haryhidayat99
Semprot Lover
- Daftar
- 18 Aug 2015
- Post
- 293
- Like diterima
- 3.739
PART 4
-----------------------------------------------------------------------------
malam itu aris baru saja pulang dari mengantar pasir. hujan gerimis turun membasahi tanah pegunungan kapur khas daerah tempatnya tinggal. cahaya lampu truk aris menyoroti gapura kayu, penanda jalan masuk ke desanya. dia melihat jam di dasboard yang menunjukkan pukul setengah dua belas malam. setelah memarkirkan toyota dyna warna hijau tunggangannya sehari hari, dia segera masuk ke dalam rumah. aneh, tidak biasanya rumahnya dibiarkan gelap seperti ini. lampu ruang tamu dan ruang tengah tidak dinyalakan, namun dari pintu depan terlihat lampu dapur sedang menyala. mungkin lastri sedang di dapur pikirnya.
dia berjalan mengitari kursi di ruang tamu lalu berjalan menyeberangi ruang tengah. mendekati dapur dia mendengar suara suara terengah engah bercampur desah.
'tidak salah lagi ini suara istrinya yang tercinta, lastri' pikirnya.
namun yang menjadi pertanyaan apa yang dilakukan lastri malam malam begini di dapur.
'apakah dia sedang mempersiapkan tempe dagangannya, lalu suara yang lain itu milik siapa' batinnya penasaran.
perlahan lahan, aris mengintip dari balik daun pintu. dia mencari cari posisi arah suara itu dari celah pintu. dia menyapukan pandangannya ke seluruh dapur hingga akhirnya dia menemukan yang dia cari. namun alangkah terkejutnya aris melihat pemandangan di depannya itu.
nafasnya tercekat, tubuhnya kaku tak bergerak, dan perasaan marah perlahan muncul dalam dirinya.
'anh....hah...hah..hahhhnh' desah lastri
'apa apaan ini?!' geram aris dalam hati
'ohh...hemmmmmmh....hah'
'suara ini, jangan jangan' batin aris tertahan
aris tidak percaya dengan apa yang dia lihat. lastri, sang istri, saat itu dalam keadaan telanjang bulat. dia bertumpu dengan kedua tangannya pada tiang kayu penyangga rumah. dari belakanh sepasang tangan tengah meremas remas buah dada besar yang menggantung milik istrinya itu. jari jari tangan itu sesekali memelintir dan menarik pentil hitam milik istrinya itu hingga menjadi tegang sempurna.
'ahhh....anhhh..ahnnnnnn....ahhhhh'
kembali suara desahan istrinya memenuhi seluruh isi dapur.
'hahnhh..enak remes terus tetekku mas'
aris semakin bingung dan penasaran. siapa sebenarnya sosok misterius yang oleh istrinya dipanggil 'mas' itu.
'fuahhhhh.....hnnnnffff' kembali suara desahan tertahan keluar dari mulut lastri.
tidak cukup di situ, kini dia baru menyadari sosok di belakang lastri itu sedang menyetubuhinya dari belakang. terlihat paha sosok misterius yang aris yakini seorang laki laki itu beradu dengan bongkahan pantat seksi milik lastri.
'cepet mas ahhhh cepet' kata lastri kembali menyemangati sosok di belakangnya itu.
'ohhhh....sodok silitku yang keras mas'
'apa apaan ini' batin aris.
lastri kini sedang di anal oleh orang lain. lastri memberikan lubang anusnya untuk dimasuki penis orang lain.
'ahnhhhhh...buat aku orgasme seperti kemarin mas'
aris semakin marah ternyata bukan baru pertama kali ini lastri di anal oleh orang lain. bagaimana mungkin lastri, yang dia kenal setia itu, melayani lelaki lain dengan menggunakan lubang anusnya. sesuatu yang dia sendiri, sebagai suami sah lastri, bahkan belum pernah dia lakukan.
'kamu suka nduk silitmu di sodok kontolku seperti ini?' tanya suara misterius itu pada lastri.
'ahhnnnhhh suka masssss...ahhhhh'
'kamu lebih suka mana, kontolku atau kontol suamimu?'
namun lastri hanya dia menunduk, menahan nikmat.
'ayo jawab, kalo ndak jawab pertanyaanku pentilmu akan ku.....'
'ahhhhinnnnhhhhhhhh....ahhhhhkku lebih sssshsuka kontolmu massssh' jawab lastri
'aku lebih suka silitku disodok dengan kontol besarmu mas...eahhhh.ahhh..ah' tambah lastri lagi.
'bagus, sekarang terima pejuhku ndukkkkkk...ahhhhhhh'
'cretttt...crettttt...cret' sperma kini memenuhi rongga anus lastri.
saking banyaknya sperma yang dikeluarkan di anus lastri, sampai sampai sperma itu meleleh keluar membasahi paha mulus lastri.
di tengah tengah konsentrasi aris menyaksikan perselingkuhan istrinya itu tiba tiba terdengar suara istrinya memanggil.
'mas aris......mas aris....mas...'
---------------------------------------------------------------------------
'uwahhhhh......hah...hah...hah'
aris tiba tiba bangun terduduk di atas tempat tidur. nafasnya terengah engah. lastri istrinya kini sudah ada di sampingnya. dia baru sadar yang barusan dia alami itu hanya mimpi.
'aduhhh...maaf pakne sudah bikin kaget pakne' kata lastri sambil duduk di samping aris.
'oh..ndak apa apa bune'
'yasudah...ini sudah pagi. ayo bangun'
'fiuhhhh...ndak mungkin lastri berselingkuh' batin aris lega.
pagi itu seisi rumah tengah bersiap dengan kesibukan masing masing. aris hari ini sudah mulai membawa truk untuk mengangkut pasir lagi. sedangkan lastri kini sudah genap 3 minggu bekerja di rumah pak sastro. lastri kini tidak lagi setiap hari ke pasar, dia masih membuat tempe namun untuk menjualnya dia menitipkan pada tetangganya yang juga berjualan sayur di pasar. karena kesibukannya mengurus pak sastro kini dia hanya lima hari sekali ke pasar yaitu pada hari pasaran, itupun harus berangkat agak siang setelah menyelesaikan tugasnya di rumah pak sastro.
'bune, aku berangkat dulu'
'iya pakne, ati ati, ndak usah ngoyo ngoyo dulu kalo masih ndak kuat dipake ngaso dulu' pesan lastri pada suaminya.
'santai saja bune, ini sudah sehat kok' kata aris sambil menepuk nepuk pundaknya.
'bune kenapa? kok pucet? apa kurang sehat' tanya aris kepada lastri yang nampak memikirkan sesuatu.
'ndak ada apa apa, sudah sana berangkat'
lastri lalu mencium tangan suaminya lalu melepas kepergian aris dari teras rumah. setelah truk yang dibawa aris sudah hilang dari pandangan matanya. setelah itu dia segera berkemas kemas menyiapkan tempe sekaligus bersiap ke rumah pak sastro.
sebenarnya hari inilah yang ditakuti lastri selama ini, meskipun sudah 3 minggu bekerja di rumah pak sastro, lastri selalu bisa menghindar dari jeratan pak sastro. namun itu semua bukan tanpa alasan, selama 3 minggu itu pula aris ikut membantu dirinya membersihkan dan merawat rumah pak sastro. sehingga pak sastro agak mengendurkan niatnya untuk kembali menikmati tubuh lastri. akan tetapi mulai hari ini, lastri, seorang diri harus kembali ke rumah itu. tempat dimana tepat 7 minggu yang lalu lastri terpaksa harus melayani nafsu bejat sang pemilik rumah, yang tidak lain adalah pak sastro, karena terdesak kebutuhan uang untuk operasi suaminya.
perlahan setelah mengunci rumah lastri berjalan menyusuri jalanan desanya.
'ini uangnya yang kemarin' kata bu karni, tetangga sekaligus penjual sayur di pasar tempat lastri biasa berjualan.
'matur nuwun,mabkyu, duluan ya'
setelah mampir sebentar di rumah tetangga yang dia biasa titipi tempe, dia kembali meneruskan langkah kakinya ke rumah pak sastro. perasaannya menjadi tidak karuan memikirkan apa yang mungkin terjadi nanti.
akhirnya sampailah dia di depan pintu rumah bergaya joglo kuno itu. meskipun beraksitektur klasik namun material rumah itu terlihat sangat mewah. namun begitu, semua itu tak mampu menutupi kelakuan bejat pemiliknya di mata lastri.
'tok tok tok' suara ketukan tangan lastri pada pintu berbahan kayu jati itu.
'iya, sebentar' jawab suara dari dalam yang lastri ketahui milik pak sastro
'eh nduk lastri, pagi pagi kok sudah kesini?' goda pak sastro 'lha suamimu mana?'
'mas aris sudah narik pasir lagi pak' jawab lastri pelan yang sebenarnya enggan meladeni percakapan dengan pak sastro 'saya permisi ke belakang dulu pak'
pagi itu selama lastri bekerja di rumah itu tidak ada gangguan berarti dari pak sastro. lastri berpikir pak sastro sudah tidak menginginkan dirinya lagi. namun lastri masih tetap waspada selama berada di rumah itu, dan berusaha sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaannya lalu langsung pulang setelah semuanya selesai.
namun keadaan berbeda terjadi pada siang harinya ketika lastri menyiapkan makan siang untuk pak sastro. setelah makan siang tersedia di atas meja makan, lastri bermaksud mempersilakan pak sastro untuk makan. lastri menuju ruang keluarga tempat pak sastro sedang menonton tv.
'monggo pak, makanannya sud....'
lastri terkejut hingga tidak dapat menyelesaikan perkataannya.
pak sastro sedang memegangi penisnya sambil melihat ke arah tv. dia mengelus elus penis hitamnya yang telah keluar dari balik sarung yang sehari hari dipakainya. sementara itu, lastri melihat adegan orang berhubungan seks di layar televisi led 42 inch milik pak sastro. dia tidak bisa berkata kata melihat adegan dimana seorang perempuan muda yang memakai baju perawat tengah disetubuhi secara bersama sama alias digangbang oleh sekelompok orang tua penghuni panti jompo. karena terlalu fokus melihat ke arah layar tv, lastri tidak menyadari pak sastro memperhatikannya dari tadi.
'ada apa nduk? nduk lastri?'
'eh...iya...anu...itu pak makan siangnya sudah siap' ucapa lastri sedikit terbata.
'ya...aku tak makan dulu. kalau mau lihat film duduk yang enak di kursi situ.hehehe'
tersadar akan godaan pak sastro lastri berniat segera menghindar.
'saya ke belakang dulu pak, masih ada cucian piring' jawab lastri.
lastri berjalan menuju ke dapur, pikirannnya penuh dengan adegan adegan yang ditampilkan di ayar tv tadi. entah bagaimana tubuhnya merasa panas melihat adegan perempuan muda tadi di hajar bersama sama oleh kakek kakek tua. tidak ingin larut dalam hal itu lastri, segera membuang jauh bayangan tadi dan mulai mencuci piring agar bisa segera pulang dan terhindar dari hal hal yang tidak dia inginkan.
karena terlalu buru buru mencuci piring, lastri sampai tidak sadar ada pak sastro yang sekarang sudah berdiri tepat dibelakangnya. ketika sedang membilas piring terakhir, tiba tiba.
'srettttttt'
'tranggggg'
sepasang tangan pak sastro kini sudah memegang sempurna kedua buah dada lastri. saking terkejutnya lastri sampai menjatuhkan piring yang dipegangnya ke dalam bak cucian. buah dadanya yang masih tertutup baju diremas remas kasar oleh tangan hitam pak sastro.
'hiuhhhhhhh...ehmm...jja..ja..jangan pak' ucap lastri.
sambil melawan untuk melepaskan diri dari dekapan pak sastro. namun entah kenapa dia seperti tidak berdaya melawannya.
'susumu mantep nduk, kurasa-rasakan semakin besar saja tetekmu ini' kata pak sastro sambil terus meremas payudara besar milik lastri.
'ampun pakk....sudahhhhh pahhhkkkk'
'berhh...hentiiiiii phakkkk..ahhhhnnnnn'
namun semua itu tidak di dengar pak sastro. bahkan kini jari jemari tangannya mulai melepas kancing baju lengan panjang yang dipakai lastri.
'hyah..hahhhh.haaaaahhhh'
kini pak sastro sibuk meremas buah dada lastri yang hanya terbungkus beha hitam dengan model full-support itu. beha yang tadinya membungkus sempurna seluruh buah dada lastri kini sudah terkoyak tak beraturan akibat remasan tangan pak sastro. beha yang dipakai lastri kini sudah terangkat di atas gundukan payudara lstri. kini kulit putih mulus buah dada lastri beradu langsung dengan tangan hitam nan kasar pak sastro.
'haaaahh.....ahhhhhhh...aduhhhh pakkkk sakit sudah pakkkkk' lastri memelas.
pentil hitamnya yang sudah tegang sempurna kembali menjadi sasaran tangan pak sastro. kedua pentilnya kini dipilin dan ditarik tarik dengan kasar. bahkan kadang pak sastro mencubitnya dengan menggunakan kuku panjangnya. seharusnya lastri merasa kesakitan namun entah kenapa sensasi itu berubah menjadi sensasi nikmat yang membuat dirinya terangsang.
'selain suamimu, pasti sudah banyak lelaki lain yang memegang susumu ini tho nduk? hahahha'
'nhah....hahn..ndak pahkkkk....ndak...ada.....ahhhh..hah...hukkkh'
'jangan bohong kamu, hahah' kata pak sastro sambil kembali mencubit pentil lastri dengan kasar.
kini tangan kiri pak sastro mulai turun menyusuri perut lastri. jari jarinya mulai menyusup masuk ke dalam rok batik yang dipakai lastri. jari jari itu terus masuk ke dalam celana dalam lastri hingga akhirnya sampai ke bibir vagina lastri.
'jangann...pahhkkk....ahhh...ahhh'
'kamu itu dari tadi ngomong jangan, tapi sampai basah begini. hahahaha'
kembali jari jari pak sastro mengobok obok vagina lastri. kombinasi remasan payudara dan permainan jari pak sastro pada vaginannya membuat lastri kini sudah terangsang berat.
namun bukannya langsung menyetubuhinya seperti biasa. pak sastro justru memintanya berjongkok di depannya.
'sekarang buka sarungku nduk' perintah pak sastro.
tanpa keinginan melawan, lastri kini pasrah, tangannya mulai membuka ikatan sarung kotak kotak berwarna coklat yang dipakai pak sastro. setelah sarung itu melorot ke lantai, terpampanglah penis hitam milik pak sastro yang masih tertunduk lesu.
'ayo nduk, kontolku diemut'
lastri tanpa ragu memasukkan penis hitam besar itu dalam mulutnya. mulai dihisapnya penis itu pelan. dia merasakan penis dalam mulutnya itu sedikit demi sedikit mulai membesar.
'nh...hnnn.nbuhhh...nguh'
'nh.....nhahh'
kini penis pak sastro sudah menegang sempurna dalam mulutnya. pak sastro kini mulai memaju mundurkan penisnya dalam mulut lastri. penis hitam itu menghujam hingga rongga tenggorokan lastri.
'oghhh.....nh...bhuuhhhhhhhhhh'
'kamu itu istri nakal nduk.hahahha. disuruh kerja di rumah orang kok sekarang malah nyepong kontol yang punya rumah.hahahhahaha'
'ahhhhh...eahhhhh..ughhh...uahhh'
pak sastro menarik penisnya keluar dari mulut lastri. penis hitamnya itu kini basah karena air liur lastri.
'suddahh...pa..hemmmmmm'
belum sampai lastri menyelesaikan kalimatnya. penis pak sastro sudah menjejali mulutnya lagi. kini pak sastro semakin liar menghujamkan penisnya dalam mulut lastri.
'nbuhhhhh...nggguhhh' hanya itu suara yang keluar dari mulut lastri.
pikiran lastri kini kosong, dia sudah tidak mampu berpikir lagi. yang ada dipikirannya hanya penis besar pak sastro yang kini sedang menghujam mulutnya.
'gimana ndukkkk. enakkk tho kontolku? lebih nikmat dari punya suamimu kan?hahahhaha'
'aghhhh...oghhhh....obhhh' lastri tidak bisa menjawab apa apa.
'suaramu ngemut kontolku seksi sekali ndukkkk.ahhhhh'
pak sastro semakin cepat dan tidak beraturan hujaman penisnya. beberapa kali lastri tersedak dan tidak bisa bernafas karena penis panjang dan besar itu masuk sampai tenggorokannya.
'sekarang terima pejuhku ndukkkk.....ahhhhhhhhhh'
'serrrr....serrrrr....serrrrrrrr'
cairan sperma putih yang kental dan panas membanjiri mulut lastri. pak sastro masih menghujamkan penisnya sampai akhirnya orgasmenya selesai. saking banyaknya sperma yang keluar sampai tidak tertapung dalam mulut lastri dan meleleh keluar. lelehan sperma itu membasahi jilbab biru yang dia pakai dan beha yang tadi tertarik ke atas gundukan payudaranya. bahkan beebrapa sampai menetes membasahi baju lengan panjang yang dipakainya.
'hah..hahh...hahhhhhhh'
lastri terengah engah. dia mencoba megatur nafas setelah dipaksa mengoral penis besar pak sastro.
'sudah sekarang kamu pulang sana' kata pak sastro.
lastri terkejut mendengar kata kata itu. dia tidak menyangka pak sastro tidak melanjutkan menyetubuhinya. dia bersyukur hanya sampai disitu perlakuan kurang ajar pak sastro padanya. namun jauh dalam lubuk hatinya dia merasakan sedikit kekecewaan. entah mengapa dia merasa seperti itu.
setelah membetulkan pakaiannya, tanpa bersih bersih dahulu, dia segera pamit pulang.
'saya pulang dulu, pak sastro'
'yaa. nanti sore saya tolong dibuatke sayur terong ya ndukk'
'nggih pak'
lastri segera meninggalkan rumah pak sastro. sepanjang perjalanan dia hanya melamun memikirkan perlakuan pak sastro padanya. jilbab dan baju lengan panjang yang dia pakai masih terdapat bercak bercak sperma pak sastro. untung saja saat itu jalanan sepi sehingga tidak ada yang melihatnya dan mencurigai apa yang baru saja dilakukan lastri di ruamh pak sastro.
---------------------------------------------------------------------------
sejak kejadian siang itu, setiap lastri datang ke rumah pak sastro. dia selalu dipaksa mengoral penisnya. namun anehnya selama seminggu setelahnya, dia hanya diminta mengoral ppenis pak sastro tanpa pernah disetubuhi. dari hari ke hari, perasaan lastri semakin tidak karuan. dia selalu terangsang berat setelah mengoral penis pak sastro. namun dia juga tidak mendapat pelampiasan. suaminya yang hanya pulang tiga hari sekali juga tidak dapat memuaskan nafsu seks lastri yang kian hari kian menggebu.
kini lastri sering bermasturbasi sendiri. dia memainkan vaginanya dengan jari jari tangannya sendiri. atau jiak ada barang yang bisa dipakai dia akan menggunakannnya untuk masturbasi. terong, botol kecap, kayu penumbuk bumbu dan benda lain yang ada disekitarnya dia gunakan semata mata untuk memuaskan hasrat seksnya yang sepertinya tidak pernah habis.
---------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------
malam itu aris baru saja pulang dari mengantar pasir. hujan gerimis turun membasahi tanah pegunungan kapur khas daerah tempatnya tinggal. cahaya lampu truk aris menyoroti gapura kayu, penanda jalan masuk ke desanya. dia melihat jam di dasboard yang menunjukkan pukul setengah dua belas malam. setelah memarkirkan toyota dyna warna hijau tunggangannya sehari hari, dia segera masuk ke dalam rumah. aneh, tidak biasanya rumahnya dibiarkan gelap seperti ini. lampu ruang tamu dan ruang tengah tidak dinyalakan, namun dari pintu depan terlihat lampu dapur sedang menyala. mungkin lastri sedang di dapur pikirnya.
dia berjalan mengitari kursi di ruang tamu lalu berjalan menyeberangi ruang tengah. mendekati dapur dia mendengar suara suara terengah engah bercampur desah.
'tidak salah lagi ini suara istrinya yang tercinta, lastri' pikirnya.
namun yang menjadi pertanyaan apa yang dilakukan lastri malam malam begini di dapur.
'apakah dia sedang mempersiapkan tempe dagangannya, lalu suara yang lain itu milik siapa' batinnya penasaran.
perlahan lahan, aris mengintip dari balik daun pintu. dia mencari cari posisi arah suara itu dari celah pintu. dia menyapukan pandangannya ke seluruh dapur hingga akhirnya dia menemukan yang dia cari. namun alangkah terkejutnya aris melihat pemandangan di depannya itu.
nafasnya tercekat, tubuhnya kaku tak bergerak, dan perasaan marah perlahan muncul dalam dirinya.
'anh....hah...hah..hahhhnh' desah lastri
'apa apaan ini?!' geram aris dalam hati
'ohh...hemmmmmmh....hah'
'suara ini, jangan jangan' batin aris tertahan
aris tidak percaya dengan apa yang dia lihat. lastri, sang istri, saat itu dalam keadaan telanjang bulat. dia bertumpu dengan kedua tangannya pada tiang kayu penyangga rumah. dari belakanh sepasang tangan tengah meremas remas buah dada besar yang menggantung milik istrinya itu. jari jari tangan itu sesekali memelintir dan menarik pentil hitam milik istrinya itu hingga menjadi tegang sempurna.
'ahhh....anhhh..ahnnnnnn....ahhhhh'
kembali suara desahan istrinya memenuhi seluruh isi dapur.
'hahnhh..enak remes terus tetekku mas'
aris semakin bingung dan penasaran. siapa sebenarnya sosok misterius yang oleh istrinya dipanggil 'mas' itu.
'fuahhhhh.....hnnnnffff' kembali suara desahan tertahan keluar dari mulut lastri.
tidak cukup di situ, kini dia baru menyadari sosok di belakang lastri itu sedang menyetubuhinya dari belakang. terlihat paha sosok misterius yang aris yakini seorang laki laki itu beradu dengan bongkahan pantat seksi milik lastri.
'cepet mas ahhhh cepet' kata lastri kembali menyemangati sosok di belakangnya itu.
'ohhhh....sodok silitku yang keras mas'
'apa apaan ini' batin aris.
lastri kini sedang di anal oleh orang lain. lastri memberikan lubang anusnya untuk dimasuki penis orang lain.
'ahnhhhhh...buat aku orgasme seperti kemarin mas'
aris semakin marah ternyata bukan baru pertama kali ini lastri di anal oleh orang lain. bagaimana mungkin lastri, yang dia kenal setia itu, melayani lelaki lain dengan menggunakan lubang anusnya. sesuatu yang dia sendiri, sebagai suami sah lastri, bahkan belum pernah dia lakukan.
'kamu suka nduk silitmu di sodok kontolku seperti ini?' tanya suara misterius itu pada lastri.
'ahhnnnhhh suka masssss...ahhhhh'
'kamu lebih suka mana, kontolku atau kontol suamimu?'
namun lastri hanya dia menunduk, menahan nikmat.
'ayo jawab, kalo ndak jawab pertanyaanku pentilmu akan ku.....'
'ahhhhinnnnhhhhhhhh....ahhhhhkku lebih sssshsuka kontolmu massssh' jawab lastri
'aku lebih suka silitku disodok dengan kontol besarmu mas...eahhhh.ahhh..ah' tambah lastri lagi.
'bagus, sekarang terima pejuhku ndukkkkkk...ahhhhhhh'
'cretttt...crettttt...cret' sperma kini memenuhi rongga anus lastri.
saking banyaknya sperma yang dikeluarkan di anus lastri, sampai sampai sperma itu meleleh keluar membasahi paha mulus lastri.
di tengah tengah konsentrasi aris menyaksikan perselingkuhan istrinya itu tiba tiba terdengar suara istrinya memanggil.
'mas aris......mas aris....mas...'
---------------------------------------------------------------------------
'uwahhhhh......hah...hah...hah'
aris tiba tiba bangun terduduk di atas tempat tidur. nafasnya terengah engah. lastri istrinya kini sudah ada di sampingnya. dia baru sadar yang barusan dia alami itu hanya mimpi.
'aduhhh...maaf pakne sudah bikin kaget pakne' kata lastri sambil duduk di samping aris.
'oh..ndak apa apa bune'
'yasudah...ini sudah pagi. ayo bangun'
'fiuhhhh...ndak mungkin lastri berselingkuh' batin aris lega.
pagi itu seisi rumah tengah bersiap dengan kesibukan masing masing. aris hari ini sudah mulai membawa truk untuk mengangkut pasir lagi. sedangkan lastri kini sudah genap 3 minggu bekerja di rumah pak sastro. lastri kini tidak lagi setiap hari ke pasar, dia masih membuat tempe namun untuk menjualnya dia menitipkan pada tetangganya yang juga berjualan sayur di pasar. karena kesibukannya mengurus pak sastro kini dia hanya lima hari sekali ke pasar yaitu pada hari pasaran, itupun harus berangkat agak siang setelah menyelesaikan tugasnya di rumah pak sastro.
'bune, aku berangkat dulu'
'iya pakne, ati ati, ndak usah ngoyo ngoyo dulu kalo masih ndak kuat dipake ngaso dulu' pesan lastri pada suaminya.
'santai saja bune, ini sudah sehat kok' kata aris sambil menepuk nepuk pundaknya.
'bune kenapa? kok pucet? apa kurang sehat' tanya aris kepada lastri yang nampak memikirkan sesuatu.
'ndak ada apa apa, sudah sana berangkat'
lastri lalu mencium tangan suaminya lalu melepas kepergian aris dari teras rumah. setelah truk yang dibawa aris sudah hilang dari pandangan matanya. setelah itu dia segera berkemas kemas menyiapkan tempe sekaligus bersiap ke rumah pak sastro.
sebenarnya hari inilah yang ditakuti lastri selama ini, meskipun sudah 3 minggu bekerja di rumah pak sastro, lastri selalu bisa menghindar dari jeratan pak sastro. namun itu semua bukan tanpa alasan, selama 3 minggu itu pula aris ikut membantu dirinya membersihkan dan merawat rumah pak sastro. sehingga pak sastro agak mengendurkan niatnya untuk kembali menikmati tubuh lastri. akan tetapi mulai hari ini, lastri, seorang diri harus kembali ke rumah itu. tempat dimana tepat 7 minggu yang lalu lastri terpaksa harus melayani nafsu bejat sang pemilik rumah, yang tidak lain adalah pak sastro, karena terdesak kebutuhan uang untuk operasi suaminya.
perlahan setelah mengunci rumah lastri berjalan menyusuri jalanan desanya.
'ini uangnya yang kemarin' kata bu karni, tetangga sekaligus penjual sayur di pasar tempat lastri biasa berjualan.
'matur nuwun,mabkyu, duluan ya'
setelah mampir sebentar di rumah tetangga yang dia biasa titipi tempe, dia kembali meneruskan langkah kakinya ke rumah pak sastro. perasaannya menjadi tidak karuan memikirkan apa yang mungkin terjadi nanti.
akhirnya sampailah dia di depan pintu rumah bergaya joglo kuno itu. meskipun beraksitektur klasik namun material rumah itu terlihat sangat mewah. namun begitu, semua itu tak mampu menutupi kelakuan bejat pemiliknya di mata lastri.
'tok tok tok' suara ketukan tangan lastri pada pintu berbahan kayu jati itu.
'iya, sebentar' jawab suara dari dalam yang lastri ketahui milik pak sastro
'eh nduk lastri, pagi pagi kok sudah kesini?' goda pak sastro 'lha suamimu mana?'
'mas aris sudah narik pasir lagi pak' jawab lastri pelan yang sebenarnya enggan meladeni percakapan dengan pak sastro 'saya permisi ke belakang dulu pak'
pagi itu selama lastri bekerja di rumah itu tidak ada gangguan berarti dari pak sastro. lastri berpikir pak sastro sudah tidak menginginkan dirinya lagi. namun lastri masih tetap waspada selama berada di rumah itu, dan berusaha sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaannya lalu langsung pulang setelah semuanya selesai.
namun keadaan berbeda terjadi pada siang harinya ketika lastri menyiapkan makan siang untuk pak sastro. setelah makan siang tersedia di atas meja makan, lastri bermaksud mempersilakan pak sastro untuk makan. lastri menuju ruang keluarga tempat pak sastro sedang menonton tv.
'monggo pak, makanannya sud....'
lastri terkejut hingga tidak dapat menyelesaikan perkataannya.
pak sastro sedang memegangi penisnya sambil melihat ke arah tv. dia mengelus elus penis hitamnya yang telah keluar dari balik sarung yang sehari hari dipakainya. sementara itu, lastri melihat adegan orang berhubungan seks di layar televisi led 42 inch milik pak sastro. dia tidak bisa berkata kata melihat adegan dimana seorang perempuan muda yang memakai baju perawat tengah disetubuhi secara bersama sama alias digangbang oleh sekelompok orang tua penghuni panti jompo. karena terlalu fokus melihat ke arah layar tv, lastri tidak menyadari pak sastro memperhatikannya dari tadi.
'ada apa nduk? nduk lastri?'
'eh...iya...anu...itu pak makan siangnya sudah siap' ucapa lastri sedikit terbata.
'ya...aku tak makan dulu. kalau mau lihat film duduk yang enak di kursi situ.hehehe'
tersadar akan godaan pak sastro lastri berniat segera menghindar.
'saya ke belakang dulu pak, masih ada cucian piring' jawab lastri.
lastri berjalan menuju ke dapur, pikirannnya penuh dengan adegan adegan yang ditampilkan di ayar tv tadi. entah bagaimana tubuhnya merasa panas melihat adegan perempuan muda tadi di hajar bersama sama oleh kakek kakek tua. tidak ingin larut dalam hal itu lastri, segera membuang jauh bayangan tadi dan mulai mencuci piring agar bisa segera pulang dan terhindar dari hal hal yang tidak dia inginkan.
karena terlalu buru buru mencuci piring, lastri sampai tidak sadar ada pak sastro yang sekarang sudah berdiri tepat dibelakangnya. ketika sedang membilas piring terakhir, tiba tiba.
'srettttttt'
'tranggggg'
sepasang tangan pak sastro kini sudah memegang sempurna kedua buah dada lastri. saking terkejutnya lastri sampai menjatuhkan piring yang dipegangnya ke dalam bak cucian. buah dadanya yang masih tertutup baju diremas remas kasar oleh tangan hitam pak sastro.
'hiuhhhhhhh...ehmm...jja..ja..jangan pak' ucap lastri.
sambil melawan untuk melepaskan diri dari dekapan pak sastro. namun entah kenapa dia seperti tidak berdaya melawannya.
'susumu mantep nduk, kurasa-rasakan semakin besar saja tetekmu ini' kata pak sastro sambil terus meremas payudara besar milik lastri.
'ampun pakk....sudahhhhh pahhhkkkk'
'berhh...hentiiiiii phakkkk..ahhhhnnnnn'
namun semua itu tidak di dengar pak sastro. bahkan kini jari jemari tangannya mulai melepas kancing baju lengan panjang yang dipakai lastri.
'hyah..hahhhh.haaaaahhhh'
kini pak sastro sibuk meremas buah dada lastri yang hanya terbungkus beha hitam dengan model full-support itu. beha yang tadinya membungkus sempurna seluruh buah dada lastri kini sudah terkoyak tak beraturan akibat remasan tangan pak sastro. beha yang dipakai lastri kini sudah terangkat di atas gundukan payudara lstri. kini kulit putih mulus buah dada lastri beradu langsung dengan tangan hitam nan kasar pak sastro.
'haaaahh.....ahhhhhhh...aduhhhh pakkkk sakit sudah pakkkkk' lastri memelas.
pentil hitamnya yang sudah tegang sempurna kembali menjadi sasaran tangan pak sastro. kedua pentilnya kini dipilin dan ditarik tarik dengan kasar. bahkan kadang pak sastro mencubitnya dengan menggunakan kuku panjangnya. seharusnya lastri merasa kesakitan namun entah kenapa sensasi itu berubah menjadi sensasi nikmat yang membuat dirinya terangsang.
'selain suamimu, pasti sudah banyak lelaki lain yang memegang susumu ini tho nduk? hahahha'
'nhah....hahn..ndak pahkkkk....ndak...ada.....ahhhh..hah...hukkkh'
'jangan bohong kamu, hahah' kata pak sastro sambil kembali mencubit pentil lastri dengan kasar.
kini tangan kiri pak sastro mulai turun menyusuri perut lastri. jari jarinya mulai menyusup masuk ke dalam rok batik yang dipakai lastri. jari jari itu terus masuk ke dalam celana dalam lastri hingga akhirnya sampai ke bibir vagina lastri.
'jangann...pahhkkk....ahhh...ahhh'
'kamu itu dari tadi ngomong jangan, tapi sampai basah begini. hahahaha'
kembali jari jari pak sastro mengobok obok vagina lastri. kombinasi remasan payudara dan permainan jari pak sastro pada vaginannya membuat lastri kini sudah terangsang berat.
namun bukannya langsung menyetubuhinya seperti biasa. pak sastro justru memintanya berjongkok di depannya.
'sekarang buka sarungku nduk' perintah pak sastro.
tanpa keinginan melawan, lastri kini pasrah, tangannya mulai membuka ikatan sarung kotak kotak berwarna coklat yang dipakai pak sastro. setelah sarung itu melorot ke lantai, terpampanglah penis hitam milik pak sastro yang masih tertunduk lesu.
'ayo nduk, kontolku diemut'
lastri tanpa ragu memasukkan penis hitam besar itu dalam mulutnya. mulai dihisapnya penis itu pelan. dia merasakan penis dalam mulutnya itu sedikit demi sedikit mulai membesar.
'nh...hnnn.nbuhhh...nguh'
'nh.....nhahh'
kini penis pak sastro sudah menegang sempurna dalam mulutnya. pak sastro kini mulai memaju mundurkan penisnya dalam mulut lastri. penis hitam itu menghujam hingga rongga tenggorokan lastri.
'oghhh.....nh...bhuuhhhhhhhhhh'
'kamu itu istri nakal nduk.hahahha. disuruh kerja di rumah orang kok sekarang malah nyepong kontol yang punya rumah.hahahhahaha'
'ahhhhh...eahhhhh..ughhh...uahhh'
pak sastro menarik penisnya keluar dari mulut lastri. penis hitamnya itu kini basah karena air liur lastri.
'suddahh...pa..hemmmmmm'
belum sampai lastri menyelesaikan kalimatnya. penis pak sastro sudah menjejali mulutnya lagi. kini pak sastro semakin liar menghujamkan penisnya dalam mulut lastri.
'nbuhhhhh...nggguhhh' hanya itu suara yang keluar dari mulut lastri.
pikiran lastri kini kosong, dia sudah tidak mampu berpikir lagi. yang ada dipikirannya hanya penis besar pak sastro yang kini sedang menghujam mulutnya.
'gimana ndukkkk. enakkk tho kontolku? lebih nikmat dari punya suamimu kan?hahahhaha'
'aghhhh...oghhhh....obhhh' lastri tidak bisa menjawab apa apa.
'suaramu ngemut kontolku seksi sekali ndukkkk.ahhhhh'
pak sastro semakin cepat dan tidak beraturan hujaman penisnya. beberapa kali lastri tersedak dan tidak bisa bernafas karena penis panjang dan besar itu masuk sampai tenggorokannya.
'sekarang terima pejuhku ndukkkk.....ahhhhhhhhhh'
'serrrr....serrrrr....serrrrrrrr'
cairan sperma putih yang kental dan panas membanjiri mulut lastri. pak sastro masih menghujamkan penisnya sampai akhirnya orgasmenya selesai. saking banyaknya sperma yang keluar sampai tidak tertapung dalam mulut lastri dan meleleh keluar. lelehan sperma itu membasahi jilbab biru yang dia pakai dan beha yang tadi tertarik ke atas gundukan payudaranya. bahkan beebrapa sampai menetes membasahi baju lengan panjang yang dipakainya.
'hah..hahh...hahhhhhhh'
lastri terengah engah. dia mencoba megatur nafas setelah dipaksa mengoral penis besar pak sastro.
'sudah sekarang kamu pulang sana' kata pak sastro.
lastri terkejut mendengar kata kata itu. dia tidak menyangka pak sastro tidak melanjutkan menyetubuhinya. dia bersyukur hanya sampai disitu perlakuan kurang ajar pak sastro padanya. namun jauh dalam lubuk hatinya dia merasakan sedikit kekecewaan. entah mengapa dia merasa seperti itu.
setelah membetulkan pakaiannya, tanpa bersih bersih dahulu, dia segera pamit pulang.
'saya pulang dulu, pak sastro'
'yaa. nanti sore saya tolong dibuatke sayur terong ya ndukk'
'nggih pak'
lastri segera meninggalkan rumah pak sastro. sepanjang perjalanan dia hanya melamun memikirkan perlakuan pak sastro padanya. jilbab dan baju lengan panjang yang dia pakai masih terdapat bercak bercak sperma pak sastro. untung saja saat itu jalanan sepi sehingga tidak ada yang melihatnya dan mencurigai apa yang baru saja dilakukan lastri di ruamh pak sastro.
---------------------------------------------------------------------------
sejak kejadian siang itu, setiap lastri datang ke rumah pak sastro. dia selalu dipaksa mengoral penisnya. namun anehnya selama seminggu setelahnya, dia hanya diminta mengoral ppenis pak sastro tanpa pernah disetubuhi. dari hari ke hari, perasaan lastri semakin tidak karuan. dia selalu terangsang berat setelah mengoral penis pak sastro. namun dia juga tidak mendapat pelampiasan. suaminya yang hanya pulang tiga hari sekali juga tidak dapat memuaskan nafsu seks lastri yang kian hari kian menggebu.
kini lastri sering bermasturbasi sendiri. dia memainkan vaginanya dengan jari jari tangannya sendiri. atau jiak ada barang yang bisa dipakai dia akan menggunakannnya untuk masturbasi. terong, botol kecap, kayu penumbuk bumbu dan benda lain yang ada disekitarnya dia gunakan semata mata untuk memuaskan hasrat seksnya yang sepertinya tidak pernah habis.
---------------------------------------------------------------------
Terakhir diubah: