Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ya Dia Pacarku, Riska..

Chapter 5

Hari Sabtu ini hari yang sibuk, karena hari-hari menjelang berakhirnya masa KKN jadi aku dan rekan-rekan satu kelompok disibukan dengan banyak hal, beberapa program masih belum dijalankan dan bahkan program utama juga belum sepenuhnya selesai, jadi dari hari Jumat kemarin kami sudah sangat sibuk, kebetulan hari ini adalah hari dimana jadwal programku dijalankan.

Aku terakhir kontak dengan Riska semalam, dimana saat aku mau tidur aku hubungin dia cuma untuk menanyakan kabar dan mengucapkan selamat tidur. Riska memang aku larang hubungin aku duluan untuk hari Jumat dan Sabtu karena memang aku gak ingin programku terganggu.

Dengan kesibukanku ini membuatku teralih dari beban hidup yang aku panggul karena kejadian yang dialami pacarku itu, dengan harapan saat hari minggu aku sudah free dan bisa refreshing bersama pacarku tercinta tanpa beban tugas dan juga programku. Semalam sebelum tidur Riska bilang hari ini dia mau ke salon biar besok tampak lebih cantik saat liburan bersamaku, biar aku jadi fresh lagi setelah stress dengan KKN aku dan tambah seneng kalo pacarnya tampak lebih cantik katanya.

Hari sabtu sekitar jam 3 sore Riska whatsapp aku, dia tanya besok mau pergi jam berapa, tapi aku gak balas karena saat itu sedang melakukan sosialisasi ke warga tentang program kami, setelah itu aku kembali larut dalam kegiatanku kembali.

Malam minggu aku pulang ke kosku sekitar jam 10 malam, aku coba telpon Riska tapi gak diangkat, aku yakin dia sudah tidur. Aku akhirnya memutuskan untuk mandi, setelah itu aku tidur, sebelum tidur tidak lupa aku mengirim ucapan selamat tidur via whatsapp dan aku bilang besok sebelum jemput dia aku bakal telpon dulu.

Hari minggu pagi aku terbangun sekitar pukul 7 pagi, tidur kali ini sangat puas karena sudah tidak ada kekhawatiran tentang programku, tinggal program utama aja, ah tapi kupikir itu bisa dikerjain bareng temen-temen kelompok. Akupun dengan semangat langsung mandi, mandipun sambil nyanyi-nyanyi lagu yang biasa aku nyanyiin bareng Riska.

Setelah siap untuk pergi, akupun mencoba menelpon Riska tapi gak diangkat, ah kupikir dia masih tidur, aku putuskan buat nyamperin dia aja ke kosannya, aku bakal bangunin dia dan kalo gak bangun juga ya terpaksa aku siram pake air, Begitu pikirku.

Aku mulai memanaskan mesin mobilku, setelah kurasa cukup panas dan siap untuk diajak jalan seharian ni mobil, akhirnya akupun meluncur ke kosan Riska. Di jalan aku coba chatt Dia berkali kali tetapi tidak dibaca, dasar ini anak kalo tidur udah kaya kebo aja.

Sesampainya di kos dia, aku buka gerbangnya dan berjalan menuju kamarnya, tapi di parkiran aku gak lihat motor dia dan kamar dia sepertinya sepi karena aku gak lihat sandal favorit dia dan lampu kamarnya juga padam. Aku coba menelpon Rani, kutanyakan keberadaan Riska, Rani dengan suara yang parau menjawab telponku dan dia bilang gak tau dimana Riska, Rani yang sepertinya baru bangun tidur terdengar seksi sekali suaranya, jujur bikin gw horni juga denger suara Rani ini, tapi pikiran itu segera aku tepis. Aku mulai berpikir kemana pacarku ini pergi, dari semua pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat andi aja untuk sekedar mengechek.

Segera saja aku memacu mobilku ke lokasi KKNku untuk meminjam motor, temenku yang biasa aku pinjami motor protes karena setiap aku pinjem motornya gak pernah kuisi bensin, ya mana sempat aku berpikir mengisi bensin kalo saat pulang dari pengintaian saja pikiranku selalu kalut. Akhirnya aku kasih saja selembar merah uangku, aku bilang aja kalo misal aku gak sempat isi bensin ya uang itu buat gantiin bensinya sekalian upah ngantrinya.

Saat lewat depan kosan andi, aku melirik dan diparkiran terlihat motor Riska, tapi hanya motor dia aja yang ada, suasana kos sepertinya sepi, aku berpikir jangan-jangan mereka sedang keluar berlibur, tapi semua dugaanku itu salah.

Saat aku sudah berada di posisi pengintaian, aku melihat pacarku sedang duduk bersama seorang cowok, dimana saat itu pacarku mengenakan seperti kimono yang keliatannya sangat pendek karena saat duduk paha dia terekspose, kulihat cowo yang duduk bersamanya itu Rudi.



Dia duduk bersama pacarku sambil mengobrol, Rudi terlihat memainkan rambut pacarku, baru kusadari rambut pacarku merupakan gaya baru, dimana mungkin dia kemarin ke salon dan memotong rambutnya sedikit lebih pendek dan mewarnai rambutnya, dimana sebelumnya rambutnya berwarna hitam berkilat sekarang menjadi warna kecoklatan.



Terlihat pacarku saat itu habis mandi, karena masih ada tanda rambut habis basah dan sepertinya kering karena hair dryer.

Aku mencoba menelpon Riska saat itu, kulihat HP Riska berdering dan langsung disambar oleh rudi, kulihat Rudi memperhatikan nama yang tampil di layar HP Riska.

"Dari cowokmu ni" kata Rudi sambil menunjukkan layar HP ke arah Riska.

"Gak usah diangkat, taruh aja Rud" jawab Riska.

Gila!! geram banget aku denger kata-kata riska itu, ternyata dia tau kalo aku mencoba menghubunginya berkali-kali tapi dia malah tidak peduli.

"Kali aja penting loh, ada rencana ya?" ucap Rudi.

"Ada sih, dia ngajak aku liburan gitu deh" Riska bicara sambil mengangkat kedua bahunya.

"Yaudah sana pulang aja, tar gampang aku bilang sama andi kalo kamu ada urusan mendadakk" tawar Rudi kepada Riska.

"Tapi kan kamu baru dateng rudiiii" jawab Riska gemas sambil mencubit kedua pipi Rudi.

"Ya gapapa kan ada ini yang nemenin aku" kata Rudi menyambar botol minuman keras, sambil kembali memainkan ujung rambut Riska.

"oh jadi lebih milih ditemenin botol ini daripada ditemenin aku?" riska bertanya mengejek rudi, sambil jarinya dia tempelkan ke ujung botol itu sambil pandangan matanya menatap botol itu, pinggiran lubang botol itu dia telusuri dengan ujung jarinya dan pandangannya berubah ke selangkangan Rudi sebentar, kemudian menatap mata Rudi.

Sejurus kemudian Riska merebut botol itu dari tangan Rudi, kemudian dia mendekatkan botol itu ke wajah Rudi. Matanya menatap tajam wajah Rudi. Kemudian kulihat Riska mencondongkan wajahnya ke botol itu.

"Masih yakin mau ditemenin botol ini? Kalo diginiin gimana?" kata Riska sambil menjulurkan lidahnya ke ujung botol itu, kulihat dia menjilati botol itu.

Rudi terkekeh melihat tingkah Riska, kemudian dia memajukan duduknya, dia menggapai pantat Riska yang masih dibalut oleh kimononya.

"Semalem dahsyat gak sama andi?" kata Rudi sambil mengelusi pantat Riska dari luar.

"Biasa aja sih, kaya biasanya, tapi biasanya kan emang enak kalo main sama dia, enak banget malah. Hhihi" kata Riska sambil menengguk minuman dari botol yang daritadi dia mainkan.

"main anal gak?" kata Rudi sambil dia mengelus paha Riska dan menggeser naik keatas tepian bawah kimono Riska.

"Enggak Rud, kan perjanjiannya boleh main anal kalo udah disetujuin kamuhhh" jawab riska sambil mendesah karena aku lihat Rudi mengelusi belahan vagina Riska.

Baru aku tahu kenapa Riska melarang aku memainkan abus dia, ternyata dia punya perjanjian harus ada kesepakatan dari Rudi, tapi aku ini kan pacarnya? Aaaaaahhhhhh, seruku dalam hati. Aku tidak habis pikir memikirkan apa yang ada dipikiran Riska kini.

"Gak enak nih ris kalo minum gak ada cemilannya, itu orang didepan jualan apa sih?" kata Rudi yang mulai membetulkan posisi duduknya hingga normal.

Rudi memang tipe orang yang kalem, mungkin hal ini yang membuat Riska jadi gemas sama dia dan ingin menunjukkan kalo Rudi bisa dia taklukkan, walaupun mungkin akhirnya malah Riska yang takluk sama Rudi, tentunya lewat andi.

"Oh itu jualan gorengan gitu deh kayaknya, mau beli?" jawab Riska.

"Yaudah beliin dong, kamu ada duit kan? Duitku abis dipinjem sama andi ni buat buat bayar hutang kalah taruhan bola itu" ujar Rudi kalem.

"Dasar emang itu anak, gali lubang tutup lubang gara-gara taruhan bola, liat aja banyak barang dia udah digadai" jawab Riska sambil geleng-geleng

"Iya emang tu dia, laptop satu-satunya mainan dia aja dia jual, gila memang" Rudi berkata sambil gemas karena kelakuan sahabatnya itu

"iya kan dia jadi gak punya mainan, makanya sekarang bisanya cuma mainin aku aja hihi. Yaudah aku pake baju dulu ya" Riska mencoba bangkit, tapi tangannya ditahan oleh Rudi.

"Ngapain? Udah pake gitu aja belinya" Rudi menatap wajah Riska.

"gak mau ah, risih diliatin orang nanti" protes Riska.

"Riska, kamu itu cantik, seksi, kasih lah dikit pemandangan buat bapaknya itu dulu jaman mudanya gak pernah liat yang seksi gini" rudi tersenyum

"aduh, tapi kan..hmmmhh" ucapan Riska terhenti saat Rudi tiba-tiba menciumnya.

"Udah gapapa, cewek itu suka kalo ada orang kagum, kamu itu seksi Ris, kamu coba deh sekali ini rasain sensasinya tampil seksi diluar, kamu pasti jadi horni deh, udah coba aja" Rudi mencoba meyakinkan Riska.

"mm, yaudah deh aku coba" Riska terlihat sebenarnya ingin membantah, tapi kulihat akhirnya dia menyerah. Kulihat senyum berkembang di wajah Rudi.

"Yaudah aku ambil dompet dulu" Riska bergegas, tapi ditahan oleh Rudi.

"Tunggu, harus diginiin dulu" ujar Rudi menahan Riska, kemudian dia sedikit melonggarkan tali kimono Riska, kemudian menarik yang bagian atas sehingga bagian dada Riska semakin longgar.

"Tapi nanti tetek aku keliatan dong Rud?" Riska kembali mencoba protes.

"Gapapa, kasih lah rejeki dikit. Nikmatin aja sensasinya, aku kasih waktu kamu 15 menit disana, sebelum itu jangan balik kesini, kalo horni jangan lupa jadi nakal ya" Rudi memandang Riska yang menuju tasnya hendak mengambil dompet.

Mengetahui rencana itu, aku pun mengendap-endap melipir ke arah bagian samping kos Andi. Walaupun kos ini terletak dipojokan tetapi masih ada akses jalan penghubung antar kelurahan, tetapi bagian samping dan belakang banyak pohon yang rimbun, sehingga menguntungkan pengintip seperti aku.

Beberapa saat kemudian aku lihat Riska keluar dari kos tersebut, kulihat kumononya sangat seksi, karena memang bagian bawahnya pendek, apalagi tadi sudah ditarik bagian atasnya oleh Rudi, sehingga makin terangkatlah bagian bawahnya itu. Saat akan menyeberang aku lihat Riska tengak-tengok, saat dia menengok aku lihat bibir dia memerah tebal, sangat eksotis sekali. Seorang gadis cantik, tinggi, ranbut kecoklatan, bibir merah tebal dan mengenakan kimono yang seksi berada di pinggir jalan, serasa hidup di dunia fantasi porno. Tapi itu sangat nyata dan terjadi saat ini. Kulihat Riska telah berhasil menyeberangi jalan itu kemudian mendekat ke gerobak permanen milik penjual gorengan itu.

Terlihat Riska mencoba menutupi rasa malunya dengan memainkan ujung rambutnya,tapi sialnya hal itu malah membuat dia semakin terlihat seksi. Kulihat dia mencoba ngobrol dengan penjual gorengan dengan senyum malu-malu, seperti rata-rata gerobak yang mempunyai gagang untuk mendorong, posisi Riska sekarang berada disitu seolah dia sedang hendak mendorong gerobak itu, tapi dia gunakan itu sebagai mainan seperti kadang dia mencoba mengangkat tubuhnya dengan pegangan di gagang tersebut, karena posisi pegangan tersebut maka pastinya saat dia pegangan itu kimono bagian atasnya melebar dan pasti jadi santapan mata penjual gorengan itu.

Tak lama berselang datang lelaki tinggi besar dengan badan gelap, tangannya bertatoo datang sepertinya untuk membeli gorengan, dia sempat terlihat kaget saat menyadari keberadaan Riska disitu, itu dilihat dari gesture lelaki tersebut dimana punggungnya agak kebelakang sambil wajahnya lurus kedepan, melihat itu Riska justru memberikan senyum manis sambil sepertinya menyapa lelaki tersebut. Kulihat lelaki itu berjalan ke sebelah samping pacarku, kulihat mereka berbincang.

Perbincangan mereka terlihat sangat seru, waktu 15 menit yang diberikan Rudi sepertinya sudah selesai, tapi kulihat Riska masih mengobrol dengan lelaki tersebut, bahkan kadang Riska seperti tidak sengaja memajukan salah satu kakinya, tentu hal nini menyebabkan kimono bagian bawahnya tersingkap dan aku yakin lelaki itu menyadarinya karena kulihat dari jakunnya dia seperti menelan ludah. Setelah beberapa lama kulihat Riska mulai kembali ke dalam kos, akupun kembali ke posisi awal tadi aku mengintip.

"Betah banget diluar kamu Ris?" ejek Rudi.

"iya tadi diajak ngobrol dulu sama bapak-bapak serem, hiiiih" jawab riska sambil seolah bergidik ngeri.

"Gak takut apa sama yang serem-serem?" tanya Rudi kalem.

"justru karena dia aku jadi tertantang Rud, gimana kalo orang seserem dia bisa aku taklukin hihi" jawab Riska

"emang bisa naklukin dia kamu? Yang ada malah dimakan kamu" rudi sedikit mengejek.

"yee kamu gatau sih gimana dia tadi curi-curi liat tetek aku, tau dia lagi curi-curi pandang ya aku buka aja sekalian, eh dianya malang buang muka, kan pengecut hiihi" ujar Riska bangga.

"berart hebatan aku dong ya bisa liat tetek ini sepuasnya" ujar rudi sambil mencubit payudara Riska.

"aw, iya hebatan Rudi deh, tau gak Rud, pas dia curi pandang paha aku, aku tunjukin aja sekalan paha sama celana dalemku sekalian hiihihi" Riska cengengesan

"Tuh kan aku bilang juga apa, kamu pasti suka deh" Rudi bersemangat.

"iya Rud, tadi aku nyesel, kenapa gak sekalian aja aku gak pake celana dalem biar kaget tu orang serem, jantungan deh dia nantinya hiiihihii" Riska cengengesan.

"yaudah tunjukin aja Ris" kata Rudi sambil mencium Riska dan mendorongnya kearah pintu, tapi riska agak menahan.

"dari sini aja Ris, dari balik kaca, gelap ini kacanya kan?" Rudi membalikkan badan Riska menghadap kaca, sambil dia ciumin tengkuk Riska dari belakang.

"ahhhh Rud" desah Riska.

"Kamu godain dia dari sini, aku pengen liat dari belakang, goda dia sayang" ujar rudi sambil dia berjingkat mundur dan kemudian duduk.

Kulihat Riska menghadap kekaca sambil meremas payudaranya dan bergoyang-goyang seperti orang striptease, akupun bingung kapan riska mempelajari goyangan tersebut.

"Godain apa kaya gitu?suaranya mana? Panggil dia, rayu dia gitu" protes rudi.

"Hmmmm ah pak, tadi bapak pengen liat tetek Riska kan pak? Ini Riska kasih lihat pak" Riska berbicara dengan kaca didepannya, aku tahu maksud yang dia bicarakan adalah orang yang ada dibalik kaca tersebut, diseberang jalan.

"tempelin ke kaca putingnya, gesek-gesekin bayangin lagi di elus dia" perintah Rudi.

Kulihat Riska maju kedepan dan menempelkan putingnya dikaca, kemdian dia menekan-nekan payudaranya ke kaca.

"aahhh pak, Riska enak banget pak diginiin, remes terus pak tetek riska" kata riska.

Cklekk, tiba-tiba lampu dinyalakan, Riska kaget dan melirik ke arah Rudi sebagai tanda protes.

"Udah nikmatin aja, kan kacanya gelap lagian siapa sih yang iseng nengok kesini?" rudi tersenyum.

Aku penasaran akupun turun kemudian mengendap untuk mencari posisi view yang tepat, kulihat kaca itu memang gelap tapi karena lampunya yang terang maka masih tercetak bentuk sesuatu yang ada didekat kaca itu. Aku melihat Riska dengan kulitnya yang mulus berada dibalik kaca, walaupun tidak terlihat jelas, tapi bahkan akupun bisa melihat payudara yang terjepit dan putingnya yang sedang digesek-gesekan ke kaca. Aku melirik ke arah lelaki yang tadi ada di penjual gorengan, dia sudah naik ke motor tapi dia melirik ke arah jendela kos andi dan dia terlihat turun dari motornya dan menyeberangi jalan. Aku terus awasi lelaki tersebut, sepertinya dia ingin memastikan apa yang dia lihat, dia berhenti di depan gerbang. Aku memutuskan untuk kembali ke tempat awal.

"Rud, bapak itu masuk ke halaman ini, matiin lampunya" Pinta Riska tapi dia tidak menghentikan aktivitasnya di depan kaca.

"Ahhh, bapak mau lihat yang jelas ya tetek Riska? Sini aja pak essstttttt" Riska mendesah, aku tidak tau apakah bapak itu mendengarnya atau tidak.

Aku lihat Riska kembali memajukan badannya ke kaca, kalau tadi dia sempat mundur dan meremas payudara menggunakan tangan, sekarang dia kembali menempelkan payudaranya dikaca sambil tatapan matanya menatap pada satu titik. Aku terkejut saat melihat bayang bayang manusia dibalik pintu, aku lihat bayangan itu semakin membesar. Dan dugaanku benar ternyata bapak itu sudah berada didepan kaca.

"iihh bapaknya niat banget kesini? Riska nafsuin kan pak?" ujar riska sambil payudaranya semakin ditekan ke kaca.

"Bapak mau lihat memek Riska gak? Ini Riska kasih liat, tapi janji ya lihat aja" Riska mulai mengelus pantatnya, kemudian dia menurunkan celana dalamnya. Kulihat bapak itu menelan ludah.

Kulihat Riska tiba-tiba mundur dan mengambil kimono dan menaikan celana dalamnya dan kemudian memakainya lagi kimononya. Terdengar keributan di luar kos dan kudengar beberapa kali suara aduh aduh ampun. Beberapa saat kemudian pintu dibuka Rudi, masuklah andi sambil wajahnya kelihatan meredam emosi.

"Ngapain si bangsat itu depan kos ini?" tnya andi emosi

"Selow bro, emang kenapa dengan orang itu?" selidik Rudi.

"Anjing itu udah nipu aku, dia salah kasih por-poran liga, makanya sekarang aku habis-habisan gini, anjing babi!" maki andi.

"Selow bro selow, tadi dia cuma dikasih sedikit pertunjukkan kok sama si Riska"ucap Rudi

"Oh mana Riska? Ni aku bawain makanan buat kalian, yaudah aku jalan dulu ya, pinjem motormu lagi ya Rud" Ucap andi buru-buru.

"Lagi dikamar mandi tu kayaknya dia, gak nunggu dia?" Tanya Rudi kalem.

"Gak usah, sibuk aku" Jawab Andi sambil berjalan keluar.

BRAK!!! Suara pintu dibanting........................



Segini dulu hu soalnya lagi sibuk di rl, next update di page 20-22 ya huuu
 
Byuuuhhh riska cowo'y di kasih bekas dan kelonggaran dalam menjalanlan misi perngewean wkwkwkwk yakin msh berasa tuh konti cowo'y riska wkwkwkwk
Aduuhh tp ntah knapa kok cowo'y lemah bgt sich coba tegas dikit dan kasarin aja si riska pasti nglepar2 di paksa aja masukin anus hajar biar krng mengigit tp lumayan buat buanh tai macan wkwkwk
 
Chapter 5

Hari Sabtu ini hari yang sibuk, karena hari-hari menjelang berakhirnya masa KKN jadi aku dan rekan-rekan satu kelompok disibukan dengan banyak hal, beberapa program masih belum dijalankan dan bahkan program utama juga belum sepenuhnya selesai, jadi dari hari Jumat kemarin kami sudah sangat sibuk, kebetulan hari ini adalah hari dimana jadwal programku dijalankan.

Aku terakhir kontak dengan Riska semalam, dimana saat aku mau tidur aku hubungin dia cuma untuk menanyakan kabar dan mengucapkan selamat tidur. Riska memang aku larang hubungin aku duluan untuk hari Jumat dan Sabtu karena memang aku gak ingin programku terganggu.

Dengan kesibukanku ini membuatku teralih dari beban hidup yang aku panggul karena kejadian yang dialami pacarku itu, dengan harapan saat hari minggu aku sudah free dan bisa refreshing bersama pacarku tercinta tanpa beban tugas dan juga programku. Semalam sebelum tidur Riska bilang hari ini dia mau ke salon biar besok tampak lebih cantik saat liburan bersamaku, biar aku jadi fresh lagi setelah stress dengan KKN aku dan tambah seneng kalo pacarnya tampak lebih cantik katanya.

Hari sabtu sekitar jam 3 sore Riska whatsapp aku, dia tanya besok mau pergi jam berapa, tapi aku gak balas karena saat itu sedang melakukan sosialisasi ke warga tentang program kami, setelah itu aku kembali larut dalam kegiatanku kembali.

Malam minggu aku pulang ke kosku sekitar jam 10 malam, aku coba telpon Riska tapi gak diangkat, aku yakin dia sudah tidur. Aku akhirnya memutuskan untuk mandi, setelah itu aku tidur, sebelum tidur tidak lupa aku mengirim ucapan selamat tidur via whatsapp dan aku bilang besok sebelum jemput dia aku bakal telpon dulu.

Hari minggu pagi aku terbangun sekitar pukul 7 pagi, tidur kali ini sangat puas karena sudah tidak ada kekhawatiran tentang programku, tinggal program utama aja, ah tapi kupikir itu bisa dikerjain bareng temen-temen kelompok. Akupun dengan semangat langsung mandi, mandipun sambil nyanyi-nyanyi lagu yang biasa aku nyanyiin bareng Riska.

Setelah siap untuk pergi, akupun mencoba menelpon Riska tapi gak diangkat, ah kupikir dia masih tidur, aku putuskan buat nyamperin dia aja ke kosannya, aku bakal bangunin dia dan kalo gak bangun juga ya terpaksa aku siram pake air, Begitu pikirku.

Aku mulai memanaskan mesin mobilku, setelah kurasa cukup panas dan siap untuk diajak jalan seharian ni mobil, akhirnya akupun meluncur ke kosan Riska. Di jalan aku coba chatt Dia berkali kali tetapi tidak dibaca, dasar ini anak kalo tidur udah kaya kebo aja.

Sesampainya di kos dia, aku buka gerbangnya dan berjalan menuju kamarnya, tapi di parkiran aku gak lihat motor dia dan kamar dia sepertinya sepi karena aku gak lihat sandal favorit dia dan lampu kamarnya juga padam. Aku coba menelpon Rani, kutanyakan keberadaan Riska, Rani dengan suara yang parau menjawab telponku dan dia bilang gak tau dimana Riska, Rani yang sepertinya baru bangun tidur terdengar seksi sekali suaranya, jujur bikin gw horni juga denger suara Rani ini, tapi pikiran itu segera aku tepis. Aku mulai berpikir kemana pacarku ini pergi, dari semua pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat andi aja untuk sekedar mengechek.

Segera saja aku memacu mobilku ke lokasi KKNku untuk meminjam motor, temenku yang biasa aku pinjami motor protes karena setiap aku pinjem motornya gak pernah kuisi bensin, ya mana sempat aku berpikir mengisi bensin kalo saat pulang dari pengintaian saja pikiranku selalu kalut. Akhirnya aku kasih saja selembar merah uangku, aku bilang aja kalo misal aku gak sempat isi bensin ya uang itu buat gantiin bensinya sekalian upah ngantrinya.

Saat lewat depan kosan andi, aku melirik dan diparkiran terlihat motor Riska, tapi hanya motor dia aja yang ada, suasana kos sepertinya sepi, aku berpikir jangan-jangan mereka sedang keluar berlibur, tapi semua dugaanku itu salah.

Saat aku sudah berada di posisi pengintaian, aku melihat pacarku sedang duduk bersama seorang cowok, dimana saat itu pacarku mengenakan seperti kimono yang keliatannya sangat pendek karena saat duduk paha dia terekspose, kulihat cowo yang duduk bersamanya itu Rudi.



Dia duduk bersama pacarku sambil mengobrol, Rudi terlihat memainkan rambut pacarku, baru kusadari rambut pacarku merupakan gaya baru, dimana mungkin dia kemarin ke salon dan memotong rambutnya sedikit lebih pendek dan mewarnai rambutnya, dimana sebelumnya rambutnya berwarna hitam berkilat sekarang menjadi warna kecoklatan.



Terlihat pacarku saat itu habis mandi, karena masih ada tanda rambut habis basah dan sepertinya kering karena hair dryer.

Aku mencoba menelpon Riska saat itu, kulihat HP Riska berdering dan langsung disambar oleh rudi, kulihat Rudi memperhatikan nama yang tampil di layar HP Riska.

"Dari cowokmu ni" kata Rudi sambil menunjukkan layar HP ke arah Riska.

"Gak usah diangkat, taruh aja Rud" jawab Riska.

Gila!! geram banget aku denger kata-kata riska itu, ternyata dia tau kalo aku mencoba menghubunginya berkali-kali tapi dia malah tidak peduli.

"Kali aja penting loh, ada rencana ya?" ucap Rudi.

"Ada sih, dia ngajak aku liburan gitu deh" Riska bicara sambil mengangkat kedua bahunya.

"Yaudah sana pulang aja, tar gampang aku bilang sama andi kalo kamu ada urusan mendadakk" tawar Rudi kepada Riska.

"Tapi kan kamu baru dateng rudiiii" jawab Riska gemas sambil mencubit kedua pipi Rudi.

"Ya gapapa kan ada ini yang nemenin aku" kata Rudi menyambar botol minuman keras, sambil kembali memainkan ujung rambut Riska.

"oh jadi lebih milih ditemenin botol ini daripada ditemenin aku?" riska bertanya mengejek rudi, sambil jarinya dia tempelkan ke ujung botol itu sambil pandangan matanya menatap botol itu, pinggiran lubang botol itu dia telusuri dengan ujung jarinya dan pandangannya berubah ke selangkangan Rudi sebentar, kemudian menatap mata Rudi.

Sejurus kemudian Riska merebut botol itu dari tangan Rudi, kemudian dia mendekatkan botol itu ke wajah Rudi. Matanya menatap tajam wajah Rudi. Kemudian kulihat Riska mencondongkan wajahnya ke botol itu.

"Masih yakin mau ditemenin botol ini? Kalo diginiin gimana?" kata Riska sambil menjulurkan lidahnya ke ujung botol itu, kulihat dia menjilati botol itu.

Rudi terkekeh melihat tingkah Riska, kemudian dia memajukan duduknya, dia menggapai pantat Riska yang masih dibalut oleh kimononya.

"Semalem dahsyat gak sama andi?" kata Rudi sambil mengelusi pantat Riska dari luar.

"Biasa aja sih, kaya biasanya, tapi biasanya kan emang enak kalo main sama dia, enak banget malah. Hhihi" kata Riska sambil menengguk minuman dari botol yang daritadi dia mainkan.

"main anal gak?" kata Rudi sambil dia mengelus paha Riska dan menggeser naik keatas tepian bawah kimono Riska.

"Enggak Rud, kan perjanjiannya boleh main anal kalo udah disetujuin kamuhhh" jawab riska sambil mendesah karena aku lihat Rudi mengelusi belahan vagina Riska.

Baru aku tahu kenapa Riska melarang aku memainkan abus dia, ternyata dia punya perjanjian harus ada kesepakatan dari Rudi, tapi aku ini kan pacarnya? Aaaaaahhhhhh, seruku dalam hati. Aku tidak habis pikir memikirkan apa yang ada dipikiran Riska kini.

"Gak enak nih ris kalo minum gak ada cemilannya, itu orang didepan jualan apa sih?" kata Rudi yang mulai membetulkan posisi duduknya hingga normal.

Rudi memang tipe orang yang kalem, mungkin hal ini yang membuat Riska jadi gemas sama dia dan ingin menunjukkan kalo Rudi bisa dia taklukkan, walaupun mungkin akhirnya malah Riska yang takluk sama Rudi, tentunya lewat andi.

"Oh itu jualan gorengan gitu deh kayaknya, mau beli?" jawab Riska.

"Yaudah beliin dong, kamu ada duit kan? Duitku abis dipinjem sama andi ni buat buat bayar hutang kalah taruhan bola itu" ujar Rudi kalem.

"Dasar emang itu anak, gali lubang tutup lubang gara-gara taruhan bola, liat aja banyak barang dia udah digadai" jawab Riska sambil geleng-geleng

"Iya emang tu dia, laptop satu-satunya mainan dia aja dia jual, gila memang" Rudi berkata sambil gemas karena kelakuan sahabatnya itu

"iya kan dia jadi gak punya mainan, makanya sekarang bisanya cuma mainin aku aja hihi. Yaudah aku pake baju dulu ya" Riska mencoba bangkit, tapi tangannya ditahan oleh Rudi.

"Ngapain? Udah pake gitu aja belinya" Rudi menatap wajah Riska.

"gak mau ah, risih diliatin orang nanti" protes Riska.

"Riska, kamu itu cantik, seksi, kasih lah dikit pemandangan buat bapaknya itu dulu jaman mudanya gak pernah liat yang seksi gini" rudi tersenyum

"aduh, tapi kan..hmmmhh" ucapan Riska terhenti saat Rudi tiba-tiba menciumnya.

"Udah gapapa, cewek itu suka kalo ada orang kagum, kamu itu seksi Ris, kamu coba deh sekali ini rasain sensasinya tampil seksi diluar, kamu pasti jadi horni deh, udah coba aja" Rudi mencoba meyakinkan Riska.

"mm, yaudah deh aku coba" Riska terlihat sebenarnya ingin membantah, tapi kulihat akhirnya dia menyerah. Kulihat senyum berkembang di wajah Rudi.

"Yaudah aku ambil dompet dulu" Riska bergegas, tapi ditahan oleh Rudi.

"Tunggu, harus diginiin dulu" ujar Rudi menahan Riska, kemudian dia sedikit melonggarkan tali kimono Riska, kemudian menarik yang bagian atas sehingga bagian dada Riska semakin longgar.

"Tapi nanti tetek aku keliatan dong Rud?" Riska kembali mencoba protes.

"Gapapa, kasih lah rejeki dikit. Nikmatin aja sensasinya, aku kasih waktu kamu 15 menit disana, sebelum itu jangan balik kesini, kalo horni jangan lupa jadi nakal ya" Rudi memandang Riska yang menuju tasnya hendak mengambil dompet.

Mengetahui rencana itu, aku pun mengendap-endap melipir ke arah bagian samping kos Andi. Walaupun kos ini terletak dipojokan tetapi masih ada akses jalan penghubung antar kelurahan, tetapi bagian samping dan belakang banyak pohon yang rimbun, sehingga menguntungkan pengintip seperti aku.

Beberapa saat kemudian aku lihat Riska keluar dari kos tersebut, kulihat kumononya sangat seksi, karena memang bagian bawahnya pendek, apalagi tadi sudah ditarik bagian atasnya oleh Rudi, sehingga makin terangkatlah bagian bawahnya itu. Saat akan menyeberang aku lihat Riska tengak-tengok, saat dia menengok aku lihat bibir dia memerah tebal, sangat eksotis sekali. Seorang gadis cantik, tinggi, ranbut kecoklatan, bibir merah tebal dan mengenakan kimono yang seksi berada di pinggir jalan, serasa hidup di dunia fantasi porno. Tapi itu sangat nyata dan terjadi saat ini. Kulihat Riska telah berhasil menyeberangi jalan itu kemudian mendekat ke gerobak permanen milik penjual gorengan itu.

Terlihat Riska mencoba menutupi rasa malunya dengan memainkan ujung rambutnya,tapi sialnya hal itu malah membuat dia semakin terlihat seksi. Kulihat dia mencoba ngobrol dengan penjual gorengan dengan senyum malu-malu, seperti rata-rata gerobak yang mempunyai gagang untuk mendorong, posisi Riska sekarang berada disitu seolah dia sedang hendak mendorong gerobak itu, tapi dia gunakan itu sebagai mainan seperti kadang dia mencoba mengangkat tubuhnya dengan pegangan di gagang tersebut, karena posisi pegangan tersebut maka pastinya saat dia pegangan itu kimono bagian atasnya melebar dan pasti jadi santapan mata penjual gorengan itu.

Tak lama berselang datang lelaki tinggi besar dengan badan gelap, tangannya bertatoo datang sepertinya untuk membeli gorengan, dia sempat terlihat kaget saat menyadari keberadaan Riska disitu, itu dilihat dari gesture lelaki tersebut dimana punggungnya agak kebelakang sambil wajahnya lurus kedepan, melihat itu Riska justru memberikan senyum manis sambil sepertinya menyapa lelaki tersebut. Kulihat lelaki itu berjalan ke sebelah samping pacarku, kulihat mereka berbincang.

Perbincangan mereka terlihat sangat seru, waktu 15 menit yang diberikan Rudi sepertinya sudah selesai, tapi kulihat Riska masih mengobrol dengan lelaki tersebut, bahkan kadang Riska seperti tidak sengaja memajukan salah satu kakinya, tentu hal nini menyebabkan kimono bagian bawahnya tersingkap dan aku yakin lelaki itu menyadarinya karena kulihat dari jakunnya dia seperti menelan ludah. Setelah beberapa lama kulihat Riska mulai kembali ke dalam kos, akupun kembali ke posisi awal tadi aku mengintip.

"Betah banget diluar kamu Ris?" ejek Rudi.

"iya tadi diajak ngobrol dulu sama bapak-bapak serem, hiiiih" jawab riska sambil seolah bergidik ngeri.

"Gak takut apa sama yang serem-serem?" tanya Rudi kalem.

"justru karena dia aku jadi tertantang Rud, gimana kalo orang seserem dia bisa aku taklukin hihi" jawab Riska

"emang bisa naklukin dia kamu? Yang ada malah dimakan kamu" rudi sedikit mengejek.

"yee kamu gatau sih gimana dia tadi curi-curi liat tetek aku, tau dia lagi curi-curi pandang ya aku buka aja sekalian, eh dianya malang buang muka, kan pengecut hiihi" ujar Riska bangga.

"berart hebatan aku dong ya bisa liat tetek ini sepuasnya" ujar rudi sambil mencubit payudara Riska.

"aw, iya hebatan Rudi deh, tau gak Rud, pas dia curi pandang paha aku, aku tunjukin aja sekalan paha sama celana dalemku sekalian hiihihi" Riska cengengesan

"Tuh kan aku bilang juga apa, kamu pasti suka deh" Rudi bersemangat.

"iya Rud, tadi aku nyesel, kenapa gak sekalian aja aku gak pake celana dalem biar kaget tu orang serem, jantungan deh dia nantinya hiiihihii" Riska cengengesan.

"yaudah tunjukin aja Ris" kata Rudi sambil mencium Riska dan mendorongnya kearah pintu, tapi riska agak menahan.

"dari sini aja Ris, dari balik kaca, gelap ini kacanya kan?" Rudi membalikkan badan Riska menghadap kaca, sambil dia ciumin tengkuk Riska dari belakang.

"ahhhh Rud" desah Riska.

"Kamu godain dia dari sini, aku pengen liat dari belakang, goda dia sayang" ujar rudi sambil dia berjingkat mundur dan kemudian duduk.

Kulihat Riska menghadap kekaca sambil meremas payudaranya dan bergoyang-goyang seperti orang striptease, akupun bingung kapan riska mempelajari goyangan tersebut.

"Godain apa kaya gitu?suaranya mana? Panggil dia, rayu dia gitu" protes rudi.

"Hmmmm ah pak, tadi bapak pengen liat tetek Riska kan pak? Ini Riska kasih lihat pak" Riska berbicara dengan kaca didepannya, aku tahu maksud yang dia bicarakan adalah orang yang ada dibalik kaca tersebut, diseberang jalan.

"tempelin ke kaca putingnya, gesek-gesekin bayangin lagi di elus dia" perintah Rudi.

Kulihat Riska maju kedepan dan menempelkan putingnya dikaca, kemdian dia menekan-nekan payudaranya ke kaca.

"aahhh pak, Riska enak banget pak diginiin, remes terus pak tetek riska" kata riska.

Cklekk, tiba-tiba lampu dinyalakan, Riska kaget dan melirik ke arah Rudi sebagai tanda protes.

"Udah nikmatin aja, kan kacanya gelap lagian siapa sih yang iseng nengok kesini?" rudi tersenyum.

Aku penasaran akupun turun kemudian mengendap untuk mencari posisi view yang tepat, kulihat kaca itu memang gelap tapi karena lampunya yang terang maka masih tercetak bentuk sesuatu yang ada didekat kaca itu. Aku melihat Riska dengan kulitnya yang mulus berada dibalik kaca, walaupun tidak terlihat jelas, tapi bahkan akupun bisa melihat payudara yang terjepit dan putingnya yang sedang digesek-gesekan ke kaca. Aku melirik ke arah lelaki yang tadi ada di penjual gorengan, dia sudah naik ke motor tapi dia melirik ke arah jendela kos andi dan dia terlihat turun dari motornya dan menyeberangi jalan. Aku terus awasi lelaki tersebut, sepertinya dia ingin memastikan apa yang dia lihat, dia berhenti di depan gerbang. Aku memutuskan untuk kembali ke tempat awal.

"Rud, bapak itu masuk ke halaman ini, matiin lampunya" Pinta Riska tapi dia tidak menghentikan aktivitasnya di depan kaca.

"Ahhh, bapak mau lihat yang jelas ya tetek Riska? Sini aja pak essstttttt" Riska mendesah, aku tidak tau apakah bapak itu mendengarnya atau tidak.

Aku lihat Riska kembali memajukan badannya ke kaca, kalau tadi dia sempat mundur dan meremas payudara menggunakan tangan, sekarang dia kembali menempelkan payudaranya dikaca sambil tatapan matanya menatap pada satu titik. Aku terkejut saat melihat bayang bayang manusia dibalik pintu, aku lihat bayangan itu semakin membesar. Dan dugaanku benar ternyata bapak itu sudah berada didepan kaca.

"iihh bapaknya niat banget kesini? Riska nafsuin kan pak?" ujar riska sambil payudaranya semakin ditekan ke kaca.

"Bapak mau lihat memek Riska gak? Ini Riska kasih liat, tapi janji ya lihat aja" Riska mulai mengelus pantatnya, kemudian dia menurunkan celana dalamnya. Kulihat bapak itu menelan ludah.

Kulihat Riska tiba-tiba mundur dan mengambil kimono dan menaikan celana dalamnya dan kemudian memakainya lagi kimononya. Terdengar keributan di luar kos dan kudengar beberapa kali suara aduh aduh ampun. Beberapa saat kemudian pintu dibuka Rudi, masuklah andi sambil wajahnya kelihatan meredam emosi.

"Ngapain si bangsat itu depan kos ini?" tnya andi emosi

"Selow bro, emang kenapa dengan orang itu?" selidik Rudi.

"Anjing itu udah nipu aku, dia salah kasih por-poran liga, makanya sekarang aku habis-habisan gini, anjing babi!" maki andi.

"Selow bro selow, tadi dia cuma dikasih sedikit pertunjukkan kok sama si Riska"ucap Rudi

"Oh mana Riska? Ni aku bawain makanan buat kalian, yaudah aku jalan dulu ya, pinjem motormu lagi ya Rud" Ucap andi buru-buru.

"Lagi dikamar mandi tu kayaknya dia, gak nunggu dia?" Tanya Rudi kalem.

"Gak usah, sibuk aku" Jawab Andi sambil berjalan keluar.

BRAK!!! Suara pintu dibanting........................



Segini dulu hu soalnya lagi sibuk di rl, next update di page 20-22 ya huuu
Ditunggu suhuuu
 
Terima kasih bosqu untuk updatenya. Suhu satu ini emang juara lah. Big fan hu. Selalu rajin update ya hu please please please
 
Ini kisah nyata kah hu??
Chapter 5

Hari Sabtu ini hari yang sibuk, karena hari-hari menjelang berakhirnya masa KKN jadi aku dan rekan-rekan satu kelompok disibukan dengan banyak hal, beberapa program masih belum dijalankan dan bahkan program utama juga belum sepenuhnya selesai, jadi dari hari Jumat kemarin kami sudah sangat sibuk, kebetulan hari ini adalah hari dimana jadwal programku dijalankan.

Aku terakhir kontak dengan Riska semalam, dimana saat aku mau tidur aku hubungin dia cuma untuk menanyakan kabar dan mengucapkan selamat tidur. Riska memang aku larang hubungin aku duluan untuk hari Jumat dan Sabtu karena memang aku gak ingin programku terganggu.

Dengan kesibukanku ini membuatku teralih dari beban hidup yang aku panggul karena kejadian yang dialami pacarku itu, dengan harapan saat hari minggu aku sudah free dan bisa refreshing bersama pacarku tercinta tanpa beban tugas dan juga programku. Semalam sebelum tidur Riska bilang hari ini dia mau ke salon biar besok tampak lebih cantik saat liburan bersamaku, biar aku jadi fresh lagi setelah stress dengan KKN aku dan tambah seneng kalo pacarnya tampak lebih cantik katanya.

Hari sabtu sekitar jam 3 sore Riska whatsapp aku, dia tanya besok mau pergi jam berapa, tapi aku gak balas karena saat itu sedang melakukan sosialisasi ke warga tentang program kami, setelah itu aku kembali larut dalam kegiatanku kembali.

Malam minggu aku pulang ke kosku sekitar jam 10 malam, aku coba telpon Riska tapi gak diangkat, aku yakin dia sudah tidur. Aku akhirnya memutuskan untuk mandi, setelah itu aku tidur, sebelum tidur tidak lupa aku mengirim ucapan selamat tidur via whatsapp dan aku bilang besok sebelum jemput dia aku bakal telpon dulu.

Hari minggu pagi aku terbangun sekitar pukul 7 pagi, tidur kali ini sangat puas karena sudah tidak ada kekhawatiran tentang programku, tinggal program utama aja, ah tapi kupikir itu bisa dikerjain bareng temen-temen kelompok. Akupun dengan semangat langsung mandi, mandipun sambil nyanyi-nyanyi lagu yang biasa aku nyanyiin bareng Riska.

Setelah siap untuk pergi, akupun mencoba menelpon Riska tapi gak diangkat, ah kupikir dia masih tidur, aku putuskan buat nyamperin dia aja ke kosannya, aku bakal bangunin dia dan kalo gak bangun juga ya terpaksa aku siram pake air, Begitu pikirku.

Aku mulai memanaskan mesin mobilku, setelah kurasa cukup panas dan siap untuk diajak jalan seharian ni mobil, akhirnya akupun meluncur ke kosan Riska. Di jalan aku coba chatt Dia berkali kali tetapi tidak dibaca, dasar ini anak kalo tidur udah kaya kebo aja.

Sesampainya di kos dia, aku buka gerbangnya dan berjalan menuju kamarnya, tapi di parkiran aku gak lihat motor dia dan kamar dia sepertinya sepi karena aku gak lihat sandal favorit dia dan lampu kamarnya juga padam. Aku coba menelpon Rani, kutanyakan keberadaan Riska, Rani dengan suara yang parau menjawab telponku dan dia bilang gak tau dimana Riska, Rani yang sepertinya baru bangun tidur terdengar seksi sekali suaranya, jujur bikin gw horni juga denger suara Rani ini, tapi pikiran itu segera aku tepis. Aku mulai berpikir kemana pacarku ini pergi, dari semua pertimbangan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat andi aja untuk sekedar mengechek.

Segera saja aku memacu mobilku ke lokasi KKNku untuk meminjam motor, temenku yang biasa aku pinjami motor protes karena setiap aku pinjem motornya gak pernah kuisi bensin, ya mana sempat aku berpikir mengisi bensin kalo saat pulang dari pengintaian saja pikiranku selalu kalut. Akhirnya aku kasih saja selembar merah uangku, aku bilang aja kalo misal aku gak sempat isi bensin ya uang itu buat gantiin bensinya sekalian upah ngantrinya.

Saat lewat depan kosan andi, aku melirik dan diparkiran terlihat motor Riska, tapi hanya motor dia aja yang ada, suasana kos sepertinya sepi, aku berpikir jangan-jangan mereka sedang keluar berlibur, tapi semua dugaanku itu salah.

Saat aku sudah berada di posisi pengintaian, aku melihat pacarku sedang duduk bersama seorang cowok, dimana saat itu pacarku mengenakan seperti kimono yang keliatannya sangat pendek karena saat duduk paha dia terekspose, kulihat cowo yang duduk bersamanya itu Rudi.



Dia duduk bersama pacarku sambil mengobrol, Rudi terlihat memainkan rambut pacarku, baru kusadari rambut pacarku merupakan gaya baru, dimana mungkin dia kemarin ke salon dan memotong rambutnya sedikit lebih pendek dan mewarnai rambutnya, dimana sebelumnya rambutnya berwarna hitam berkilat sekarang menjadi warna kecoklatan.



Terlihat pacarku saat itu habis mandi, karena masih ada tanda rambut habis basah dan sepertinya kering karena hair dryer.

Aku mencoba menelpon Riska saat itu, kulihat HP Riska berdering dan langsung disambar oleh rudi, kulihat Rudi memperhatikan nama yang tampil di layar HP Riska.

"Dari cowokmu ni" kata Rudi sambil menunjukkan layar HP ke arah Riska.

"Gak usah diangkat, taruh aja Rud" jawab Riska.

Gila!! geram banget aku denger kata-kata riska itu, ternyata dia tau kalo aku mencoba menghubunginya berkali-kali tapi dia malah tidak peduli.

"Kali aja penting loh, ada rencana ya?" ucap Rudi.

"Ada sih, dia ngajak aku liburan gitu deh" Riska bicara sambil mengangkat kedua bahunya.

"Yaudah sana pulang aja, tar gampang aku bilang sama andi kalo kamu ada urusan mendadakk" tawar Rudi kepada Riska.

"Tapi kan kamu baru dateng rudiiii" jawab Riska gemas sambil mencubit kedua pipi Rudi.

"Ya gapapa kan ada ini yang nemenin aku" kata Rudi menyambar botol minuman keras, sambil kembali memainkan ujung rambut Riska.

"oh jadi lebih milih ditemenin botol ini daripada ditemenin aku?" riska bertanya mengejek rudi, sambil jarinya dia tempelkan ke ujung botol itu sambil pandangan matanya menatap botol itu, pinggiran lubang botol itu dia telusuri dengan ujung jarinya dan pandangannya berubah ke selangkangan Rudi sebentar, kemudian menatap mata Rudi.

Sejurus kemudian Riska merebut botol itu dari tangan Rudi, kemudian dia mendekatkan botol itu ke wajah Rudi. Matanya menatap tajam wajah Rudi. Kemudian kulihat Riska mencondongkan wajahnya ke botol itu.

"Masih yakin mau ditemenin botol ini? Kalo diginiin gimana?" kata Riska sambil menjulurkan lidahnya ke ujung botol itu, kulihat dia menjilati botol itu.

Rudi terkekeh melihat tingkah Riska, kemudian dia memajukan duduknya, dia menggapai pantat Riska yang masih dibalut oleh kimononya.

"Semalem dahsyat gak sama andi?" kata Rudi sambil mengelusi pantat Riska dari luar.

"Biasa aja sih, kaya biasanya, tapi biasanya kan emang enak kalo main sama dia, enak banget malah. Hhihi" kata Riska sambil menengguk minuman dari botol yang daritadi dia mainkan.

"main anal gak?" kata Rudi sambil dia mengelus paha Riska dan menggeser naik keatas tepian bawah kimono Riska.

"Enggak Rud, kan perjanjiannya boleh main anal kalo udah disetujuin kamuhhh" jawab riska sambil mendesah karena aku lihat Rudi mengelusi belahan vagina Riska.

Baru aku tahu kenapa Riska melarang aku memainkan abus dia, ternyata dia punya perjanjian harus ada kesepakatan dari Rudi, tapi aku ini kan pacarnya? Aaaaaahhhhhh, seruku dalam hati. Aku tidak habis pikir memikirkan apa yang ada dipikiran Riska kini.

"Gak enak nih ris kalo minum gak ada cemilannya, itu orang didepan jualan apa sih?" kata Rudi yang mulai membetulkan posisi duduknya hingga normal.

Rudi memang tipe orang yang kalem, mungkin hal ini yang membuat Riska jadi gemas sama dia dan ingin menunjukkan kalo Rudi bisa dia taklukkan, walaupun mungkin akhirnya malah Riska yang takluk sama Rudi, tentunya lewat andi.

"Oh itu jualan gorengan gitu deh kayaknya, mau beli?" jawab Riska.

"Yaudah beliin dong, kamu ada duit kan? Duitku abis dipinjem sama andi ni buat buat bayar hutang kalah taruhan bola itu" ujar Rudi kalem.

"Dasar emang itu anak, gali lubang tutup lubang gara-gara taruhan bola, liat aja banyak barang dia udah digadai" jawab Riska sambil geleng-geleng

"Iya emang tu dia, laptop satu-satunya mainan dia aja dia jual, gila memang" Rudi berkata sambil gemas karena kelakuan sahabatnya itu

"iya kan dia jadi gak punya mainan, makanya sekarang bisanya cuma mainin aku aja hihi. Yaudah aku pake baju dulu ya" Riska mencoba bangkit, tapi tangannya ditahan oleh Rudi.

"Ngapain? Udah pake gitu aja belinya" Rudi menatap wajah Riska.

"gak mau ah, risih diliatin orang nanti" protes Riska.

"Riska, kamu itu cantik, seksi, kasih lah dikit pemandangan buat bapaknya itu dulu jaman mudanya gak pernah liat yang seksi gini" rudi tersenyum

"aduh, tapi kan..hmmmhh" ucapan Riska terhenti saat Rudi tiba-tiba menciumnya.

"Udah gapapa, cewek itu suka kalo ada orang kagum, kamu itu seksi Ris, kamu coba deh sekali ini rasain sensasinya tampil seksi diluar, kamu pasti jadi horni deh, udah coba aja" Rudi mencoba meyakinkan Riska.

"mm, yaudah deh aku coba" Riska terlihat sebenarnya ingin membantah, tapi kulihat akhirnya dia menyerah. Kulihat senyum berkembang di wajah Rudi.

"Yaudah aku ambil dompet dulu" Riska bergegas, tapi ditahan oleh Rudi.

"Tunggu, harus diginiin dulu" ujar Rudi menahan Riska, kemudian dia sedikit melonggarkan tali kimono Riska, kemudian menarik yang bagian atas sehingga bagian dada Riska semakin longgar.

"Tapi nanti tetek aku keliatan dong Rud?" Riska kembali mencoba protes.

"Gapapa, kasih lah rejeki dikit. Nikmatin aja sensasinya, aku kasih waktu kamu 15 menit disana, sebelum itu jangan balik kesini, kalo horni jangan lupa jadi nakal ya" Rudi memandang Riska yang menuju tasnya hendak mengambil dompet.

Mengetahui rencana itu, aku pun mengendap-endap melipir ke arah bagian samping kos Andi. Walaupun kos ini terletak dipojokan tetapi masih ada akses jalan penghubung antar kelurahan, tetapi bagian samping dan belakang banyak pohon yang rimbun, sehingga menguntungkan pengintip seperti aku.

Beberapa saat kemudian aku lihat Riska keluar dari kos tersebut, kulihat kumononya sangat seksi, karena memang bagian bawahnya pendek, apalagi tadi sudah ditarik bagian atasnya oleh Rudi, sehingga makin terangkatlah bagian bawahnya itu. Saat akan menyeberang aku lihat Riska tengak-tengok, saat dia menengok aku lihat bibir dia memerah tebal, sangat eksotis sekali. Seorang gadis cantik, tinggi, ranbut kecoklatan, bibir merah tebal dan mengenakan kimono yang seksi berada di pinggir jalan, serasa hidup di dunia fantasi porno. Tapi itu sangat nyata dan terjadi saat ini. Kulihat Riska telah berhasil menyeberangi jalan itu kemudian mendekat ke gerobak permanen milik penjual gorengan itu.

Terlihat Riska mencoba menutupi rasa malunya dengan memainkan ujung rambutnya,tapi sialnya hal itu malah membuat dia semakin terlihat seksi. Kulihat dia mencoba ngobrol dengan penjual gorengan dengan senyum malu-malu, seperti rata-rata gerobak yang mempunyai gagang untuk mendorong, posisi Riska sekarang berada disitu seolah dia sedang hendak mendorong gerobak itu, tapi dia gunakan itu sebagai mainan seperti kadang dia mencoba mengangkat tubuhnya dengan pegangan di gagang tersebut, karena posisi pegangan tersebut maka pastinya saat dia pegangan itu kimono bagian atasnya melebar dan pasti jadi santapan mata penjual gorengan itu.

Tak lama berselang datang lelaki tinggi besar dengan badan gelap, tangannya bertatoo datang sepertinya untuk membeli gorengan, dia sempat terlihat kaget saat menyadari keberadaan Riska disitu, itu dilihat dari gesture lelaki tersebut dimana punggungnya agak kebelakang sambil wajahnya lurus kedepan, melihat itu Riska justru memberikan senyum manis sambil sepertinya menyapa lelaki tersebut. Kulihat lelaki itu berjalan ke sebelah samping pacarku, kulihat mereka berbincang.

Perbincangan mereka terlihat sangat seru, waktu 15 menit yang diberikan Rudi sepertinya sudah selesai, tapi kulihat Riska masih mengobrol dengan lelaki tersebut, bahkan kadang Riska seperti tidak sengaja memajukan salah satu kakinya, tentu hal nini menyebabkan kimono bagian bawahnya tersingkap dan aku yakin lelaki itu menyadarinya karena kulihat dari jakunnya dia seperti menelan ludah. Setelah beberapa lama kulihat Riska mulai kembali ke dalam kos, akupun kembali ke posisi awal tadi aku mengintip.

"Betah banget diluar kamu Ris?" ejek Rudi.

"iya tadi diajak ngobrol dulu sama bapak-bapak serem, hiiiih" jawab riska sambil seolah bergidik ngeri.

"Gak takut apa sama yang serem-serem?" tanya Rudi kalem.

"justru karena dia aku jadi tertantang Rud, gimana kalo orang seserem dia bisa aku taklukin hihi" jawab Riska

"emang bisa naklukin dia kamu? Yang ada malah dimakan kamu" rudi sedikit mengejek.

"yee kamu gatau sih gimana dia tadi curi-curi liat tetek aku, tau dia lagi curi-curi pandang ya aku buka aja sekalian, eh dianya malang buang muka, kan pengecut hiihi" ujar Riska bangga.

"berart hebatan aku dong ya bisa liat tetek ini sepuasnya" ujar rudi sambil mencubit payudara Riska.

"aw, iya hebatan Rudi deh, tau gak Rud, pas dia curi pandang paha aku, aku tunjukin aja sekalan paha sama celana dalemku sekalian hiihihi" Riska cengengesan

"Tuh kan aku bilang juga apa, kamu pasti suka deh" Rudi bersemangat.

"iya Rud, tadi aku nyesel, kenapa gak sekalian aja aku gak pake celana dalem biar kaget tu orang serem, jantungan deh dia nantinya hiiihihii" Riska cengengesan.

"yaudah tunjukin aja Ris" kata Rudi sambil mencium Riska dan mendorongnya kearah pintu, tapi riska agak menahan.

"dari sini aja Ris, dari balik kaca, gelap ini kacanya kan?" Rudi membalikkan badan Riska menghadap kaca, sambil dia ciumin tengkuk Riska dari belakang.

"ahhhh Rud" desah Riska.

"Kamu godain dia dari sini, aku pengen liat dari belakang, goda dia sayang" ujar rudi sambil dia berjingkat mundur dan kemudian duduk.

Kulihat Riska menghadap kekaca sambil meremas payudaranya dan bergoyang-goyang seperti orang striptease, akupun bingung kapan riska mempelajari goyangan tersebut.

"Godain apa kaya gitu?suaranya mana? Panggil dia, rayu dia gitu" protes rudi.

"Hmmmm ah pak, tadi bapak pengen liat tetek Riska kan pak? Ini Riska kasih lihat pak" Riska berbicara dengan kaca didepannya, aku tahu maksud yang dia bicarakan adalah orang yang ada dibalik kaca tersebut, diseberang jalan.

"tempelin ke kaca putingnya, gesek-gesekin bayangin lagi di elus dia" perintah Rudi.

Kulihat Riska maju kedepan dan menempelkan putingnya dikaca, kemdian dia menekan-nekan payudaranya ke kaca.

"aahhh pak, Riska enak banget pak diginiin, remes terus pak tetek riska" kata riska.

Cklekk, tiba-tiba lampu dinyalakan, Riska kaget dan melirik ke arah Rudi sebagai tanda protes.

"Udah nikmatin aja, kan kacanya gelap lagian siapa sih yang iseng nengok kesini?" rudi tersenyum.

Aku penasaran akupun turun kemudian mengendap untuk mencari posisi view yang tepat, kulihat kaca itu memang gelap tapi karena lampunya yang terang maka masih tercetak bentuk sesuatu yang ada didekat kaca itu. Aku melihat Riska dengan kulitnya yang mulus berada dibalik kaca, walaupun tidak terlihat jelas, tapi bahkan akupun bisa melihat payudara yang terjepit dan putingnya yang sedang digesek-gesekan ke kaca. Aku melirik ke arah lelaki yang tadi ada di penjual gorengan, dia sudah naik ke motor tapi dia melirik ke arah jendela kos andi dan dia terlihat turun dari motornya dan menyeberangi jalan. Aku terus awasi lelaki tersebut, sepertinya dia ingin memastikan apa yang dia lihat, dia berhenti di depan gerbang. Aku memutuskan untuk kembali ke tempat awal.

"Rud, bapak itu masuk ke halaman ini, matiin lampunya" Pinta Riska tapi dia tidak menghentikan aktivitasnya di depan kaca.

"Ahhh, bapak mau lihat yang jelas ya tetek Riska? Sini aja pak essstttttt" Riska mendesah, aku tidak tau apakah bapak itu mendengarnya atau tidak.

Aku lihat Riska kembali memajukan badannya ke kaca, kalau tadi dia sempat mundur dan meremas payudara menggunakan tangan, sekarang dia kembali menempelkan payudaranya dikaca sambil tatapan matanya menatap pada satu titik. Aku terkejut saat melihat bayang bayang manusia dibalik pintu, aku lihat bayangan itu semakin membesar. Dan dugaanku benar ternyata bapak itu sudah berada didepan kaca.

"iihh bapaknya niat banget kesini? Riska nafsuin kan pak?" ujar riska sambil payudaranya semakin ditekan ke kaca.

"Bapak mau lihat memek Riska gak? Ini Riska kasih liat, tapi janji ya lihat aja" Riska mulai mengelus pantatnya, kemudian dia menurunkan celana dalamnya. Kulihat bapak itu menelan ludah.

Kulihat Riska tiba-tiba mundur dan mengambil kimono dan menaikan celana dalamnya dan kemudian memakainya lagi kimononya. Terdengar keributan di luar kos dan kudengar beberapa kali suara aduh aduh ampun. Beberapa saat kemudian pintu dibuka Rudi, masuklah andi sambil wajahnya kelihatan meredam emosi.

"Ngapain si bangsat itu depan kos ini?" tnya andi emosi

"Selow bro, emang kenapa dengan orang itu?" selidik Rudi.

"Anjing itu udah nipu aku, dia salah kasih por-poran liga, makanya sekarang aku habis-habisan gini, anjing babi!" maki andi.

"Selow bro selow, tadi dia cuma dikasih sedikit pertunjukkan kok sama si Riska"ucap Rudi

"Oh mana Riska? Ni aku bawain makanan buat kalian, yaudah aku jalan dulu ya, pinjem motormu lagi ya Rud" Ucap andi buru-buru.

"Lagi dikamar mandi tu kayaknya dia, gak nunggu dia?" Tanya Rudi kalem.

"Gak usah, sibuk aku" Jawab Andi sambil berjalan keluar.

BRAK!!! Suara pintu dibanting........................



Segini dulu hu soalnya lagi sibuk di rl, next update di page 20-22 ya huuu
Ini kisah nyata kah??
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd