Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (UPDATE!!) REMAKE FAFA: THE ROAD OF CORRUPTION (NO SARA)

Siapa Cewek Yang Suhu Imajinasikan Sebagai Fafa


  • Total voters
    624
Yess ... Akhirnya jd cukold jg ...
BTW .. kenapa jd nyesal???
Mestinya ini jd awal untuk petualangan yg lbh luas & liar hehehe
Aku suka .. Aku suka ...
 
Paling suka di bikin lower tu meki,tpi dengan cerita yg di detailin prosesnya,dgn benda / jari,
 
Chapter 16 (Fafa): Unfaithful


7VIKjdc.jpg


Sore ini terasa panas sekali, padahal sepulang dari rumah kak Reza tadi aku sengaja segera mandi agar badanku terasa segar. Duh padahal sebenernya aku masih ingin menghabiskan waktu berduaan dengan kak Reza, kalau saja temenya gak ngajak ke warnet saat ini aku pasti masih di rumah kak Reza.

Aku sebenarnya bisa aja ngelarang kak Reza ke warnet tadi, tapi rasanya aku kelewat egois sih. Saat ini aku hanya mengenakan tanktop putih dengan celana pendek berwarna pink. Berhubung besok tanggal merah dan tidak ada tugas aku memutuskan untuk bersantai - santai saja di atas kasurku.


Walaupun sore ini sangat panas, aku merasa segar sekali. Apa mungkin ini efek dari pijatan kang Enday? Aku jadi kembali membayangkan kejadian tadi siang di rumah kak Reza. Wajah kang Enday kembali terbayang olehku. Sesi pijat tadi seperti diputar ulang di otak ku, teringat oleh ku penis kang Enday yang sampai menyembul keluar dari celana dalamnya..Imajinasi ku pun mulai membayangkan hal - hal yang tidak sepatutnya ku pikirkan dan berbagai macam pertanyaan yang tak seharus nya ada pun muncul di otak ku.

Aku kemudian mengambil HP ku dan membuka instagram, aku masukan nama Enday di fitur pencarian instagram. Muncul beberapa akun yang bernama Enday, ku buka satu persatu namun hasilnya nihill. Apa mungkin kang Enday memakai nama samaran? Lagi pula nama Enday untuk orang Sunda itu pasaran banget, tapi gara - gara aku gagal menemukan kang Enday di instagram rasa penasaran ku terhadap kehidupan kang Enday semakin tinggi.

Aku lalu mencoba mencari di Facebook, namun hasilnya tetap sama. Lama - lama rasa penasaran ini membuat ku semakin gusar. Lalu aku teringat forum temat aku dan kak Reza mencoba mencari tukang pijat. Aku masih ingat username nya kang Enday, tapi aku tidak mungkin memakai akun kak Reza karenan nanti kak Reza akan bertanya - tanya. Maka aku segera membuat akun dan masuk ke forum tersebut dan mencari nama kang Enday.


ā€œKetemu!ā€ celetuk ku girang.

Aku segera membuka profile kang Enday, aku langsung menutup mulut ku karena terkesima melihat foto profile kang Enday. Foto profile kang Enday adalah sebuah foto tubuh cowok six pack sedang memegang batang kejantannya. Kang Enday memegang kemaluannya itu dengan satu tangan, dari sana aku bisa membayangkan betapa besarnya penis kang Enday karena leher penis kang Enday masih terlihat padahal tangan kang Enday cukup besar.



Aku segera membaca postingan - postingan kang Enday yang sebagian besar dapat ditemukan di thread para pasangan yang mencari tukang pijat. Gara - gara itu aku jadi penasaran dengan thread para user forum lainnya yang juga mencari tukang pijat, aku pun akhirnya jadi membaca satu - satu thread tersebut.

Kebanyakan memang benar seperti kata kang Enday, hampir seluruh pasangan yang mencari jasa di forum tersebut adalah pasang suami istri. Memang beberapa ada juga pasangan yang tidak menyebutkan kalau mereka suami - istri tapi biasanya umur mereka jauh di atas umur ku dan kak Reza.

Tiba - tiba aku menemukan sebuah postingan kang Enday di sebuah thread three some, terdapat testimoni dari pemilik thread itu soal bagaimana service kang Enday terhadap mereka.

ā€œKang Enday emang top banget, istri ane sampe gempor ga bisa jalan gara - gara di hajar abis - abisan sama kang Enday. Recommended banget deh kang Enday, next session kita main lagi ya kang. Salam dari Biniā€ bunyi postingan tersebut.

ā€œGenit banget sih istrinya salam salam segalaā€ aku mendengus kesal setelah membaca postingan tersebut. Aku lalu mencari respond kang Enday terhadap testimoni tersebut dan menemukanya di beberapa page belakang.


ā€œWah makasih suhu, ane sebenernya kemarin cukup kewalahan ngadepin istri suhu padahal udah kita hajar barengan tapi minta nambah terus. Baik suhu kabar - kabari aja kalo ane kosong pasti ane langsung meluncurā€ aku terdiam sebentar setelah membaca balasan kang Enday tersebut.


Ternyata kang Enday tidak hanya menyediakan jasa pijat, tapi juga menyewakan dirinya untuk dipakai oleh pasangan lain. Aku jadi membayangkan jika pasangan tersebut adalah aku dan kak Reza.

ā€œHush Fa mikir apa sih!ā€ aku menggelengkan kepala ku mencoba membuang jauh - jauh pikiran tersebut. Bukankah apa yang aku pikirkan sekarang adalah hal yang diperingatkan oleh kang Enday seusai pijat tadi. Bagaimana pasangan yang masih muda biasanya labil dan kalau belum siap hal ini dapat merusak hubungan pasangan tersebut.

Aku kesal terhadap diriku sendiri, bisa - bisanya aku punya pikiran seperti itu. Padahal baru saja kemarin aku dan kak Reza berantem gara - gara perselingkuhanku dengan Bobby. Kenapa sih kamu Fa kok bisa setega itu ngebayangin orang lain selain kak Reza.

Aku lalu menutup forum cabul itu, dan kemudian membuka aplikasi Whatsapp, aku terkejut ketika melihat nama Kang Enday muncul paling atas di daftar percakapan ku. Aku baru ingat kalau aku punya nomor kang Enday. Aku lalu membuka jendela percakapan ku dengan kang Enday, dan seketika itu juga pipiku menjadi merah karena malu. Aku lupa kalau aku mengirimkan foto - foto syur ku ke kang Enday tadi siang. Aduh, kalau foto itu tersebar bisa jadi masalah besar buat ku. Apa kang Enday menyimpan foto - foto ku ini? Aku harus memastikan kalau foto - foto itu segera dihapus oleh kang Enday. Ah kebetulan kang Enday sedang online, aku langsung mengetik pesan dan mengirim pesan tersebut.

ā€œPermisi kang Endayā€ sapa ku di whatsapp.

ā€œEh teh Fafa, ada apa teh?ā€ kang Enday langsung membalas pesan ku tersebut.

ā€œGercep banget kang balesnyaā€ aku mencoba basa - basi.

ā€œJelas atuh, yang whatsapp cewek secantik teh Fafa mah langsung saya balesā€ jawab kang Enday.

ā€œDih gombal, udah berapa cewek yang akang bales gituā€ balas ku sambil mengirimkan emoji wajah kesal.

ā€œBaru ke teh Fafa aja sih, soalnya yang lain gak ada yang secantik teh Fafaā€ kang Enday kembali menggomball

ā€œAduh aduh, manis banget ya mulut nya. Kok aku gak percaya yaā€ aku tambahkan emoji tertawa di akhir pesanku tersebut.

ā€œHahah, sebenernya jujur teh baru sama teteh loh saya hampir gak fokus pas lagi tugasā€ balas kang enday dengan emoji muka berkeringat.


ā€œNah loh kok bisa gak fokus? Kang Enday manggilnya Fafa aja, kan kang Enday lebih tuaā€ balas ku, karena merasa aneh ketika orang yang lebih tua memanggil ku teteh.

ā€œEh iya kebiasaan, ya udah. Oke Faā€ balas kang Enday.

ā€œHmmm jawab dong kang kenapa gak fokus?ā€ tanya ku penasaran.

ā€œYah gimana ya teh, kalo mau jujur client saya kebanyakan tuh udah pada berumur, jadi udah pada turun mesin gituā€ balas kang Enday.

ā€œIh masih manggil teteh, kan di bilang panggil Fafa aja!ā€ balas ku kesal.

ā€œEh iya atuh gimana susah kebiasaanā€ balas kang Enday.

ā€œYa uda deh terserah kang Enday aja. Maksudnya turun mesin apa ya kang?ā€ karena baru kali ini aku mendengar istilah itu.
ā€œOh maksudnya teh udah pernah ngelahirin. Biasanya badan cewek kalo udah ngelahirin jadi gemuk, payu daranya jadi gak sekenceng dulu. Maklum lah client saya kebanyakan ibu - ibu umur 35 ke atasā€ balas kang Enday.

ā€œOh gituā€¦ kalo kang Enday gak suka tipe begitu kenapa masih mau atuh? Kenapa gak cari yang muda - muda sama yang sesuai selera kang Enday aja? Tanya ku heran.

ā€œOh sebenernya gak apa - apa sih teh, soalnya biar gak lupa aja cara mijet nyaā€ jawab kang Enday.

Aku lalu teringat soal thread threesome kang Enday, di mana dia juga menyediakan layanan untuk melayani pasangan suami - istri lebih dari sekedaar pijat.


ā€œKang Enday tuh sebenernya bukan pijet aja kan? Aku tadi liat thread pasangan three some dan dari situ aku jadi tau kalo kang Enday juga nyediain layanan lain selain pijetā€

ā€œEh iya teh hahaha.. Kenapa a Reza sama teteh mau pake jasa itu?ā€ kang Enday menyertakan gambar emoji bermata hati.

ā€œIhh sembarangan! Engga tadi penasaran aja baca testimoni yang udah pernah make jasa kang Enday heheh. Lagian aku sama kak Reza kayaknya gak akan pijet - pijet lagi sih. Soalnya kak Reza tadi bilang sehabis pijet dia cemburu gituā€ aku kemudian mengambil charger ku dan mengecharge hp ku yang batrenya sudah mulai sedikit lagi.

ā€œOh iya wajar itu, soalnya baru pertama. Emang awal - awal bakal ngerasa aneh gitu sih biasanya. Tapi dari pengalaman sih biasanya nanti bakal ada aja pikiran buat nyoba lagiā€ lanjut kang Enday.

ā€œAh masa sih kang?ā€ tanya ku tak percaya.

ā€œDari pengalaman yang udah - udah sih seperti itu teh. Kalo boleh tau teteh sama a Reza kenapa tiba - tiba nyari tukang pijet ya?ā€ tanya kang Enday.

ā€œKenapa gitu kang?ā€

ā€œYa engga sih teh, soalnya kalo pasangan muda gitu kan biasanya rasa cemburu nya masih gede. Kebanyakan juga belum bisa ngebedain cinta sama sexā€ balas kang Enday.

ā€œLoh emang nya beda? Aku pikir kalo sex ya karena harus cinta gak sih? Masa ada orang gak cinta tapi mau melakukan sex?ā€

ā€œYa beda atuh teh, contoh nya saya. Saya kadang dapet client janda, atau wanita karir yang belum menikah. Mereka udah cape dimainin sama cowok tapi gak bisa bohong kalau mereeka juga punya kebutuhan biologis. Nah akhirnya mereka nyewa saya deh, untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka ituā€

ā€œKebutuhan biologis? Maksud kang Enday Sex?ā€

ā€œBetul. Nah tapi mereka setelah berhubungan sex sama saya mereka tuh gak baper. Sedangkan kalo cinta itu kebutuhan piskologis teh, biasanya pasangan yang sudah berumur senja kehidupan sex nya sudah mati. Apa karena mereka tidak berhubungan sex maka mereka tidak saling cinta lagi? Engga kan?ā€

Penjelasan kang Enday barusan terasa sangat masuk akal, aku jadi ingat kak Reza juga pernah mengatakan hal yang mirip dengan perkataan kang Enday.

ā€œHmmmā€¦ tapi Fafa gak mau kayak gitu ah kang Enday, Fafa mau nya sama kak Reza ajaā€

ā€œOh ya ga apa - apa teh, gak ada yang salah ko sama itu. Saya bilang itu biar teteh tau aja kalo di dunia ini gak semua nya hitam putih. Ngomong - ngomong teh Fafa sama a Reza kenapa nyari tukang pijat atuh kalo gitu? Saya jadi aneh setelah mendengar perspektif teh Fafa soal cinta dan sex kok mau pake jasa tukang pijat?ā€

Aku terdiam sebentar membaca pesan kang Enday, aku agak ragu untuk menceritakan alasan kenapa ini semua bisa terjadii.

ā€œKalo private gpp teh, teh Fafa gak usah jawab juga ga apa - apaā€ kang Enday menambahkan.

Entah mengapa aku merasa sangat nyaman ngobrol sama kang Enday. Rasanya seperti ngobrol sama seorang kaka. Kang enday orang nya tuh humoris, tapi gak slengean. Orang nya sopan, tutur bahasa nya juga baik. Sebab itu aku pun memutuskan untuk menceritakan semua nya ke kang Enday. Dari perselingkuhan ku dengan Bobby, dari kak Reza yang marah besar ketika mendengar perselingkuhanku. Aku bahkan juga menceritakan soal kak Reza yang bermasturbasi saat aku menceritakan secara detail bagaimana aku dan Bobby melakukan hubungan sex. Tak lupa ku ceritakan bagaimana kak Reza memainkan vagina ku sambil memintaku membayang kan Bobby.

Aku kemudian memijat - mijat jari ku karena merasa pegal mengetik.

ā€œOh gitu, ngerti saya teh. Wah nampaknya si a Reza teh punya fetish cuckold tehā€ balas kang Enday.

ā€œCuckold?ā€ tanya ku heran.

ā€œIya itu teh fetish di mana si cowok suka ngeliat ceweknya berhubungan sama orang lainā€ balas kang Enday.

ā€œOhh itu namanya cuckold? Hmm aku teh sebenernya ngerasa aneh sih kang. Ko bisa gitu si kak Reza bisa rela bayangin aku sama cowok lain. Aku aja bayangin kak Reza sama cewek lain udah panas duluanā€


ā€œOh ya emang ga semua orang punya fetish itu teh. Kebanyakan cowok dan maaf ini teh ya bukan nya saya nyalahin teh Fafa apa gimana. Hanya saja fetish itu sering nya muncul gara - gara pasangan si pria pernah selingkuh. Biasanya sih karena si cowoknya sakit hati banget dan fetish itu adalah bentuk pertahan si cowok dari rasa sakit ituā€ lanjut kang Enday.


Ada rasa bersalah yang amat besar ketika membaca penjelasan kang Enday soal cuckold membuat ku terdiam membayangkan apa jadinya jika hari itu aku tidak ke rumah Bobby. Aku pun meletakan HP ku dan tak lagi melanjutkan percakapan dengan kang Enday. Saat ini aku rasanya ingin menangis karena hatiku penuh dengan penyesalan. Aku bahkan sampai lupa tujuan awalku menghubungi kang Enday.

Tiba - tiba Hp ku berdering, dengan agak malas aku kemudian mengangkat terlfon tersebut yang ternyata telfon dari dari kak Reza.

ā€œSayang lagi apa?ā€

ā€œLagi di kamar kak, leyeh leyeh heheheā€

ā€œAduh cape ya abis dipijetā€ balas kak Reza.

ā€œAhaha engga kok kak, malah badan aku sebenernya kerasa seger loh habis dipijet barusanā€

ā€œWah malah doyan dia hahahā€

ā€œEh enggaa gitu.. Ihā€ aku pura - pura kesal walau mulut ku tersenyum.

ā€œHaha iya deh percaya, aku tadi pas liat badan kamu bergeter gitu sange banget loh Fa. Apa lagi kamu sampe squirtā€

ā€œIhhhh kak Reza apaan sih, kok mesumā€ Protes ku.

ā€œLoh kan emang bener Fa, hmm aku cuma mau bilang terima kasih ya sayang udah nurutin kemauan aku. Aku tau pasti susah banget sebenernya kamu ngelakuin itu tadiā€

ā€œIyaaaaaaā€¦ sama sama. Aku seneng kalo kak Reza senengā€

ā€œHmm aku pengenya kamu nikmatin juga sih Fa, ak gak mau kamu kepaksa ngelakuin ituā€ lanjut kak Reza.

ā€œIhhh kak Reza kan ini tadi kita udah bahas. Iyaa aku gak ngerasa terpaksa ko karena akhirnya aku nikmatin juga kan dipijet. Kak Reza gak usah khawatir!ā€

ā€œSerius kamu ngenikmatin Fa?ā€ tanya kak Reza tak percaya.

ā€œIyaaaa serius gak bo ongā€ jawab ku seperti anak kecil.

ā€œHmmā€¦.ā€ kak Reza bergumam terus terdiam.

ā€œKenapa lagi kak? Kaka gak usah overthinking. Ga usah takut - takut gitu omongin ajaā€

ā€œSebenernya aku mau besok kita pijet lagi sih Faā€ ujar kak Reza malu - malu.

ā€œHaaaaaaaaah!! Lagi? Suara ku meninggi saking kaget nya

Aku tak habis pikir, bukan kah sehabis sesi pijat tadi kak Reza bilang kalau dia cemburu banget sama kang Enday? Kenapa tiba - tiba sekarang malah ingin melakukan hal itu lagi.

ā€œPlease Fa, terakhir deh Fa. Soalnya tadi aku lupa ngerekamā€

ā€œLoh loh, ini malah mau direkam juga? Bukanya kak Reza tadi malah kesel setelah pijet nya selesai?ā€ tanya ku heran, dan sebenarnya agak kesel juga kenapa kak Reza malah mau merekam adegan ku bersama orang lain. Tubuhku dilihat oleh orang selain kak Reza saja aku malu bukan kepayang, ini malah mau diabadikan di dalam videoā€¦ yang ada malah rasaa malu ku gak hilang - hilang.

ā€œIya Fa please.. Kan kalo direkam aku gak akan minta aneh - aneh lagi kayak giniā€ kak Reza memelas.

ā€œAku pikir - pikir dulu deh kakā€ jawab ku agak kurang setuju.

ā€œYah.. ya udah deh kalo ga mau. Terserah lahā€ kak Reza mendengus kesal.

ā€œSayang jangan marah lagi atuh.. Ya udah okeā€ jawab ku lemas, karena malas memulai pertengkaran baru. Lagi pula kang Enday sudah melihat dan menyentuh tubuh ku ini jadi apa ruginya kalau besok kang Enday menyentuh nya sekali lagi?

ā€œAsikk ya udah, nanti aku cari dulu tukang pijet nyaā€ lanjut kak Reza.

ā€œHaaahhh? Cari lagi? Kan udah ada kang Enday kak? Tanya ku bingung.

ā€œKenapa harus kang Enday? Kamu suka sama dia hah?ā€ kak Reza mendadak emosi.

ā€œIh bukan gitu kak, kok kaka jadi marah. Kang Enday kan udah pernah lihat sama nyentuh aku, setidaknya aku udah bisa nyiapain mental aku lagi kalo dipijet sama diaā€ jawab ku panik mendengar nada kesal kak Reza.


ā€œEnggak, kita pake tukang pijet lain! Kamu lupa apa yang kang Enday bilang? Kalo masih awal - awal sebaiknya jangan pake tukang pijet yang sama nanti bisa baper!ā€ ujar kak Reza masih dengan nada kesal.


Aku terdiam sejenak, memang apa yang ditakutkan kak Reza itu bukanya tidak beralasan. Jujur, baru sebentar saja aku ngobrol sama kang Enday sudah bisa membuat hati ku berdebar - debar persis saat masa - masa aku dan kak Reza masih PDKT. Akhirnya dengan pasrah aku hanya bisa setuju agar memakai jasa tukang pijat yang baru.


ā€œYa udah deh kak, okeā€ jawab ku lemas.

ā€œYa udah besok ya Fa, kan besok tanggal merah. Rumah aku juga kosong, besok siang aku jemput ke rumah yaaā€

ā€œIyaaaaā€¦ kak Reza masih di warnet?ā€

ā€œIya masih ini mau begadangā€ jawab kak Reza, suaranya kembali ramah.

ā€œHuh dasar, ya udah jangan lupa makan!ā€

ā€œIyaaaaā€ jawab kak Reza dengan nada seperti anak kecil dan mematikan telfon nya.

Begitu telfon tersebut dimatikan, rasa panik mulai memenuhi pikiran ku. Aku tak tahu apakah mental ku akan siap jika aku harus memperlihatkan tubuh telanjang ku kepada orang lain lagi. Aku merasa mual membayangkan tubuhku kembali disentuh oleh orang tak dikenal.

Seketika itu juga aku langsung menelfon kang Enday namun karena panik aku malah menekan tombol video call.


ā€œYa teh Fafa? Ada apa nih sampe video call?ā€ terdengar suara ramah kang Enday.

ā€œEh..iya.. Kepencet kangā€ jawab ku gelagapan.

ā€œMau ganti ke voice call aja?ā€ tanya kang Enday.

ā€œHmm gak usah deh, tanggungā€ jawab ku cepat sambil mencabut chargeran hp ku dan kemudian turun dari kasur. Aku kemudian berjalan ke luar kamar sambil mengarahkan kamera HP ku ke wajah ku.


ā€œKang..barusan kak Reza nelfon dan dia minta besok supaya aku mau dipijet lagiā€ kata ku panik.


ā€œHahah benerkan teh apa saya bilang. Pasti si a Reza ketagihanā€ kang Enday terlihat berjalan ke kamarnya dan menjatuh kan tubuh nya berbaring di atas kasur. Posisi kamera kang Enday membuat aku bisa melihat kalau saat ini kang Enday tidak memakai atasan.


ā€œNah itu dia kang.. Masalah nya aku teh gak tau siap mental apa engga, soalnya kak Reza bilang mau pake tukang pijet lainā€

ā€œWah jangankan teh Fafa, saya juga kalo besok disuruh mijet teh Fafa lagi mental saya belum siapā€ saut kang enday sambil tertawa kecil.

ā€œIHHHHhhh.. Kang Enday serius dulu atuh gimana iniiiii!ā€ rengek ku kesal.

ā€œAduh maaf maaf, saya becanda biar teh Fafa gak tegang - tegang banget gitu maafā€

ā€œHuuhh.. Jangan bikin kesel deh kang. Aku tuh bingung dan butuh nasehat dari akangā€ lanjut ku.

ā€œNasehat apa teh?ā€ tanya kang Enday sambil mengerutkan keningnya.

ā€œIyaaa ini gmana biar mental aku siap besok, karena jujur sekarang aja aku udah mulai mual ngebayanginnyaā€

ā€œHmmā€¦ada sih teh tapi saya gak tau teteh siap apa engga. Soalnya cara ini juga butuh teteh siap mental ngelakuinnyaā€

ā€œEmang aku harus apa kang?ā€ aku menyaut cepat.

ā€œTeteh tau istilah exhib?ā€ tanya kang Enday.

ā€œExhib? Apa itu?ā€ tanya ku bingung, walau rasanya aku pernah mendengarnya.

ā€œExhib alias exhibitionist, intinya teteh mamerin tubuh teteh ke orang lain yang teteh gak kenalā€

ā€œIh gila! Apa bedanya sama aku telanjang besok di depan tukang pijet nya kang? Malah yang ada lebih takut lagi karena gak ada akang atau ada kak Reza yang ngejagainā€

ā€œHmmm dari pengalaman saya sih teh, biasanya pasutri yang jadi langganan saya bilang kalau sebelum pijet mereka awalnya coba - coba exhib duluā€

ā€œSerem kang gak ada yang ngejagain mahā€

ā€œHmm kalo saya jagain gimana teh?ā€ saut kang Enday.

ā€œMaksud nya kang Enday?ā€

ā€œYa ntar saya temenin teteh, sok kita coba. Saya gini - gini ikutan muay thai teh. Gak akan ada yang berani macem - macemā€ lanjut kang Enday.

Aku terdiam sejenak memikirkan tawaran kang Enday tersebut. Memang tubuh kang Enday selain kekar juga tinggi, aku yakin sih gak akan ada yang berani macem - macem selama kang Enday ngejagain aku.


ā€œGimana teh? Mau? Kebetulan saya lagi kosong.. Lagian rumah teteh gak jauh dari rumah a Reza kan?ā€ lanjut kang Enday.

Setelah berfikir sejenak aku pun mengangguk.

ā€œYa udah kang, aku kirim alamat aku yaā€ aku pun mengirimkan alamt ku melalui pesan whatsapp.

ā€œOh yang deket masjid ya teh, oke segera meluncur bosā€

ā€œYa udah aku tungguā€ aku langsung mematikan telfon tersebut dan berjalan ke ruang tamu.


Setelah sekitaran 15 menit menunggu, terdengar suara motor berhenti di depan pagar ku. Aku lalu mengintip lewat tirai jendela ruang tamu dan melihat kang Enday sudah menunggu ku di depan pagar. Aku segera membuka pintu dan berjalan menghampirinya.

ā€œKang ini aku harus telanjang banget nih nanti?ā€ tanya ku masih ragu.

ā€œOh gak usah teh gak usah, teteh pake baju kayak gini aja udah cukup kokā€ saut kang enday.

ā€œKenapa emang baju aku kang?ā€ tanya ku heran.

Kang enday terlihat celingak - celinguk seperti memastikan tidak ada yang bisa mendengar percakapan kami.

ā€œTeh Fafa gak sadar gitu kalau tank top teteh tembus pandang? Itu juga celana pendek teteh samar - samar keliatan bulunya tetehā€ bisik kang Enday.

Seketika itu juga muka ku memerah dan tangan ku secara reflek menutupi dada dan selangkanganku.

ā€œDuh maaf ya teh gak maksud bikin maluā€ ujar kang Enday merasa bersalah.

Aku menghela nafas panjang, ngapain sih aku merasa malu? Toh kang Enday udah ngeliat semua ini.

ā€œYa udah kang skarang kita kemana? Aku gak mau di daerah sini ya takut ada tetangga akuā€ aku lalu duduk di kursi penumpang motor kang Enday.

ā€œHmmm kayaknya saya tau teh kita kemana, oke kita berangkatā€ kami pun segera meninggalkan rumah ku.

Setelah beberapa saat kami tiba di depan sebuah gapura komplek perumahan yang tak jauh dari rumah ku. Kang Enday kemudian memarkirkan motornya di depan gapura tersebut. Terlihat sebuah kios rokok kecil penuh dengan pengemudi ojol dan pengantar paket yang sedang beristirahat hanya beberapa meter saja dari tempat kami berhenti.

Aku berusaha menyembunyikan bagian depan tubuh ku di belakang badan kang Enday yang besar. Soalnya aku sadar sepanjang jalan tadi banyak sekali mata yang melirik ke arah kami.

ā€œTeh coba teteh beli rokok ke kios itu dehā€ kang Enday menunjuk kios rokok tersebut.

ā€œAhh..malu kang rame bangetā€ protes ku sambil mengintip dari pundak kang Enday.

ā€œYa itu dia teh, makanya saya bawa ke sini. Teh Fafa bilang kan mau ngelatih mental?ā€

ā€œIya tapi itu rame banget kang, kalo mereka ngapa - ngapain aku gimana? Jawab ku takut.

ā€œIh gak usah takut teh, teteh gak akan ketemu lagi ini sama mereka kan? Mereka juga gak kenal sama teteh. Terus ini juga tempat umum teh mana berani mereka macem - macem. Kalau pun berani kan saya liatin tehā€ kang Enday mencoba menenangkan ku.

Aku terdiam sejenak menimbang - nimbang apakah aku benar - benar akan melakukan ini.

ā€œKang Enday janji bakal jagain kan?ā€ tanya ku memastikan.

Kang Enday mengangguk sambil tersenyum ramah, lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan uang 50 ribuan

ā€œNih teh bawa uangnya, pura - pura aja teteh beli rokok millā€


Aku lalu menghela nafas panjang dan turun dari motor. Secara perlahan aku berjalan menuju kios rokok yang sebenarnya hanya berjarak beberap meter saja dari tempat kami berhenti namun entah mengapa rasanya jarak nya terasa begitu jauh.

Terlihat beberapa orang pengemudi ojol sedang duduk berjejer di sebuah bangku panjang di depan kios tersebut. Terdapat satu bangku panjang lagi di samping kios tersebut dan terlihat seorang pengemudi ojol dan seorang pria mengenakan kaos oblong duduk di bangku tersebut.


Aku kemudian menghentikan langkah ku di depan kios tersebut dan seketika itu juga semua mata pengunjung kios tersebut tertuju kepada ku. Aku merasakan tubuhku berkeringat lebih banyak dari biasanya, dan mulai terasa baju ku menjadi agak lengket dan menempel ke tubuh ku.

ā€œEmm punteun mau beliā€ tenggorokan ku terasa kering sehingga suaraku hampir hilang.

Namun tak terlihat siapa pun di dalam kios rokok tersebut, aku bisa merasakan para driver ojol yang duduk di bangku panjang di depan kios rokok ini sedang menelanjangi ku dengan mata mereka.

Mataku melirik ke arah mereka dan terlihat mereka sedang berbisik - bisik.

ā€œPunteun mau beliiā€ aku mengeraskan suara ku namun tak ada sautan dari dalam kios tersebut.


ā€œYang jual lagi pergi sebentar tehā€ ujar salah satu pengemudi ojol yang duduk di bangku di depan kios tersebut.

ā€œEh ..iya.. Emm. ya udah dehā€ aku tergagap merespon perkataan pria itu, aku langsung menoleh ke arah tempat kang Enday parkir.

ā€œTungguin aja teh bentar lagi palingā€ ujar bapak bapak yang duduk di sisi paling pinggir bangku tersebut, bapak tersebut berkulit hitam legam, rambut nya ikal dan lebat terlihat beberapa uban di rambutnya. Jaket ojol bapak ini terlihat paling lusuh dari semua pengemudi yang sedang nongkrong di kios ini.

ā€œSini teh dudukā€ si bapak gempal tersebut kemudian berdiri sambil menunjuk bangku tempatnya tadi duduk.

ā€œEh.. engga apa - apa pak saya berdiri ajaā€ aku menolak halus.

ā€œUdah gak apa - apa teh sok calik (duduk bahasa sunda)ā€ bapak itu mendorong tubuh ku pelan sehinggak aku terpaksa duduk di bangku itu.

ā€œEh iya pak makasihā€ aku mengangguk pelan sambil melirik secara takut - takut ke arah bapak tersebut. Bapak itu berperut buncit, jaket nya tidak di resleting, jari - jari nya penuh dengan batu akik. Kuku nya kuning, dan kotor.

ā€œGeser jangā€ bapak itu menyuruh teman nya yang duduk di samping ku untuk bergeser, temanya itu pun menurut dan bergeser sedikit. Bapak berperut buncit itu pun kemudian duduk di samping ku.

Aku bisa mencium bau keringat bercampur bau rokok dari tubuh bapak itu, aku berusaha menahan diri untuk tidak muntah karena bau gak enak yang pekat menusuk hidung ku. Belum lagi asap rokok yang bapak itu hembuskan membuat ku terbatuk.

ā€œEh maaf, gak biasa asep rokok yaā€ bapak itu tertawa memperlihat kan gigi - giginya yang kuning. Tak terlihat niatan bapak itu untuk membuang rokok yang sedang dihisapnya.

Mataku mulai berair karena asap rokok itu membuat mata ku perih.

Mata bapak itu terus melihat ku dari atas sampai bawah.

ā€œRumahnya di mana neng?ā€ tanya si bapak itu.

Saking gugupnya aku dengan bodoh menjawab pertanyaan bapak itu dengan jujur.

ā€œDi depan masjid pakā€ jawab ku pelan.

Seketika itu juga tiba - tiba pengemudi ojol di samping ku menoleh ke arah ku.

ā€œFaradilla?ā€ saut supir ojol tersebut dengan muka kaget melihat ku.

ā€œEh..i..ya.. Aa siapa ya?ā€ aku mengerutkan kening ku karena merasa aneh pengemudi ini mengenali ku.

ā€œSaya yang waktu itu ngater makanan buat tetehā€ jawab pengemudi ojol tersebut.

ā€œSaha jang? Kenal kamu?ā€ tanya si bapak berperut buncit kepada pengemudi ojol tersebut.

Pengemudi ojol bernama ujang tersebut tersenyum lebar, sambil mengedipkan mata nya ke bapak buncit.

ā€œItu om yang waktu itu saya ceritainā€ saut si Ujang.

ā€œYang mana jang?ā€ tanya si bapak buncit, aroma mulut tak sedapnya tercium setiap bapak itu berbicara.

Ujang kemudian memundurkan sedikit badanya kemudian menaruh tnaganya di samping mulut nya sehingga aku tidak bisa membaca bibirnya. Ujang terlihat seperti membisikan sesuatu ke pada si bapak buncit yang saat ini duduk mengangkan menghadap ku.

Aku sendiri berusaha mengingat - ingat siapa pengemudi ojol ini, karena jujur aku lumayan sering mengorder makanan dan ojol ke rumah.

ā€œOHHH.. haha yang ituā€ ujar si bapak buncit, aku melirik ke arah bapak tersebut dan mata kami pun bertemu, dengan cepat aku langsung menunduk ke bawah.

Bapak itu kmudian kembali duduk menghadap ke depan namun dirinya menggeser tubuh nya ke arah sampai pundak dan paha kami bersentuhan.

Aku mulai merasakan firasat buruk, apa yang dibisikan ujang ke bapak tersebut membuat bapak ini semakin berani untuk tidak sopan.

ā€œNeng, itu puting nya keliatanā€ bisik si bapak itu ke kuping ku.

SDFVEMV.png


Seketika itu juga aku langsung menutup dada ku dengan tanganku, ingin aku segera berdiri dari bangku ini namun karena posisinya yang terlalu dekat dengan kios dan tubuhku yang diapit oleh bapak buncit dan ujang, aku hanya bisa pergi kalau salah satu dari mereka berdiri dari bangku ini terlebih dahulu.

ā€œEh.. mmā€ aku bingung harus merespon apa perkataan bapak tersebut.

7pkr9rW.png


ā€œKata ujang kamu suka masturbasi ya?ā€ bapak tersebut makin tidak sopan perkataanya. Mendengar itu jantung ku serasa mau copot. Aku jadi ingat di mana aku pernah bertemu dengan pengemudi ojol bernama ujang ini.

Saat itu aku memakai alat bantu sex milik kaka ku dan persis ketika aku mengambil makanan dari ujang, alat bantu tersebut terjatuh dari vagina ku dan ujang ternyata melihat itu semua terjadi.

Bapak buncit tiba - tiba merangkul pundak ku, dan mendekat kan wajahnya ke kuping ku.

ā€œIkut ke kosan yuk nengā€ ujar si bapak dengan nada mesum.

Ingin aku menepis tangan si bapak itu tapi aku kelewat takut dan gemetar. Bapak itu kemudian meraba - raba dan meremas toket ku dari luar tank top ku. Spanduk di depan kios rokok membuat pandangan orang - orang yang melewati kios ini terhalang, sehinggak apa yang dilakukan bapak itu tak terlihat.

Ingin rasanya aku berteriak meminta tolong, tapi entah kenapa mulut ku tetap terdiam. Badanku semakin gemetar, seketika itu juga cuaca panas ini mendadak terasa dingin. Aku sering membaca cerita - cerita korban pencabulan di tempat umum melalui twit**ter. Mereka selalu bilang saat kejadian itu terjadi, tubuh mereka seakaan berhenti berfungsi. Apakah ini yang mereka rasakan saat itu?

ā€œEm.. enggaā€¦m..mmakasihā€ walau mulut ku bisa bersuara, kalimat yang kuucapkan bukanlah kata - kata yang tepat untuk situasi seperti ini.

ā€œSekel euy toket nya neng, ikut ke kosan yukā€ ujar si bapak tersebut.

tcwO66E.png


Bapak berperut buncit itu semakin berani melihat reaksi ku yang hanya diam. Tanganya mulai semakin nakal dan meremas - remas toket ku sambil mencubit - cubit puting ku dari luar tank top.

"Hayu neng, ke kosan sama saya"

ā€œFa, ayo pulang!ā€ suara keras kang Enday membuat bapak itu terkaget dan melepas kan tanganya dari toket ku. Bapak itu dengan cepat berdiri dan berpura - pura menelfon seseorang. Begitu pula ujang yang segera berpura - pura sibuk dengan HP nya.

Aku menoleh kebelakang dan melihat kang Enday berdiri di belakang ku, mata ku berair seketika. Untung saja tangis ku bisa ku tahan.

Kang Enday lalu menggandeng tangan ku dan menuntun ku kembali ke tempat dia memarkirkan motor.

Kami pun segera meninggalkan gapura tersebut, sepanjang jalan aku hanya diam tak mengatakan satu patah kata pun, begitu juga kang Enday.

Sesampai nya di depan rumah ku, kang Enday mengantarkan ku sampai ke depan pintu rumah ku.

ā€œK..kang Enday mau masuk dulu ga?ā€

ā€œEh udah mau magrib ini Fa, ga enak diliat tetangga cowok masuk ke rumah cewek pas lagi sepiā€ ujar kang Enday berusaha sopan.

ā€œPā€¦p..pleaseā€ aku memelas menahan tangis ku. Aku tak pernah merasaa setakut ini dalam hidup ku.


Kang Enday mungkin merasa iba karena melihat ku ingin menangis akhrnya setuju dan kemudian mengikuti ku masuk ke dalam rumah. Kang enday lalu menutup pintu rumah ku.

Aku langsung memeluk erat kang Enday begitu kang Enday membalikan badanya menghadap ku.

ā€œAahhā€¦ Fa takut banget kang tadiiii!!ā€ lepas lah tangis ku.

Kang Enday nampak bingung sejenak, namun kemudian tanganya merangkul ku. Rambut ku pun diusap - usap olehnya.

ā€œSudah .. sudah.. Gak usah takut lagi,, ada saya tehā€ ujar kang Enday mencoba menenangkan.

ā€œTaā€¦tadiā€¦aku di..di grepe - grepe..sa..sama bapak i..ituā€ nafas ku tak karuan, suara ku tergagap karena mencoba berbicara sambil menangis.

ā€œTenang Fa..tenang, skarang udah aman kok. Kamu udah di rumah, ada aku jugaā€ kang enday terus mengelus - ngelus rambut ku.

ā€œKenapa mereka bsia seberani itu ya Fa? Saya sendiri aneh sih. Maaf ya saya gak ngeduga bisa sebrani itu orang - orang padhal di tempat umumā€ ujar kang Enday.

ā€œO..ojolnya..p..p.pernah l..liat..f..fafa .ma.masturbasiā€ bicara ku masih tergagap parah karena tasngisan ku tak kunjung berhenti.

ā€œUdah - udah gak usah ngomong dulu Fa, tenangin diri kamu duluā€ ujar kang Enday sambil menuntun ku ke atas sofa ruang tamu.

Aku menyeka air mata ku dan berusaha menenangkan diriku.

ā€œMaaf ya Fa udah bikin kamu ngalamin ini, saya nyesel bangetā€ ujar kang Enday, terlihat dari wajahnya kang Enday merasa sangat menyesal.

Aku kembali menyeka air mata ku. Mendadak kepala ku terasa ringan sekali, aku merasa ingin pingsan. Aku memang mengidap penyakit darah rendah, apalagi hari ini aku belum makan. Rasa stress kadang membuat ku merasakan ini.

ā€œKang..Fa mendadak pusing, bisa tuntun Fa ke kamar ga?ā€ pinta ku sambil menyeka air mata ku lagi.

Kang Enday hanya mengangguk dan mencoba membantu ku berdiri, namun saat aku mencoba berdiri aku tidak bisa merasakan tenaga di kaki ku hingga aku hampir terjatuh. Untung saja kang Enday dengan sigap menahan tubuh ku.

ā€œYa udah sini saya gendong aja Faā€ ujar kang Enday lalu membopong ku dan membawa ku ke kamar ku.

Kang Enday lalu menaruh ku di atas kasur dengan hati - hati.

ā€œKang.. bisa ambilin obat ga di tas Fafa? Kayak nya ada botol minum juga di situā€ kata ku sambil menunjuk ke arah tas ku yang di gantung di pintu.

Kang Enday lalu mengambil tas ku dan mengambil sebotol obat dan botol air, kemudian memberikan sebutir tablet kepada ku. Kang enday lalu membantu ku duduk di atas kasur dan aku segera meminum obat tersebut dibantu dengan air dari botol air tersebut.

ā€œMakasih kangā€ kata ku pelan sambil memberikan botol air kepada kang Enday. Setelah menaruh botol minum itu di atas meja rias ku, kang Enday lalu duduk di samping ku.

Aku secara reflek langsung menyenderkan kepala ku ke pundak kang Enday.

ā€œHaaahā€ aku lalu menghela nafas. Aku mulai merasakan obat yang kuminum mulai bekerja.

ā€œFa..ā€ ujar kang Enday pelan.

ā€œBagus.. Ga manggil teteh lagiā€ saut ku lemah, sambil mengacungkan jempol ke arah kang Enday.

Kang Enday tertawa kecil.

ā€œMau ngomong apa?ā€ tanya ku dengan suara lemah.

ā€œHmm.. saya mau jujur ke kamu Fa tapi tolong kamu jangan marahā€ ujar kang Enday.

ā€œJujur apa kang?ā€ ngomong aja.. Aku setengh sadar nih jadi paling nanti lupa hahaā€ aku tertawa lemah.

ā€œSebenernya, setelah sesi pijat tadi saya gak ada client lagi.ā€ ujar kang Enday.

ā€œLoh? Terus kenapa tadi buru - buru pulang kang?ā€ aku memejam kan mata ku, wangi cologne kang Enday membuat ku merasa nyaman.

ā€œHmm.. sebenernya saat sesi pijat tadi saya bener - bener gak kuat Fa nahan nafsu saya. Ngelihat kamu menggeliat, menggelepar, mendesah sambil manggil nama saya bikin saya nafsu ke kamu. Padahal selama ini saya selalu bisa professiona;ā€ lanjut kang Enday.

Aku lalu mengangkat kepala ku dari pundak kang Enday dan menoleh ke arah nya.sambil memincing kan mata ku.

ā€œJujur Fa, saya bukan orang yang gampang kepancing nafsunya, tapi pas ngeliat kamu tiba - tiba nafsu saya muncul gitu aja. Saya sendiri bingung kenapa bisa ngerasa gituā€ lanjut kang Enday sambil menunduk ke bawah tak berani melihat ke arah ku.

ā€œTerus hubunganya sama pulang cepet, langsung to the point aja kang otak aku sekarang lagi lemot banget?ā€ tanya ku bingung.

ā€œJadi tadi saya pulang buat coli Fa, saya ngebayangin apa jadi nya kalau hari ini lebih dari sesi pijat sambil ngeliatin foto kamuā€ ujar kang Enday memalingkan wajahnya, nampak sekali kang Enday merasa malu dan merasa salah atas apa yang dilakukannya.

ā€œHmph..ā€ aku bergumam pelan.

ā€œKa..kamu marah ya Fa?ā€ tanya kang Enday melirik ke arah ku yang sedari tadi memperhatikan wajahnya.

Aku tak menjawab, hanya diam dan terus memperhatikan wajah kang Enday. Perlahan - lahan kang Enday pun melakukan hal yang sama dan memandang ke arah ku.

ā€œMhhhpā€¦ā€ kang Enday tiba - tiba mencium bibir ku, aku kemudian mendorong kanng Enday sehingga ciuman kami terlepas.

Wajah kangf Enday seketika itu juga terlihat cemas, matanya bergerak - gerak seprti mencoba mencari tahu apa yang kupikirkan lewat mata ku.

AKu lalu menampar pipi kang Enday dengan keras. Lalu aku kembali menampar pipi kang Enday berkali - kali sampai akhirnya kang Enday menahan tangan ku agar berhenti menamparnya.

Aku lalu menggerakan tangan ku ke pipi kang Enday yang baru saja ku tampar, lalu tangan ku yang satunya memegang pipinya yang sebelah satunya lagi.

ā€œMhhh,...mhhhā€ aku lalu menarik wajah kang Enday ke arah wajah ku dan kami puin berciuman.

Tubuh ku yang sedang tak bertenaga dan tubuh kang Enday yang berat membuat ku terdorng jatuh berbaring di atas kasur.

Perlahan - lahan ciumann kami semakin ganas, kang Enday mulai melumat bibir ku dengan buas nya. Sesekali lidah kang Enday menjilati bibir ku sebelum kembali melumat bibir ku.


Tangan kang Enday kemudian meremas - remas toket ku dari luar tanktop putih ku, mulut nya kemudian berpindah ke leher ku dan mencupangi nya dengan penuh nafsu.

ā€œMmmhh ahh.. Ahhh.. ahhhhā€ desahan ku langsung keluar begitu bibir kang Enday tak lagi menciumi bibir ku.

Tangan ku meremas - remas rambut kang Enday dan sesekali mendorong kepalanya ke leher ku.

Kang Enday lalu menurunkan mulut nya ke area dada ku dan mencupangi bagian dada ku yang tak tertutup oleh tank top. Aku membuka mata ku dan melirik ke arahnya.

Kang Enday lalu menggunakan tangan kananya untuk membantu memasukan toket ku ke dalam mulut nya. Puting ku dapat merasakan serat - serat kain tanktop ku yang basah beserta gerakan lidah kang Enday.


Kang Enday lalu mengangkat tubuh nya dan membuka baju yang di kenakanya, aku menatap nya melakukan itu sambil tersenyum dan menggigit bibirku.

Kang Enday lalu membantu ku untuk bangun dari kasur dan melepas kan tanktop yang ku kenakan. Kami pun berciuman sebentar sebelum kang Enday kembali mendorong ku hingga terbaring di atas kasur.

ā€œToket kamu cantik banget Faā€ ujar kang Enday di sela - sela kegiatanya menjilati toket ku.

ā€œAhh..mmmhhh,.. ahhHH.ā€ aku terus mendesah ke enakan, tangan ku kemudian menggapai tangan kang Enday dan menaruh nya ke atas toket ku yang sebelah kanan.

Kang Enday dengan sigap mengerti apa yang aku mau lalu mulai meremas - remas toket ku selagi mulut nya melahap toket kiri ku.

Kang Enday lalu memposisikan selangakanganya sehinga kontol nya yang masih tertutup oleh celana dalam berada tepat di atas memek ku.

Kang Enday kemudian kembali menciumku dan menggunakan ke dua tanganya untuk meremas - remas toket ku. Kang Enday lalu menggoyang - goyang kan pinggul nya secara cepat.

Pingul ku pun bergerak dengan sendirinya mengikuti ritme gerakan pinggul kang Enday.

Aku lalu mendorong dada kang Enday, dan kami pun bertukar posisi. Aku lalu mencupangi kang Enday dan kemudian menyeret lidah ku ke dadanya yang bidang.sampai akhirnya lidah ku sampai ke puting kang Enday.

ā€œAhhā€¦ahhhhhhmmmm ahhhhā€ suara jilatan ku terdengar memenuhi kamar ku.

Ku gunakan tangak ku yang satunya lagi untuk memilin - milin puting kang Enday, mata ku melirik ke arah wajah kang Enday yang terlihat sedang sangat menikmati jilatan ku.

Aku lalu memindahkan tangan ku dari puting nya ke benjolan besar yang tertutup oleh celana nya.

Ku ciumi semua are dada kang Enday hingga akhirnya turun ke bawah. Aku kemudian menciumi dan menjilati benjolan besar tersebut sambil perlahan membuka celana nya.

ā€œPlokā€ Penisnya yang tegang dan besar menepuk wajah ku. Ternyata ukuran penis kang Enday lebih besar dari yang kubayangkan, bahkan lebih besar dari penis milik Bobby.

Aku kemudian mengecupi perlahan semua area leher penis kang Enday, cairan precum yang keluar dari lubang penisnya mengalir turun ke leher penisnya.

Ku gunakan lidah ku untuk menelusuri cairan precum tertsebut ke sumbernya.

Ku kecup - kecup sebentar kepala penis kang Enday dan ku emut bagian kepala tersebut sambil mengocok batang kejantananya itu dengan tangan ku.

Kang Enday menyisir rambut ku ke samping dan kemudain menggenggam rambut ku ke atas agar dia bisa melihat wajah ku yang sedang menjilati kepala kontolnya.

Aku kemudian mencoba memasukan kontol tersebut ke dalam mulut ku, namun karena ukurannya yang panjang dan besar aku tak bisa memasukan kontol itu sepenuh ke mulut ku, bahkan setengah nya pun tak bisa.

Aku kemudian memposisikan tubuh ku agar kepala ku berada persis di atas penis kang Enday, dan secara perlahan aku mencoba memasukan kontolnya lebih dalam.

ā€œHooglkkā€¦ ahhhhhā€ nafas ku seakan terttahan begitu kontol besar kang enday menyentuh tenggorokan ku.

Hoghhlkkkkā€ aku mencoba menahan kontol kang Enday agak lama di dalam mulut ku dan perlahan - lahan semakin dalam kontol itu masuk ke dalam tenggorokan ku.

ā€œPhuahhā€¦Hahh.. hahh.. Hahhā€ aku segera mengeluarkan kontol itu dari mulut ku karena aku tak kuat lagi menahan nafas.

Air liurku dan precum kang Enday menjadi satu di dalam mulut ku, membuat sebuah jembatan lengket dari mulut ku ke kontolnya.


AKu kemudian menjilati batang leher kontol kang Enday sambil tangan ku mengocok bagian yang telah kubasahi dengan lidah ku.

ā€œKamu jago banget ternyata Faā€ ujar kang Enday.

Pujian kang Enday itu membuat ku merasa bangga dan bersemangat.

Setelah puas melayani kontol kang Enday aku segera turun dari kasur dan melepas kan celana dalam ku, kemudian kembali naik ke kasur dan menggesek - gesekan kontol kang Enday ke memek ku yang tak lagi tertutup celana dalam.


ā€œMhh..mfffā€ aku menggigit bibir ku menahan desahan ku, sambil terus menggesek - gesekan kontol kang Enday ke bibir memek ku.

Aku lalu berjongkok hingga kepala kontol kang Enday menyentuh bagian luar liang memek ku.

ā€œMhh kang.. Besar bangeā€ kata ku lirih mencoba memasukan kontol tersebut secara perlahan. Rasa ngeri dan takut akan rasa sakit membuat ku agak berhati - hati memasukan kontol ukuran raksasa tersebut.

ā€œAa..aaā€¦aaaaaaahā€ mulut ku mengangas lebar, mata ku terpejam selagi kepala kontol kang Enday masuk secara perlahan ke dalam memek ku.

ā€œMhhhhh..aku takut gak muat kangā€ kata ku lirih menahan sakit.


ā€œMMhh aaaaahhahhhhā€ perlahan - lahan aku mulai menurunkan tubuh ku agar kontol kang Enday semakin masuk ke dalam memek ku.

Mulut ku menganga mengeluarkan suara yang perlahan - lahan semakin keras beriringan dengan betapa dalamnya kontol kang Enday masuk ke dalam memek ku.

ā€œMmh..udah mentok kangā€ kata ku sambil menatap wajah kang Enday.


Kang Enday mulai menggerakan pinggulnya naik turun dan aku memeki kesakitan.

ā€œMhh kang Enday diem dulu..biar Fa aja yang gerakā€

Kang Enday lalu menghentikan gerakan pinggulnya.

Aku lalu mencoba menaik turun kan badan ku secara perlahan, mencoba beradaptasi dengan rasa sakit di memek ku.

ā€œMm.mmmffffffffffFfffffffffffffffffffā€ aku menggigit bibir ku dengna keras menahan rasa perih yang ku rasakan di memek ku.


ā€œMMnnff ahh..ahhh.. Ahhhā€ lama kelamaan aku mulai biasa dengan rasa sakit itu dan mulai bisa merasakan rasa nikmat yang belum pernah ku rasakan sebelumnya.

Lama kelamaan gerakan naik turun ku semakin cepat, dan tiba - tiba aku terpeleset membuat kontol kang Enday masuk sepenuhnya. Aku pun melolong keras.


ā€œAAAAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhā€¦ anjiir.. Masuk kangā€¦masuk semuaā€ā€

AKu belum berani menggerakan tubuh ku naik turun karena setiap aku mencoba bergerak memek ku terasa sedikit perih. Oleh sebab itu aku pun mulai menggoyang pinggulku seperti goyangan ngebor.

Kang Enday kemudian menaruh ke dua tanganya di toket ku dan mulai memaikannya.

ā€œMmhhhfffā€¦ā€ mata ku terpejam, pinggul ku terus bergoyang berputasr.

Lama kelamaan aku mulai bisa terbiasa dengan rasa sakit itu dan rasa nikmat yang ku rasakan bisa mengalihkan perhatian ku dari rasa perih itu. Membuat ku menjadi lebih berani dan mulai kembali menaik turun kan tubuh ku.


ā€œahh..ahhh..Ahhhh..MMhh..mnhā€ desahan terdengar berirama dengan gerakan tubuh ku yang naik turun.


Kang Enday tiba - tiba mengulurkan tangannya dan mengusap - ngusap clitoris ku selagi aku menunggangi kontolnya naik turun.

ā€œAhh..mmhh..kang.. Jangannn.. Nanti Fa keluarā€ aku mencoba menarik tangan kang Enday dari clitoris ku namun tenaga kang Enday jauh lebih kuat dari ku.

ā€œKeluarin aja Fa, kenapa harus ditahan?ā€ printah kang enday.


Aku tak kuasa lagi menahan orgasme ku, ku percepat gerakan naik turun ku dan kang Enday pun mempercepat gerakan jempolnya yang mengusap clitoris ku.

ā€œAhhh..ahh.. Keluar kang.. Fafa nyampe kang! Fafa nyampeeeeā€¦.!!ā€

Aku langsung mengangkat tubuh ku, namun tak sepenuhnya kontol kang Enday keluar dari memek ku, kepala kontol kang Enday seperti mengati di ujung liang memek ku membuat clitoris ku merasakan tekanana dari dua sisi. Dari kepala kontol kang Enday dan juga dari jempolnya.

ā€œCuurrrrā€¦.ā€cariran squirt ku mengalir deras menyiram dada kang Enday.

Aku menghentak - hentakan selangakagan ku ke depan, kepala ku mendongak ke atas.

:Hhhhhhhhhhaaahhhā€¦ahhhh .ahhā€ desahan panjang keluar dari mulut ku.

Begittu cariran squirt ku berhenti, tubuhku ambruk seketika di atas tubuh kang Enday. Memek ku terasa berkedut, kedut. Aku dapat merasakan nafas ku terpantulkan oelh dada bidang kang Enday.

ā€œHahh..ahhh..hahh..hah.ā€ nafas ku tersenggal - senggal, aku dapat merasakan air liur ku mengalir keluar melalui bagian pinggir bibir ku.


ā€œEnak bangetā€¦.ā€ celetuk ku tak sadar.

ā€œGiliran saya ya Faā€ kang Enday lalu membalikan badan ku sehingga aku terngkurap di atas kasur dan agak menarik tubuh ku ke arahnya sehiingga kaki menapak ke lantai. Kang Enday lalu berdiri di atas lantai dan kemudian memegang kontol nya dan mengarahkan nya ke memek ku.

Kang Enday menggesek - gesekan kontolnya sebentar di bibir memek ku seblum akhirnya menghujamkan kontol miliknya sedalm - dalamnya ke dalm memek ku.

ā€œAHhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhā€ aku kembali melolong.panjang.

Tangan ku secara refleks menggenggam sprei kasur ku.


Kang Enday lalu menggerakan pinggul nya secara cepat sehingga hentakan kulit kami terdengar keras.

Rasa perih dan nikmat bercampur menjadi satu, aku kemudian menggigit sprei kasur ku dan mendongakan kepala ku ke atas sehingga sprei tersebut tertarik oleh gigitan ku.

ā€œKasarin Faā€¦kang.. Kasarinā€ aku meracau tak sadarkan diri terhipnotis oleh nafsu ku,

Mendengar itu kang Enday lalu menjambak rambut ku dan menarik nya kebelakang, selagi tanganya yang satu lagi mencekek leher ku. Sehingga dada ku terangkat dari kasur.


Sesekali tanganya yang yang menjambak rambut ku berpindah meremas - remas toket ku, sambil jari - jari nya mencubit - cubit puting ku dengan keras.

ā€œAhh..mmhh ahh. aAhhh..ā€
ā€œEnghh..mmhh memek kamu rapet banget Faā€ ujar kang Enday di sela -sela eranganya.

ā€œKang Enday.. Fa udah mau nyam..pe ..la..giā€ hentakan kang Enday membuat perkataan ku terbata - bata.


ā€œKeluarin Fa..ā€ ujar kang Enday.

Kang Enday mulai mempercepat gerakan pinggulnya, kontol kang Enday terasa sangat mentok sampai terasa mengenai rahiim ku.


ā€œKang Endaayā€¦ Fa..Nyampeeeeā€ aku memekik keras. Seketika itu juga otot - otok ku mengeras, kaki ku secara refleks menekuk. Seluruh badan ku mengejang - ngejang beriringan dengan orgasme ku.

Kang Enday kemudian mencabut kontolnya dari dalam memek ku dan membalikan tubuh ku agar berbaring menghadap nya.

Kang Enday lalu naik ke atas kasur dan mengarah kan kontol nya ke muka ku.

ā€œArghhā€¦..ā€ kang Enday mengerang keras sambil mengocok kontolnya yang di arah kan ke wajah ku.


Kang Enday menyemburkan sperma hangat nya ke wajah ku, aku secara refleks memejam kan mata ku..


Aku dapet merasakan kalau cairanya sperma kang Enday sangat banyak karena semprotan hangat itu tak kunjung berhenti.

ā€œHaaaahhā€ kang Enday menghela nafas panjang menandakan kalau cairan spermanya sudah terkuras semua.

Aku kemudian membuka mata ku dan kang Enday mengarahkan kontolnya ke bibir ku. Aku dengan sigap lalu mengulum dan menyedot kontol kang Enday, mencoba, membersikan kontol kang Enday dari sisa - sisa sperma yang masih tertinggal.


Setelah itu kang Enday mengoles kan kontolnya dengan sperma di wajah ku dan kembali memasukan kontol nya ke dalam mulut ku. Aku pun kembali membersihkan kontol kang Enday yang entah mengapa rasanya sangat berbeda dengan sperma kak Reza yang biasanya bau dan kecut. Tak ada sama sekali perasan jijik saat aku membersihkan sperma kang Enday dengan mulut ku.

Kang Enday lalu ambruk dan berbaring di samping ku. Aku kemudian turun dari kasur dan pergi menuju meja rias ku untuk memastikan wajah ku sudah bersih dari sperma. Namun teranya masih ada beberapa tempat yang tersisa.

Aku lalu menyeka sperma - sperma yang tertinggal di wajah ku dengan ajri ku kemudian memasukan jari tersebut ke mulut ku dan menjilatinya hingga bersih.

Aku kemudian melirik ke arah kang Enday yang tersenyum melihat apa yang baru saja aku lakukan. Aku kemudian kembali ke kasur dan tidur di sebealh kang Enday.


Aku lalu menaruh kepalaku di atas dada kang Enday, dan kang Enday dengan lembutnya mengusap - ngusap rambut ku sambil sesekali keningku di cium olehnya.

Rasanya cape banget, kepala ku terasa semakin melayang. Mungkin obat yang ku minum sudah sepenuhnya bekerja. Tak lama kemudian aku pun terlelap di dalam pelukan kang Enday.

SvcT8XH.jpg
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd