Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Perjalanan Hidup Anak Bali

Poll fantasy seputar ojek yg seperti apa untuk chapter 5 nanti

  • Penumpang muda / Perawan

    Votes: 42 35,3%
  • Penumpang Setengah baya

    Votes: 17 14,3%
  • Penumpang kantoran

    Votes: 21 17,6%
  • Penumpang Berhijab

    Votes: 65 54,6%
  • Penumpang ekshib / maniac

    Votes: 19 16,0%
  • Lain2 silahkan isi di kolom komentar

    Votes: 2 1,7%

  • Total voters
    119
  • Poll closed .


“Panggilan untuk para penumpang pesawat Elang Air nomor penerbangan EL-933 tujuan Ternate silahkan dipersilahkan memasuki pesawat melalui gerbang 3”


Terbang lagi, Lebih ke timur lagi. Kita menuju Ternate untuk pembukaan beberapa store Indromaret di wilayah Maluku Utara. Kali ini aku ditemani oleh salah seorang seniorku bernama Ratih. Ia bergabung dengan tim recruitment Indromaret sudah cukup lama. Sudah hampir 2 tahun. Pengalamannya jelas jauh di atasku yg baru sekali melakukan tugas ini. Namun sayangnya Ratih ini orang yg sangat tertutup sekali. Bisa dibilang dia ini tipe wanita yg dingin. Saat di bandara Soeta, beberapa kali aku mengajaknya bicara namun ia menjawab seperlunya saja. Bagiku ini sebuah masalah, karena aku dan dia bekerja dalam sebuah tim yg ditugaskan dalam tugas yg sama. Jika dia sulit diajak berkomunikasi seperti ini, aku tidak yakin jika hasil akhirnya akan sesuai dengan yg diharapkan. Namun itu menjadi tantangan tersendiri bagiku bagaimana aku bisa membuatnya sedikit enjoy berkomunikasi denganku.


Perjalanan dari Jakarta ke Ternate memakan waktu kurang lebih 4 jam 30 menit. Diatas pesawat aku dan Ratih hanya diam saja tanpa perbincangan. Ia sibuk dengan buku bacaannya, buku dengan judul “sebuah seni untuk bersikap masa bodoh”. Ya pantaslah jika pada akhirnya dia bersikap seperti itu. Okelah aku tak akan mengusik karena ini masuk ke ranah hak asasinya. Namun ketika sesuatu yg berhubungan denganku menjadi terusik. Maka aku tak segan melakukan apapun untuk menyelesaikannya.


Pesawat Elang Air yg kita tumpangi landing dengan mulus di bandara Sultan Baabullah walaupun cuaca cukup buruk untuk landing dengan baik. Namun karena kecakapan sang pilot, pesawat ini menyentuh tanah dengan halus dan aman. Bandar udara Sultan Baabullah, Sebuah bandara yg indah dengan landscape latar belakang yg sangat menakjubkan. Gunung Gamalama yg tinggi menjulang seakan menghabiskan ruang kosong di kanvas seorang pelukis jika ia melukiskan apa yg aku lihat saat ini. Inilah Indonesia,negeri kaya dengan berjuta kekayaan alam dan dengan keindahannya. Satu Hal yg membuatku sekali lagi, lagi dan terus bangga menjadi salah seorang putra pertiwi.


Selepas mengambil barang bagasi, aku dan Ratih langsung bergegas memesan sebuah taksi dan meminta sang supir untuk melajukan kendaraannya ke lokasi yg kita minta. Setelah 1 jam perjalanan dari bandara akhirnya kita sampai di sebuah toko Indromaret terbesar di Ternate. Di sini lah nantinya kita akan melakukan walk in interview kepada para pelamar kerja. Setelah bertemu dengan Store manager dan juga para owner yg nantinya akan membuka cabang Indromaret di wilayah Maluku Utara, aku dan Ratih langsung bergegas menuju Hotel karena kita berdua sudah lelah membawa barang bawaan kita.


Lokasi Hotel tak jauh dari lokasi store Indromaret itu. Cukup berjalan kaki selama kurang lebih 5 menit maka kita telah sampai di lokasi. Hotel tempat aku dan Ratih menginap cukup nyaman. Terdapat restaurant dan juga lounge didalamnya. Untuk sekelas hotel bintang 2, ini sudah lebih dari cukup menurutku. Sore hingga malam hari aku dan Ratih tidak terlibat banyak percakapan. Kita hanya berbincang sedikit ketika sedang makan malam. Selesai makan, Ratih kembali ke kamarnya tanpa ada obrolan-obrolan santai sebelum tidur.


Akhirnya aku menghabiskan waktu dengan cara melakukan video call bersama Stefanie. Malam itu aku dan Stefanie melakukan VC hingga aku dan dia sama-sama tak sadar dan tertidur. Pagi hari saat aku bangun, aku melihat video call masih dalam kondisi terhubung. Lalu saat ku melihat persentase battery handphone ku,aaaagggghhh. Battery tinggal tersisa 7%. Lucky number? Hmmm, Bullshit. Lalu aku mencharge handphone ku, sedangkan aku mandi dan bersiap untuk bekerja pagi ini. Saat aku sedang pakai pakaian, bell berbunyi. Ternyata Ratih telah siap untuk bekerja. Sedangkan aku baru saja selesai mandi. Aku memintanya untuk menunggu sebentar. 5 menit kemudian aku telah siap dan kita berdua mulai berangkat.


Sesampainya di toko, para pencari kerja telah mengantri. Perkiraanku hari itu ada sekitar 500 orang yg hadir. Ratih memberi kata sambutan dan memberitahu apa saja persyaratan untuk terdaftar menjadi kandidat. Sedangkan aku sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Orang pertama sudah mulai memasuki ruangan interview. Orang pertama selesai dilanjut yg kedua, ketiga dan seterusnya. Setelah 23 Orang pelamar, akhirnya ada 1 orang yg menurutku cocok untuk masuk menjadi kandidat yg terpilih.


“selamat pagi pak, bu”

“iya selamat pagi, perkenalkan nama kamu” jawab Ratih sedikit jutek

“nama saya Iren Kurniasari. Saya lulusan SMK pemasaran di SMK Karya Ternate”

“Oke Iren. Mau ngelamar di posisi apa nih?” tanyaku padanya

“saya mau melamar untuk bagian kasir pak”

“pernah jadi kasir?”

“iya pak. Sementara saya masih bekerja sebagai kasir di toko bahan bangunan di pusat kota ternate”

“masih kerja? Kamu mau main-main atau coba-coba ya. Saya gak cari yg begitu. Oke skip” jawab Ratih ketus

“eh tunggu dulu Bu Ratih. Kita belum tau kan apa motivasi dia melamar di sini” aku menyela

“oke kalo gitu. Coba kamu siapa kamu. Iren. Coba sebutkan apa motivasi kamu ikut walk in interview ini?”

“motivasi saya adalah, saya ingin bekerja ditempat yg dekat dengan rumah saya. Lagipula saya tau betapa besar nama Indromaret ini. Meskipun disini masih sangat jarang toko indromaret. Namun saya yakin, suatu hari indromaret akan sukses di sini”

“oh gitu. Bagus juga kotivasi kamu iren. Emang rumah kamu dimana?” aku bertanya padanya

“Bagusnya dimana pak? Motivasi macam apa itu?” Ratih menyela

“maaf Bu Ratih kalo tidak berkenan dengan saya. Saya tinggal di Morotai Pak Wayan. Disana nantinya akan ada toko baru yg dekat dengan rumah saya. Jadi saya tidak perlu jauh dari keluarga saya lagi pak. Terlebih saya baru saja memiliki seorang keponakan yg sedang lucu-lucunya”

“oh begitu ya. Oke good Iren. Untuk selanjutnya kami akan menghubungi ya jika kamu terpilih”

“iya pak wayan. Terimakasih sudah memberikan kesempatan ini. Oh iya setelah ini mungkin kakak saya yg akan interview”

“oh kamu sama kakak kamu ya”

“iya pak. Kakak ipar saya sih sebetulnya dia pernah bekerja di Jakarta pak, dia mau melamar untuk posisi Store Manager ”

“oh begitu. Oke deh kalo gitu. Oke Iren terimakasih”

“oke next” Ratih meminta orang selanjutnya masuk


“Oke mas, silahkan perkenalkan dirinya”

“Selamat siang pak, bu. Perkenalkan nama saya Algam. Saya ingin melamar diposisi staff pak”

“oke kamu lulusan apa?”

“saya lulusan SMA pak”

“pernah kerja dimana Algam?”

“saya selama ini bekerja membantu ayah pak. Jualan sayur dipasar”

“oh begitu. Sungguh mulia sekali kamu ini. Oke Algam, untuk selanjutnya kami akan menghubungi kamu kalo kamu terpilih ya”

“iya pak. Terimakasih”

“next” Ratih berkata


Aku perhatikan Ratih seperti tidak ada semangat menjalani pekerjaan ini. Terlihat wajahnya selalu saja jutek. Menanyakan pertanyaan dengan nada yg selalu tinggi. Menurutku itu sangatlah tidak baik untuk citra perusahaan. Walaupun para pelamar mungkin berbeda tingkat pendidikan bahkan tingkat sosialnya, aku merasa bahwa tidak sepantasnya ia melakukan hal seperti itu. Selanjutnya interview untuk posisi Store Manager. Satu persatu calon pelamar masuk untuk melakukan wawancara dengan ku dan Ratih. Tapi, entah mengapa aku sangat penasaran dengan Iren yg tadi sempat wawancara. Pada dasarnya aku suka dengannya. Aku melihat bahwa ia memiliki sifat telaten dalam bekerja. Namun Ratih memiliki pendapat lain. Dilain sisi aku pun cukup kasihan kepadanya yg harus bekerja jauh dengan orang tuanya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk membujuk Ratih agar memasukkan Iren ke daftar kandidat yg diterima. Setelah beradu argumen dengannya dan bertanya langsung pada Ibu Rina di HO, akhirnya Ratih memasukkan nama Iren ke daftar kandidat yg diterima.


“oke last sebelum makan siang”

“haduh Bu Rina Telpon lagi ni Tih. Baterry habis pula. Gw ke hotel dulu ya ambil charger. Tadi lupa gak kebawa”

“ah gimana sih lu. Perlengkapan buat dirilu sendiri aja sampe ketinggalan. Prepare lu mana? Makanya kalo bangun tuh pagi.siapin segala sesuatunya baru jalan”

“iyaaa bu Ratiiih”

“laaah. Eh elu tuh anak baru jangan belagu ya. Mentang mentang yg bawa si Grace jadi songong lu ya”

“maaf kalo saya dianggap songong. Yaudah lanjut saya mau ke hotel ambil charger”


Saat aku hendak keluar ruangan. Seorang wanita berpapasan denganku di depan pintu. Lalu ia menyapaku


“Wayan?”

“Eh. Nggg siapa ya? Kayaknya aku kenal deh”

“Eh nggak kok. Maaf aku salah orang”

“oh gitu. Oke, maaf ya saya lagi buru-buru”

“iya pak. Hati-hati dijalan”

“iya makasih. Mau interview ya? Sama bu Ratih dulu ya. Saya buru-buru nih. Boss saya telpon tapi hape saya hampir mati”

“iya pak”

“oke good luck”


Aku bergegas ke kamar hotel dan mencharge handphone ku. Tak lama berselang Ibu Rina menelpon.


“halo way, lupa tanya tadi. Jadi gimana disana? Banyak kandidat yg bagus?”

“lumayan lah bu. Kayaknya sih mudah bu cari kandidat yg sesuai”

“oh gitu. Bagus deh kalo gitu Way. Inget jaga kesehatan”

“iya bu. Eh btw gilang aman?”

“aman Way. Makasih ya”

“iya bu sama-sama”

“oke deh udah dulu ya. Mau meeting nih. Katanya mau ada recruitment di Batam. Nanti kalo dapet kamu langsung terbang kesana ya. Nanti duet sama Grace lagi”

“siaaap bu boss”

“tapi gak boleh ngapa-ngapain ya sama Grace”

“hmmm tergantung sih bu”

“tergantung apa?”

“ya tergantung suhu udaranya disana”

“bisa aje lu ah. Dasar om-om girang”

“yeee… gini-gini juga ketagihan kan”

“hahaaha… awas aja kalo balik ke Jakarta gak mampir ke apartemen ku. Sp3 langsung”

“waduh…. Iya deh bu iya. Eh bu, Ratih itu orangnya kok gitu sih bu.”

“gitu gimana?”

“ya itu jutek”

“oh itu. Deketin dong Way. Kamu kan jago”

“ya gimana mau deketin. Orang diajak ngobrol aja susah.”

“ya emang sih. Dia lagi masa galau. Habis ditinggal nikah mantannya”

“oh gitu. Kasian ya”

“iya Way. Makanya Way hibur dia dong”

“iya bu iyaaa”

“yaudah ah. Aku dah di telponin terus nih. Disuruh ke ruang meeting”

“yaudah bu. Semangat”

“oke Way. Kamu juga ya”

“iya bu. Siang”

“siang way”


Setelah makan siang aku kembali bekerja. Aku mereview 2 orang yg tadi terlewat. Karena nantinya jabatan mereka cukup penting. Maka dari itu pengambilan keputusan haruslah dilakukan berdua antara aku dan juga Ratih.


“Way. Yg ini bagus nih. Pernah kerja di Jakarta. Disana dia jadi Accounting selama 8 tahun. Aku rasa bagus nih buat jadi store manager buat di Morotai. Cuma masalahnya, dia ini kakaknya si Iren. Yg tadi kamu pengen banget masukin namanya”

“oh gitu. Wah bagus dong pengalaman kerjanya bisa bermanfaat disini. Coba gue liat CV nya”

“Nih CVnya way”

“oke sini gue baca dulu”

“gimana way bagus kan?”


Aku shock saat melihat CV pelamar tersebut. Sungguh tak bisa berkata apa-apa saat membaca nama dan tempat ia bekerja sebelumnya


“wayan. Halooo”

“eh iya bagus kok Tih. Gue suka sama pengalaman kerjanya”

“terus adeknya gimana?”

“taroh distore lain aja. Kan dimorotai ada 2 yg buka. Ya salah satu aja lah”

“oh gitu yaudah. Gue setuju sama lu Way. Btw maafin sikap gue ya Way. Gue sadar kok kalo gue terlalu jutek sama lu”

“yaelah Tih. Kalem aja lagi. Nyantai aja. Gue gpp kok”

“beneran Way?”

“iya tih. Yaudah udah sore. Balik dulu yuk. besok lanjut lagi”

“oke deh yuk. Cuss”


Malam hari aku dan Ratih makan malam bersama. Dari sana aku mengetahui apa yg sebenarnya menjadikan ia seperti sekarang ini. Terutama terhadap laki-laki. Ternyata ia trauma terhadap janji manis laki-laki karena mantan kekasih sebelumnya meninggalkan ia hanya demi mengejar wanita yg lebih cantik daripada dia. Padahal menurutku Ratih ini sudah cukup cantik. Tapi balik lagi ke selera orang, karena masing-masing orang memiliki seleranya sendiri-sendiri. Yg jelas bagiku, wanita itu istimewa. Tak peduli ia cantik, atau pun tidak. Bagiku yg terpenting adalah sikapnya. Selepas makan malam aku dan Ratih kembali ke kamar masing-masing. Malam itu aku chat dengan Stefanie dan juga Devi. Hanya sekedar basa-basi menanyakan keadaan di Jakarta saja. Selain chat dengan mereka, aku juga chat dengan seseorang. Seseorang yg telah lama menghilang bahkan sebenarnya telah aku lupakan. Namun entah mengapa aku dan dia dipertemukan kembali disini. Aku pun mendapatkan nomor handphone terbarunya dari CV yg tadi sore aku lihat.


Malam setelahnya aku dan dia kembali bertemu setelah lebih dari 5 tahun berpisah. Ia kini telah berbeda. Wajahnya tak lagi secantik dulu. Tubuhnya pun tak lagi selangsing dulu. Kini ia sudah resmi menjadi seorang ibu dengan lemak yg menempel di sana sini. Pantas saja jika siang hari sebelumnya saat ia berpapasan denganku dan menyapaku, aku tidak mengenalinya. Karena memang sudah banyak perubahan yg terjadi pada dirinya. Kesalahan yg ia lakukan padaku dahulu pun telah aku maafkan. Tak ada lagi dendam dalam hati ini. Meskipun rasa jengkel tetaplah ada, namun aku menganggapnya sebagai bumbu pelengkap dalam semangkuk sayur lodeh. Apa jadinya jika sayur lodeh tidak ada rasa pedasnya.


Dalam percakapan itu ia menceritakan banyak hal tentang dirinya. Ia bercerita tentang bagaimana dia jatuh hingga ke dasar lembah nista yg terdalam. Cintanya hilang, karirnya hancur berantakan, bahkan nama baiknya tercoreng. Maka dari itu dia memutuskan untuk lari dari hiruk pikuk kota Jakarta dan terdampar di Morotai. Mendengar ceritanya hatiku luluh, tak kusangka jika hanya karena nafsu akan sebuah jabatan di kantornya. Akhirnya dia harus kehilangan segalanya. Seketika semua rasa dendamku padanya sirna. Waktu berjalan sangat cepat malam itu. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIT. Ia pamit padaku karena ia merasa tak enak hati jika pulang terlalu malam seperti ini. Aku hanya bisa mengantarnya sampai pintu lobby hotel. Setelahnya ia pulang menggunakan taksi.


Saat aku hendak naik ke atas dan menunggu lift turun, Dari dalam lift Ratih keluar dan berpapasan dengan ku. Aku bertanya kepadanya hendak kemana. Dia menjawab, mau cari minum. Lalu aku putuskan untuk mengantarkan mencari minuman


“lu darimana way?”

“eh itu tadi ada temen gue. Udah lama banget gak ketemu sama dia. Eh tau-taunya malah ketemu disini”

“oh gitu. Dia nginep di hotel ini juga?”

“eh nggak kok. Dia sekarang tinggal di Morotai”

“hmmm gitu. Kebetulan banget ya way. Eh by the way ada apaan dia disini Way? Sengaja ketemu sama lu gitu, apa gimana?”

“hmmm, sebenernya dia yg kemarin ikut walk in”

“realy? Yg bener?”

“iya”

“yg mana orangnya?”

“kakak iparnya si Iren. Namanya Joana”

“o alah iya gue inget. Pantes waktu gue sodorin CV nya muka lu agak aneh gitu. Gak nyangka ya bakal ketemu temen lama disini”

“iya Tih”

“eh tunggu deh. Kalo liat ekspresi muka lu, kayaknya sih bukan sekedar temen deh”

“ih apa sih. Udahlah g usah di bahas itu”

“ehem. Oh ternyata si Wayan ketemu mantannya yg udah nikah dan punya anak disini”

“malesin lu”

“cie Wayan, CLBSWII nih kayaknya”

“apaan coba CLBSWII? Gak jelas”

“Cinta Lama Bersemi Saat Walk In Interview”

“males ah. Gue naik keatas ah”

“yeee marah”

“lu rese pake godain gue segala”

“hahahaha. Biasa aja kali mas”

“iya gue udah biasa”

“yaudah yuk balik, tidur”


Hari ketiga dan hari terakhir. Secara quota sebenarnya seharusnya Walk In sudah selesai. Namun aku dan Ratih masih ingin melihat lagi para pelamar di hari ketiga ini. Siapa tau saja ada yg lebih baik lagi dari pada para pelamar yg sudah kami anggap masuk kualifikasi. Namun untuk Joana dan adik iparnya yg bernama Iren a.k.a Merry sudah pasti tak bisa diganggu gugat. Setelah mewawancarai puluhan orang, tiba saatnya makan siang. Saat ku cek handphone ku, ada WA dari Joana. Ia mengajakku untuk makan siang di rumah saudaranya. Dia sangat berharap aku bisa hadir disana karena sore harinya dia sudah harus balik ke Morotai menggunakan Kapal Laut yg hanya jalan 1x seminggu dan hanya nanti sore saja. Mengingat permohonannya, aku memutuskan untuk hadir. Aku izin pada Ratih untuk makan siang ke tempat Joana. Ratih mengizinkan selama bisa hadir tepat waktu jam 1 siang.


Sesampainya disana, ternyata hanya ada Joana saja. Karena Iren dan Bibi Dayan (pemilik rumah) sedang kepasar membeli oleh-oleh untuk keluarga di Morotai. Aku sungkan sekali karena sekarang Joana telah berkeluarga. Bahkan tempat yg aku datangi sekarang ini sebenarnya adalah rumah saudaranya. Aku tidak ingin timbul fitnah karena kedatanganku. Namun Joana meyakinkanku bahwa tidak apa-apa. Akhirnya dengan perasaan yg deg-degan aku masuk kedalam rumah sederhana tersebut. Didalamnya sudah tersedia makanan yg ternyata Joana sendiri yg memasaknya. Aku mencicipi sayur yg ia buat. Rasanya sungguh nikmat, endeeeess!. Selesai makan, apa yg aku takutkan terjadi. Tiba-tiba Joana mendekat lalu mencium bibirku. Aku mendorongnya kebelakang dan menolaknya


“kenapa way?”

“jangan gitu Jo. Kamu kan udah ada yg punya sekarang”

“iya Yan. Tapi gimana ya Yan. Aku kangen sama kamu Yan. Izinkan aku buat sekali ini aja Yan. Karena aku gak tau kapan lagi bisa ketemu kamu. Aku di Morotai kamu di Jakarta”

“aku juga merasakan hal yg sama Jo. Tapi tolong jangan seperti ini. Kasihan suami kamu, anak kamu jo. Terlebih kalo sampe saudara kamu tiba-tiba datang”

“mereka pasti lama Yan. Karena mereka baru jalan. Dan pasarnya jauh. Paling juga mereka baru sampe pasar Yan”

“Jo. Aku gak mau terjebak lagi dalam cintamu Jo”

“Yan. Percaya sama aku. Aku cuma mau melampiaskan rasa rinduku padamu Yan. Anggaplah ini sebagai permintaan maafku karena dulu pernah menyakitimu”


Mendengar kata-kata itu membuatku luluh. Bahkan tanpa kusadari bibirku dan bibirnya sudah mulai terpagut kembali. Dengan penuh gelora dia menciumi bibirku. Bagaikan seorang yg sedang menikmati sebuah hidangan dalam kondisi teramat lapar. Aku tak tahan, kemudian aku mulai meremas payudaranya yg kini sudah kendor. Ia juga mulai melepaskan resleting celanaku, lalu mulai mengulum penisku yg sudah tegang. Kulumannya sangatlah nikmat, mungkin kenikmatan itu karena ada perasaan rindu yg tebal terhadapnya. Hingga akhirnya aku kalah dan melepaskan jutaan sel sperma dimulutnya. Tanpa ragu ia melahap semua cairan kental itu. Tak puas dengan itu, ia melepaskan celana pendek yg ia kenakan. Lalu menungging dihadapanku seraya berkata





“masukin Yan, Bikin aku puas kaya dulu pernah kamu lakukan.”

“udah Joana. Kita udah melewati batas Jo. Aku gak bisa”

“Wayan, pliss. Bikin aku puas kaya dulu Wayan”

“nggak Jo. Aku gak mau. Ini sama aja aku berdosa sama suami kamu”

“Wayan. Kamu sekarang dewasa banget. Seandainya dulu aku gak melakukan perselingkuhan itu. Aku yakin kita akan hidup bahagia”

“udah Jo. Yg udah biarlah udah. Biarlah itu semua jadi sebuah catatan buruk dalam kehidupan kita”

“Wayan. Andai aku bisa mencintaimu sekali lagi”

“yaudah Jo. Sudah hampir jam 1. Aku harus balik, aku gak enak sama temen ku Jo”

“Yan, bisakah kita berjumpa lagi dilain waktu?”

“suatu saat kalo aku kesini lagi, orang pertama yg aku temuin itu kamu Jo. Percayalah”

“makasih Wayan. Semoga hidupmu bahagia”

“iya Jo. Seperti hidupmu yg sekarang ya. Sudah bahagia dengan orang yg tersayang”

“iya Yan. Yaudah kalo gitu, salam buat Temen kamu”

“iya nanti aku salamin. Oh iya sebenernya kamu dan juga adik kamu Iren. Aku masukan kedalam daftar kandidat yg lolos seleksi. Kamu aku pilih sebagai Manager Indromaret yg dekat rumah kamu. sedangkan Iren terpaksa aku taruh di Cabang Morotai yg satu lagi. Karena dalam 1 toko gak boleh ada hubungan family”

“hah, seriusan Yan? Ya ampuuun. Makasih banget Yan. Nanti aku kasih Tau Merry. Pasti dia senang mendengarnya”

“iya Jo. Salam ya buat Iren eh Merry”

“hahaha. Iya Iren atau Merry sama aja Yan. Yaudah Yan. Sekalian aku pamit balik ke Morotai nanti sore ya”

“Iya Jo. Hati-hati dan salam buat suami kamu”

“iya Yan. Kamu juga besok hati-hati balik ke Jakarta. Salam Untuk Stefanie”

“iya. Eh kamu tau Stefanie?”

“dari waktu kita pacaran aku tau kok kalian mulai deket”

“tapi dulu aku gak ada apa-apa sama dia lho sewaktu kita pacaran”

“iya Wayan. Aku tau. Makanya aku gak pernah marah. Nah setelah aku sampai disini aku masih suka tanya-tanya temen kamu keadaan kamu disana. Jadi aku tau tentang kamu. Yaudah balik dih udah hampir jam 1 nih”

“yaudah Jo. Makasih ya untuk hari ini”

“iya Pak Wayan Eka Atmaja. Terimakasih juga udah meloloskan kami berdua”

“hahahaha. Yaudah aku pamit ya, salam”

“iya hati-hati”


Setelah selesai urusanku dengan Joana, aku kembali ke Toko Indromaret dan melanjutkan tugasku. Baru setengah jam aku mulai mewawancarai para pelamar kerja, handphoneku bergetar. Ada sebuah pesan WA dari nomor tidak dikenal. Namun dalam pesan pertamanya terdapat jelas nama si pengirim, Iren alias Merry. Sambil wawancara dengan pelamar, aku membalas Chat dari Iren. Intinya ia ingin bertemu denganku untuk mengucapkan terimakasih karena telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bergabung dengan Toko Indromaret.


Sore hari saat aku kembali ke Hotel, Iren telah ada di Lobby. Aku yg merasa tidak enak terhadap Ratih bila sampai ia tahu kalau Iren menemuiku, aku memberikan kode tangan kepadanya untuk diam ditempat dan menungguku. Setelah aku sampai atas dan yakin bahwa Ratih telah masuk kamar. Aku turun kebawah untuk menemui Iren.


“Hai Iren. Maaf ya tadi saya suruh kamu menahan diri. Saya gak enak sama Ratih kalo sampai dia tau kamu menemui saya. Takut dianggap tidak independen dan tidak profesional”

“oh iya pak. Maafin Iren ya. Kalo gitu Iren pulang aja. Ini pak ada makanan buat makan malam. Ini makanan khas Ternate pak”

“waah makasih banyak ya Iren. Oh iya kalo mau kita makan sama-sama aja gimana? Kayaknya banyak porsinya. Pasti saya gak akan habis”

“hmmm. Boleh pak. Tapi dimana? Mana boleh makan disini?”

“diatas aja. Gimana?”

“oke deh pak”


Lalu kami berdua bergegas keatas. Sesampainya di koridor dilantai 3 tempat kamarku berada, aku mindik-mindik memperhatikan kondisi pintu kamar Ratih. Khawatir jika sampai ia keluar sedangkan aku sedang bersama Iren. Setelah memastikan kondisi koridor aman, aku bergegas masuk kamar bersama Iren. Didalam kamar aku terlibat perbincangan dengan Iren. Ia bertanya apa hubunganku dengan Joana. Aku menjawab sejujurnya, Iren pun kaget tak percaya jika aku dan Joana bisa sampai bertemu kembali disini. Makanan yg ia bawa telah habis ku santap berdua dengannya. Dari obrolan ini aku menilai bahwa Iren salah seorang anak yg asyik dan mudah bergaul. Ia pun nyambung diajak ngobrol dengan bahasan yg lain. Semisal Film ataupun Lagu. Tak terasa hari sudah Gelap. Jam dinding sudah menunjukan pukul 8 malam. Lalu dari luar seseorang menekan Bel. Aku intip melalui lubang intip ternyata Ratih. Kemudian aku menyuruh Iren bersembunyi di kamar mandi.


“Eh Ratih. Kenapa mbak?”

“ndekem aja. Gak makan?”

“hmmm. Udah tadi sore. Kenapa gitu? Terus lu sendiri udah makan?”

“hmmm. Gapapa. Gue udah makan juga kok. Boleh gue masuk?”

“hah, eh mau ngapain?”

“pengen ngobrol, curhat, minta pendapat”

“hmmm. Gimana ya? Gimana kalo dibawah aja di Lounge?”

“gak ah. Gak private”

“laaaah?....”

“kenapa? Gak mau? Yaudah gue balik kekamar aja”

“idiiih. Jutek bener sih”

“APAAN? SERAH GUE LAH. HIDUP, HIDUP GUE!”

“ih cantik-cantik doyan ngegas ya mbak Ratih ini”

“habisan elunya gitu”

“yaudah sini yuk masuk”

“beneran?”

“iya udah sini”


Lalu Ratih masuk kekamarku dan langsung duduk di ranjang. Aku izin padanya untuk kekamar mandi dulu. Kebelet pipis alasanku. Didalam kamar mandi aku menyuruh Iren agar tetap tenang didalam sana. Iren setuju namun ia nampak khawatir. Takut-takut Ratih ingin kekamar mandi. Aku meyakinkan bahwa itu mungkin tidak akan terjadi.


Setelah itu aku dan Ratih berbincang. Ia curhat tentang masa lalunya. Ia bercerita tentang bagaimana ia tergila-gila pada seorang lelaki namun lelaki tersebut ternyata bajingan. Bajingan disini bukanlah Bajingan yg berarti Juru kemudi Pedati(kereta/gerobak yg ditarik kerbau). Namun bajingan disini lebih dalam konotasi negatif. Ia sebagai seorang perempuan dipaksa untuk merelakan keperawanannya direnggut oleh lelaki itu. Hanya dengan iming-iming akan dinikahi akhirnya Ratih melepaskan semua pakaiannya dan Hilanglah Keperawanan sebagai simbol sucinya seorang wanita.

Setelah puas dengannya dan juga menemukan seorang yg lebih cantik akhirnya ia dicampakkan. Bahkan Ratih sampai ditinggal menikah. Aku berkata bahwa aku turut prihatin atas kisah pilu yg ia hadapi.Lalu ia berterima kasih kepadaku karena telah bersedia mendengarkan curahan hatinya. Aku berkata kepadanya jika suatu hari membutuhkan telinga untuk mendengarkan ceritanya, atau pun pundak untuk bersandar, maka hubungilah aku. Aku akan ada untuk mendengarkannya dan juga ada untuk menjadi sandaran baginya.


Tanpa sadar aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, Lalu bibirku dan bibirnya berpagut. Ia begitu menikmati cumbuan ini, meresapi tiap saat bibirku dan bibirnya saling melumat. Hingga aku tersadar bahwa ada Iren di kamar mandi. Aku pun menghentikan hasrat yg telah terjalin saat itu. Ratih melihat ke arahku, kecewa. Namun aku harus menahan birahi yg telah bergelora didalam dada. Biarlah kesempatan ini ku tahan, aku hanya berharap akan mendapatkan kesempatan ini lain kali.


Setelah itu Ratih pamit kembali ke kamarnya untuk tidur karena sudah malam. Setelah ia kembali ke kamarnya dan aku telah memastikan bahwa ia benar-benar sudah berada didalam. Barulah aku menyuruh Iren untuk keluar.


“Pak Wayan gak waras ya?”

“hah, maksud kamu apaan Iren?”

“itu tadi. Udah cucuk-cucukan gitu kok udahan. Gak diterusin”

“eh eh eh. Anak kecil tau-tauan kaya gitu”

“yaelah pak. Saya bukan anak kecil lagi kali. Hal kaya begituan mah udah umum pak”

“hmmmm. Berarti kamu pernah ya?”

“yaaaaa. Gimana ya… rahasia lah”

“oh kalo gitu berarti pernah”

“ya kalo pernah pun emang ngerugiin bapak? Nggak kan?”

“nggak. Justru menguntungkan”

“maksudnya apa nih?”

“yaaaa kali aja gitu sebagai tanda terimakasih dikasih cucuk-cucukan”

“yeee… maunya laki-laki ya. Dasar!!!”

“yaudah pulang gih. Udah malem. Nanti kamu di cariin sama bibi mu”

“ih ngusir nih ceritanya?”

“eh nggak juga sih. Maunya ya kamu disini aja. Nemenin saya gitu”

“ah males. Ntar didamprat kak Jo lagi”

“lah apa hubungannya coba?”

“kan pak wayan mantannya”

“kan mantan”

“oh iya juga sih. Tapi aku gak mau ah. Aku kan masih anak kecil”

“lho tadi kamu bilang kamu bukan anak kecil lagi”

“ih susah ya kalo ngobrol ginian sama laki-laki hidung belang”

“eeeh. Berani-beraninya ya!!! Aku coret nama kamu!!!”

“hehehehehe. Jangan lah pak”

“hahahahaha. Iya yaudah pulang sana Iren. Nanti bibimu nyariin”

“hmmm. Yaudah deh Iren pulang. Sekali lagi makasih ya pak.mmmmuuuach” Iren mencium bibirku.


Tugas di Ternate selesai. Banyak cerita menarik yg terjadi disana. Tapi diantara itu semua, yg membuatku tak habis fikir adalah pertemuanku dengan seorang yg seharusnya aku benci seumur hidup. Namun entah mengapa setelah pertemuan itu aku justru merasa iba kepadanya. Bahkan jika saja dia belum memiliki anak dan suami. Jika ia menginginkan kembali padaku, aku pun mau kembali kepadanya.


Touch down di Jakarta. Devi ditemani Ramlan menjemputku di bandara. Sedangkan Ratih memilih menggunakan taksi online untuk pulang. Sesampainya dirumah, Devi menanyakan hal serius kepadaku.


“Kak, kenal sama orang yg namanya Rubiah?”

“hah? Gak tau dek. Kenapa emang?”

“ini kakak dapet undangan dari dia”

“hmmm. Mana coba kakak liat”


“Cewe sama Cowonya kakak gak Kenal dek. Salah orang kali”

“yakin?”

“hmmmm maybe. Tapi disini tulisannya sih jelas ya buat Wayan”

“tadi dia bilang gini kak. ‘sampein aja ke dia mbak. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kalo dulu suka bikin dia jengkel”

“hah? Siapa sih? Eh tunggu deh liat alamatnya coba?”


“yah alamatnya di gedung lagi”

“nah itu dia kak. Jadi kakak dateng?”

“hmmm. G tau deh. Liat jadwal kakak dulu aja lah. Lagian gak kenal kok”

“oke lah. Yaudah kakak istirahat gih. Pasti kan caoek banget”

“iya dek. Nanti kalo Stefanie kesini bangunin ya”

“apanya kak? Tititnya?”

“yeeee. Otak kamu tuh kaya film bokep”

“sama juga kakak kan”

“au ah”


***Back To First Post***

81aaed983888874.jpg



Kasih update pagi-pagi biar pada semangat beraktivitas
@AiSedap, @jlbb_hunter, @zhoeloe, @CerseiLannister, @Firdos66,
@koplaz_doank, @wongtiku, @C_Edogawa, @Immortallove,
@Pentol07, @jowood, @donz27, @edoy830, @Ealahmboh,
@paidhie , @GabanGabinKomatKamit , @black_real, @ilalanghening, @Ohb,
@ValidasiLogin, @SpongeJelly, @Forandsix, @ferlucy, @Sonic110, @Lemek,
@Himler, @AvoluTiioN, @RAYxy, @wiatnata, @oscarphillip,
@choco max, @civicfd1, @pethonk, @untoarab, @ivan_cacing,
@fadlycok, @mamnu, @black flash, @samcoki, @kelana678, @maniaksekz
@rambut_jagung, @kriptolocus22, @Refie, @Lukeskywalker, @Forfighther,
@yupi tok, @ratu crot, @wethekings, @mrarvani,
@Mikosmos, @MONSTERhitam, @yusrilhen, @annov17, @Hernandez96, @dhatay,
@Donjuan777, @deer98, @Zailani_Ismail, @all1977, @zemboots, @SempakKondoy, @nabirongx, @Sebalo, @Jhon22, @tehsa1
@nnnnnn31 , @devill , @Arifin Tea , @Shirohito , @sherly2012

@Alput , @elmench, @OPDAT , @Jatiwaringin, @Robbie Reyes
Mengalir asyik ceritanya. .... . Bikin deg2 kan.. Hahhahahha. ..Lanjut trus om
 
Baru bisa baca dan komen gan , lumayan sibuk hari ini, selesai nonton bola baru baca, oalah dunia tak seluas daun kelor buat wayan dan joana, di tunggu next ny gan..
 
Waaahhh.... koq jd dejavu kyk masalalu joana
Yah mirip2 lah.... cerita ini bakalan ane angkat di side story besok sabtu. So stay tune...


Mengalir asyik ceritanya. .... . Bikin deg2 kan.. Hahhahahha. ..Lanjut trus om
Makasih om @OPDAT btw deg-degan gmn om?


Baru bisa baca dan komen gan , lumayan sibuk hari ini, selesai nonton bola baru baca, oalah dunia tak seluas daun kelor buat wayan dan joana, di tunggu next ny gan..
Makasih om @Hernandez96 disempetin mampir setelah sibuk seharian. Btw smlm UCL mana aja yg main. Ntar mlm jagoan ane main nih lawan Barca...semoga gak kalah telak aja sih...


Baru baca.... Lanjuuut 3some @batam hehe
Sabar menanti ya sist...

 
Yah mirip2 lah.... cerita ini bakalan ane angkat di side story besok sabtu. So stay tune...



Makasih om @OPDAT btw deg-degan gmn om?



Makasih om @Hernandez96 disempetin mampir setelah sibuk seharian. Btw smlm UCL mana aja yg main. Ntar mlm jagoan ane main nih lawan Barca...semoga gak kalah telak aja sih...



Sabar menanti ya sist...

gw ga sabarrrrrr:galak::galak::galak:
 
Baru bisa baca apdetan, banyak kegiatan beberapa hari kemaren. Sekarang wayan udah pada lupa sama cewek2nya yg dulu ya... Moga aja ga lupa sama stefanie karna nemu orang baru. Lanjutkan terus suhu
 
mantau sampe pagi...
Udah pagi nih om... masih mantau?


ijin pasang tenda suhu
Silahkan om. Tendanya jangan gede2 biar muat yg lainnya...


Baru bisa baca apdetan, banyak kegiatan beberapa hari kemaren. Sekarang wayan udah pada lupa sama cewek2nya yg dulu ya... Moga aja ga lupa sama stefanie karna nemu orang baru. Lanjutkan terus suhu
Sebenernya bukan lupa om. Dia gak tau nama panjangnya Dera. Kalo Stefanie mah gak bakalan lupa tiap pulang langsung di ketekin
 

Rina Nasution. Umur 27 tahun terlahir di sebuah desa di Pantai Tepi Barat Sumatera Utara yg indah. Sebagai seorang batak, sudah tentu pendidikan adalah hak mutlak yg harus orang tua penuhi untuk anak-anaknya. Orang tuaku menyekolahkanku hingga aku mendapatkan gelar Sarjana Hukum. Kemudian aku bekerja disebuah perusahaan yg cukup bonafit di Jakarta tapi aku juga meneruskan studi S2. Dari kantor ku yg lama, aku kemudian pindah ke Head Office Indromaret. Disana aku menjadi staff HRD. Karir ku di perusahaan ini meningkat pesat. Berawal dari staff HRD biasa, lalu 2 tahun berikutnya aku sudah menduduki posisi Manager. Selain karena aku sudah menyelesaikan S2 ku. Kebetulan manager sebelumnya pensiun karena usianya sudah menginjak 65th.


Untuk mendapatkan promosi ini tidaklah mudah. Banyak saingan dan juga fitnah yg beredar di perusahaan ini. Ada 5 orang direksi yg suaranya dapat menentukan siapa yg akan menjadi Manager HR department selanjutnya. Dari 5 orang tersebut 3 diantaranya adalah laki-laki, salah satunya Pak Johannes selaku manager HR department sebelumnya. Saat itu pilihan nya ada 3 orang, Kebetulan aku adalah perempuan satu-satunya yg menjadi kandidat untuk menempati posisi ini. Sebenarnya sih aku sendiri tidak terlalu ingin menjadi Manager. Karena beban dan tanggung jawabnya sangat besar. Namun mengingat pendidikanku, rasanya tidak mungkin juga jika aku hanya menjadi staff biasa.


Lain halnya dengan 2 orang laki-laki yg juga jadi kandidat Manajer, mereka sangatlah berambisi untuk meraih jabatan tersebut. Dua laki-laki itu adalah Gunawan dan juga Erick. Gunawan sudah bekerja disini selama 7th, Sedangkan Erick baru 4th. Mereka terutama Gunawan sangat menginginkan jabatan ini dengan alasan karena dari semua staff HRD, hanya mereka berdualah yg paling lama bekerja disini. Maka Dari itu ketika aku dijadikan salah satu kandidat, Mereka berdua kesal dengan keputusan Direksi itu. Apakah aku harus mengalah agar aku sendiri merasa nyaman. Toh jika aku benar-benar terpilih, mungkin kedua orang ini justru akan menjadi duri dalam daging. Karena mereka mungkin menganggap bahwa senioritas harus selalu dihormati.


Tapi bukan orang Batak namanya kalau aku menyerah begitu saja. Demi Tuhan aku tidak akan menyerah, percuma aku sekolah tinggi dan mengeluarkan biaya yg tidak sedikit jika akhirnya aku menyerah hanya karena senior-junior. Waktu itu saat aku sedang makan siang. Kebetulan aku bertemu dengan Pak Sugiono Manager bidang Pengembangan dan Penelitian Pasar. Kemudian aku dan dia terlibat dalam sebuah percakapan


“hai Rin, makan disini juga kamu. Boleh saya duduk disini Rin?”

“eh Pak Sugi. Iya pak silahkan. Saya jadi ada temen makannya. Biasa makan disini pak?”

“ah gak mesti juga sih Rin. Kebetulan aja lagi pengen ayam tepung”

“oh gitu Pak”

“iya Rin. Udah siap jadi Manager nih?”

“ya harus siap sih pak. Tapi saya sih menyerahkan semua keputusan kepada Direksi aja pak”

“ya harus itu. Dan yg pasti siapapun yg terpilih nanti harus bisa tetap menjaga nama baik perusahaan dan yg pastinya harus berdedikasi tinggi terhadap perusahaan”

“iya pak. Kalau nantinya saya terpilih saya pasti akan lakukan semua yg pak Sugi katakan kok”

“bagus itu Rin”

“iya pak”

“kamu mau tau infonya Rin?”

“info apa ya pak?”

“ya info tentang pemilihan ini. Kami berlima sebagai dewan Direksi sebetulnya berat Rin”

“maksud pak Sugi gimana pak?”

“gini Rin. Kamu tau kan kita ada 5 orang di dewan direksi. Dari kelima orang itu sudah 3 orang yg menyatakan sikap. Mereka masing-masing memilih kamu 1 orang, Gunawan 2 orang”

“oh gitu pak. Ya gak apa-apa sih pak. Toh pak Gunawan juga kan sudah berbakti di perusahaan ini sudah cukup lama Pak”

“saya bisa lho Rin bikin kamu yg kepilih”

“maksud pak Sugi apa ya?”

“gini Rin. Kalo nanti kamu kepilih saya minta tolong sama kamu buat masukin anak saya dikantor ini. Kalo bisa juga promosiin dia”

“wah berat juga ya pak. Hehehe”

“ya kalo kamu oke sih jelas suara saya buat kamu. Tinggal mantan bos kamu aja yg jadi penentu. Kan dia belum menyatakan sikap”

“terus kalo saya oke nih pak. Terus suara pak Johan buat Pak Gunawan artinya yg kepilih pak Gunawan tho. Nah aku bisa apa pak buat masukin anak bapak?”

“Johanes itu gak suka sama Gunawan kalo kamu mau tau. Nanti itu kalo gak pilih kamu ya paling pilih Erick dia”

“yaudah pak. Saya sih manut aja. Saya gak janji tapi kalo memang saya kepilih. Ya atas nama kemanusiaan saya siap bantu pak Sugi”

“wah kamu ini bener-bener baik ya Rin. Makasih banyak Rin. Nanti rapat dewan direksi saya nyatakan buat pilih kamu Rin”

“saya yg berterimakasih sama bapak. Karena sudah dukung saya”

“oke Rina. Udah mau jam masuk. Lanjut lain waktu ya obrolan ini”

“oke pak”


Rupanya ada seseorang yg mengabadikan obrolanku dengan Pak Sugiono. Sialnya orang tersebut merupakan teman dekat Erick. Memiliki sebuah bahan untuk dijadikan fitnah, Erick mulai melancarkan serangan-serangan dibelakangku. Sebagian orang dihasut oleh dia dan rekan-rekannya bahwa aku ada kongkalikong dengan Pak Sugiono. Menindak lanjuti isu tersebut, aku dan Pak Sugiono dipanggil oleh Presdir untuk dimintai keterangan mengenai isu yg beredar. Lalu dengan penuh tanggung jawab, Pak Sugiono mengakui bahwa ia meminta tolong pada ku untuk memasukkan anaknya diperusahaan ini jika aku terpilih sebagai Manajer HRD. Pak Sugiono juga berkata bahwa aku sama sekali tidak menjanjikan apapun kepada Pak Sugiono. Sehingga Presdir mengampuni kami berdua. Presdir memaafkan kesalahan Pak Sugiono atas dasar pengabdiannya kepada perusahaan. Sedangkan aku dimaafkan karena Pak Sugiono bertanggung jawab atas kesalah pahaman ini.


Terlepas dari masalah ini membuat kubu Erick semakin gencar melakukan serangan. Mereka terus melakukan propaganda kepada para staff dan membangun persepsi bahwa aku terlibat skandal bersama Pak Sugiono. Mengetahui masalah ini membuat Pak Gunawan berang. Ia tidak menerima cara-cara licik seperti itu. Hingga suatu hari, Erick menemuiku ketika aku sedang makan siang di rumah makan padang tempat aku biasa makan siang.


“eh ada calon kuat Manajer lagi makan. Sendirian aja? Pak Sugi mana? Nanti yg bayar makanannya siapa?”

“Maaf ya Rik. Lu tuh ada masalah apa ya sama gue?”

“Gak ada sih Rin. Cuma muak aja sama orang yg menghalalkan segala cara demi sebuah jabatan. Lu tau gak. Lu tuh sampah!”

“Jaga mulut lu ya Rik. Lu tuh laki-laki tapi mulut lu kaya cewe tau gak. Nyinyir!”

“Hahaha gue nyinyir karena gue bener. Gue mau dijadiin Manajer tapi gak pake cara Licik kaya lu. Kongkalikong sama Direksi supaya dipilih”

“Lu tuh bener-bener ya”

“Hahaha. Bener kan yg gue bilang? Udah akuin aja”


Karena kesal aku beranjak dari meja makan padahal makanan ku belum juga habis. Seketika nafsu makanku hilang karenanya. Kekesalanku sudah teramat mendalam. Apa yg Erick lakukan sungguh diluar batas. Namun jika aku melawannya, justru akan membuat ia semakin diatas angin untuk terus umenekanku. Pengumuman siapa yg terpilih sebagai manajer yg baru dilaksanakan di Rapat Umum Pemegang Saham. Aku, Gunawan dan juga Erick diminta mengikuti Rapat tersebut. Lalu disana diumumkan Bahwa Manajer HRD selanjutnya adalah Gunawan dengan 3 orang Direksi yg memilihnya lalu aku yg dipilih oleh 2 orang Direksi, membuatku mendapatkan jabatan Staff khusus HRD. Tak terima dengan keputusan ini Erick langsung berdiri dan keluar ruangan tanpa ada etika sama sekali.


Setelah rapat selesai, Erick mengucapkan selamat kepada Gunawan dengan nada sindiran. Bahkan kemudian mencaciku dihadapan Gunawan. Gunawan menanggapi hal itu dengan amarah, ia tidak terima dengan apa yg dilakukan Erick kepadaku. Gunawan meminta Erick untuk berperilaku sewajarnya dan beretika. Karena biar bagaimanapun kita semua tetaplah rekan kerja yg nantinya akan bekerja dalam satu Tim. Erick masih saja keras kepala dan masih saja mengungkit-ungkit kesalahpahaman yg terjadi antara aku dan Pak Sugiono. Tak bisa diberitahu dengan kata-kata, akhirnya emosi Gunawan memuncak. Ia kemudian mencengkram kerah baju Erick sembari berkata,


“lu tuh punya mulut bisa diem gak? Jangan sampe gue hajar tuh mulut”

“wiiih. Manajer baru main kasar. Liat nih temen-temen manajer kaya gini apa pantas disebut manajer?”

“Ah banyak bacot lu anjing”


Sebuah bogem mentah mendarat di mata kiri Erick. Tak terima dengan pukulan itu, Erick lalu menghantam balik. Pukulan itu mengenai tepat di pelipis Gunawan hingga membuat pelipisnya robek dan mengeluarkan darah. Beberapa karyawan laki-laki di kantor berusaha memisahkan mereka berdua. Namun salah seorang justru malah kena sikut erick dan ia merasakan sakit. Akhirnya perkelahian itu baru berhenti ketika Presdirku berteriak dan meminta perkelahian dihentikan.


Setelah meminta keterangan dari semua saksi mata, maka presdirku memutuskan untuk

  1. Memecat Erick secara tidak hormat, yg berakibat ia mendapatkan blacklist disemua perusahaan yg ada kaitannya dengan Indromaret

  2. Memberikan skor kepada Gunawan

  3. Menangguhkan kenaikan jabatan yg baru saja ia terima

Gunawan menerima semua keputusan itu dengan lapang dada. Ia cukup puas karena orang seperti Erick telah dipecat oleh perusahaan ini. Sedangkan aku sungguh sangat syok dengan kejadian ini. Semua ini mungkin tidak akan terjadi jika aku tidak membuat kesalahpahaman sejak awal. Dari kejadian itu aku dan Gunawan menjadi lebih dekat. Aku meminta maaf padanya telah membuat kekacauan dikantor ini. Namun ia berkata bahwa aku tidak sepatutnya meminta maaf. Karena semua kegaduhan ini murni karena kesalahan Erick.


Untuk meredam amarah Gunawan, aku berencana untuk mengajaknya makan malam. Gayung bersambut, Gunawan sangat senang dengan ajakanku. Bahkan sebaliknya, ia justru mengajakku untuk makan malam dengan konsep fine dinner.


“Aduh gimana ya. Aku belom pernah Fine Dinner Mas Gun”

“Hmmm. Kamu itu hidup didunia mana sih Rin?”

“Aku kan cuma anak desa Mas Gun”

“hahaha. Lucu kamu Rin. Aku jadi suka sama kamu”

“Makasih lho Mas Gun. Jadi gimana Mas? Di Resto biasa aja ya”

“Gak ah aku maunya ajak kamu ke Fine Dinner yg ada di MOI itu”

“Aduh Mas. Aku harus gimana coba? Yaudah gak usah aja deh. Aku takut malah malu-maluin Mas. Soalnya belom pernah”

“Yaudah gini deh. Gimana kalo kita simulasi aja dulu di Rumahku. Nanti aku bikin Set seakan-akan kita sedang dalam sebuah restaurant bintang 5. Gimana?”

“Dirumah mu Mas?”

“Yes, ada masalah?”

“Gak kok, cuma…”

“Cuma apa?”

“Gak kok. Yaudah Mas kapan?”

“Nanti sore?”

“Ya udah oke. Aku kabarin orang rumah dulu kalo gitu. Takut nungguin”

“Thanks before Rin”

“Iya Mas”


Sore hari tiba, aku dan Gunawan bergegas kerumahnya. Sesampainya disana, ia meminta ART nya untuk mengeluarkan beberapa Bahan makanan yg ia minta. Didapur Rumahnya, aku duduk disebuah meja makan indah yg penuh dengan nuansa Glamour. Sedangkan ia melakukan Show Off. Menyiapkan makan malam untuk kita berdua. Dalam hatiku berkata, sungguh luar biasa Gunawan. Sudah ganteng, pekerja keras, dan pintar memasak. Seketika hatiku bergetar, tumbuh lah benih-benih cinta kepadanya.


Selesai memasak ia menyajikan makanan yg ia buat dihadapanku. Tampilan hidangan ini selayaknya masakan seorang chef di restaurant bintang 5. Gunawan kemudian mengajarkan ku tata cara dan etika ketika kita fine dining. Satu persatu aku pahami apa-apa yg boleh dan tidak boleh dilakukan. Apa-apa saja yg harus dilakukan untuk menyantap sebuah hidangan. Ini adalah pengalaman pertamaku yg sangat berharga.


Setelah menyantap makanan itu, Gunawan mengajakku untuk menonton film di ruang entertainment miliknya. Di ruang itu banyak sekali peralatan audio visual yg canggih. Ruangannya pun ia buat kedap suara dan didesain seperti sebuah studio bioskop. Aku dan dia menonton film drama fantasy pilihanku yg berjudul Predestination. Film yg sangat berat untuk dipahami karena terdapat paradoks didalamnya serta plot twist yg sungguh sangat kacau.


“Aduh pusing Rina nonton film ini”

“Hehe. Aku juga sempet pusing waktu pertama nonton dulu Mas”

“jadi ternyata yg jadi penjahat, yg jadi jagoan dia juga ya”

“ya gitu Mas. Kamu mau gak mas jadi jagoanku?”

“Eh maksudnya apa nih?”

“Aduh, eh gak kok mas. Maaf ngelantur”

“Rin, aku mau kom jadi jagoanmu. Siapa coba yg gak mau sama kamu. Cuma orang bego yg gak mau sama kamu Rin”

“Mas, jangan bilang gitu. Gak baik”

“Iya maaf. Ya intinya gitu deh Rin. So, do you want to be my love?”


sambil berlutut dihadapanku dia berkata seperti itu, seketika hatiku meleleh dan mencair. Tanpa banyak kata dan pertimbangan “Yes, i do” jawabku. Ia lalu melompat kegirangan seperti anak kecil yg baru saja diberi mainan favoritnya oleh ayahnya. Kemudian ia memelukku, memelukku erat sekali. Setelah itu ia mencium keningku. Lalu secara perlahan mendekatkan bibirnya ke bibirku. Kita berdua kemudian larut dalam suasana romantis yg tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Cukup lama bibirku dan bibirnya saling melumat. Bergelut untuk mendapatkan kepuasan masing-masing. Tak terasa ia merebahkanku di sofa panjang di ruang entertainment miliknya itu. Lalu ia mulai melepaskan satu persatu kancing kemeja yg aku kenakan. Hingga akhirnya hanyalah bra berwarna hitam yg menutupi payudaraku.


Gunawan mulai turun dan mulai mencumbui leherku, aku hanya bisa menerimanya dengan pasrah dengan cara mendesah menikmati cumbuan itu. Tangan kanan Gunawan berusaha untuk menyingkap rok yg aku gunakan. Ia tarik ujung bawah rok ku keatas kearah pinggang, sehingga kini nampaklah celana dalam tipis ku yg juga berwarna hitam. Ketika tangannya hendak masuk kedalam rok ku, tiba-tiba ia berhenti menciumku. Kemudian menutup kembali rok ku juga kemejaku. Ia berkata “Maaf Rin. Aku udah kelewat batas. Maafin aku”. Kata-kata itu membuat hatiku semakin meleleh. Dia adalah laki-laki yg paling gentle yg pernah aku temui. Mungkin sangat sedikit laki-laki yg seperti ini. Maka dari itu tanpa banyak kata aku segera memberikan padanya sebuah hadiah. Hadiah yg selama ini aku jaga baik-baik. Hadiah yg nantinya akan aku berikan kepada laki-laki hebat yg telah menikahiku. Namun tak apalah jika kemudian aku memberikan padanya malam ini. Karena aku sunggu sangat cinta padanya.


Aku mulai membungkam mulutnya dengan bibirku. Lalu melepaskan semua pakaiannya secara kasar. Dada bidangnya, roti sobeknya. Ya Tuhan terimakasih telah menurunkan seorang malaikat tak bersayap untukku. Aku mulai mencumbui dada nya yg membuat wanita manapun pasti meleleh. Ia belum juga bereaksi atas apa yg aku lakukan. Hingga aku menatap wajahnya dan berkata “Tubuh ini untukmu malam ini Mas. Nikmatilah”


Tanpa banyak bicara dia langsung mencumbuiku lagi. Kali ini penuh dengan nafsu membara. Aku melepaskan seluruh pakaianku. Kini nampaklah setiap lekuk tubuhku dihadapannya tanpa penutup sama sekali. Ia pun melepaskan semua pakaian yg ia kenakan penisnya telah menegang menggantung dan mengacung kearahku. Aku langsung meraih penis itu dan mulai melahap nya. Walaupun aku belum pernah sekalipun melakukan hubungan badan. Namun aku tau apa-apa saja yg harus dilakukan ketika sudah dalam kondisi seperti ini.


Penis yg cukup besar itu aku lahap tanpa ragu. Ternyata apa yg aku kira selama ini sungguh jauh berbeda. Awalnya aku mengira bahwa penis pasti memiliki bau tak sedap. Namun kenyataannya berbeda ternyata tidak sebau yg aku kira. Aku melahap penis itu mulai dari kepalanya hingga batangnya. Aku melihat Gunawan meringis dan mendesah menikmati servis yg aku lakukan. Hingga akhirnya cairan kental dan hangat menyembur dimulutku. Rasanya asin bercampur sepah dan memiliki aroma yg cukup amis. Aku tersedak dan kemudian muntah ketika mencoba menelannya. Gunawan menenangkanku. Lalu mengambilkanku segelas air minum.


“maaf ya kamu jadi keselek”

“iya mas gak apa-apa. Maaf ini baru pertama”

“hah serius kamu Rin?”

“iya mas. Aku juga masih perawan. Tapi malam ini aku sudah putuskan untuk memberikannya untuk mu mas”

“Rin, kamu gak perlu seperti itu sayang. Aku cinta sama kamu tulus kok. Gak mengharapkan itu”

“gak apa-apa mas. Anggaplah ini sebuah hadiah atas ketulusan cintamu”

“kamu yakin Rin? Sekali kamu melangkah gak akan ada jalan untuk kembali”

“asalkan kamu janji akan serius padaku dan menikahiku suatu hari nanti mas”

“Rin, aku sayang sama kamu. Kalaupun kamu mau, besok akan ku bawa orang tuaku untuk meminangmu”

“mas…”


Kemudian semua berjalan sangatlah lambat. Aku dan dia menikmati tiap detik saat kita bersama malam itu. Ketika ia hendak memerawaniku, seakan bumi berhenti berputar. Rasa deg-degan menggebu dijantungku. Dan ketika penisnya mulai menyeruak masuk kedalam vaginaku. Rasa perih dan pedih sangat terasa dibawah sana. Namun seiring gesekan penis itu didalam vaginaku. Rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat. Aku berkali-kali mendesah dan merintih keenakan. Gunawan terlihat begitu menikmati setiap gerakan yg terjadi dibawah sana. Gunawan menciumi bibirku dengan rakus. Tangannya tak henti-henti meremas payudaraku. Aku menggelinjang menikmati permainan ini. Kenikmatan yg belum pernah kudapatkan sebelumnya. Gunawan menikmati tubuhku dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya missionary, doggy style, woman on top, dan di akhiri dengan gaya menyamping. Ia mengeluarkan spermanya di dadaku. Dia tidak mau ambil resiko menghamiliku sebelum menikah.


Sebulan setelahnya Gunawan mengajak kedua orang tuanya menemui keluargaku di Mandailing. Mereka meminangku, meminta keluarga ku untuk menikahkan aku dan Gunawan. Keluargaku setuju dengan syarat adat batak yaitu sinamot. Meskipun sebenarnya nilai itu sangatlah besar mengingat pekerjaanku dan juga tingkat pendidikanku. Namun keluarga ku dengan bijak berkata bahwa ini adalah syarat adat. Setelah selesai uang akan dikembalikan kepada kedua mempelai untuk memulai hidup baru. Kekuarga Gunawan sangat setuju dengan ini. Akhirnya keluargaku dan keluarga Gunawan berunding menentukan kapan dan dimana acara pernikahan akan dilakukan.


Tanggal pernikahan sudah ditentukan, tempat sudah ditetapkan. Namun sebuah tragedi terjadi. Gunawan menjadi korban kecelakaan, mobil yg ia kendarai meluncur masuk kedalam parit setelah sebelumnya menabrak beberapa mobil. Identifikasi yg di lakukan oleh kepolisian mendapati penyebab kecelakaan adalah rem blong. Bahkan penyebab rem blong tersebut ternyata adalah sabotase. Karena terlihat jelas bekas potongan pisau di selang minyak remnya. Dari situ penyelidikan dikembangkan oleh kepolisian. Polisi mencari rekaman CCTV ditempat parkir sebelum Gunawan pergi. Ternyata dugaan polisi benar, ada seseorang yg menyabotase mobil Gunawan. Namun sayang pelaku mengenakan penutup kepala saat itu. Sehingga polisi harus menyelidiki lebih dalam lagi siapa pelaku itu. Setelah sebulan penyelidikan, akhirnya polisi menemukan pelakunya, Ia adalah Erick. Karena dimalam kejadian, Erick tidak bisa memberikan keterangan yg valid dimana dia berada saat itu. Akhirnya Erick dijebloskan ke penjara dan mendapatkan hukuman seumut hidup karena telah melakukan pembunuhan berencana serta perbuatan melawan hukum yg menyebabkan kematian. Karena korban bukan hanya Gunawan. Tapi ada 2 orang pejalan kaki yg turut menjadi korban dimalam tragis itu.


Kematian Gunawan membuatku sangat terpukul. Aku jatuh kelubang terdalam dihidupku. Tapi dukungan keluarga ku dan keluarga Gunawan pada akhirnya mengembalikan ku kekehidupanku yg masih harus ku jalani. Aku kembali kekantor ini, disambut dengan penuh duka cita oleh para rekan kerjaku. Mereka semua sama-sama kehilangan sosok Gunawan. Kehilangan seorang Manajer, seorang teman yg baik dan juga seorang calon suami terbaik. Akhirnya aku di angkat oleh Presdir untuk menjadi Manajer menggantikan Gunawan. Sedangkan Erick aku rasa ia akan membusuku didalam penjara. Di dunia ini bahkan di akhirat nanti.


81aaed983888874.jpg



Kasih update pagi-pagi biar pada semangat beraktivitas
@AiSedap, @jlbb_hunter, @zhoeloe, @CerseiLannister, @Firdos66,
@koplaz_doank, @wongtiku, @C_Edogawa, @Immortallove,
@Pentol07, @jowood, @donz27, @edoy830, @Ealahmboh,
@paidhie , @GabanGabinKomatKamit , @black_real, @ilalanghening, @Ohb,
@ValidasiLogin, @SpongeJelly, @Forandsix, @ferlucy, @Sonic110, @Lemek,
@Himler, @AvoluTiioN, @RAYxy, @wiatnata, @oscarphillip,
@choco max, @civicfd1, @pethonk, @untoarab, @ivan_cacing,
@fadlycok, @mamnu, @black flash, @samcoki, @kelana678, @maniaksekz
@rambut_jagung, @kriptolocus22, @Refie, @Lukeskywalker, @Forfighther,
@yupi tok, @ratu crot, @wethekings, @mrarvani,
@Mikosmos, @MONSTERhitam, @yusrilhen, @annov17, @Hernandez96, @dhatay,
@Donjuan777, @deer98, @Zailani_Ismail, @all1977, @zemboots, @SempakKondoy, @nabirongx, @Sebalo, @Jhon22, @tehsa1
@nnnnnn31 , @devill , @Arifin Tea , @Shirohito , @sherly2012

@Alput , @elmench, @OPDAT , @Jatiwaringin, @Robbie Reyes
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd