nakeddevil
Semprot Baru
- Daftar
- 18 Dec 2011
- Post
- 25
- Like diterima
- 13
Tragedi Rumah Bordil
Cerita Sebelumnya Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa
Hampir dua minggu sudah kejadian yang sangat diluar dugaanku itu telah berlalu, hari itu aku ingat benar hari jumat meskipun aku lupa tanggalnya, pagi itu sekitar jam 06.00 aku dapat SMS dari nomer yang tidak dikenal Ke kampus jam berapa ?, aku jawab saja Jam 7.30 melanjutkan tidurku tampa ambil pusing, paling-paling juga no baru punya salah satu temen kampus pikirku, jam 7.00 aku bangun langsung mandi tanpa makan pagi, aku memang jarang sarapan pagi, dan ku langsung geber Suzuki smashku kerumah si Ilham(Alias) salah satu temen kuliahku satu jurusan yang biasa nebeng aku, rumahnya sudah lain desa denganku mungkin sktr 2-3 kilo dari rumahku ke arah jalan menuju kampus, sesampai dikampus kitapun nongkrong di depan sekretariat fakultas dengan temen-teman yang lain jam kuliah ditunda habis sholat jumat oleh dosennya kata temen-temen, yah memang ramai waktu itu dari berbagai jurusan keluar masuk sekretariat atau sekedar duduk-duduk saja, sekitar jam 9 ada telepon masuk yaitu nomer yang tidak dikenal tadi,
Kamu ada dimana ? tanyanya suara seorang cewek,
aku ada didepan sekretariat sama temen-temen, ini siapa ? jawabku dengan bertanya balik,
aku juga didepan sekretariat, coba kamu berdiri perintahnya lagi, tanpa memperdulikan perkataanku, memang banyak anak-anak dari berbagai jurusan dan berbagai semester duduk-duduk disitu aku pun tidak melihat seorang cewek yang menelponku, ku coba berdiri dan coba melihat kebeberapa arah, setelah sampai pada arah jalan menuju rektorat kulihat ada sesosok gadis cantik yang benar-benar stylish masih dengan kacamata hitamnya memakai celana ketat dan kaos ketat meskipun tidak terlalu terbuka, tingginya pun cuman sekitar 167 cm hampir sama denganku tapi dia sedikit lebih tinggi, sesosok gadis yang sudah tidak asing bagiku deg deg deg, begitulah bunyi jantungku berdetak tiba-tiba, aku tidak bisa lari waktu itu karena dia juga sudah melihatku, kemudian dia melambaikan tangannya memanggilku dari jarak sekitar 10 meter,
Busyet dah, anak mana tuh kok kayaknya belum kita kenal, Kamu punya gebetan yang kayak gini gak ngomong-ngomong ke kita celoteh teman-temanku yang pada protes padaku yang belum laku-laku di kampusku, mungkin mereka kaget aku punya kenalan yang begitu cantik gak sepadan sama aku,
Bentar yaa balasku tanpa menjawab celotehan temen-temenku, akupun coba mendeketi si gadis tadi itu yang tak lain tak bukan adalah si erma yang bener-bener cantik putih mulus untuk ukuran gadis desa dari madura, tapi apalah yang tidak mungkin dengan perawatan mahal ? toh dia memang punya semua itu, dari kabar jalanan yang aku dengar jumlah penghasilan kotor bang komet dari lahan-lahan parker liar dan jatah-jatah pungli saja selama 1 hari di surabaya sekitar 25 Juta Rupiah belum termasuk bisnis-bisnis yang lainnya, tapi aku yakin tidak sedikit jumlah yang ia keluarkan buat bayaran anak-anak buahnya yang bekerja itu.
Kamu ikut aku !!! pintanya dengan bahasa maduranya yang rada-rada jutek,
kemana mbak ??? tanyaku,
Sudah gak usah banyak Tanya ikut saja !!! Pintanya lagi
aku ada kuliah mbak nanti habis sholat jumat balasku lagi,
Sudah Bolos Dulu !!! perintahnya tanpa berpikir,
Ok lah, Trus motorku gimana mbak ? tanyaku,
titipkan temenmu aja, masa gak bisa ? jawabnya dengan balik bertanya
Ok lah mbak, tunggu sebentar aku coba dulu jawabku, di iringi langkahku ke arah teman temanku,
Ham, kayaknya aku harus pergi nih ada urusan, tolong kamu bawa motorku, ditaruh dirumahmu dulu, biar nanti aku samperin kerumahmu kalo urusanku udah selesai pintaku,
Oi oi oi, ada urusan apa nih kok tiba-tiba pake nitip motor segala?... waduh, kalo ada urusan susah aja kamu ingat ma aku, kalo udah urusan enak ??? hmmm jawabnya yg tidak dilanjut sambil cengar-cengir di iringi gelak tawa teman-teman yang lain,
waduh, susah juga ngomong ama orang yang piktor melulu,.. udah ahh aku mau pergi dulu, lanjutku sambil memberikan STNK ama kunci motorku,
ya udah sana, hati-hati oleh-olehnya jangan lupa ? ucapnya lagi,
kamu pikir pergi piknik apa ??? ya sudah aku pergi dulu jawabku, disertai gelak tawa teman-teman yang lain, kudekati si erma yang sepertinya sudah mengerti kalo aku bisa ikut dia, aku tidak menaruh curiga kalo ajakannya ini ada kaitannya dengan masalah si dina karena kalo pun ada kaitannya pasti dselesaikan waktu itu juga pikirku. Dia berjalan menuju parkiran di dekat rektorat, tampaknya dia membawa mobil yang diparkir disana, sambil melangkah dia bertanya kepadaku,
Kamu bisa nyetir ? tanyanya,
Kadang-kadang aku kerja sebagai supir truk cadangan, mbak tapi kalo mobil-mobil mewah menyentuh pedal gasnya pun belum pernah jawabku dengan tulus, aku diajari sepupu ibuku yang bekerja sebagai supir truk sejak aku SMA, sejak lulus SMA kadang-kadang aku di ajak menjadi supir cadangannya dengan modal nekat SIM A kalo jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dan pas hari libur kuliah, paling sering ke daerah Jember dan Lumajang untuk mengambil muatan Buah-buahan ato Cabe.
Kemaren jadi tukang ledeng, sekarang cerita jadi supir truk kamu bayar biaya kuliah sendiri ? Tanya si erma
ya ngak lah mbak, sekedar cari uang rokok aja aku gak mau menambah beban orang tua jawabku, tanpa kata-kata lagi yang keluar dari mulut si erma kitapun mendekati sebuah sedan merk BMW 318i Silver Metallic tahun 2003 dengan Plat Nomor B (Jakarta), sebuah mobil yang sangat mewah bagiku yang cuman pernah menyetir sebatas truk saja.
ini km setir, kita ke Surabaya !!,.. Ada SIM kan ??? perintahnya yang sudah tidak sejutek waktu kasus dengan si dina meskipun aku belum pernah melihat dia tersenyum,
ada mbak jawabku singkat yang agak grogi karena memang belum pernah menyentuh pedal gas sedan, kucoba menghidupi dan menjalankannya, satu kalimat yang terlontar dalam hatiku waktu itu,
Dunia ini benar-benar Bedebah kenapa sedan dan truk yang sama-sama terdiri dari mesin dan kumpulan besi sangat berbeda tunggangannya, truk yang bikin pegal-pegal seluruh tubuh sedangkan sedan sangatlah nyaman sekali, aku yang sama sekali buta masalah mesin dan soal mobil, meskipun aku sudah bisa menyetir. Selama perjalanan tidak banyak kata yang terlontar dari mulutnya begitupun aku, aku melirik dia membuka tasnya untuk mengambil lip gloss dibukanya lebar-lebar tasnya seakan-akan dia lakukan itu dengan sengaja, sepintas aku lihat pistol ditasnya seperti pistol polisi aku tidak tahu namanya, entahlah dia sengaja memamerkan itu padaku seakan-akan tidak langsung ngomong kamu jangan macam-macam ataukah sekedar tidak sengaja. Aku sebenarnya sempat kaget melihat perempuan cantik semuda itu memegang sebuah pistol, aku juga tidak pernah bertanya kalo pistol itu legal ataukah illegal, tapi menurutku apalah yang tidak bisa dibeli di negri ini jangankan sekedar surat ijin kepemilikan senjata api, tempat mewah di penjarapun bisa dibeli dengan uang. Tidak mungkin preman seperti bang komet tidak punya musuh, mungkin juga itu diberikan bang komet kepada putrinya sebagai jaga-jaga kalo-kalo putrinya yang jadi sasaran. Mungkin ada satu hal yang menjadi pertanyaanku waktu itu Kalo emang khawatir dengan putrinya kenapa sih kok nyuruh salah satu anak buahnya aja sebagai supir ? ataukah si ermalah yang tidak mau mempunyai supir berwajah serem dan jauh lebih tua darinya?, aku tidak bertanya tentang itu karena aku pun masih bertanya-tanya dalam hati mau dibawa kemana aku ini. Selepas dari kapal laut pelabuhan perak Surabaya dia hanya berkata Kita ke Delta Dulu !!!, dan kitapun meluncur kesana, dia belanja-belanja baju yang tidak murah dan akupun disuruh milih-milih celana jeans, kaos dan celana pendek, pertamanya sih aku gak mau Karena aku tidak punya cukup uang untuk membeli pakaian disana, tapi dia bilang dia yang bayar semuanya akupun berusaha menolak tapi dia tetep saja memaksaku, kalo aku kasih ambil, kalo gak di kasih jangan minta begitulah kata-katanya yang agak memaksa, akupun coba mencoba mencari brand yang murah-murah tapi dia malah ngomel, kamu jangan malu-maluin aku yaa, akupun dipilihkan pakaian brand-brand import yang mahal jauh dari brand-brand pakaianku dan pakaian-pakaian itu disuruhnya dipake kalo aku jalan sama dia, Apa maksud dari semua itu aku benar-benar tak mengerti, tak habis pikir aku yang baru saja lolos dari maut sekarang tiba-tiba dibelikan pakaian-pakian yang diluar jangkauanku. Habis itu si erma ngajak makan dilantai atas dekat bioskop, kulihat jam yang ada di HP ternyata jam menunjukkan hampir jam 12 siang pantas saja perutku sudah teasa lapar dan akupun gak sholat jumat. Karena aku merasa tidak enak sudah dibelikan pakaian mahal akupun coba bayarin makanannya tapi malah kena semprot,Kamu punya uang berapa mau bayarin aku makan ujarnya kepadaku, habis itu dia ngajak nonton bioskop film action, benar-benar cewek aneh, aku sendiri gak suka film action karena tidak ada yang spesial dengan ceritanya, berbeda dngan drama misteri, drama ataupun drama biography tapi yang pasti bukan drama romantis. Selepas menonton bioskop dia mengajak pulang kerumahnya yang disurabaya yang terletak di daerah deretan rumah-rumah mewah tidak jauh dari Galaxy Mall Surabaya, rumahnya pun tak kalah mewah dengan deretan rumah yang lain, tampaknya dia tinggal sendiri dirumah sebesar itu tak ada seorangpun walaupun aku sendiri yakin kalau bang komet pasti sesekali menyuruh anak buahnya mengawasi dari jarak jauh. Aku diajak masuk ke ruang tengah yang seperti ruang keluarga perabotan didalamnya pun aku yakin mahal-mahal juga, di ruang itulah si erma mulai angkat bicara,
Mulai sekarang, hari libur kuliah kamu tinggal disini ? tiba-tiba melontarkan permintaan aneh dari bibirnya yang tipis itu,
Maksudnya mbak apa ? Tanya dengan heran mendengar permintaan aneh itu,
yaaa aku minta kamu tinggal disini pas bukan hari aktif kuliah jawabannya yang masih belum aku mengerti,
Buat apa mbak ? tanyaku lagi yang belum mengerti dengan perkataannya,
Kalo aku suruh tinggal disini ya sudah tinggal disini, nanti kamu tahu sendiri aku sudah berbaik hati Cuma meminta hari itu aja, karena aku tahu kamu masih kuliah jawaban orang gendeng yang tidak bisa dimengerti orang normal,
Ya sudah mbak, aku cari alasan dulu ke orang tuaku jawabku yang tak bisa menolak permintaannya karena sudah punya kartu matiku, untungnya bapakku sudah punya HP jadul waktu itu yang sengaja iya beli buat komunikasi dengan sanak familinya yang saling berjauhan tempat tinggalnya, akupun menelpon bapak beralasan mulain hari itu aku tidur di kos temen ato diruang UKM aja untuk hari non aktif kuliah biar tidak terlalu capek bolak-balik kampus karena kegiatanku mulai padat, bapakku pun mengiyakan seakan-akan senang dengan demikian aku pasti tambah jarang ngumpul sama teman-teman sekampungku yang banyak terlibat kriminalitas itu, malahan dulu semasa aku SMA selama hampir 3 tahun aku tidak pernah tidur dirumah, tapi tidur dirumah temenku didesa sebelah persis diselatan rumah ubur-ubur tempat kami kenal dan nongkrong bareng, temenku hanya tinggal sama neneknya yang sudah tua saja, bukan cuman aku saja yang sering tidur disitu tapi banyak temen-temen yang lain, dengan kata lain Markas dimana kita main kartu tiap malem. Selama itu pula tidak ada masalah kriminal yang kita timbulkan, mungkin dari situ orang tuaku percaya padaku.
Sesudah itu akupun disuruh nyuci mobilnya, mengetikkan tugas-tugas kuliahnya, ternyata dia kuliah disalah satu PTS disurabaya jurusan ekonomi semester 7 tepat satu tahun diatasku, setelah sekitar satu bulan aku ada dirumah itu aku baru tahu dia itu orangnya sangat tertutup dan introvert, selama aku disitu ake belum pernah melihat dia jalan ataupun dapat telpon sama cowok, aku hanya tahu si erma cuman punya satu teman cewek yang bernama susi (Alias) teman satu jurusannya yang berasal dari Pamekasan Madura, itupun kulihat susi hanyalah memanfaatkan si erma saja karena si erma tidak pernah hitung-hitungan kalo masalah uang.
Sudah dua bulan berlalu begitu saja aku sudah hafal tugas-tugasku dirumahnya, nyuci mobil, mengetikkan tugas kalau ada, menemani jalan-jalan, bawa belanjaan, nonton bioskop dll, selayaknya seorang supir cuman bedanya aku menemani dia jalan meskipun jarang ada obrolan yang keluar dari mulut kita, mungkin kalo ada yang bertemu kita pasti dikiranya kita sedang pacaran, meskipun begitu masalah rokok dan makan tidak pernah telat, pakaian-pakaian mahalpun aku sering dibelikannya. Tetangga-tetangga disekitarnya pun sepertinya tidak saling mengenal dan saling tidak peduli, maklum saja sepertinya tetangga-tetangganya orang super sibuk. Aku sendiri yakin kalo bang komet sudah tahu kalo si erma memasukkan seorang laki-laki kerumahnya, tapi selama itu tidak ada gangguan apa-apa, mungkin saja bang komet malahan senang dengan kehadiranku itu karena putrinya yang jarang berkomunikasi dengan orang atau bisa saja senang karena anaknya masih normal dan aku dikira pacarnya toh bang komet juga tidak terlalu peduli dengan norma-norma agama, awal-awal aku berada dirumah itu aku sempat bertanya kenapa rumah sebesar itu tidak supir ataupun pembantu, dia hanya menjawab dengan satu kata saja,Malas, hanya ada seorang perempuan sesekali datang untuk mengepel dan membersihkan rumah itu, hampir sama dengan si dina tapi bedanya si dina melakukan itu buat menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah sedangkan si erma aku kira dia orangnya tak mau diganggu.
Tidak ada terjadi apapun antara kita, sampai suatu malam sekitar jam 8 malam aku kehabisan rokok, aku juga lupa waktu jalan tadi kok tidak beli, mumpung belum begitu malam akupun hendak keluar sebentar buat beli rokok, kalo sedang ada dirumah si erma lebih banyak menghabiskan waktu dikamarnya, entahlah apa yang dia kerjakan didalam sana. Kucoba untuk memanggil-manggil dan mengetok pintu dari luar kamarnya tapi tak ada jawaban sama sekali darinya, akupun tidak enak kalo pergi tanpa pamit takut kalo-kalo dia mencariku tidak ada bisa ngomel dia. Apa ia sudah tidur jam segitu ? pikirku dalam hati, kucoba membuka pelan-pelan pintunya yang ternyata tidak di kunci, karena tidak dikunci kucoba buka pintunya agak lebar dan ada kejadian diluar dugaanku, dia duduk dikursi dengan telanjang cuman tinggal CD saja menghadap laptop dengan headphones dikepalanya, sekilas kulihat itu film porno dengan genre seperti BDSM dengan pemain prianya yang di siksa oleh pemain wanitanya, melihat kejadian itu aku sempat kaget dan reflek untuk menutup pintu tapi kelihatannya dia juga kaget melihat ada orang yang mau masuk kekamarnya,
Masuk !!! teriaknya dengan nada yang marah tanpa mematikan film dilaptopnya itu dia hanya melepaskan headphones dikepalanya saja dan tanpa mencoba menutup tubuhnya yang bugil itu, tubuhnya mulus sekali dan payudara bulat ideal begitu angkuh mancung kedepan dengan puting masih kemerah-merahan, benar-benar fantastik,
Maaf mbak, aku tidak tahu kalo . Ucapanku terpotong,
Kamu mulai berani kurang ajar yaa sama aku ??? hah ucapnya dengan nada marah,
Maaf mbak, tadinya aku mau ucapanku terpotong lagi,
Siapa yang nyuruh kamu masuk kekamarku, hah ???? tambahnya masih dengan nada marah,
tadinya mau ucapku lagi dengan nada gugup dan terpotong lagi,
Mau ngintip aku telanjang ??? hah . Ooo kamu ingin melihat aku telanjang yaa ??? tambahnya lagi dengan nada marah, entahlah apa yang ada dibenaknya saat itu CD yang masih menempel di tubuhnya pun ia lepas dengan cepat dan mencoba menyumpalkan kedalam mulutku,
Makan itu !! perintah yang keluar dari mulutnya, akupun coba memuntahkannya kebawah,
Oooo kamu berani melawan yaa ??? kamu mau melawan ??? hah bentaknya dengan tamparan tangannya dipipiku tapi tidak terlalu keras,
ngak mbak, maaf jawabku singkat,
kamu mau mati ya ???... tanyanya lagi dengan nada tinggi, aku tahu dia punya sebuah pistol dan seorang ayah bernama bang komet, dari situ aku sudah kalah telak untuk melawan,
maaf mbak aku tidak sengaja jawabku singkat, entah ada setan apa yang lewat waktu itu kok tiba-tiba dia menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke arah payudaranya yang begitu angkuh mancung kedepan, semuanya itu terjadi diluar dugaanku,
jilat itu !!! itukan yang kamu mau ??? bentaknya lagi, ada sesuatu yang mengganjal dalam benakku saat itu, sebenernya dia benar-benar marah ? ataukah dia begitu terangsang melihat film porno dengan adegan pria yang disiksa itu dan dia praktekkan kepadaku ?, apa boleh buat disuruh begitu akupun langsung menjilat dan memilin-milin putingnya dengan mulutku, putingnya sudah sangat mengeras sekali, aku yakin dia tambah terangsang sewaktu dia marah-marah dan memukulku tadi, tampaknya dia sangat menikmatinya, tangan kirinya masih menjambak rambutku sedangkan tangan kananya mengelus pipi ku,
hmmmm bagus bagus begitulah kata-kata yang keluar dari mulutnya hembusan nafasnya tampaknya sudah sedikit berubah, dengan kondisi seperti itu aku penasaran dengan mimik wajahnya ku coba untuk melirik ke wajahnya tapi dia menampar menampar pipiku lagi tapi tidak begitu keras,
kenapa lihat-lihat ??? hah bentaknya dengan nada yang sudah agak turun, akupun tak mehiraukannya kuteruskan saja mengecup-ngecup pentilnya yang sebelah kanan, tiba-tiba dia menarik lagi rambutku menuju ke payudara kirinya,
Satunya !!! pintanya, ku sengaja mencoba mengecup-ngecupnya nyosor seperti kesetanan berbeda sperti sebelumnya, dia tampaknya tambah terangsang ikut-ikutan tambah seperti kesetanan,
hmmm, hsssstttt pelan tapi pasti desahan itu perlahan bermunculan,
Tanganmu !! ucapnya yang sudah semakin tak terkontrol, sembil menarik tanganku ke mekinya yang gundul tak berbulu itu, hmmm bener-benar rapi tertutup mungkin saja daerah terlarangnya itu sama sekali belum terjamah, pelan-pelan meki indah itu kusibakkan dengan tangan kananku sedangkan mulutku masih menempel di payudara kanannya
Ohhh Hmmmmm desahnya yang tampak sedikit kaget saat jari tengahku menyentuh tonjolan kecil di daerah meki sebelah atas, kekagetan itu menggambarkan seakan-akan itu adalah rasa baru yang baru ia rasakan seumur hidup, aku juga sedikit kaget waktu itu Bedebah gumamku dalam hati, tampaknya benar kalo dia sangat terangsang waktu dia membentak-bentak dan menampar pipiku, dia sepertinya sudah tak nyaman dengan posisi yang masih berdiri itu, dia bergeser sedikit demi sedikit ke arah tempat tidur, dengan posisi tangannya yang masih menjambak rambutku itupun memaksakan aku juga ikut bergeser, sesampainya dipinggir kasur diapun melepas jambakannya dan duduk mengangkang ditepi kasur, alamakkkk mekinya merah merekah begitu indah jauh lebih indah daripada si dina, tampaknya yang ini benar-benar belum tersentuh,
Jilat !!! perintahnya dengan nada yang sudah tidak setinggi tadi, aku yang masih dalam posisi berdiripun kemudian duduk menjongkok, dijambaknya rambutku dan melayangkan tamparan lagi yang tidak begitu kencang kepipiku,
ayo cepat jilat !!! perintahnya lagi seakan-akan tak sabar menunggu jilatanku, ataukah apa dia pikir aku gak mau menjilat mekinya ? pikirku, melihat dia yang sepertinya tidak sabar itu kusosorkan saja mulutku ke mekinya, jambakan rambutku tambah kencang waktu mulutku menyentuh bibir vaginanya
Ohh desahnya yang kemudian menggigit bibir bawahnya seakan-akan mau menahan suara yang keluar tak tertahankan itu dengan gelijangan-gelijangan kaku, sengaja kumainkan dulu lidahku dibibir vaginanya yang sudah basah itu sebentar dan belum menyentuh daerah klitorisnya,
hhhhhsssttt hmmmmphhhh desah pelan tetep saja keluar dari mulutnya meskipun dia coba tahan, tampaknya dia sangat menikmatinya, tiba-tiba kusosorkan aja mulutku didaerah klitorisnya, kujilat cepat klitorisnya dengan bantuan bibirku, di jambaknya rambutku tak karuan dia sudah seperti kesetanan, kupercepat saja jilatanku tak henti-hentinya dan sesekali ku gigit klitorisnya dengan bibirku atau kucoba tekan-tekan clitorisnya dengan lidahku, tampaknya dia kelelahan dengan gelijangan-gelijangan kakunya, iapun melepaskan jambakannya dan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur,
hmmmm hsssssttttttt ohhhhhhhh desahannya sudah mulai mengeras, sesekali kulihat tangannya menarik-narik sprei yang melekat dikasur dengan genggaman erat tangannya, matanya hanya bisa terpejam seakan-akan dia tak sanggup membuka matanya, seorang erma yang sadis itu sudah tidak ada lagi, sekarang hanya tinggal seorang gadis cantik yang lemah diatas birahi tingginya, tak lama dari itu dia melepaskan genggaman tangan kanannya yang tadinya memegang sprei itu, kemudian meraih kepalaku lagi dan menjambak rambutku dan ditekan-tekannya ke mekinya yang sudah basah amburadul,
yaaa di di disitu ce cecce petin !!! pintanya dengan nafas yang sudah megap-megap, kucoba untuk mempercepat lagi walaupun hujaman-hujaman jilatanku yang bertubi-tubi sudah sangat cepat dan sesekali kutekan dengan bibirku,
Ohhhh yaaaa hhueemmmmpphhhh . Eeenaakk dddiiisittuuu . Desahnya tak henti-hentinya keluar dari mulut dari seorang yang aku kenal pendiam,
Ohhhhh cceeepett diiikiiit .laagiii lanjutnya dengan dengan nafas sengal seperti dikejar setan dengan gerakan-gerakan paha yang meronta-ronta seakan-akan mau berontak, tapi aku tahu itu bukan pemberontakan, aku sudah tidak bisa mempercepat jilatanku lagi aku hanya bisa mempertahannya saja, akhirnya
ooooohhhhhhh .huemmpppphhhh .oohhhhhhhooo desah panjang dengan diiringi sentakan-sentakan tubuhnya yang mengakhiri puncak birahi yang tak terelakkan itu, orgasmenya begitu dahsyat, mungkin inilah orgasme pertamanya dengan seorang laki-laki, kepalaku pun kena senggolan dengkul kakinya waktu kucoba lepaskan dari mekinya setelah aku yakin dia orgasme dengan keluarnya cairan-cairan hangat yang menambah basahnya memeknya yang sudah basah amburadul, mekinya begitu indah merah merekah, aku tak mau munafik kalo aku tidak ngaceng waktu itu tapi meskipun begitu aku masih takut untuk menyetubuhinya dan memang tidak ada kata-kata untuk minta di entot, akupun tahu gadis ini tak senormal gadis lainnya dari film yang ditontonnya dan sikap dinginnya terhadap laki-laki, bukanlah norma dan nilai yang dia pikirkan tapi prinsip yang tidak mau ada dibawah laki-laki Iam the boss begitulah kira-kira istilahnya, mungkin sekitar semenit aku masih duduk di lantai di tepi kasur tepat didepan mekinya yang masih mengankang lebar, aku hanya bisa memandangi meki yang begitu indah itu dan tak berani menjamahnya,
Kamu boleh keluar ! perintahnya masih dengan nafas yang belum teratur,
ya mbak, terima kasih balasku, kucoba berdiri dan melangkah keluar dari kamar itu, belum sampai pintu langkahku terhenti dengan lanjutan perkataannya tadi,
Awas !!!, kamu jangan pernah coba-coba menyetubuhiku !!!.... jangan samakan aku dengan si dina perek itu, Ingat itu !!! lanjutnya yang keluar dari mulutnya,
Iya mbak aku tahu itu,.. Kalo aku berani pasti sudah kucoba tadi balasku dengan jujur, memang aku tidak berani tanpa permintaan darinya, dan untung saja aku tidak mencoba menyetubuhinya
Bagus Bagus dan satu lagi jangan panggil aku mbak didepan umum !!!.. ingat itu !!! lanjutnya lagi dengan permintaan anehnya, aku benar-benar tak mengerti,
iya mbak jawabku singkat,
Ya sudah sana ucapnya sudah membolehkan aku pergi,
Sekeluarnya dari dalam kamar itu, akupun tak bisa lupa begitu saja tentang pemandangan tubuh putih mulus, toked mancung dengan putting kecil kemerahan, dan meki gundul yang merah merekah itu yang barusan aku alami, akhirnya aku bergegas aja pergi kekamar mandi didalam kamar tamu yang menjadi kamar tetapku,
Ohhhh hmmmm ucapku sambil mengocok-ngocok kontiku sambil membayangkan kejadian yang barusan aku alami, akupun yang sudah ngaceng dari tadi itupun tak ingin lagi berlama-lama dan
Crottt crooott crootttt peju yang keluar dari kuncup kontiku, ohhh benar-benar nikmat bacolanku waktu itu, bacolan yang sangat fantastis.
Cerita Sebelumnya Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa
Hampir dua minggu sudah kejadian yang sangat diluar dugaanku itu telah berlalu, hari itu aku ingat benar hari jumat meskipun aku lupa tanggalnya, pagi itu sekitar jam 06.00 aku dapat SMS dari nomer yang tidak dikenal Ke kampus jam berapa ?, aku jawab saja Jam 7.30 melanjutkan tidurku tampa ambil pusing, paling-paling juga no baru punya salah satu temen kampus pikirku, jam 7.00 aku bangun langsung mandi tanpa makan pagi, aku memang jarang sarapan pagi, dan ku langsung geber Suzuki smashku kerumah si Ilham(Alias) salah satu temen kuliahku satu jurusan yang biasa nebeng aku, rumahnya sudah lain desa denganku mungkin sktr 2-3 kilo dari rumahku ke arah jalan menuju kampus, sesampai dikampus kitapun nongkrong di depan sekretariat fakultas dengan temen-teman yang lain jam kuliah ditunda habis sholat jumat oleh dosennya kata temen-temen, yah memang ramai waktu itu dari berbagai jurusan keluar masuk sekretariat atau sekedar duduk-duduk saja, sekitar jam 9 ada telepon masuk yaitu nomer yang tidak dikenal tadi,
Kamu ada dimana ? tanyanya suara seorang cewek,
aku ada didepan sekretariat sama temen-temen, ini siapa ? jawabku dengan bertanya balik,
aku juga didepan sekretariat, coba kamu berdiri perintahnya lagi, tanpa memperdulikan perkataanku, memang banyak anak-anak dari berbagai jurusan dan berbagai semester duduk-duduk disitu aku pun tidak melihat seorang cewek yang menelponku, ku coba berdiri dan coba melihat kebeberapa arah, setelah sampai pada arah jalan menuju rektorat kulihat ada sesosok gadis cantik yang benar-benar stylish masih dengan kacamata hitamnya memakai celana ketat dan kaos ketat meskipun tidak terlalu terbuka, tingginya pun cuman sekitar 167 cm hampir sama denganku tapi dia sedikit lebih tinggi, sesosok gadis yang sudah tidak asing bagiku deg deg deg, begitulah bunyi jantungku berdetak tiba-tiba, aku tidak bisa lari waktu itu karena dia juga sudah melihatku, kemudian dia melambaikan tangannya memanggilku dari jarak sekitar 10 meter,
Busyet dah, anak mana tuh kok kayaknya belum kita kenal, Kamu punya gebetan yang kayak gini gak ngomong-ngomong ke kita celoteh teman-temanku yang pada protes padaku yang belum laku-laku di kampusku, mungkin mereka kaget aku punya kenalan yang begitu cantik gak sepadan sama aku,
Bentar yaa balasku tanpa menjawab celotehan temen-temenku, akupun coba mendeketi si gadis tadi itu yang tak lain tak bukan adalah si erma yang bener-bener cantik putih mulus untuk ukuran gadis desa dari madura, tapi apalah yang tidak mungkin dengan perawatan mahal ? toh dia memang punya semua itu, dari kabar jalanan yang aku dengar jumlah penghasilan kotor bang komet dari lahan-lahan parker liar dan jatah-jatah pungli saja selama 1 hari di surabaya sekitar 25 Juta Rupiah belum termasuk bisnis-bisnis yang lainnya, tapi aku yakin tidak sedikit jumlah yang ia keluarkan buat bayaran anak-anak buahnya yang bekerja itu.
Kamu ikut aku !!! pintanya dengan bahasa maduranya yang rada-rada jutek,
kemana mbak ??? tanyaku,
Sudah gak usah banyak Tanya ikut saja !!! Pintanya lagi
aku ada kuliah mbak nanti habis sholat jumat balasku lagi,
Sudah Bolos Dulu !!! perintahnya tanpa berpikir,
Ok lah, Trus motorku gimana mbak ? tanyaku,
titipkan temenmu aja, masa gak bisa ? jawabnya dengan balik bertanya
Ok lah mbak, tunggu sebentar aku coba dulu jawabku, di iringi langkahku ke arah teman temanku,
Ham, kayaknya aku harus pergi nih ada urusan, tolong kamu bawa motorku, ditaruh dirumahmu dulu, biar nanti aku samperin kerumahmu kalo urusanku udah selesai pintaku,
Oi oi oi, ada urusan apa nih kok tiba-tiba pake nitip motor segala?... waduh, kalo ada urusan susah aja kamu ingat ma aku, kalo udah urusan enak ??? hmmm jawabnya yg tidak dilanjut sambil cengar-cengir di iringi gelak tawa teman-teman yang lain,
waduh, susah juga ngomong ama orang yang piktor melulu,.. udah ahh aku mau pergi dulu, lanjutku sambil memberikan STNK ama kunci motorku,
ya udah sana, hati-hati oleh-olehnya jangan lupa ? ucapnya lagi,
kamu pikir pergi piknik apa ??? ya sudah aku pergi dulu jawabku, disertai gelak tawa teman-teman yang lain, kudekati si erma yang sepertinya sudah mengerti kalo aku bisa ikut dia, aku tidak menaruh curiga kalo ajakannya ini ada kaitannya dengan masalah si dina karena kalo pun ada kaitannya pasti dselesaikan waktu itu juga pikirku. Dia berjalan menuju parkiran di dekat rektorat, tampaknya dia membawa mobil yang diparkir disana, sambil melangkah dia bertanya kepadaku,
Kamu bisa nyetir ? tanyanya,
Kadang-kadang aku kerja sebagai supir truk cadangan, mbak tapi kalo mobil-mobil mewah menyentuh pedal gasnya pun belum pernah jawabku dengan tulus, aku diajari sepupu ibuku yang bekerja sebagai supir truk sejak aku SMA, sejak lulus SMA kadang-kadang aku di ajak menjadi supir cadangannya dengan modal nekat SIM A kalo jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dan pas hari libur kuliah, paling sering ke daerah Jember dan Lumajang untuk mengambil muatan Buah-buahan ato Cabe.
Kemaren jadi tukang ledeng, sekarang cerita jadi supir truk kamu bayar biaya kuliah sendiri ? Tanya si erma
ya ngak lah mbak, sekedar cari uang rokok aja aku gak mau menambah beban orang tua jawabku, tanpa kata-kata lagi yang keluar dari mulut si erma kitapun mendekati sebuah sedan merk BMW 318i Silver Metallic tahun 2003 dengan Plat Nomor B (Jakarta), sebuah mobil yang sangat mewah bagiku yang cuman pernah menyetir sebatas truk saja.
ini km setir, kita ke Surabaya !!,.. Ada SIM kan ??? perintahnya yang sudah tidak sejutek waktu kasus dengan si dina meskipun aku belum pernah melihat dia tersenyum,
ada mbak jawabku singkat yang agak grogi karena memang belum pernah menyentuh pedal gas sedan, kucoba menghidupi dan menjalankannya, satu kalimat yang terlontar dalam hatiku waktu itu,
Dunia ini benar-benar Bedebah kenapa sedan dan truk yang sama-sama terdiri dari mesin dan kumpulan besi sangat berbeda tunggangannya, truk yang bikin pegal-pegal seluruh tubuh sedangkan sedan sangatlah nyaman sekali, aku yang sama sekali buta masalah mesin dan soal mobil, meskipun aku sudah bisa menyetir. Selama perjalanan tidak banyak kata yang terlontar dari mulutnya begitupun aku, aku melirik dia membuka tasnya untuk mengambil lip gloss dibukanya lebar-lebar tasnya seakan-akan dia lakukan itu dengan sengaja, sepintas aku lihat pistol ditasnya seperti pistol polisi aku tidak tahu namanya, entahlah dia sengaja memamerkan itu padaku seakan-akan tidak langsung ngomong kamu jangan macam-macam ataukah sekedar tidak sengaja. Aku sebenarnya sempat kaget melihat perempuan cantik semuda itu memegang sebuah pistol, aku juga tidak pernah bertanya kalo pistol itu legal ataukah illegal, tapi menurutku apalah yang tidak bisa dibeli di negri ini jangankan sekedar surat ijin kepemilikan senjata api, tempat mewah di penjarapun bisa dibeli dengan uang. Tidak mungkin preman seperti bang komet tidak punya musuh, mungkin juga itu diberikan bang komet kepada putrinya sebagai jaga-jaga kalo-kalo putrinya yang jadi sasaran. Mungkin ada satu hal yang menjadi pertanyaanku waktu itu Kalo emang khawatir dengan putrinya kenapa sih kok nyuruh salah satu anak buahnya aja sebagai supir ? ataukah si ermalah yang tidak mau mempunyai supir berwajah serem dan jauh lebih tua darinya?, aku tidak bertanya tentang itu karena aku pun masih bertanya-tanya dalam hati mau dibawa kemana aku ini. Selepas dari kapal laut pelabuhan perak Surabaya dia hanya berkata Kita ke Delta Dulu !!!, dan kitapun meluncur kesana, dia belanja-belanja baju yang tidak murah dan akupun disuruh milih-milih celana jeans, kaos dan celana pendek, pertamanya sih aku gak mau Karena aku tidak punya cukup uang untuk membeli pakaian disana, tapi dia bilang dia yang bayar semuanya akupun berusaha menolak tapi dia tetep saja memaksaku, kalo aku kasih ambil, kalo gak di kasih jangan minta begitulah kata-katanya yang agak memaksa, akupun coba mencoba mencari brand yang murah-murah tapi dia malah ngomel, kamu jangan malu-maluin aku yaa, akupun dipilihkan pakaian brand-brand import yang mahal jauh dari brand-brand pakaianku dan pakaian-pakaian itu disuruhnya dipake kalo aku jalan sama dia, Apa maksud dari semua itu aku benar-benar tak mengerti, tak habis pikir aku yang baru saja lolos dari maut sekarang tiba-tiba dibelikan pakaian-pakian yang diluar jangkauanku. Habis itu si erma ngajak makan dilantai atas dekat bioskop, kulihat jam yang ada di HP ternyata jam menunjukkan hampir jam 12 siang pantas saja perutku sudah teasa lapar dan akupun gak sholat jumat. Karena aku merasa tidak enak sudah dibelikan pakaian mahal akupun coba bayarin makanannya tapi malah kena semprot,Kamu punya uang berapa mau bayarin aku makan ujarnya kepadaku, habis itu dia ngajak nonton bioskop film action, benar-benar cewek aneh, aku sendiri gak suka film action karena tidak ada yang spesial dengan ceritanya, berbeda dngan drama misteri, drama ataupun drama biography tapi yang pasti bukan drama romantis. Selepas menonton bioskop dia mengajak pulang kerumahnya yang disurabaya yang terletak di daerah deretan rumah-rumah mewah tidak jauh dari Galaxy Mall Surabaya, rumahnya pun tak kalah mewah dengan deretan rumah yang lain, tampaknya dia tinggal sendiri dirumah sebesar itu tak ada seorangpun walaupun aku sendiri yakin kalau bang komet pasti sesekali menyuruh anak buahnya mengawasi dari jarak jauh. Aku diajak masuk ke ruang tengah yang seperti ruang keluarga perabotan didalamnya pun aku yakin mahal-mahal juga, di ruang itulah si erma mulai angkat bicara,
Mulai sekarang, hari libur kuliah kamu tinggal disini ? tiba-tiba melontarkan permintaan aneh dari bibirnya yang tipis itu,
Maksudnya mbak apa ? Tanya dengan heran mendengar permintaan aneh itu,
yaaa aku minta kamu tinggal disini pas bukan hari aktif kuliah jawabannya yang masih belum aku mengerti,
Buat apa mbak ? tanyaku lagi yang belum mengerti dengan perkataannya,
Kalo aku suruh tinggal disini ya sudah tinggal disini, nanti kamu tahu sendiri aku sudah berbaik hati Cuma meminta hari itu aja, karena aku tahu kamu masih kuliah jawaban orang gendeng yang tidak bisa dimengerti orang normal,
Ya sudah mbak, aku cari alasan dulu ke orang tuaku jawabku yang tak bisa menolak permintaannya karena sudah punya kartu matiku, untungnya bapakku sudah punya HP jadul waktu itu yang sengaja iya beli buat komunikasi dengan sanak familinya yang saling berjauhan tempat tinggalnya, akupun menelpon bapak beralasan mulain hari itu aku tidur di kos temen ato diruang UKM aja untuk hari non aktif kuliah biar tidak terlalu capek bolak-balik kampus karena kegiatanku mulai padat, bapakku pun mengiyakan seakan-akan senang dengan demikian aku pasti tambah jarang ngumpul sama teman-teman sekampungku yang banyak terlibat kriminalitas itu, malahan dulu semasa aku SMA selama hampir 3 tahun aku tidak pernah tidur dirumah, tapi tidur dirumah temenku didesa sebelah persis diselatan rumah ubur-ubur tempat kami kenal dan nongkrong bareng, temenku hanya tinggal sama neneknya yang sudah tua saja, bukan cuman aku saja yang sering tidur disitu tapi banyak temen-temen yang lain, dengan kata lain Markas dimana kita main kartu tiap malem. Selama itu pula tidak ada masalah kriminal yang kita timbulkan, mungkin dari situ orang tuaku percaya padaku.
Sesudah itu akupun disuruh nyuci mobilnya, mengetikkan tugas-tugas kuliahnya, ternyata dia kuliah disalah satu PTS disurabaya jurusan ekonomi semester 7 tepat satu tahun diatasku, setelah sekitar satu bulan aku ada dirumah itu aku baru tahu dia itu orangnya sangat tertutup dan introvert, selama aku disitu ake belum pernah melihat dia jalan ataupun dapat telpon sama cowok, aku hanya tahu si erma cuman punya satu teman cewek yang bernama susi (Alias) teman satu jurusannya yang berasal dari Pamekasan Madura, itupun kulihat susi hanyalah memanfaatkan si erma saja karena si erma tidak pernah hitung-hitungan kalo masalah uang.
Sudah dua bulan berlalu begitu saja aku sudah hafal tugas-tugasku dirumahnya, nyuci mobil, mengetikkan tugas kalau ada, menemani jalan-jalan, bawa belanjaan, nonton bioskop dll, selayaknya seorang supir cuman bedanya aku menemani dia jalan meskipun jarang ada obrolan yang keluar dari mulut kita, mungkin kalo ada yang bertemu kita pasti dikiranya kita sedang pacaran, meskipun begitu masalah rokok dan makan tidak pernah telat, pakaian-pakaian mahalpun aku sering dibelikannya. Tetangga-tetangga disekitarnya pun sepertinya tidak saling mengenal dan saling tidak peduli, maklum saja sepertinya tetangga-tetangganya orang super sibuk. Aku sendiri yakin kalo bang komet sudah tahu kalo si erma memasukkan seorang laki-laki kerumahnya, tapi selama itu tidak ada gangguan apa-apa, mungkin saja bang komet malahan senang dengan kehadiranku itu karena putrinya yang jarang berkomunikasi dengan orang atau bisa saja senang karena anaknya masih normal dan aku dikira pacarnya toh bang komet juga tidak terlalu peduli dengan norma-norma agama, awal-awal aku berada dirumah itu aku sempat bertanya kenapa rumah sebesar itu tidak supir ataupun pembantu, dia hanya menjawab dengan satu kata saja,Malas, hanya ada seorang perempuan sesekali datang untuk mengepel dan membersihkan rumah itu, hampir sama dengan si dina tapi bedanya si dina melakukan itu buat menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah sedangkan si erma aku kira dia orangnya tak mau diganggu.
Tidak ada terjadi apapun antara kita, sampai suatu malam sekitar jam 8 malam aku kehabisan rokok, aku juga lupa waktu jalan tadi kok tidak beli, mumpung belum begitu malam akupun hendak keluar sebentar buat beli rokok, kalo sedang ada dirumah si erma lebih banyak menghabiskan waktu dikamarnya, entahlah apa yang dia kerjakan didalam sana. Kucoba untuk memanggil-manggil dan mengetok pintu dari luar kamarnya tapi tak ada jawaban sama sekali darinya, akupun tidak enak kalo pergi tanpa pamit takut kalo-kalo dia mencariku tidak ada bisa ngomel dia. Apa ia sudah tidur jam segitu ? pikirku dalam hati, kucoba membuka pelan-pelan pintunya yang ternyata tidak di kunci, karena tidak dikunci kucoba buka pintunya agak lebar dan ada kejadian diluar dugaanku, dia duduk dikursi dengan telanjang cuman tinggal CD saja menghadap laptop dengan headphones dikepalanya, sekilas kulihat itu film porno dengan genre seperti BDSM dengan pemain prianya yang di siksa oleh pemain wanitanya, melihat kejadian itu aku sempat kaget dan reflek untuk menutup pintu tapi kelihatannya dia juga kaget melihat ada orang yang mau masuk kekamarnya,
Masuk !!! teriaknya dengan nada yang marah tanpa mematikan film dilaptopnya itu dia hanya melepaskan headphones dikepalanya saja dan tanpa mencoba menutup tubuhnya yang bugil itu, tubuhnya mulus sekali dan payudara bulat ideal begitu angkuh mancung kedepan dengan puting masih kemerah-merahan, benar-benar fantastik,
Maaf mbak, aku tidak tahu kalo . Ucapanku terpotong,
Kamu mulai berani kurang ajar yaa sama aku ??? hah ucapnya dengan nada marah,
Maaf mbak, tadinya aku mau ucapanku terpotong lagi,
Siapa yang nyuruh kamu masuk kekamarku, hah ???? tambahnya masih dengan nada marah,
tadinya mau ucapku lagi dengan nada gugup dan terpotong lagi,
Mau ngintip aku telanjang ??? hah . Ooo kamu ingin melihat aku telanjang yaa ??? tambahnya lagi dengan nada marah, entahlah apa yang ada dibenaknya saat itu CD yang masih menempel di tubuhnya pun ia lepas dengan cepat dan mencoba menyumpalkan kedalam mulutku,
Makan itu !! perintah yang keluar dari mulutnya, akupun coba memuntahkannya kebawah,
Oooo kamu berani melawan yaa ??? kamu mau melawan ??? hah bentaknya dengan tamparan tangannya dipipiku tapi tidak terlalu keras,
ngak mbak, maaf jawabku singkat,
kamu mau mati ya ???... tanyanya lagi dengan nada tinggi, aku tahu dia punya sebuah pistol dan seorang ayah bernama bang komet, dari situ aku sudah kalah telak untuk melawan,
maaf mbak aku tidak sengaja jawabku singkat, entah ada setan apa yang lewat waktu itu kok tiba-tiba dia menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke arah payudaranya yang begitu angkuh mancung kedepan, semuanya itu terjadi diluar dugaanku,
jilat itu !!! itukan yang kamu mau ??? bentaknya lagi, ada sesuatu yang mengganjal dalam benakku saat itu, sebenernya dia benar-benar marah ? ataukah dia begitu terangsang melihat film porno dengan adegan pria yang disiksa itu dan dia praktekkan kepadaku ?, apa boleh buat disuruh begitu akupun langsung menjilat dan memilin-milin putingnya dengan mulutku, putingnya sudah sangat mengeras sekali, aku yakin dia tambah terangsang sewaktu dia marah-marah dan memukulku tadi, tampaknya dia sangat menikmatinya, tangan kirinya masih menjambak rambutku sedangkan tangan kananya mengelus pipi ku,
hmmmm bagus bagus begitulah kata-kata yang keluar dari mulutnya hembusan nafasnya tampaknya sudah sedikit berubah, dengan kondisi seperti itu aku penasaran dengan mimik wajahnya ku coba untuk melirik ke wajahnya tapi dia menampar menampar pipiku lagi tapi tidak begitu keras,
kenapa lihat-lihat ??? hah bentaknya dengan nada yang sudah agak turun, akupun tak mehiraukannya kuteruskan saja mengecup-ngecup pentilnya yang sebelah kanan, tiba-tiba dia menarik lagi rambutku menuju ke payudara kirinya,
Satunya !!! pintanya, ku sengaja mencoba mengecup-ngecupnya nyosor seperti kesetanan berbeda sperti sebelumnya, dia tampaknya tambah terangsang ikut-ikutan tambah seperti kesetanan,
hmmm, hsssstttt pelan tapi pasti desahan itu perlahan bermunculan,
Tanganmu !! ucapnya yang sudah semakin tak terkontrol, sembil menarik tanganku ke mekinya yang gundul tak berbulu itu, hmmm bener-benar rapi tertutup mungkin saja daerah terlarangnya itu sama sekali belum terjamah, pelan-pelan meki indah itu kusibakkan dengan tangan kananku sedangkan mulutku masih menempel di payudara kanannya
Ohhh Hmmmmm desahnya yang tampak sedikit kaget saat jari tengahku menyentuh tonjolan kecil di daerah meki sebelah atas, kekagetan itu menggambarkan seakan-akan itu adalah rasa baru yang baru ia rasakan seumur hidup, aku juga sedikit kaget waktu itu Bedebah gumamku dalam hati, tampaknya benar kalo dia sangat terangsang waktu dia membentak-bentak dan menampar pipiku, dia sepertinya sudah tak nyaman dengan posisi yang masih berdiri itu, dia bergeser sedikit demi sedikit ke arah tempat tidur, dengan posisi tangannya yang masih menjambak rambutku itupun memaksakan aku juga ikut bergeser, sesampainya dipinggir kasur diapun melepas jambakannya dan duduk mengangkang ditepi kasur, alamakkkk mekinya merah merekah begitu indah jauh lebih indah daripada si dina, tampaknya yang ini benar-benar belum tersentuh,
Jilat !!! perintahnya dengan nada yang sudah tidak setinggi tadi, aku yang masih dalam posisi berdiripun kemudian duduk menjongkok, dijambaknya rambutku dan melayangkan tamparan lagi yang tidak begitu kencang kepipiku,
ayo cepat jilat !!! perintahnya lagi seakan-akan tak sabar menunggu jilatanku, ataukah apa dia pikir aku gak mau menjilat mekinya ? pikirku, melihat dia yang sepertinya tidak sabar itu kusosorkan saja mulutku ke mekinya, jambakan rambutku tambah kencang waktu mulutku menyentuh bibir vaginanya
Ohh desahnya yang kemudian menggigit bibir bawahnya seakan-akan mau menahan suara yang keluar tak tertahankan itu dengan gelijangan-gelijangan kaku, sengaja kumainkan dulu lidahku dibibir vaginanya yang sudah basah itu sebentar dan belum menyentuh daerah klitorisnya,
hhhhhsssttt hmmmmphhhh desah pelan tetep saja keluar dari mulutnya meskipun dia coba tahan, tampaknya dia sangat menikmatinya, tiba-tiba kusosorkan aja mulutku didaerah klitorisnya, kujilat cepat klitorisnya dengan bantuan bibirku, di jambaknya rambutku tak karuan dia sudah seperti kesetanan, kupercepat saja jilatanku tak henti-hentinya dan sesekali ku gigit klitorisnya dengan bibirku atau kucoba tekan-tekan clitorisnya dengan lidahku, tampaknya dia kelelahan dengan gelijangan-gelijangan kakunya, iapun melepaskan jambakannya dan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur,
hmmmm hsssssttttttt ohhhhhhhh desahannya sudah mulai mengeras, sesekali kulihat tangannya menarik-narik sprei yang melekat dikasur dengan genggaman erat tangannya, matanya hanya bisa terpejam seakan-akan dia tak sanggup membuka matanya, seorang erma yang sadis itu sudah tidak ada lagi, sekarang hanya tinggal seorang gadis cantik yang lemah diatas birahi tingginya, tak lama dari itu dia melepaskan genggaman tangan kanannya yang tadinya memegang sprei itu, kemudian meraih kepalaku lagi dan menjambak rambutku dan ditekan-tekannya ke mekinya yang sudah basah amburadul,
yaaa di di disitu ce cecce petin !!! pintanya dengan nafas yang sudah megap-megap, kucoba untuk mempercepat lagi walaupun hujaman-hujaman jilatanku yang bertubi-tubi sudah sangat cepat dan sesekali kutekan dengan bibirku,
Ohhhh yaaaa hhueemmmmpphhhh . Eeenaakk dddiiisittuuu . Desahnya tak henti-hentinya keluar dari mulut dari seorang yang aku kenal pendiam,
Ohhhhh cceeepett diiikiiit .laagiii lanjutnya dengan dengan nafas sengal seperti dikejar setan dengan gerakan-gerakan paha yang meronta-ronta seakan-akan mau berontak, tapi aku tahu itu bukan pemberontakan, aku sudah tidak bisa mempercepat jilatanku lagi aku hanya bisa mempertahannya saja, akhirnya
ooooohhhhhhh .huemmpppphhhh .oohhhhhhhooo desah panjang dengan diiringi sentakan-sentakan tubuhnya yang mengakhiri puncak birahi yang tak terelakkan itu, orgasmenya begitu dahsyat, mungkin inilah orgasme pertamanya dengan seorang laki-laki, kepalaku pun kena senggolan dengkul kakinya waktu kucoba lepaskan dari mekinya setelah aku yakin dia orgasme dengan keluarnya cairan-cairan hangat yang menambah basahnya memeknya yang sudah basah amburadul, mekinya begitu indah merah merekah, aku tak mau munafik kalo aku tidak ngaceng waktu itu tapi meskipun begitu aku masih takut untuk menyetubuhinya dan memang tidak ada kata-kata untuk minta di entot, akupun tahu gadis ini tak senormal gadis lainnya dari film yang ditontonnya dan sikap dinginnya terhadap laki-laki, bukanlah norma dan nilai yang dia pikirkan tapi prinsip yang tidak mau ada dibawah laki-laki Iam the boss begitulah kira-kira istilahnya, mungkin sekitar semenit aku masih duduk di lantai di tepi kasur tepat didepan mekinya yang masih mengankang lebar, aku hanya bisa memandangi meki yang begitu indah itu dan tak berani menjamahnya,
Kamu boleh keluar ! perintahnya masih dengan nafas yang belum teratur,
ya mbak, terima kasih balasku, kucoba berdiri dan melangkah keluar dari kamar itu, belum sampai pintu langkahku terhenti dengan lanjutan perkataannya tadi,
Awas !!!, kamu jangan pernah coba-coba menyetubuhiku !!!.... jangan samakan aku dengan si dina perek itu, Ingat itu !!! lanjutnya yang keluar dari mulutnya,
Iya mbak aku tahu itu,.. Kalo aku berani pasti sudah kucoba tadi balasku dengan jujur, memang aku tidak berani tanpa permintaan darinya, dan untung saja aku tidak mencoba menyetubuhinya
Bagus Bagus dan satu lagi jangan panggil aku mbak didepan umum !!!.. ingat itu !!! lanjutnya lagi dengan permintaan anehnya, aku benar-benar tak mengerti,
iya mbak jawabku singkat,
Ya sudah sana ucapnya sudah membolehkan aku pergi,
Sekeluarnya dari dalam kamar itu, akupun tak bisa lupa begitu saja tentang pemandangan tubuh putih mulus, toked mancung dengan putting kecil kemerahan, dan meki gundul yang merah merekah itu yang barusan aku alami, akhirnya aku bergegas aja pergi kekamar mandi didalam kamar tamu yang menjadi kamar tetapku,
Ohhhh hmmmm ucapku sambil mengocok-ngocok kontiku sambil membayangkan kejadian yang barusan aku alami, akupun yang sudah ngaceng dari tadi itupun tak ingin lagi berlama-lama dan
Crottt crooott crootttt peju yang keluar dari kuncup kontiku, ohhh benar-benar nikmat bacolanku waktu itu, bacolan yang sangat fantastis.