Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Witha si Binal

PUISI BAGI JIWA YG SAMAR




Setengah jam yg lalu, aku sedang duduk bercengkerama dengannya, teman lamaku.
Pakaianku masih lengkap menempel di tubuh, tapi aku merasa ditelanjangi olehnya, oleh pertanyaan-pertanyaannya.

Dan kini aku duduk 'tanpa sehelai pakaian' sementara dia masih bersemangat, aku tak tahu bagian mana lagi yg mau dia lucuti dari tubuhku.

Dari awal dia memang sudah bersiap2, pistol sudah ada di genggamannya.​

Sedangkan aku?
sial.....aku hanya membawa pisau.​
Aku mungkin sudah kalah.

Tapi sejurus kemudian aku justru menemukan sesuatu yg menarik dari dirinya.
Gerak tangan, cara dia duduk, caranya menyalakan pemantik api, hisapan rokoknya, dan terakhir tatapan matanya, semua ku perhatikan.

Dan ketika dia sedang berbicara panjang, dalam keadaan duduk aku memajukan tubuhku mendekatinya, kutatap matanya dalam2 tanpa berkedip selama beberapa saat.

Masih dengan menatap matanya, kemudian aku berdialog dengan diri sendiri,

"Kisah hidup macam apa, peristiwa apa saja yg sudah dilewati teman lamaku ini, sehingga benteng yg dia buat begitu kokoh ????"

Bodoh sekali orang yg percaya kalau dia itu polos, tidak punya sensitifitas.​

Teman lamaku ini pemikirannya kuat !

Ingatannya mendekati sempurna !

Aku yakin saat itu dia tau betul bahwa kepalaku sudah diisi pikiran2 kotor tentangnya.

Kepalaku sudah tidak bisa berpikir jernih, hanya dengan beberapa kata2 yg keluar dari mulutnya, saat ini aku sudah menyerahkan diriku dalam dekapannya.

Jantungku berdegup kencang. Dan kini bibirku sudah bertemu dengan bibirnya.​

Aaahhhhhh...... begini ternyata.....

aku ingin mencerna ini semua secara perlahan tetapi nafsu sudah terlalu menguasaiku. Semua yg sudah kususun di kepala kini buyaar.​

Iya !!!! buyar semua !

Tanganku bermain tak beraturan meraba tubuhnya. Ku elus pipinya dengan penuh nafsu, sedangkan bibirku ? masih bergulat dengan bibirnya..
Dihisapnya bibir bawahku dengan sangat indah... Hisapannya cepat tapi lembut terasa....

Aahhhh,.... nafasku semakin cepat memburu permainannya. Dia tau betul cara mempermainkanku, dan dia sedang mempermainkanku dengan sihirnya.​

Dia mendesahh.... Iya, dia mendesah !

Apa lagi ini Tuhan...... pikirku ???

Tolong, jangan buatku menjadi gila teman lama, bukan... bukan..... bukan teman lama.​

Sekarang yg ada di hadapanku adalah superstar. Dan aku adalah groupies nya. He's my damn rockstar. And I'm his die hard fans !

Diraihnya payudaraku yg daritadi meronta2 ingin dipuaskan. Iya, betul rockstar, keluarkan dia dari sarangnya. Keluarkan dan puuusaaa.....

Aaaahhhh....... dihisapnya puting payudaraku, lembut, indah.
Aku bahkan tak mau memejamkan mata aku tak ingin melewatkan adegan erotis ini.

Rockstar ku ini, menghentikan adegan erotisnya. Ada yg harus dia lakukan sejenak. Tubuhnya terlepas dariku, perlahan tapi pasti dia berjalan menjauhiku.

Jeda waktu seperti ini tidak membantu meredakan gairahku. Aku punya kebiasaan menghafal cara jalan seseorang, entah dari kapan. Ku tatap tubuhnya ketika dia berjalan, ku ingat betul2 bagaimana dia melangkahkan kakinya dan mengayunkan tangannya.

Sialll, melihat caranya berjalan saja aku tau lelaki seperti apa rockstar ini, aku semakin bergairah.

Kemudian tak lama dia menghampiriku lagi. Dia berbicara beberapa patah kata, aku pun mendengarkan. Namun, lama2 suaranya makin hilang karena kini aku sedang berkonsentrasi menciumi lehernya. Ku hujani lehernya dengan ciuman cepat dan bertubi2.

Dia bersuara...., bergumam, lalu mengeluarkan kata2 kotornya.​

Yeah,.... ini yg kumau darinya.

Dia terdengar keenakan menikmati ciuman dari bibirku di lehernya. Aku tak tau dia benar2 menikmati itu, atau dia hanya ingin menghargai caraku menyenangkannya.

Bagiku tak penting, aku tak punya waktu memikirkan itu di saat2 seperti ini.

Kalau saja vaginaku tak tersegel merah, ingin rasanya kuarahkan lubang surgawiku ke dalam penisnya.

Tanganku kini sedang mengelus kepalanya.
Kudekapkan lagi tubuhku semakin erat, posisiku berubah menjadi bertumpu dengan lututku. Badanku menghampirinya dengan cara menungging, aku menyandarkan sebagian tubuhku di atasnya.

Kupeluk dirinya erat, masih dengan berciuman panas, lalu dia dengan seenaknya mengelus belahan pantatku..​

Heyyy, itu kelemahanku !

Aku tau dia menginginkannya, dan hampir saja aku berpikir untuk menyerahkan lubang analku untuknya.​

Tidak.... belum saatnya..

Ah, aku punya skenario lain...... kini aku duduk di atas pahanya. Kami saling berhadapan, dia pun langsung mengerti, disingkapkan bajuku ke atas, dikeluarkan lagi payudaraku sebelah kanan lalu dihisapnya kembali.​

Aku mendesahh......

Eehhhhhh..... eeehhhhh.....

hanya itu yg keluar dari mulutku, kemudian payudara kiri ini mulai dihisapnya juga,​

Shittttt....
Ini sudah berlebihan...

aku sampai berfikir, terbuat dari apa bibirnya, kenapa ini jadi candu untukku....​

Saatnya ku memulai manuver yg daritadi sudah kusiapkan,..... namun entah mengapa mata ku melirik ke suatu sudut di belakang rockstar ku ini.

Aku melihat sesuatu.... yg aku yakini adalah milik salah satu penghuni benteng nya yg begitu kokoh tadi.

Libido ku seketika turun, mau sekeras apa pun hatiku sekarang, aku tetap saja perempuan.

Mengapa di saat seperti ini, justru empatiku keluar dari persembunyiannya ?

Sekali lagi, skenario yg sudah ku susun jadi buyaaaar..

Aku tidak menyalahkan rockstar ku ini, bukan salah dia.

Hanya saja.... aku melihat sesuatu yg seharusnya tidak kulihat.

Skenario membuka resletingnya, menurunkan celananya lalu menjilat , mengulum dan mengocok penisnya, sudah hilang dari benakku. Padahal aku sangat ingin mengeluarkan semua isi penisnya, ingin ku sedot sampai semua isinya keluar.

hei rockstar, keluarkan semua.... ingin ku telan semuanya !

Akhirnya aku hanya menikmati hisapan di puting payudaraku yg kini mengeluarkan bunyi semakin kencang. Dihisapnya sampai ku mendongak, dan aku pun menciumi bibir dan lehernya.

Ku turunkan badanku dari atasnya, lalu kami pun menghentikan keerotisan ini dan berjalan kembali menuju persimpangan.

Tanganku masih menjamah pangkal pahanya, ku elus2 perlahan. Aku merasa bersalah. Aku tidak bisa menyenangkan dia.

Tak lama kemudian kami berpegangan tangan, kalau tangan ku bisa bicara mungkin dia sudah mendesah waktu itu. Usapan dari jari tangannya naik turun di atas ibu jariku mulai membuatku naik lagi.

Ku sandarkan kepala di bahunya. Sedikit saja gerakan dari kepalanya, aku sudah tau apa yg terjadi selanjutnya. Kuhampiri bibirnya lagi, kami pun berciuman kembali.

Ciuman lembut di bibir kami namun hanya sesekali kecupan karena dia harus mengawasi jalanan, justru membuatku semakin gelisah menanti apakah ada ciuman berikutnya ?

Lalu setiap ada kesempatan untuk berciuman, aku tidak pernah ingin melewatkannya.​

Ah, kalau saja waktu bisa kuhentikan....

Aku tak ingin dia memacu jalanan terlalu cepat, bukan apa2. Aku tidak ingin cepat sampai tujuan, ini momen indah bagiku.

Begitu sampai di persimpangan, aku masih belum bisa melepasnya. Kami masih berciuman kembali. Kali ini tidak menggebu gebu.​

Ciuman yg sangat amat lembut...
Tidak banyak manuver yg dilakukan, justru ini lebih baik dari ciuman penuh nafsu tadi.

Bibirnya masuk ke dalam, secara perlahan dikulumnya bibirku. Manuver ini bertahan cukup lama sampai mukanya semakin mendorongku hingga bibir kita semakin beradu.

Tak terasa Vagina ku semakin basah, badan ku serasa panas.​

Sial, bibirnya begitu lembut.

Ah, kenapa sih ada lelaki yg bibirnya begitu lembut !

Ciuman ini bagiku indah, entah baginya seperti apa.....

Kami lalu memutuskan berpisah di persimpangan ini, dia sempat mengecup kepalaku. Manis sekali...​

Kami pun memilih jalan masing2.

Dari rockstar dan die hard fans lalu kembali lagi menjadi teman lama.​

Iya, secepat itu peran kami berganti2.

_________________________________________

Keesokan paginya aku bangun dengan perasaan berbeda. Tubuhku serasa ringan, dan sangat segar.​

Ku lihat jam di meja tidurku.

Hah?? Pukul 8.30 pagi ???

Tidak biasa2nya aku bangun kesiangan seperti ini. Aku ingat2 kembali apa yg terjadi semalam, apakah aku bermimpi ?

Ternyata semalam aku tertidur pukul 21.00 aku hanya terbangun sekali tengah malam, itu pun sekitar 5 - 10 menit.​

Aku termenung... lama....

Penyakit susah tidur yg ku derita sampai bertahun - tahun dan membuatku kesal ini seperti terbayarkan dalam satu malam.

Pertama kali nya dalam waktu yg sudah cukup lama, aku bisa tertidur pulas selama hampir 12 jam.

Kemudian aku beranjak dari tidur panjangku ini.

Kalau bisa diceritakan, hidup ku mungkin seperti kebalikannya kisah Snow white. Kalo dia tertidur lama, dicium pangeran lalu tersadar. Sedangkan aku, sangat amat jarang bisa tidur, kemudian ada rockstar yg menciumku, lalu aku bisa tertidur nyenyak dalam waktu lama.

Kalau kalian berpikir ini cinta ? kurasa bukan.
atau rasa sayang ? kurasa juga bukan.​

Lalu ini apa ???

Aku sama sekali tidak ingin masuk ke dalam bentengnya. Tugasku cukup melihat dari luar dan memastikan bahwa bentengnya masih kokoh berdiri, tidak rapuh sedikitpun.

Bahkan pagi itu mengingat mukanya saja aku kesusahan, hanya garis2 samar yg terfragmen menjadi satu.

Momen teringat mukanya adalah ketika aku menyentuh bibirku yg sudah terjamah olehnya, aku langsung teringat kejadian semalam dan secara gamblang aku ingat kembali rupa teman lamaku ini.

Aku pun mencari jawaban atas pertanyaanku tadi, sambil ku seduh cokelat hangat.

Aku duduk menyeruput cokelat hangat ku ini. Berpikir keras.
Dan ahhh..... kemudian aku menemukan jawabannya.

Setelah itu aku mandi untuk menyegarkan pikiranku yg terlalu pekat.

Sejak kecil aku diajarkan untuk berterima kasih kepada orang yg membantuku, menolongku.
Dan teman lamaku ini sudah menolongku dari penyakitku yg menahun.​

Terima kasih teman lama......
mungkin suatu saat entah kapan aku bisa berterima kasih langsung padanya.

Dan sekarang aku berdiri dalam keadaan telanjang tanpa sehelai benang pun di depan cermin, kupandang diriku dalam2 sambil melihat semua hal bersliweran di kepalaku.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd