Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Virus Merah Jambu Bersama Akhwatku (JUST SHARE. SARA JAUH-JAUH)

Status
Please reply by conversation.
Sekian lama saya menghilang dari semprot, ternyata ada cerita akhwat yang keren dan bikin gregetan begini yaa


Kalau saya bayangin Dian begini..




Yang masih nunggu cerita Aku ingin menjadi pe(lacur)ngantin, harap sedikit bersabar lagi ya gan..

Waah, suhu akhirnya dataaaang....
Ditunggu lanjutan kisahnya suhu.
:bacol:
 
Sungguh mati aku jadi penasaraaan..
:kretek:menunggu sambil udut dulu dua ler...
 
Kostan Dian

Dian masih tampak setengah terpaksa ketika mempersilahkan aku masuk ke kamar kostnya, namun tampaknya dia juga tak kuasa menahan hasrat ingin menghabiskan waktu bersamaku hari itu. Aku sendiri juga setengah ragu dan setengah nekad ketika masuk ke kamar kost akhwat seperti ini, tapi hari itu aku benar-benar ingin selalu ada didekatnya. Dengan mengucap salam pelan aku melangkah masuk ke kamar kost Dian. Kamarnya kecil, sekitar 5x5m, dgn kamar mandi kecil didalamnya. Namun, Dari pintu aku sudah mencium bau harum, ketika kakiku menyentuh lantai terasa bersih, kamar ini sungguh mencerminkan seorang akhwat, dan pastinya wanita salih idaman, rapih, harum, bersih. Walau kecil tapi siapapun yg berkunjung pasti langsung merasa betah.
"Duduk Bas" Dian mempersilahkan aku duduk, menyadarkanku dari lamunanku.
"eh iya" akupun langsung duduk.
Dian menyajikan segelas teh panas untukku, lalu duduk dihadapanku.
"Diminum Bas"
"iya Dian, makasih"
Aku menyeruput sedikit.
Setelah itu suasana kembali menjadi sangat kaku dan canggung, ini pertamakalinya aku berduaan dengan seorang wanita dalam ruangan kecil seperti ini. Keringat dingin membasahi tubuhku, Dian sendiripun tampak tak bisa menguasak dirinya, dia cuma menunduk gelisah, tangannya memilin-milin ujung roknya. Aku berinisiatif memecah suasana memuakan ini,
"Kostan lagi sepi? Cuma kamu aja yg ada Dian?
"eeehhmm... Enggak, tadi aku liat ada Kak Ochi, anak teknik. Tapi biasanya jam segini dia lagi tidur siang"
"ooooh.. " aku menimpali singkat.
Lalu sunyi kembali, kami sibuk sendiri dalam pikiran kami. Aku jadi ikut gelisah dan tak enak diri. Rasa romantis yg ada saat aku menerima hadiah tadi seolah lenyap tak berbekas.
Namun saat itulah ada suatu benda yg membuat mataku melotot, aku yg duduk dekat pintu masuk mendapati jaring baju kotor disebelah kananku, dan aku terkejut diantara pakaian kotor itu aku melihat bra jingga yg pastinya ini milik Dian, bahkan posisiku cukup dekat untuk melihat kain kecil yg bertuliskan ukuran bra tersebut, walau harus sedikit fokus dan menyipitkan mata aku dapat membacanya dgn jelas. 34D! Itu ukuran payudaranya. Walau saat itu aku belum tau apakah ukuran tersebut ideal atau tidak, namun pakaian dalam tersebut menimbulkan sensasi aneh pada tubuhku, aku yg tadinya merasa panas dingin kini tiba-tiba merasa sekujur tubuhku gatal, batang penisku menegang.
Ketika mataku menatap Dian yg sedang menunduk gelisah dihadapanku aku merasa gairahku muncul, Dian yg bajunya serba tertutup itu tampak sangat menarik, rasa penasaran mengenai sesuatu yg tertutup oleh bh yg lupa Dian amankan. Nafasku mulai memburu.
"Kamu kenapa Abas? Gerah ya keringetan gitu?" Tanya Dian yg bingung melihatku gelisah sendiri.
Aku tak mampu berkata apa-apa lagi, setan menguasai diriku. Aku segera berdiri lalu memutari Dian yg tamoak bengong melihatku berdiri sebelum akhirnya tanpa basa-basi aku langsung mendekap tubuhnya dari belakang.
"Dian" kataku setengah berbisik ditelinganya setelah tanganku melingkari tubunnya.
Dian sendiri langsung terpekik mendapati dekapanku yang tiba-tiba, untunglah dia tidak sangat terkejut, yah mungkin karena ini bukan pertamakalinya aku memeluknya, hanya dia agak menolak halus.
"iih Abas, apaan sih" Katanya sambil mengguncang kecil tubuhnya, mungkin dia masih sedikit risih. Namun aku masih mendekapnya dari belakang, menikmati hangat dan bau tubuhnya sambil memejamkan mata. Ternyata begini rasanya menikmati dekapan tubuh wanita, aku benar-benar menyukainya sampai aku tak melihat ekspresi wajah Dian. Yang jelas, aku merasa tubuh Dian mulai tak tenang, nafasnya naik turun terasa karena tanganku memeluk perutnya, dan lenganku yg melingkari lehernya dapat merasakan degupan keras jantungnya. Penisku sudah mantap menegang melewati celana dalamku.
Birahi sudah menguasaiku, aku mulai mencium pipi Dian.
Saat bibirku menyentuh pipinya, aku merasa ciuman ini sangat berbeda dari sebelumnya, bila kemarin-kemarin aku menciumnya sebagai wujud sayangku, kini aku merasa ciumanku adalah wujud nyata pelampiasan nafsuku. Entah Dian menyadari hal ini atau tidak, yang jelas aku merasakan tubuhnya juga mulai bergerak-gerak aneh, tapi dia belum menolak dekapanku pada tubuhnya.
Perlahan tapi pasti ciumanku mulai turun, dari pipi terus sampai lehernya, kedua tanganku mengenggam erat jemari Dian yg masih duduk bersedeku dalam dekapanku.
"Ab.. Abbas.. Ini udah kelewatan deh kayaknya" Dian mengingatkanku dgn suara gemetar ketakutan.
"rileks cantik, Abas cuma mau meluk Dian kok"
Kini Dian terdiam. Aku sendiri melanjutkan ciumanku pada lehernya yg masih tertutup jilbab. Setelah beberapa saat aku merasa Dian mulai memiringkan kepalanya, seolah memberi keleluasaan padaku untuk menikmati lehernya.
Diberi kesempatan seperti itu, tanganku mulai panas, entah ini nafsu atau memang sudah insting alami seorang laki-laki, dalam situasi penuh gairah ini kedua tanganku ingin hinggap pada buah dada Dian.
Namun aku masih ragu, tapi sungguh ingin, dalam situasi gawat itu tiba-tiba Dian membalikan tubuhnya, kini kami saling berhadapan. Aku sempat ingin bertanya ada apa, namun tanpa sempat aku membuka mulut Dian meraih kepalaku dan.... Kedua bibir kami saling bertemu, aku dan Dian berciuman bibir.

Kali ini aku yg geragapan, belum menguasai diri. Gila! Aku mencium bibir seorang akhwat teladan di kampusku. Namun kini sensasi panas cepat kembali menjalari tubuhku, secara reflek aku memejamkan mataku, menikmati setiap bibir lembut Dian, tanganku merangkul tubuhnya agar mendekat padaku. Tubuh Dian terasa sedikit menggelinjang dalam pelukan kami, hingga tiba-tiba Dian melepaskan ciuman dan tubuhnya dari pelukanku lalu plak!!! Sebuah tamparan cukup keras mendarat pada pipiku, aku terbengong, lalu cepat sadar. Akal sehatku kembali, oh tidak, kami sudah melakukan hal yg memalukan.
Aku mengangkat wajahku, tampak Dian wajahnya memerah, tubuhnya bergetar dan ingin menangis, tampak dia sedang memendam amarah.
"Abas, keluar.." Suara Dian bergetar menahan marah.
"keluar sekarang atau aku teriak.."
Aku masih terbengong, antara tak shock tak menduga kejadian tadi dan takut.
"keluar!!" Dian berteriak tertahan.
"keluar abas, pergi..!!"
"ok.. Ok aku keluar"
Aku dengan geragapan berdiri, melangkah keluar meninggalkan tas hadiah dari dian untuk ulangtahunku.
Sungguh aku masih belum percaya atas apa yang terjadi tadi antara aku dan Dian. Aku ketua organisasi mahasiswa muslim telah mencium bibir salah seorang akhwat teladan dikampusku, dan yang lebih membuatku kaget, Dianlah yang memulai ciuman kami tadi..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd