Lanjutan
Sesampainya di cafe yang dimaksud. Renata langsung mencari tante Soffie, akhirnya terlihat Sofie di ujung ruangan, terlihat sesosok wanita yang jauh berbeda penampilannya ketika saat ia temui sebelumnya, tante Sofie memakai pakaian cardigan coklat tak terlihat sedikitpun kesan seorang pelacur malahan terlihat elegan dan anggun, Meskipun sudah 40an Renata mengakui bahwa tante Soffie terlihat cantik dan menarik malam ini.
"..Maaf sudah lama menunggu.." sapa Renata sambil duduk dihadapan Soffie.
"Enggak baru aja smp 5mnt yg lalu.. Silahkan suduk mau pesen minum apa?.." Sambil memanggil waiter
"..Makasih.. Teh hangat aja.." jawab Renata
Setelah memesan minuman, Sofie langsung membuka pembicaraan
"..Meskipun saya gak mengenal mbak, tp sy yakin mbak adalah seseorang yg spesial bagi Anton.. Siapa nama mbak.."tanya Soffie
"..Makasih.. Kalo anda menyangka demikian.." Jawab Renata yg berbicara tegas seolah seperti menjaga jarak
"..panggil aja tante.. " balas Soffie
Renata mengangguk
"..Kalo boleh tau apa maksudnya mbak..memberikan no telepon mbak, pada saya.." tanya tante Sofie
"..Renata.. Itu nama saya.. panggil saja Rena..” renata memperkenalkan diri
".. Sebentar kamu Renata anak pak Darma..??" ujar soffie sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya, seolah tak percaya dihadapannya adalah teman kecil anaknya, matanya mulai berkaca kaca, dijawab dengan anggukan oleh renata
"..Saya gak maksud apa2 memberikan no telp, hanya saja tadi saya tak ingin berkepanjangan,.. saya gak tau apa yang ada dibenak tante, Maaf...!! tante menjual tubuh tante menjadi seorang wanita penghibur pun, pasti ada alasanya..!!.. tapi maaf tante, bagaimanapun kondisinya tante tetap seorang ibu Anton, sekali lagi mohon maaf, jika itu pilihan hidup tante, saya harap tante lebih baik jauhi Anton, saya gak mau anton menambah dosanya... Hanya untuk membenci tante..” Papar renata
"..hiiks.." Sofiie langsung menangis.. "..Maaf.. Tante yg salah..semua ini gara gara tante..hiiks.."
"..Makanya sekarang saya sekalian mau bilang aja.. Kalo emang merasakan salah trus kenapa tante tidak merubahnya.." ujar Renata dengan nada tegas,..
.."..Lebih baik tante lupakan Anton jangan cari dia.. Anggap saja Anton telah tiada.. Maaf saya katakan ini, sy gak mau masalah hidup keluarga tante berlarut larut , jangan buat semua masalah tante menjadi beban dan menambah dosa bagi Anton.." Renata sambil menatap tajam soffie
Sambil meneteskan airmata Soffie hanya menatap Tajam renata.
"..Tante tersinggung dengan ucapan saya.." tanya Renata
Sofie tak menjawab.. Hanya isak tangis yang terdengar
"..Ya saya mengerti pasti tante sangat tersinggung dengan omongan saya.. Tapi saya tau apa yg dirasakan anton saat ibunya kepergok selingkuh oleh dia beserta papahnya.. Apalagi dengan santainya melenggok telanjang bulat tanpa merasa bersalah sedikit pun, Dihadapan mereka.." Ujar Renata Tersenyum sinis.
"..... Kamu tau darimana itu semuanya...!??!" Ujar soffie pelan sambil mengusap airmatanya
"Enggak usah tante menanyakan hal itu... Mungkin itu saja yg saya mau sampaikan, lebih baik sekarang tante mulai lupakan mereka.., Maaf ini musti saya ucapkan demi kebaikan tante juga.. Makasih tante atas waktunya.."
Renata langsung berpamitan beranjak ..
"..Sebentar.. Ada yg mau saya ceritakan.. Saya harap kamu dengarkan dulu ..” cegah Soffie
Renata menatap soffie.. Lalu kembali duduk.
" Sebenernya ini semuanya akibat masa lalu tante, tante terlalu percaya akan cintanya pada tante hiiks..” Soffie kembali menangis,
“..dulu sebelum aku menikah dengan papahnya anton, sejak sma tante menjalin kasih dengannya.. Yach lelaki yang berselingkuh dengan tante itu adalah kekasih tante dulu, dia cinta pertama tante....... Tante.. Tante.. Terlalu bodoh..hiiikks..
Soffie diam sejenak menarik nafas dan mengusap air matanya..
".. Hiikks ternyata dia memanfaatkan tante hingga tante tidak bisa menolaknya...hiiiks Tante terjebak oleh permainannya,.. Hiiks Tapi itu semua tante lakukan..!!.. "
"..Maaf gak usah diteruskan.." Renata memotong soffie..
"..Eh kenapa tante belum selesai, menceritakan inj semua..?? Tanya soffie heran sambil mengusap airmatanya
"..Karena bagi saya, jangankan memberikan saran pendapat.. Untuk menilai pun aku rasa pun tak pantas.." ujar Renata
"..Mengapa.." tanya Soffie
"..Karena tante gak mengerti apa artinya sebuah pernikahan.. Jika tante mengerti arti sebuah ikatan Pernikahan, semua ini gak akan terjadi....!! .. Jadi jikalau saya kasih saran pendapat pun yang ada hanya rasa sesal yang mendalam bagi tante.. Maaf tante jika saya berkata demikian, jadi menurut saya Nikmati aja hidup tante yg sekarang,
Jalani aja yg menurut tante itu jalan terbaik, dan jangan ganggu anton.." Ujar renata
"..Eh.. Kok kamu begitu.. Pada tante..?" tanya Soffie, Makin heran akan sindirian pedas renata pada dirinya
Renata tersenyum. "..Seperti yg sy katakan dengan sindiran pun tante tidak mengerti.. Maaf tante sy terlalu lama berbincang dengan tante.. Tante boleh hubungi saya jika tante sudah mengerti.."
Renata berdiri, lalu beranjak meninggalkan Soffie yang hanya termenung terdiam mendengar pernyataan Renata tadi.
Saat renata keluar dari cafe meninggalkan soffie yang masih duduk di meja kafe.. Beberapa langkah di pintu masuk kafe dia tiba tiba berhenti melangkah,
“.. jika kamu penasaran dengan apa yang aku lakukan mengapa kamu musti sembunyi sembunyi dibelakang ku..?’ ujar renata tanpa menoleh sedikit pun.
“.. maaf gue Cuma khawatir ada apa apa dengan loe.., Ren maaf kalo gue curiga..! jawab dai sambil keluar dari balik tembok pintu, lalu dai berdiri disamping renata
"..Ren ternyata loe lebih tau, apa yang mereka hadapi, apa yang mereka mau, sekarang gue minta dengan sangat ke loe, gue harap loe trus bantuin Anton, terlalu lama masalah dia pendam sendiri, gue yakin loe pasti bisa..!! Ujar Dai. Memandang renata dari samping,
".. Tapi, haruskah loe membohongi anton..? Apa bedanya loe dengan dia jika loe membohongi seseorang yang loe sayangi.." tanya dai tiba tiba
"..eh.. Kenapa kamu tanyai itu.." renata balik bertanya
"Enggak gue hanya bertanya apa bedanya loe dengan dia , loe berbohong ke anton hanya untuk nemuin dia..?" Dai Mempertegas pertanyaan awal
"..fuuu.." Renata menarik nafas, akhirnya renata membuka pembicaraan,
".. Aku Sebenarnya tak ingin ikut campur urusan pribadi anton dengan mamahnya karena aku sadar diri apa hak ku untuk mengetahui semuanya, tapi semua ini aku lakukan demi aku sendiri aku gak mau anton menyesali semuanya, aku gak mau anton terus menerus dirundung amarah kebencian pada mamahnya, aku ingin anton bahagia karena itu cukup buat aku hidup bahagia melihatnya..." renata terdiam sejenak lalu
".. Kadang berbohong demi kebaikan pun ada baiknya kita lakukan, ..yach dulu aku merasa yakin tante soffie benar benar melakukan semuanya, tapi seiring waktu rasa itu mulai bimbang, kamu tau apa yang bikin aku bimbang atas tante soffie..?"
Dai menggelengkan kepala,
".. Disaat aku melihat tante soffie di depan rumah anton, aku lihat ada penyesalan, bukan penyesalan karena dia meninggalkan anton demi selingkuhannya, tidak, bukan itu tapi yang aku lihat hanya penyesalan atas pilihan yang dia ambil untuk meninggalkan semua harapan dan kebahagiaannya demi untuk yang dia sayangi, hanya saja dia tak sanggup mengutarakannya, di benaknya hanya kebencian dari anaknya yang mampu menyelesaikan itu semua, tapi itu semua tak bisa dia dikendalikan, yach perasaannya.... karena ikatan bathin seorang ibu dan anak tak kan bisa hilang begitu saja, yach aku menyadari itu ikatan bathin tante soffie ke anton tak hilang begitu saja, ini yang membuat aku bimbang..
"..trus apa yang loe katakan saat menemui dia tadi..?"
"..Sebenarnya aku hanya mengingatkan dia saja, yach hanya mengingatkan dia, itu pun terserah dia mau dibawa kemana perkataan ku tadi..!!"jawab renata lalu melanjutkan langkahnya pulang ke rumah anton, diikuti dai dibelakangnya.
____________________________________
Selang waktu tak lama, Soffie pun meninggalkan kafe kembali pulang, dalam perjalanan pulang. Soffie Dengan langkah yang tak menentu dalam benaknya hanya menyesali semua atas tindakannya yang menyakiti anton, dulu dia sengaja melakukan semua agar surya khususnya anton membenci dirinya dan melupakannya, ternyata pikirannya salah, makin soffie menjauh rasa rindu akan keluarganya menjadi besar, dan yang lebih menyakitkan disaat dia sukses membuat kebencian dari anton membuat hati soffie menjadi lebih hancur, seakan tidak menerima,
"..Yach.. Aku memang wanita bodoh mengambil jalan untuk meninggalkan suami dan anakkku hanya untuk keputusan yang bodoh, Bukannya aku tidak mengerti makna suatu pernikahan ini, tapi semua ini karena rasa sayang aku pada mereka, ketakutanku akan ancaman hendra yang membuat aku membuang rasa malu ini agar mereka membenci aku, ternyata inilah kesalahan terbesarku aku yang tidak mau mengerti akan perasaan anakku sendiri .." dalam benak soffie
Semua ini Soffie sadari semuanya dia membayangkan disaat terpergok selingkuh pertama kali waktu dulu, melihat reaksi anton ketika itu
"..Jika saja dulu aku berani berterus terang pada mas Surya semuanya, mungkin saat ini Aku pasti bahagia bersama keluarga ku.. " lanjut Soffie dalam benaknya
Sebenernya soffie menyadari dimana letak kesalahaan, disaat dia sudah menerima menjadi istri surya seutuhnya, dia tak mau berterus terang pada surya siapa dirinya dulu ketika saat dia diminta untuk mendekati surya oleh hendra.
Kakinya terus melangkah menuju bangunan dimana tempat dia menjadi budak pemuas nafsu,
***
Ketika dia memasuki, terlihat semua wanita anak didiknya berkumpul di ruang depan seakan mereka menunggu dirinya, bangunan yang dulunya ramai sekarang sepi tanpa pengunjung, apalagi setelah kejadian tadi yang menimpa ko Apong, semua kaki tangan ko Apong disaat mereka dilepaskan bang Iwan, semua pada kabur lari ketakutan tak menunjukan batang hidungnya lagi, yang akhirnya aktifitas dimalam ini semua terhenti
"... Mih.." ujar ratna salah satu anak didiknya, soffie hanya membalas dengan menatapnya, lalu dia duduk bergabung.
".. Ada apa.. Kenapa kalian sperti kebingungan..?.. Tanya soffie.
".. Mih, gimana selanjutnya dengan nasib kita semua.. Apa kita terus lanjut disini.. Sekarang hanya mamih soffie yang jadi pimpinan kami semua.. " ujar ratna, karena ratna yang lebih dekat dengan soffie mencoba membuka pembicaraan menjadi perwakilan dari yang lainnya.
Mata soffie terpejam sesaat, tak lama dia tersenyum pada mereka semua sambil memandangi satu persatu wajah anak buahnya.
".. Ffuufff ....Aku tau siapa kalian semuanya, tak seorangpun dari kalian yang ingin hidup seperti ini begitu juga aku, semua ada alasannya yang membuat kita jadi begini.." soffie terdiam lagi.
Lalu dia berdiri berjalan ke tengah mereka..
".. Aku akan pikirkan malam ini, aku terlalu lelah memikirkannya, aku ingin beristirahat.. Mudah mudahan besok aku bisa menemukan jalan keluarnya.. Apa kalian keberatan..?" Tanya soffie, semua menggeleng.. ".. sudahlah sekarang kalian sekarang tidur.. Istirahatlah..!!
Soffie kemudian pergi ke salah satu kamar untuk beristirahat, saat dia berbaring pikirannya melayang pada saat dia dulu pertama mengenal hendra
Bersambung
NEXT -----> ~~EPISODE 21~~