PART 1. Muthi, the little submissive girl
Based on true story.
Salam semuanya, gw mau share tentang pengalaman gw di bidang eksekusex dulu saat gw masih merantau di Jakarta dan menekuni usaha sendiri di bidang service AC panggilan. Sebut saja nama gw Andre, tampang gw sih standar aja. Gak jelek dan gak mirip artis juga. Tinggi 170cm, berat 60kg, agak putih untuk standar orang Indonesia. Karena cuma modal tampang standar dan pekerjaan gw, kebanyakan korban gw cuma pembantu2 dari konsumen gw. Hehe.
Korban pertama gw dapat saat gw berumur 20 thn, tahun 2016. Hari itu gw mendapat telpon untuk service AC rumah di kompleks daerah pos pengumben. Setelah janjian, gw datang ke lokasi sekitar jam 10. Di lokasi gw disambut oleh Muthi, asisten rumah tangga dari org yg nelpon gw td. Dari penerawangan gw Muthi berumur sekitar 17 thn, badannya langsing cenderung kurus, toket kecil dan kulit agak gelap. Nilai plus di mata gw waktu itu adalah wajah manis khas gadis desa dan cara bicaranya yang pelan mendayu.
Setelah dipersilahkan masuk, gw lgsg mulai pekerjaan gw. Cek sana sini, nego harga melalui telpon dgn bos nya Muthi karena dia tidak di lokasi, akhirnya kerjaan gw kelar juga sekitar jam 2. Karena belum ada orderan lagi, gw izin numpang istirahat sama Muthi. Dia juga senang keliatannya ada teman ngobrol. Ngobrol ngobrol, gw jadi tau kalo Muthi udah janda dan mempunyai anak 1 yg ditinggal di kampung di Brebes. (Wow, umur segini udh punya anak dan menjanda, pikir gw). Gw gak tanya2 lagi tentang ex nya. Sambil ngobrol Muthi ngajak gw duet karaoke di aplikasi smule di hp nya. Kesempatan! Darah muda gw mulai bergejolak, perut gw roller coster, dan pikiran gw udah mulai mengarah ke hal yang enak enak.
Gw pindah posisi ke samping Muthi dan ikut smulean di hp dia. Sesekali gw mainkan rambut dia, pertama pura pura isengin dia nyanyi, terus lama kelamaan gw usap2 lembut kepalanya. Muthi sesekali berhenti nyanyi dan senyum ke arah gw. Tangan gw terus mengusap2 rambutnya, kali ini sesekali turun sampai ke punggung dan tali bh nya. Muthi kyknya juga udah nyaman dan sanderan ma gw, sesekali gw rangkul. Okay.... Next what??? Saat itu gw gak tau lagi cara ngelanjutin ke menu utamanya. Mau gw cipok takut gw yg kegeeran. Gw juga takut Muthi berubah pikiran dan marah2, maklum kondisinya gw di rumah org, pasti mati gw klo sampai dia gak terima. Saat itu gw marah semarahnya sama diri gw. Wkwkw
Haus karena otak Atik taktik di kepala gw, akhirnya gw minta air dingin ma Muthi. Biar keliatan sopan dan karena masih ngebet, gw ikutin Muthi ke dapur. Akhirnya setan ngasih jalan ke gw, masih segar di ingatan gw Muthi membelakangi gw saat bikinin sirup gw. Pandangan mata gw tertuju ke leher bagian belakang Muthi. Entah mengapa waktu itu keliatan seksi sekali dan gw ingin sekali menciuminya. Gw bergeser perlahan kebelakang Muthi, awalnya gw agak merunduk karena perbedaan tinggi kami, gw sengaja menghembuskan nafas ke bagian bawah telinga nya. Tangan Muthi berhenti mengaduk gelas. Badannya bersandar ke gw.
"Mas....."
"Geli...."
Respon Muthi pelan, mata nya sayu menatap gw. Gw memberanikan diri memeluknya dari belakang dan dia memejamkan matanya. Gw pun mulai menciumi lembut rambutnya, terus pindah ke bagian leher nya. Tangan Muthi mencengkram tangan gw di perutnya. "Owhh". Desahnya pelan.
Pelukan gw geser sedemikian agar mulai menyenggol toket kecil Muthi, titit gw yg udah berdiri juga gw tempelin ke pantat Muthi. Saat itu gw yakin Muthi juga nempelin pantatnya ke titit gw. Sambil gw peluk dari belakang, kami bercipokan, entah siapa yg nyosor duluan. Tangan gw juga mulai menyelusup ke dalam baju Muthi dan meremas remas toketnya dari luar bh nya. Gw dengar nafas Muthi memburu dan gak karuan. Lalu tangan kiri gw mulai bergerak ke bagian selangkangan nya. Gak ada perlawanan, dengan mudah tangan gw mencapai bagian memek Muthi. Gw sempat merasakan bulu2 halus yang masih jarang di memeknya. Gw mulai dengan mengusap2nya sebentar dan lanjut mencari itil nya.
Setelah ketemu, gw mulai menggesek itil Muthi pakai jari tengah gw. Paha Muthi bergerak gerak pelan menahan geli. Sesekali ditekankan tangannya ke tangan gw yang bergerilya di memek dan toket nya. Tangan gw yg juga sudah meremas toket kecil Muthi dan memainkan pentilnya. Tidak ada percakapan diantara kami waktu itu. Suara yang terdengar hanya desahan pelan dari mulut Muthi. Tidak lama gw mainin onderdilnya, Muthi menahan tangan gw yg di memeknya, paha nya dirapatkan. Seluruh badannya menegang seperti menahan sesuatu.
"Ssshhhh" desah nya tertahan. Sip.... dia orgasme, kata gw dalam hati. Setelah bisa kembali mengontrol diri dan nafasnya, Muthi mengangkat tangan gw dari selangkangan nya dan berputar menghadap gw. "Mas... Ke kamar aku aja" katanya singkat sambil menarik tangan gw.
Di kamar Muthi lgsg telungkup dikasur dan menyembunyikan muka di bantal. Gw kembali menciumi bagian blkg lehernya sambil menindihnya. Muthi juga sesekali menggesek gesekan pantatnya ke titit gw.
"mas...." Katanya pelan.
"Hmmm???" Tanyaku sambil memainkan rambutnya.
"Aku pengen...." Katanya malu malu. Gw dari 1 jam yg lalu juga pengen kali, kata gw dalam hati.
"Oke" jawab gw singkat.
Secepat kilat gw membuka seluruh pakaian gw, baju, celana , sempak. Setelah bugil, gw lanjut pelorotkan celana Muthi, satu persatu, dari celana pendek nya, lalu kancutnya. Muthi masih telungkup dengan wajah dibantal, dari sela sela pahanya gw liat memek nya yang segaris mengkilat karena becek. Bibir memeknya bewarna agak gelap, sesuai dgn warna kulitnya. Terus juga kurang tembem seperti kesukaan gw, tp gpp. Sikat terus.
Gw lalu membalikan badan Muthi supaya ngadap ke gw. Awalnya dia menolak, "malu mas" katanya mendayu.
"Aku mau sambil ciuman sama kamu dek" alasan gw.
Setelah dia balik ngadap ke gw, gw cipok sebentar, terus lanjut singkapin baju dan bh nya. Toket kecil Muthi langsung gw lahap. Lidah gw sapukan cepat cepat ke pentil Muthi sambil sesekali gw sedot.
"Ssshhhh" beberapa kali Muthi mendesah saat pentil kecil nya gw gigit2 lembut.
Tangan Muthi juga mulai menyentuh titit gw, awalnya cuma menggenggam, terus dielus nya, terus dikocoknya pelan2. Saat gw mau mencari itilnya lagi, memek Muthi udh sangat becek, tapak tangan gw sampai basah. Gw lgsg ambil posisi dan mengarahkan titit gw ke memek Muthi. Muthi juga tanpa disuruh sigap membuka paha nya. Ilang memek segaris yang tadi gw liat. Skrg gw bisa liat lubang memek Muthi dan warna daging bagian dalam memek Muthi yang berwarna antara merah dan pink. Jembutnya masih halus dan jarang2 seperti rambut bayi.
"Awww...Pelan mas... Udah lama" Kata Muthi, pandangannya tetap ke titit gw. Gw tau maksudnya klo memeknya udah lama gak di kunjungi burung.
Titit gw menusuk lubang memek Muthi perlahan, gak terlalu susah karena memeknya memang udah banjir. Gak lama titit gw udh mentok di dalam memek Muthi. Muthi menarik wajah gw kedekatnya dan nyosor bibir gw. Sambil cipokan gw mulai menggoyang memek Muthi. Hangat, lembut, dan basah rasanya. Posisi misionaris. Tempo perlahan lahan gw naikkan.
"Shhhhh.....aduhhhh" Muthi cuma bisa mengerang keenakan gw goyang.
"Mas.....aduhhhh....mas....." Rengek Muthi, tangan nya mencengkram tangan gw skrg, namun kakinya disilangkan ke pinggang gw seperti gak mau titit gw keluar dari memeknya. Sesekali gw cipok bibir nya dan remas toketnya, lalu lanjut menggenjot memeknya. 5 menitan gw menggenjot memek nya, Muthi mulai ikut menggoyang pinggulnya, gw makin semangat dan mempercepat tusukkan gw. Badannya yang langsing dan enteng membuat gw leluasa mengangkat pantatnya supaya lebih mentok.
"Ssshhhh.....aduuuhhhh....maaas enak gak?" Matanya terpejam menikmati tusukan gw, gw tau dia keenakan dan bentar lagi bakalan orgasme. Tusukan gw sesekali gw hentak ke memek nya, pertahanan gw pun rasa nya mulai goyah.
"Aduuuhhhh......aduhhhh.....mmmhhhh" Lenguhnya panjang. Muthi orgasme, pahanya menjepit pinggang gw. Beda beberapa detik gw juga udh gak bisa menahan dorongan dititit gw. Gw cabut titit gw dari memeknya dan muncrat di perut Muthi. Muthi masih terpejam dan menikmati sisa orgasme nya, namun tangannya membelai belai titit gw dan peju gw di perut dan dadanya.
Setelah istirahat dan sayang2an beberapa menit, kami bersih bersih bareng. Setelah tukaran no hp, sekitar jam 5 gw pamit pulang ke Muthi. Gw janji ngapelin atau ngajak dia jalan2 klo ada waktu, lumayan meki gratis. Hehe. Enaknya ngewe Ama Muthi, gw bisa praktekin berbagai macam gaya ml karena badannya yg enteng.
Hubungan gw ama Muthi berjalan sekitar 2 bulan. Gw pelan pelan menjauh karena Muthi mulai memperkenalkan gw ke ortunya melalui telpon. Sry muth, mamas blom siap punya anak.
PART 2 HALAMAN 3
Update klo ane ada waktu luang karena skrg ane dagang.
Based on true story.
Salam semuanya, gw mau share tentang pengalaman gw di bidang eksekusex dulu saat gw masih merantau di Jakarta dan menekuni usaha sendiri di bidang service AC panggilan. Sebut saja nama gw Andre, tampang gw sih standar aja. Gak jelek dan gak mirip artis juga. Tinggi 170cm, berat 60kg, agak putih untuk standar orang Indonesia. Karena cuma modal tampang standar dan pekerjaan gw, kebanyakan korban gw cuma pembantu2 dari konsumen gw. Hehe.
Korban pertama gw dapat saat gw berumur 20 thn, tahun 2016. Hari itu gw mendapat telpon untuk service AC rumah di kompleks daerah pos pengumben. Setelah janjian, gw datang ke lokasi sekitar jam 10. Di lokasi gw disambut oleh Muthi, asisten rumah tangga dari org yg nelpon gw td. Dari penerawangan gw Muthi berumur sekitar 17 thn, badannya langsing cenderung kurus, toket kecil dan kulit agak gelap. Nilai plus di mata gw waktu itu adalah wajah manis khas gadis desa dan cara bicaranya yang pelan mendayu.
Setelah dipersilahkan masuk, gw lgsg mulai pekerjaan gw. Cek sana sini, nego harga melalui telpon dgn bos nya Muthi karena dia tidak di lokasi, akhirnya kerjaan gw kelar juga sekitar jam 2. Karena belum ada orderan lagi, gw izin numpang istirahat sama Muthi. Dia juga senang keliatannya ada teman ngobrol. Ngobrol ngobrol, gw jadi tau kalo Muthi udah janda dan mempunyai anak 1 yg ditinggal di kampung di Brebes. (Wow, umur segini udh punya anak dan menjanda, pikir gw). Gw gak tanya2 lagi tentang ex nya. Sambil ngobrol Muthi ngajak gw duet karaoke di aplikasi smule di hp nya. Kesempatan! Darah muda gw mulai bergejolak, perut gw roller coster, dan pikiran gw udah mulai mengarah ke hal yang enak enak.
Gw pindah posisi ke samping Muthi dan ikut smulean di hp dia. Sesekali gw mainkan rambut dia, pertama pura pura isengin dia nyanyi, terus lama kelamaan gw usap2 lembut kepalanya. Muthi sesekali berhenti nyanyi dan senyum ke arah gw. Tangan gw terus mengusap2 rambutnya, kali ini sesekali turun sampai ke punggung dan tali bh nya. Muthi kyknya juga udah nyaman dan sanderan ma gw, sesekali gw rangkul. Okay.... Next what??? Saat itu gw gak tau lagi cara ngelanjutin ke menu utamanya. Mau gw cipok takut gw yg kegeeran. Gw juga takut Muthi berubah pikiran dan marah2, maklum kondisinya gw di rumah org, pasti mati gw klo sampai dia gak terima. Saat itu gw marah semarahnya sama diri gw. Wkwkw
Haus karena otak Atik taktik di kepala gw, akhirnya gw minta air dingin ma Muthi. Biar keliatan sopan dan karena masih ngebet, gw ikutin Muthi ke dapur. Akhirnya setan ngasih jalan ke gw, masih segar di ingatan gw Muthi membelakangi gw saat bikinin sirup gw. Pandangan mata gw tertuju ke leher bagian belakang Muthi. Entah mengapa waktu itu keliatan seksi sekali dan gw ingin sekali menciuminya. Gw bergeser perlahan kebelakang Muthi, awalnya gw agak merunduk karena perbedaan tinggi kami, gw sengaja menghembuskan nafas ke bagian bawah telinga nya. Tangan Muthi berhenti mengaduk gelas. Badannya bersandar ke gw.
"Mas....."
"Geli...."
Respon Muthi pelan, mata nya sayu menatap gw. Gw memberanikan diri memeluknya dari belakang dan dia memejamkan matanya. Gw pun mulai menciumi lembut rambutnya, terus pindah ke bagian leher nya. Tangan Muthi mencengkram tangan gw di perutnya. "Owhh". Desahnya pelan.
Pelukan gw geser sedemikian agar mulai menyenggol toket kecil Muthi, titit gw yg udah berdiri juga gw tempelin ke pantat Muthi. Saat itu gw yakin Muthi juga nempelin pantatnya ke titit gw. Sambil gw peluk dari belakang, kami bercipokan, entah siapa yg nyosor duluan. Tangan gw juga mulai menyelusup ke dalam baju Muthi dan meremas remas toketnya dari luar bh nya. Gw dengar nafas Muthi memburu dan gak karuan. Lalu tangan kiri gw mulai bergerak ke bagian selangkangan nya. Gak ada perlawanan, dengan mudah tangan gw mencapai bagian memek Muthi. Gw sempat merasakan bulu2 halus yang masih jarang di memeknya. Gw mulai dengan mengusap2nya sebentar dan lanjut mencari itil nya.
Setelah ketemu, gw mulai menggesek itil Muthi pakai jari tengah gw. Paha Muthi bergerak gerak pelan menahan geli. Sesekali ditekankan tangannya ke tangan gw yang bergerilya di memek dan toket nya. Tangan gw yg juga sudah meremas toket kecil Muthi dan memainkan pentilnya. Tidak ada percakapan diantara kami waktu itu. Suara yang terdengar hanya desahan pelan dari mulut Muthi. Tidak lama gw mainin onderdilnya, Muthi menahan tangan gw yg di memeknya, paha nya dirapatkan. Seluruh badannya menegang seperti menahan sesuatu.
"Ssshhhh" desah nya tertahan. Sip.... dia orgasme, kata gw dalam hati. Setelah bisa kembali mengontrol diri dan nafasnya, Muthi mengangkat tangan gw dari selangkangan nya dan berputar menghadap gw. "Mas... Ke kamar aku aja" katanya singkat sambil menarik tangan gw.
Di kamar Muthi lgsg telungkup dikasur dan menyembunyikan muka di bantal. Gw kembali menciumi bagian blkg lehernya sambil menindihnya. Muthi juga sesekali menggesek gesekan pantatnya ke titit gw.
"mas...." Katanya pelan.
"Hmmm???" Tanyaku sambil memainkan rambutnya.
"Aku pengen...." Katanya malu malu. Gw dari 1 jam yg lalu juga pengen kali, kata gw dalam hati.
"Oke" jawab gw singkat.
Secepat kilat gw membuka seluruh pakaian gw, baju, celana , sempak. Setelah bugil, gw lanjut pelorotkan celana Muthi, satu persatu, dari celana pendek nya, lalu kancutnya. Muthi masih telungkup dengan wajah dibantal, dari sela sela pahanya gw liat memek nya yang segaris mengkilat karena becek. Bibir memeknya bewarna agak gelap, sesuai dgn warna kulitnya. Terus juga kurang tembem seperti kesukaan gw, tp gpp. Sikat terus.
Gw lalu membalikan badan Muthi supaya ngadap ke gw. Awalnya dia menolak, "malu mas" katanya mendayu.
"Aku mau sambil ciuman sama kamu dek" alasan gw.
Setelah dia balik ngadap ke gw, gw cipok sebentar, terus lanjut singkapin baju dan bh nya. Toket kecil Muthi langsung gw lahap. Lidah gw sapukan cepat cepat ke pentil Muthi sambil sesekali gw sedot.
"Ssshhhh" beberapa kali Muthi mendesah saat pentil kecil nya gw gigit2 lembut.
Tangan Muthi juga mulai menyentuh titit gw, awalnya cuma menggenggam, terus dielus nya, terus dikocoknya pelan2. Saat gw mau mencari itilnya lagi, memek Muthi udh sangat becek, tapak tangan gw sampai basah. Gw lgsg ambil posisi dan mengarahkan titit gw ke memek Muthi. Muthi juga tanpa disuruh sigap membuka paha nya. Ilang memek segaris yang tadi gw liat. Skrg gw bisa liat lubang memek Muthi dan warna daging bagian dalam memek Muthi yang berwarna antara merah dan pink. Jembutnya masih halus dan jarang2 seperti rambut bayi.
"Awww...Pelan mas... Udah lama" Kata Muthi, pandangannya tetap ke titit gw. Gw tau maksudnya klo memeknya udah lama gak di kunjungi burung.
Titit gw menusuk lubang memek Muthi perlahan, gak terlalu susah karena memeknya memang udah banjir. Gak lama titit gw udh mentok di dalam memek Muthi. Muthi menarik wajah gw kedekatnya dan nyosor bibir gw. Sambil cipokan gw mulai menggoyang memek Muthi. Hangat, lembut, dan basah rasanya. Posisi misionaris. Tempo perlahan lahan gw naikkan.
"Shhhhh.....aduhhhh" Muthi cuma bisa mengerang keenakan gw goyang.
"Mas.....aduhhhh....mas....." Rengek Muthi, tangan nya mencengkram tangan gw skrg, namun kakinya disilangkan ke pinggang gw seperti gak mau titit gw keluar dari memeknya. Sesekali gw cipok bibir nya dan remas toketnya, lalu lanjut menggenjot memeknya. 5 menitan gw menggenjot memek nya, Muthi mulai ikut menggoyang pinggulnya, gw makin semangat dan mempercepat tusukkan gw. Badannya yang langsing dan enteng membuat gw leluasa mengangkat pantatnya supaya lebih mentok.
"Ssshhhh.....aduuuhhhh....maaas enak gak?" Matanya terpejam menikmati tusukan gw, gw tau dia keenakan dan bentar lagi bakalan orgasme. Tusukan gw sesekali gw hentak ke memek nya, pertahanan gw pun rasa nya mulai goyah.
"Aduuuhhhh......aduhhhh.....mmmhhhh" Lenguhnya panjang. Muthi orgasme, pahanya menjepit pinggang gw. Beda beberapa detik gw juga udh gak bisa menahan dorongan dititit gw. Gw cabut titit gw dari memeknya dan muncrat di perut Muthi. Muthi masih terpejam dan menikmati sisa orgasme nya, namun tangannya membelai belai titit gw dan peju gw di perut dan dadanya.
Setelah istirahat dan sayang2an beberapa menit, kami bersih bersih bareng. Setelah tukaran no hp, sekitar jam 5 gw pamit pulang ke Muthi. Gw janji ngapelin atau ngajak dia jalan2 klo ada waktu, lumayan meki gratis. Hehe. Enaknya ngewe Ama Muthi, gw bisa praktekin berbagai macam gaya ml karena badannya yg enteng.
Hubungan gw ama Muthi berjalan sekitar 2 bulan. Gw pelan pelan menjauh karena Muthi mulai memperkenalkan gw ke ortunya melalui telpon. Sry muth, mamas blom siap punya anak.
PART 2 HALAMAN 3
Update klo ane ada waktu luang karena skrg ane dagang.
Terakhir diubah:
