Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

D' Pupuh Code [LCPI 2016]

me-v

Semprot Baru
Daftar
18 Oct 2014
Post
33
Like diterima
2
Bimabet
D’ Pupuh Code



By ; Me-V

Lima jam yang lalu : ruang stasiun televisi nasional ternama di Indonesia ; tempatku bekerja.


Mataku memandang kotak berlapis beludru di atas meja kerja . Kotak ini membuat nyawaku nyaris melayang. Kotak yang dititipkan oleh seorang wanita yang bahkan tak kuketahui namanya. Tak pernah melihatnya. Tak pernah mengenalnya.
Penasaran, kuamati permukaan kotak. Dua buah simbol terletak dibagian tutupnya. Terdapat beda tinggi di permukaan kedua simbol. Sangat mencurigakan, segera kusentuh dan menekan pelan.
Klik... kotak terbuka..
Hal pertama yang kulihat adalah sebuah sirkam : Berwarna emas, berukir bunga, dedaunan ,ranting, dipenuhi batu-batu permata warna-warni bertabur di setiap putik bunganya. Bentuk ukirannya apik, cenderung rumit.
Tak lama setelah terbuka, sebuah gulungan tersembul dari dalam kotak. Kuambil gulungan berwarna kecokelatan itu.....
Kubulak-balik gulungan yang terbuat dari kulit tersebut, sebuah perkamen.
Perlahan kubentangkan perkamen di atas meja kerjaku. Bukan tulisan familiar....lebih menyerupai tulisan kuno…Jawa kuno.
Ku “klik” google mencari tau. Salah satu hasil searching menghasilkan tulisan kuno yang sangat mirip. Halaman web menjelaskan : tulisan Ini adalah sebuah pupuh ; salah satu karya sastra puisi tradisional yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu pada setiap barisnya. Untung saja ada aplikasi penerjemah bahasa jawa kuno. Segera kutulis.

Pintu ruang kerjaku tiba-tiba terbuka.

“ Permisi,” Seorang wanita berparas cantik muncul.

“ Kau....,” aku benar-benar terperanjat. Wanita itu berhasil menemukanku...

“ Boleh masuk?,” tanyanya.

“ Kau…Bagaimana bisa?”

Tanpa menunggu jawabanku, wanita itu berjalan masuk...Matanya langsung mencari kotak tua di atas meja kerja.

“ Kotak ini… Kotak…. Kotak apa ini?” aku tergagap.

“ Kotak itu berisi pupuh,” jawabnya.

“ Tunggu…” pertanyaan beruntut hadir di kepalaku, tapi tak bisa kuungkapkan.

Wanita itu tersenyum padaku. Ia mampu menangkap kebingungan besar di kepalaku. Wajahnya sangat ayu, pipinya merona ketika ia tersenyum, tipe wajah yang sangat cantik. “Perkamen,” ia mulai bicara. “ Mereka yang mengejarmu menginginkan perkamen itu. Mereka mengejar ‘Harta Bubat’, dan kotak itu mengantarkan mereka kesana.”

“ Harta Bubat?” aku tercekat. “ Apa? Apa? Apa? Kedatanganmu… Kotak yang kamu serahkan… Mereka… Siapa mereka???.” Rentetan pertanyaan mulai terlontar.

“ Huss,” ia menghentikan pertanyaanku. “ Kita tidak punya banyak waktu! Ada banyak hal yang ingin kujelaskan, tapi sementara ini hanya sebatas penjelasan singkat : Kotak itu merupakan kunci menuju ‘Harta Bubat’. Harta itu bukan hanya berjumlah teramat banyak namun juga memiliki nilai historis yang sangat sensitive. Terlalu sensitive hingga dapat mengancam nyawa siapa saja. Kamu harus ikut aku!”

“ Sebentar.. sebentar,” aku menggeleng gelisah. “Dari mana asalnya? harta Bubat itu!”

“ Masa lalu. Gabungan hadiah yang diberikan Raja Linggabuana kepada Kerajaan Majapahit, dan harta yang dipersiapkan Hayam Wuruk untuk meminang Dyah Pitaloka.”
Reaksiku saat itu terkesima, tak menyangka peristiwa seaneh ini bisa menimpaku.

“ Ayo ikut!,” kembali ia menekanku.

“ Apakah aku punya pilihan?”

“ Bila ingin selamat?,” tanyanya. “ Tidak! Kamu tidak punya pilihan lain.”


****************

Wanita misterius berparas cantik membawaku memasuki mobilnya di basement. Bukan mobil biasa. Sejenis mobil mewah, Lamborghini Aventador Lp700-4 berwarna perak . Harga mobil ini pernah kubaca 13 Milyard. Wanita mana yang bisa memiliki mobil semewah ini?

“ Simbol di kotak itu, lambang matahari dengan delapan patung dewa adalah Surya Majapahit, lambang milik Kerajaan Majapahit. Sedangkan lambang segitiga dengan dua harimau adalah lambang Kerajaan di wilayah Sunda,” wanita misterius langsung bercerita begitu kami masuk mobil. “ Kotak ini dibuat pada zaman kepemimpinan dua kerajaan ini, dan diciptakan sebagai tanda cinta dari Raja Majapahit Hayam Wuruk kepada seorang puteri idamannya dari Kerajaan Jawa Barat, Dyah Pitaloka Citraresmi. Dua lambang berdampingan, dua kekuatan, dua kekuasaan disatukan. ...Pernikahan."

“ Kamu pasti ingin tau siapa aku! Aku adalah seorang arkeolog. Aku menggunakan dua metode penelitian untuk menentukan usia semua benda di kotak itu. Intinya, metode pertama menggunakan konsep peluruhan radioaktif, dengan menggunakan penghitungan perubahan atom karbon-14 yang tidak stabil, menjadi Nitrogen-14 yang bersifat stabil dalam benda purbakala. Kemudian memperkirakan waktu rata-rata terjadinya separuh peluruhan radioaktif pada suatu unsur atom dalam benda tersebut, lalu membandingkannya dengan atom karbon benda dan bahan serupa, hanya benda tersebut adalah benda baru. Tentunya benda purbakala memiliki jumlah atom Karbon-14 lebih sedikit dibanding benda baru yang sejenis."

“ Metode kedua yang kulakukan adalah menempatkan benda-benda ini di ruang berplasma, dengan gas bermuatan listrik secara perlahan mengoksidasi permukaan benda-benda, untuk menghasilkan karbondioksida dengan analisis C-14, tanpa merusak permukaan objek, hingga memberikan hasil perkiraan usia. Kesimpulannya, kedua metode ini menunjukkan bahwa semua benda-benda yang ada di kotak berusia sekitar 1650 tahun."

“ Usia kotak menunjukkan, jauh sebelum mendapatkan pengaruh dari kebudayaan luar, bangsa Indonesia memiliki pengetahuan dan kemampuan mengolah logam,metalurgi, sebagai salah satu dari sepuluh kebudayaan yang telah dimiliki bangsa Indonesia, yaitu wayang, gamelan, ilmu irama puisi, membatik, mengerjakan logam, sistem mata uang, ilmu pelayaran, astronomi, penanaman padi, dan birokrasi pemerintahan. Majapahit, zaman dahulu telah dikenal sebagai Kerajaan yang memiliki pengrajin yang menguasai teknik metalurgi tinggi. Bahkan para Brahma dan pengrajin India mempelajari teknik pembuatan perhiasan Majapahit. Perhiasan Majapahit tergolong era klasik akhir, memiliki ciri khas tersendiri, karena ditempa menggunakan campuran emas, perak, perunggu dan tembaga, diukir penuh pada seluruh permukaan perhiasan. Bahkan pengrajin perhiasan modern masih belum mampu menggunakan teknik ini, karena teknik ini dapat menimbulkan retak pada perhiasan campuran keempat bahan tersebut. Bentuk ukiran perhiasan biasanya bunga, binatang, atau sebuah cerita. Sirkam dalam kotak terbuat dari campuran emas, perak, perunggu dan tembaga, berbentuk ukiran bunga di seluruh permukaan dan menggunakan teknik tempa. Persis ciri perhiasan kerajaan Majapahit.” Ia berhenti bicara. Mengamatiku. Menunggu reaksiku.

“ Baiklah, katakan ini peninggalan kerajaan Majapahit. Bagaimana kita tahu benda-benda ini ada hubungannya dengan Dyah Pitaloka?” Pertanyaan balik pertamaku.
Ia menarik nafas, mulai menjalankan mobil.

“ Pupuh pada perkamen. Itu adalah buktinya,” jawabnya . “ Kau sudah mencari tahu arti dari pupuh di perkamenkan? Majapahit adalah nama ibukota. Kerajaan, zaman dahulu sering disebut dengan nama ibukotanya. Sedangkan nama asli kerajaan itu sendiri adalah ‘Wilwatikta’. Kisah cinta antara Majapahit dan Sunda yang terjadi ketika itu, hanyalah kisah antara Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka. Menurut Kitab KidungSunda dan Pararaton, ketika iring-iringan mempelai wanita datang ke Majapahit, Gajah Mada mengatakan bahwa Raja Hayam Wuruk tidak dapat menikahi puteri Dyah Pitaloka. Mereka meminta kerajaannya tunduk pada Majapahit dan menjadi ‘vazal-vazal’ nusantara seperti daerah lainnya, sehingga puteri hanya dianggap sebagai persembahan. Pihak kerajaan Sunda tersinggung, pecahlah perang diantara keduanya yang menimbulkan banyak kematian, bahkan raja dan puteri Sunda turut gugur. Sejak saat itu, larangan hubungan antara keturunan Majapahit dan Sunda berlaku, bahkan kecurigaan antara kedua suku ini diteruskan secara turun-temurun dan menjadi budaya."

“ Hingga saat ini penulis Kitab Kidung Sunda tidak diketahui. Melihat pupuh ini dan kesinambungan dengan isi kitab kidung Sunda : keduanya dibuat oleh puteri Dyah Pitaloka Citraresmi. Puteri Sunda. Buktinya adalah cap ini, memiliki lambang yang sama dengan lambang yang terdapat di Kitab Kidung Sunda. Gambar cap pada Kitab Kidung Sunda dulu pernah dipublikasikan oleh Belanda, namun kitab itu hilang secara misterius. Cap ini serupa dengan cap kerajaan yang dipimpin Linggabuana dan disimpan museum Nasional. Hanya wanita di keluarga kerajaan yang diperbolehkan memiliki cap berbentuk lambang kerajaan seperti ini. Lebih tepatnya hanya permaisuri dan puteri." Ia memandangi spion.

“ Maksudmu Dyah Pitalokalah penulis kitab kidung sunda? Jika benar, dari pupuh terakhir puteri mengatakan, kubaca tulusanku, ‘apalah arti hidup, tanpa bertemu kembali pujaan, tiada lagi sinar esok tanpa melihat rupanya kembali.’ Mungkinkah Dyah Pitaloka dan Hayam Wuruk telah bertemu dan saling mengenal sebelum tragedi perang bubat? Lalu mengapa pupuh terakhir terpisah dari kesatuan Kitab Kidung Sunda? Dan mengapa Kitab Kidung Sunda menggunakan bahasa Jawa kuno, bukannya bahasa Sunda kuno?” aku bertanya mengingat kembali hasil pencarian google.

“ Aku sedang mencari tahu. Namun, sebenarnya bahasa Jawa dan Sunda saling mempengaruhi, kosakatanya mirip. Dugaanku, Dyah Pitaloka adalah wanita yang cerdas, dan posisinya di kerajaan saat itu bukan hanya puteri biasa. Kemungkinan saat itu pernghargaan terhadap kedudukan wanita sudah tinggi. Dan,karena sering berhubungan dengan pihak luar kerajaan, ia mampu menguasai berbagai bahasa. Amanda...” panggilannya mengejutkanku. “ Itu namamu,kan?”

“ Darimana kamu tau?”

Ia tersenyum, “Anak buah Bargo, mengejar kita.”

Aku terkejut, berbalik dan melihat sebuah mobil mengikuti kami.

Ponselku tiba-tiba berbunyi. Sebuah pesan singkat dari Bayu, rekan kerjaku :

Manda, menjauhlah dari kantor. Ada beberapa orang mencurigakan di lobby mencarimu.

Aku sudah keluar kantor pakai mobil, jawabku. Mereka mengikutiku! tolong hubungi Polisi!

Ok! Apa mobilmu? balas Bayu.

Lamborgini.

Kamu gila ya!

Kayaknya! Karena mobil yang mengikuti kami…” aku berbalik, mengamati baik-baik mobil yang mengikuti kami, “ Ferrari 458 Italia. Limited edition.”

**********

CIIIIIIIIIITTTTTTT....BAAAMMMMM...BRAAAAAAKKK...

Kejar-kejaran Lamborghini melawan Ferrari dimulai. Sama-sama cepat, beberapa kali kami saling serempet, tabrak, bahkan bermanuver, berbalik arah begitu cepat.

“ Tembak, Amanda!,” katanya sambil melemparkan pistol ke pahaku.

“ Apa?” aku terpekik.

“ Tembak bannya!”

“ Aku tidak bisa menembak.”

“Coba saja!”

“ Aku…”

“ Kalau mau hidup, percaya padaku!”

Tidak punya pilihan, kuturunkan kaca jendela, mengeluarkan badan langsung mengarah ke belakang, menekan picu.

Ajaib, peluru melesat menembus ban Ferrari. Mobil mewah itu terguling. Aku menatap wanita misterius. Dia tak bereaksi. Hanya membelokkan Lamborgini dengan cepat menuju hellypad di salah satu gedung bertingkat tinggi.

“ Helikopter siap!” katanya.

“ Lho? Pistol tadi? Ferrari? Kita mau kemana? ”

“ Trowulan, Mojokerto.”

*********

SEKARANG.


Sekarang, ketika hari semakin larut, hanya cahaya bintang menjadi penerang kami. Aku harus berdiri di tengah-tengah situs peninggalan kerajaan Majapahit di Trowulan. Sambil memegang sebuah peta di tangan kiriku yang diberikan wanita misterius. Aku berusaha membacanya dalam kegelapan. Wanita itu mengeluarkan dua buah senter dari dalam tasnya. Salah satunya ia berikan padaku. Aku langsung menyalakannya.

“ Kau ingat dua lambang di kotak sebelumnya?” tanyanya.

“ Ya, Surya Majapahit dan lambang Kerajaan Sunda? Apakah ada kaitannya dengan peta ini?”

“ Cerdas! Lihat peta ini. Garis lurus ini adalah gambar sungai. Garis ini adalah patokannya. Bisakah kau lihat dua lambang itu dalam peta ini?” pertanyaannya memancing rasa penasaranku.

“ Gambar dua lambang?” aku berpikir sejenak.” Tunggu, aku melihatnya. Segitiga lambang kerajaan Sunda terbentuk jika menarik garis dari “ Gapura Waringin Lawang’, menuju ‘Candi Brahu’, lalu menuju ‘Candi Kedaton’ ; Lalu menarik garis lingkar beberapa titik situs di sekitarnya, dengan kata lain bentuk lingkaran menggambarkan matahari.”

Wanita misterius mengangguk. “ Titik sentralnya adalah candi Kedaton. Puncak segitiga dalam lingkaran. Disitulah ‘Harta Bubat’ berada. Itu pula yang dikatakan pupuh terakhir..’di bawah kaki gunung’…Candi Kedaton memang terletak di kaki gunung, jika penilaianku tidak salah, di bawah cahaya bintang mengisyaratkan malam. Pandangan yang memandang, hanya itu yang masih kuragukan.” Aku melihat kilatan di matanya.

“ Ikuti aku, ini jalan menuju candi Kedaton.” Sambungnya. Ia menunjuk sebuah jalan di bawah lereng gunung.

Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya kami menemukan jalan aspal kampung selebar dua sampai tiga meter yang menjadi titian di antara jurang terjal yang mengapit di kanan-kiri jalan Gunung Argopuro. Kami mulai menapaki jalan tersebut diiringi hembusan angin malam yang menusuk tulang. Mata senterku mulai melihat reruntuhan candi. Lebih menyerupai candi yang belum selesai dibangun. Beberapa lubang galian membuat petak-petak di sekitar kawasan candi dan batu-batu andesit tersusun membentuk kaki candi berelief.
Aku melihat wanita misterius mengeluarkan sirkam dari dalam kotak. Kemudian memasukkan sirkam tersebut ke dalam lubang dibawah relief bergambar garuda yang sedang melakukan sembah sujud kepada seorang wanita, mungkin tepatnya seorang ibu.

“ Kau lihat relief di kaki candi? Kau ingat isi pupuh kitab kidung sunda yang janggal hingga menimbulkan keraguan bahwa perang bubat terjadi?” tanyanya sambil terus mencari-cari sesuatu di dalam lubang bawah relief garuda.

“ Ya, kalimat pupuh yang mengatakan dua paman prabu Hayam Wuruk, raja Kahuripan dan raja Daha menyatakan keprihatinan keponakan mereka belum menikah. Seharusnya raja Kahuripan di masa itu adalah Bhre Kahuripan Tribhuwana Tunggadewi, yakni ibu Hayam Wuruk, sedangkan raja Daha adalah adik kandungnya, yaitu Bhre Daha Rajadewi Maharajasa, keduanya wanita, bukan pria.” Aku mengucapkannya tanpa ragu.

“ Benar, sebab itulah kodenya. Paman pada pupuh itu merujuk pada relief di kaki candi ini. Ketiga bagian relief, baik relief di bagian barat, timur atau selatan memiliki dua figur wanita. Yaitu untuk kisah relief Arjunawiwaha, simbol wanita digambarkan dengan dua bidadari yang merayu Arjuna. Kisah lainnya,Bhomakawya dan Garudeya.Pada relief Garudeya, wanita di relief berupa sosok seorang ibu yang sedang menerima sembah sujud dari anaknya, Garuda. Sedangkan kisah Bhomakawya, sosok wanita dicerita tidak terlalu dominan. Bisa dikesampingkan.” Wanita misterius mengeluarkan tangannya dari lubang dibawah relief Garuda, lalu bergerak ke arahku, sambil menerangi relief Arjunawiwaha yang ada di hadapanku. Cahaya senter berhenti tepat pada pahatan dua bidadari. Ia meletakkan sirkam dalam pahatan melengkung, lalu memutarnya 180 derajat. Seperti lubang kunci bertemu dengan anak kuncinya, kombinasi itu menimbulkan suara berdebum diikuti suara benda bergeser. Sirkam memantulkan cahaya bulan dan bintang, membuat cahaya tegak lurus mengarah pada suatu titik.

“ Arah suaranya dari sana!” aku menunjuk satu tempat, lalu bergegas menuju arah suara dan titik akhir cahaya. Dari kejauhan aku dapat melihat sebuah lubang seperti pintu masuk menganga diantara reruntuhan candi dan sumur. Cahaya lampu senter kusorotkan tepat pada lubang itu, berharap dapat melihat apapun yang ada dibaliknya.

“ Tunggu apalagi? Ayo masuk.” Cepat. Wanita misterius sudah masuk ke dalam lubang. Aku mengejarnya.

" Hati-hati, ada banyak jebakan di sepanjang lorong ini. Karena sebagian lorong merupakan area militer dan sebagiannya lagi merupakan jalur pelarian yang menghubungkan satu lokasi dengan lokasi situs Trowulan lainnya."

“ Aku pernah mendengar mengenai lorong rahasia ini, tapi menurut masyarakat hanya para pemburu harta karun yang pernah melihat lorong ini, mereka menggali lubang hingga tanpa sengaja terhubung dengan salah satu lorong rahasia. Lalu lorong ini menghilang secara misterius, tak ada yang dapat menemukannya lagi,” kataku sambil berlari di belakang wanita misterius.

“ Kau benar, kau bisa mengatakan, Yang Maha Esa menyembunyikan lorong ini dari tangan-tangan yang tidak berhak. Selain itu, hal-hal mistik disini masih sangat kuat.” Ucapannya singkat namun tepat. Ia menurunkan kecepatan lari kemudia berjalan. Terlihat sangat percaya diri seakan telah berkali-kali melalui lorong ini, terkadang ia berjinjit, melompat ringan, bergerak menempel pada salah satu sisi dinding lorong. Aku mengikuti setiap gerakannya, tapi secara tak disengaja tanganku menyentuh dinding sebelah kanan untuk menyeimbangkan tubuh dan menekan bulatan yang langsung menimbulkan suara debuman kencang.

Wanita misterius berhenti menatap kecerobohanku. Suara bergemuruh membuatnya menatap langit-langit kemudian berteriak lantang. “ Manda......Cepat Lariiiiiiiii!” wanita itu berteriak dan menarik tanganku. Sinar senter dan hancycameku menangkap tombak-tombak berujung tajam melesat dari sisi kanan dinding ke sisi kiri, melesat secara bertahap dan cepat.....Aku berlari sekuat tenaga...pikiranku terus berkata..
Aku akan mati....
Berpacu melawan kecepatan tombak....kami berlari cukup jauh hingga akhirnya tak ada lagi tombak-tombak yang melesat.Napasku tersengal-sengal, sedangkan wanita dihadapanku masih terlihat segar bugar, tanpa suara napas letih.
Sial, bagaimana mungkin dia bisa sekuat itu!
Ternyata, kesialan memang belum berakhir. Lepas dari tombak, aku mendengar suara desisan. Bukan hanya satu desisan, tapi cukup banyak. Kugerakkan senterku ke segala arah, tak ada apapun, sampai aku menyorot bagian lantai lorong. Beberapa ular merayap mendekati kami. Salah satu cobra terbesar berwarna hitam sudah menegakkan kepalanya, dalam posisi siap menyerang.
Sebuah keanehan terjadi, ular-ular itu seperti menatap kami, lalu menundukkan kepala mereka dan bergerak menepi ke sisi-sisi lorong, membuat sebuah jalan ditengah-tengah mereka. Mereka seperti memberikan jalan pada kami. Wanita di hadapanku berjalan diantara ular-ular, aku mengikutinya dengan tubuh gemetar, dan tangan siap memukul jika salah satu dari mereka menyerang. Tapi mereka bergeming, kepala mereka tetap menunduk. Kemudian perlahan mundur menjauhi kami.
Ada sebuah persimpangan di hadapan kami, tapi wanita di hadapanku berdiam diri. Ia menghadap sisi kiri dinding. Aku baru menyadari, kami dapat bernapas dengan baik,meskipun berada jauh di bawah tanah. Entah bagaimana, arsitektur zaman Majapahit sudah begitu baik hingga udara disini tidak tipis. Aku tak dapat meneliti lebih lanjut, aku harus menyelamatkan nyawaku sendiri dari ular dan jebakan-jebakan.

“ Dua ribu kapal dengan dua ratus kapal kecil.” Wanita itu mengatakannya dengan nada berpikir. Kata-kata itu ada dalam pupuh di kitab kidung sunda.

“ Kita sudah berjalan sejauh dua ribu langkah. Aku sudah menghitungnya sejak pintu masuk. Meskipun tadi kita berlari, aku tetap menghitungnya. Tinggal 200 kapal kecil. Apa yang dapat merefleksikan kapal kecil?” Wanita itu terus memutar otaknya, sedangkan aku..tetap waspada terhadap ular-ular disekitar kami. Di tengah keadaan genting inilah otakku justru cemerlang.

“ Mungkin merujuk pada batu andesit. Lihat....sejak pintu masuk, lorong ini dilapisi bata, dan itu...itu adalah batu andesit.” Aku menunjuk sisi di kanan kami. Wanita itu mengerutkan dahinya dan mulai menelusuri serta menghitung batu-batu andesit.
Jumlah yang sama, batu kedua ratus terhenti di sebuah dinding besar, jalan buntu. Ada sebuah tulisan jawa kuno terukir pada dinding ‘ Moksa’. Aku mencoba mengambil gambar tulisan itu.
Wanita misterius tampak frustasi, ia terduduk lunglai..
‘Moksa’, bukankah moksa adalah kematian Gajah Mada dengan cara menghilang di kitab? Mungkin memang inilah jalannya. Aku mulai meraba-raba dinding, saat menerangi dinding dan memerhatikan dari dekat terlihatlah dinding itu terbuat dari lapisan tembaga, di bagian tengahnya terdapat satu buah cekungan berbentuk telapak tangan. Di bawah cekungan itu terdapat tulisan yang tak kumengerti. Penasaran, aku mencoba telapak tanganku di cekungan itu, anehnya, ukurannya cocok.
KRIEEKK....dinding di hadapanku terbelah dua, bergerak ke arah dalam. Api-api yang belakangan kusadari adalah obor-obor di dalam ruangan, menyala satu-persatu, sinarnya memantulkan cahaya keemasan. Mataku menyipit, mencoba menyesuaikan dengan cahaya silaunya. Aku benar-benar tak mempercayai pandanganku...seluruh ruangan dihadapanku terbuat dari emas, berukir-ukir indah pada dinding-dindingnya, guci-guci emas tinggi, bunga-bunga terbuat dari batu permata, peti-peti emas berisi perhiasan, mahkota, dua buah lukisan dibalut kain, sebuah altar emas, dan sebuah peti mati di tengah ruangan, bahkan seluruh ruangan ini hingga pilar dan atap terbuat dari emas. Perlahan, kami mulai memasuki ruangan itu. Wanita misterius bergerak menuju altar, dan mengambil buku di atasnya.

“Tulisan di bawah cekungan telapak tangan artinya hanya jiwa terpilih yang dapat membukanya.” Perkataannya mengagetkanku, ia memberi buku tebal terbuat dari kulit yang dijalin tali emas padaku. “ Ini catatan harian Dyah Pitaloka. Isinya mengenai pertemuannya dengan Hayam Wuruk. Ia sudah mengetahui perang itu dan kematian akan terjadi dari mimpinya. Ia memiliki kesaktian melalui Wahyu Prajna Paramitha, wahyu tertinggi untuk kaum perempuan, seperti dimiliki Ken Dedes. Ia menyusup sebagai prajurit ketika ayahnya beserta rombongan akan datang ke Majapahit,menanggapi pinangan. Ia berusaha mencegah peristiwa bubat terjadi. Seorang pembisik bernama Petra, telah menghasut kedua pihak. Petra mengatakan pada pihak kerajaan Sunda,Pakuan, bahwa Majapahit hanya dapat menerima puteri sebagai selir. Sedangkan pada Kerajaan Majapahit, ia mengatakan bahwa kerajaan Sunda datang dengan gelar pasukan, seyogyanya dimaksudkan sebagai penghormatan kepada kerajaan Majapahit yang tidak salah memilih puteri dari kerajaan Sunda yang berjaya, ditunjukkan dengan pasukan dalam jumlah besar, justru dikatakan akan perang menaklukan Majapahit. "

“Dyah Pitaloka tidak membongkar penyamarannya hingga tiba di Majapahit, jika keberadaannya diketahui, maka beliau akan dipulangkan saat itu juga tanpa bisa menjelaskan pada ayahanda maupun Kang Mas Prabu. Namun, rupanya Petra, satu-satunya pihak kerajaan Sunda yang selamat, telah memiliki sekutu pembisik lain di Majapahit. Dyah Pitaloka terlambat, perang tetap terjadi. Bahkan ia mendapatkan berita bahwa ayahanda dan kekasihnya telah wafat. Tak mampu menanggung beban kehilangan, Dyah Pitaloka membunuh dirinya sendiri, malangnya Prabu Hayam Wuruk yang terlambat mengetahui keberadaan Dyah Pitaloka tiba dihadapan jasadnya yang tengah sekarat. Dyah Pitaloka menyampaikan agar Hayam Wuruk menghentikan perang, dan meluruskan nama baik kedua kerajaan, ia menyerahkan kitab kidung sunda yang telah ditulisnya dan meminta agar jasadnya tidak dikremasi tapi diawetkan, agar raganya tak berpisah dari kekasihnya."

“ Maka setelah kematian Dyah Pitaloka, secara diam-diam Hayam wuruk mempekerjakan ahli pahat emas dan ahli bangunan Majapahit, dengan konsekuensi pengasingan jika membocorkan pembangunan candi emas di bawah tanah. Untuk menyamarkan pembangunan candi emas, diatasnya dibangun Candi Kedaton. Selama pembangunan candi, jenazah Dyah Pitaloka disembunyikan, karena situasi politik di Majapahit sedang bergolak. Selain itu, sebelum kematiannya, Dyah Pitaloka telah menggambarkan masa depan yang disebut sebagai nusantara Indonesia, yang diawali oleh tangan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, maka ia meminta Kitab Kidung Sunda disimpan sebagai bukti bubat bukanlah pemecah tanah Sunda dan Jawa, namun pemersatu."

“Tetapi, pihak yang menentang kekuasaan Majapahit mencuri kitab itu lalu menyembunyikannya, belakangan beberapa ratus tahun kemudian kitab itu ditemukan dan diterjemahkan oleh penulis Belanda, dengan terjemahan yang berbeda, memecah belah persatuan, setimen kedaerahan. Dan makam ini adalah makan Dyah Pitaloka. Ia terbaring disini, dengan cinta.” Ia menjelaskan sambil mengusap lembut sisi makam berukir kelopak lili.
Tanganku menyenggol kain penutup pigura emas yang terletak disampingku, kain itu terlepas, menampakkan sebuah lukisan tua yang tersembunyi dibaliknya..Mataku membelalak, napasku tercekat..Lukisan ini sudah usang sekali. Tapi apa yang dilukisnya masih tergambar jelas. Wajah seorang wanita. Cantik persis wanita misterius.

“ Siapa kau sebenarnya?” Kata-kata itu meluncur dari mulutku.

Prok..Prok...Prok...seseorang bertepuk tangan nyaring. Suaranya berasal dari pintu. Lima orang pria bertubuh kekar dan tegap, dipenuhi tato pada bagian lengan, memasuki ruangan. Masing-masing dari mereka membawa senapan, rantai besi, golok dan pedang. Tiga diantara mereka juga memegang senter.

“ Penjelasan menarik, tapi petualangan kalian sudah selesai, dan semua harta di hadapan kalian adalah milikku. Bargo sang mafia......! Kalian bisa merusak Ferrari kami. Sayangnya alat pelacak sudah ditanam di mobil Lamborgini kalian! Terima kasih sudah menunjukkan harta ini pada kami. Sekarang bersiaplah, karena ajal kalian sudah datang!” Seorang pria dengan bagian rahang membiru berkaus cokelat memberikan aba-aba pada pria disampingnya. Aku tersentak.
Dooorr...Doorr..Doorr...peluru ditembakkan oleh anak buah Bargo mengarah pada wanita misteris, juga ke arahku.

Wanita itu mengangkat tangan kanannya. Aku benar-benar tak percaya dengan penglihatanku. Tiga peluru yang melesat cepat dalam satu jentikan berubah menjadi abu. Tak terima dengan yang dilihat, orang-orang Bargo bergerak hendak mengeroyok wanita dihadapanku. Wanita itu mengangkat tangan kirinya...Bargo dan orang-orangnya terpental lalu melayang tinggi....senjata mereka terlepas dari genggaman… Mereka semua lenyap.
Aku mengucek mataku. Sama sekali tak percaya pertunjukkan seperti sulap di depan mataku.

“ Siapa kau sebenarnya?,” ulangku.

Wanita misterius tersenyum indah. “ Aku adalah Dyah Pitaloka Citraresmi.”



***TAMAT***
 
Terakhir diubah:
Pertamax Agan Me- V. Terima kasih sudah berpartisipasi di LCPI 2016. Semoga sukses!
 
keren.macam pilemnya om nicolas cage.lupa judulnya.
 
Terima kasih banyak agan john Robert...terima kasih sudah nyemangatin terus gan...kalau engga uda pasti gapost deh 😢....terima kasih gan...atas dukungan...dan segalanya gan...
 
Terakhir diubah:
Terima kasih banyak agan awan samudera..waduh saya jadi merasa tersanjung..mash jauh gan dgn cerita2 nicolas cage mah
 
awalnya ane juga mau ngambil tema perang bubat tapi takut karna masih jadi kontroversi hingga sekarang :ampun:
buat orang yang lahir dari suku sunda peristiwa perang bubat menyakiti hati orang sunda :ampun:
cerita yang berkembang di suku sunda. berawal dari sumpah palapa Gajah Mada. dari semua kerajaan di nusantara hanya kerajaan sunda yang tidak ditahlukan, karena leluhur majapahit berasal dari sunda.
terjadilah peristiwa dimana Hayam Wuruk ingin menikahi putri Dyah Pitaloka dan untuk mempererat persaudaraan kedua kerajaan. pihak kerajaan sunda sempat keberatan pernikahan di adakan di majapahit, karna sesuai adat seharusnya pihak laki-laki yang datang ke pihak perempuan bukan sebaliknya. namun akhirnya raja Linggabuana memutuskan pergi demi menjaga persaudaraan. hanya membawa rombongan pengantin dan sedikit pasukan karna niatnya akan menikahkan anaknya.
akhirnya rombongan kerajaan sunda sampai ke majapahit dan ditempatkan dipesangrahan bubat.
timbul niat Gajah Mada untuk menguasai Kerajaan Sunda. Gajah Mada ingin memenuhi Sumpah Palapa. Gajah Mada membuat alasan oleh untuk menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat adalah bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit.
tidak terima, raja Linggabuana memaki Gajah Mada karna tidak sesuai niat awal. terjadi pertempuran tidak seimbang. mengakibatkan tewasnya semua rombongan sunda.
keberanian raja sunda membela kehormatan kerajaanya hingga di juluki Prabu Wangi dan Raja" sunda setelahnya bergelar siliwangi.

yang ane rasakan sampai saat ini akibat perang bubat ini. dilarangnya nama Majapahit, gajah mada, hayam wuruk digunakan sebagai nama jalan di Bandun maupun jawa barat. muncul juga larangan menikah dengan orang luar harus dengan orang sunda lagi.

adalagi cerita bahwa kecantikan dyah pitaloka karna didalam badannya terdapat Wahyu nusantara. konon jika ingin memimpin seluruh nusantara harus mendapatkan wahyu nusantara. namun cara yang dilakukan gajah mada salah. berbeda dengan presiden Soekarno mendapatkanya dengan menikahi inggit garnasih yang katanya turunan langsung raja" sunda. saat ini jika ingin melihat wahyu nusantara bisa melihat kecantikanya di wanita" dari Bandung, cianjur dan sumedang.

mungkin dipihak majapahit dan turunanya pasti berbeda ceritanya makanya masih jadi kontroversi.

sorry kalo so tau om :ampun: ceritanya bagus. berasa film luar yang bermain kode" rahasia padaa masa lalu :)
 
national treasuru mungkin yah om :D tapi dari judulnya kaya film Mamang leonardo the da vinci code
:)

nah itu maksudnya.mirip2 da vinci code juga.yg lalu biarlah berlalu.yg jelas sunda-jawa(majapahit) msh satu garis keturunan.kalingga
 
Terima kasih banyak agan kelinci berdasi atas dukungannya....bener bubat memang masih amat sangat kontroversi...dan ada banyak versi...mudah2an berkenan di hati ceritanya..betul...sunda jawa memang masih satu garis keturunan....dan masih sama2 orang indonesia mudah2an damai terus hehe
 
Wow.. Penyatuan genre yang menarik..

Ane juga tadinya mau bahas soal bubat ini.. Tapi ane akhirnya milih tema lain.

Ceritanya menarik! Menguak misteri dibalik perang Bubat dengan dibalut kisah modern. Salah satu favorit ane untuk menang di lcpi kali ini. Good job suhuu! :ampun:
 
Waduh mbak lerlah....saya bukan suhu mbak...masih newbe...terima kasih ya mbak atas dukungannya...
 
:vampire:

Ijin ninggalin jejak buat :baca: ntar malem..

Sekilas baca :mantap: gan..

Selamat gan Udah berhasil rilis cerita..
 
Weehh..genre culture action :top:

:cendol: ijo semangat :semangat:
 
:vampire:

Ijin ninggalin jejak buat :baca: ntar malem..

Sekilas baca :mantap: gan..

Selamat gan Udah berhasil rilis cerita..



Terima kasih banyak agan andrew blackside atas dukungannya...mangga mangga silahkan mudah2an berkenan dgn ceritanya....waduh yg agan mah suami saya..
 
Maaf, ada yang harua dikoreksi. Trowulan berada di mojokerto, bukan probolinggo. Sekali lagi mohon dikoreksi.
Terima kasih :ampun:
 
Maaf, ada yang harua dikoreksi. Trowulan berada di mojokerto, bukan probolinggo. Sekali lagi mohon dikoreksi.
Terima kasih :ampun:


Terima kasih paidikage....dengan besar hati saya memohon maaf atas kesalahan letak...saya nulisnya sambil ngurus anak&suami jd kebalik2 plus digedor2 kerjaan....terima kasih atas koreksinya...lebih tepatnya di mojokerto,jawa timur...
 
ane-borkmark-dulu-gan.....mudah2an-kaga-kehabisan-referensi-dalam-menggarap-kisah-ini.....kalo-tentang-kebudayaan-nusantara-sebenarnya-banyak-di-selewengkan-ama-pihak-asing{UNESCN}-dengan-dalih-pemeliharaan....padahal-kitab2-kita-terdahulu-telah-di-ambil-oleh-mereka-dengan-kedok-jual-beli-rempah2.....nusantara-hebat-gan-sampai-wilayah-perdagangan-kita-dahulu-sampai-ke-wilayah-asia-tengah-dan-asia-utara.....
 
Terima kasih banyak agan andrew blackside atas dukungannya...mangga mangga silahkan mudah2an berkenan dgn ceritanya....waduh yg agan mah suami saya..

Jadi :malu: ternyata fm member. Abis nggak ada da tag fm nya sis..

Baru selesai :baca: sis.. berasa kayak film indiana jones sis.. :jempol:

Ternyata bubat juga ada hartanya sy kira cuma perang doang sis.. hehehe

:cendol: sent sis..
 
Bimabet
Jadi :malu: ternyata fm member. Abis nggak ada da tag fm nya sis..

Baru selesai :baca: sis.. berasa kayak film indiana jones sis.. :jempol:

Ternyata bubat juga ada hartanya sy kira cuma perang doang sis.. hehehe

:cendol: sent sis..

Hehe iyaaa blm tau cara ngurus fm membernya...ini postingan&cerita pertama saya...ini jg dibantuin suami cara2 ngepośtingnya wahahaha... makasi ya gan cendolnya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd