fasterwin
Adik Semprot
Transaksi jadi birahi
Ping “ Mas HP ku rusak, Mbok HP mu tak beli kamu ganti HP baru aku baru bokek”. “Ini siapa? Sorry no HP belum aku save”. “ Tuh kan No HP saja tidak di simpan, ini aku mas Tari. Hufffft (emot kesel)”. “Owalah, ini no kamu toh cah ayu. Tau2 kamu hubungi aku, padahal kl ketemu jarang tegus sapa. Hehehe”.
Berawal dari pesan masuk itu akhirnya aku jual HP lama ku dengan murah seadanya duit anak itu. Kejadian itu pada Februari 2016. Setelah transaksi tersebut sudah tidak pernah ketemu ataupun komunikasi lagi dengan Gadis 28 tahun itu. Gadis itu baru 2 kali pacaran selama hidupnya, yang pertama dengan teman SMU lalu di tinggal nikah karena gadis itu mau bekerja dulu di ajak nikah belum mau akhirnya putus dan si pria menikah dengan gadis lain. Pacar yang ke 2 teman kerja tapi sudah punya istri, saat masuk kerja si pria mengaku single biar di terima di tempat kerja. Setelah ketahuan punya istri merekapun putus dengan kekecewaan sigadis yang di tipu juga uangnya yang katanya untuk DP rumah buat mereka kelak.
Bertahun-tahun sigadis itu menutup diri dari lelaki dan memendam birahi entah bagaimana cara mengatasinya.
Desember 2016 ada WA masuk “ Mas, aku mau curhat. Aku di cap sama teman kantor sebagai pelakor karena aku dekat dengan Pak R, Mas D dan Mas T. Tau sendiri mas, mereka kan sudah punya anak istri”. Ku jawab” Aku lg sakit kepala, besuk aja ketemu. Males WA nan”. Di jawab sigadis “ Ya udah mas, cepet sembuh ya”.
Dalam hatiku aku lg meriang gini ada WA yang gak penting banget. Males banget jawab.
Para lelaki yang di sebutkan sigadis tersebut aku tau semua meski tidak kenal secara dekat. Pada Senin pekan depannya aku WA sig adis yang namanya Tari tak ajak ketemuan di warung kopi tempat biasanya aku nongkrong. Sekira jam 16 an Tari sudah sampai disana dan akupun menyusul kemudian. Pertemuan setelah 10 bulan yang lalu pernah bertemu untuk transaksi HP.
Si Tari ini gadis yang baik, berjilbab taat beragama, sopan, lembut, kalem tidak aneh2, lurus2 saja tingkah laku dan pergaulannya.
Di tempat itu dia mulai curhat, ngobrol banyak mengenai masalahnya. Aku nanggapi biasa aja, aku liat2 kok Tari ini menarik juga ya. Ngomongnya runut seperti presentasi, bawaannya kalem, secara fisik sih biasa.
Sebagai gambaran fisiknya Tari mukanya bersih bening bulat ada lesung pipit di pipinya, tinggi badannya kira2 155cm, pendek menurutku, tocil tapi bemper belakangnya sekel membulat kebelakang dengan paha yang besar dan kencang, betisnya agak besar tapi proporsional dengan kaki yang mulus dan berisi. Bisa aku deskripsikan demikian setelah aku bisa lucuti semuanya tanpa sehelai benangpun menutupi kulitnya.
To be continue
Ping “ Mas HP ku rusak, Mbok HP mu tak beli kamu ganti HP baru aku baru bokek”. “Ini siapa? Sorry no HP belum aku save”. “ Tuh kan No HP saja tidak di simpan, ini aku mas Tari. Hufffft (emot kesel)”. “Owalah, ini no kamu toh cah ayu. Tau2 kamu hubungi aku, padahal kl ketemu jarang tegus sapa. Hehehe”.
Berawal dari pesan masuk itu akhirnya aku jual HP lama ku dengan murah seadanya duit anak itu. Kejadian itu pada Februari 2016. Setelah transaksi tersebut sudah tidak pernah ketemu ataupun komunikasi lagi dengan Gadis 28 tahun itu. Gadis itu baru 2 kali pacaran selama hidupnya, yang pertama dengan teman SMU lalu di tinggal nikah karena gadis itu mau bekerja dulu di ajak nikah belum mau akhirnya putus dan si pria menikah dengan gadis lain. Pacar yang ke 2 teman kerja tapi sudah punya istri, saat masuk kerja si pria mengaku single biar di terima di tempat kerja. Setelah ketahuan punya istri merekapun putus dengan kekecewaan sigadis yang di tipu juga uangnya yang katanya untuk DP rumah buat mereka kelak.
Bertahun-tahun sigadis itu menutup diri dari lelaki dan memendam birahi entah bagaimana cara mengatasinya.
Desember 2016 ada WA masuk “ Mas, aku mau curhat. Aku di cap sama teman kantor sebagai pelakor karena aku dekat dengan Pak R, Mas D dan Mas T. Tau sendiri mas, mereka kan sudah punya anak istri”. Ku jawab” Aku lg sakit kepala, besuk aja ketemu. Males WA nan”. Di jawab sigadis “ Ya udah mas, cepet sembuh ya”.
Dalam hatiku aku lg meriang gini ada WA yang gak penting banget. Males banget jawab.
Para lelaki yang di sebutkan sigadis tersebut aku tau semua meski tidak kenal secara dekat. Pada Senin pekan depannya aku WA sig adis yang namanya Tari tak ajak ketemuan di warung kopi tempat biasanya aku nongkrong. Sekira jam 16 an Tari sudah sampai disana dan akupun menyusul kemudian. Pertemuan setelah 10 bulan yang lalu pernah bertemu untuk transaksi HP.
Si Tari ini gadis yang baik, berjilbab taat beragama, sopan, lembut, kalem tidak aneh2, lurus2 saja tingkah laku dan pergaulannya.
Di tempat itu dia mulai curhat, ngobrol banyak mengenai masalahnya. Aku nanggapi biasa aja, aku liat2 kok Tari ini menarik juga ya. Ngomongnya runut seperti presentasi, bawaannya kalem, secara fisik sih biasa.
Sebagai gambaran fisiknya Tari mukanya bersih bening bulat ada lesung pipit di pipinya, tinggi badannya kira2 155cm, pendek menurutku, tocil tapi bemper belakangnya sekel membulat kebelakang dengan paha yang besar dan kencang, betisnya agak besar tapi proporsional dengan kaki yang mulus dan berisi. Bisa aku deskripsikan demikian setelah aku bisa lucuti semuanya tanpa sehelai benangpun menutupi kulitnya.
To be continue
sambil ngemil 
