Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Untuk yang Pernah Ada dan Akan Selalu Ada

Status
Please reply by conversation.
Episode Sebelumnya :

https://www.semprot.com/threads/untuk-yang-pernah-ada-dan-akan-selalu-ada.1405470/post-1905307895


---Lanjutan---​


"Baik Pah, jika begitu akan Doddy gunakan istilah Kas sebagai pengganti Uang Jajan sebesar Rp. 5.000,- di kolom Debet", jawab gw kepada Bokap.

"Selanjutnya apa, Pah?", tanya gw.

Belum sempat Bokap menjawab pertanyaan gw, tiba tiba ada yang menjewer kuping kiri gw dari belakang.

Sontak gw berteriak, "aaaahhh... sakit kak..."!!!

Gw sudah tau yang menjewer kuping gw pasti Kak Rahmi yang turun dari lantai atas rumah gw.

Bokap gw yang melihat apa yang dilakukan oleh Kak Rahmi hanya tersenyum sambil meraih cangkir kopinya โ˜• lalu di seruput, mati kutu gw!!!

Tanpa diketahui oleh Kak Rahmi, muncul "Dewi Penyelamat" untuk gw, yesss... Nyokap gw tiba tiba sudah berada di belakang Kak Rahmi sambil berujar dan menarik tangan Kak Rahmi yang menjewer kuping kiri gw, "sudah... sudah... Mi, ade kamu itu sedang diberi Pelajaran Akuntansi Dasar oleh Papah, jadi kita mendingan ngemil kolak pisang buatan si Parti aja yuk...".

Sejenak Kak Rahmi terdiam, lalu melepaskan jeweran di kuping kiri gw seraya berkata, "De, kakak betul betul tidak sangka jika kamu sudah seperti ini, kakak berharap ini adalah yang pertama dan terakhir kamu seperti ini, paham!!!"

"Iya kak, Doddy tadi sudah berjanji kepada Papah tidak akan membolos lagi di Hari Sabtu, khususnya Pelajaran Akuntansi", jawab gw.

"Kakak kecewa, karena saat kakak tadi pulang bimbel, dalam pikiran kakak, kamu akan mendapat rangking berapa gitu, tapi, sesudah mendengar penjelasan dari Mamah di atas langsung kakak emosi de", tegas Kak Rahmi.

"Tidak apa kak, memang Doddy yang salah kok, maaf ya kak, maaf lagi ya Pah dan Mah", ujar gw lagi :ampun:

Akhirnya gw, Bokap, Nyokap dan Kak Rahmi duduk bersama di sofa, tiba tiba ada suara cempreng yang berteriak ucapkan salam, kami kompak menjawab salam tersebut sambil menengok ke arah pintu, muncul sesosok tomboy sambil memegang bola basket lalu berkata, "Raport lo merah berapa Dod?" hahahaha ๐Ÿ˜‚

Jiaaah... Si tomboy pulang, dalam hati gw berkata.

Iya, kakak tengah gw ini, Mirna lengkapnya Mirna Rahmawati Sasongko, memang tomboy baik dari sikap maupun penampilan.

Rambutnya dari sejak SD hingga di Kelas I SMA sekarang tidak pernah sekalipun panjang. Mungkin karena faktor keturunan dari Nyokap gw, walau rambutnya pendek, tidak mengurangi kecantikannya, ๐Ÿ˜

Sasongko fam gitu loh, ๐Ÿ˜Ž

Hobby Kak Mirna yaitu Bola Basket dan Taekwondo, jadi dominasi teman temannya yang kumpul di rumah gw adalah cowo semua. Gw nggak mau ikuti olahraga beladiri yang sama dengan Kak Mirna, karena itu gw memilih Karate sebagai pegangan gw, sejak gw Kelas V SD sampai dengan SMP Kelas I sekarang, selain itu, hobby gw juga berenang.

Jarak SMA Kak Mirna dengan rumah gw, jika gw boleh beri kiasan seperti, "scroot-an peju" gw jika sedang coli di toilet, :malu:

Amat sangat dekat, oleh karena itu rumah gw dijadikan base camp oleh teman temannya Kak Mirna.

Gw dan Kak Mirna sama sama masuk sekolah siang, pernah ada kejadian yang membuat gw kaget, yaitu saat gw baru bangun tidur pagi hari dan berjalan menuju toilet.

Oh iya, gw beri gambaran sekilas perihal rumah gw. Rumah gw bertingkat, memiliki 4 (empat) kamar tidur. 2 (dua) kamar tidur di lantai bawah, ditempati oleh Bokap dan Nyokap gw, serta yang satunya ditempati oleh Kak Rahmi. Di pojok belakang lantai bawah juga tersedia kamar tidur untuk Mba Parti, asisten rumah tangga Nyokap gw. Sementara di lantai atas, tersedia 2 (dua) kamar tidur juga, yaitu untuk gw dan Kak Mirna, dengan pintu yang saling berhadapan. Untuk toilet di lantai atas rumah gw ini letaknya berseberangan dengan kamar gw dan Kak Rahmi. Terpisah kan oleh ruang keluarga.

Kalo nggak salah, kejadiannya di pagi hari itu Nyokap gw sedang dampingi Bokap gw yang sedang Dinas Luar Kota. Berarti di rumah hanya tinggal gw, Kak Mirna dan Mba Parti. Kak Rahmi masuk sekolah. Mba Parti beberes di lantai bawah. Bang Mamat jika Bokap gw Dinas Luar Kota maka dia tidak datang ke rumah gw.

Seperti lazimnya saat bangun tidur pagi hari, maka gw kebelet kencing. Begitu gw keluar kamar tidur dan menuju ke toilet tiba tiba muncul Kak Mirna dari toilet menuju kembali ke kamarnya dalam keadaan TELANJANG!!!

Gw yang melihat Kak Mirna dalam kondisi telanjang seperti itu langsung bertanya, "Kak, lo mandi nggak bawa baju apa?". Gw dengan Kak Mirna memang terbiasa dengan sebutan elo dan gw sejak kecil, karena kami sama sama seperti tidak ada jarak, walau secara umur gw lebih muda 3 (tiga) tahun darinya.

Tanpa merasa malu sedikit pun yang sudah gw tangkap basah tubuhnya dalam keadaan telanjang, Kak Mirna menjawab pertanyaan gw, "Gw pikir lo belum bangun tidur Dod, jadi saat gw mandi tadi sudah telanjang dari kamar tidur, nggak bawa baju apapun ke toilet, handuk juga gw tinggal di toilet, di atas sini juga tidak ada siapa siapa selain kita kok".

Kak Mirna menuju kembali ke kamarnya tanpa berusaha menutupi toket dan memeknya.

Gw yang masih berdiri tidak jauh dari pintu kamar tidur sesudah bertanya kepada Kak Mirna, hanya bisa bengong dan terpana melihat tubuh perempuan telanjang untuk pertama kalinya, tubuh Kak Mirna, kakak gw sendiri!!!

Bentuk toketnya seperti nasi Padang jika kita makan di tempat, persis mangkok terbalik. Tidak besar, tidak juga kecil, pas susunya. Dengan puting yang belum terlihat. Perut rata, tidak ada sedikitpun lemak yang terlihat. Ke bawahnya lagi terlihat bulu bulu halus yang mungkin baru tumbuh dan bibir memek yang berwarna pink dengan posisi vertikal segaris. Tidak ada lobang yang terlihat di seputar bibir memeknya. Full rapat.

Gw yang bengong dan terpana langsung dikagetkan oleh pertanyaan dari Kak Mirna, "Woiii... Elo pasti belum pernah lihat body cewe telanjang ya Dod?", sambil julurkan lidahnya meledek kepada gw ๐Ÿ˜›

Kak Mirna bertanya ke gw itu seraya hentikan langkahnya di depan gw dan tidak segera masuk ke kamarnya. Betul betul tidak punya kemaluan eeeeh... salah, tidak punya malu kakak gw ini.

Gw yang mendapat pertanyaan tersebut, menjawab dengan tergagap, "Jelas belum lah Kak, memang mau lihat body cewe telanjang di mana?".

"Hahahaha... Sudah gw duga Dod, pasti lo belum pernah, beruntung lo bisa lihat sekarang, ya sudah gw masuk kamar dulu", jawab Kak Mirna.

Gw nggak jawab ledekan dari Kak Mirna tersebut, karena ingat gw ingin ke toilet.

Lalu, tanpa gw duga, Kak Mirna keluar kembali dari kamarnya sambil teriak ke gw, "Dod jangan COLI!!!" ๐Ÿ˜‚

"Sialan", maki gw dalam hati.






Kembali di saat Kak Mirna ajukan pertanyaan kepada gw, "Raport lo merah berapa Dod?" hahahaha ๐Ÿ˜‚

Belum sempat gw menjawab, Nyokap gw langsung keluarkan kalimat andalannya, "Mirna, kamu ini pulang latihan basket, kaos berkeringat dan tangan kotor, ke toilet SEGERA!!!".

Di keluarga gw ini memiliki peraturan tidak tertulis, segera ke toilet sesudah tiba di rumah dari aktifitas di luar.

Hanya sesaat Kak Mirna di toilet, begitu keluar langsung ajukan pertanyaan yang sama kepada gw, "Raport lo merah berapa Dod?" hahahaha ๐Ÿ˜‚

Dengan tidak semangat dan hapus air mata, gw jawab pertanyaan dari Kak Mirna, "Hanya 1 (satu) Mata Pelajaran yang merah Kak, Akuntansi, lainnya baik kok" ๐Ÿ˜”

Lalu Kak Mirna menjawab santai dengan nada kompor, "Parah lo, raport merah di Mata Pelajaran yang bidangnya Papah, apa lo nggak mau diaku anak?".

Gw yang mendengar jawaban dari Kak Mirna tersebut, seperti melihat ada tanduk yang keluar dari kepala Kak Mirna, ๐Ÿ˜ˆ

Kembali Sang "Dewi Penyelamat" selamatkan gw, yesss... Nyokap gw berujar, "sudah... sudah... Mir, ade kamu itu sedang diberi Pelajaran Akuntansi Dasar oleh Papah, jadi kita bertiga mendingan ngemil kolak pisang buatan si Parti aja yuk...".

Lalu Nyokap gw, Kak Rahmi dan Kak Mirna beranjak dari ruang keluarga lantai bawah rumah gw menuju ruang makan untuk bersama sama ngemil kolak pisang buatan Mba Parti.






2. Aku & Masa Masa Pubertas II

Setelah mengalami semester awal SMP Kelas I dengan kurang baik, akhirnya, sesuai janji gw kepada Bokap, Nyokap dan kedua Kakak perempuan gw, di Semester Genap Kelas I SMP gw bisa membalikan keadaan. Mata Pelajaran Akuntansi gw memperoleh Nilai 7 (Tujuh) serta tidak pernah lagi membolos. Gw naik Kelas II SMP.

Memasuki Kelas II dan III SMP gw tidak pernah membolos lagi. Gw tidak hadir di sekolah hanya di kala sakit.

Kebiasaan gw membolos dulu memang sudah tidak pernah lagi, tapi, kadar kenakalan gw mulai meningkat. Yaitu mulai tawuran, merokok (hanya coba coba, lalu berhenti) dan cicip alkohol.

Memang kenakalan kenakalan yang gw lakukan tersebut di luar lingkungan sekolah, jadi relatif aman dari pantauan Wali Kelas gw dan atau kedua orang tua gw.

Jenjang Kelas II SMP gw lalui dengan mulus untuk naik ke Kelas III SMP.

Sesudah menjalani ujian mata pelajaran yang di EBTANAS kan, akhirnya gw bisa lulus dari SMP. NEM ( Nilai Ebtanas Murni ) gw rata rata 7 (Tujuh), alhamdulillah ๐Ÿ™

Kini gw sedang memegang selembar kertas yang berisi pengumuman bahwa gw diterima di salah satu SMA Negeri di Jakarta Selatan. SMA Negeri yang terletak di pinggir rel kereta ๐Ÿš‚ listrik jabodetabek. Tapi, gw bukan di ex SMA Negerinya Kak Rahmi, walau sama sama terletak di pinggir rel Jakarta Selatan. Gw sengaja tidak memilih ex SMA Negerinya Kak Rahmi dan atau ex SMA Negerinya Kak Mirna.

SMA Negeri yang gw peroleh dengan susah payah ini masih satu Kecamatan dengan rumah gw, tidak seperti SMP gw dulu yang harus gw tempuh menggunakan bus umum,



Letaknya tidak sedekat ex SMA Negerinya Kak Mirna atau sejauh ex SMA Negerinya Kak Rahmi jika diukur jaraknya dari rumah gw.

Gw sudah tidak sabar untuk pulang dan mengabarkan kepada keluarga gw bahwa gw diterima di SMA Negeri "Pinggir Rel" :semangat:

Setiba gw di rumah, hanya gw jumpai Nyokap saja. Bokap sudah pasti gawe. Kedua kakak gw kuliah. Oh iya, Kak Rahmi sesuai cita citanya kini kuliah di Fakultas Kedokteran sementara Kak Mirna kuliah di Fakultas Hukum di PTN yang sama dengan Kak Rahmi di Jakarta.

Gw langsung nyerocos ke Nyokap, "Mah, alhamdulillah ๐Ÿ™ Doddy diterima di SMA Negeri, tapi, bukan di ex SMA Negerinya Kak Rahmi dan atau ex SMA Negerinya Kak Mirna, tidak apa apa ya Mah?"

"Alhamdulillah ๐Ÿ™ , tidak apa apa Dod, karena kamu sudah belajar keras jelang EBTANAS yang lalu, inilah hasilnya, selamat ya sayang", ucap Nyokap gw sambil peluk & kecup kening gw, ๐Ÿ˜˜

Mata gw sedikit berkaca kaca mendengar ucapan Nyokap gw tersebut, karena teringat kembali saat Nyokap gw terima raport dari Wali Kelas gw Ibu Fiona Kelas I SMP dulu.

"Eeeeh... Kamu belum ke toilet ya?", sambung Nyokap gw lagi.

Jiaaah... Tau aja nih Nyokap kalo gw belum ke toilet tadi, :gubrak:

Sambil nyengir kuda, gw jawab pertanyaan Nyokap tersebut, "Belum, Mah, hehehe", ๐Ÿ˜

Tanpa menunggu jawaban dari Nyokap, gw langsung menuju ke toilet, beribadah dan dilanjut makan siang ditemani oleh Nyokap. Karena didera oleh rasa lelah fisik dan mental belakangan ini, maka gw langsung tidur siang. Sebenarnya sudah tidak siang juga, jika tidak salah, sudah hampir pukul 15.00.

Saat terbangun tidur, cahaya di luar kamar tidur gw sudah redup, ehmmm... "Jam berapa nih?", gumam gw.

Duh, hampir pukul 17.30, bergegas gw ambil handuk lalu mandi.

Selesai mandi, lalu gw turun ke lantai bawah rumah gw. "Kok sepi sepi aja, pada ke mana nih?", gumam gw lagi.

"SURPRISED!!!", teriak keluarga gw, Bokap, Nyokap, Kak Rahmi dan Kak Mirna.

Lalu Bokap hampiri gw, "Selamat ya Nak (panggilan sayang Bokap kepada gw), target selanjutnya dari Papah, kamu harus mendapat kursi Kuliah di Jurang Mangu nanti", ujar Bokap sambil jabat erat tangan dan peluk gw.

"Doa kan Doddy bisa diterima Kuliah di sana ya, Pah", jawab gw.

Iya sejak kejadian gw diberikan kursus singkat Akuntansi Dasar dari Bokap gw beberapa tahun yang lalu, kini gw menjadi suka pake banget dengan Pelajaran Akuntansi tersebut.

Gw memang bercita cita sejak Semester Ganjil Kelas III SMP lalu dapat Kuliah di "Jurang Mangu" nanti. Arah selanjutnya menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), semoga ๐Ÿ™

Pelajaran Akuntansi bukan lagi menjadi momok menakutkan untuk gw.

Sesudah Bokap yang ucapkan selamat, bergiliran kedua Kakak gw ucapkan kepada gw.

Kak Rahmi ucapkan selamat sambil berkata, "Kamu nggak berani memilih SMA Kakak ya, De?", seraya acak acak rambut gw.

"Nggak, Kak", jawab singkat gw kepada Kak Rahmi sambil tersenyum.

Lalu, giliran Kak Mirna yang ucapkan selamat kepada gw.

"Dodod... (ini panggilan sayang Kak Mirna kepada gw), keren bisa diterima di SMA Negeri ๐Ÿ‘, gw kira NEM lo blangsak dan masuk swasta, hahaha..." ๐Ÿ˜‚, ledek Kak Mirna. Lalu peluk gw sambil berbisik ke kuping kiri gw, "Sudah GEDE ya sekarang?" seraya lepaskan pelukan dari tubuh gw.

Gw yang mendapat bisikan dari Kak Mirna tersebut tidak berpikir macam macam. Kelak gw akan tau arti GEDE tersebut.

"Iya donk Kak, nggak sia sia Doddy belajar siang malam sejak dari awal Kelas III SMP", jawab gw kepada Kak Mirna.

Lalu, Bokap gw memberi ide untuk makan malam di luar.

Sesudah dipilih beberapa tempat yang akan dituju, akhirnya dicapai kesepakatan untuk makan malam di Rumah Makan Ayam Goreng Mbok Berek yang dekat dari rumah gw.

Acara selebrasi makan malam gw diterima di SMA Negeri bersama keluarga yang penuh senda gurau, berakhir hampir pukul 21.30.






Singkat cerita, dimulailah Hari Pertama gw sekolah di SMA. Oh iya, kini, dengkul atau lutut kaki gw sudah tidak lagi terlihat karena sudah gunakan celana panjang abu abu, mantap ๐Ÿ˜Ž

Awal masuk sekolah gw diisi oleh Penataran P4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila).

Catatan Penulis, saat zaman sekolah si Doddy Sasongko dulu, jarang terjadi kejadian yang aneh aneh seperti saat ini, terutama sampai murid melawan Guru.

Selain Penataran P4, kegiatan awal masuk sekolah SMA gw diisi juga oleh Proses Orientasi Lingkungan Sekolah. Yang pasti proses ini bukan proses per ploncoan, karena dasarnya kami masih bocah bocah yang beranjak ke SMA.

Kegiatan ini diisi dan diwakili oleh Kakak Kakak Kelas yang aktif di OSIS. Kami diberi banyak masukan seluk beluk sekolah, guru, fasilitas dan lingkungan sekolah. Termasuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di lingkungan sekolah.

Jelang berakhirnya Proses Orientasi Lingkungan Sekolah dibentuklah vocal group dari kelas gw yang akan mengisi malam api unggun nantinya.

Gw terpilih masuk sebagai salah satu anggota vocal group tersebut, dari jumlah total delapan anggota. 4 (empat) cowo dan 4 (empat) cewe.

Proses perform vocal group gw tersebut yang meraih predikat terbaik pengisi acara api unggun akan gw skip ceritanya.

Gw akan kisahkan dengan salah satu cewe teman Kelas I SMA gw yang sama sama anggota vocal group tersebut.

Sinta, nama lengkapnya Dwi Sinta Indriyani.

Dari kedelapan anggota vocal group kami, yang terpilih sebagai tuan rumah untuk latihan yaitu, si Sinta.

Saat awal masuk Kelas I SMA, gw memang sudah terkesima dengan penampilan Sinta. Sekilas, gw seperti melihat sosok Kak Rahmi di penampilannya. Tapi, jika melihat Kak Rahmi maka gw timbul perasaan sungkan dan hormat, sebaliknya jika melihat penampilan Sinta timbul rasa aneh dibalik celana gw. Iya lah, gw sudah bisa ereksi normal, walau umur gw baru 15 tahun.

Terbukti di saat gw pertama kali datang ke rumah Sinta untuk latihan vocal group. Rencana jadwal latihan adalah pukul 09.00 pagi. Di Kelas I SMA ini, kami masuk sekolah siang hari.

Dengan kayuh sepeda BMX kesayangan gw, kurang dari lima menit gw sudah tiba di rumah Sinta. Kebetulan rumah gw dengan rumah Sinta memang dekat. Waktu masih menunjukkan pukul 08.45 pagi di jam tangan Casio gw, lalu segera gw tekan bel di pagar rumahnya.

Ehmmm... Rumahnya model tidak bersosialisasi / bertetangga dengan sisi kiri dan atau kanannya. Pagar tinggi, ditutup oleh fiber di antara celah celah pagarnya, jadi gw tidak bisa melihat sisi dalam rumahnya. Tidak lama, dari pagar yang terbuka sedikit, muncul kepala mba mba, asisten rumah tangga Nyokapnya Sinta, sambil bertanya, "Mau cari siapa ya, den?", tanyanya.

"Sinta, Mba, saya teman satu kelasnya, sudah janjian", jawab gw.

"Ditunggu sebentar ya, den", balas si mba sambil tutup pagar kembali.

Busetttt... deh, gw sudah seperti sales disuruh menunggu di depan pagar begini, ๐Ÿ˜’

Tidak lama kemudian pagar terbuka lebar, si mba mempersilahkan gw masuk ke dalam rumah Sinta. Pantes deh nggak sosialisasi, saat gw lihat sekilas, di garasi dalam rumahnya terparkir dua unit sedan mewah Eropa, sementara di carport di depan garasi mungkin bisa terparkir dua unit mobil lainnya yang pagi ini tidak ada. Di sekitar taman rumahnya, ada mas mas yang sedang potong rumput.

Didampingi oleh si mba, gw diarahkan ke lantai atas rumah Sinta. Saat menaiki tangga rumahnya, gw bisa melihat dari jendela ke arah halaman belakang rumahnya terdapat kolam renang, yesss... mantap nih, ๐Ÿ‘

Kemudian setiba di lantai atas, kami menuju ke arah karpet tebal yang terbentang lebar dilengkapi bantal bantal besar. Sepertinya ruang keluarga Sinta. Lalu, gw dipersilahkan duduk lesehan menunggu. Lengkap juga nih, ada Tv Layar Lebar Sony Kirara Basso, video dan tape recorder dengan dua salonnya.

Di salah satu pintu kamar tidur, lalu si mba mengetuk pintu perlahan seraya berkata, "Non, ada temannya, sudah menunggu di karpet".

Terdengar sahutan Sinta dari dalam kamar, "Iya Mba, nanti aku keluar. Buatkan minuman ya, nanti ada teman temanku lainnya yang akan datang".

"Baik Non, mba turun ke bawah dulu, jika ada perlu, panggil mba lagi ya", balas si mba.

Hampir lima menit gw menunggu Sinta di karpet, lalu pintu kamarnya terkuak, keluar Sinta yang hanya menggunakan...


---B e r s a m b u n g---​


https://www.semprot.com/threads/untuk-yang-pernah-ada-dan-akan-selalu-ada.1405470/post-1905400526
 
Terakhir diubah:
Naya, hatiku tertambat padamu suer

Otw baca dari awal, cringg...

( Berbulan bulan ga log in, sekalinya log in pengen ke trit ini ) :hati:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd