Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tragedi Rumah Bordil

nakeddevil

Semprot Baru
Daftar
18 Dec 2011
Post
25
Like diterima
13
Bimabet
Tragedi Rumah Bordil

Cerita Sebelumnya Kisah Si Tukang Ledeng dan Sepotong Pipa

Hampir dua minggu sudah kejadian yang sangat diluar dugaanku itu telah berlalu, hari itu aku ingat benar hari jum’at meskipun aku lupa tanggalnya, pagi itu sekitar jam 06.00 aku dapat SMS dari nomer yang tidak dikenal “Ke kampus jam berapa ?“, aku jawab saja “Jam 7.30” melanjutkan tidurku tampa ambil pusing, paling-paling juga no baru punya salah satu temen kampus pikirku, jam 7.00 aku bangun langsung mandi tanpa makan pagi, aku memang jarang sarapan pagi, dan ku langsung geber Suzuki smashku kerumah si Ilham(Alias) salah satu temen kuliahku satu jurusan yang biasa nebeng aku, rumahnya sudah lain desa denganku mungkin sktr 2-3 kilo dari rumahku ke arah jalan menuju kampus, sesampai dikampus kitapun nongkrong di depan sekretariat fakultas dengan temen-teman yang lain jam kuliah ditunda habis sholat jum’at oleh dosennya kata temen-temen, yah memang ramai waktu itu dari berbagai jurusan keluar masuk sekretariat atau sekedar duduk-duduk saja, sekitar jam 9 ada telepon masuk yaitu nomer yang tidak dikenal tadi,

“Kamu ada dimana ?” tanyanya suara seorang cewek,

“aku ada didepan sekretariat sama temen-temen, ini siapa ?” jawabku dengan bertanya balik,

“aku juga didepan sekretariat, coba kamu berdiri” perintahnya lagi, tanpa memperdulikan perkataanku, memang banyak anak-anak dari berbagai jurusan dan berbagai semester duduk-duduk disitu aku pun tidak melihat seorang cewek yang menelponku, ku coba berdiri dan coba melihat kebeberapa arah, setelah sampai pada arah jalan menuju rektorat kulihat ada sesosok gadis cantik yang benar-benar stylish masih dengan kacamata hitamnya memakai celana ketat dan kaos ketat meskipun tidak terlalu terbuka, tingginya pun cuman sekitar 167 cm hampir sama denganku tapi dia sedikit lebih tinggi, sesosok gadis yang sudah tidak asing bagiku “deg deg deg”, begitulah bunyi jantungku berdetak tiba-tiba, aku tidak bisa lari waktu itu karena dia juga sudah melihatku, kemudian dia melambaikan tangannya memanggilku dari jarak sekitar 10 meter,

“Busyet dah, anak mana tuh kok kayaknya belum kita kenal”, “Kamu punya gebetan yang kayak gini gak ngomong-ngomong ke kita” celoteh teman-temanku yang pada protes padaku yang belum laku-laku di kampusku, mungkin mereka kaget aku punya kenalan yang begitu cantik gak sepadan sama aku,

“Bentar yaa…” balasku tanpa menjawab celotehan temen-temenku, akupun coba mendeketi si gadis tadi itu yang tak lain tak bukan adalah si erma yang bener-bener cantik putih mulus untuk ukuran gadis desa dari madura, tapi apalah yang tidak mungkin dengan perawatan mahal ? toh dia memang punya semua itu, dari kabar jalanan yang aku dengar jumlah penghasilan kotor bang komet dari lahan-lahan parker liar dan jatah-jatah pungli saja selama 1 hari di surabaya sekitar 25 Juta Rupiah belum termasuk bisnis-bisnis yang lainnya, tapi aku yakin tidak sedikit jumlah yang ia keluarkan buat bayaran anak-anak buahnya yang bekerja itu.

“Kamu ikut aku !!! ” pintanya dengan bahasa maduranya yang rada-rada jutek,
“kemana mbak ???” tanyaku,

“Sudah gak usah banyak Tanya ikut saja !!!” Pintanya lagi

“aku ada kuliah mbak nanti habis sholat jum’at” balasku lagi,

“Sudah Bolos Dulu !!!” perintahnya tanpa berpikir,

“Ok lah, Trus motorku gimana mbak ?” tanyaku,

“titipkan temenmu aja, masa gak bisa ?” jawabnya dengan balik bertanya

“Ok lah mbak, tunggu sebentar aku coba dulu” jawabku, di iringi langkahku ke arah teman temanku,

“Ham, kayaknya aku harus pergi nih ada urusan, tolong kamu bawa motorku, ditaruh dirumahmu dulu, biar nanti aku samperin kerumahmu kalo urusanku udah selesai” pintaku,

“Oi oi oi, ada urusan apa nih kok tiba-tiba pake nitip motor segala?... waduh, kalo ada urusan susah aja kamu ingat ma aku, kalo udah urusan enak ??? hmmm” jawabnya yg tidak dilanjut sambil cengar-cengir di iringi gelak tawa teman-teman yang lain,
“waduh, susah juga ngomong ama orang yang piktor melulu,.. udah ahh aku mau pergi dulu”, lanjutku sambil memberikan STNK ama kunci motorku,

“ya udah sana, hati-hati… oleh-olehnya jangan lupa ?” ucapnya lagi,

“kamu pikir pergi piknik apa ??? ya sudah aku pergi dulu” jawabku, disertai gelak tawa teman-teman yang lain, kudekati si erma yang sepertinya sudah mengerti kalo aku bisa ikut dia, aku tidak menaruh curiga kalo ajakannya ini ada kaitannya dengan masalah si dina karena kalo pun ada kaitannya pasti dselesaikan waktu itu juga pikirku. Dia berjalan menuju parkiran di dekat rektorat, tampaknya dia membawa mobil yang diparkir disana, sambil melangkah dia bertanya kepadaku,

“Kamu bisa nyetir ? ” tanyanya,

“Kadang-kadang aku kerja sebagai supir truk cadangan, mbak… tapi kalo mobil-mobil mewah menyentuh pedal gasnya pun belum pernah” jawabku dengan tulus, aku diajari sepupu ibuku yang bekerja sebagai supir truk sejak aku SMA, sejak lulus SMA kadang-kadang aku di ajak menjadi supir cadangannya dengan modal nekat SIM A kalo jarak tempuhnya tidak terlalu jauh dan pas hari libur kuliah, paling sering ke daerah Jember dan Lumajang untuk mengambil muatan Buah-buahan ato Cabe.

“Kemaren jadi tukang ledeng, sekarang cerita jadi supir truk… kamu bayar biaya kuliah sendiri ?” Tanya si erma…

“ya ngak lah mbak, sekedar cari uang rokok aja… aku gak mau menambah beban orang tua” jawabku, tanpa kata-kata lagi yang keluar dari mulut si erma kitapun mendekati sebuah sedan merk BMW 318i Silver Metallic tahun 2003 dengan Plat Nomor B (Jakarta), sebuah mobil yang sangat mewah bagiku yang cuman pernah menyetir sebatas truk saja.

“ini km setir, kita ke Surabaya !!,.. Ada SIM kan ??? ” perintahnya yang sudah tidak sejutek waktu kasus dengan si dina meskipun aku belum pernah melihat dia tersenyum,

“ada mbak” jawabku singkat yang agak grogi karena memang belum pernah menyentuh pedal gas sedan, kucoba menghidupi dan menjalankannya, satu kalimat yang terlontar dalam hatiku waktu itu,

“Dunia ini benar-benar Bedebah kenapa sedan dan truk yang sama-sama terdiri dari mesin dan kumpulan besi sangat berbeda tunggangannya, truk yang bikin pegal-pegal seluruh tubuh sedangkan sedan sangatlah nyaman sekali”, aku yang sama sekali buta masalah mesin dan soal mobil, meskipun aku sudah bisa menyetir. Selama perjalanan tidak banyak kata yang terlontar dari mulutnya begitupun aku, aku melirik dia membuka tasnya untuk mengambil lip gloss dibukanya lebar-lebar tasnya seakan-akan dia lakukan itu dengan sengaja, sepintas aku lihat pistol ditasnya seperti pistol polisi aku tidak tahu namanya, entahlah dia sengaja memamerkan itu padaku seakan-akan tidak langsung ngomong “kamu jangan macam-macam” ataukah sekedar tidak sengaja. Aku sebenarnya sempat kaget melihat perempuan cantik semuda itu memegang sebuah pistol, aku juga tidak pernah bertanya kalo pistol itu legal ataukah illegal, tapi menurutku apalah yang tidak bisa dibeli di negri ini jangankan sekedar surat ijin kepemilikan senjata api, tempat mewah di penjarapun bisa dibeli dengan uang. Tidak mungkin preman seperti bang komet tidak punya musuh, mungkin juga itu diberikan bang komet kepada putrinya sebagai jaga-jaga kalo-kalo putrinya yang jadi sasaran. Mungkin ada satu hal yang menjadi pertanyaanku waktu itu “Kalo emang khawatir dengan putrinya kenapa sih kok nyuruh salah satu anak buahnya aja sebagai supir ? ataukah si ermalah yang tidak mau mempunyai supir berwajah serem dan jauh lebih tua darinya?”, aku tidak bertanya tentang itu karena aku pun masih bertanya-tanya dalam hati mau dibawa kemana aku ini. Selepas dari kapal laut pelabuhan perak Surabaya dia hanya berkata “Kita ke Delta Dulu !!!”, dan kitapun meluncur kesana, dia belanja-belanja baju yang tidak murah dan akupun disuruh milih-milih celana jeans, kaos dan celana pendek, pertamanya sih aku gak mau Karena aku tidak punya cukup uang untuk membeli pakaian disana, tapi dia bilang dia yang bayar semuanya akupun berusaha menolak tapi dia tetep saja memaksaku, “kalo aku kasih ambil, kalo gak di kasih jangan minta” begitulah kata-katanya yang agak memaksa, akupun coba mencoba mencari brand yang murah-murah tapi dia malah ngomel, “kamu jangan malu-maluin aku yaa”, akupun dipilihkan pakaian brand-brand import yang mahal jauh dari brand-brand pakaianku dan pakaian-pakaian itu disuruhnya dipake kalo aku jalan sama dia, Apa maksud dari semua itu aku benar-benar tak mengerti, tak habis pikir aku yang baru saja lolos dari maut sekarang tiba-tiba dibelikan pakaian-pakian yang diluar jangkauanku. Habis itu si erma ngajak makan dilantai atas dekat bioskop, kulihat jam yang ada di HP ternyata jam menunjukkan hampir jam 12 siang pantas saja perutku sudah teasa lapar dan akupun gak sholat jum’at. Karena aku merasa tidak enak sudah dibelikan pakaian mahal akupun coba bayarin makanannya tapi malah kena semprot,“Kamu punya uang berapa mau bayarin aku makan” ujarnya kepadaku, habis itu dia ngajak nonton bioskop film action, benar-benar cewek aneh, aku sendiri gak suka film action karena tidak ada yang spesial dengan ceritanya, berbeda dngan drama misteri, drama ataupun drama biography tapi yang pasti bukan drama romantis. Selepas menonton bioskop dia mengajak pulang kerumahnya yang disurabaya yang terletak di daerah deretan rumah-rumah mewah tidak jauh dari Galaxy Mall Surabaya, rumahnya pun tak kalah mewah dengan deretan rumah yang lain, tampaknya dia tinggal sendiri dirumah sebesar itu tak ada seorangpun walaupun aku sendiri yakin kalau bang komet pasti sesekali menyuruh anak buahnya mengawasi dari jarak jauh. Aku diajak masuk ke ruang tengah yang seperti ruang keluarga perabotan didalamnya pun aku yakin mahal-mahal juga, di ruang itulah si erma mulai angkat bicara,
“Mulai sekarang, hari libur kuliah kamu tinggal disini ?” tiba-tiba melontarkan permintaan aneh dari bibirnya yang tipis itu,
“Maksudnya mbak apa ?” Tanya dengan heran mendengar permintaan aneh itu,
“yaaa aku minta kamu tinggal disini pas bukan hari aktif kuliah…” jawabannya yang masih belum aku mengerti,
“Buat apa mbak ? ” tanyaku lagi yang belum mengerti dengan perkataannya,
“Kalo aku suruh tinggal disini ya sudah tinggal disini, nanti kamu tahu sendiri… aku sudah berbaik hati Cuma meminta hari itu aja, karena aku tahu kamu masih kuliah” jawaban orang gendeng yang tidak bisa dimengerti orang normal,
“Ya sudah mbak, aku cari alasan dulu ke orang tuaku” jawabku yang tak bisa menolak permintaannya karena sudah punya kartu matiku, untungnya bapakku sudah punya HP jadul waktu itu yang sengaja iya beli buat komunikasi dengan sanak familinya yang saling berjauhan tempat tinggalnya, akupun menelpon bapak beralasan mulain hari itu aku tidur di kos temen ato diruang UKM aja untuk hari non aktif kuliah biar tidak terlalu capek bolak-balik kampus karena kegiatanku mulai padat, bapakku pun mengiyakan seakan-akan senang dengan demikian aku pasti tambah jarang ngumpul sama teman-teman sekampungku yang banyak terlibat kriminalitas itu, malahan dulu semasa aku SMA selama hampir 3 tahun aku tidak pernah tidur dirumah, tapi tidur dirumah temenku didesa sebelah persis diselatan rumah ubur-ubur tempat kami kenal dan nongkrong bareng, temenku hanya tinggal sama neneknya yang sudah tua saja, bukan cuman aku saja yang sering tidur disitu tapi banyak temen-temen yang lain, dengan kata lain Markas dimana kita main kartu tiap malem. Selama itu pula tidak ada masalah kriminal yang kita timbulkan, mungkin dari situ orang tuaku percaya padaku.

Sesudah itu akupun disuruh nyuci mobilnya, mengetikkan tugas-tugas kuliahnya, ternyata dia kuliah disalah satu PTS disurabaya jurusan ekonomi semester 7 tepat satu tahun diatasku, setelah sekitar satu bulan aku ada dirumah itu aku baru tahu dia itu orangnya sangat tertutup dan introvert, selama aku disitu ake belum pernah melihat dia jalan ataupun dapat telpon sama cowok, aku hanya tahu si erma cuman punya satu teman cewek yang bernama susi (Alias) teman satu jurusannya yang berasal dari Pamekasan Madura, itupun kulihat susi hanyalah memanfaatkan si erma saja karena si erma tidak pernah hitung-hitungan kalo masalah uang.

Sudah dua bulan berlalu begitu saja aku sudah hafal tugas-tugasku dirumahnya, nyuci mobil, mengetikkan tugas kalau ada, menemani jalan-jalan, bawa belanjaan, nonton bioskop dll, selayaknya seorang supir cuman bedanya aku menemani dia jalan meskipun jarang ada obrolan yang keluar dari mulut kita, mungkin kalo ada yang bertemu kita pasti dikiranya kita sedang pacaran, meskipun begitu masalah rokok dan makan tidak pernah telat, pakaian-pakaian mahalpun aku sering dibelikannya. Tetangga-tetangga disekitarnya pun sepertinya tidak saling mengenal dan saling tidak peduli, maklum saja sepertinya tetangga-tetangganya orang super sibuk. Aku sendiri yakin kalo bang komet sudah tahu kalo si erma memasukkan seorang laki-laki kerumahnya, tapi selama itu tidak ada gangguan apa-apa, mungkin saja bang komet malahan senang dengan kehadiranku itu karena putrinya yang jarang berkomunikasi dengan orang atau bisa saja senang karena anaknya masih normal dan aku dikira pacarnya toh bang komet juga tidak terlalu peduli dengan norma-norma agama, awal-awal aku berada dirumah itu aku sempat bertanya kenapa rumah sebesar itu tidak supir ataupun pembantu, dia hanya menjawab dengan satu kata saja,”Malas”, hanya ada seorang perempuan sesekali datang untuk mengepel dan membersihkan rumah itu, hampir sama dengan si dina tapi bedanya si dina melakukan itu buat menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah sedangkan si erma aku kira dia orangnya tak mau diganggu.

Tidak ada terjadi apapun antara kita, sampai suatu malam sekitar jam 8 malam aku kehabisan rokok, aku juga lupa waktu jalan tadi kok tidak beli, mumpung belum begitu malam akupun hendak keluar sebentar buat beli rokok, kalo sedang ada dirumah si erma lebih banyak menghabiskan waktu dikamarnya, entahlah apa yang dia kerjakan didalam sana. Kucoba untuk memanggil-manggil dan mengetok pintu dari luar kamarnya tapi tak ada jawaban sama sekali darinya, akupun tidak enak kalo pergi tanpa pamit takut kalo-kalo dia mencariku tidak ada bisa ngomel dia. Apa ia sudah tidur jam segitu ? pikirku dalam hati, kucoba membuka pelan-pelan pintunya yang ternyata tidak di kunci, karena tidak dikunci kucoba buka pintunya agak lebar dan ada kejadian diluar dugaanku, dia duduk dikursi dengan telanjang cuman tinggal CD saja menghadap laptop dengan headphones dikepalanya, sekilas kulihat itu film porno dengan genre seperti BDSM dengan pemain prianya yang di siksa oleh pemain wanitanya, melihat kejadian itu aku sempat kaget dan reflek untuk menutup pintu tapi kelihatannya dia juga kaget melihat ada orang yang mau masuk kekamarnya,

“Masuk !!!” teriaknya dengan nada yang marah tanpa mematikan film dilaptopnya itu dia hanya melepaskan headphones dikepalanya saja dan tanpa mencoba menutup tubuhnya yang bugil itu, tubuhnya mulus sekali dan payudara bulat ideal begitu angkuh mancung kedepan dengan puting masih kemerah-merahan, benar-benar fantastik,

“Maaf mbak, aku tidak tahu kalo….” Ucapanku terpotong,

“Kamu mulai berani kurang ajar yaa sama aku ??? hah…” ucapnya dengan nada marah,

“Maaf mbak, tadinya aku mau…” ucapanku terpotong lagi,

“Siapa yang nyuruh kamu masuk kekamarku, hah ????” tambahnya masih dengan nada marah,

“tadinya mau…” ucapku lagi dengan nada gugup dan terpotong lagi,

“Mau ngintip aku telanjang ??? hah…. Ooo kamu ingin melihat aku telanjang yaa ???” tambahnya lagi dengan nada marah, entahlah apa yang ada dibenaknya saat itu CD yang masih menempel di tubuhnya pun ia lepas dengan cepat dan mencoba menyumpalkan kedalam mulutku,

“Makan itu !!” perintah yang keluar dari mulutnya, akupun coba memuntahkannya kebawah,

“Oooo kamu berani melawan yaa ??? kamu mau melawan ??? hah…” bentaknya dengan tamparan tangannya dipipiku tapi tidak terlalu keras,

“ngak mbak, maaf” jawabku singkat,

“kamu mau mati ya ???...” tanyanya lagi dengan nada tinggi, aku tahu dia punya sebuah pistol dan seorang ayah bernama bang komet, dari situ aku sudah kalah telak untuk melawan,

“maaf mbak aku tidak sengaja” jawabku singkat, entah ada setan apa yang lewat waktu itu kok tiba-tiba dia menjambak rambutku dan menarik kepalaku ke arah payudaranya yang begitu angkuh mancung kedepan, semuanya itu terjadi diluar dugaanku,

“jilat itu !!! itukan yang kamu mau ???” bentaknya lagi, ada sesuatu yang mengganjal dalam benakku saat itu, sebenernya dia benar-benar marah ? ataukah dia begitu terangsang melihat film porno dengan adegan pria yang disiksa itu dan dia praktekkan kepadaku ?, apa boleh buat disuruh begitu akupun langsung menjilat dan memilin-milin putingnya dengan mulutku, putingnya sudah sangat mengeras sekali, aku yakin dia tambah terangsang sewaktu dia marah-marah dan memukulku tadi, tampaknya dia sangat menikmatinya, tangan kirinya masih menjambak rambutku sedangkan tangan kananya mengelus pipi ku,

“hmmmm… bagus…bagus” begitulah kata-kata yang keluar dari mulutnya hembusan nafasnya tampaknya sudah sedikit berubah, dengan kondisi seperti itu aku penasaran dengan mimik wajahnya ku coba untuk melirik ke wajahnya tapi dia menampar menampar pipiku lagi tapi tidak begitu keras,

“kenapa lihat-lihat ??? hah” bentaknya dengan nada yang sudah agak turun, akupun tak mehiraukannya kuteruskan saja mengecup-ngecup pentilnya yang sebelah kanan, tiba-tiba dia menarik lagi rambutku menuju ke payudara kirinya,
“Satunya !!!” pintanya, ku sengaja mencoba mengecup-ngecupnya nyosor seperti kesetanan berbeda sperti sebelumnya, dia tampaknya tambah terangsang ikut-ikutan tambah seperti kesetanan,

“hmmm, hsssstttt…” pelan tapi pasti desahan itu perlahan bermunculan,

“Tanganmu !!” ucapnya yang sudah semakin tak terkontrol, sembil menarik tanganku ke mekinya yang gundul tak berbulu itu, hmmm bener-benar rapi tertutup mungkin saja daerah terlarangnya itu sama sekali belum terjamah, pelan-pelan meki indah itu kusibakkan dengan tangan kananku sedangkan mulutku masih menempel di payudara kanannya

“Ohhh… Hmmmmm ” desahnya yang tampak sedikit kaget saat jari tengahku menyentuh tonjolan kecil di daerah meki sebelah atas, kekagetan itu menggambarkan seakan-akan itu adalah rasa baru yang baru ia rasakan seumur hidup, aku juga sedikit kaget waktu itu “Bedebah” gumamku dalam hati, tampaknya benar kalo dia sangat terangsang waktu dia membentak-bentak dan menampar pipiku, dia sepertinya sudah tak nyaman dengan posisi yang masih berdiri itu, dia bergeser sedikit demi sedikit ke arah tempat tidur, dengan posisi tangannya yang masih menjambak rambutku itupun memaksakan aku juga ikut bergeser, sesampainya dipinggir kasur diapun melepas jambakannya dan duduk mengangkang ditepi kasur, alamakkkk mekinya merah merekah begitu indah jauh lebih indah daripada si dina, tampaknya yang ini benar-benar belum tersentuh,

“Jilat !!!” perintahnya dengan nada yang sudah tidak setinggi tadi, aku yang masih dalam posisi berdiripun kemudian duduk menjongkok, dijambaknya rambutku dan melayangkan tamparan lagi yang tidak begitu kencang kepipiku,

“ayo cepat jilat !!!” perintahnya lagi seakan-akan tak sabar menunggu jilatanku, ataukah apa dia pikir aku gak mau menjilat mekinya ? pikirku, melihat dia yang sepertinya tidak sabar itu kusosorkan saja mulutku ke mekinya, jambakan rambutku tambah kencang waktu mulutku menyentuh bibir vaginanya

“Ohh…” desahnya yang kemudian menggigit bibir bawahnya seakan-akan mau menahan suara yang keluar tak tertahankan itu dengan gelijangan-gelijangan kaku, sengaja kumainkan dulu lidahku dibibir vaginanya yang sudah basah itu sebentar dan belum menyentuh daerah klitorisnya,

“hhhhhsssttt…hmmmmphhhh” desah pelan tetep saja keluar dari mulutnya meskipun dia coba tahan, tampaknya dia sangat menikmatinya, tiba-tiba kusosorkan aja mulutku didaerah klitorisnya, kujilat cepat klitorisnya dengan bantuan bibirku, di jambaknya rambutku tak karuan dia sudah seperti kesetanan, kupercepat saja jilatanku tak henti-hentinya dan sesekali ku gigit klitorisnya dengan bibirku atau kucoba tekan-tekan clitorisnya dengan lidahku, tampaknya dia kelelahan dengan gelijangan-gelijangan kakunya, iapun melepaskan jambakannya dan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur,

“hmmmm… hsssssttttttt… ohhhhhhhh” desahannya sudah mulai mengeras, sesekali kulihat tangannya menarik-narik sprei yang melekat dikasur dengan genggaman erat tangannya, matanya hanya bisa terpejam seakan-akan dia tak sanggup membuka matanya, seorang erma yang sadis itu sudah tidak ada lagi, sekarang hanya tinggal seorang gadis cantik yang lemah diatas birahi tingginya, tak lama dari itu dia melepaskan genggaman tangan kanannya yang tadinya memegang sprei itu, kemudian meraih kepalaku lagi dan menjambak rambutku dan ditekan-tekannya ke mekinya yang sudah basah amburadul,

“yaaa… di di disitu… ce cecce petin !!!” pintanya dengan nafas yang sudah megap-megap, kucoba untuk mempercepat lagi walaupun hujaman-hujaman jilatanku yang bertubi-tubi sudah sangat cepat dan sesekali kutekan dengan bibirku,

“Ohhhh…yaaaa…hhueemmmmpphhhh…. Eeenaakk dddiiisittuuu….” Desahnya tak henti-hentinya keluar dari mulut dari seorang yang aku kenal pendiam,

“Ohhhhh… cceeepett… diiikiiit….laagiii” lanjutnya dengan dengan nafas sengal seperti dikejar setan dengan gerakan-gerakan paha yang meronta-ronta seakan-akan mau berontak, tapi aku tahu itu bukan pemberontakan, aku sudah tidak bisa mempercepat jilatanku lagi aku hanya bisa mempertahannya saja, akhirnya

“ooooohhhhhhh….huemmpppphhhh….oohhhhhhhooo” desah panjang dengan diiringi sentakan-sentakan tubuhnya yang mengakhiri puncak birahi yang tak terelakkan itu, orgasmenya begitu dahsyat, mungkin inilah orgasme pertamanya dengan seorang laki-laki, kepalaku pun kena senggolan dengkul kakinya waktu kucoba lepaskan dari mekinya setelah aku yakin dia orgasme dengan keluarnya cairan-cairan hangat yang menambah basahnya memeknya yang sudah basah amburadul, mekinya begitu indah merah merekah, aku tak mau munafik kalo aku tidak ngaceng waktu itu tapi meskipun begitu aku masih takut untuk menyetubuhinya dan memang tidak ada kata-kata untuk minta di entot, akupun tahu gadis ini tak senormal gadis lainnya dari film yang ditontonnya dan sikap dinginnya terhadap laki-laki, bukanlah norma dan nilai yang dia pikirkan tapi prinsip yang tidak mau ada dibawah laki-laki “I’am the boss” begitulah kira-kira istilahnya, mungkin sekitar semenit aku masih duduk di lantai di tepi kasur tepat didepan mekinya yang masih mengankang lebar, aku hanya bisa memandangi meki yang begitu indah itu dan tak berani menjamahnya,

“Kamu boleh keluar !” perintahnya masih dengan nafas yang belum teratur,
“ya mbak, terima kasih” balasku, kucoba berdiri dan melangkah keluar dari kamar itu, belum sampai pintu langkahku terhenti dengan lanjutan perkataannya tadi,

“Awas !!!, kamu jangan pernah coba-coba menyetubuhiku !!!.... jangan samakan aku dengan si dina perek itu, Ingat itu !!!” lanjutnya yang keluar dari mulutnya,

“Iya mbak aku tahu itu,.. Kalo aku berani pasti sudah kucoba tadi…” balasku dengan jujur, memang aku tidak berani tanpa permintaan darinya, dan untung saja aku tidak mencoba menyetubuhinya…
“Bagus Bagus… dan satu lagi… jangan panggil aku mbak didepan umum !!!.. ingat itu !!!” lanjutnya lagi dengan permintaan anehnya, aku benar-benar tak mengerti,

“iya mbak” jawabku singkat,

“Ya sudah sana” ucapnya sudah membolehkan aku pergi,
Sekeluarnya dari dalam kamar itu, akupun tak bisa lupa begitu saja tentang pemandangan tubuh putih mulus, toked mancung dengan putting kecil kemerahan, dan meki gundul yang merah merekah itu yang barusan aku alami, akhirnya aku bergegas aja pergi kekamar mandi didalam kamar tamu yang menjadi kamar tetapku,

“Ohhhh…hmmmm” ucapku sambil mengocok-ngocok kontiku sambil membayangkan kejadian yang barusan aku alami, akupun yang sudah ngaceng dari tadi itupun tak ingin lagi berlama-lama dan

“Crottt crooott crootttt…” peju yang keluar dari kuncup kontiku, ohhh benar-benar nikmat bacolanku waktu itu, bacolan yang sangat fantastis.
 
Sejak kejadian itu tak malu-malu lagi dia telanjang mondar-madir didalam rumah, kadang cuman memakai bra dan CD, kadang cuman memakai CD aja, dan tak malu-malu lagi memintaku untuk mengoral mekinya lagi meskipun jadwalnya tak menentu, yaa tetep saja dia memintanya itu bukan dengan cara merayu tapi dengan cara memerintah selayaknya aku budaknya saja, benar-benar aneh. Sikapnya pun terhadapku tak terlalu banyak berubah tetep saja dingin seperti semula, tapi tak lama dari sejak kejadian itu aku dibelikan HP baru Motorolla E389, HP Music dengan double speaker, HP yang sudah lumayan bagus waktu itu, aku benar-benar senang waktu itu. Sudah sekitar 3 bulan telah berlalu tahun baru 2005 pun sudah didepan mata, ada berbagai ajakan teman-teman dengan berbagai acara, tapi ada daya aku sudah jadi sopirnya seorang gadis cantik yang sudah mengajakku keluar muter-muter dijalan sekedar menyambut datangnya tahun baru tak ada yang special malem itu, kita pun pulang tidak lama setelah pergantian malam tahun baru selesai.

Di pagi harinya sekitar jam 7 aku dibangunin olehnya, dia memintaku mengantarkannya pulang ke madura, awalnya aku kaget dan takut mendengar ajakannya, bagaimana kalo seandainya ada bokapnya itu dan dia bertanya macam-macam, tapi dia menjawab gak usah khawatir kamu datang sama aku dan bokapnya gak mungkin bertanya macam-macam. Sekitar jam 7.30 kita berangkat ke Madura jalanan tampak labih sepi daripada biasanya, sesampai dirumahnya banyak orang-orang duduk didepan lantai teras depan rumahnya dengan beralaskan sejenis karpet permadani, mungkin tamu-tamunya atau anak-anak buahnya tapi yang pasti seperti tamu yang sudah biasa datang dan begitu akrab. Sebelum masuk kedalam halaman rumahnya si erma memberitahukan dan menujukkan dengan jari yang mana bokapnya, orangnya tidaklah seseram namanya dan penampilannya pun rapi. Setiba dihalaman rumahnya akupun disuruh duduk bersama tamu-tamunya, dan benar apa kata si erma dia cuman bertanya nama dan asalku saja, selain itu cuman obrolan basa basi aja dan setelah itupun dia melajutkan obrolannya dengan tamu-tamunya. Sekitar jam 12.30 aku disuruh masuk kedalam rumahnya untuk makan siang dan istirahat didalam, aku bertemu si dina didalam rumah sewaktu mau makan siang, kita hanya saling tatap sebentar tanpa ada sepatah kata yang keluar seolah-olah tak saling kenal dan pada waktu itupun memang ada si erma, setelah itu dia menyuruhku mandi dan tidur-tiduran dulu sebentar di kamar yang letaknya paling belakang yang tampaknya jarang ditempati karena sorenya dia akan langsung pulang ke Surabaya. Sekitar jam 04.00 erma mengajakku balik ke Surabaya, aku keluar lebih dulu untuk pamitan ke bokapnya itu dan menyiapkan mobil, sewaktu aku menyiapkan mobil dia menghampiriku dan berpesan "Kalian jangan sampai bertengkar... Erma itu orangnya sangat keras kepala dan tidak bisa ditebak... kalo kamu bisa ngalah itu akan lebih bagus", begitulah pesannya kepadaku, akupun hanya bisa bilang "iya pak" tanpa pikir lebih jauh apa maksudnya itu.

Di perjalanan pulang si erma berkata kepadaku kalo dia mau ke Jakarta hari jum'at depan karena sampai hari kamis dia ada urusan di kampus, dia meminta kepadaku untuk sementara waktu aku berangkat kuliah dari Surabaya dan tidur dirumahnya selama kira-kira seminggu, aku tidak bertanya ada urusan apa hanya mengiyakan saja permintaannya itu, mungkin saja ada urusan keluarga ato bisnis bokapnya itu. Kamis malem aku sudah disana dan jumat paginya mengantarkannya ke bandara Juanda Surabaya dia memberikan uang tidak sedikit waktu itu, sebesar satu juta buat bensin mobil atau kalo-kalo mobilnya ada kerusakan selama dia dijakarta , aku diperbolehkan memakai mobilnya kekampus, tapi kalo kuhitung-hitung lagi kalo tiap hari ke kampusku pake mobil memang biaya operasionalnya tidak sedikit, mungkin dia sudah memperkirakannya lebih dulu.

Sabtu malam minggu aku berencana ke diskotik sekedar buat cuci mata sudah lama hidupku terasa seperti terkekang sudah lama gak happy-happy ataupun ngumpul-ngumpul sama teman teman, karena masih sekitar jam 7 akupun jalan-jalan muter-muter Surabaya sekalian mencari miras yang murah meriah buat aku minum sebelum masuk ke diskotik hitung-hitung penghematan mabuknya biar gak terlalu banyak ngeluarin duit didalam diskotik, aku beli mansion house vodka yang botol kecil di warung kecil didaerah lokalisasi dolly sambil cuci mata lihat-lihat paha dipajang. Sekitar jam 10 malam kucampur sekitar 70-80ml vodka dengan 2/3 botol kratingdaeng langsung kuminum dan berangkat ke diskotik menggunakan mobilnya si erma, tak kusangka tampangku yang biasanya pas-pasan sangatlah keren malam itu, aku jadi geli sendiri. Sekitar jam 10.30 aku nyampe parkiran tempat yang aku tuju, kulihat ada tiga cewek dan satu cowok keluar dari mobil Suzuki Baleno warna Gold mungkin tahun 2000 dan sepertinya mereka masih memperbaiki make up, akupun sengaja memilih parkir disebelahnya untuk melihat lebih dekat wajah-wajahnya, ketiga-tiganya cantik-cantik dan sexy memakai pakaian ala clubber, yang dua memakai model baju tanktop yang memperlihatkan belahan dada dan rok mini ketat, dan yang satu lagi memakai pakaian terusan model kulit hitam ketat yang mengkilat itu cuman sampai sebatas dada dan dibawahnya sekitar 10cm dibawah pantatnya seperti yang sering dipake penyanyi dangdut. Kulihat paha dan payudara ketiga cewek itu yang seakan-akan mau muncrat keluar, sepertinya mereka tidak ada yang pake bra, ohhh benar-benar pemandangan yang sangat indah. Kuparkirkan saja mobil si erma didekatnya dan setelah keluar dari mobil itu akupun mencoba melirik-lirik tubuh mereka tapi tampaknya mereka juga melirikku, munngkin saja aku sangat keren keluar dari mobil yang lumayan mewah dengan pakaian mahal pemberian si erma, pikirku. Aku tak ingin kelihatan ndeso yang seakan-akan tak pernah melihat tubuh sexy dengan pakaian seperti itu, akupun sok cool pura-pura gak memperdulikan mereka dan langsung meninggalkan mobil menuju diskotik. Setiba di dalam aku hanya duduk di kursi bar saja menikmati musik yang dimainkan DJ dan minum segelas bir biar gak hanya bengong aja kayak orang miskin, kulihat cewek-cewek yang tadi diparkiran itu minum dan berjoget heboh.

Hampir satu jam aku hanya duduk-duduk dengan geleng-geleng kepala setengah mabuk sambil menikmati musik, tiba-tiba cewek yang memakai pakaian terusan model kulit hitam ketat yang mengkilat itu berjalan ke arahku hampir sama dengan tinggi si erma mungkin tidak jauh dari 169cm, benar-benar sexy inilah cewek yang benar-benar aku kagumi tubuhnya sesuai dengan seleraku, dan sampai sekarang aku belum pernah melihat wanita yang bisa mengalahkan tubuh sexynya dimataku termasuk artis dan model. Payudaranya tidaklah terlalu besar dan terlalu kecil, pantatnya juga terangkat keatas besarnya pun sangat ideal, pinggangnya itu benar-benar berlekuk kedalam, dan langsing tapi tidak kerempeng tidak juga sintal yang berlebihan, bukan body yang bisa dihasilkan dari diet dan fitness, seperti tubuh yang benar-benar dicetak dari kecil dengan metode tradisional atopun kebiasaan memakai pakaian-pakaian tradisional seperti kebaya, sedangkan wajahnya menurutku bukan cantik tetapi ayu terlihat benar-benar jawa seperti orang-orang keraton. Setibanya di kursi sebelahku dia berhenti sepertinya dia mau pesan minum, dan akupun mencoba memberanikan diri untuk kenalan dengannya,

"Hai, Kamu yang tadi turun dari Suzuki Baleno kan ?", ucapku sok kenal,
"Hmmmm, ohhhh... Kamu yang keluar dari BMW Silver diparkiran tadi kan ?" balasnya yang tampak berpikir mengingat ato mungkin pura-pura mengingat, dia mendekatkan diri kepadaku karena suara musik yang keras mengganggu pendengaran kita,
"Yaa, Betul banget... temen-temen memanggilku Napi, kalo boleh tahu, Namamu siapa ?" ucapku yang udah setengah mabuk dan sok manis, payudaranya yang menyembul dan paha mulusnya itu tak luput dari lirikanku, benar-benar pemandangan yang sangat indah.
"Risa, Panggil aja Risa(Alias), Balasnya dengan senyum yang tipis...
"Mas, Bols Blue yaa !!!" ucapnya ke bartender di deket kita,
"Udah aku yang traktir" ucapku yang berlagak punya uang,
"Mas, Tequila !!" Ucapku ke bartender yang semula mau pesen Whiskey Cola malah keceplosan pesen Tequila, kebakar-kebakar deh tenggorokanku, hahaha..
"Makasih yaa... Btw kamu asli mana ?" Tanyanya kepadaku,
"Aku asli Madura tapi aku punya rumah disini" balasku,
"Tinggal di daerah mana ?" tannyanya lagi kepadaku,
"Aku tinggal di daerah galaxy mall sama mbakku tapi dia lagi ke singapur jalan-jalan" jawabku yang keluar begitu saja, benar-benar bedebah hahaha,
"Ohhh... " jawabnya yang seakan-akan sudah bisa mengira-ngira rumah yang aku tempati seperti apa,
"Btw, Kamu kok sendirian aja nih... pacarnya mana ?" lanjutnya lagi,
"Aku belum punya pacar kok,... gak mungkinlah aku keluyuran sendirian kalo punya pacar" jawabku coba meyakinkan Risa,
"ya juga sih,... tapi masak iya sih cowok seperti kamu belum punya pacar ? secara.. kamu keren, tongkrongan juga ok" tanyanya masih penasaran,
"Alaaahh dasar masak aku dibilang keren, kalo tongkrongan ok mungkin bisa dibilang iya, aku tahu benar model-model cewek kayak gini" gumamku dalam hati,
"ahhh kamu bisa aja, masak aku dibilang keren.. " balasku, kami sambil meneguk minuman haram yang disajikan bartender,
"masak mobilnya orang tua kayak gitu kamu bilang keren, ntar aku mau jual itu, aku pengen beli Audi yang Sport" lanjutku sambil ngawur, audi yang sport itu kayak apa aku juga gak tahu, dan aku benar-benar seperti orang kaya waktu itu hahahaha...
"Btw, kamu asli mana ?" tanyaku kepadanya,
"aku asli Kediri, tapi aku kuliah disini sambil kerja sampingan sebagai SPG Rokok A" jawabnya,
"Ohhh... udah semester berapa ?" tanyaku,
"Semester 7" jawabnya, ternyata gak kerasa kita ngobrol begitu asyik dan dia menanggapi setiap pertanyaanku, aku juga sempet GR juga waktu itu jangan-jangan emang sengaja dia mendekatiku yang dikiranya anak orang kaya dengan pura-pura membeli minuman, tapi yang pasti belum ada tanda-tanda dia mau kembali ngumpul sama temen-temennya, entah berapa lama kita ngobrol disitu jam di HP sudah menunjukkan jam 12.20,
"Kayaknya aku mau cabut dulu nih" ucapku sambil memasukkan HP di kantong celanaku,
"Loh kok mau pulang ??? baru jam berapa ini ???" tanyanya,
"Kamu kan tahu aku datang sendirian, kalo aku terlalu mabuk disini ntar susah lagi pulangnya gak ada yang nyetir" jawabku meyakinkannya,
"hahaha... iya juga sih" balasnya dengan tawa kecilnya,
"ayo kalo mau mampir kerumahku, kali aja kamu pegen tahu rumahku... ntar aku anter pulangnya" ajakku yang sebenernya hanyalah basa-basi saja,
"hmmmm... gimana yaaa ?... tunggu yaa aku ngomong sama temen-temenku dulu..." balasnya sambil berdiri dari duduknya dan melangkah ke arah temen-temennya,
"hah ?" gumamku dalam hati, aku kaget mendengar jawabannya itu yang tak menyangka mau ku ajak begitu saja ajakanku yang sekedar basa-basi, aku sudah benar-benar hafal dengan model cewek-cewek kayak gini, cewek-cewek di daerah "Tripple S" malang yang aku kenal pun gayanya tak jauh seperti ini, cewek-cewek yang hunting cowok-cowok berduit, tampaknya dia ngobrol sebentar dengan teman-temannya dan kemudian menunjuk kearahku, teman-temannya melambaikan tangan ke arahku dengan senyum dan tawa genit seakan-akan berkata "Have Fun yaaa !!!" yang menambah keGRanku bahwa dia sengaja mendekatiku, kemudian dia jalan kearahku dan mengiyakan untuk diajak pergi. Aku benar-benar tak menyangka wajahku yang pas-pasan begini bisa membawa pulang cewek sesexy ini, sepanjang perjalanan kita bercanda seperti orang yang sudah akrab begitu lama dan tak henti hentinya aku mencuri-curi kesempatan melirik payudara dan pahanya yang benar-benar bikin gak tahan, entahlah mimpi apa aku semalam, Dunia ini benar-benar bedebah, duit telah mengalahkan segalanya.

Sesampainya dirumah dia tak tampak kecewa setelah lihat rumah yang begitu mewah,
"Tadi kok gak ada yang bukakan pagar ?, pembantunya mana ?" Tanyanya,
"mbakku orangnya rada aneh, dia gak mau orang luar tinggal disini, ada sih pembantu tapi gak tiap hari kesini" jawabku,

Matanya melihat kesana kemari melihat isi rumah itu, benar-benar kelihatan kalo cewek matre, kupersilahkan masuk dan duduk di ruang keluarga, dia duduk tidak mencoba menutup rapat pahanya otomatis matakupun bebas berjelajah sampe ke CD Model Bikini, dia benar-benar sexy sekali, aku benar-benar tak tahan berduaan dengannya, "kalaupun dia gak mau aku entot mungkin aku perkosa saja" pikirku saat itu.

"Ris, Kamu benar-benar sexy, aku benar-benar gak tahan berduaan denganmu" ucapku yang ngelantur terlontar begitu saja tapi benar-benar jujur tidak bermaksud gombal sedikitpun,

"apaan sih kok pake gak tahan segala ?" tanyanya dengan senyum genit, diapun tampak begitu GR, akupun mencoba duduk didekatnya tapi dia tidak sedikitpun berusaha menjauh, malahan seakan-akan tambah memamerkan buah dadanya yang begitu ideal dengan bentuk tubuhnya, mungkin ukuran BRAnya sekitar 34C/D,

"ini" balasku sambil menarik tangannya ke atas kontiku yang masih tertutup celana, aku sudah benar-benar tak tahan dan begitu nekad,

"ahhh kamu kok nakal sih..." ucapnya dengan senyum genit tanpa mencoba menghindar,
"kalo gak tahan, ya gak usah ditahan dong" lanjutnya dengan tawa genitnya, tangannya pun mulai mencoba meremas-remas kontiku dari luar celana, mendengar perkataan demikian akupun tak menunggu aba-aba lagi langsung kusosor saja bibirnya dengan penuh birahi, "Clups Cups Cups" begitulah bunyi pertemuan bibir kami, dia tak tanggung-tanggung melayaniku ciuman bibirku yang bertubi-tubi, hembusan-hembusan nafas kami yang beraroma alkoholpun saling menghempas, tangan kananku pun sudah berjelajah mengusap-usap payudaranya yang bulat kenyal itu dari luar pakaiannya, kucoba masukkan kebagian dalam bajunya tapi rasanya kurang leluasa, akhirnya dia melepas ciuman dan berdiri melepas bajunya secara perlahan-lahan, dia lepaskan baju itu dengan lenggak lenggok tubuh seperti penari striptis saja benar-benar sensual, akhirnya terlepas sudah balutan bajunya dari tubuh sexy itu No Bra hanya tertinggal CD model bikini itu saja, aku benar-benar melotot melihat bentuk tubuhnya yang sangat sexy tiada duanya, aku benar-benar kagum dengan bentuk tubuhnya, payudaranya begitu bulat putih dengan puting kecil coklat kemerah-merahan, melihat itu kusegera lepaskan saja bajuku dengan cepat hanya tersisa CD yang menutupi kontiku yang sudah ngaceng itu, dalam keadaan berdiri dia melingkarkan tangannya atas bahuku, ohhh benar-benar tak tahan aku melihat gayanya, segera kusosorkan lagi bibirku kebibirnya, kita berciuman begitu dahsyat seperti dua sejoli yang mabuk birahi, tangankupun otomatis meluncur mengelus-ngelus dan memelintir puting-putingnya seakan-akan sudah diluar kontrol akal sehatku, payudaranya sangatlah kencang dan kenyal, putingnya pun sudah mengeras seiring dengan pilinan-pilinan tanganku, merasakan putingnya sudah mengeras seperti itu kulepaskan ciumanku dibibirnya dan kulepas pelan rangkulan tangannya yang melingkar dileherku, kuarahkan kepalaku ke teteknya yang bulat kenyal itu,

"hmmmm" begitulah desahnya yang tertahan saat mulutku menyentuh putingnya yang sangat lembut tapi sudah mengeras bak mengigit anggur kecil yang begitu ranum, aku begitu bergairah sekali bisa menyedot-nyedot dan menggigit-gigit kecil puting dari payudara yang sexy ini, kanan kiri ku kecup secara bergantian, belahan-belahan dadanyapun tak luput dari sapuan lidahku, degup jantungkupun berdebar begitu cepat, nafsu birahikupun benar-benar tinggi jauh lebih tinggi dari sebelum-sebelumnya mungkin karena ini tubuh yang benar-benar sesuai idamanku, tangankupun perlahan masuk kebagian dalam CD Model Bikini yang putih menantang itu, tanganku tak menemukan kumpulan bulu-bulu di balik CDnya itu, benar-benar mulus dan halus, perlahan kusibakkan bibir mekinya yang masih tertutup CD itu, tampaknya bibir mekinya sudah begitu basah,

"Ohhhhhh...hmmmmm" desah kecil yang keluar dari mulutnya saat tanganku menyentuh daerah clitorisnya, sebentar kulirik dia tampak mendongakkan wajahnya ke atas menyambut kenikmatan tiada tara itu, mulai kugerakkan pelan jariku yang sudah nempel di klitorisnya, desahan-desahan kecil pun mulai sering terdengar, tangannya pun memegang kepalaku yang masih menempel dipayudaranya seakan-akan kepalaku tak boleh lepas dari payudaranya, pijakan kaki-kakinya sudah tampak tak kokoh lagi, akhirnya dia menarik lepas kepalaku dari payudaranya,

"yang, ayo kamu duduk" pintanya dengan nafas tersengal-sengalnya yang beraroma alkohol, kemudian aku duduk disofa dan diapun duduk disebelahku,

"kamu diam aja, biar aku servis kamu duluan" lanjutnya, dia berusaha memasukkan tangannya kedalam CDku yang berisikan konti yang sudah ngaceng berat, kulepas saja CDku biar operasinya lancar dan mencuatlah kontiku mendongak keatas begitu congkak,

"ehhh, ternyata kontolmu lumayan besar yang..." ucapnya dengan nada genit, nafasnya lebih teratur dari sebelumnya dan mendekatkan wajahnya ke dekat kontiku, entahlah dia ngomong itu jujur ato hanya buat menyenangkan ku saja, kontiku memang tidak seperti pemain film porno barat tapi menurutku untuk ukuran orang Indonesia kontiku sudah lumayan besar,

"ahh kamu bisa aja, kamu pinter menyenangkan orang" kataku, diiringi dengan kocokan kontiku oleh tangannya yang halus dan lembut,

"Bener kok yang... Blepppss" lanjutnya dan langsung melumat habis kontiku tiba-tiba,
"Ohhhh..." desahku yang kaget membawa nikmat, tanpa ku minta dia sudah melumat konti ku dalam-dalam tampaknya dia sudah berpengalaman dengan laki-laki, dia memaju mundurkan kepalanya mengocok-ngocok kontiku dengan mulutnya yang begitu hangat, jari jemarinya pun lihai memijat-mijat lembut buah zakarku, benar-benar sangat nyaman sekali, kemudian dia memcoba menjilat-jilat lubang kontiku dengan ujung lidahnya,

"Ohhhhhohohoooo...hsssttttt" desahku menahan nikmat tiada tara itu, dia mempermainkan salah satu daerahku yang sangat bahaya nikmatnya, kemudian dia selingi menjilat-jilat bagian bawah kepala kontiku dengan ujung lidahnya, dua daerahpun dia raih dengan permainan lidahnya,

"hohohoho... jjjangan disitu yangggg... aku gak kuat... ntarr aku muncrat sebelum perang..." ucapku yang sudah ternsengal sengal menahan nikmat,

"hahaha,... Risa dilawan... Gimana enak gak ???" ucapnya dengan tawa bangganya,
"iiiyyyaaaa enak banget yang... skillmu benar-benar bikin aku gak tahan yang.." jawabku dengan nafas yang tak teratur,

"hmmm... baru mulut atas kamu udah klepek-klepek kayak gitu... gimana kalo nyentuh mulut bawahku... jangan-jangan baru nyentuh udah keluar... hahaha" ucapnya dengan bangga seakan-akan mempromosikan dirinya, kemudian aku berdiri dan mengajaknya meneruskan kedalam kamar biar lebih leluasa, langkah demi langkah tak henti-hentinya aku melihat bentuk tubuhnya itu dengan pantulan-pantulan pantat dan toket keatas kebawah, benar-benar seperti mimpi saja, sesampainya kamar tidur aku menyuruhnya merebahkan tubuhnya di kasur,

"Yang, kamu tiduran yaaa... sekarang gantian" ucapku, diapun merebahkan tubuhnya di pinggir tempat tidur, kumulai aksiku dari atas dengan mencium bibirnya, tanganku pun mulai meyibakan mekinya dari dalam CD Bikininya,

"hmmmmm" desisnya suara yang tak bisa keluar dari mulutnya akibat masih disumpat mulutku waktu jariku menyentuh clitorisnya, perlahan-lahan mulai ku elus-elus tonjolan kecil itu, diapun sudah mulai klojotan, kupindahkan mulutku ke ranumnya puting yang melekat di gundukan gunung kembarnya, nikmat demi nikmat dia raih di bawah lidahku yang menari-nari diatas putingnya yang lembut, jari jemariku sudah basah dialiri cairan yang keluar perlahan dari gua sempit yang begitu hangat, kucoba melepaskan CD yang menghalangi operasiku dan diapun membantu melepaskan CD yang masih melekat di mekinya,

"wow... benar-benar fanastis" gumamku dalam hati ketika CD yang melekat di mekinya berhasil terlepas, benar-benar indah mulus rapi tanpa sehelai benang yang menghalangi pemandanganku ke bibir mekinya yang masih begitu rapat, tanpa aba-aba lagi kuturunkan kepalaku ke arah mekinya,

"Ohhhhhhoho....yangggg" desahnya ketika lidahku mendarat dan mencoba menyibakkan mekinya dengan lidah hangatku, kugapai pentil kecil dibagian mekinya sebelah atas, dia seakan meronta-ronta menahan kenikmatan, dia hentakkan pantatnya memaju mundurkan mekinya ke arah lidahku seakan-akan tak mau lepas dari lidah, kugigit klitorisnya dengan bibirku dan kusedot-sedot kencang klitorisnya itu "Sruuupppt sruuupppttt", bunyi yang keluar dari mulutku yang menyedot-nyedot klitorisnya, meki merah merekah itu sudah sangat basah dengan cairan lidahku dan cairannya sendiri,

"ohhhhohohoo... yaaangggg... gak kuat yangggg" desahnya yang semakin detik semakin intens saja, kepalanya terpental kekanan kekiri disertai klojotan-klojotan tubuhnya yang sudah tak aturan menahan kenikmatan yang sudah tak tertahankan,

"sssuuudah yanggg ayo masukin aaajaa, akkuuu ssuudah gaakk kuuuuat..." pintanya dengan suara putus-putus yang keluar dari mulutnya, mendengar perkataan itu langsung saja aku siap siaga meluncurkan rudal kesayanganku dengan posisi berdiri sedikit membungkuk di pinggir tempat tidur, kubimbing batang kontiku perlahan ke goa sempit berwarna merah merekah itu, akupun terasa gemetar tak percaya aku bakalan ngentot cewek sesexy ini, tangannya membantu menyibakkan bibir mekinya supaya tembakan rudalku lancar, kumasukkan rudalku perlahan yang sudah menyentuh bibir mekinya, licinnya cairan sangat membantu operasi kali ini, kutekan sedikit demi sedikit kontiku kedalam mekinya yang begitu sangat sempit dan akhirnya "slepppsss" batang kontiku masuk seluruhnya kedalam memeknya, benar-benar nikmat meskipun dia sudah tak perawan aku yakin meki ini tidak sering dilewati konti,

"ehhhhhm" pekiknya yang keluar dari mulutnya tertahan mungkin sedikit sakit,

"damnn... aku sudah benar-benar menyetubuhi gadis ini... kontolku sudah benar-benar tertanam ke dalam memeknya.." gumamku dalam hati yang masih saja seperti tak percaya, kubiarkan sebentar lalu kucoba mulai tarik perlahan tapi kontiku terasa benar-benar tercekik, "kalo terus terusan begini bisa-bisa babak belur nih kontiku" gumamku dalam hati, terus kucoba menarik kontiku keluar meski pun benar-benar tercekik, usahaku tidak sia-sia kontolku bisa kutarik setengah lalu kugenjotkan lagi perlahan, genjotan demi genjotan pelan aku raih tampaknya operasiku mulai lancar dengan tambahan cairan yang keluar dari mekinya, sesekali kulihat batang kontiku bertemu dengan mekinya yang membengkak merah lebam, kontiku benar-benar mengkilat dibasahi oleh cairannya,

"yanggg me memekmu bbenar-benar sempit dan eeeenak bangettt" ucapku terbata-bata diatas birahiku,...

"yaaa... doonngg... memekkknya siapa dulu doongg... risa ggiituu loohh" balasnya dengan terbata-bata juga yang membanggakan dirinya itu, ku turunkan bibirku ke arah bibir genitnya, kulumat bibirnya penuh nafsu, ritme genjotankupun sudah kunaikkan sedikit, aku benar-bener ingin berlama-lama dilam mekinya, ku lepas lagi bibiku dari bibirnya aku ingin melihat wajah horny dan goncangan-goncangan payudaranya,

"kamu boleh menikmati tubuhku sepuasnya yanggg... aku milikmu sekarang..." ujarnya yang pasrah terhadap nafsunya dengan wajah horny dan genitnya,

"kuharap bisa menikmati tubuhmu selamanya yaanggg..." balasku menggombal tanpa berpikir, akal sehatku sudah mati hanya nikmatlah yang aku rasakan, 5 menit telah berlalu hajaran-hajaran kontikupun ritmenya sudah lumayan cepat menambah desah-desah kecil saling sahut menyahut dari bibir kita, kemuadian diapun minta ganti posisi,

"yangggg kamu dibawah... biar kamu tahu rasanya goyanganku" ucapnya memintaku ganti posisi WOT dengan nafas tersengal-sengal, akupun langsung melepas perlahan kontiku dari memeknya dan merebahkan di atas kasur...
"yang kamu nikmati aja yaaa... aku bakalan servis kamu habis-habisan" ucapnya genit seraya mendaratkan ciuman di bibirku dengan mesra, perlahan dia mengangkangiku dari atas, "hohoho...damn...aku digagahi cewek sexy dari atas" gumamku dalam hati menyambut gembira perlakuannya kepadaku, kemudian dia memegang batang kontiku mengarahkan ke mekinya yang sudah basah dan merekah itu, perlahan kepala kontiku masuk ke dalam belahan bibir mekinya tapi dia tarik keluar lagi,

"ihhhh kamu nakal yaaa... pake acara menggodaku segala..." jawabku lirih, kemudian dia melanjutkan menekan pantatnya kebawah perlahan meskipun sudah lumayan lancar, dan"sleppppsss" batang kontiku sudah masuk sepenuhnya kedalam meki basahnya yang merah lebam,

"ohhhhhh..." desahku menyambut nikmatnya lubang terlarang itu,

"enak yang memekku ???... mau yang lebih enak gak ???" bisiknya genit dengan pancaran wajah binalnya yang mncoba menggodaku,

"hhhee emmmphhh" jawabku lirih dengan sedikit menganggukkan kepala, tiba-tiba batang kontiku serasa di sedot-sedot oleh mekinya si risa, sepertinya risa sudah terbiasa dengan senam kegel dan sangat pengalaman sekali meyenangkan seorang pria,

"Alamaaaaaak... andai saja aku tidak dibawah pengaruh alkohol pasti udah muncrat dari tadi kena sedotan maut kayak gini..." gumamku dalam hati sambil menggigit bibir bawahku menahan nikmat,

"gimana ???... apa pernah merasakan yang lebih enak dari memekku ???" tanya dengan nafas sedikit ngos-ngosan, si risa benar-benar melayaniku habis-habisan, tampaknya benar instingku pasti ada udang di balik batu,

"belum yang.... baru kali ini aku merasakan memek se enak ini..." jawabku sedikit menggombal, tapi terus terang aku tidak bisa bohong kalo memeknya sangatlah nikmat dan aku benar-benar merasakan puncak birahi waktu itu,

"aku akan bikin kamu benar-benar ketagihan..." balasnya dengan wajah binal, diiringi dengan goyang memutar, sekarang dia sudah mengganti jurusnya, batang kontiku serasa di ulek-ulek diputer-puter dalam mekinya,

"bisa-bisa copot nih konti di ulek-ulek seperti itu" gumamku dalam hati, untuk kedua kalinya aku benar-benar bersyukur aku dibawah pengaruh alkohol waktu itu, kalo gak pasti udah muncrat gak bersisa spermaku,

"aduhhhh yangggg kamu kok hebat bangettttt yaannggg..." ucapku lirih dengan gombal meskipun benar dia memang hebat,

"hehehe... kaaaamu kuat juga ternyata yangggg..." balasnya singkat, nafasnya juga sudah tambah cepat, dia merubah jurusnya lagi, dia mengangkat pantatnya dan menghujamkannya kebawah, kemudian dia terus mengocok-ngocok batang kontiku dengan gerakan maju mundur dan ke atas kebawah, ritmenya sudah mulai cepat entahlah apa dia sudah mendekati orgasme ataukah dia ingin mengalahkanku dalam permainan itu, sekitar 5 menit berlalu aku masih selamat dan tidak muncrat dari hajaran mekinya yang dalam-dalam,

"yang gantian dong... aku capek" ucapnya, dia memintaku merubah gaya ke posisi semula, dan kitapun langsung berubah keposisi semula, kutarik pantatnya ke pinggir tempat tidur dan langsung kutancapkan dalam-dalam kontieku kedalam mekinya, mekinya yang sudah becek itu sudah tak sulit lagi untuk dimasuki benda tumpul, akupun berpikir aku harus mencari cara untuk membuat dia orgasme sebelum aku orgasme duluan, dengan posisiku yang berdiri membungkuk tak sulit untuk sambil meyedot-nyedot putingnya sambil kuhunus dalam-dalam pedang tumpulku, puas meyedot putingnya akupun coba memainkan klitorisnya dengan tanganku sambil mengaduk-ngaduk amburadul mekinya dengan kontiku, tampaknya dia makin klojotan dengan aksiku itu, beberapa menit pun berlalu aku terus mengubek-ubek pentilan kecil mekinya dengan tanganku sementara hajaran kontiku tak henti-hentinya kuhunus dalam-dalam,

"eeenak yang.... Kontolmu enak yang.... Terus yang...." Ceracaunya tanpa malu-malu keluar dari mulutnya dengan gelijangan-gelijangan tubuhnya,

"Memekmu juga enak yanggg.... " balasku untuk menambah gairah nafsunya, akupun sebenarnya sudah hampir tidak kuat lagi tapi kucoba tahan kuat-kuat dengan senam kegelku, akupun tak henti hentinya menghajar mekinya yang sudah becek berantakan, tangankupun tak kuhentikan mengusap-ngusap klitorisnya,

"cepet yanggg dikit lagi.... Cepet yang.... Cepet..." ucapnya yang sudah tak karuan hembusan nafasnya dengan gerakan tubuhya seperti memberontak kesetanan, akupun tak kalah gilanya waktu itu kuterus saja hajar membabi buta, mekinya pun seperti berkedut-kedut berkontraksi seperti mau menggapai sesuatu,

"yang daleeemmmm yanggg.... Yang daaleemm yanggg.... Hssssssstttttttttttt ..... ohhhh... ohhhh... ohhhh....hhhhhhhmmmm" lenguhan panjang dari mulut dan nafasnya menyambut sesuatu yang nikmat dengan bertambah keluarnya cairan dari mekinya, akupun sudah mau keluar dari tadi sebenarnya tapi aku tahan kuat-kuat biar tidak bertepuk sebelah tangan, cuman berselang sebentar saja kuhentakkan dalam-dalam kontiku,

"akkkkuuu jugggaa keluuaaaaaaar yanggg... ohhhh...ohhhhhooo...hhoo.... Croooott...crootttt" lenguhanku panjang menggapai sesuatu yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata, kubiarkan saja sebentar kontiku tertancap dalam didalam mekinya, sementara dia terkulai lemas seperti habis lari marathon, aku tidak tidak sempat mencabut kontiku keluar dari memeknya karena tidak kuasa menahan rasa yang begitu nikmat,

"yang... sorry, tadi aku keluarkan didalem..." ucapku dengan nafas yang masih belum teratur,
"gak papa yang, yang penting kamu mau tanggung jawabkan kalo ada apa-apa ?" tanyanya kepadaku dengan tubuhnya yang masih tergeletak tak berdaya, seakan-akan tidak ada rasa khawatir akan terjadi apa-apa kepadanya,

"Pasti dong..." jawabku tanpa berpikir, meskipun aku juga ragu apa iya aku bakalan tanggung jawab, sementara ikatan pacaranpun belum aku tawarkan kepadanya, seandainya aku dari keluarga kaya mungkin saja aku mau menjadi pacarnya meskipun sepertinya dia hanya memandang materi saja, seperti dalam lirik lagu slank "terlalu enak untuk di lupakan...".

Akhirnya kita sama-sama tergeletak diatas tempat tidur, kita sempat sejenak ngobrol sebentar tapi setelah itu kita sama-sama tertidur mungkin akibat pengaruh alkohol sama kelelahan yang baru kita lewati bersama. Pagi harinya aku terbangun, aku baru inget kalo semalam kita sama-sama ketiduran tanpa mengantarkannya pulang, kami tertidur pulas dengan tubuh sama-sama telanjang bulat, melihat sajian pagi seperti itu kontikupun bergerak perlahan mendongak keatas langit, langsung saja kuarahkan mulutku ke arah putingnya yang ranum "clupppss cups cups" kusedot-sedot putingnya bergantian kanan dan kiri, diapun terbangun membuka matanya perlahan,

"idiiihhh,... ada maling nih..." ucapnya dengan wajah genit, kuturunkan tanganku ke daerah memkinya dan menyibakkan mekinya dengan perlahan tanpa mempedulikan perkataannya itu,

"ohhhhh... kamu nakal yaaaa ????..." lanjutnya lagi, tanpa peduli lagi tetep saja ku sedot-sedot putingnya kanan dan kiri sementara tanganku mulai memainkan klitorisnya, pantatnya pun mulai bergerak seiring dengan ubek-ubekan tanganku, desah-desah kecilnya sudah mulai muncul perlahan-lahan, beberapa menit berlalu mekinya pun terasa mulai basah aku kira dia mulai horny, kuturunkan kepalaku kedaerah selangkaannya dan pelan kusibakkan mekinya dengan lidahku dan kusentuh dengan lidahku,

"arrghhh..." pekiknya yang keluar dari mulutnya, segera saja kujilat-jilat dan kusedot-sedot klitorisnya, bau sperma bekas tadi malampun masih terngiang jelas di hidungku menambah nafsuku saja pagi itu, meki yang begitu merah merekah itu tampak mulai bertambah basah, menit-menit berlalu akupun sudah melumat klitorisnya dengan menggila,

"hmmm... enak yang disitu...." Desah yang keluar dari mulutnya disertai gelijangan-gelijangan tubuhnya, akupun semakin menggila diatas birahiku, tak lama kemudian,

"yanggg... ayo gantian, aaaaku oral koooontolmu..." pintanya yang mau mengoral kontiku dengan kalimatnya mulai putus nyambung,

"gak usah... aku mau puaskan kamu kali ini" balasku gombal, padahal aku takut muncrat dimulutnya sebelum berperang mengingat teknik kuluman kontinya dini hari tadi sudah lumayan professional, menit-menitpun berlalu kusengaja mengoralnya lebih lama dari tadi malem biar aku tidak kalah dalam permainan ini,

"sudaaaaahhh yanggg sudaaahhh... masukin cepetannnn..." pintanya dengan wajah hornynya yang membubung tinggi, tampaknya dia benar-benar sangat bernafsu sekali, tanpa berbelit belit kumasukkan saja kontolku pelan ke dalam sibakan memeknya yang sudah basah,

"ohhhhh..." desisnya pelan ketika kantiku mulai masuk menyibakkan bibir mekinya, kutekan pelan pelan kontiku kedalam mekinya, memang tampak lebih lancar dari serangan tadi malam,

"Slepppsss" bunyi tabrakan kemaluan kita saat kontiku berhasil kutanam dalam-dalam dengan posisi klassik,

"hsssttttttt" desah yang saling sahut menyahut dari mulut kita sambil mengernyitkan dahi, tak habis habisnya kita meraih kenikmatan itu, tampaknya si risa sudah benar-benar panas dengan pemanasan yang kita mainkan tadi, dia menghentakkan pantatnya keatas kebawah mencoba melawan hajaranku dari atas,

"plak plak plak...jreb..jreb..jreb..." suara benturan kontiku dan memeknya yang basah amburadul dan benturan pangkal selangkaan kita mengiringi keheningan pagi, seperti menunggangi kuda yang begitu kencang larinya,

"ouuugghhhhhhh yeahhh..." desahku yang menghayati bak pemain film porno saja yang menunggangi lawan mainnya,

"Hajarrrrrrrrr terus yangggg..." balasnya terengah-engah tak kalah kotornya yang keluar dari mulutnya, menit demi menit hajaran kontolku tambah meraja lela, hentakan-hentakan pantatnya ke atas kebawahpun tambah membabi buta, tampaknya dia lebih lepas daripada permainan dini hari tadi,

"ayo yangggg... teruss... terusss..." desahnya terengah-engah hentakan pantatnya bertambah parah seakan-akan menginginkan mekinya terhunus dalam-dalam, aku kira permainan ini akan segera berakhir lebih cepat daripada tadi malam,

"Ohhhh yangggg.... Aku mau keeeeluuuaar...." desahnya menggila, ku hentakkan batang kontiku dalam-dalam keluar masuk kedalam memeknya yang sudah berkontraksi seperti memijat-mijat lembut batang kontiku,

"Ohhhh....shiiitttttt... hssssttttttt... ohhhhhooho..." lenguhan panjang dan hentakan hentakan pantatnya tiba-tiba berhenti diiringi gelijangan-gelijangan tubuhnya, spermaku pun sudah berada diujung kontiku mengunggu kutembakkan saja, aku tahu aku juga gak mungkin bertahan lama dalam permainan itu, kuhentakkan kontiku dalam-dalam,

"aku keluar... aku keluar... hhhsssttttttt.... Ougghhhhhhhh... crootttt...croottttt" desahku mengiringi semprotan cairan hangat kedalam rahimnya, aku tak kuasa menahan nikmat, aku sudah tidak bisa berpikir jernih, tak akan ada bedanya ku keluarkan spermaku didalam mekinya satu atau dua kali, ku biarkan kontiku tertancap sebentar didalam mekinya sambil menghela nafas panjang-panjang dia pun tergeletak tak berdaya dibawahku sambil tersenyum begitu genit,

"yanggg... makasih yaaaa aku puas banget.. kontolmu enak banget..." ucapnya yang keluar dari mulutnya, entahlah itu sebenarnya kata-kata pujian atau sekedar kata-kata rayuan, benar-benar racun dunia.

"sama yangggg.... Mekimu juga benar-benar dahsyat..." ucapku gombal meskipun memang iya benar-benar dahsyat.

Sesudah itu kita mandi, dan aku berniat ngajaknya makan diluar, tapi dia gak mau katanya risih dengan bajunya pasti banyak mata jelalatan kalo makan siang hari diluar memakai baju model itu, akhirnya kuantarkan saja di deket kos-kosannya karena kos-kosannya masih masuk gang kecil, tak henti-hentinya aku memandangi tubuh sexynya itu seakan-akan saja masih tak percaya,

"Sudah...ahhh... gak usah melihatku seperti itu... seperti orang penasaran belum mencicipi tubuhku saja...hahaha" candanya dengan tawanya yang begitu genit,
"hahaha... no hpmu berapa ?" Tanyaku,

"ohhh iyaaa... kok aneh yaaa... kita sudah main kuda-kudaan tapi kok belum tukeran no hp yaaa... hahaha" candanya lagi masih dengan tawa-tawa genitnya,

"waduhhh... iya aku lupa nomerku belum aku isi pulsa... nanti miscall aja yaa" lanjutnya yang pura-pura pikun, kemudian memberikan nomer hp nya kepadaku,

"ngomong aja kalo minta isikan pulsa" gumamku dalam hati, akhirnya kita berpisah di pinggir jalan dekat kos-kosannya, dalam perjalanan pulang ku isikan pulsa lima puluh ribu, banyak yang muncul dalam pikiranku waktu itu, bagaimana kalo nantinya dia datang kerumah si erma dan kemudian tahu yang sebenarnya ? bagaimana kalau benar dia hamil minta tanggung jawab ?, dan bagaimana kalau si erma tahu kalo aku membawa wanita kerumahnya ?, aku tak sempat berpikir kearah sana, bayangkan saja aku yang sudah setengah mabuk mendapatkan wanita sexy yang mau kuajak begitu saja seakan-akan mendapat sedekah tubuh sexy Cuma-Cuma. Aku juga tak berani menelponya takut-takut dia mengajakku belanja baju-baju mahal di mall, dapat uang dari mana aku buat bayar semua belanjaannya itu ?.
 
Keesokan harinya aku kuliah seperti biasa pake motorku berangkat dari Surabaya, hitung-hitung hemat uang bensin, selama beberapa hari itu aku masih saja kepikiran tindakanku yang tanpa pikir dua kali itu, kamis sore aku jemput si erma di bandara juanda dia sudah menelponku sebelumnya, tak ada yang aneh waktu itu dia langsung minta pulang kerumah, tapi ada sesuatu yang aneh malam itu, dia tiba-tiba memintaku mengantarkannya ke kawasan lokalisasi dolly sekitar jam 7, setibanya disana dia langsung mengajakku masuk ke sebuah wisma X, dari gelagat para pekerja pria (non PSK) tampaknya sudah kenal lama dan hormat pada si erma mungkin wisma itu salah satu usaha bang komet, aku dipersilahkan di sofa tempat biasanya hidung belang duduk untuk menunggu, sedangkan si erma ngobrol dengan para pekerja pria (non PSK) didekat kasir entah apa yang dibicarakannya sebenernya jarak kami tidak terlalu jauh mungkin hanya sekitar 4-5 meter saja tapi musik discodut yg keras membuat aku bagaikan orang tuli, tapi aku tidak begitu peduli aku pikir paling-paling mereka berbicara masalah tentang keuangan. Aku sambil menikmati kesendirianku sambil jelalatan melirik Paha dan belahan dada Para PSK dengan pakaian serba minim, kulihat disana dari total 12 PSK yang duduk dikursi merah tempat mereka dipajang ada 3 cewek yang lumayan cantik membuat aku berselera dan tampak masih muda, sedangkan sisanya biasa-biasa saja dengan dengan ukuran tubuh yang bermacam-macam dari yang langsing sampai yang agak gendut. Tidak lama kemudian salah satu pria mendekatiku dan berbisik, "ayo mas ikut saya, mbak erma lagi baik hati"
"kemana mas ?" tanyaku dengan kebingungan,
"sudah ayo ikut saja, saya antarkan ke kamar, mau dikasih gratisan sama mbak erma" jawabnya singkat,
Spontan aku mengikutinya meskipun aku masih bingung kenapa aku dikasih gratisan oleh si erma, aku dipersilahkan masuk kedalam kamar yang tidaklah lebar, kamar yang cuman berisi kasur dan bak dengan kran air disampingnya buat nyuci alat kelamin sebelum dan sehabis ngeseks. Cuman berselang sekitar 1 menit datanglah seorang wanita yang agak gendut dan wajahnya biasa-biasa saja, aku sedikit kecewa kenapa bukan di antara 3 cewek yang lumayan cantik itu yang dikirim kekamar, tapi gak apa-apalah jauh lebih baik dari pada bacol, pikirku dalam hati.

"Mas cuci dulu burungnya" pintanya dengan nada sedikit menyuruh sambil membuka bajunya sendiri, tanpa menjawab langsung kubuka bajuku dan kucuci burungku, sesudah itu kukeringkan dengan handuk dan merebahkan tubuhku diatas kasur, tak pake lama langsung disambarlah burungku dengan kocokan-kocokan kecil tangannya dan dimasukkan kedalam mulutnya,

"slurrrrrp slurrrp " begitulah bunyi mulutnya yang sedang mengulum penisku, tak banyak kata diantara kita, tak ada rayu merayu, yah begitulah standart pelayanan lokaliasasi, terus terang meskipun barangnya kualitasnya lebih rendah daripada si dina dan si erma tapi urusan teknik merangsang pria dan cara membuat pria cepet klimaks aku acungin jempol, karena bagaimanapun jam terbang disini yang berbicara.
Sedotan-sedotan, jilatan-jilatannya benar-benar nyaman sekali, sedangkan aku sendiri tidak diberi kesempatan untuk merangsangnya,

"ssstttt....sssssttt" cuman itu yang keluar dari mulutku benar-benar kuluman super yang kurasakan, tanpa babibu lagi dan tanpa persetujuan dariku dia mengangkangiku dari atas dipegangnya burungku diarahkan ke mekinya yang dia basahi dengan air ludahnya sendiri, ditekan secara perlahan yang kemudian tertanam seluruhnya "blesssss" tanpa rintangan yang berarti, tanpa aba-aba dia mulai memacu dengan ritme yang makin cepat dengan sesekali menggoyangkan dan mengempot-empot ayam seakan-akan ingin cepat meyelesaikan dan mengalahkanku dengan telak, meskipun mekinya tidaklah sesempit si dina tapi tekniknya benar-benar luar biasa, dan benar dengan ritme cepat dan tanpa henti-henti menghajarku tak lama aku bisa bertahan, mungkin cuman sekitar lima menit saja atau kurang, akhirnya terasa di ujung penisku seakan-akan ada ada yang mau meledak dan,

"ahhhhh.... ssssstttttttt" hanya itu yang muncul dari mulutku diiringi ledakan spermaku didalam mekinya, dia diam sebertar sebelum kemudian beranjak berdiri dan segera memcuci mekinya, aku disuruhnya menunggu sebentar mas yang tadi untuk menjemputku, setelah itu dia segera berpakaian kembali dan segera keluar dari kamar dosa itu, tidak lama setelah ia keluar dari kamar tiba-tiba malah seorang wanita lain yang masuk bukannya mas yang tadi, tidak sampai satu jam kejadian itu berulang sampai 3 kali dengan wanita yang berbeda tapi sayangnya bukan dari 3 wanita yang lumayan cantik itu, pinggangku rasanya mau patah saja menahan capek.

Dalam perjalanan pulang aku berterima kasih pada si erma, meskipun dia tidak menjawabnya, selang seminggu dari kejadian itu ada sesuatu yang aneh dengan penisku, pagi hari bangun tidur penisku mengeluarkan nanah yang berbau busuk dan panas serta perih waktu buang air kecil, aku sangat takut dengan kejadian itu, aku segera menelpon si erma tapi dia malah memarahiku,

"Syukurin, makanya jadi laki-laki jangan asal tancap sana-sini, belum selesai dengan si dina kamu malah ngajak cewek nginep dirumahku, makan tuh akibatnya" ucapnya sambil memarahiku, tampaknya dia tahu peristiwa dengan si risa dan mungkin saja sengaja mengajakku ke lokalisasi untuk melampiaskan rasa kesalnya, itu kecurigaanku saja.

"Maaf mbak waktu itu, aku tidak sengaja dan dalam keadaan setengah mabuk" pintaku, aku tidak tahu dia mengetahui peristiwa itu darimana.

"Mana ada kucing tidak sengaja makan ikan" katanya lagi dengan marah,

Akhirnya karena dengan menelpon si erma tidak menyelesaikan apa-apa, aku mencoba bertanya kepada temenku yang lebih tua, seorang kuli bangunan pensiunan suka keluar masuk lokalisasi kremil di jamannya, aku memang tidak bertanya kepada teman-teman kulaihku karena aku terlalu malu untuk bertanya masalah itu. Dia yang masuk kedalam apotik dan membelikan 2 butir pil dengan merek dagang "Proxitor" dengan harga kalo tidak salah Rp. 12.000 / butir waktu itu. Syukurlah pil itu benar-benar bisa membuatku sembuh.

Setelah kejadian itu rutinitasku kembali normal dengan si erma, sampai pada bulan juli aku harus Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan yang berada di daerah malang, aku pun pamit pada si erma untuk sekitar dua bulan aku tidak bisa kerumahnya dan diapun tidak keberatan dengan semua itu.

Semenjak peristiwa dengan si dina, aku hampir putus kontak dengan ubur-ubur, ada yang bilang dia kerja dibali tapi tampaknya tidak begitu lama, akhir bulan juni aku bertemu dengan ubur-ubur dirumahnya, tampaknya dia telah menikahi gadis asal malang karena hamil sebelum nikah, aku sendiri nggakk tahu kapan ubur-ubur menggarap gadis itu, tapi yang pasti pada waktu bulan juni umur kehamilannya masuk ke umur 9 bulan, kebetulan saja istrinya ingin melahirkan di RS Syaiful Anwar Malang, jadi aku berangkat duluan seminggu sebelum jadwal PKLku mulai untuk menemani ubur-ubur yang menjaga istrinya melahirkan di RS.

Sekitar dua bulan berlalu PKLku sudah selesai, dari malang aku langsung menuju rumah si erma, tapi setelah tiba didepan rumahnya beberapa ku pencet bel tidak ada yang membukakan pintu pagar, aku coba telponpun tampaknya si erma tidak mengangkat Hpnya, akhirnya kuputuskan pulang saja langsung kerumah tanpa ambil pusing. Hari-hari berikutnya pun aku coba telpon tapi tetap saja tidak diangkat, aku sendiri tidak mengerti meskipun sedikit aneh kenapa tiba-tiba dia tidak mengangkat telponku dan dia tidak mencoba menelponku. Minggu berlalu bulanpun berlalu, akhirnya aku benar-benar putus kontak dengan si erma meskipun aneh aku yang diperbudak itu merasa kehilangan seseorang. Apa boleh buat tai kambing bulat-bulat, mungkin saja dia sudah punya pacar dan tak ingin diganggu atau mungkin saja dia dijodohkan oleh bang komet atau bisa jadi dia pindah ke Jakarta, itu hanya spekulasiku saja, tapi yang pasti sampai detik perpisahanku dengan si erma tidak pernah terjadi real sex diantara kami.

Sekian

NB : Gunakanlah Kondom Pada Tempatnya

Judul-Judul Cerita Selanjutnya :

1. Di Balik Rimbunnya Pohon Salak
2. Dari Terbunuhnya Seorang Wanita WNA
3. Janda Di Penghujung Perjalanan
4. Titipan Tas di Malam Hari
5. Antara Cinta dan Air Mata Buaya
6. Gunting Baru si Hair Stylish
7. Kisah Seorang Keponakan dan Tantenya
 
Mantap,,
Jd penasaran ama cerita sebelum nya...hehehee
 
wahhh si erma nya udah pergi, blom sempet ditusukkk....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Inti cerita nya, always use condom ato bakal kena lion king
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
wahhh si erma nya udah pergi, blom sempet ditusukkk....

hahaaha, udah nasib gan....

jarang jarang dapet cerita keren...
ngalir banget alurnya...
jadi enak dibacanya.

ty, gan komennya

keren...bawa kondom kemana aja

Inti cerita nya, always use condom ato bakal kena lion king

kalo bisa sih iya, lebih aman

Mantab ceritanya gan,,,dg alur yg masih 'masuk' logika,,,eniwei ceritanya masih bisa dilanjut tuh..

kalo boleh jujur gan, walaupun cerita ini sudah ane kembangkan jauh tapi cerita ini mempunyai latarbelakang kisah nyata jadi ane rada bingung mengembangkannya lagi, kecuali dengan istri almarhum ubur-ubur tapi ane kira itu sama saja bikin cerita baru bukan melanjutkan...

ane sebenernya lebih kepengen bikin cerita yang benar-benar dari nol tapi sepertinya imajinasi ane belum nyampe pada levelnya gan :beer:


Kl emang real story, biar lah menjadi kenangan yang terindah
Di tunggu cerita yang lain gan

iya gan ty, sebenarnya sih mau mengembangkan lagi tapi maklum ane belum bisa mengandalkan imajinasi tinggi seperti para maestro2 semprot

Ih serem juga ya gan gaul sama anak preman

iya gan, tapi ama anaknya bupati juga serem gan :Peace:
 
bersambung ceritianye nih bang

kayaknya si erma orangnya introvert tapi cendrung agresif.
Dan juga kelainan yang sering menyiksa lawan seks nya dengan menyiksa / menyakiti demi mendapatkan kepuasan (Sado-Masochism : sadism)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd