Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Yaelah

Bimabet
Di dalam kamar.

Menggunakan hp, saya menulis pesan kepada mereka yang sudah membaca cerita saya.

Seperti menulis cerita, saya malas untuk berbasa - basi, saya hanya ingin mengucapkan mohon maaf dan terimakasih.

Maaf jika reza bukan Hercules yang dengan mudah bisa menghadapi 10 lawan.
Maaf jika reza bukan Don Juan yang dengan mudah mampu merasakan nikmat lubang perawan.
Maaf jika reza hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.

Dan terimakasih sudah mengikuti cerita saya.



Reza Putra Hartanto.

Yaelah

17 April 2020.
terimakasih sudah mengisi hari2 di tengah badai covid dgn cerita ambisi, kekonyolan, romansa, birahi dan yaelah...ampe lupa mo ngetik apa lagi dah ah
 
Yah elah tamat nih???


Thanks story dan selamat gelar end nya.

Ngak perlu jadi superhero om. Buat cerita lagi. Wajib pokoknya
 
Di dalam kamar.

Menggunakan hp, saya menulis pesan kepada mereka yang sudah membaca cerita saya.

Seperti menulis cerita, saya malas untuk berbasa - basi, saya hanya ingin mengucapkan mohon maaf dan terimakasih.

Maaf jika reza bukan Hercules yang dengan mudah bisa menghadapi 10 lawan.
Maaf jika reza bukan Don Juan yang dengan mudah mampu merasakan nikmat lubang perawan.
Maaf jika reza hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.

Dan terimakasih sudah mengikuti cerita saya.



Reza Putra Hartanto.

Yaelah

17 April 2020.
Makasih om, terus berkarya...ditunggu kisah selanjutnya...
 
Endingnya ngambang sih hu, ane rasa sengaja di percepat dah tu tulisan wkwkwk :) overall nice story hu mantul cendol dawet
 
26​


"Tendes nih boy!"
Teriak haris seraya membentangkan jaketnya ke atas.

"Maju lu anjing!"
Teriak seorang anggota tripunar dari pojok kantin.

Daud melihat ke arah reza lalu menepuk pundaknya.

Reza mengangguk.

Reza, daud dan haris mulai berlari menuju gerombolan tripunar diikuti dengan 12 orang mahasiwa di belakangnya.

20 orang anggota tripunar juga ikut berlari untuk memulai pertarungan.

"Bangsat!"
Teriak reza sambil mengangkat kaki kanan dan mendaratkan telapaknya ke wajah anak tripunar.

Tepat di area tengah kantin, 35 orang mahasiwa tersebut mulai beradu kekuatan satu sama lain.

Reza nampak berkonsentrasi untuk memukul semua anak tripunar yang mendekatinya, daud nampak dengan buas memukul semua anak tripunar yang berada di depannya, haris memilih untuk bermain aman melakukan pukulan curian kepada anak tripunar yang sedang lengah, fadil masih dengan wajah tersenyum meliukan badan seakan menari di tengah pertempuran.

Tempat yang sama dengan peristiwa yang hampir sama, Tendes kalah jumlah namun mereka tak kalah rahang.

Satu persatu anak tripunar tumbang setelah menerima pukulan dari ke empat anggota tendes itu, ditambah lagi dengan 11 pasukan tendes yang bertarung penuh semangat walaupun dengan teknik ala kadarnya.

14 anggota tripunar kini sudah berserakan di lantai kantin sementara 6 orang sisanya memilih untuk melarikan diri.

"Mampus lu anjing!"
Ucap haris sambil menendang dada anak tripunar yang sedang meringkuk di lantai.

Pertarungan sudah berakhir namun anggota tendes masih sempat memberi pukulan tambahan kepada anggota tripunar yang sudah menyerah.

"Bro, langsung aja bro"
Ucap daud kepada reza yang sedang sibuk membersihkan cipratan darah dari jaketnya.

"Ayoayo"
Jawab reza.

Reza dan daud pun segera memutar badan menghadap ke arah pintu kantin.

"Woy udah woi!"
Teriak fadil kepada 6 pasukan tendes yang masih asik memukuli anak tripunar, sementara 5 pasukan tendes lainnya sudah terbaring lemas di lantai.

6 pasukan tendes yang masih berada dalam kondisi prima tersebut segera menghentikan aktivitasnya lalu ikut berjalan menuju pintu kantin.

"Udah lu pada langsung cabut aja ya"
Ucap haris kepada 5 pasukan tendes yang tumbang.

10 orang pria yang masih bugar tersebut segera melangkah keluar kantin lalu berjalan menuju ke area parkiran.

Mereka sempat berjalan beberapa puluh meter melintasi kampus hingga akhirnya langkah mereka terhenti saat melihat sekitar 30 orang pria sudah berdiri di ujung jalan.

"Ah ngentot! Kaga abis - abis"
Protes haris menyadari bahwa 30 orang pria tersebut merupakan pasukan tripunar.

"Bro?"
Panggil daud kepada reza menunggu keputusannya.

Reza sejenak terdiam.

"Gas"
Jawab reza mengambil keputusan

Mereka berdua tersenyum sesaat lalu mulai melangkah maju untuk menghadapi 30 orang pasukan tripunar tersebut.

Namun baru beberapa meter mereka melangkah...

Langkah mereka terhenti saat melihat 4 orang pria menggunakan blazer hitam dengan tulisan 5hc di bagian dada melangkah keluar dari area halaman gedung ukm.

"Langsung ke pohon palem aja boy!"
Teriak nandes kepada reza seraya melangkah ke tengah jalan bersama indra, akmal dan taufik yang merupakan bagian dari pendiri 5hc.

Nandes, indra, akmal dan taufik di tambah sekitar 30 orang pasukan 5hc lainnya kini berdiri menatap pasukan tripunar membelakangi pasukan tendes.

"LIMA HA CE NIH BRO!"
Teriak seorang anggota 5hc seraya membentangkan blazernya.

34 orang pasukan 5hc pun mulai bergerak maju untuk memulai pertarungan. Wajah ke 30 orang pasukan tripunar berubah ragu namun mereka memberanikan diri untuk tetap melangkah maju menghadapi pasukan 5hc.

Di belakang pasukan 5hc, pasukan tendes hanya berdiri menatap momen dimana pertempuran besar akan terjadi.

"Woi ngapain malah nonton!"
Teriak daud memecah lamunan mereka.

Reza melihat ke arah daud.

"Ayoayo, muter aja!
Ucap reza.

Mendengar reza sudah memberikan komando, semua pasukan tendes segera berlari mengitari kampus untuk menghindari lokasi pertempuran antara 5hc dan tripunar.

Di bawah remangnya lampu jalanan kampus, 64 pria sedang bertarung balas pukulan demi menjaga kehormatan jaket mereka, sementara 10 pria lainnya terus berlari cepat menuju parkiran kampus...

***

Di rumah tiara.

Tiara terus menciumi bibir nindy dengan buas membuat nindy yang sempat menangis kini sudah terlena dengan serangan bibir tiara.

Setelah beberapa saat bertukar ludah, nindy menodorong tubuh tiara hingga ia melepaskan ciumannya..

"Ada oliv"
Ucap nindy pelan sambil membersihkan bekas ciuman tiara di bibirnya.

Tiara tersenyum kemudian bangkit berdiri dari sofa dan meraih tangan nindy.

"Ke kamar yuk"
Ajak tiara.

Nindy masih sempat ragu namun akhirnya ikut berdiri menerima ajakan tiara. Mereka berdua melangkah menuju tangga sambil tetap bergandengan tangan.

"Mau tidur kak?"
Tanya oliv yang sedang duduk di ruang makan saat melihat tiara dan nindy melewatinya.

"Eh...mmm...iya"
Jawab tiara ragu.

Tiara dan nindy mulai menaiki tangga.

Namun tiba - tiba langkah mereka berhenti..

"Liv, ikut ke kamar aja yuk"
Ajak tiara yang sedang berdiri di tangga kepada oliv.

"Ah? Emm...aku disini aja kak"
Jawab oliv ragu.

"Udah sini ikut aja"
Paksa tiara.

Oliv terpaksa mulai bangkit dari kursi lalu melangkah menaiki tangga.

"Ra?"
Panggil nindy berbisik kepada tiara mempertanyakan keputusannya.

"Sstt"
Desis tiara seakan menyuruh nindy untuk diam.

"Ayo sini"
Ucap tiara kepada oliv seraya meraih tangannya dan membiarkan oliv untuk berjalan di depan.

Oliv nampak ragu mulai berjalan di depan tiara dan nindy, kini tangan tiara berada pada pundak oliv untuk menuntun arah berjalannya.

Oliv terus di tuntun untuk berjalan menuju kamar sementara nindy hanya mengikuti di samping tiara.

Pintu kamar terbuka, oliv segera melangkah masuk....

Sedetik kemudian oliv merasakan tangan tiara menyetuh pipinya lalu mendorong wajahnya untuk menghadap ke samping...

"Eh....kak..emmmpphhh"
Ucap oliv tak siap saat ia baru saja menghadap ke samping dan mulutnya segera di lumat oleh bibir tiara...

"Emmmphh.....mmhh"
Protes oliv saat bibirnya terus cumbui oleh tiara..

Oliv menggerak - gerakan wajahnya untuk melepas ciuman tiara...

"Kak...aku normal aaaahh"
Perlawanan oliv terpotong saat tiara dengan cepat meremas payudaranya..

"Kak....aaah...***maauuuu"
Protes oliv.

Nindy sempat terdiam melihat aksi perbuatan tiara namun akhirnya nindy memberanikan diri untuk melangkah ke depan oliv..

"Kaaaakkk....***ammmphhh"
Lagi - lagi perlawanan oliv tertahan saat nindy yang berada di depannya segera menciumi bibirnya.

"Emmmpphhh"
Oliv terpekik panjang saat merasakan tangan tiara yang satunya bergerak turun dan meraba - raba bagian selangkangannya.

Oliv terus melawan namun terlihat jelas dari gerakan badannya bahwa ia mendapatkan kenikmatan dari serangan nindy dan tiara..

Di belakang oliv, tiara terus meremasi payudara dan meraba selangkangan oliv. Di depan oliv, nindy terus mencubui bibir oliv dengan kedua tangan menggenggam leher oliv agar ia tak melawan.

"Emmhh.....mmmhh"
Desah oliv, tak ada perlawanan hanya menyisahkan kenimatkan..

"Enak kan liv?"
Bisik tiara di telinga oliv.

Oliv tak peduli, ia melingkarkan tangan ke belakang leher nindy seakan meminta untuk terus menciunya.

****

Di kontrakan tripunar..

"Woi tendes woi!"
Teriak seorang anggota tripunar dari teras saat melihat 10 orang pria sudah berada di depan rumah mereka.

Reza dan kawan - kawan tanpa ragu melangkah mendekati pagar kontrakan tripunar.

"Matiin! Matiin!"
Teriak seorang anggota tripunar saat mereka bersepuluh dengan segera bergerak menuju pagar.

Reza tanpa takut membuka selot pagar kemudian bergerak masuk ke area parkiran.

"KONTOL!"
Teriak anggota tripunar yang sudah berada di depan reza, melayangkan tangannya untuk segera memukul reza.

Reza berhasil menghindar dan memukul pipi anggota tripunar tersebut..

Pertarungan kembali terjadi.

Sambil memukul reza terus melangkah ke depan menuju teras rumah dimana andre dan geri sedang berdiri.

Reza berhasil keluar dari kerumunan dan berjalan menuju teras.

"Gua jamin mati lu to"
Ucap geri sambil melangkah maju untuk menghadapi reza.

Geri memukul, reza memiringkan badan berhasil menghindar.
Andre melihat kesempatan dan segera melangkah mendekati reza. Namun sial bagi andre karena daud tiba - tiba muncul dari belakang reza dan segera memukul wajahnya kencang hingga ia terjatuh dengan punggung menabrak kursi teras.

"Bencong"
Hina daud kepada andre yang masih bersender pada kursi.

Daud terus melangkah masuk ke dalam rumah, hingga ia berhasil menemukan wajah yang selama ini ia cari.

Raka, ajis dan dio.

Tiga pendiri tripunar sudah berdiri di ruang tamu, bersiap untuk menghadapi daud.

"Mau bunuh diri lu tong?"
Tanya raka meremehkan daud yang berdiri sendirian.

Daud tersenyum.

"Bori nitip salam"
Ucap daud.

Ekspresi wajah ketiga pendiri tripunar tersebut berubah..

"Yaelah, fansnya bori ternyata"
Balas dio menghina.

"Gua adeknya... Adek yang bisa ngalahin dia cuman pake satu tangan"
Ucap daud tersenyum lebar.

Daud segera melangkah maju.

Terlihat keraguan di wajah tiga penidiri tripunar tersebut saat mendengar ucapan daud namun mereka tetap melangkah maju untuk menghadapi daud.

Ajis memukul, daud dengan mudah menghindar lalu memukul wajah ajis dengan kuat hingga ajis terperosok di lantai.Baru saja memukul jatuh ajis, dio menendang pinggang daud hingga daud terdorong ke samping.

"Mampus lu!"
Ucap dio berhasil menendang daud.

Namun daud sama sekali tak nampak merasakan sakit dan segera melangkah maju. Daud memukul, dio masih sempat untuk menghindar, raka melihat ke sempatan dan segera melayangkan pukulan ke wajah daud namun daud dengan cepat menahan pukulannya lalu gantian memukul wajah raka.

Pukulan daud tak terlalu keras namun cukup untuk membuat raka melangkah mundur. Di saat yang sama, dio memukul wajah daud dengan sangat keras membuat daud terpental ke belakang hingga punggungnya berbenturan dengan jendela..

Kaca jendela pecah akibat berbenturan dengan punggung daud..

Namun daud tidak terjatuh, ia justru dengan cepat menaikan tangannya se alis untuk mengambil sikap bertarungnya.

"Maju lu semua"
Tantang daud tenang kepada raka, dio dan ajis yang sudah kembali berdiri.

Di luar rumah, kondisi sudah sangat kacau. Sial bagi tendes karena ternyata semua anggota tripunar yang berada di rumah ini terlihat mempunyai kemampuan bertarung..

6 pasukan tendes sudah tumbang sementara mereka hanya berhasil melumpuhkan 2 pasukan tripunar.

Empat lawan sepuluh.

Haris yang berada di area parkiran sedang bertarung melawan dua anggota tripunar, Fadil yang berada di area taman bertarung melawan tiga anggota tripunar, Reza di teras rumah menghadapi andre dan geri sementara daud di ruang tamu melawan tiga pendiri tripunar..

"Sini lu anjing!"
Ucap haris kepada dua lawannya.

Haris terus bertarung dengan teknik ala kadarnya namun harus diakui bahwa mentalnya benar - benar tak mau menyerah sehingga membuat dua orang anggota tripunar tersebut bersusah payah menghadapinya.

*

"Mati lu!"
Ucap anggota tripunar yang sedang menghadapi fadil di area taman.

Fadil terpukul mundur namun dengan cepat mengatur langkah sehingga ia tidak terjatuh..

"Senyum lagi dah lu setan!"
Hina anggota tripunar yang nampaknya jengkel dengan senyuman fadil.

Fadil berhenti tersenyum lalu mengambil sikap bertarung silatnya.

"Yakin bang ngelawan gua bertiga doang?"
Tanya fadil meremehkan saat ia sudah berada dalam sikap bertarungnya.

*

"Biar gua aja bang"
Ucap geri kepada andre yang sudah berdiri.

"Udah lama gua pengen nginjek muka lu to"
Lanjut geri kemudian dengan cepat mengayunkan kakinya untuk menendang pinggang reza.

Reza mengambil satu langkah ke samping dan berhasil menangkap kaki geri namun sial bagi reza karena ternyata andre dengan sangat kuat menendang tubuhnya hingga ia harus terjatuh ke lantai.

Tangan reza yang masih memegang kaki geri membuat geri terpaksa ikut terjatuh di samping reza.

Sadar bahwa pertarungan kini berada di bawah. Reza dengan cepat bangkit duduk dan memegang kerah geri.

"Mampus lu!"
Teriak reza sambil melayangkan pukulan ke wajah geri.

Geri yang nampak sama sekali tak memiliki pengalaman bertarung di lantai hanya bisa melindungi wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Kontol!"
Teriak geri saat tangannya terasa panas akibat pukulan reza.

Reza kembali memukul, lagi - lagi geri hanya bisa melindungi wajah. Reza ingin memukul untuk ketiga kalinya namun gerakannya terhenti saat tempurung kaki andre mendarat keras di wajahnya dan berhasil membuat reza terpental ke samping hingga pundaknya berbenturan dengan kaki kursi.

Andre bergerak maju mendekati reza namun geri dengan cepat bangkit berdiri dan menahan pundaknya.

"Jangan di bawah bang"
Ucap geri mengingatkan andre.

Andre berhenti melangkah.

"Berdiri lu bangsat"
Suruh andre kepada reza.

Reza perlahan bangkit berdiri, matanya menatap andre tajam. Reza mengangkat tangan mengambil sikap bertarung..

"Ayo dah"
Ucap reza tenang.

*

Di kamar tiara.

Tiara dan nindy terus mengerjai oliv hingga oliv sudah terbuai di dalam kenikmatan.

"Emmhh....kak.."
Ucap oliv lemah saat nindy melepaskan ciumannya.

"Gapapa yah liv, dari pada kamu dibawah sendirian"
Bisik tiara di telinga oliv sembari menggigit lehernya pelan.

"Ahh...iyaa"
Desah oliv menikmati remasan dan elusan tiara di sekujur tubuhnya.

Nindy meraih kedua tangan oliv kemudian menariknya mendekat.

"Ke kasur yuk"
Ajak nindy tersenyum.

Tiara melepaskan tubuh oliv.

Oliv mulai berjalan mengikuti tarikan nindy. Nindy membaringkan tubuhnya ke kasur membuat oliv yang ia pegang tangannya ikut terjatuh menindih nindy.

"Emmmph"
Desah oliv saat ciumannya kembali di lumat oleh nindy.

Tiara tak ingin ketinggalan acara, ia bergerak ke belakang oliv, meraih pingggulnya dan menariknya ke atas membuat oliv bertumpu pada dengkulnya.

Tiara segera melorotkan celana oliv sedikit hingga selangkangannya terpampang di hadapan tiara.

Tangan kiri tiara meremasi bongkahan pantat oliv sementara tangan kanannya mulai bergerak ke tengah selangkangan oliv dan memainkan permukaan vaginanya..

"Emmmphh....emmmh"
Oliv mendesah panjang namun tertahan ciuman nindy.

Kini oliv nampak sudah mulai berani membalas ciuman nindy dengan mesra.

"Ah....kak tiara..."
Desah oliv saat nindy melepas ciumannya.

"Kenapa dek? Hihi"
Tanya tiara nakal sambil terus mengerjai vagina oliv.

"Geliii...ah...geli"
Balas oliv terus mendesah.

Tiara menghentikan permainan tangannya lalu menarik pinggang oliv sehingga oliv bangkit dan bersandar pada tiara.

"Buka yah?"
Tanya tiara sambil menarik baju oliv ke atas.

"Emh..iya kak"
Jawab oliv lemah.

***

Di ruang tamu tripunar.

Daud masih berdiri tegak menghadapi ketiga pendiri tripunar. Wajah mereka berempat sudah di lumuri darah namun daud sama sekali belum menunjukan tanda bahwa ia akan segera menyerah, justru raka, dio dan ajis yang terlihat sudah mulai malas menghadapi daud.

"Ayoklah anjing"
Umpat daud kembali melangkah ke depan.

Raka memukul wajah daud namun daud sama sekali nampak tak terganggu oleh pukulannya, daud dengan sangat kuat balas memukul wajah raka hingga ia terpental dan jatuh ke lantai.

Dio memukul wajah daud namun daud dengan cepat menghindar dan mencengkram kerah bajunya lalu memukul wajah dio tiga kali, pukulan daud berhasil membuat kaki dio terasa lemas dan ambruk ke lantai seraya daud melepaskan kerahnya.

Ajis memukul wajah daud, lagi - lagi daud nampak tak peduli justru dengan kuat memukul perut ajis hingga ajis menunduk menahan rasa sakit, melihat ajis menunduk daud segera menghantamkan dengkulnya ke wajah ajis membuat ajis seketika hilang ke sadaran dan terjatuh lemas.

Dengan wajah penuh darah, daud membalikan badan menghadap ke arah raka yang masih berbaring lemah di lantai.

"Elu kan yang bunuh abang gua?"
Tanya daud lemah kepada raka.

Daud segera melangkah mendekati raka. Raka hanya bisa merangkak menjauhi daud

Daud segera menduduki perut raka dan mencengkram kerahnya.

"Lu rasain nih mati di pukulin"
Ucap daud membuat raka panik namun hanya bisa memiringkan dan melindungi wajahnya..

Daud tersenyum lebar lalu mengangkat tangannya tinggi dan mengayunkan pukulannya sekuat tenaga ke wajah raka.

Daud terus memukul hingga raka terlihat mulai lemas kehilangan kesadaran dan pasrah menerima pukulan daud.

**

Di parkiran.

Haris berhasil membuat kewalahan dua anggota tripunar bahkan satu di antara sudah tak kuat untuk kembali berdiri.

"Maju...bangsat.."
Ucap haris lemah dengan satu mata yang sudah tertutup akibat pembengkakan di wajahnya..

Menggunakan dorongan pada dengkul, haris kembali menegakan badan lalu berjalan mendekati anggota tripunar yang masih berdiri.

Haris memukul.

Namun terlihat jelas bahwa sebenarnya haris sudah kalah karena anggota tripunar yang masih berdiri masih memiliki cukup tenaga untuk menghidari pukulan haris.

Anggota tripunar tersebut lalu melayangkan sikutnya telak mengenai dagu haris.

Haris sudah benar - benar kehabisan tenaga jatuh dengan kepala membentur ubin parkiran.

**

Di taman, pertarungan sengit terjadi.

Fadil yang biasanya terlihat menari di dalam pertarungan kini sudah nampak malas untuk memukul.

Fadil terus melayangkan pukulan lemahnya ke wajah satu - satunya anggota tripunar yang masih berdiri, namun anggota tripunar tersebut nampak belum menyerah dan terus membalas pukulan fadil.

"Kontol ah"
Sungut fadil yang nampaknya mulai begah beradu pukulan, ia dengan sisa tenaganya mendorong pundak anak tripunar tersebut menjauh.

Anggota tripunar juga tampaknya sudah malas untuk melanjutkan pertarungan, ia dengan lemah menjatuhkan tubuhnya berbaring di atas tanah taman.

Melihat lawannya sudah menyerah, fadil juga ikut menjatuhkan tubuhnya duduk lalu membaringkan punggungnya.

'hah....hah....hah'
Suara nafas fadil yang sedang berbaring menatap langit dengan wajah di penuhi darah.

**

Di teras rumah.

Reza sedang menduduki perut andre dan terus memukuli wajahnya sementara geri nampaknya sudah berbaring hilang ke sadaran..

"Anjingg!!"
Umpat reza sambil terus memukuli wajah andre yang sudah pasrah menerima pukulan reza.

"Mati lu bangsat!"
Umpat reza lagi memukul wajah andre untuk terakhir kali.

'hah....hah..'
Engah nafas reza saat ia menatap wajah andre.

Geri nampaknya sudah kembali tersadar, dengan tenaga terakhirnya ia berusaha bangkit dan berjalan mendekati reza.

"Elu yang mati to"
Ucap geri lemah di samping reza.

Reza menghadap ke samping.

Yang reza bisa lihat adalah dengkul geri yang sudah melayang dengan keras tepat di depan wajahnya.

Reza hanya bisa memejamkan mata saat wajahnya terasa remuk akibat benturan dengkul geri. Reza terpental ke belakang dengan kaki masih tersangkut di atas dada andre.

***

Di kamar tiara.

3 orang wanita cantik yang berada di dalam kamar tiara terus bertempur demi meraih kepuasan birahi mereka.

Tiara sedang menindih oliv di atas kasur dengan tangan menusuk - nusuk lubang vagina mereka masing - masing dan bibir yang terus menghisap satu sama lain.

Nindy yang berbaring di samping mereka hanya menyaksikan dengan tangan kanan memainkan permukaan vagina dan tangan kiri sesekali membelai rambut oliv.

Tiara melepaskan bibir oliv, ia berkonsentrasi menusuk - nusuk lubang vaginanya sendiri. Oliv yang tersadar bahwa tiara akan segera mendapatkan orgasme memberanikan diri untuk meremas kedua payudara tiara sambil menciumi lehernya..

"Aahhh....aah...aaaaaahhh"
Desah tiara panjang seraya tubuhnya bergetar saat ia mendapatkan orgasmenya.

Tiara tumbang sepenuhnya menindih oliv.

"Hihi..kak tiara muncrat"
Ejek sambil menarik tangannya yang tertindih payudara tiara.

"Iya..liv....hah...kamu belum yah?"
Balas tiara letih lalu kembali mengangkat tubuhnya.

Oliv mengangguk manja lalu mulai memainkan vaginanya sendiri.
Tak ingin ketinggalan acara, nindy segera bergerak menggantikan posisi tiara menciumi oliv.

"Emmmhhh......enmmhhh"
Desah oliv yang tertahan ciuman nindy.

Tiara yang sudah mulai dapat mengontrol nafasnya bergerak menuju ke selangkangan nindy. Melalui selangkangan nindy, tiara menjamah bagian luar vagina nindy.

"Emmh...."
Kini nindy ikut mendesah mendapatkan kenikmatan dari jari - jari tiara.

Melihat respon nindy, tiara memasukan satu jarinya ke dalam vagina nindy dan mulai mengaduknya.

Mereka terus memainkan lubang kewanitaan mereka hingga oliv dan nindy juga berhasil meraih orgasme...

*****

Di kontrakan Tripunar.

POV reza.

Aku sudah terbaring lemah di atas ubin teras menatap atap. Aku bahkan sama sekali tak dapat merasakan keberadaan wajahku, yang dapat ku lakukan saat ini hanyalah memejamkan mata berharap untuk mendapatkan kesempatan beristirahat.

"Woi udah anjing!"
Sebuah teriakan yang membuat mataku kembali terbuka.

Aku melihat ke sumber suara yang berasal dari ruang tamu dan menemukan daud yang sedang menduduki perut raka terus memukul wajah raka hingga darahnya bercipratan keluar.

Nafasku seakan terhenti saat melihat kondisi wajah raka.

Bentuk mulutnya sudah tak lagi oval sehingga ia terlihat seperti tak memiliki gigi, hidungnya terkuak ke samping bahkan tulang batang hidungnya terlihat menjolak keluar, kedua matanya sudah benar - benar tak nampak akibat pembengkakan di seluruh wajahnya, darahnya nampak mengalir dari lubang kupingnya.

Seorang anggota tripunar yang sudah lemas terlihat dengan sekuat tenaga menarik daud dengan cara mencekik lehernya menggunakan lengan. Daud terlihat sama sekali tak terganggu oleh anggota tripunar tersebut dan terus memukul wajah geri.

"UDAH ANJING!"
Suara geri.

Geri bersusah payah melangkah mendekati daud lalu melayangkan tendangan keras ke wajah daud, wajah daud terpental ke belakang membuat kepala bagian belakangnya berbenturan dengan wajah anggota tripunar yang sedang menariknya.

Anggota tripunar tersebut tumbang, begitu juga dengan daud, namun daud dengan seketika nampak seperti kesetanan dan segera berdiri mendekati geri.

"BANGSAT!"
Teriak daud sebelum menyerang geri dengan membabi buta.

____________

Di rumah kak tiara.

Tiga minggu kemudian.

Aku, fadil, haris dan kak tiara melangkah menuju ke pintu rumah saat kami baru saja tiba dari lapas.

"Udah pulang bang?"
Tanya oliv saat aku berada di ruang tamu.

"Iya liv"
Jawabku singkat.

Aku bersama kak tiara terus melangkah masuk dan menaiki tangga hingga akhirnya kami sudah berada di dalam kamar.

"Awas yang.....mules nih"
Ucap kak tiara saat ia berjalan mendahuluiku masuk ke dalam kamar mandi.

Aku menjatuhkan tubuh berbaring di atas kasur. Menatap langit, aku memikirkan semua yang terjadi.

Daud kini sudah berada di dalam tahanan akibat kasus pembunuhan raka. Aku di keluarkan dari kampus karena dianggap menjadi penyebab kerusuhan.

Bagaimanapun kondisi sekarang, setidaknya kami sudah berhasil merealisasikan rencana awal kami membentuk tendes. Daud berhasil membalas dendam abangnya. Aku berhasil memberi pelajaran kepada andre.

Sementara intan? Entahlah, kami sudah sama sekali tak pernah berhubungan.

Tiba - tiba aku merasakan hpku bergetar.

Aku segera mengeluarkan hp baru ku yang minggu lalu dibelikan oleh kak tiara.

Nafasku sejenak terhenti saat melihat sebuah nama terpampang pada layar hp.

'Pak Nuel'

Aku segera bangkit dan menerima panggilannya dengan posisi berdiri menatap jendela.

Jantungku berdebar.

"Halo pak?"
Ucapku membuka percakapan

"Bagaimana kabarmu to?"
Tanya pak nuel.

"Baik pak, bapak sehat?"

"Sehat... Saya sudah mendengar semua masalah kamu"

Aku terdiam.

"Sekarang juga saya minta kamu pulang ke rumah"
Lanjut pak nuel.

"Tapi pak......

"Jangan ada tapi - tapian. Buat apa kamu tinggal di sana kalau kamu tidak kuliah. Sudah, sekarang kamu pulang, saya minta besok siang kamu sudah ada di rumah, tinggalkan saja motor dan barang - barang kamu di sana"
Potong pak nuel.

Aku sejenak masih terdiam sebelum akhirnya..

"Iya pak"
Ucapku.

Panggilan terputus, aku melangkah mundur dan duduk di pinggiran kasur.

"Yang...mandi bareng yuk"
Ajak kak tiara di belakangku.

Aku terdiam.

Kak tiara mendekat dan duduk di sampingku.

"Kenapa sih?"
Tanya kak tiara yang nampaknya sadar akan kecemasanku.

"Aku harus pulang kak"
Jawabku.

"Maksudnya?!"
Kini kak tiara menggenggam lenganku

Aku menundukan kepala.

"Kamu balik lagi kan ja?"
Tanya kak tiara menggerak - gerakan lenganku.

Aku masih terdiam menatap lantai.

"Ja! Jawab dong ih!"
Rengek kak tiara.

"Kalo ada kesempatan aku pasti main ke sini kok kak"
Jawabku.

"Maksudnya?"
Tanya kak tiara.

"Jaaaa...plisss ahhh!!!"
Rengek kak tiara menggenggam erat lenganku.

"Kamu jangan kemana - mana!!"

"Gaboleh ihhh!!! Gaboleh!!!"

"Jaaa!!! Pliss jawab!'

Kak tiara terus merengek menarik - narik lenganku.

"Maaf"
Jawabku lengah.

"Enggaaaa!!!"
Tangisan kak tiara pecah.

"Gaboleh pokoknya!!"

Kak tiara meraih tanganku lalu mengangkatnya.

"Pliss yah jaaa...plisss"
Mohon kak tiara sambil menciumi tempurung tanganku.

"Kak, aku pasti ke sini lagi kok"
Ucapku mencoba menenangkannya.

"ENGGGAA!!!"
Kak tiara berteriak keras.

Kak tiara dengan cepat bangkit berdiri dan melangkah ke hadapanku. Aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya, air matanya menetes deras membasahi pipinya..

Tiba - tiba kak tiara menurunkan tubuhnya berlutut di hadapanku.

"Jaaa...kakak hamil"
Ucap kak tiara di tengah tangisannya.

Nafasku terhenti, aku sama sekali tak siap untuk mendengar ucapan kak tiara.

"Pliss yah ja....jangan"
Mohon kak tiara sambil memeluk lututku.

Aku masih terdiam menatap kak tiara.

"Kakak ikutt...kakak ikut kerumah kamu yah sayang?"
Rengek kak tiara di tengah tangisannya.

"Kakak mohon ja....kakak mohon"
Kak tiara bahkan menciumi lututku.

Aku mengangkat pandanganku menatap langit - langit kamar.

"Tolongin anto kak"
Gumamku dalam hati seakan berbicara kepada kak vina.

YAELAH, TAMAT.
Kudu ade "Yaelah 2" hu. Awas kalo kagak... Gue bakal suruh si Daud uber2 elu bang suhu. :Peace: :Peace: :Peace: ;)
 
24​


Dirumah kak tiara sekitar jam 8 pagi.

Aku membuka mata dan menemukan tubuhku sedang berbaring di atas sofa, sepertinya aku ketiduran disini semalam. Hal pertama yang ku ingat saat kesadaranku mulai kembali adalah 'kak tiara', aku segera bangkit duduk dan melihat ke pintu kamar yang ada di sebelah kananku.

Melihat pintu kamar yang terbuka lebar, aku segera bangkit melangkah mengintip ke dalam kamar.

Kosong.

Menyadari bahwa kak tiara tak ada di kamar, aku kemudian turun ke lantai satu dan menemukan daud yang sedang serapan di meja makan.

"Nyari tiara bro?"
Tanya daud.

"Iya, di depan ya?"
Jawabku balik bertanya dan memberikan tebakan.

"Kaga, udah balik doi tadi"

"Hah? Balik?"

"Iya..udah mending lu duduk aja dulu bro"
Balas daud.

"Dia ada ngomong sama lu ud?"
Tanyaku lagi sambil menarik kursi yang berada di seberang daud kemudian duduk.

"Gua cuman sempet nanya mau kemana, trus dia cuman jawab 'pulang' "

Aku hanya bisa menggaruk kepala saat mengetahui bahwa kak tiara sudah pergi dari rumah ini.

"Ada masalah apaan sih lu?"
Tanya daud.

"Yagitu lah ud, ketauan selingkuh gua"
Jawabku malas.

"Hah? Astaga, tolol banget lu"
Ejek daud sambil tersenyum mendengar jawabanku.

"Tau dah, bingung gua juga"

"Udah mending lu tenang dulu bro, rokok nih"
Daud meletakan bungkusan rokoknya di atas meja.

Sadar bahwa kak tiara tak ada, aku segera meraih rokok yang di berikan daud kemudian menyalakannya. Kami berdua diam sejenak, daud melanjutkan aktivitas makanannya, aku menikmati rokok di jepitan jariku.

Setelah beberapa saat, daud sudah selesai sarapan dan segera bangkit berdiri membawa piring kotornya menuju westafel dapur.

"Sebenernya ini yang gua takutin dari dulu bro, kalo lu sampe ribut sama tiara pasti semua anak - anak jadi kena dampaknya"
Ujar daud saat ia sedang mencuci piring..

"Kalo gua sih sebenernya ga masalah kalo tiara ga ngijinin lagi kita tinggal di sini, nah elu? Kalo kita bilang paitnya lu harus putus sama tiara, tendes tetep lanjut kan?"
Lanjut daud.

Aku hanya terdiam tak menjawab ucapan daud, otakku terasa enggan untuk memikirkan hal seperti ini pagi - pagi.

Daud sudah selesai mencuci dan kembali duduk di hadapanku.

"Ayoklah ja, yakali cerita tendes cuman sampe sini doang"
Bujuk daud.

Aku justru bangkit berdiri dan mulai melangkah menaiki tangga.

"Tau dah ud, bingung gua"
Jawabku dengan suara sedikit keras untuk memastikan bahwa daud dapat mendengarku.

Aku terus melangkah ke lantai dua lalu masuk ke kamar dan segera membaringkan tubuhku di atas kasur.

Aku mengeluarkan hp dari kantong celana dan menemukan dua pesan dari intan.

"Za? Kamu udah tidur?"

"Sleepwell yah za"

Isi dari dua pesan tersebut.

Entah mengapa aku sama sekali tak berniat untuk membalas pesan dari intan justru segera membuka kontak kak tiara dan mengirim pesan untuknya.

"Kak? Dimana?"
Isi pesan yang ku kirim kepada kak tiara lalu meletakan hpku di kasur.

Menatap langit kamar, aku hanya mengharapkan kak tiara untuk segera kembali, setidaknya agar aku bisa meminta maaf.

________

Sekitar jam 4 sore aku terbangun, mungkin sudah lebih dari 8 jam aku tertidur dan sesekali terbangun untuk memeriksa pesan balasan dari kak tiara.

Bosan, aku memutuskan untuk bangkit dari kasur dan turun ke lantai satu. Di lantai satu, aku melihat fadil dan oliv sedang duduk bersebelahan di meja makan.

"Baru bangun bang?"
Sapa fadil.

"Iya"
Jawabku singkat lalu melangkah melewatinya.

Aku berjalan ke dapur, meraih gelas, mengisi air mineral lalu meminumnya.

"Oi bro"
Tiba - tiba suara daud memanggilku.

Aku melihat ke arah suara dan menemukan daud sedang duduk bersama haris di ruang tamu.

"Sini dah"
Suruh daud kepadaku.

Dengan langkah malas aku segera berjalan ke ruang tamu.

"Apaan?"
Tanyaku.

Haris segera bangkit berdiri.

"Duduk aja dulu ja"
Ucap haris mempersilahkanku untuk duduk.

Kini aku duduk di samping daud sementara haris berdiri di hadapanku. Sesaat kemudian aku mendengar suara dua pasang langkah kaki di belakangku, tanpa melihat aku sudah dapat menebak bahwa langkah tersebut adalah milik oliv dan fadil.

"Anak - anak udah pada tau ja lu lagi ada masalah sama kak tiara. Gua disini cuman mau bilang, kalo emang lu harus udahan sama kak tiara kita semua bakal siap bantuin lu"
Ucap haris mengutarakan topik pembicaraan.

"Lu butuh apa pasti kita bantu. tempat tinggal? Itu daud sama fadil udah siap patungan buat bayar kontrakan"
Lanjut haris.

"Lagian udah kayak pasti di putusin aje sih lu bro"
Saut daud.

"Ya semoga aja kaga dah ud"
Balasku.

"Tenang aja udah. Di sini kita cuman minta lu tetep jalanin tendes"
Ucap daud.

"Nah itu dia ja, apa lagi lu tau sendiri kan tripunar mulai nyari masalah lagi"
Saut haris.

Lagi - lagi aku hanya bisa terdiam menerima motivasi dari mereka berdua.

"Za"
Suara kak nindy dari arah belakang haris

Aku mengintip ke belakang haris, ternyata kak nindy baru saja masuk ke ruang tamu.

"Nanti gua coba ngomong sama tiara ya"
Lanjut kak nindy, kini ia sudah berdiri di samping haris.

Aku sedikit tersenyum dan mengangguk kepada kak nindy.

"Nah sekarang masalah tripunar nih ja, lu maunya kita gimana?"
Tanya haris membuka topik pembicaraan baru.

Aku menggaruk kepala sambil memikirkan keputusanku.

"Senin ini lu berdua temenin gua nemuin nandes mau ga?"
Tanyaku kepada haris dan daud.

"Lah? Ngapain? Lu mau minta tolong sama 5hc ja?"
Balas haris.

"Ya terus mau gimana? Soalnya menurut gua gini ris... Kalo kita bales main kotor juga, gua yakin yang ada malah manjangin masalah doang, dan jujur gua khawatir kalo bales - balesan main kotor"
Jelasku.

"Trus maksud lu kita gabung sama anak 5hc buat bentrokin gede - gedean gitu?"

"Iya"
Balasku singkat.

"Ya gua sih gas terus ja, masalahnya kalo anak 5hc gamau, gimana?"
Haris kembali bertanya.

Mendengar pertanyaan haris, aku justru tersenyum dan sebentar melihat ke arah daud.

"Tiga lawan sepuluh kan?"
Aku bertanya sambil kembali melihat haris

"Lah gua ga di itung bang? Empat lawan sepuluh lah"
Saut fadil yang berada di belakangku.

Haris tersenyum.

"Nah ini baru elu yang gua kenal ja"
Balas haris.

_______

Di rumah intan.

POV Intan.

"Kok ga bales - bales sih za?"
Gumamku pada diri sendiri menatap layar hp yang tak kunjung juga menerima pesan balasan dari reza.

Putus asa, aku segera melangkah keluar dari kamarku menuju ruang keluarga.

"Udah makan dek?"
Tanya mamah yang sedang duduk di sofa panjang, menonton tv bersama bang nandes.

"Udah"
Jawabku singkat lalu duduk di sofa satuan bersama mereka.

Saat aku duduk, aku melihat bang nandes yang rupanya juga terus melihat ke arahku.

"Ada yang lagi galau nih"
Ejek bang nandes menebak perasaanku.

"Ih apasih bang"
Balasku kesal.

"Galau kenapa sih dek?"
Tanya mamah ikut melihat ke arahku.

"Gapapa"
Jawabku singkat.

Mamah hanya tersenyum mendengar jawabanku.

Aku sebentar menatap layar tv walau pikiranku sama sekali tak terfokus pada acara yang sedang di tampilkan.

"Bang, sini bentar deh"
Ucapku pada bang nandes sambil bangkit berdiri.

"Kenapa sih?"
Balas bang nandes masih duduk di samping mamah.

"Ih sini bentar"
Ucapku lagi kemudian berjalan menuju kamar.

Bang nandes menatapku bingung, lalu berdiri dan berjalan mengikutiku.

Di dalam kamar.

"Abang kemarin ada ketemu reza?"
Tanyaku membuka obrolan.

"Hah? Ga ada kok"
Jawab bang nandes yang masih berdiri di depan pintu.

"Serius bang"
Tanyaku lagi tak percaya dengan jawabannya.

"Serius ntan, emang kenapa sih?"

"Gapapa"

"Kamu ada masalah sama dia?"

"Engga...itu...

Akhirnya, aku terpaksa menceritakan hubungan dan perasaanku kepada bang nandes...

________

Senin, jam tiga sore, di warung.

POV Reza.

"Gua udah kelar bro"
Pesan dari daud yang ku terima di grup tendes.

"Ris, daud udah kelar"
Ucapku kepada haris yang sedang bermain kartu di samping warung.

"Berangkat nih?"
Tanya haris.

"Iya, ayo"
Jawabku bangkit berdiri dari kursi kayu kemudian melangkah menuju motor.

Mendengar ucapanku, haris segera bangkit berdiri lalu melangkah mendekatiku

"Hati - hati bang"
Saut fadil yang sedang duduk di depan warung.

Aku mengangguk, lalu bergegas menaiki motorku bersama haris dan berangkat menuju kampus.
Di kampus, aku menemui daud di parkiran motor. Mengambil jas hujan nandes yang ku simpan di bagasi jok motor kemudian melangkah menuju gedung ukm.

Di gedung ukm.

Semua orang yang sedang duduk di depan gedung langsung menatap ke arah kami bertiga.

"Mau ngapain lu?"
Tanya seorang dari mereka yang sedang duduk di depan pintu.

"Nandes ada?"
Balasku bertanya.

"Buset, gausah nyari masalah ja"
Jawabnya yang sepertinya mengenaliku sambil bangkit berdiri seakan bersiap untuk bertarung.

"Kaga, mau balikin ini gua"
Ucapku sembari menununjukan jas hujan di tanganku.

"Oh, yaudah sini"
Balasnya mencoba meraih jas ujan di tanganku.

"Sekalian ada yang mau gua omongin"
Aku dengan cepat menarik tanganku untuk menghindari genggamannya.

Di saat yang bersamaan, terdengar suara seorang pria dari arah gedung.

"Naik aja ja"
Nandes, sedang berdiri di lantai dua bersender pada pinggiran lorong.

Aku, daud dan haris sejenak menatap nandes kemudian mulai melangkah masuk ke dalam gedung.

Di lantai dua, kami di sambut oleh 3 orang anak 5hc yang sedang berdiri di belakang nandes dan salah satunya adalah roni yang terus menatap ke arah kami bertiga dengan wajah tak senang.

Kini aku sudah berada tepat di hadapan nandes.

"Nih bang, thankyou ya"
Ucapku sembari memberikan jas hujan di tanganku.

"Iya....lu mau ngomong apaan?"
Balas nandes meraih jas ujan di tanganku dan balik bertanya.

Beberapa saat aku terdiam mempersiapkan mental untuk membuka obrolan di depan empat orang anggota 5hc yang sedang berdiri di depan kami bertiga.

"Jumat ini gua bakal bentrokin tripunar bang"
Ucapku.

Ekspresi wajah mereka berempat sontak berubah mendengar ucapanku.

"Terus?"
Tanya nandes.

"Lu pada juga ada masalah sama tripunar kan?"
Balasku.

Nandes justru tersenyum.

"Gausah ikut campur sama urusan orang lah bro"
Jawab nandes yang nampak tak senang mendengar pertanyaanku.

Namun tiba - tiba...

"Lu takut ye?"
Tanya daud di samping kananku..

Kami semua yang berada di lorong ini terlihat bingung dengan pertanyaan daud.

"Maksud lu apaan?"
Ucap nandes balik bertanya..

"Temen lu mati, tapi lu malah ngumpet di belakang semua anggota lu"
Balas daud.

Ekspresi wajah nandes berubah..

"Maksud lu apaan njing?!"
Nandes emosi, ia segera melangkah mendekati daud. Aku dengan cepat menahan dadanya.

"Maksud lu yang apaan ngebiarin bori mati gitu aja!"
Daud ikut emosi ia mendorong punggungku ke samping agar tak menghalangi langkah nandes, untungnya haris dengan segera menarik pundak daud mundur.

"Mulut lu jaga bangsat!"
Bentak nandes melawan dorongan tanganku..

Melihat nandes emosi, ketiga anggota 5hc di belakangnya segera membantuku menahan nandes.

"Lah kenape?! Ribut sama bori aje kalah terus kan lu anjing!"
Balas daud.

Mereka berdua semakin emosi.
Sadar bahwa haris tak kuat menahan daud sendirian, aku dengan cepat berputar arah lalu mendorong daud untuk mundur.

"Udah jadi jagoan lu bangsat?!"
Balas nandes mencoba memukul, namun tangannya sempat di tahan oleh anggota 5hc sehingga hanya berhasil mendarat di lenganku.

"Iye emang jagoan gua, bori yang lu takutin aje ga pernah menang lawan gua!"
Balas daud terus menatap nandes.

Mendengar ucapan daud, nandes menghentikan langkahnya, ekspresi wajahnya berubah, begitu juga dengan tiga anggota 5hc lainnya.

"NBIKT kan anjing?! Inget ada nama bori setelah nama lu! Ga sudi gua punya abang temanan sama bencong kayak lu!"
Lanjut daud.

Nandes dan ketiga anggota 5hc terdiam, kini hanya daud yang masih terus mencoba melangkah maju melawan doronganku dan tarikan haris.

"Liat muka gua!"
Ucap daud sambil menunjuk wajahnya.

"Ini muka yang di takutin bori! Gua ga butuh bantuan dari bencong kayak lu buat balesin dendam abang gua!"
Lanjut daud.

Kini daud melangkah mundur hingga tanganku terlepas dari dadanya. Daud sudah tak lagi mencoba melangkah ke depan untuk menghadapi nandes.

"Gausah lu taro nama abang gua didalem singkatan bencong lu itu"
Ucap daud merfrensikan nama 5hc.

Daud melangkah mundur menuju tangga sambil terus menatap nandes, hingga daud mulai menuruni tangga meninggalkan kami.

Setelah beberapa saat, aku mengarahkan tubuhku ke samping searah dengan gedung ukm.

"Terserah lu mau ikut apa engga, jumat ini gua tetep berangkat"
Ucapku kepada nandes yang masih nampak tak percaya dengan semua ucapan daud.

Tepat ketika aku hendak melangkah menuju tangga....

"Lu ada masalah apaan sama adek gua?"
Tanya nandes.

Aku mengeluarkan hp dari kantong celana, menekan tombol di samping untuk menyalakan layar.

"Hp gua rusak, bilang aja gua minta maaf"
Jawabku sambil menunjukan layar hpku yang hanya nyala setengah kemudian melangkah meninggalkan gedung ukm.

______

Di rumah kak tiara, sekitar jam 8 malam.

Aku sedang duduk bersama fadil dan daud di ruang makan, membicarakan persiapan aksi kami di hari jumat nanti. Aksi yang cukup gila menyadari perbedaan jumlah kami dengan anak tripunar.

Pembicaraan kami terhenti saat kak tiara melangkah masuk ke ruang makan.

Tanpa sedikitpun berbicara, kak tiara terus melangkah melewati kami dan naik ke lantai dua. Aku dengan cepat berdiri dan mengikutinya.

"Kak"
Panggilku saat kami sudah berada di lantai dua.

Kak tiara tak menjawab, ia terus melangkah menuju pintu kamar.

"Kak, bentar dulu"
Panggilku lagi kini sambil mencoba meraih lengannya..

Kak tiara berhenti melangkah.

"Gamau"
Ucap kak tiara singkat sambil menggerakan lengannya untuk menyingkirkan tanganku.

"Plis kak, bentar aja"
Aku lagi - lagi mencoba meraih lengannya.

"Gamau!"
Jawabnya lagi.

"Kak plis"
Aku menarik lengannya agar ia mau menghadap ke arahku..

"Dengerin....

*Plak*

Ucapanku terhenti saat merasakan telapak tangan kak tiara mendarat keras di pipiku.

"GAMAU!!"
Teriak kak tiara kesal, air matanya mulai menetes.

Aku hanya bisa terdiam merasakan panas di pipiku saat kak tiara kembali melangkah menuju kamar.

"Kakak ke sini cuman mau ambil baju"
Ucap kak tiara seraya mulai melangkah.

"Kakak kasih waktu tiga hari buat kamu dan temen - temen kamu untuk pergi dari sini"
Lanjut kak tiara sambil terus menangis dan melangkah masuk ke dalam kamar.

"Jangan jadi culun lagi ja.."
Ucapku pada diri sendiri saat kak tiara sudah berada di dalam kamar.

Kak tiara hendak menutup pintu kamar, aku dengan cepat memasukan lengan membuat tanganku terjepit di antara pintu.
Pintu tak jadi tertutup, aku dengan kuat mendorong pintu menggunakan tangan kiriku hingga kembali terbuka.

Di dalam kamar, kak tiara hanya menatapku bingung dengan pipi yang sudah basah akibat air matanya. Aku melangkah masuk ke dalam kamar, menutup pintu kemudian mengunci gagangnya.

Kak tiara yang sempat berada di hadapanku hanya bisa melangkah mundur seakan takut menyadari apa yang baru saja ku lakukan.

"Dengerin aku dulu, bisa?"
Tanyaku tenang.

Kak tiara menatapku takut, ia kemudian menjatuhkan pantatnya terduduk di pinggir kasur.

"Apa lagi yang mau di omongin?"
Tanya kak tiara dengan suara rendah.

Aku melangkah maju menghampiri kak tiara, kak tiara menundukan kepala menghindari tatapanku.
Di depan kak tiara, aku berlutut hingga wajahku setara dengan perutnya.

"Kak"
Panggilku meletekan dua telapak tanganku di dengkulnya.

Kak tiara tak menjawab, ia menunduk sambil terus menangis.

"Aku sayang sama kakak, aku gamau kita pisah"
Ucapku..

"Aku sadar ini semua salahku, aku cuman bisa minta maaf. Aku janji ga akan berhubungan lagi sama dia dan aku cuman bisa berharap kakak mau maafin aku"
Lanjutku mengutarkan perasaan.

Lagi - lagi, kak tiara hanya terdiam dan terus menangis.

"Kalo emang kakak gabisa lagi nerima aku...yaudah aku ngalah dan janji bahkan besok pun aku ga akan ada lagi disini......aku cuman berharap kakak mau maafin aku...aku gamau ngelupain semua kebaikan kak tiara....entah sebagai apapun itu, kasih aku kesempatan buat membalas semua kebaikan kakak"

Kini kak tiara mulai melihat wajahku namun ia masih terus menangis.

"Jujur, aku gamau hubungan kita berubah...tapi aku cuman bisa memohon sama kakak...aku mohon kak, kasih aku kesempatan satu kali lagi"

"Aku benci sama kamu za"
Akhirnya kak tiara menjawab ucapanku.

"Iya, aku sadar bahwa aku udah terlalu jahat sama kakak, aku ngerti kenapa kakak benci sama aku"

"Kakak kurang apa sih za?"
Tanya kak tiara di tengah tangisannya..

"Ga ada kak, aku yang udah lupa diri dan ga bersyukur punya pacar sesempurna kakak"

Kak tiara sejenak terdiam dan kembali menurunkan wajahnya.

"Kakak ga peduli kamu mau main sama siapa, kakak cuman gamau ada yang ngegantiin posisi kakak"
Ucap kak tiara dengan wajah menunduk, tangisannya semakin menjadi hingga ia tersendak - sendak..

"Kamu mau main sama siapapun cewek di luar sana, terserah! Tapi tolong, kasih hati kamu cuman buat kakak!"
Lanjut kak tiara dengan suara meninggi meluapkan emosinya.

"KAKAK RELA BANTUIN KAMU UNTUK NIKMATIN TUBUH MEREKA KALO EMANG KAMU MAU ZA!"
Teriak kak tiara.

Sadar bahwa kak tiara mulai melantur, aku segera meraih kedua lengan kak tiara.

"Kak"
Panggilku berharap ia tak lagi terlena dalam emosinya..

"KENAPA SIH ZA KAMU TEGA BANGET?! KENAPA.....

Ucapan kak tiara berhenti saat aku dengan cepat bangkit berdiri lalu menarik tubuhnya menempel denganku..

Aku memeluk kak tiara erat..

"Kenapa za?"
Tanya kak tiara lagi, kini suaranya mulai melemah walau ia masih menangis.

Kak tiara melilitkan pundakku dengan tangan kirinya.

"Siapa za? Siapa lagi yang kamu mau nikmatin tubuhnya?"

"Kak...plis..."
Ucapku lemah berharap kak tiara berhenti mengucapkan hal itu.

Kak tiara mengenggam belakang pundakku dengan erat, ia terus menangis. Sementara aku terus memeluk tubuhnya..

Entah setelah berapa lama, aku merasakan kak tiara mulai meletakan dagunya bersender pada pundakku.

"Maaf yah kak...maafin aku"
Ucapku sambil mengusap punggung kak tiara saat ia nampak sudah mulai tenang.

Kini kak tiara terdengar tersendak - sendak seperti ingin berhenti menangis. Perlahan, kak tiara mulai membalas pelukanku, kepalanya sudah sepenuhnya bersender pada pundakku.

"Jangan pergi.."
Ucap kak tiara lemah..

"Iya, aku akan selalu disini"
Balasku tersenyum lega.

Saat aku yakin bahwa kak tiara sudah tenang, perlahan aku melepaskan pelukanku.

"Emh"
Suara mulut kak tiara saat ia justru menguatkan pelukannya.

Sadar bahwa kak tiara masih ingin memelukku, aku kembali merekatkan kedua tanganku memeluknya.

"Jangan kemana - mana ja"
Ucap kak tiara.

Jujur, aku merasa lega mendengar kak tiara kembali memanggilku dengan sebutan 'ja'

"Iya kak"
Balasku singkat.

"Kakak gamau pisah sama kamu"

"Iya"

"Kamu pacar kakak"

"Iya kak"

"Jangan tinggalin kakak"

"Iya"

Aku hanya bisa meng 'iya' kan semua ucapan kak tiara, setidaknya aku juga tak pernah ingin meninggalkannya...

Setelah beberapa saat berpelukan.

Kak tiara mengendurkan pelukannya, begitu juga denganku.
Kak tiara duduk di pinggir kasur, aku memberanikan diri untuk duduk di sampingnya.

"Maaf yah ja"
Ucap kak tiara lemah kemudian meletakan kepalanya ke samping, bersandar pada pundakkku.

Aku tak menjawab, yang ku lakukan hanyalah meraih dan menggenggam tangannya.

"Maaf kalo kakak masih manja, maaf kalo kakak masih boros, maaf kalo kakak belum bisa nurutin semua permintaan kamu"

Entah mengapa, hatiku terasa pilu saat menyadari bahwa kak tiara justru selama ini sudah menuruti semua permintaanku..

"Udah ya kak, boleh aku minta kita lupain masalah ini dan mulai lembaran baru?"
Tanyaku.

Kak tiara mengangguk lemah.

Setelah itu kami hanya terdiam dalam posisi ini. Mungkin setelah lebih dari 10 menit hingga kak tiara sudah benar - benar berhenti menangis.

"Kak tiara udah makan?"
Tanyaku membuka obrolan.

"Belum"
Jawabnya singkat.

"Yaudah, aku ambilin yah"
Ucapku kemudian bangkit berdiri melepaskan senderan kepala kak tiara.

Tapi kak tiara justru bangkit berdiri mengikutiku.

"Gamau manja"
Ucap kak tiara dengan bibir sedikit manyun..

Aku tersenyum.

"Yaudah yuk"
Ucapku memberikan telapak tangan kepada kak tiara.

Kak tiara menggenggam telapak tanganku erat lalu kami berdua mulai melangkah keluar kamar...
Yeeee gak jadi putus...maaf ya intan hati eja cuma buat kak Tiara
 
Bimabet
26​


"Tendes nih boy!"
Teriak haris seraya membentangkan jaketnya ke atas.

"Maju lu anjing!"
Teriak seorang anggota tripunar dari pojok kantin.

Daud melihat ke arah reza lalu menepuk pundaknya.

Reza mengangguk.

Reza, daud dan haris mulai berlari menuju gerombolan tripunar diikuti dengan 12 orang mahasiwa di belakangnya.

20 orang anggota tripunar juga ikut berlari untuk memulai pertarungan.

"Bangsat!"
Teriak reza sambil mengangkat kaki kanan dan mendaratkan telapaknya ke wajah anak tripunar.

Tepat di area tengah kantin, 35 orang mahasiwa tersebut mulai beradu kekuatan satu sama lain.

Reza nampak berkonsentrasi untuk memukul semua anak tripunar yang mendekatinya, daud nampak dengan buas memukul semua anak tripunar yang berada di depannya, haris memilih untuk bermain aman melakukan pukulan curian kepada anak tripunar yang sedang lengah, fadil masih dengan wajah tersenyum meliukan badan seakan menari di tengah pertempuran.

Tempat yang sama dengan peristiwa yang hampir sama, Tendes kalah jumlah namun mereka tak kalah rahang.

Satu persatu anak tripunar tumbang setelah menerima pukulan dari ke empat anggota tendes itu, ditambah lagi dengan 11 pasukan tendes yang bertarung penuh semangat walaupun dengan teknik ala kadarnya.

14 anggota tripunar kini sudah berserakan di lantai kantin sementara 6 orang sisanya memilih untuk melarikan diri.

"Mampus lu anjing!"
Ucap haris sambil menendang dada anak tripunar yang sedang meringkuk di lantai.

Pertarungan sudah berakhir namun anggota tendes masih sempat memberi pukulan tambahan kepada anggota tripunar yang sudah menyerah.

"Bro, langsung aja bro"
Ucap daud kepada reza yang sedang sibuk membersihkan cipratan darah dari jaketnya.

"Ayoayo"
Jawab reza.

Reza dan daud pun segera memutar badan menghadap ke arah pintu kantin.

"Woy udah woi!"
Teriak fadil kepada 6 pasukan tendes yang masih asik memukuli anak tripunar, sementara 5 pasukan tendes lainnya sudah terbaring lemas di lantai.

6 pasukan tendes yang masih berada dalam kondisi prima tersebut segera menghentikan aktivitasnya lalu ikut berjalan menuju pintu kantin.

"Udah lu pada langsung cabut aja ya"
Ucap haris kepada 5 pasukan tendes yang tumbang.

10 orang pria yang masih bugar tersebut segera melangkah keluar kantin lalu berjalan menuju ke area parkiran.

Mereka sempat berjalan beberapa puluh meter melintasi kampus hingga akhirnya langkah mereka terhenti saat melihat sekitar 30 orang pria sudah berdiri di ujung jalan.

"Ah ngentot! Kaga abis - abis"
Protes haris menyadari bahwa 30 orang pria tersebut merupakan pasukan tripunar.

"Bro?"
Panggil daud kepada reza menunggu keputusannya.

Reza sejenak terdiam.

"Gas"
Jawab reza mengambil keputusan

Mereka berdua tersenyum sesaat lalu mulai melangkah maju untuk menghadapi 30 orang pasukan tripunar tersebut.

Namun baru beberapa meter mereka melangkah...

Langkah mereka terhenti saat melihat 4 orang pria menggunakan blazer hitam dengan tulisan 5hc di bagian dada melangkah keluar dari area halaman gedung ukm.

"Langsung ke pohon palem aja boy!"
Teriak nandes kepada reza seraya melangkah ke tengah jalan bersama indra, akmal dan taufik yang merupakan bagian dari pendiri 5hc.

Nandes, indra, akmal dan taufik di tambah sekitar 30 orang pasukan 5hc lainnya kini berdiri menatap pasukan tripunar membelakangi pasukan tendes.

"LIMA HA CE NIH BRO!"
Teriak seorang anggota 5hc seraya membentangkan blazernya.

34 orang pasukan 5hc pun mulai bergerak maju untuk memulai pertarungan. Wajah ke 30 orang pasukan tripunar berubah ragu namun mereka memberanikan diri untuk tetap melangkah maju menghadapi pasukan 5hc.

Di belakang pasukan 5hc, pasukan tendes hanya berdiri menatap momen dimana pertempuran besar akan terjadi.

"Woi ngapain malah nonton!"
Teriak daud memecah lamunan mereka.

Reza melihat ke arah daud.

"Ayoayo, muter aja!
Ucap reza.

Mendengar reza sudah memberikan komando, semua pasukan tendes segera berlari mengitari kampus untuk menghindari lokasi pertempuran antara 5hc dan tripunar.

Di bawah remangnya lampu jalanan kampus, 64 pria sedang bertarung balas pukulan demi menjaga kehormatan jaket mereka, sementara 10 pria lainnya terus berlari cepat menuju parkiran kampus...

***

Di rumah tiara.

Tiara terus menciumi bibir nindy dengan buas membuat nindy yang sempat menangis kini sudah terlena dengan serangan bibir tiara.

Setelah beberapa saat bertukar ludah, nindy menodorong tubuh tiara hingga ia melepaskan ciumannya..

"Ada oliv"
Ucap nindy pelan sambil membersihkan bekas ciuman tiara di bibirnya.

Tiara tersenyum kemudian bangkit berdiri dari sofa dan meraih tangan nindy.

"Ke kamar yuk"
Ajak tiara.

Nindy masih sempat ragu namun akhirnya ikut berdiri menerima ajakan tiara. Mereka berdua melangkah menuju tangga sambil tetap bergandengan tangan.

"Mau tidur kak?"
Tanya oliv yang sedang duduk di ruang makan saat melihat tiara dan nindy melewatinya.

"Eh...mmm...iya"
Jawab tiara ragu.

Tiara dan nindy mulai menaiki tangga.

Namun tiba - tiba langkah mereka berhenti..

"Liv, ikut ke kamar aja yuk"
Ajak tiara yang sedang berdiri di tangga kepada oliv.

"Ah? Emm...aku disini aja kak"
Jawab oliv ragu.

"Udah sini ikut aja"
Paksa tiara.

Oliv terpaksa mulai bangkit dari kursi lalu melangkah menaiki tangga.

"Ra?"
Panggil nindy berbisik kepada tiara mempertanyakan keputusannya.

"Sstt"
Desis tiara seakan menyuruh nindy untuk diam.

"Ayo sini"
Ucap tiara kepada oliv seraya meraih tangannya dan membiarkan oliv untuk berjalan di depan.

Oliv nampak ragu mulai berjalan di depan tiara dan nindy, kini tangan tiara berada pada pundak oliv untuk menuntun arah berjalannya.

Oliv terus di tuntun untuk berjalan menuju kamar sementara nindy hanya mengikuti di samping tiara.

Pintu kamar terbuka, oliv segera melangkah masuk....

Sedetik kemudian oliv merasakan tangan tiara menyetuh pipinya lalu mendorong wajahnya untuk menghadap ke samping...

"Eh....kak..emmmpphhh"
Ucap oliv tak siap saat ia baru saja menghadap ke samping dan mulutnya segera di lumat oleh bibir tiara...

"Emmmphh.....mmhh"
Protes oliv saat bibirnya terus cumbui oleh tiara..

Oliv menggerak - gerakan wajahnya untuk melepas ciuman tiara...

"Kak...aku normal aaaahh"
Perlawanan oliv terpotong saat tiara dengan cepat meremas payudaranya..

"Kak....aaah...***maauuuu"
Protes oliv.

Nindy sempat terdiam melihat aksi perbuatan tiara namun akhirnya nindy memberanikan diri untuk melangkah ke depan oliv..

"Kaaaakkk....***ammmphhh"
Lagi - lagi perlawanan oliv tertahan saat nindy yang berada di depannya segera menciumi bibirnya.

"Emmmpphhh"
Oliv terpekik panjang saat merasakan tangan tiara yang satunya bergerak turun dan meraba - raba bagian selangkangannya.

Oliv terus melawan namun terlihat jelas dari gerakan badannya bahwa ia mendapatkan kenikmatan dari serangan nindy dan tiara..

Di belakang oliv, tiara terus meremasi payudara dan meraba selangkangan oliv. Di depan oliv, nindy terus mencubui bibir oliv dengan kedua tangan menggenggam leher oliv agar ia tak melawan.

"Emmhh.....mmmhh"
Desah oliv, tak ada perlawanan hanya menyisahkan kenimatkan..

"Enak kan liv?"
Bisik tiara di telinga oliv.

Oliv tak peduli, ia melingkarkan tangan ke belakang leher nindy seakan meminta untuk terus menciunya.

****

Di kontrakan tripunar..

"Woi tendes woi!"
Teriak seorang anggota tripunar dari teras saat melihat 10 orang pria sudah berada di depan rumah mereka.

Reza dan kawan - kawan tanpa ragu melangkah mendekati pagar kontrakan tripunar.

"Matiin! Matiin!"
Teriak seorang anggota tripunar saat mereka bersepuluh dengan segera bergerak menuju pagar.

Reza tanpa takut membuka selot pagar kemudian bergerak masuk ke area parkiran.

"KONTOL!"
Teriak anggota tripunar yang sudah berada di depan reza, melayangkan tangannya untuk segera memukul reza.

Reza berhasil menghindar dan memukul pipi anggota tripunar tersebut..

Pertarungan kembali terjadi.

Sambil memukul reza terus melangkah ke depan menuju teras rumah dimana andre dan geri sedang berdiri.

Reza berhasil keluar dari kerumunan dan berjalan menuju teras.

"Gua jamin mati lu to"
Ucap geri sambil melangkah maju untuk menghadapi reza.

Geri memukul, reza memiringkan badan berhasil menghindar.
Andre melihat kesempatan dan segera melangkah mendekati reza. Namun sial bagi andre karena daud tiba - tiba muncul dari belakang reza dan segera memukul wajahnya kencang hingga ia terjatuh dengan punggung menabrak kursi teras.

"Bencong"
Hina daud kepada andre yang masih bersender pada kursi.

Daud terus melangkah masuk ke dalam rumah, hingga ia berhasil menemukan wajah yang selama ini ia cari.

Raka, ajis dan dio.

Tiga pendiri tripunar sudah berdiri di ruang tamu, bersiap untuk menghadapi daud.

"Mau bunuh diri lu tong?"
Tanya raka meremehkan daud yang berdiri sendirian.

Daud tersenyum.

"Bori nitip salam"
Ucap daud.

Ekspresi wajah ketiga pendiri tripunar tersebut berubah..

"Yaelah, fansnya bori ternyata"
Balas dio menghina.

"Gua adeknya... Adek yang bisa ngalahin dia cuman pake satu tangan"
Ucap daud tersenyum lebar.

Daud segera melangkah maju.

Terlihat keraguan di wajah tiga penidiri tripunar tersebut saat mendengar ucapan daud namun mereka tetap melangkah maju untuk menghadapi daud.

Ajis memukul, daud dengan mudah menghindar lalu memukul wajah ajis dengan kuat hingga ajis terperosok di lantai.Baru saja memukul jatuh ajis, dio menendang pinggang daud hingga daud terdorong ke samping.

"Mampus lu!"
Ucap dio berhasil menendang daud.

Namun daud sama sekali tak nampak merasakan sakit dan segera melangkah maju. Daud memukul, dio masih sempat untuk menghindar, raka melihat ke sempatan dan segera melayangkan pukulan ke wajah daud namun daud dengan cepat menahan pukulannya lalu gantian memukul wajah raka.

Pukulan daud tak terlalu keras namun cukup untuk membuat raka melangkah mundur. Di saat yang sama, dio memukul wajah daud dengan sangat keras membuat daud terpental ke belakang hingga punggungnya berbenturan dengan jendela..

Kaca jendela pecah akibat berbenturan dengan punggung daud..

Namun daud tidak terjatuh, ia justru dengan cepat menaikan tangannya se alis untuk mengambil sikap bertarungnya.

"Maju lu semua"
Tantang daud tenang kepada raka, dio dan ajis yang sudah kembali berdiri.

Di luar rumah, kondisi sudah sangat kacau. Sial bagi tendes karena ternyata semua anggota tripunar yang berada di rumah ini terlihat mempunyai kemampuan bertarung..

6 pasukan tendes sudah tumbang sementara mereka hanya berhasil melumpuhkan 2 pasukan tripunar.

Empat lawan sepuluh.

Haris yang berada di area parkiran sedang bertarung melawan dua anggota tripunar, Fadil yang berada di area taman bertarung melawan tiga anggota tripunar, Reza di teras rumah menghadapi andre dan geri sementara daud di ruang tamu melawan tiga pendiri tripunar..

"Sini lu anjing!"
Ucap haris kepada dua lawannya.

Haris terus bertarung dengan teknik ala kadarnya namun harus diakui bahwa mentalnya benar - benar tak mau menyerah sehingga membuat dua orang anggota tripunar tersebut bersusah payah menghadapinya.

*

"Mati lu!"
Ucap anggota tripunar yang sedang menghadapi fadil di area taman.

Fadil terpukul mundur namun dengan cepat mengatur langkah sehingga ia tidak terjatuh..

"Senyum lagi dah lu setan!"
Hina anggota tripunar yang nampaknya jengkel dengan senyuman fadil.

Fadil berhenti tersenyum lalu mengambil sikap bertarung silatnya.

"Yakin bang ngelawan gua bertiga doang?"
Tanya fadil meremehkan saat ia sudah berada dalam sikap bertarungnya.

*

"Biar gua aja bang"
Ucap geri kepada andre yang sudah berdiri.

"Udah lama gua pengen nginjek muka lu to"
Lanjut geri kemudian dengan cepat mengayunkan kakinya untuk menendang pinggang reza.

Reza mengambil satu langkah ke samping dan berhasil menangkap kaki geri namun sial bagi reza karena ternyata andre dengan sangat kuat menendang tubuhnya hingga ia harus terjatuh ke lantai.

Tangan reza yang masih memegang kaki geri membuat geri terpaksa ikut terjatuh di samping reza.

Sadar bahwa pertarungan kini berada di bawah. Reza dengan cepat bangkit duduk dan memegang kerah geri.

"Mampus lu!"
Teriak reza sambil melayangkan pukulan ke wajah geri.

Geri yang nampak sama sekali tak memiliki pengalaman bertarung di lantai hanya bisa melindungi wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Kontol!"
Teriak geri saat tangannya terasa panas akibat pukulan reza.

Reza kembali memukul, lagi - lagi geri hanya bisa melindungi wajah. Reza ingin memukul untuk ketiga kalinya namun gerakannya terhenti saat tempurung kaki andre mendarat keras di wajahnya dan berhasil membuat reza terpental ke samping hingga pundaknya berbenturan dengan kaki kursi.

Andre bergerak maju mendekati reza namun geri dengan cepat bangkit berdiri dan menahan pundaknya.

"Jangan di bawah bang"
Ucap geri mengingatkan andre.

Andre berhenti melangkah.

"Berdiri lu bangsat"
Suruh andre kepada reza.

Reza perlahan bangkit berdiri, matanya menatap andre tajam. Reza mengangkat tangan mengambil sikap bertarung..

"Ayo dah"
Ucap reza tenang.

*

Di kamar tiara.

Tiara dan nindy terus mengerjai oliv hingga oliv sudah terbuai di dalam kenikmatan.

"Emmhh....kak.."
Ucap oliv lemah saat nindy melepaskan ciumannya.

"Gapapa yah liv, dari pada kamu dibawah sendirian"
Bisik tiara di telinga oliv sembari menggigit lehernya pelan.

"Ahh...iyaa"
Desah oliv menikmati remasan dan elusan tiara di sekujur tubuhnya.

Nindy meraih kedua tangan oliv kemudian menariknya mendekat.

"Ke kasur yuk"
Ajak nindy tersenyum.

Tiara melepaskan tubuh oliv.

Oliv mulai berjalan mengikuti tarikan nindy. Nindy membaringkan tubuhnya ke kasur membuat oliv yang ia pegang tangannya ikut terjatuh menindih nindy.

"Emmmph"
Desah oliv saat ciumannya kembali di lumat oleh nindy.

Tiara tak ingin ketinggalan acara, ia bergerak ke belakang oliv, meraih pingggulnya dan menariknya ke atas membuat oliv bertumpu pada dengkulnya.

Tiara segera melorotkan celana oliv sedikit hingga selangkangannya terpampang di hadapan tiara.

Tangan kiri tiara meremasi bongkahan pantat oliv sementara tangan kanannya mulai bergerak ke tengah selangkangan oliv dan memainkan permukaan vaginanya..

"Emmmphh....emmmh"
Oliv mendesah panjang namun tertahan ciuman nindy.

Kini oliv nampak sudah mulai berani membalas ciuman nindy dengan mesra.

"Ah....kak tiara..."
Desah oliv saat nindy melepas ciumannya.

"Kenapa dek? Hihi"
Tanya tiara nakal sambil terus mengerjai vagina oliv.

"Geliii...ah...geli"
Balas oliv terus mendesah.

Tiara menghentikan permainan tangannya lalu menarik pinggang oliv sehingga oliv bangkit dan bersandar pada tiara.

"Buka yah?"
Tanya tiara sambil menarik baju oliv ke atas.

"Emh..iya kak"
Jawab oliv lemah.

***

Di ruang tamu tripunar.

Daud masih berdiri tegak menghadapi ketiga pendiri tripunar. Wajah mereka berempat sudah di lumuri darah namun daud sama sekali belum menunjukan tanda bahwa ia akan segera menyerah, justru raka, dio dan ajis yang terlihat sudah mulai malas menghadapi daud.

"Ayoklah anjing"
Umpat daud kembali melangkah ke depan.

Raka memukul wajah daud namun daud sama sekali nampak tak terganggu oleh pukulannya, daud dengan sangat kuat balas memukul wajah raka hingga ia terpental dan jatuh ke lantai.

Dio memukul wajah daud namun daud dengan cepat menghindar dan mencengkram kerah bajunya lalu memukul wajah dio tiga kali, pukulan daud berhasil membuat kaki dio terasa lemas dan ambruk ke lantai seraya daud melepaskan kerahnya.

Ajis memukul wajah daud, lagi - lagi daud nampak tak peduli justru dengan kuat memukul perut ajis hingga ajis menunduk menahan rasa sakit, melihat ajis menunduk daud segera menghantamkan dengkulnya ke wajah ajis membuat ajis seketika hilang ke sadaran dan terjatuh lemas.

Dengan wajah penuh darah, daud membalikan badan menghadap ke arah raka yang masih berbaring lemah di lantai.

"Elu kan yang bunuh abang gua?"
Tanya daud lemah kepada raka.

Daud segera melangkah mendekati raka. Raka hanya bisa merangkak menjauhi daud

Daud segera menduduki perut raka dan mencengkram kerahnya.

"Lu rasain nih mati di pukulin"
Ucap daud membuat raka panik namun hanya bisa memiringkan dan melindungi wajahnya..

Daud tersenyum lebar lalu mengangkat tangannya tinggi dan mengayunkan pukulannya sekuat tenaga ke wajah raka.

Daud terus memukul hingga raka terlihat mulai lemas kehilangan kesadaran dan pasrah menerima pukulan daud.

**

Di parkiran.

Haris berhasil membuat kewalahan dua anggota tripunar bahkan satu di antara sudah tak kuat untuk kembali berdiri.

"Maju...bangsat.."
Ucap haris lemah dengan satu mata yang sudah tertutup akibat pembengkakan di wajahnya..

Menggunakan dorongan pada dengkul, haris kembali menegakan badan lalu berjalan mendekati anggota tripunar yang masih berdiri.

Haris memukul.

Namun terlihat jelas bahwa sebenarnya haris sudah kalah karena anggota tripunar yang masih berdiri masih memiliki cukup tenaga untuk menghidari pukulan haris.

Anggota tripunar tersebut lalu melayangkan sikutnya telak mengenai dagu haris.

Haris sudah benar - benar kehabisan tenaga jatuh dengan kepala membentur ubin parkiran.

**

Di taman, pertarungan sengit terjadi.

Fadil yang biasanya terlihat menari di dalam pertarungan kini sudah nampak malas untuk memukul.

Fadil terus melayangkan pukulan lemahnya ke wajah satu - satunya anggota tripunar yang masih berdiri, namun anggota tripunar tersebut nampak belum menyerah dan terus membalas pukulan fadil.

"Kontol ah"
Sungut fadil yang nampaknya mulai begah beradu pukulan, ia dengan sisa tenaganya mendorong pundak anak tripunar tersebut menjauh.

Anggota tripunar juga tampaknya sudah malas untuk melanjutkan pertarungan, ia dengan lemah menjatuhkan tubuhnya berbaring di atas tanah taman.

Melihat lawannya sudah menyerah, fadil juga ikut menjatuhkan tubuhnya duduk lalu membaringkan punggungnya.

'hah....hah....hah'
Suara nafas fadil yang sedang berbaring menatap langit dengan wajah di penuhi darah.

**

Di teras rumah.

Reza sedang menduduki perut andre dan terus memukuli wajahnya sementara geri nampaknya sudah berbaring hilang ke sadaran..

"Anjingg!!"
Umpat reza sambil terus memukuli wajah andre yang sudah pasrah menerima pukulan reza.

"Mati lu bangsat!"
Umpat reza lagi memukul wajah andre untuk terakhir kali.

'hah....hah..'
Engah nafas reza saat ia menatap wajah andre.

Geri nampaknya sudah kembali tersadar, dengan tenaga terakhirnya ia berusaha bangkit dan berjalan mendekati reza.

"Elu yang mati to"
Ucap geri lemah di samping reza.

Reza menghadap ke samping.

Yang reza bisa lihat adalah dengkul geri yang sudah melayang dengan keras tepat di depan wajahnya.

Reza hanya bisa memejamkan mata saat wajahnya terasa remuk akibat benturan dengkul geri. Reza terpental ke belakang dengan kaki masih tersangkut di atas dada andre.

***

Di kamar tiara.

3 orang wanita cantik yang berada di dalam kamar tiara terus bertempur demi meraih kepuasan birahi mereka.

Tiara sedang menindih oliv di atas kasur dengan tangan menusuk - nusuk lubang vagina mereka masing - masing dan bibir yang terus menghisap satu sama lain.

Nindy yang berbaring di samping mereka hanya menyaksikan dengan tangan kanan memainkan permukaan vagina dan tangan kiri sesekali membelai rambut oliv.

Tiara melepaskan bibir oliv, ia berkonsentrasi menusuk - nusuk lubang vaginanya sendiri. Oliv yang tersadar bahwa tiara akan segera mendapatkan orgasme memberanikan diri untuk meremas kedua payudara tiara sambil menciumi lehernya..

"Aahhh....aah...aaaaaahhh"
Desah tiara panjang seraya tubuhnya bergetar saat ia mendapatkan orgasmenya.

Tiara tumbang sepenuhnya menindih oliv.

"Hihi..kak tiara muncrat"
Ejek sambil menarik tangannya yang tertindih payudara tiara.

"Iya..liv....hah...kamu belum yah?"
Balas tiara letih lalu kembali mengangkat tubuhnya.

Oliv mengangguk manja lalu mulai memainkan vaginanya sendiri.
Tak ingin ketinggalan acara, nindy segera bergerak menggantikan posisi tiara menciumi oliv.

"Emmmhhh......enmmhhh"
Desah oliv yang tertahan ciuman nindy.

Tiara yang sudah mulai dapat mengontrol nafasnya bergerak menuju ke selangkangan nindy. Melalui selangkangan nindy, tiara menjamah bagian luar vagina nindy.

"Emmh...."
Kini nindy ikut mendesah mendapatkan kenikmatan dari jari - jari tiara.

Melihat respon nindy, tiara memasukan satu jarinya ke dalam vagina nindy dan mulai mengaduknya.

Mereka terus memainkan lubang kewanitaan mereka hingga oliv dan nindy juga berhasil meraih orgasme...

*****

Di kontrakan Tripunar.

POV reza.

Aku sudah terbaring lemah di atas ubin teras menatap atap. Aku bahkan sama sekali tak dapat merasakan keberadaan wajahku, yang dapat ku lakukan saat ini hanyalah memejamkan mata berharap untuk mendapatkan kesempatan beristirahat.

"Woi udah anjing!"
Sebuah teriakan yang membuat mataku kembali terbuka.

Aku melihat ke sumber suara yang berasal dari ruang tamu dan menemukan daud yang sedang menduduki perut raka terus memukul wajah raka hingga darahnya bercipratan keluar.

Nafasku seakan terhenti saat melihat kondisi wajah raka.

Bentuk mulutnya sudah tak lagi oval sehingga ia terlihat seperti tak memiliki gigi, hidungnya terkuak ke samping bahkan tulang batang hidungnya terlihat menjolak keluar, kedua matanya sudah benar - benar tak nampak akibat pembengkakan di seluruh wajahnya, darahnya nampak mengalir dari lubang kupingnya.

Seorang anggota tripunar yang sudah lemas terlihat dengan sekuat tenaga menarik daud dengan cara mencekik lehernya menggunakan lengan. Daud terlihat sama sekali tak terganggu oleh anggota tripunar tersebut dan terus memukul wajah geri.

"UDAH ANJING!"
Suara geri.

Geri bersusah payah melangkah mendekati daud lalu melayangkan tendangan keras ke wajah daud, wajah daud terpental ke belakang membuat kepala bagian belakangnya berbenturan dengan wajah anggota tripunar yang sedang menariknya.

Anggota tripunar tersebut tumbang, begitu juga dengan daud, namun daud dengan seketika nampak seperti kesetanan dan segera berdiri mendekati geri.

"BANGSAT!"
Teriak daud sebelum menyerang geri dengan membabi buta.

____________

Di rumah kak tiara.

Tiga minggu kemudian.

Aku, fadil, haris dan kak tiara melangkah menuju ke pintu rumah saat kami baru saja tiba dari lapas.

"Udah pulang bang?"
Tanya oliv saat aku berada di ruang tamu.

"Iya liv"
Jawabku singkat.

Aku bersama kak tiara terus melangkah masuk dan menaiki tangga hingga akhirnya kami sudah berada di dalam kamar.

"Awas yang.....mules nih"
Ucap kak tiara saat ia berjalan mendahuluiku masuk ke dalam kamar mandi.

Aku menjatuhkan tubuh berbaring di atas kasur. Menatap langit, aku memikirkan semua yang terjadi.

Daud kini sudah berada di dalam tahanan akibat kasus pembunuhan raka. Aku di keluarkan dari kampus karena dianggap menjadi penyebab kerusuhan.

Bagaimanapun kondisi sekarang, setidaknya kami sudah berhasil merealisasikan rencana awal kami membentuk tendes. Daud berhasil membalas dendam abangnya. Aku berhasil memberi pelajaran kepada andre.

Sementara intan? Entahlah, kami sudah sama sekali tak pernah berhubungan.

Tiba - tiba aku merasakan hpku bergetar.

Aku segera mengeluarkan hp baru ku yang minggu lalu dibelikan oleh kak tiara.

Nafasku sejenak terhenti saat melihat sebuah nama terpampang pada layar hp.

'Pak Nuel'

Aku segera bangkit dan menerima panggilannya dengan posisi berdiri menatap jendela.

Jantungku berdebar.

"Halo pak?"
Ucapku membuka percakapan

"Bagaimana kabarmu to?"
Tanya pak nuel.

"Baik pak, bapak sehat?"

"Sehat... Saya sudah mendengar semua masalah kamu"

Aku terdiam.

"Sekarang juga saya minta kamu pulang ke rumah"
Lanjut pak nuel.

"Tapi pak......

"Jangan ada tapi - tapian. Buat apa kamu tinggal di sana kalau kamu tidak kuliah. Sudah, sekarang kamu pulang, saya minta besok siang kamu sudah ada di rumah, tinggalkan saja motor dan barang - barang kamu di sana"
Potong pak nuel.

Aku sejenak masih terdiam sebelum akhirnya..

"Iya pak"
Ucapku.

Panggilan terputus, aku melangkah mundur dan duduk di pinggiran kasur.

"Yang...mandi bareng yuk"
Ajak kak tiara di belakangku.

Aku terdiam.

Kak tiara mendekat dan duduk di sampingku.

"Kenapa sih?"
Tanya kak tiara yang nampaknya sadar akan kecemasanku.

"Aku harus pulang kak"
Jawabku.

"Maksudnya?!"
Kini kak tiara menggenggam lenganku

Aku menundukan kepala.

"Kamu balik lagi kan ja?"
Tanya kak tiara menggerak - gerakan lenganku.

Aku masih terdiam menatap lantai.

"Ja! Jawab dong ih!"
Rengek kak tiara.

"Kalo ada kesempatan aku pasti main ke sini kok kak"
Jawabku.

"Maksudnya?"
Tanya kak tiara.

"Jaaaa...plisss ahhh!!!"
Rengek kak tiara menggenggam erat lenganku.

"Kamu jangan kemana - mana!!"

"Gaboleh ihhh!!! Gaboleh!!!"

"Jaaa!!! Pliss jawab!'

Kak tiara terus merengek menarik - narik lenganku.

"Maaf"
Jawabku lengah.

"Enggaaaa!!!"
Tangisan kak tiara pecah.

"Gaboleh pokoknya!!"

Kak tiara meraih tanganku lalu mengangkatnya.

"Pliss yah jaaa...plisss"
Mohon kak tiara sambil menciumi tempurung tanganku.

"Kak, aku pasti ke sini lagi kok"
Ucapku mencoba menenangkannya.

"ENGGGAA!!!"
Kak tiara berteriak keras.

Kak tiara dengan cepat bangkit berdiri dan melangkah ke hadapanku. Aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya, air matanya menetes deras membasahi pipinya..

Tiba - tiba kak tiara menurunkan tubuhnya berlutut di hadapanku.

"Jaaa...kakak hamil"
Ucap kak tiara di tengah tangisannya.

Nafasku terhenti, aku sama sekali tak siap untuk mendengar ucapan kak tiara.

"Pliss yah ja....jangan"
Mohon kak tiara sambil memeluk lututku.

Aku masih terdiam menatap kak tiara.

"Kakak ikutt...kakak ikut kerumah kamu yah sayang?"
Rengek kak tiara di tengah tangisannya.

"Kakak mohon ja....kakak mohon"
Kak tiara bahkan menciumi lututku.

Aku mengangkat pandanganku menatap langit - langit kamar.

"Tolongin anto kak"
Gumamku dalam hati seakan berbicara kepada kak vina.

YAELAH, TAMAT.
Yaelah tamat juga...
Tapi ada yang gua kagak suka suhu judulnya 🐕 pake bingitz... isinya harimau, 🦁 serigala beruang buiiih yaelah banget pokoknya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd