Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Wanita-wanita di sekitarku

Status
Please reply by conversation.

Mariane

Suka Semprot
Daftar
23 Aug 2016
Post
2
Like diterima
1
Bimabet
Hi semua salam kenal ya,
Aku mau mencoba posting cerita di thread pertamaku ini
Selamat menikmati, semoga berkenan

Wanita-Wanita di Sekitarku

Cerita 1
Seperti biasanya setelah dinas luar, aku dapat ijin istirahat dari kantor 1 hari kalau tidak ada urusan yang urgent. Pagi itu rumah sepi, Dina istriku sudah berangkat ke kantor, demikian juga Andi sudah berangkat sekolah mereka pergi diantar sopir. Yuli pembantuku entah kemana.
Setelah mandi, aku hanya memakai t-shirt dan celana pendek, segera sarapan roti plus secangkir kopi. Lalu membuka tas kerja dan mengambil flashdisk dan membawa segelas menuju ruang TV. Flashdisk aku masukkan ke player, mencari file movie dan, ini dia... Sambil duduk di sofa aku membuka file rekaman video yang aku dapat dari laptop Rina, atasanku direktur keuangan perusahaan. Beberapa hari yang lalu Rina pernah memintaku membetulkan laptopnya yang tidak bisa membuka file-file dokumen karena versi trial nya expired. Setelah aku jelaskan dia menyerahkan laptopnya padaku. Aku dapat rekaman itu dari file-file yang aku backup ke mobile hardisk secara tidak sengaja.

Di rekaman itu aku melihat Rina sedang duduk dipangkuan laki-laki paruh baya, tubuh mereka berhadapan, Rina hanya tinggal mengenakan underwear, BH & CD nya, sementara kancing kemeja laki-laki itu sudah terbuka semua, celana panjangnya sudah melorot ke lantai, kedua tangannya menyusup meremas-remas isi BH hitam Rina. Sesekali tangan kirinya itu melepas remasan pada payudara Rina, mencoba mendongakkan wajah Rina yang tertunduk malu. "Jangan malu Rina, nikmati saja" kata laki-laki paruh baya yang ternyata Pak Pujo komisaris utama perusahaan sambil tersenyum. Tak lama ia menyingkap BH Rina dan tersembullah payudara wanita itu, walaupun sudah beranak satu tapi masih terlihat kencang dengan ukuran sepertinya 34B cukup leluasa bagi kedua tangan Pak Pujo mencengkeram keduanya. Tak lama mulut Pak Pujo pun sibuk mengulum dan menghisap-hisap kedua puting payudara itu. Dan pemiliknya yang tadi terlihat malu-malu mulai menggelinjang kenikmatan, wajahnya menengadah, mulutnya mulai mendesis dan mengeluarkan rintihan ssshhhh... aahhh... ssshhh.... kedua tangannya memegang erat kepala Pak Pujo, pinggulnya digoyang-goyang maju mundur menggesek-gesek alat kemaluan keduanya yang masih terbungkus celana dalam.
"Terus Rina... baguus..." kata satu orang laki-laki lagi, yang merekam momen itu.

Tapi saat aku masih menduga-duga siapa laki-laki yang merekam video itu, tiba-tiba dikejutkan oleh suara "Hayooo nonton apaa.... Ketauan yaaa kelakuannya, Kalo di rumah sendirian, hihihi...". Tiba-tiba kedua tangan Fina sudah menepuk kedua pundakku. Aku kaget setengah mati darimana datangnya adik iparku yang centil ini.

Rumah kami memang satu komplek. Istriku anak ke-3 dari 4 bersaudara. Yang pertama laki-laki, tinggal di Bogor. Sementara Maya, Dina dan Fina tinggal dalam satu komplek atas anjuran mertua.
Aku segera bangun dari sofa hendak meraih remote TV tapi sudah keduluan oleh FIna, "Eiitss, enak aja, aku kan juga mau liat" katanya sambil tertawa kecil.
"Fina, ngapain sih kamu, jangan becanda ! Sini remotenya nanti kalo ketauan Yuli atau orang lain gimana?". aku mencoba merebut remote dari tangannya.
"Lho jadi ada Yuli? aku tadi masuk lewat pintu samping garasi gak ada siapa-siapa dan gak dikunci? Sekarang Yuli dimana?" katanya lagi
"Jadi tadi pintu samping gak dikunci? Yuli kemana ya? Apa ke pasar disuruh Dina.
"Eh, mas ini film apa sih, liat tuh sampe mancung gitu celananya, hihihi" sambil nunjuk ke celana pendek ku. "Ini Indonesia ya? Siapa sih ini ? Bukan seleb ya? Kok wajah nya gak ada yang familiar sih?" dia nanya terus sambil akhirnya duduk di sampingku.
"Sini remotenya, kamu ngapain lagi kesini", aku masih mencoba mengambil dari tangannya. Tapi Fina menjauhkan remote itu dariku hingga akhirnya lenganku menyenggol payudaranya. Fina kaget dan melotot sejenak, sepertinya dia tidak memakai BH sehingga senggolan lenganku terasa sekali di payudaranya.
"Udah diem dulu, aku penasaran sama pemainnya, Lagian ini kok hot banget sih ceweknya mainnya". Ya ampun jadi ini yang satu sambil rekam ya Mas?"
Ternyata sekarang Pak Pujo dan Rina sudah tidak mengenakan apa-apa lagi, penis Pak Pujo sudah amblas masuk ke dalam vagina Rina yang sibuk menggoyang-goyangkan maju mundur pinggulnya. Penis Pak Pujo seperti berasa diremas-remas oleh jepitan dinding vagina RIna. Kedua tangan Pak Pujo memegang pinggang Rina menjaga keseimbangan tubuh wanita itu, sementara mulutnya sibuk menghisap dan mengulum puting payudara yang bergantung bebas itu bergantian.
Dan mulut Rina pun tidak tinggal diam, sibuk mengulum penis laki-laki yang merekam video itu, keluar masuk dengan mulus dari mulutnya, lidahnya sesekali menjilat-jilat melingkari kepala penis sambil tangan kanannya mengocok batangnya, sesekali hanya terdengar suara hmmmppphh.... slllrrupp... hmmpphh... dari mulut Rina.

Aku dan Fina bengong liat adegan itu. Lalu tanpa sadar aku menoleh ke arah Fina, adik iparku wanita beranak satu yang cantik dan centil itu, hanya mengenakan kaus dan rok panjang, kepalanya dan dadanya tertutup jilbab kaus.
Aku tarik tangannya, mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, dia hanya bertahan sejenak tapi kemudian mengikuti hasrat naluri nya, wajah kami berhadapan dan tak lama bibir kami saling berpagutan. Segera kusingkap kaus panjangnya, dan betul dia tidak mengenakan BH, payudaranya keliatan mengeras dan puting nya mancung, melihat adegan demi adegan film tadi. Mulutku langsung menyergap kedua puting mancung itu, menghisap-hisap dan mengulumnya bergantian, sambil tanganku meremas-remas dan mengelus dengan lembut.

Fina yang semula terlena menikmati kejadian itu, lalu tersadar "Maaaaas... udah, dia mendorong kepalaku dari dadanya, "jangan, nanti kalo ada orang gimana?"
Lalu aku seketika berdiri, berjalan mengunci pintu samping dan depan. Kembali ke ruang TV, dan mendapati Fina masih duduk di sofa, dia seperti terlihat gundah.
Ah, mumpung dia belum berubah pikiran, pikirku. Lalu aku berdiri mendekati Fina, membuka seluruh pakaianku, mendekatkan penisku yang sudah mengacung tegak ke wajahnya. Fina bengong, matanya sebentar masih menonton adegan-adegan vulgar di TV, lalu menatapku, tangannya secara reflek perlahan menggenggam batang penis diarahkan ke bibirnya, dicium lambat-lambat, sepertinya masih ragu. Lalu tanganku mencoba menarik sedikit dagunya agar mulutnya terbuka, memasukkan perlahan-lahan kepala penisku kedalam mulutnya.
Fina mencoba mempraktekkan seperti adegan yang dilihat nya di TV. Mulutnya mulai terbuka lebar, lidahnya mulai menjilat-jilat bermain-main melingkari kepala penisku. Tapi sepertinya dia masih kaku, sesekali dia seperti tersedak saat kepala dan batang penisku keluar masuk ke dalam mulutnya, dan giginya masih sesekali mengenai kepala penis, terasa sedikit nyeri dan linu :)
Sambil terus penisku keluar masuk ke dalam mulutnya, aku mulai melucuti pakaiannya. Jilbab kausnya aku buka, dan terlihat rambut hitamnya yang tergerai sampai pundak, lalu kaus panjangnya, ah lekuk tubuhnya masih terlihat terjaga sempurna.

Aku menarik penisku dari mulutnya lalu jongkok di depannya, membaringkan sebagian tubuh Fina di sofa, menarik turun CD dan rok nya, dan terlihatlah tubuh indah adik iparku itu. Langsung secara reflek Fina menutupi vagina dengan kedua tangannya, "Mas mau apa," bisiknya. Aku hanya tersenyum kecil, merenggangkan kedua pahanya, menarik kedua tangan nya yang menutupi vagina pink yang sudah terlihat basah mengkilap, lalu mendekatkan wajahku. Vaginanya harum, clitorisnya sedikit mencuat, kecil mengkilap karena pantulan cairan yang sudah mulai membasahi sekeliling vagina, akibat rangsangan. Bulu-bulu disektiar vaginanya sudah tercukur rapi.
"Vegimu indah dan harum, Fin,"kataku.
"Iya kemarin sore abis perawatan di spa, aku pikir Mas Seto pulang malam tadi, ternyata tertunda sampai sore nanti, " lirihnya sambil tangannya mencoba menutupi vaginanya kembali. Aku mencegahnya.
Lidah dan mulutku mulai bekerja, bibirku aku tempelkan di bibir liang vaginanya, mulai mengecup dan menghisap-hisap lembung dinding vagina, lalu lidahku kucoba masuk ke dalam liang vagina, digerakkan naik turun keluar masuk dan memutar-mutar di clitorisnya. Lututnya aku tekuk dan lenganku melingkar di bawah pahanya menggapai kedua payudaranya, ku remas-remas sambil sekali-kali kupuntir puting susunya .

Fina mengerang hebat nggghhhhh.... ngggghhh.... sssshhhh.... aaaahh.... ssshh... aahh..., pinggangnya menggenlinjang ke kanan kiri, dan pantatnya sedikit naik, saat lidahku bermain menjulur-julur jauh ke dalam liang vaginanya. Cairannya mulai meleleh terus membasahi sofa dan sebagian tertelan olehku.
Lidahku terus menjilat-jilat clitorisnya dengan cepat sambil sesekali bibirku aku mancungkan agar bisa menghisap benjolan kecil di bagian atas liang vagina Fina itu. KEdua tanganku pun masih meremas-remas, dan memilin puting susunya. Tubuh Fina terus menggelinjang, merasakan kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya, Pinggangnya dan pantatnya sesekali terangkat ke atas, dan kakinya menjejak-jejak seperti ingin meraih pijakan untu menahan nafsu yang mulai memuncak, pahanya kadang menjepit kepalaku saat dia merasakan linu dan geli disekitar dinding vagina yang tersusur jilatan lidahku. Tangannya terus mendorong kepalaku menahannya agar lidahku terus bekerja di vaginannya. Hanya terdengar erangan dan lenguhan Fina di ruangan itu dan cipakan cairan vagina yang meleleh dari dalam vigania dan tersentuh jilatan lidahku.

Tak lama tubuh Fina terangkat, wajahnya mendongak, pinggang dan pantatnya ikut terangkat, menempel lekat ke wajahku, tanganku ku tarik dari payudaranya menahan pinggangnya, lalu tangan Fina meremas-remas payudaranya sendiri, Fina mencapai orgasmenya, cairan vaginanya mengalir deras setelah sebelumnya keluar muncratan-muncratan kecil mengenai wajahku. Fina mengerang dan melenguh panjang, nggghhhhhh.... aaaahhhhhhh....... aaaaaaahhhh..... tubuhnya terangkat melengkung ke atas, aku menahannya cukup lama. Lalu dia turun perlahan, pahanya gemetaran bergetar cukup lama, tubuhnya lemas, akibat ejakulasi yang cukup panjang, cairan vagina yang meleleh terus mengalir diantara lekukan paha dan selangkangan dan membasahi sofa.

Aku membiarkannya istirahat sejenak, lalu menuju wastafel, membasuh wajahku dan berkumur kemudian kembali ke sofa mendekati Fina yang masih terbaring lemas. Kuberi dia minum air dingin. Aku mencoba mencium bibirnya, tapi Fina memalingkan wajahnya. Mungkin dia merasa risih setelah mulutku bermain-main di vaginanya.
Lalu ku tarik tangannya, membangunkannya dan mendudukkan di atas pahaku. Mulai kuhisap-hisap lagi puting susunya sambil kuremas dan kubelai lembut payudaranya mencoba merangsangnya lagi. Awalnya Fina merasa kegelian, dengan apa yang aku lakukan. Akhirnya aku hanya mencium dan mengecup-ngecup keduanya. Tangan Fina mulai menggapai penis yang sudah mengeras dan mencoba memasukkan ke liang vaginanya. Aku mencoba menusuk-nusuk perlahan. "Aahh.. pelan-pelan mas, biar basah dulu kepala penisnya, Dia menggesek-gesek kepala penisku di bibir vaginanya, sampai terasa licin dan akhirnya penis itu masuk perlahan-lahan sampai pangkalnya. Tubuh Fina mulai naik turun, membuat penisku menyeruak, menggesek-gesek dinding vaginanya. Mulut Fina mulai mendesah-desah, dia sudah terangsang kembali. terkadang gerakannya pinggangnya dimaju mundurkan dan dibuat memutar bergantian ke kiri dan ke kanan. Membuat aku dan Fina mengerang merasakan kenikmatan yang sama. Kepalaku ditarik ditempelkan rapat ke payudaranya, memintaku menghisap dan mengulum puting susunya. Wajahnya mendongak mulutnya mendesah ketika payudara dan vaginanya merasakan kenikmatan seksual bersamaan, gerakan pinggangnya semakin cepat dimaju mundurkan dan diputar-putar agar kepala penisku menggesek-gesek tepat di ttitik rangsang dingding vagina dan klitorisnya aaaahhhh.... aaaahhhh.... sssshhhh..... hanya suara itu yang kerap keluar dari mulutnya.
Goyangan pinggangnya yang liar membuat kepala penisku pun tak mampu menahan rangsangan yang kuat, cairan sperma mulai terasa menjalar dari testikal naik ke batang penis dan hampir mencapai lubang kencing. "Aku melepas kuluman ku di puting susunya "Fin aku mau keluar" bisikku. Mendengar itu dia hanya berucap "Di dalem aja" lalu mempercepat goyangan pinggangnya maju mundur lebih cepat lagi membuat penisku tidak dapat menahan lagi, berkedut-kedut lalu mengejan berkali-kali, spermaku muncrat menyembur di dalam vaginanya. Aku mencoba menahan goyangan Fina yang masih saja mempercepat goyangannya membuat penisku terasa ngilu. Dan tak lama tubuh Fina mengencang, melengkung, tubuhku dipeluk erat, pinggang dan pantatnya dimajukan sehingga penisku tertahan lebih dalam. Vaginanya berkedut-kedut dan dia mengejan, terdengar lenguhan lirih ngghhhhh.... nghhhhh..... nghhhh.... Fina mencapai orgasme nya yang kedua pagi itu di rumah Dina kakaknya, bersama aku suami Dina kakaknya. Kami berpelukan sambil tangan kami saling membelai tubuh pasangan, lalu saling berpagutan, penis dan vagina kami berkedut sampai akhirnya penisku mulai lemas dan keluar sendiri dari vagina Fina. Terasa sperma bercampur cairan vagina Fina mulai meleleh, menetes perlahan membasahi batang penis dan zakarku.

Wajah Fina terlihat lelah, tapi terpancar kepuasan yang sangat. Fina kelihatan sangat menikmatinya. Dia kemudian mengecup-ngecup lembut wajahku. "Mas Ari harus tanggung jawab lho nanti" katanya membuatku sedikit kaget "Lho emang kamu ? Lagi subur?"
"Ih, dasar laki-laki, mau lari ya" sambil mencubit hidungku. "Bukan itu, kalo aku jadi keterusan sama kamu gimana?"
"Ya, abis gimana? tadi kan kebawa suasana, lagian aku kalo soal itu kita atur nanti ya, sayang" aku membelai rambutnya mencoba menenangkannya. "Tumben kamu kesini, emang gak kerja?"
"Aku tuh udah ijin kantor hari ini, karena perkiraanku Mas Seto kemaren pulang, udah siap-siap, eh malah diundur pulangnya, akhirnya persiapannya diduluin kamu deh" kata Fina sambil tertawa kecil "Tadi kesini nganter titipan Dina, Lagian kok kamu ada di rumah mas? Emang bolos kerja? Mana nonton ginian sendiri, pintu gak dikunci, coba kalo Yuli yang mergokin gimana?" lanjutnya.
"Yah lagi ijin libur kantor, kan abis dinas luar. Yang kita tonton tadi itu yang cewek atasanku direktur keuangan, Cowok yang tua itu komisaris perusahaan dan yang satu lagi yang ngerekam itu direktur utama." kataku
"Hah, kok bisa sih kayak gitu? Lagian kamu bisa dapet videonya dari mana?" balas Fina
"Gak, sengaja waktu atasanku minta laptopnya dibenerin, lagi ngadat". Semua filenya aku backup eh, setelah aku cek iseng-iseng nemu gituan, hehehe" Yah namanya bisnis harus saling take & give baik antar kolega atau antara atasan dan bawahan, kayak kamu gak tau aja klik di kantor atau pura-pura gak tau nih" aku tersenyum lebar
"Iya tau" balas Fina. "Mas aku baru sekarang ini ngerasain oral", wajahnya menunduk sambil telunjuk kanannya bermain-main di wajahku, seperti malu mengatakannya.
Aku angkat wajahnya."Sama Seto belum pernah?" Dia menggeleng "Kamu suka?" tanyaku lagi. Fina membalas dengan anggukan perlahan. Pantas pahanya tadi gemetar hebat waktu orgasme dari oralku di vaginanya pikirku.
"Kalo Dina sering ya?" tanyanya.
"Ya, kadang-kadang, jawabku. Tergantung gimana moodnya dia aja, kalo dia lagi merah ya penisku suka di oral sama dia".
"Hah Dina suka ngemut juga? Luarnya aja pake jilbab, tapi kalo udah gak pake apa-apa liar banget ya mas" kata Fina sambil tertawa kecil.
"Lha emang kamu enggak barusan?" kataku, mereka tiga bersaudara perempuan memang pakai kerudung, tapi ya sebatas modis saja. Karena pakaiannya kadang masih rada ketat dan membentuk tubuh.
"Yeeee, itu kan tadi gara-gara kamu, aku jadi kebawa suasana," lanjut Fina tidak mau kalah "Sebetulnya aku rada risi ngemut kamu, tapi liat film itu jadi pengen tau rasanya, emang kalo keluar di mulut gimana rasanya mas?"
"Lha ya mana aku tau? Tanya aja sama Dina" jawabku.
"Ih, enak aja, tar kalo dia nanya-nanya terus aku keceplosan gimana", jawab Fina
Aku tertawa, kami terus ngobrol masih dalam posisi dia dipangkuanku berhadapan tanpa busana, tangan dan jari kami saling membelai dan film tentang RIna itu sudah tamat entah dari kapan.
Tak terasa 1 jam lebih, akhirnya setelah membersihkan diri, Fina pamit pulang. Dia masih mengelus-ngelus penisku saat kami bangun dari sofa dan menuju kamar mandi membersihkan diri. Keliatannya senang dengan mainan barunya. Aku tertawa geli dibuatnya.
Tak lama setelah itu Yuli pulang, ternyata dia disuruh Dina ke pasar, "Disuruh bikin sop buntut sama ibu pak, buat ntar makan malem" kata Yuli.
oh gitu, akhirnya aku masuk kamar, melanjutkan tidur, memulihkan diri. barangkali nanti malam setelah makan sop buntut, Dina meminta jatahnya dariku.
Bersambung......
 
Terakhir diubah:
Nah target selanjutnya siapa nih...
 
Mantap ceritany suhu. D perbaiki aja tulisanny, d pisah pas bagian percakapanny.
 
Wah kayaknya bisa dapet 3 saudara nih atau pake selingan pembantu dulu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd