungkin Mas nya mau beli juga?” tawarnya “Udah komplit Mas.” Jawab Putra sambil melihat-lihat “Jersey retro kita juga punya Mas.” Tawar Mas nya lagi “Kita juga ada kiper nya yang logonya plat Mas.” Putra bergeming “Boleh Mas, size L” Jawab Putra semangat “Pake nama Mas?” tanyanya “Putradinho nomor 18. Jawab Putra “Kayak nama Ronaldinho ya Mas.” Kata Mas nya “Udah dikasih Ortu Mas, tapi Saya sukanya MU.” Jawab Putra. Putra pun duduk disebelah Tiar yang tadi sudah duduk duluan menunggu pesanannya. Setelah 10 menit pesanan mereka sudah selesai dan di packing “Ini ada diskon buat Mas sama Mbak nya kalo Mas sama Mbaknya mau follow kita terus Kita fotoin sebagai bentuk testimoni mau ga?” Tawar Mas nya, Putra menanyai Tiar, apakah Dia mau, Tiar mengiyakan. Mereka memfollow instagram toko jersey itu kemudian mereka di foto berdua sambil memamerkan jersey Mereka. “Wiiihhh serasih banget Mas sama Mbaknya. Ga percaya Saya kalau kalian cuma temen sekampus.” Goda Mas nya “Kami izin upload ya, nanti kami tag IG kalian juga. Boleh tau username IG nya?” tanya Mas nya, Putra dan Tiar memberikan username IG Mereka “OK udah kami tag, Kami kasih diskon 20% buat kalian jadi totalnya Cuma 270 ribu saja.”Mas nya 155 ribu, Mbak nya 105 ribu.” “Kok mahalan Dia Mas? Tanya Tiar “Iya Mbak, jersenya rare.” Jawabnya “Iya Ti, Gue nyari di toko langganan Gue ga ada, emang susah, makanya pas ada disini langsung Gue beli kan.” Putra meyakinkan, Mereka bayar masing-masing dan kemudian meninggalkan outlet tersebut dan kemudian kembali ke hotel.

Mereka pun sudah tiba di hotel ketika jam menunjukkan setengah 5 sore, Tiar memilih langsung mandi karena cuaca lumayan panas dan Ia kegerahan, sementara Putra duduk di sofa dekar jendela sambil ngevape.

“Tra, mandi dulu gih.” Tiar menyuruh Putra, setelah Tiar keluar dari kamar mandi dan mengenakan kaos belang belang dan celana gemas “Bentar lagi Ti, nunggu iklan.” Jawab Putra yang kali ini sedang menonton Naruto didepan kasur. Tiar duduk disebelah Putra, kemudian langsung menyenderkan kepalanya ke pundak kanan Putra. Putra sempat melirik Tiar kemudian langsung kembali melihat layar TV.

“Udah iklan tuh.” Tiar mengingatkan “Nunggu abis deh tanggung.” Putra menunda mandinya. Tiar menjewer Putra “Aaahhh...sakitt Ti sakitt” Putra mengaduh. “MANDDII” Tiar menekankan kata. Putra pun mengambil pakaiannya di tas kemudian menyetel lagu favoritnya, kemudian masuk ke kamar mandi.

“Trriinnggg.....tringggg...” HP Tiar berbunyi, ternyata telpon dari Vino, dengan malas Tiar menerima panggilan dari Vino.

“Kamu kemana aja? Ga ada kabar.” Tanya Vino kesal.

“Sibuk ngurusin dekor acara.” Jawab Tiar cuek.

“Masak ga sempat nelpon dari pagi?” Nada suara Vino semakin tinggi.

“Ya emang dari pagi sibuk Vino.” Tiar tak kalah tinggi.

“Emang nagapain aja sih?” Vino kesal.

Tiar kemudian bangkit dan memilih keluar, tak lupa Ia membawa kartu kamar dan melanjutkan komunikasinya dengan Vino di teras disebelah kamar Putra, di tiap lantai tersebut memang ada teras untuk melihat pemandangan sekitar dan instagramable. Tiar melanjutkan telponnya dengan Vino disana sambil berdiri melihat ke arah kamar, takut Putra mencarinya.

30 menit kemudian Putra baru keluar dari kamar mandi, sambil bersenandung, Ia tak melihat Tiar di kamar itu “Tiar kemana ya? Ti...Tiiiii, Putra memanggil Tiar tapi tak ada jawaban, padahal kamar itu kecil. “Paling balik ke kamarnya kali ya? tapi ngapain? Aaahh bodo amat, lanjut nonton....Yaahhh habisss.” Putra kesal karena filmnya sudah habis.

Hampir 1 jam Tiar belum kembali ke kamar, Putra jadi sedikit kepikiran “Tiar kemana ya? cari ga ya? Tapi Gue bukan pacarnya doi yang posesif, tapi Doi temen Gue...” Putra nampak berpikir “Apa Tiar ke restoran ya?” Pikir Putra. “Gue chat aja dulu kali ya?” Pikir Putra

Putradinho

“Ti, Lu dimana?”

Pesan sudah terkirim, tapi belum dibaca Tiar.

Tak lama HP Putra berbunyi, Putra yakin itu adalah chat dari salah satu staff di kantornya yang menanyakan apakah Mereka sudah di hotel dan ingin mengajak Putra dan Tiar dinner barengan. “Ah elah, Gue kira Tiar. Kita udah di hotel Mbak, Ok, nanti Mbak kabarin aja kalo udah mau dinner.” Balas Putra. Karena terlalu nyaman berbaring, Putra pun ketiduran, kakinya menjuntai ke lantai sementara badannya ada di kasur.

“Klek” suara pintu terbuka, ternyata Tiar sudah kembali, matanya agak sembab, Ia takut Putra bertanya-tanya namun, Ia lega karena Putra tertidur pulas. “Untung Dia tidur.” Entah mengapa perasaan Tiar jadi sedikit tenang melihat wajah polos Putra yang tertidur pulas. Ia pun memilih menyeduh teh manis panas untuk menenangkan dirinya. Tiar duduk di sofa dekat jendela, Ia merenung memikirkan omongan dirinya dengan Vino barusan.

“Rooonngggg.....rooonngggg” HP Putra berbunyi, Putra dengan masih memejamkan mata, meraba sekitar mencari HP nya “HP, dimana sih Lu?” tanya Putra “Nah ini.” Putra menggeser simbol bewarna hijau untuk menerima panggilan “Iya Mbak?” sapa Putra, Tiar melihat Putra yang menrima panggilan itu sambil masih terpejam. “Iya Mbak........lagi nungguin Tiar Mbak....... Ok deh jam 7......Siap......Makasih Mbak.” Setelah panggilan berakhir Putra sempat melihat sekeliling, Ia menyadari Tiar telah kembali “Eeehhh Ti, Gue cariin daritadi.” Kata Putra “Mbak Tri ngajak dinner barengan entar jam 7.” Lanjut Putra yang sudah duduk tapi masih memejamkan matanya. “OK deh, sorry tadi Gue abis vidcall an, takut gangguin Lu nonton, jadi Gue nelponnya di teras.” Ujar Tiar berbohong. “Oalah, Ya udah Gue mau pipis dulu.” Putra masih setengah sadar menuju kamar mandi “Pipis enak?” goda Tiar “Entar malem aja Ti.” Jawab Putra “Hahahahaha” Tiar tertawa.



Jam 7 malam, sesuai janji dengan salah satu staff kantor, Putra dan Tiar menuju restoran untuk makan malam bersama. Putra turun dengan kaos merah dan celana jeans pendek sementara Tiar mengenakan kaos lengan panjang putih dan celana jeans dibawah dengkul.

“Itu Mbak Tri.” Ujar Tiar melihat orang yang mengangkat tangannya setelah mereka regis di depan restoran “Halo Mbak Tri.” Ujar Tiar “Hai sayang.” Balas Mbak Tri. “Kalian dari kemaren?” Tanya Mbak Tri “Iya Mbak.” Jawab Putra. Mbak Tri manggut-manggut “Kalian ambil aja dulu makanannya, nanti kita makan bareng.” Ujar Mbak Tri, kemudian Putra dan Tiar mengambil makanan.

“Staff yang lain sudah ada yang sampe Mbak?” tanya Tiar “Ada beberapa yang udah sampe, ada juga yang besok pagi pas acara.” Jelas Mbak Tri saat mereka kembali dari mengambil makanan. Saat makan mereka hanya bercerita-cerita soal keseharian dan pekerjaan kantor.

“Kalian udah mau balik ke kamar?” tanya Mbak Tri “Aku mau ke kolam dulu Mbak.” Jawab Putra. “Mau ngerokok?” tanya Mbak Tri. “Yoi Mbak.” Jawab Putra “Kalo Tiar?” “Aku ke kamar Mbak, mau ngecek dokumen-dokumen buat besok.” Jawab Tiar. “Oke deh, bareng yuk? Aku juga mau naik. Kalian lantai berapa?” Tanya Mbak Tri “Kita lantai 7.” Jawab Putra yang sudah bangkit. “Masih tinggian kalian, Aku lantai 5.” Jawab Mbak Tri “Ayo Mbak.” Ajak Tiar. “Sampe ketemu besok ya.” pamit Mbak Tri. “Siap Mbak.” Jawab Putra, Putra mengarah ke kolam yang tepat sebelah restoran.

Restoran itu ada juga yang outdoor untuk orang-orang yang mau merokok lalu sebelahnya kolam. Disana juga tersedia kursi santai, disitulah Putra duduk di kursi santai yang menghadap kolam.

Sudah hampir setengah jam Putra duduk, menikmati langit malam, entah apa yang membuat Putra menyukai langit, entah pagi, siang,sore, malam. Tiba-tiba “DOOORRRR” Putra terlonjak dari tempat duduknya “HAHAHAHAHA” ternyata Tiar yang mengagetkan Putra dari belakang “Ti Ti untung ga jatuh vape Gue.” Putra bersyukur vapenya tak terlepas dari tangannya. “Lagian dihubungin ga bisa-bisa.” Kata Tiar yang kini duduk bersandar di kursi santai Putra. “Gue hobi Ti, jadi Gue duduk-duduk doang nih, terus sambil ngevape ngeliatin langit, HP di silent.” Jelas Putra. “Hobi Lu menarik ya.” kata Tiar. “Selfie yuk?” ajak Tiar “Dimana?” tanya Putra “Disini aja. Lu duduk samping Gue.” Putra pun menurut, mereka mengambil beberapa foto “Sekali lagi ya?” Tanya Tiar “Ya udah.” Jawab Putra santai dan “Cuuupp.” Tiar mengambil foto saat Dia mencium pipi Putra. Muka Putra merona karena Tiar, Tiar melihat hasil fotonya “Muka Lu lucu deh kalo pas kaget.” Komentar Tiar setelah melihat hasil foto selfie terakhir mereka. “Gue bingung Ti.” Kata Putra dengan tatapan kosong. “Lu kenapa? Tanya Tiar “Waaahhh Gue pusing Ti, kaget.” Putra setengah berteriak panik sambil berdiri. Tiar hanya tertawa melihat tingkah Putra. “Ke Kamar yuk?” ajak Tiar “Boleh langsung main?” tanya Putra balik. Tiar mengangguk tersenyum, Putra ikut senyum sumringah, Mereka pun jalan berdampingan ke kamar.



Di Kamar Putra,

Putra dan Tiar sedang berbaring sambil saling melumat bibir lawan jenis mereka. Putra berada diatas Tiar.

“Ti, Gue buka sekarang ya?” Tanya Putra “Iya Tra.” Jawab Tiar singkat, Tiar pun juga tak sabar menikmati penis Putra yang akan kembali memenuhi vagina dan juga memuaskan nafsunya itu, cara bermain Putra memang mesra, memikirkan lawan mainnya, berbeda dengan Vino yang cenderung kasar dan hanya untuk memuaskan dirinya sendiri, maka dari itu Tiar merasa lebih nyaman bermain dengan Putra.

Kini seluruh pakaian mereka telah terlepas, Putra tetap terpesona dengan Tiar, bukan hanya fisiknya tapi juga sifatnya, perlahan Putra mendekatkan tubuhnya ke tubuh Tiar, mereka kembali berciuman lembut seperti sepasang kekasih, Tiar merasakan kehangatan pada ciuman Putra, bukan sekedar nafsu. “Cuupppp” Bibir mereka saling menyatu, lidah mereka saling membelit, kedua tangan Tiar merabai seluruh punggung Putra sementara tangan Putra merabai leher Tiar. Tangan Putra kemudian beralih ke pundak Tiar lalu menuju payudara Tiar, ia mengurut payudara Tiar, membuat Tiar mendesah tertahan karena mereka masih berciuman.

Setelah 3 menit, ciuman mereka terlpeas karena nafas mereka semakin sedikit, liur mereka menyatu, Mereka berdua tersenyum. Kini Kepala Putra menuju payudara Tiar sebelah kiri, sementara tangan kanannya menuju vagina Tiar dan tangan kirinya dimasukkan kemulut Tiar. Tiar langsung mengemut jari-jari Putra yang mausk ke mulutnya sambil mendesah, Putra memulai foreplay untuk Tiar dengan mengemut puting dan mengocok vagina Tiar. “UUUHHHH Trraauuhhhh......aaaaaahhhhhhh........Ken..cceennggggiinnnnnhhhhh” desahan Tiar terus berlanjut. Putra merasakan tangan kanannya semakin becek, Putra semakin gencar menusuk-nusukkan 2 jarinya di vagina Tiar “Aaaaaahhhh......uuuuuuhhhh...aaahhhhh....YAAAAAHHHHHHHHHHHH” Desahan terakhir Tiar membuat tubuhnya membusung, Ia kembali orgasme duluan karena perlakuan Putra. “Haaahhh....haaahhhh...hhaaahhh” Tiar ngos-ngosan namun Dia sangat puas dengan cara bermain Putra. Putra melepas jarinya dari vagina Tiar, kemudian menjilati jari dan telapak tangannya yang basah karena terkena cairan cinta Tiar. “Enak nih, manis-manis gurih.” Putra memuji rasa cairan cinta milik Tiar.

“Tra, Lu baring.” Perintah Tiar. Putra menurut, Ia berbaring dengan penis yang berdiri tegak, menantang. “Kayaknya hari ini lebih gede lagi deh?” Prediksi Tiar “Masak sih?” Tanya Putra. Tiar yang sudah sedikit berkeringat mulai mengangkang diatas penis Putra, Tangan kanannya memegang penis Putra dan tangan kirinya membuka bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu lebat, dan secara perlahan, Tiar menurunkan tubuhnya saat dikira posisi vagina dan penis Putra sama “Hhhmmpppphh” Tiar menggigit bibir bawahnya menahan desahan, ekspresi Tiar itu membuat Putra semakin horny. “Sleeeep” sebagian vagina Tiar sudah masuk, lalu secara tiba-tiba, dengan sekali hentak, Putra menusukkan penisnya kedalam vagina Tiar “AAAAHHHH” Tiar yang kaget, kehilangan keseimbangan, dan jatuh ke dada Putra “Ngagetin aja Lu.” Tiar sedikit kesal. “Tapi enak kan?” tanya Putra “Tiar mencubit hidung Putra lalu kembali bangun, secara perlahan-lahan ia mulai menaik-turunkan tubuhnya “Sssshhhhedeeppppp” Putra mendesah nikmat merasakan seluruh penisnya ditelan vagina Tiar. Kini kedua tangan Putra menggenggam kedua tangan Tiar, walaupun saling menyahut desahan, wajah mereka nampak tersenyum. “Ssssshhh enak bangeettt Tiiiiiii” desah Putra “Kontol Lu juga enak Traaa” Tiar masih dengan semangat menaik turunkan vaginanya di penis Putra bahkan sesekali Ia memutarkan pinggulnya untuk menambah sensasi.

Putra yang bosan mengikuti tempo Tiar kini ikut bergerak “AAAHHHHHH” desahan Tiar terdengar lebih kencang. Putra kini ikut menggerakkan pinggulnya ketika Tiar menurunkan vaginanya, Putra menabrakkan penisnya sehingga terasa penis Putra sudah mentok di rahimnya Tiar.

“Aaaaahhhhh......aaahhhhhh....traaaaaaahhhhhhhh” desahan Tiar semakin menjadi-jadi bahkan Ia sampai menggleng-gelengkan kepalanya tak karuan karena perlawanan dari Putra. Tangan Putra melepas genggaman tangannya di tangan Tiar dan meremas payudara Tiar dan sesekali menarik puting Tiar untuk menambah rangsangan pada Tiar “Aaahhh..aaaahhhh....aahhhh...Traa...aaahhhh...aaahhhh..AAAAAAAHHHHHHHHH” Tiar mencapai orgasme keduanya, seluruh ototnya kembali menegang, Putra menghentikan gerakannya, membiarkan Tiar menikmati puncak kenikmatannya. Kini tubuh Tiar lemas, tubuhnya jatuh menabrak tubuh Putra, Putra mengelusi rambut dan punggung Tiar “Gimana? Udah kalah?” tanya Putra. “Lu bebas mau ngapain Gue, Gue sex slave Lu.” Jawab Tiar. Mendengar itu, Putra sempat tersentak, Kenapa Tiar menganggap dirinya seperti itu. Ia terus mengelusi rambut Tiar, Ia berpikir sejenak “Ti, Lu balik badan dong.” Pinta Putra, dengan sisa tenaga, Tiar bangkit, kemudian memutar tubuhnya, kini punggung Tiar yang penuh keringat itu menjadi pemandangan indah buat Putra “Baring lagi.” Secara perlahan Tiar membaringkan dirinya, Putra menyampingkan tubuhnya. Kini mereka berbaring menyamping, Putra mengangkat salah satu kaki Tiar untuk mempermudah penetrasinya. Sebelum itu, Putra menjilati leher Tiar sambil meremas payudaranya dan kemudian langsung memulai genjotannya. Kini posisi mereka baring menyamping dengan kaki kiri Tiar diangkat dan ditahan oleh tangan Putra. Tangan kanan Putra meremas payudara Tiar dari belakang. “Uuuuhhh....aaaaahhhhhh....aaaaaahhhh....Tee.....rruuussss” Tiar terus mendesah menikmati permainan dari Putra, penis Putra terasa semakin mentok di rahimnya.

“Ti, nugging.” Perintah Putra, tanpa melepas cengkraman vaginanya pada penis Putra, mereka merubah posisi mereka menjadi doggy. Putra meremas bongkahan pantar Tiar dan sesekali menamparnya “Ayo ngetotin lagi Tra.” Pinta Tiar yang sudah tak sabar menerima goyangan dari Putra. Putra lagi-lagi menghentak-hentakan tubuhnya “Aaaaaahhhh.....aaaaaahhhhhh......aaaaaahhhhhh” Desahan-desahan panjang Tiar kembali memenuhi ruangan itu, Tiar sangat menikmati permainan Putra dalam memuaskan dirinya. Lidah Putra kini menyusuri punggung putih Tiar yang sudah berkeringat, rasa asin memang dirasakan oleh Putra, tapi Dia sangat menyukainya “Hahahaha....aaaaahhhhhh.......Geellliii......aaaaahhhh” Tiar mendesah sambil tertawa, ia merasa geli merasakan lidah Putra berkeliling punggungnya. Tangan Putra tak tinggal diam, kedua tangannya meremas kedua payudara Tiar. “UUUUUUHHHHH.........AAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH” Tiar orgasme lagi. Wajah Tiar sudah berantakan, wajahnya memerah, matanya hanya menampakkan putihnya, banyak helai rambut menempel di wajahnya yang dipenuhi peluh. Putra mengambil HP nya tanpa melepas penisnya dari vagina Tiar, Dia menyalakan kamera depannya dan mengarahkan ke wajah Tiar yang menempel di bantal “Ti, lu sexy bangett.” Puji Putra “Rekam Tra.” Bukannya merekam, Putra malah memotret wajah berantakan Tiar “Kenapa di foto?” tanya Tiar lemas “Buat kenang-kenangan, gpp kan?” jawab Putra santai “Iya, buat Lu gpp, sekarang rekam ya? soalnya Lu bakal ngecrot didalem.” Jawab Tiar Putra pun menurut, ia merubah kamera depannya ke mode vidio kemudian Putra menaruh HP nya di lampu meja di sebelah kanannya dan menampakkan tubuh Tiar “Ti, Gue beneran boleh keluar didalem nih?” tanya Putra. “Yes, I am Yours.” Jawab Tiar, Putra jadi semangat, tapi sebelum kembali menggebor vagina Tiar, Putra kembali merangsang Tiar yang sudah berkali-kali orgasme. “Sssshhh.....aaahhhhhh....Traaa” Putra memilin Puting Tiar yang sudah mengacung tegang itu, sesekali ia cubit dan tarik. Putra menyibakkan rambut Tiar yang panjangnya sedikit dibawah leher ke kiri, kemudian menjilati tenguk Tiar, belakang kuping, dann bahkan Putra menjilati kuping Tiar “Iyyaaaaahhhhh”. Putra mengarahkan kepala Tiar ke samping agar Ia bisa mencium bibirnya, mereka kembali berciuman, Putra mulai menggenjoti vagina Tiar dengan tempo pelan, lalu cepat, lalu dikurangi, lalu dipercepat lagi “UAAAAAAHHHHHH........TRAAAAAAAAAA...........AAAAAAAHHHHHHHH............Fuck Me Honnnneeeeyyyyyy” Menerima tempo genjotan yang tak bisa di prediksi Tiar, membuat dirinya semakin keras meracau dan mendesah.

Durasi video sudah menunjukkan 9 menit 39 detik “Tii....ssssshhhh.....Gueeee mau keluar.” Desah Putra yang akan segera mencapai klimaksnya “Gue..jugaaa...” balas Tiar sambil melihat layar HP Putra. Putra semakin mempercepat genjotannya, Ia meremas-remas kedua payudara Tiar dan Tiar juga mulai memaju-mundurkan pinggulnya “Ssshhhh...Tiiiii....dikit lagii” desah Putra “Gue juga Traaaa.” Jawab Tiar “AAAAAAAAAHHHHHH.....AAAAAHHHHHHH..........AAAAHHHHHHHHH............AAAAAAHHHHHHH” Desahan panjang Putra dan Tiar menandakan mereka berdua orgasme secara bersamaan, semprotan sperma Putra cukup banyak memenuhi rahim Tiar. Tiar sudah sangat lemas, Ia hanya menatap ke layar HP Putra sambil tersenyum dibalik wajah yang tertutupi rambutnya.

Putra belum bergerak, ia masih menikmati remasan vagina Tiar sambil menunggu penisnya menciut sendiri, Ia tak ingin melewatkan momen ini. Penis Putra perlahan menciut, perlahan campuran cairan di vagina Tiar merembes keluar dari lubang vagina Tiar, Putra tersenyum melihat itu. Putra membalikkan tubuh Tiar, terlihat badannya sudah sangat basah dilapisi peluh. Putra mengambil HP nya “Gimana Ti?” tanya Putra sambil berbaring di samping Tiar lalu mengarahkan kamera HP nya ke mereka berdua, Tiar melihat itu lalu mengacungkan jempolnya “You’re my best sexmate.” Jawab Tiar yang ditutup oleh ciuman Tiar ke pipi Putra. Putra tersenyum, ada kebanggaan dan kesenangan sendiri saat Tiar memuji dan menciumnya. Putra menghentikan rekaman videonya lalu men charge HP nya. “kamu udah mau tidur?” tanya Tiar lemah “Iya ayo, angkat kepala Lu dulu.” Jawab Putra, Tiar mengangkat sedikit kepalanya, agar Tiar bisa tidur di lengannya sambil mengelusi kepala Tiar, Tiar kemudian menghadap Putra kemudian melingkarkan tangannya ke perut Putra. Mereka berdua terlelap.

Episode 6
 
Terima kasih
makasih updet episode 5 @Iron48will
Mksih updetnya hu..mantap
makasih updatenya suhu @Iron48will
:mantap: :beer:
Makasih buat update mantabs nya ya hu
makasih updatenya suhu @Iron48will
:mantap: :beer:
Makasih suhu update episode 5nya

mantab abis tiar:mantap:
Abdet diterima..
Trimakasih atas abdetnya
Wah asyik update.
thanks suhu TS
:klove:
Sama2 hu, semoga selalu menikmati cerita Tiar ya
 
Hmmm naga2nya Tiar ud main hati sm Putra ya... Putus sama Vino..?

#saveJRXSID
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd