Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Yeni, Partnerku, Mantan Istri Temanku

Teng tong....
Mode meninggalkan jejak ON...
 
Permisi om TS ane minta ijin buka lapak disini hihihi
 
Sore hari, setelah pekerjaan lapangan yang merupakan target hari ini selesai, aku Kembali ke kantor petkebunan. Ternyata Yeni sudah sudah tidak ada di sana, rupanya dia sudah selesai duluan, dan kata staf kantor dia sudah pergi ke mess tamu, tempat kami menginap selama di perkebunan. Aku pun segera menyusul ke sana, dan sesampainya di mess Nampak Yeni sedang duduk santai di ruang depan sambil minum teh dan makanan ringan.

“Hai.. Pras.. baru pulang, sorry aku duluan, aku sih cepet aja tadi cek dokumen.” Yeni menyambutku dengan senyuman manisnya.

“Gak apa-apa Yen, nyantai aja… eeh sudah sudah seger, sudah mandi ya? Pantesan sudah cantik.. hehehe” godaku.

“Sudah cantik dari dulu kali… kan tadi pagi ada juga ada yang terpesona…” jawabnya tak kalah menggoda.

Deg.. jangan-jangan Yeni nyadar saat di pesawat tadi pagi aku mencium wajahnya.

“Sudah mandi dulu sana… habis itu kita minum sambil diskusi, tuh kamarmu yang pintu nomer 5, barang-barangmu sudah ditaruh di sana” lanjut Yeni.

“Ok deh… aku mandi dulu ya…” aku meninggalkan Yeni menuju kamarku.

Mess tamu perusahaan perkebunan ini terdiri dari 6 kamar, yang biasanya diperuntukan untuk tamu perusahaan dan orang dari kantor pusat. Aku gak tahu apakah kamarnya terisi penuh atau ada penghuni lainnya selain kami berdua. Tapi yang jelas di kamar belakang ada pembantu mess yang bantu masak dan menjaga kebersihan mess.

Sambil mandi aku membayangkan apakah bisa mendekati Yeni atau kalau bisa ngentotin dia di mess ini. Tapi kalau ada penghuni lainnya kayaknya riskan untuk berbuat lebih jauh dengan Yeni. Setelah mandi, aku mendapatkan WA dari Yeni yang meminta aku untuk diskusi mlam saja setelah makan malam.

Jam 7 malam, aku dan Yeni sudah di ruang makan mess. Kami pun makan malam berdua. Kulihat Yeni makan cukup banyak, pantesan saja badannya jadi montok seperti itu.

“pras makanku banyak ya…hehehe.. jangan kaget ya, aku sih anti diet…” kata Yeni sambil terus menyuap makanan ke mulutnya.

“Di lapangan perlu makan banyak Yen, lagian ngapain pake diet segala… lagian lebih bagus tubuh yang montok kok kayak kamu…hahaha…”

“Ngeledek aku gendut ya? Hehehe… Eeh nanti habis makan malam kita diskusi di kamarku ya…” ajak Yeni.

“Ok, aku sudah siapin catatan lapangan kok..” jawabku.

Setelah makan malam, aku mengikuti Yeni ke kamarnya. Kami pun duduk di depan meja yang ada di kamar itu. Yeni telah menyiapkan laptop untuk mencatat temuanku di lapangan sambil berdiskusi mengenai temuan-temuan tersebut. Tidak memakan waktu lama kami pun sudah menyelesaikan pencatatan temuan hari ini sekaligus mendiskusikannya.

“Aaah akhirnya selesai sudah.., besok kerjaan kita tinggal sedikit lagi…” ujar Yeni sambil mengangkat tangannya ke atas. Pada saat melakukan Gerakan tersebut, kulihat dada Yeni makin membusung seperti menunjukkkan payudaranya yang montok.

“Pras… sudah berapa lama kita gak ketemu ya?” tanya Yeni sambil menatapku.

“Hmm.. sekitar 5 tahunan Yen, sejak kamu bercerai dengan Anto, temanku…”jawabku.

“Lama juga ya.., masih sering ketemu Anto?”

“Jarang sih…, emangnya kenapa? Kangen?” ledekku.

“Iiin enak aja, temenmu tuh yang tukang selingkuh, itulah permasalahan yang membuat aku minta cerai…” jawab Yeni.

Akhirnya Yeni bercerita mengenai permasalahan dengan temanku yang membuat mereka bercerai. Kulihat wajah sedih Yeni, tapi dia berupaya tegar.

“Sudahlah yen, forget it, jadikan masa lalu sebagai pembelajaran..” kataku yang secara reflek mengelus kepalanya yang masih tertutup jilbab.

Tiba-tiba Yeni menyandarkan tubuhnya ke bahuku…, sambil berucap, “Pras, peluk aku kayak di pesawat tadi pagi, aku suka diperlakukan dan dimanjain seperti itu..”

“Hmm.. kirain tadi di pesawat kamu tidur…, makanya aku berani.. hehehe.”

“Jadi sekarang gak berani? Gak berani menciumku dan mengelus dadaku?” tantang Yeni.

“Aku bisa berani lebih Yen, asal kamu mau…” kataku sambil merangkul tubuh Yeni. Kucium pipi Yeni sambil kupegang kepalanya.

Mata Yeni terpejam, seperti menunggu aksiku selanjutnya. Kutempelkan bibirku di bibir Yeni yang ranum lalu kami berciuman dengan penuh nafsu. Lidah kami beradu dan bertukar air liur.

Aku yang dari tadi penasaran dengan dada Yeni segera meraba dan meremas payudara Yeni yang masih tertutup baju dan BH-nya. Terasa empuk payudara Yeni yang besar itu. Yeni membiarkan aku meremasi payudaranya yang masih tertutup tersebut, dia masih menikmati ciuman bibir kami.

“Yen.., aku buka ya.. aku nafsu sama dadamu…” pintaku di sela ciuman bibir kami.

Yeni hanya mengangguk. Segera kulepas beberapa kancing baju lengan panjangnya, sampai tersebul payudara montok di baliknya. Lalu ciumanku beralih ke dada Yeni yang putih mulus, pas di belahan payudaranya.

“Aaah Pras…” Yeni mendesah.

Tanpa meminta persetujuan Yeni, kuangkat cup BH-nya, sehingga langsung tersmebul dua payudara Yeni yang gede, putih dan montok. Putingnya yang berwarna coklat kehitaman Nampak sudah mencuat seperti menunggu sentuhanku. Langsung saja kulumat putting payudara Yeni yang sebelah kiri, sementara putting sebelah kanannya aku jepit pakai jariku sambil kuremas-remas.

“Aaah Pras…. Kok jadi gini… aaah.. Pras…” Yeni terus mendesah sambil meremas kepalaku yang sedang nyosor di dadanya.

Aku tak mempedulikan “protes” Yeni, karena aku tahu itu hanya basa basi. Buktinya Yeni terus mendesah keenakan. Gantian sekarang putting kanan Yeni yang kulumat dan kuisap, dan payudara kirinya yang kuremas-remas. Meskipun payudara Yeni sangat montok, tapi tidak terlalu kendor, masih terasa kenyal dan cukup kencang. Mungkin karena payudara tersebut belum pernah disusui bayi. Setidaknya hanya suami dan mantan suaminya saja yang sering menyusu pada Yeni.

“Aaah sudah Pras… aku gak nahan…. Entar aku nafsu… ntar aku kepengen…aaah sudah Pras” desah Yeni sambil mengangkat kepalaku. Kutatap wajah Yeni yang mulai sendu campur nafsu.

“Pengen apa Yen?” ledekku.

“Aaah kamu… sudah sama-sama dewasa pasti ngertilah…” rengek Yeni

“Hmm… pengen ngentot ya? Samma… dari dulu aku pengen ngentotin kamu Yen..”

“Iih.. jorok, vulgar banget kamu…, tapi plis.. tahan ya Pras, ini di mess, kayaknya gak hanya kita berdua, takutnya ada penghuni kamar lain. Yang jelas ada bibi pembantu di belakang” kata Yeni menenangkan nafsuku sambil mengecup mesra bibirku.

“Hmm.. Yen, tapi aku sudah nafsu banget… kita coba dulu ya…” pintaku.

“Gak Pras…, jujur aku juga nafsu banget… pengen ngentot aah tu kan kebawa kamu…, tapi plis.. aku merasa gak tenang kalau kita melakukannya di mess…, besok aja ya Pras, kita nginap di hotel..” bujuk Yeni dengan nafas yang agak tersengal.

“Oke Yeni cantik… tapi kocokin aja punyaku ya… untuk menurunkan nafsuku.” Pintaku.

“Hmmm.. oke mana.. buruan.. keluarkan penismu Pras..”

Aku segera mengeluarkan kontolku yang sudah tegang dari celanaku.

“Wow.. sudah tegang.. penis kamu pasti lagi nafsu banget ya…” kata Yeni sambil memegang kontolku yang sudah ngaceng. Pelan-pelan yeni mengocoknya.

“Yen.., bilang kontol dong…, jangan penis… aaah Yen..” kataku sambi mendesah.

“Hmm.. iya ini kontolmu.. sedang aku kocok….” Bisik Yeni.

“Aaah Yen, enak banget kocokanmu…..Pasti punyaku bukan kontol paling gede yang pernah kamu pegang…”

“Hehehe… iya sih, masih gedean kontol si mantan suami… hehehe, tapi kontolmu sama gedenya sama punya si Abi…” kata Yeni sambil tersenyum….” Eeeh aku isepin ya… biar cepet…”

Aku gak nyangka Yeni langsung berinisiatif untuk mengisap kontolku.

“Aaaah Yen… enak banget seponganmu… aaah…terus isep Yen…” aku mendesah sambil mengelus kepalanya. Kulihat di bawahku, wanita berjilbab yang bernama Yeni, istri orang, sedang bernafsu mengisap kontolku.

Lagi enak-enaknya diisepin sama Yeni, tiba-tiba ….
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd