Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY UNKNOWN

Bimabet
05&06
Identitas Baru & Sebuah Test Pertarungan Kecil...! (Bagian A)

"Lama tak berjumpa tuan Frans? ".

Seorang pria yang wajahnya dikenal oleh Frans. Kini tepat berdiri didepannya, menyapa dirintadengan senyuman tepat sesudah ia keluar dari ruangan khusus.

"Pria ini ! Padahal hanya beberapa bulan,aku tak berjumpa dengannya lagi. Dia sudah berbeda dengan yang dulu. Tampaknya kekuatannya sudah dibangkitkan." Bathin Frans dengan matanya yang bersinar dia mencoba mencari mengetahui seberapa besar kekuatan pria itu.

"Kau !? sudah lama yah," Balas Frans dengan ramah.

"Hehehe tampaknya tuan Frans tidak melupakan saya," Kata Pria tersebut ,seolah-olah membawa kembali ingatan Frans ketika pertama kali ia bertemu dengan Pria yang berdiri tepat didepannya saat ini.

"Yah, aku masih ingat............."

~oOo~

Sekitar 4 bulan yang lalu,

Di sebuah Villa besar yang jauh dari pemukiman penduduk, di salah satu kamar. Terlihat seorang pemuda masih belum bangun dari tidur lelapnya.
......................................................

"Dimana aku sekarang ini?". Kata pemuda itu yang tak tahu tempat, dia berada sekarang ini.

Sebentar pemuda itu mencoba melihat sekelilingnya, namun sayangnya pandangan mata seperti terhalang sebuah kabut lebat. Bahkan ia merasa seluruh tubuhnya saat ini terasa sangat sakit dan seolah-olah mati rasa.

"Tapi kenapa badanku terasa sakit dan mati rasa seperti ini?" Katanya lagi, lalu tiba-tiba muncul 5 sosok misterius dihadapannya dengan sebuah tekanan kuat dan tawa mengelegar yang keluar dari mulut mereka. Sehingga membuat dirinya teringat kembali, sebuah kejadian sama yang pernah dialaminya.

"Dan siapa mereka ?" bathin pemuda itu yang tidak bisa melihat jelas wajah dari 5 sosok misterius tersebut.

5 sosok misterius itu terlihat mengucapkan sesuatu padanya, namun sayangnya bahasa yang mereka ucapkan tidak bisa sama sekali dimengerti oleh pemuda itu. Hanya sebuah tawa dan tatapan sinis yang pemuda itu mengerti, bahkan membuat jantungnya saat ini berdetak sangat kencang.

Degh...degh....degh...degh...degh..

"Ah, perasaan ini, rasanya aku pernah merasakan hal yang sama seperti ini sebelumnya !" Bathin pemuda itu sambil mengeraskan rahangnya.

Semua perasaan yang pemuda itu, saat ini ia rasakan. Sama dengan rasa yang pernah dialaminya dulu. Semua rasa emosi, penuh dengan kebencian seolah meluap sangat deras dalam tubuh pemuda itu."Rasanya semua darahku mendidih ketika melihat senyum dan tawa mereka semua !!"

Dengan tatapan mata tajam dan sebuah kekuataan yang tiba-tiba muncul dalam tubuh, ia mengucapkan sebuah janji pada dirinya sendiri untuk membalas semua yang ia rasakan saat ini. "Aku akan membalasnya ! Yah, aku pasti akan membalas semuanya !!!".
................

"Haaa....!!" Teriak seketika pemuda itu terbangun langsung dari tidurnya.

Terlihat nafas pemuda itu masih tersengal-sengal dengan keringatnya yang bercucuran. Sejenak pemuda itu mencoba menenangkan dirinya sambil melihat keadaan sekelilinginya. "Dimana aku? " Bathin pemuda itu ketika ia menyadari dirinya kini sudah berada dikamar.

Perlahan pemuda itu pun turun dari atas ranjang, lalu berjalan menunju sebuah cermin yang berada didalam kamar itu. Dan betapa terkejutnya pemuda itu ketika melihat wajah, juga penampilannya telah berubah drastis.

Degh...!

"Kenapa wajahku berubah !?" Kata pemuda itu sambil memegang wajahnya perlahan didepan cermin. Dan saat ia sedang terdiam mengamati perubahan yang ada di dirinya, tiba-tiba pemuda itu mendengar sebuah suara yang menyapa dirinya.

"Tuan, akhirnya anda sudah sadar." Suara itu terdengar jelas olehnya.

"Siapa itu !?" Balas pemuda itu sambil mencari sumber suara tersebut.

"Saya disini tuan,"

Sebuah pedang yang berkarat, muncul dan melayang tepat didepannya. Hingga sedikit membuat pemuda itu sedikit terkejut dan teringat kembali ia pertama kalinya, ia bertemu pedang yang berkarat tersebut.

"Apakah kamu mau membalas dendammu itu?".

Tiba-tiba terdengar sangat jelas suara seseorang, setelah ia berteriak dengan kerasnya tadi. "Siapa disana?"tanyanya.

Namun sayang ia tidak melihat apa-apapun, karena tempat ini sangat gelap,Bahkan ia saat ini tak tahu dimana tempat ini berada. "Aku bertanya sekali, siapa kamu? " tanyanya dengan suara agak keras.

"Apakah kamu mau membalas dendammu itu?".

Sekali lagi bukannya jawaban dari pertanyaan yang ia tanyakan, ia malah mendengarkan suara sama dari pertama kali ia dengarkan tadi. "Apakah kamu mau membalas dendammu itu?".

"Balas dendam ?"

Ya ! Ia sangat menginginkan itu, bahkan jika ia diberikan satu kali kesempatan lagi. Ia tak peduli dengan jalan yang harus ditempuh nantinya. Dan suara itu sekali lagi terdengar olehnya.

"Apakah kamu mau membalas dendammu itu?".

" YA"

Tanpa ragu ia pun mengiyakannya, dan akhirnya terlihat sebuah sinar yang membuat jalan lurus untuk dilaluinya. Dengan langkah tanpa ragu ia mulai melangkahkan kakinya di sebuah jalan yang akan menentukan arah sebuah masa depannya.

"Masa depan yang tak bisa terlihat."

"Masa depan yang tak bisa diperdiksi."

"Namun itulah sebuah pilihan jalan hidupnya, hanya untuk balas dendam !!."

Langkah demi langkah ia pun berjalan, namun ada sebuah perasaan yang tak menentu ia rasakan saat ini.

"Sepertinya aku merasakan ada banyak mata yang memandangku saat ini,"Gumamnya saat ia berjalan dijalan ini, bahkan ia pun mendengar suara lagi namun berbeda dari pertama kali ia dengar dan juga suara mengunakan sebuah bahasa yang sama sekali ia mengerti.

"Sang Raja telah tiba !!"
"Sang Raja telah tiba !!"
"Sang Raja telah tiba !!"

Satu suara, dua suara bahkan lebih tak tak terhitung jumlahnya ! Sorakan-sorakan yang mengambarkan sebuah kegembiraan pun mulai terdengar, namun ia hanya bisa merasakan rasa tersebut tanpa mengetahui arti sorakan tersebut sama sekali.

Pada akhirnya ia telah sampai didepan sebuah pedang berkarat yang menancap disebuah gundukan tanah dengan kondisi banyak rantai yang mengikat pedang berkarat tersebut.

"Apakah kamu yang berbicara padaku sebelumnya?" tanyanya mengikuti naluri yang tiba-tiba dalam benaknya.

"Akhirnya anda telah sampai disini, sekian lamanya! " Suara pedang berkarat tersebut.

"Sekian lama !? Apa maksudnya itu? " Bathinnya. Dan ia mulai berpikir apa memang selama ini pedang berkarat itu menunggunya lama. Tapi bagaimana mungkin ? Bahkan pada waktu ia hidup, ia tak pernah mengingat pernah bertemu dengan pedang berkarat itu.

"Tampaknya anda mulai memikirkan sesuatu,kan?"

"Semua jawaban yang anda cari, akan anda ketahui semua dikemudian hari."

"Dan dengan segala hormat pada anda, sekali lagi saya akan bertanya. Apakah anda ingin membalas dendam?"

Sebuah perkataan yang menghancurkan segala pertanyaan dalam benaknya sendiri. "Dia betul, aku mengetahui semua jawaban dalam pertanyaanku ini dikemudian hari. Dan aku tak akan menyesal dengan pilihanku hari ini !"

"Ya !".

" Pilihan tepat ! Sekarang cabutlah saya, sebagai senjata yang akan menemani anda sampai akhir !!"

"Tampaknya anda sudah menginggat semuanya," Ucap pedang berkarat tersebut kepadanya.

"Ya nih, aku telah menginggat semuanya,"Balas pemuda itu walau ada beberapa hal yang masih menganjal hati dan pikiranya sekarang ini.

"Apakah ada hal yang menganjal hati tuan sekarang ini?" Tanya pedang berkarat tersebut yang membuat pemuda itu sedikit terkejut, yang seolah-olah pedang berkarat itu mengerti semua apa yang ada dalam pikiran dan hatinya.

"Kenapa pedang ini mengerti aku sedang memikirkan sesuatu?" Bathin pemuda itu, terheran-heran dibuatnya.

"Tuan, jika ada suatu hal yang anda ingin tanyakan kepada hamba ini. Tuan, bisa menanyakan langsung kepada hamba ini, hamba ini akan menjawab semua pertanyaan anda dengan benar," Ucap pedang berkarat tersebut dengan penuh hormat kepada pemuda itu yang terlihat terdiam sejenak, sambil menghela nafasnya sebentar.

"Huft, kau benar . Ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan kepadamu," Ucap pemuda itu.

"Silahkan tuan, hamba ini akan menjawab semua pertanyaan tuan," Jawab pedang berkarat tersebut lagi kepadanya.

"Baiklah, pertama aku ingin bertanya siapa sebenarnya kau ini? Kenapa sebuah pedang sepertimu bisa berbicara denganku? Lalu yang paling penting adalah kenapa kau memilihku?" Tanya pemuda itu dengan serius menanyakan segala pertanyaan yang ada dalam pikirannya saat ini.

"Baiklah hamba ini akan berusaha menjawab semua pertanyaan tuan. Sebenarnya hamba ini adalah...,"
Sebelum pedang berkarat tersebut menjawab segala pertanyaannya, tiba-tiba muncul sebuah resonasi tekanan kuat dari udara sekeliling dan juga sebuah rantai yang entah darimana datangnya. Muncul mencoba mengikat pedang berantai itu kembali.

"A...aggh.., tuan maaf. Tolong raih saya!". Kata pedang berkarat tersebut merengek kesakitan dan berusaha meminta tolong kepada pemuda itu, yang terlihat kaget namun pemuda itu pun mencoba memegang pedang berkarat tersebut.

Seketika pemuda itu mencoba meraihnya, ia merasakan sebuah tekanan kuat dan suara yang membuat pendengarannya menjadi sakit. "Sial....!" Bathin pemuda itu terlihat hampir terjatuh, namun ia berusaha keras menahannya.

"Aku harus meraihnya....!" Sebuah kekuatan misterius tiba-tiba muncul dari dalam tubuh pemuda itu, dan melawan balik tekanan kuat yang menekannya hingga membuat sebuah percik-percikan kecil akibat kedua tekanan tersebut beradu di udara.

Selama beberapa menit kedua kekuatan tekanan itu saling beradu, hingga akhirnya pemuda itu terlihat berhasil meraih dan memegang pedang berkarat tersebut kembali.

Brak....
Brak...
Brak....

Sebuah hembusan angin yang membuat seluruh barang yang berada dikamar itu terpental berantakan diberbagai sudut ruang kamar. Dan juga sebuah rantai yang muncul mencoba mengikat pedang berkarat tersebut, tiba-tiba saja langsung menghilang saat pemuda itu berhasil memegang pedang berkarat tersebut.

Hash...hash....hash...hash..hash..

Nafas pemuda itu terlihat tersengal-sengal, pandangan matanya mulai menjadi rabun tak jelas. Di saat bersamaan pemuda itu pun mendengar suara orang yang mengetuk pintu kamarnya dari luar, hingga pada akhirnya pemuda itu pun terlihat jatuh pingsan dan pedang berkarat yang digenggamnya itu turut menghilang entah kemana.

~O~

Diluar kamar,

Sebelumnya, beberapa orang yang terlihat berkumpul didepan kamar seorang pemuda yang sebelumnya telah menyelamatkan bos mereka. Mereka sempat mendengar suara keras berasal dari kamar tersebut, Bahkan suara keras itu terdengar oleh Fredy yang saat itu baru saja bertemu dengan bosnya bernama Hendrawan Admojo.

Degh...

"Suara apa itu ?" Kata Fredy yang pada saat bersamaan ia merasakan sedikit bulu kuduknya telah setengah berdiri.

Dengan tergesa-gesa Fredy terlihat mencari sumber suara keras itu berasal. Hingga pada akhirnya saat berhasil menemukan dari mana sumber suara tersebut, ia kembali terkejut ketika melihat 4 orang temannya telah berdiri mematung dengan wajah pucat berdiri tepat didepan salah satu kamar yang ada di villa ini.

"Kenapa mereka? Tidak bukankah kamar itu...!? Tunggu, perasaan apa ini?" Bathin Fredy yang tiba-tiba merasakan ketakutan yang sangat, berasal dari kamar tersebut.

Glek,

Fredy terlihat menengguk air liurnya sendiri, dan juga terlihat keringat dinginnya mulai bercucuran sangat deras. Secara naluri yang dimilikinya mengatakan agar ia tak mendekat ke kamar itu lebih jauh, namun ketika menginggat kembali seorang pemuda yang telah menyelamatkan bossnya berada di dalam kamar tersebut. Fredy berusaha melupakan rasa takutnya.

"Sial, kalau terjadi apa-apa dengan pemuda itu aku akan dibentak oleh bos !!" Bathin Fredy yang langsung berjalan menghampiri kamar tersebut.

"Hei kalian, apa yang sebenarnya terjadi?" Kata Fredy dengan keras, yang langsung menyadarkan keempat temannya.

"Fred, ka..kau disini," Balas salah satu temannya terbata-bata.

"Apa yang sebenarnya terjadi, disini? Kenapa kalian semua berdiam diri disini?" Ucap Fredy sekali lagi yang sedikit kesal dan menarik kerah baju temannya itu karena pertanyaanya sebelumnya tak dijawab.

"Ka..kami tidak tahu apa yang terjadi. Ta..ta..tapi.," Dengan tangannya gemetar temannya itu berusaha menunjuk ke arah kamar tersebut, hingga membuat Fredy langsung melepaskan kerah baju temannya dan sedikit mengumpat kepada teman-temannya itu.

"Sial..! Apa yang kalian lakukan..!! Kalian tahu, jika terjadi apa-apa dengan pemuda itu. Kita semua akan dibentak dan dimarahi bos..!" Kata Fredy, yang langsung berusaha membuka pintu kamar itu. Namun sayangnya, sebelum ia meraih gagang pintu itu. Fredy merasakan kehadiran sosok pembawa kematian yang siap menebas dirinya, jika ia membuka pintu kamar tersebut.

Degh...

Fredy terlihat berdiri mematung seketika dengan wajahnya yang terlihat menjadi pucat seketika.Perasaan takut yang coba dilupakan olehnya sebelumnya, kini datang kembali menghantuinya sekarang. Bahkan perasaan ketakutaannya saat ini jauh lebih tajam dari perasaan yang pertama kali Fredy rasakan.

Dalam beberapa menit otak Fredy terus berputar bertanya-tanya sendiri, dengan apa yang harus dilakukannya saat ini. "Apakah ia harus memaksakan dirinya untuk masuk ke dalam?". "Tapi, bagaimana kalau terjadi suatu hal buruk padanya jika ia tetap memaksakan diri untuk tetap masuk ke dalam?".

Yah, walaupun dulu Fredy terkenal sebagai seorang mantan pembunuh bayaran yang terkenal sekalipun. Rasa takutnya itu jauh melebihi dengan perasaan takut kepada musuh-musuh yang biasanya mengincar nyawanya sekalipun.

"Apa ini...? Kenapa seluruh badanku terasa sulit untuk digerakan?" Bathin Fredy mulai berkecamuk berusaha melawan, tapi tetap saja hasilnya sama ia tetap tak bisa mengerakan badannya.
"Siallll.....!!"

Baru kali ini Fredy merasakan rasa takut yang sangat ini, dan baru kali ini juga ia takut akan namanya sebuah "KEMATIAN..!". Terasa sangat lucu baginya, seorang mantan pembunuh terkenal mengalami hal ini. Dan saat itu pula ia langsung berpikir jika ada seseorang yang mampu dirinya ketakutan seperti ini. Hanya satu mampu melakukannya,yaitu seorang pemuda didalam kamar.

Yah, siapa lagi yang melalukannya? Karena Fredy yakin. Jika penjagaan di villa ini sudah sangat ketat, hingga tidak mungkin ada satu orang yang mampu menerbosnya. Maka dari itu secara nalurinya mengatakan perasaan takutnya itu, semua berasal dari seorang pemuda yang sebelumnya menyelematkan bosnya.

"Pemuda itu..!? Sangat berbahaya..! Aku tak boleh menyinggung perasaannya jika bertatap muka dengannya," Bathin Fredy berjanji pada dirinya sendiri, untuk tidak mencari masalah dengan pemuda di masa depan.

10 menit telah berlalu, perlahan demi perlahan perasaan takut yang dirasakan oleh Fredy mulai menghilang, dan seluruh badannya juga sudah bisa digerakkan. Sejenak terlihat Fredy menghela nafasnya untuk membuat dirinya untuk lebih tenang sejenak, lalu ia pun memberanikan diri untuk mengentuk pintu kamar.

Tok..
Tok..
Tok..

Beberapa kali Fredy mencoba mengetuk pintu kamar. Namun sayangnya, ia tak kunjung mendapatkan balasan ataupun tanda-tanda pintu kamar akan terbuka.

"Apa perlu kudobrak paksa pintu kamar ini? " Bathin Fredy sedikit khwatir dengan keadaan pemuda itu, hingga pada berapa kali Fredy mencoba kembali mengetuk pintu, akhirnya ia memutuskan untuk mendobrak pintu kamar dengan paksa.

Brak..
Brak..
Brak..

Berulang kali Fredy mencoba mendobrak pintu kamar itu. namun sayangnya usahanya terlihat sia-sia karena tampaknya pintu kamar itu terhalang oleh sebuah benda.

"Kalian kenapa diam semua..? Cepat bantu aku dobrak pintu kamar ini..!!" Perintah Fredy kepada teman-teman yang mulai tersadar kembali.

"Eh, sorry Fredy. Gue bantu dobrak pintunya.," Ucap salah satu temannya yang memiliki badan besar darinya.

Brak..
Brak..

Dalam usaha Fredy berulang kali dan dengan dibantu oleh salah temannya itu, akhirnya Fredy berhasil mendobrak paksa pintu kamar tersebut.

Brugh.. ! sebuah benda yang sebelumnya menghalangi pintu kamar juga ikut terjadi bersamaan dengan terbukanya pintu kamar.

Dan betapa terkejutnya Fredy bersama teman-temannya ketika mereka berhasil masuk ke dalam kamar itu, ia melihat pemuda yang telah menyelamatkan bos sudah terbaring pingsan di lantai.

"Sial..! Hei, kalian cepat pindahkan pemuda itu ke kamar lain.!!" Perintah Fredy langsung memperintahkan teman untuk mengangkat pemuda itu ke kamar lain yang ada di villa ini.

3 orang temannya berusaha menangkat tubuh pemuda itu dengan perlahan dan membawanya keluar, memindahkannya ke kamar lain. Sedangkan Fredy bersama temannya yang memiliki tubuh besar masih terlihat terdiam, sambil melihat kondisi kamar ini yang sangat berantakan dengan kondisi semua barang disana sudah berada ditiap sudut ruang kamar.
"Apa yang sebenarnya yang terjadi..!?" Bathin Fredy yang kebingungan sendiri.

~oOo~

2 jam telah berlalu,

Setelah pemuda itu dipindahkan ke kamar baru. Terlihat pemuda itu baru saja tersadar dari pingsannya.
"Agh...,apa yang terjadi ?" Ucap pemuda itu tersadar dan ia juga merasakan sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Dimana ini..? Tampaknya ada yang memindahkanku ke ruang kamar baru ini. Agh..tapi dimana pedang itu?" Kata pemuda itu. Dengan tergesa-gesa sambil menahan rasa sakit yang dirasakan, ia berusaha bangun mencari keberadaan pedang miliknya.

"Agh.., sial kenapa tubuh sesakit ini !? Bathinnya, dan sebelum ia turun dari ranjang tidurnya. Terdengar suara yang melarang ia untuk bergerak.

"Tuan, sebaiknya anda jangan banyak bergerak untuk sekarang ini,"

Seakan tahu darimana asal suara itu berasal, pemuda itu langsung mengurungkan niatnya untuk turun dari ranjang. "Dimana kau pedang..?" Tanya pemuda itu sudah lebih tenang dari sebelumnya.

"Saya berada didalam tubuhmu, tuan,"
"Di dalam tubuh..!?" Bathin pemuda itu yang merasa sedikit bingung mendengar jawabannya.

"Bisakah, kau keluar sebentar..? Aku ingin berbicara denganmu sekarang.!" Ucap pemuda itu lagi.

"Maaf tuan, akibat kejadian tadi. Hamba sedikit terluka untuk keluar dari tubuh tuan saat ini. Jika tuan ingin berbicara dengan hamba ini, tuan harus sedikit berkonsentrasi agar tuan bisa berbicara dengan saya didalam sini,"

"Baiklah..," Balas pemuda itu yang terlihat memenjamkan matanya dan memfokuskan konsetrasinya sebentar. Sampai akhirnya kesadaran pemuda itu dibawa ke tempat yang amat gelap.

"Huff, dimana aku..!? Kau ada dimana pedang.?" Tanya pemuda itu yang tak dapat melihat dengan jelas dalam kegelapan ini.

"Aku disini tuan..".sebuah pedang berkarat itu akhirnya muncul kembali tepat didepannya, hingga membuat pemuda itu sedikit terkejut.

"Hah..!? Kau itu selalu muncul tiba-tiba didepanku," Balas pemuda sedikit terkejut.

"Maaf tuan..,"

"Ya sudahlah mungkin itu sudah menjadi salah satu kebiasaanmu juga. Hmm, sebenarnya apa yang terjadi tadi.? Kenapa rantai yang dulu mengikatmu muncul kembali? Bukankah aku sudah membebaskanmu..!?" Tanya pemuda itu berbondong-bondong.

"Hamba ini juga tak tahu kenapa rantai itu muncul kembali tuan. Yang aku tahu,saat hamba ingin menceritakan semua kepada tuan. Ada sebuah penghalang yang kuat memutus semua ingatanku ini tuan,"

Sebuah jawaban yang membuat pemuda itu sedikit berpikir dengan apa sebenarnya yang terjadi. Belum lagi ia sama sekali tidak mengetahui darimana pedang berasal, dan juga sebuah mimpi yang ia dapatkan tadi juga sama dengan sebuah kejadian yang pernah dialaminya sebelumnya.

"Apakah mimpiku itu berkaitan dengan penghalang yang memutus semua ingatan pedang itu?" Bathinnya yang terlihat terdiam dalam beberapa saat.

"Maaf tuan, saya ingin menyampaikan sesuatu pada tuan," Kata pedang berkarat yang membuat dirinya tersadar kembali.

"Hmm, apa yang mau kau sampaikan padaku..?" Tanya pemuda itu.

"Ini soal tubuh tuan,"

"Maksudmu..? Apakah ada kaitannya dengan sakit yang kurasakan barusan..?" Kata pemuda itu dengan serius mendengarkan semua penjelasan dari pedang berkarat tersebut.

"Iya tuan, semua itu ada hubungannya. Apakah tuan masih ingat kejadian pertama kalinya, saat anda bangun dari kematian?" Tanya pedang berkarat itu kembali yang membuat dirinya hanya mengeleng-gelengkan kepalanya. Memang betul setelah dirinya pertama kali bertemu dengan pedang berkarat itu, ia sama sekali semua kejadian yang sudah terjadi selama dirinya belum tersadar.

Bahkan saat ini dirinya ini masih bingung kenapa ia tiba-tiba berada didalam sebuah kamar, dan siapa yang membawa dirinya disana. Hanya sebuah ingatan yang masih sangat membekas pada dirinya saat ini, yaitu tentang orang-orang yang telah menghianati dan membunuh dirinya. !

"Baiklah, Hamba ini akan menunjukan semua pada tuan." jawab pedang itu, langsung memberikan sebuah ingatan tentang satu-persatu kejadian yang sudah terjadi selama dirinya tak sadarkan diri.

"Yank, malam ini bulannya cantik ya," Ucap seorang gadis yang saat ini bersama pemuda kekasihnya.

"Iya yank, tapi malam ini cantikan kamu dari bulan heheheh," Balas pemuda itu dengan gombalannya, yang cukup efektif membuat gadis kekasihnya memeluk erat lengannya.

"Iiih gombal terus kamu," Kata gadis itu sambil menyenderkan kepalanya dibahu pemuda tersebut.

Saat bersama kedua pasang itu memadu kasihnya, mereka berdua pun mulai merasakan dingin yang menusuk, bahkan membuat bulu kuduknya keduanya langsung berdiri.

"Yank, kok dingin ya? Yank aku takut..." ucap gadis disaat bersamaan seorang anak kecil berdiri tepat mereka berdua.

"Pa....pa...ma..ma.., aaapa itu?" ucap anak kecil kepada orang tuanya yang terlihat tergesa-gesa menghampirinya.
Sebuah lubang besar muncul disertai hawa dingin mencekat. Orang-orang yang berada disana melihatnya mulai bergidik ketakutan tanpa mengeluarkan suara mereka sama sekali.

Tenggorokan mereka mulai terasa sangat kering, hingga membuat mereka meminum air liurnya sendiri. Mata mereka tak bisa dialihkan dari gerbang yang muncul, hingga akhirnya seekor makhluk seperti binatang serigala mulai keluar dari dalam sana.

"GRAAAUUUUUUUUUUUNGG,"
Sebuah ruangan keras dari makhluk itu, cukup membuat gendang telinga yang mendengarnya rusak seketika.

"Kyaaaa !!!!"

Semua orang mulai berteriak akibat gendang telinga mereka pecah, bahkan juga ada beberapa juga dari jatuh pingsan seketika karena tak dapat menahan rasa sakit yang mereka.

Beberapa orang yang bisa bertahan dari rasa sakit tersebut, sebenarnya ingin cepat-cepat pergi meninggalkan tempat ini. Namun sayangnya tubuh mereka terasa kaku seperti terpengaruh sesuatu hal yang mereka tak mengerti.

Hingga pada akhirnya hanya suara teriak-teriakan keras mulai terdengar, ketika makhluk tersebut mulai menyerang membabi buta dan melahap mereka satu-persatu.

"Toloongggggg !!!!"
"Ampunnn !!"
"Kya..!!"

Tak lama tempat itu dipenuh oleh darah, dan juga beberapa mayat dengan kondisi mengenaskan terlihat jatuh ditanah berserakan dimana-mana. Walaupun respon cepat langsung dari tentara dan kepolisian yang datang ke tempat kejadian, untuk menghentikan makhluk tersebut.

Namun sayang semua senjata yang digunakan tak mempan, bahkan beberapa tank yang datang pun tak berguna sama sekali. Entah berapa orang, tentara, dan kepolisian yang sudah menjadi korban serangan makhluk ganas tersebut. Hingga nantinya malam ini akan dikenang sebagai , "MALAM BERDARAH !".

Entah sudah berapa lama serangan makhluk tersebut membabi buta ke manusia-manusia yang dianggap sebagai mangsanya. Hingga akhirnya datang sebuah angin yang membawa suara ketakutan dan kematian sangat tajam. Sampai-sampai makhluk itu pun mulai terdiam bergidik ketakukan, dan makhluk itu mulai merasakan sebuah kesakitan yang sangat tubuhnya.

"Pak, makhluk itu mulai diam," kata seorang tentara yang ikut menyerang makhluk tersebut.

"Benarkah? Kalau cepat serang penuh sekarang !!" Perintah pimpinannya yang membuat mereka mulai menyerang total kembali.

Suara tembakan mulai terdengar, dan juga suara tembakan dari tank yang tersisa pun ikut menyerang makhluk tersebut. Pada akhirnya serangan terakhir meriam dari satu buah tank mengenai makhluk tersebut, mulai menghilang menjadi debu ditiup oleh angin. Dan juga sebuah gerbang yang muncul ikut menghilang.

Degh...!!

"Apa yang sebenarnya sudah terjadi..!? Monster apa itu dan darimana dia berasal?" Bathin pemuda itu ketika sebuah rekaman ingatan masuk kedalam ingatan dirinya.

"Hei..! Apa yang sebenarnya terjadi..!? Lalu darimana monster itu berasal.? Itu...apakah itu ulahmu..?Apakah semua ini ditimbulkan oleh kekuataan yang kudapatkan..!"Tanya pemuda yang sentak merasakan amarah meluap-luap pada dirinya.

Yah, walaupun pemuda itu ingin membalaskan semua dendam yang dimilikinya, apapun caranya. Hati kecil masih tidak terima jikalah ada korban dari orang tak berdosa karena sebuah kekuataan yang ia dapatkan.

"Tuan, hamba ini tak berani melakukannya. Jika tak ada perintah langsung dari tuan. Dan hamba ini ingin memberi tahu satu hal kejadian tersebut. Penyerangan itu bukan berasal dari kekuataan tuan dan pasukan yang dimiliki tuan..," kata pedang itu menjelaskan padanya dan membuat dirinya sedikit lega mendengarnya. Namun ada beberapa yang membuat dirinya bingung, dari penjelasan yang diberikan kepadanya.

"Lalu darimanakah itu berasal...!? Tunggu..! Kau bilang pasukan..? Apa yang kamu maksud dengan pasukan itu.?" Tanyanya langsung.

"Maaf tuan, ingatan hamba ini hanyalah sedikit. Tapi hamba bisa bilang mereka (maksudnya monster yang muncul) adalah salah satu pasukan dari keberadaan beberapa sosok yang kuat,"
"Keberadaan beberapa sosok yang kuat..!? Siapa mereka? " Bathin pemuda itu, muncul satu pertanyaan lagi pada dirinya saat ini.

"Dan tentang pasukan tuan, mereka semua sudah berkumpul dengan tuan saat ini,"

Degh..!!

"Mereka semua disini.!? Bukankah kita hanya berdua ditempat ini?" tanya pemuda itu yang merasa bingung, karena dia yakin di sini hanya dirinya dan pedang berkarat tersebut.

"Tidak tuan, semuanya sudah siap disini. Menunggu kebakitan tuan kembali dan siap bertarung bersama tuan lagi," Balas pedang berkarat itu kepadanya.

"Agh, sudahlah kau memang selalu membuatku kebingungan tahu..! Jadi apa yang harus kulakukan selanjutnya.? Apakah kau ingin bilang tubuhku ini belum sepenuhnya bisa mengendalikan kekuataan yang berasal darimu?" tanya pemuda itu.

"Ya tuan, tapi hamba ini memberitahukan satu hal penting. Semua kekuataan itu bukanlah dari hamba, melainkan kekuataan yang dasarnya milik tuan sendiri. Namun, tubuh anda belum bisa sepenuhnya bisa mengendalikannya. Hingga membuat anda sepenuhnya kehilangan jati diri tuan sendiri, sama seperti pertama kali tuan mendapatkan kekuataan anda kembali," Jelas pedang berkarat itu padanya.

"Maksudmu aku kehilangan jati diri.?"

"Ya sepenuhnya tuan, rasa haus anda akan sebuah perang membuat anda tak mempedulikan lagi kondisi apapun disekitar tuan. Tapi tuan, hamba ini cukup heran ketika pertama kali melihat kehilangan jati diri anda. Tuan bisa mempertahankan hati kecil anda, untuk menyelamatkan beberapa manusia.,"

"Aku menyelamatkan orang..?" Bathin pemuda itu.

"Saya akan membagikan satu lagi ingatan pada anda..," sebuah ingatan kembali masuk kedalam dirinya saat itu juga.

"Si..si..siapa kamu ? Siapa yang menyuruhmu ? Sa..saya akan membayar tiga kali lipat asalkan kau membebaskan kami," Ucap Hendrawan yang mencoba bernegosiasi dengannya.

Namun sayangnya ia sama sekali tawaran yang diberikan oleh Hendrawan padanya saat ini, walaupun dia akan menerima tiga kali lipat bayaran dari orang yang menyuruhnya pertama kali.

"Hoh, tiga kali lipat ya? Tapi bagaimana kalau kau memberikan saja gadis yang kau peluk itu padaku sekarang !" Balasnya yang lansung membuat Hendrawan emosi seketika.

"Bajingan kau ! Jika kau berani menyentuh istriku, akan kubunuh kau !" Sebuah bentakan disertai ancaman keluar dari mulut Hendrawan, baginya sudah tak ada lagi negoisasi dengan orang yang ingin berniat buruk kepada istrinya itu.

"Hahahahahahahahaha"
Suara tawa keras mereka terdengar oleh Hendrawan saat ini, seakan-akan ancaman dari Hendrawan itu tak berarti sama sekali.

"Bawa, istrinya itu kepadaku !"

Degh..

Mendengarkan itu Hendrawan pun langsung berusaha melawan dan mencoba berbagai cara melindungi istrinya itu yang berulang-ulang kali memanggilnya.

"Pah..pah..tolong pah !" teriakan histeris istrinya saat salah satu tangannya sedang ditarik kasar oleh salah satu orang yang menyandera mereka.

"Lepasakan istriku...! Bangsat lepaskan..!!" Ucap keras Hendrawan sambil berusaha melakukan serangan ke orang yang menarik lengan istrinya.

Baghhh...!

Sebuah tendangan tiba-tiba mengenai perut Hendrawan dari arah lain hingga membuat dia terjatuh dan mengerang kesakitan, sebelum ia berhasil menyelamatkan istrinya

"Kau diam saja ! Dan lihat saja, dari situ," Ucap orang yang menendang Hendrawan hingga jatuh tersungkur.

"Papah....! Lepas..lepaskan papah..!!teriakan istrinya ketika melihat suaminya terkena sebuah tendangan dan mencoba berontak, melapaskan diri. Namun sayangnya tenaga masih kalah dengan orang yang memegang lengannya.

"Mah..," Ucap Hendrawan lirih sambil memegang perutnya yang terasa sakit dan hanya bisa melihat istrinya sudah berada di tangan pimpinan orang-orang yang menyandera mereka.

"Bos ini perempuannya," Katanya sambil mendorong kasar perempuan yang ditariknya itu kepada bossnya.

Bugh...

"Ah, akhirnya sekarang sudah ada dipelukanku cantik," Ucapnya sambil menahan istri dari Hendrawan yang terus memberontak dipelukannya.

"Bajingan lepaskan aku..! Lepaskan aku !!"

Plak....!

Tamparan keras dari istri Hendrawan mengenai telak wajahnya itu. "Hoooh, dari seumur hidupku. Hanya satu perempuan yang berani menampar wajahku ini !" Balasnya sambil menyeringai, ia pun menjabak rambut istri Hendrawan dan juga menjilati leher jenjangnya.

"Akh..,papah," panggil istrinya lirih, sedangkan Hendrawan saat ini tak berdaya dan hanya mampu melihat orang yang dicintainya itu menangis.

Brugh, tubuh istrinya terlihat didorong kasar hingga tersungkur di tanah.

"Mamah....!" Teriak Hendrawan sambil berusaha mendekati istrinya, namun sayangnya upayanya langsung dicegah oleh dua orang yang menjaganya. Sedangkan para pembantu dan sopir pribadi hanya bisa meringkuk ketakutan, tidak ada satu pun berani mencoba menyelamatkan nyonya mereka. Bahkan pengawal yang satu-satu selama ini banyak dia andalkan dalam kondisi apapun, si Anton sudah terlihat tak sadarkan diri terkapar ditanah.

"Pak Hendrawan lihatlah saat ini istrimu sedang mau bercumbu dengan orang lain !! Hahahahahahahahaha,"

Degh ......
Degh.......
Degh.......

"Tolong! Siapapun tolong selamatkan istriku, ! " bathinnya penuh harap dan berdoa ada seseorang datang menyelamatkan istrinya. Sambil ia pun terus berusaha memberikan semua perlawanan yang ia bisa, saat ia melihat pakaian satu-satunya yang dikenakan istrinya telah dilucuti.

"Papah," Dengan air mata terus keluar dari istri Hendrawan, seolah-olah masih tak percaya dengan sebuah kejadian yang akan di alaminya.

"Mah.....!"

"Please, siapapun tolong istriku ! Tolong!"

Sebuah doa penuh permohonan keluar dari mulut Hendrawan yang saat ini sudah tak berdaya. Dan entah itu takdir atau bukan, tiba-tiba ia merasakan dan mendengarkan jelas sebuah angin membawa suara teriakan kematian yang sangat menakutkan.

Kyaaaaaaaa......

Sebelum Hendrawan menyadarinya, ia mendengarkan suara teriakan keras yang keluar dari mulut istrinya. "Mah...," ucapnya terhenti ketika melihat tubuh orang yang mencoba mengauli istrinya itu sudah terbaring kaku dengan kepala terpenggal.

"Boosss .....!" teriak seketika semua orang yang saat ini menyandera Hendrawan, ketika melihat boss mereka telah tewas tak bernyawa.

"Siapa...? Siapa yang berani membunuh bos !!" ucap salah satu dari mereka langsung membuat yang lain menjadi waspada.

Hingga sekali lagi sebuah angin yang membuat mereka merinding seketika, dan tiba-tiba saja tubuh mereka menjadi kaku tak bisa digerakan.

"Kenapa tubuhku tidak bisa," ucap semua orang-orang yang tadinya menyandera Hendrawan dan istrinya.

Sebelum mereka semua sempat sadari, dengan seseorang yang membawa sebuah pedang, muncul dari sebuah bayangan mereka masing-masing. Sebuah tebasan pedang secara bersamaan memenggal langsung kepala mereka.

Deg....

Tak henti-henti Hendrawan, dan para pembantunya, juga supir pribadinya meneguk air liur mereka sendiri, bahkan merasakan mual yang sangat ketika melihat mayat orang telah terpenggal.
"S..si..siapa yang menolong kami? " bathin Hendrawan bertanya sendiri sesaat.

Hingga akhirnya ia menginggat kembali dengan istrinya yang tubuhnya dan badannya terlihat berlumuran darah dan masih terdiam dengan kondisi matanya yang melotot, akibat sebuah kejadian cepat mengerikan itu.

"Mah..,"

Dengan kaki yang masih lemas Hendrawan mencoba berjalan perlahan mendekati istrinya yang terdiam kaku. Dan ketika ia sudah bersama istrinya, ia pun mencoba menyadarkan istrinya sambil ia mengelap darah diwajah istrinya dengan baju yang ia kenakkan.

"Mah....mah sadar mah..," Kata Hendrawan sambil ia menguncang-menguncang tubuh istrinya secara perlahan dan berulang-ulang, hingga istrinya mulai tersadar dan dengan terbata-bata terdengar suara istrinya yang memanggilnya.

"Pa....pa....pah, a..da se...seorang disana," Ucap istrinya sambil menunjuk kerah seseorang yang mulai mendekat dengan tangannya yang tak berhenti bergetar.

"Siapa mah...?" tanya Hendrawan yang mulai penasaran dan melihat ke arah ditunjuk oleh istrinya itu.

Degh...

"Jadi itu alasannya, kenapa aku berada di dalam sebuah kamar. Huft.., untunglah. Tapi aku harus melakukan sesuatu untuk bisa mengendalikan kekuataanku, agar aku tak kehilangan jati diriku lagi," Bathin pemuda itu termenung.

"Tuan, ijinkan hamba ini menyarankan tuan untuk segera berlatih. Agar tuan siap menghadapi sesuatu hal yang tak bisa diperdiksi."

"Kau benar, dan juga aku masih harus membalaskan dendamku ini kan.!? Apalagi seperti dunia ini akan sepenuhnya berubah. Entah ini dinamakan takdir atau bukan aku harus selalu siap dan menjadi kuat..!" Balas pemuda itu

"Ya tuan, hamba ini akan siap selalu menemani tuan dan menjadi senjata tuan,"

Awalnya pemuda itu hanya berniat untuk membalaskan dendamnya kepada beberapa orang yang telah membunuhnya sebelumnya. Namun dikesempatan kehidupannya kedua ini tampaknya banyak akan berubah, mimpi yang didapatkannya tadi, sebuah monster misterius muncul, dan keberadaan beberapa sosok yang kuat. Membuat dirinya seperti datang kesebuah era dunia baru, yang belum ia ketahui sama sekali.!

"Tuan, seperti ada manusia yang datang tuan."

"Baiklah aku akan kembali,"

Seketika pemuda kembali dari alam sadarnya, dan disaat bersamaan ia mendengar suara orang mengetuk pintu kamarnya. Lalu seorang pria tak dikenal oleh pemuda itu terlihar masuk kedalam dan menyapa dirinya dengan sopan.

"Selamat pagi tuan, tampaknya anda sudah sadar," Ucap pria tak dikenalnya, namun pemuda itu merasa cukup aneh ketika dipanggil tuan selain pedang yang berbicara kepadanya. Apalagi kelihatannya pria yang tak dikenalnya itu usia lebih tua darinya.

"Siapa kamu..?" Tanya pemuda itu.

"Maaf tuan, saya belum memperkenalkan diri sendiri sebelumnya. Saya Fredy, anak buah dari orang yang diselamatkan oleh tuan," Jawabnya.

"Ooh, ternyata orang ini adalah anak buah dari orang yang kuselamatkan saat aku kehilangan kesadaran semalam. Tampaknya orang yang kuselamatkan itu adalah orang penting. Apakah perlu aku memberi tahu namaku..? Tidak..tidak, sebaiknya jangan aku tak mau ada orang yang mengenalku sekarang.!" bathin pemuda itu sejenak melihat orang yang bernama Fredy itu dengan seksama.

"Ya, jadi ada apa kau kemari..?" Tanya pemuda itu lagi.

"Maaf tuan, jika berkenan bos saya ingin bertemu dan mengucapkan terima kasih pada tuan..," Balasnya.

"Agh.., aneh rasanya aku dipanggil tuan. Tapi, tak apalah itu lebih baik daripada ia mengetahui identitasku," bathin pemuda itu.

"Baiklah, aku kan segera kesana setelah bersih-bersih,"

"Baik tuan, saya akan berjaga diluar. Jika tuan butuh pakaian ganti, semuanya sudah disiapkan didalam lemari," Ucap Fredy.

"Baik,"

Setelah orang yang bernama Fredy itu keluar dari kamarnya, terlihat pemuda itu mulai turun dari ranjang kasurnya.
"Hmm, tampaknya rasa sakitnya mulai berkurang," Kata pemuda itu yang baru menyadari rasa sakit yang dirasakan oleh tubuhnya mulai sedikit berkurang.

"Baiklah, sebaiknya aku bergegas membersihkan diri dan bersiap-siap untuk menemui orang itu..!" Ucap pemuda itu langsung berjalan ke ruang kamar mandi yang masih ada satu ruangan kamar ia tempati.

~O~

Setelah pemuda itu sudah selesai membersihkan dirinya, dan ia sudah menganti pakaian lamanya dengan pakaian yang berwarna hitam juga dipadu oleh celana jins ia kenakan. Akhirnya ia keluar dari dalam kamar, bertemu dengan Fredy salah satu anak buah orang yang diselamatkan olehnya.

"Anda sudah siap tuan . Mari saya antarkan bertemu dengan bosku," Ucap Fredy yang langsung menawarkan dirinya untuk mengantarkannya.

"Oke," Jawab pemuda itu lalu ia pun mengikuti Fredy.

Selama perjalanan pemuda itu terlihat mencoba sedikit kemampuan yang dimilikinya. Sebuah kemampuan bernama "Long Sense", kemampuan mata yang membuat pemuda itu bisa melihat beberapa orang dalam radius cukup jauh.

"Hmm, tampak ada 8 orang sedang berjaga-jaga diluar dentgan membawa senjata lengkap," Bathin pemuda,langsung mengetahui jumlah orang yang menjaga villa ini.

Dan selain 8 orang penjaga villa ini.tentunya pemuda itu bisa melihat juga satu orang yang tengah diobati oleh seorang dokter pribadi didalam salah satu kamar, juga beberapa orang pembantu sedang sibuk menyiapkan makanan di dapur, bahkan ia juga bisa melihat seorang pria tua sedang bersama dengan wanita muda di sebuah ruang keluarga.

"Kelihatannya pria tua dan wanita muda itu adalah bos mereka," Bathin pemuda yang terlihat menghentikan kemampuan khusus matanya dan sedikit ia merasakan rasa sakit pada dua matanya.

"Sial..!? Aku benar-benar belum terbiasa.!"

Setelah beberapa lama pemuda itu berjalan bersama Fredy, akhirnya mereka berdua sampai ke ruang keluarga. Dimana terlihat seorang pria tua duduk bersama dengan wanita muda yang terlihat ketakutan ketika melihat pemuda itu muncul bersama dengan Fredy.

"Bos, saya sudah bersama dengan pemuda itu," Kata Fredy memberitahu bossnya bahwa ia sudah datang bersama pemuda yang telah menyelamatkan dirinya dan juga istrinya.

"Oh ya terima kasih Fred. Hmm, saya minta maaf sebelumnya telah memintamu untuk datang menemuiku disini anak muda. Saya Hendrawan Admojo dan istriku Mafrokha Anggi Rani," Ucap pria tua itu yang bernama Hendrawan memperkenalkan dirinya dan istrinya kepada pemuda itu, sambil terlihat ia berusaha berdiri dari sofa. Namun usahanya dihalangi oleh istrinya dengan menarik lengannya.

"Pa..pah disini aja pah, mamah takut" dengan tangan istrinya yang gemetar memegang lengannya,terlihat istrinya melarang dirinya untuk mendekat ke pemuda itu.

"Tenang mah, pemuda itu sudah menyelamatkan kita sebelumnya. Jadi sudah seharusnya kita mengucapkan terima kasih padanya". Balas Hendrawan pelan, namun istrinya hanya mengeleng-gelengkan kepalanya saja dan membuat Hendrawan menyerah.

"Maaf anak muda, kalau begitu silahkan duduk," Kata Hendrawan dengan berat hati menyuruh pemuda yang menyelamatkannnya untuk duduk bersama dengannya dan istrinya.

"Hmm, baik tidak apa-apa. Mungkin istri anda masih trauma kejadian semalam," Balas pemuda itu tampaknya ia mengerti betul dengan kondisi istri Hendrawan.

Yah, mau bagaimana lagi tidak satupun manusia yang dapat menghilangkan traumanya jika telah melihat sesuatu didepan matanya sendiri. Bahkan bisa dibilang Hendrawan sendiri masih merasa takut dan waspada kepada pemuda yang tak dikenalnya, walaupun pemuda itu telah berjasa menyelamatkan dan istrinya sendiri.

"Baik,terima kasih anak muda. Kau sudah mau mengerti dengan kondisi istriku sekarang ini. Kalau boleh tau, saya ingin tahu namamu.?" Tanya Hendrawan yang berusaha tidak menyinggung pemuda itu.

"Maaf saya tidak menginggat siapa diriku ini," Balas pemuda itu yang membuat Hendrawan bersama istrinya saling menantap bingung sama lain dan bertanya-tanya sendiri.

"Apakah pemuda itu adalah korban kecelakaan hingga membuat dirinya lupa ingatan atau apa. Ah, tapi tidak mungkinlah pemuda yang sekuat dirinya. Bahkan kekuataan sendiri sudah melebihi akal manusia sendiri bisa mengalami seperti itu.!? Hmm," Bathin Hendrawan bertanya-tanya dalam pikiran. Dan saat itu juga Hendrawan terlihat ingin menanyakan kepada pemuda itu, kenapa ia kehilangan ingatannya. Namun setelah melihat tatapan tajam pemuda itu kepadanya, Hendrawan langsung mengurungkan ingatannya.

"Hmm, kalau begitu saya bersama istri saya sekarang ini ingin mengucapkan terima kasih pada anda. Telah menyelamatkan kami kemaren malam," Kata Hendrawan sambil terlihat ia menulis beberapa nominal angka di sebuah cek yang sebelumnya ia siapakan.

"Sama-sama. jadi kau mengundangku hanya mengundangku hanya untuk berterima kasih padaku, kan? Kalau sudah saya juga mengucapkan terima kasih telah memberikan tumpang untukku tidur dan saya juga ingin berpamitan kepada anda,"Ucap pemuda itu terlihat berdiri dari sofa tempat duduknya.

"Tunggu..tunggu.., apakah badanmu sudah lebih baik.? Dan anda juga kan belum mengetahui tempat tinggal dimana. Anda boleh kok tinggal disini untuk dalam waktu yang lama," Balas Hendrawan mencoba mencegah pemuda itu pergi.

"Maaf ada sesuatu yang harus kulakukan," Ucap pemuda itu yang langsung menolaknya.

"Hmm, baiklah saya sudah tidak bisa memaksa lagi. Saya mohon maaf jika ini menyinggung anda, ini ada beberapa nominal yang mungkin anda butuh kedepannya. Dan jika anda membutuhkan sesuatu hal yang lain, jangan sungkan datang menemuiku," Balas Hendrawan sambil menyerahkan sebuah lembar cek dengan nominal yang bisa dibilang banyak, juga sebuah kartu namanya kepada pemuda itu yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Baik terima kasih, kalau begitu bisakah aku meminta sesuatu padamu," Ucap pemuda itu sambil menerima lembaran cek dan kartu nama Hendrawan.

"Tentu boleh, apapun yang anda inginkan saya akan berusaha membantu,"Balas Hendrawan yang langsung membuat pemuda itu tersenyum padanya.

"Kalau begitu saya meminta tolong pada anda untuk membuatkan tanda pengenal baru untukku," Ucap pemuda itu lagi.

"Ooh, kalau begitu mudah kasih saya waktu 3 hari untuk mempersiapkan tanda pengenal baru untuk anda. Hmm, tapi setelah jadi saya harus antarkan ke anda dimana?" Tanya Hendrawan.

"Tidak perlu kau antarkan, saya akan kembali kesini dalam waktu 3 hari lagi," Balas pemuda itu.

"Baik kalau begitu, akan saya usahakan secepatnya. Sekali lagi saya dan istri mengucapkan terima kasih pada kebaikan anda," Ucap Hendrawan terlihat sudah berdiri sofa tempat duduknya, diikuti istrinya yang selalu mengikutinya disampingnya. Dan langsung bersalaman dengan pemuda itu.

"Terima kasih," Kata Hendrawan sambil bersalaman dengan bersalaman dengan pemuda itu.

"Hmm, sama-sama. Oh ya satu lagi saya ingin nama identitasku yang baru bernama Frans !" Balas pemuda itu.

"Tidak masalah,"

"Kalau begitu saya akan pergi," Ucap pemuda itu langsung meninggalkan tempat ini dengan diantar oleh Fredy yang daritadi sudah berdiri dan berdiam diri di sana.

Disaat pemuda itu sudah meninggalkan Hendrawan dan istrinya di ruang keluarga, ada rasa penyesalan dari dalam Hendrawan. Kenapa dia tak mengajak pemuda itu untuk berkerja padanya? Yah, walaupun asal usul pemuda itu tidak jelas. Namun kekuataan yang dimiliki pemuda itu sangat membuat Hendrawan yakin kalau pemuda itu bukan orang biasa. Apalagi dengan kondisi yang terjadi sekarang ini, dengan pemuda itu berkerja padanya. Hendrawan yakin dirinya bersama istrinya bisa lebih aman. "Saya akan berusaha membujuknya..!" bathin Hendrawan.
 
Thx updatenya hu.
Kenapa ya pedang itu tetap berkarat walopun udh ketemu tuannya. Kan bahaya kalo kena orang bisa infeksi.. hekekek
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd